Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
BAB VII
Rencana Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta
Karya
7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
permukiman diidentifikasikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau pedesaan.
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman
kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri
dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta
desa tertinggal.
7.1.1 Kondisi Eksisting
Isu Strategis
Isu-isu
general
yang
dapat
ditangkap
untuk
perkembangan
permukiman
dan
perkembangan perumahan di perkotaan Kabupaten Lampung Timur:
a.
Embrio aktifitas kota tersebar sepanjang jalur Lintas Timur Kabupaten Lampung Timur.
Aktifitas kegiatan cenderung linier, mulai dari pintu masuk Kabupaten Lampung Timur
hingga sepanjang jalur Lintas pantai Timur, yang sekarang disebut jalur Lintas Timur.
Aktifitas kegiatan berupa perdagangan dan jasa, perkantoran, fasilitas umum dan
VII-1
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
fasilitas sosial hingga permukiman didominasi pertumbuhannya hanya pada layer
pertama pada koridor ini.
b.
Kondisi ‘stag’ di ibukota Kabupaten Lampung Timur sekaligus pusat pemerintahan.
Kondisi ini dapat dilihat bahwa tidak mengalami perkembangan terutama sektor
perekonomian
karena
faktor
kultural
masyarakat,
seiring
dengan
tidak
berkembangnya pertumbuhan perumahan baru.
c.
Pusat-pusat permukiman perkotaan dan sistem jaringan infrastruktur tidak terdefinisi
dan terintegrasi secara jelas. Kondisi tersebut dapat dilihat bahwa pertumbuhan
permukiman
pada
satu
kawasan,
sebagai
permukiman
kampung
dengan
pertumbuhan perumahan baru memiliki infrastruktur yang tidak saling terintegrasi.
Demikian halnya dengan jalan-jalan akses perumahan baru yang tidak terintegrasi
dengan sistem jaringan utama perkotaan, seperti sistem jaringan jalan, sistem jaringan
drainase maupun sistem pembuangan persampahan.
Pusat-pusat
permukiman
perkotaan dan
sistem jaringan
infrastruktur tidak
terdefinisi dan
terintegrasi secara
jelas
stag
Invasi lahan
konservasi dan lahan
produktif dan area
pesisir maupun
bantaran sungai
Embrio aktifitas kota
tersebar sepanjang
koridor Lintas Pantai
Timur/ Lintas Timur
Gambar 7.1 Isu-isu General Perkembangan Permukiman Kabupaten Lampung Timur
VII-2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
d.
Invasi lahan konservasi dan lahan produktif, dimana kondisi ini mulai tampak pada
kawasan-kawasan konservasi, seperti Taman Nasional dan lahan produktif, seperti
pertanian/ sawah, kawasan pesisir dan bantaran yang seharusnya memiliki sempadan
baik sebagai jalur inspeksi maupun proteksi pesisir maupun bantaran.
e.
Menurunnya Kualitas Lingkungan Permukiman
Penurunan kualitas lingkungan permukiman terutama pada kawasan perkotaan,
seperti di Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono, Way Jepara, Pekalongan dan
Sukadana yang pada umumnya dihuni oleh masyarakat miskin dan berpenghasilan
rendah, termasuk khususnya yang berada di daerah bantaran sungai,pasar, muara
sungai dan pantai. Penurunan kualitas lingkungan terkait dengan menurunnya
kemampuan masyarakat didalam memelihara prasarana dan sarana dasar
lingkungannya.
f.
Keberadaan Kawasan Permukiman Kumuh
Di Kabupaten Lampung Timur masih banyak ditemukan kawasan permukiman kumuh,
baik dalam lingkup kecil (tersebar) maupun lingkup luas dan terkonsentrasi (kawasan)
khususnya pada kawasan perkotaan seperti di Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono,
Way Jepara, Pekalongan dan Sukadana. Keberadaan kawasan permukiman kumuh
membawa persoalan yang rumit karena terkait dengan masalah status tanah, kultur
sosial budaya, ekonomi masyarakat, dan penyediaan sarana prasarana lingkungan.
Proses penanganan kawasan permukiman kumuh belum ada realisasi yang kongkrit
dan masih sebatas studi-studi perencanaan dan penataan lingkungan.
Adapun kajian isu-isu permukiman yang berpengaruh terhadap pengembangan
permukiman saat ini di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7-1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala kabupaten
Lampung Timur
No
1
Isu Strategis
Embrio aktifitas kota tersebar sepanjang jalur Lintas
Timur Kabupaten Lampung Timur
2
Kondisi ‘stag’ di ibukota Kabupaten Lampung Timur
sekaligus pusat pemerintahan
3
Pusat-pusat permukiman perkotaan dan sistem
jaringan infrastruktur tidak terdefinisi dan
terintegrasi
Keterangan
Aktifitas kegiatan cenderung linier, mulai
dari pintu masuk Kabupaten Lampung
Timur hingga sepanjang jalur Lintas pantai
Timur, yang sekarang disebut jalur Lintas
Timur.
Ibukota Kabupaten (Sukadana) tidak
mengalami perkembangan terutama sektor
perekonomian karena faktor kultural
masyarakat, seiring dengan tidak
berkembangnya pertumbuhan perumahan
baru
Jalan akses perumahan baru yang tidak
terintegrasi dengan sistem jaringan utama
perkotaan, seperti sistem jaringan jalan,
VII-3
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
No
Isu Strategis
4
Invasi lahan konservasi dan lahan produktif
5
Penurunan kualitas lingkungan permukiman
6
Keberadaan Kawasan Permukiman Kumuh
7
Menghilangnya Budaya Rumah/Permukiman Berciri
Tradisional
8
Kelembagaan Perumahan
9
Tata Ruang dan Pembangunan Permukiman
10
Terjadinya Masalah Lingkungan dan Bencana yang
serius
Sumber : Hasil Identifikasi, 2018
Keterangan
sistem jaringan drainase maupun sistem
pembuangan persampahan
Kawasan konservasi, seperti Taman
Nasional
lahan produktif, seperti pertanian/ sawah,
kawasan pesisir dan bantaran yang
seharusnya memiliki sempadan baik
sebagai jalur inspeksi maupun proteksi
pesisir maupun bantaran.
Kawasan perkotaan Labuhan Maringgai,
Bandar Sribawono, Way Jepara, Pekalongan
dan Sukadana yang pada umumnya dihuni
oleh masyarakat miskin dan berpenghasilan
rendah, termasuk khususnya yang berada di
daerah bantaran sungai, pasar, muara
sungai dan pantai
Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono,
Way Jepara, Pekalongan dan Sukadana
terkait dengan masalah status tanah, kultur
sosial budaya, ekonomi masyarakat, dan
penyediaan sarana prasarana lingkungan.
Dinamika perkembangan sosial, ekonomi,
dan budaya masyarakat dan besarnya
tekanan pengaruh luar.
Belum mantapnya sistem dan kapasitas
kelembagaan penyelenggaraan perumahan
dan permukiman.
Pertumbuhan permukiman dan perumahan
belum dibawahi dalam satu kawasan
khusus, seperli KASIBA (Kawasan Siap
Bangun) dan LISIBA (Lingkungan Siap
Bangun).
Bencana banjir.
Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang akan mendominasi pengunaan
lahan. Kebutuhan akan perumahan dan permukiman akan meningkat sejalan dengan
pertumbuhan penduduknya. Kondisi ideal yang diharapkan adalah bila setiap keluarga
menempati 1 unit tempat tinggal. Diasumsikan bahwa satu keluarga berjumlah 5 jiwa,
asumsi ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan perumahan sedang bagi
perhitungan ruang bagi pengembangan perumahan dan permukiman yang didasarkan
pada asumsi luas rata-rata persil rumah yang ditepati.
Pusat permukiman sebagai salah satu ciri kawasan perkotaan dimana pada daerah tersebut
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
VII-4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk,
kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Timur selama tahun 2002 – 2006 mengalami
kenaikan hingga pada tahun 2006 sebesar177 jiwa/km2. Berdasarkan kriteria tingkat
kepadatan penduduk di Kabuapten Lampung Timur, dapat diinterpretasikan bahwa
kawasan padat penduduk mempunyai ciri kekotaan. Kecamatan yang mempunyai tingkat
kepadatan penduduk dibawah170 jiwa/km2 merupakan kawasan yang memiliki kepadatan
penduduk rendah dan memiliki ciri kekotaan yang rendah
tergolong
kategori
ini
adalah
: Kecamatan
Way
Bungur,
pula. Kecamatan yang
Braja Selebah, Marga
Sekampung, Labuhan Ratu dan Sukadana. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan
penduduk 171-290 jiwa/km2 termasuk kategori kawasan dengan kepadatan penduduk
sedang dan dapat dikatakan sudah mulai memiliki tingkat kekotaan yang lebih tinggi,
meliputi: Kecamatan Kibang, Bumi Agung, Gunung Pelindung, Melinting, Pasir Sakti, Raman
Utara, Waway Karya, Purbolinggo, Batanghari Nuban, Bandar Sribhawono, Marga Tiga,
Jabung, Way Jepara dan Sekampung Udik.
Kawasan dengan tingkat kepadatan tinggi di Kabupaten Lampung Timur merupakan
kecamatan dengan tingkat kepadatan diatas 291 jiwa/km2 diantaranya Kecamatan Mataram
Baru, Pekalongan (angka kepadatan terbesar mencapai 430 jiwa/km2), Batanghari
Sekampung dan Labuhan Maringgai.
Secara umum, kawasan permukiman di Kabupaten Lampung Timur terdiri atas kawasan
permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. Luas kawasan daerah
permukiman di Kabupaten Lampung Timur berdasarkan RTRW adalah 6.80 persen dari
total luas pemanfaatan lahan di Kabupaten Lampung Timur atau dengan luas mencapai ±
36.226,70 hektare.
Perkembangan ekonomi wilayah yang sangat dinamis akan berpengaruh terhadap sebaran
penduduk di wilayah bersangkutan. Kecenderungan sebaran penduduk mengikuti
perkembangan industri, perdagangan dan jasa perdagangan di sepanjang jalur regional.
Karakteristi wilayah dengan kepadatan yang tinggi di Kabupaten Lampung Timur dapat
dikatakan sudah memiliki tingkat kekotaan yang tinggi juga. Hal tersebut dipengaruhi oleh
kegiatan yang banyak didominasi oleh kegiatan dan usaha perdagangan , jasa dan industri
serta munculnya sarana dan prasarana dasar yang tumbuh sebagai akibat dari adanya
aglomerasi kawasan permukiman.
VII-5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Sedangkan karakteristik wilayah dengan tingkat kepadatan rendah hingga sedang,
cenderung memiliki ciri wilayah perdesaan. Hal ini dipengaruhi oleh kegiatan penduduknya
yang
banyak didominasi oleh kegiatan dan usahapertanian. Kawasan perdesaan banyak
tersebar hampir merata diseluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur. Sebagian besar
kawasan permukiman perdesaan lebih berorientasi pada lahan pertanian dan perkebunan.
Karakteristikaktivitas
pedesaan merupakan kawasan agraris, sehingga kegiatan keseharian
dan mobilitas penduduk banyak terjadi hanya dari rumah tempat tinggal hingga areal
persawahan/perkebunan mereka.
Tabel 7-2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan
Walikota/Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman di Kabupaten
Lampung Timur
No
1
Perda/Pergub/Perwal/Perbup/Peraturan lainnya
Jenis Produk
No./Tahu
Perihal
Pengaturan
n
Surat Keputusan Bupati
B. 89/15/SK/2014 Penetapan Lokasi
Lampung Timur
Lingkungan Perumahan
dan Permukiman Kumuh
di Kabupaten Lampung
Timur
Amanat Kebijakan Daerah
Menetapkan lokasi
lingkunganperumahan dan
permukiman kumuh di
Kabupaten Lampung Timur
tahun 2014.
Sumber : SK Bupati Lampung Timur, Tahun 2014
Kondisi rumah dan lingkungan permukiman di Kabupaten Lampung Timur secara umum
cukup baik jika dilihat dari kondisi kelayakan hunian, keamanan, dan kenyamanan. Namun
demikian, di Kabupaten Lampung Timur juga masih terdapat daerah yang termasuk kawasan
permukiman yang kurang layak huni, kawasan yang termasuk permukiman kurang layak
huni tersebar dibeberapa desa antara lain terdapat di daerah kawasan bantaran sungai,
pasar, muara sungai dan pantai seperti Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono, Way Jepara,
Pekalongan dan Sukadana.
Kondisi permukiman di kawasan tersebut cenderung
KondisiPermukimanLampungTimur
SekitarWilayahPesisir Pantai
tidak teratur, kondisi Prasarana
dan Sarana Dasar
(PSD) yang ada kurang tertata dengan baik.
Karakteristik
permukiman kumuh di Kabupaten
Lampung Timur adalah sebagai berikut:
1) Kondisi fisik lingkungan yang kurang memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan, yaitu
tidak tersedianya prasarana dan sarana dasar (PSD) permukiman.
VII-6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
2) Tata letak bangunan yang tidak teratur dan kondisi fisik bangunan yang tidak layak huni ,
material / bahan bangunan yang digunakan umumnya bersifat semi permanen atau non
permanen.
3) Kepadatan bangunan dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi
oleh meningkatnya kebutuhan terhadap lahan perumahan, semakin tingginya harga
tanah dan tingkat perekonomian dan penghasilan masyarakat di kawasan tersebut
yang tergolong rendah.
Tabel 7-3 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Lampung Timur
Lokasi Kawasan Kumuh
NO
Kecamatan
Kelurahan
Muara Gading
Mas
1
Labuhan
Maringgai
Margasari
Sukorahayu
Tipologi
Lingkup
RW
Dusun 10
dan 11
Dusun 1
dan 2
Bantaran
sungai dan
pantai
Muara Sungai
dan Pantai
Bantaran
Sungai
Pasar
Dusun 5
dan 14
2
Bandar
Sribhawono
Sadar Sriwijaya
Dusun 1
3
Way Jepara
Labuhan Ratu 2
Dusun 2
Sukadana
RW 1
Pasar dan
Bantaran
Sungai
Bantaran
Sungai
Pasar Sukadana
RW 10
Bantaran
Sungai
Pekalongan
Dusun 4
4
5
Sukadana
Pekalongan
Pasar dan
Bantaran Irigasi
Luas
(Ha)
Jumlah
Rumah
Permanen
Jumlah
Rumah
Semi
Permanen
50
*)
20
Jumlah
Pddk
Jumlah
KK
*)
1538
338
*)
*)
1976
510
40
*)
*)
613
189
1,5
*)
*)
9
*)
*)
1904
407
4
*)
*)
480
117
3
*)
*)
2195
409
3,5
*)
*)
1528
380
Sumber: Sumber : SK Bupati Lampung Timur, Tahun 2014
Keterangan *) Data Tidak tersedia
Jika dilihat dari kondisi bangunan rumah di Kabupaten Lampung Timur dapat dikelompokan
menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu rumah permanen, semi permanen dan temporer. Kriteria
pengelompokkan ini berdasarkan pada penilaian visual yang dilakukan pada saat observasi
di Kabupaten Lampung Timur.
a) Rumah Permanen
Merupakan
rumah
yang
menggunakan
batu
dan
beton
sebagai
bahan
konstruksinya. Bangunan rumah permanen banyaknya terdapat pada wilayah
perumahan/pemukimanperkotaan, pusat pendidikan, perkantoran dan perumahan yang
VII-7
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
berada di sepanjang jalan utama. Pola rumah permanen bersifat linear di sepanjang
jalan utama dan memusat di pusat keramaian.
Kondisi Permukiman di Kabupaten Lampung Timur Sekitar Jalan Lintas Kabupaten
b) Rumah semi permanen
Rumah yang sebagian menggunakan konstruksi batu, sementara sisanya menggunakan
kayu atau bahan sejenisnya. Bangunan dengan konstruksi semi permanen banyak
terdapat pada wilayah kecamatan-kecamatan yang sedang berkembang. Pola rumah
semi
permanen
ini
kebanyakan
bersifat
linear disepanjang jalan utama dan
menyebar diwilayah-wilayah yang masih luas.
c) Rumah Temporer
Bangunan dengan konstruksi temporer merupakan bangunan yang sifatnya
sementara dan bahan bangunannya menggunakan kayu atau bambu. Jenis bangunan
ini tidak mengelompok pada suatu kawasan perumahan, tetapi lokasinya menyebar.
Kebanyakan berada dilokasi perkebunan dan pertanian.
Status kepemilikan rumah di kabupaten Lampung Timur dibedakan dalam beberapa
kategori diantaranya Milik sendiri, Kontrak, Sewa, Sewa Beli, Rumah Dinas, Rumah Milik
Anggota, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 7-4 Rumah Tangga dan Status Penguasaan Tempat Tinggal Di Kabupaten
Lampung Timur
StatusPenguasaan
BangunanTempatTinggal
1
Miliksendiri
2
Kontrak
3
Sewa
4
Belisewa
5
RumahDinas
6
Rumahmilikorangtua
Jumlah
Sumber : RTRW Lampung Timur 2011–2031
No
JumlahRumah
Tangga
213.353
3.441
2.107
6.020
903
7.224
233.048
Persentase(%)
91,56
1,40
0,90
2,58
0,39
3,10
100
VII-8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
status penguasaan
bangunan tempat
tinggal milik sendiri di Kabupatan Lampung Timur sebanyak 213.353 unit atau setara 91,56%
dari jumlah rumah tangga menempati jumlah tertinggi dalam penguasaan bangunan. Hal ini
berarti mudahnya membangun rumah bagi penduduk Kabupaten Lampung Timur karena
ketersediaan lahan yang cukup serta dapat memanfaatkan bahan bangunan lokal yang ada
dan murah untuk membangun rumah. Selain itu, pemanfaatan tenaga kerja setempat dapat
mengurangi angka pengangguran desa.
Sampai dengan saat ini program pengembangan Rumah Sederhana Sehat (RSH) di
Kabupaten Lampung Timur belum ada sehingga program pembangunan prasarana cipta
karyayang akan dikembangkan pada kawasan Rumah Sederhana Sehat (RSH) seperti (jalan
lingkungan/drainase/ MCK/SPAM, TPST dan sebagainya) tidak dapat terlaksana. Oleh karena
itu kedepannya pemerintahdaerah harus dapat melakukan upaya untuk memenuhi
kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilanrendah dan terjangkau.Pemenuhan
kebutuhan tersebut salah satunya dengan pengadaanRumah Sederhana Sehat (RSH).
Walaupun RSH diperuntukkan bagi masyarakatberpenghasilan rendah,tetapi RSH harus
layak, terjangkau, memenuhi persyaratankesehatan, keamanan dan kenyamanan serta
berwawasan lingkungan.
Pengertian rumah susun sederhana sewa (RUSUNAWA) yaitu bangunan gedung bertingkat
yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan
satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa
serta dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya sebagai
hunian.
Sampai dengan saat ini program pengembangan rumah susun sederhana sewa di
Kabupaten Lampung Timur belum ada sehingga program pembangunan prasarana cipta
karyayang akan dikembangkan pada kawasan Rusunawa seperti (jalan lingkungan/drainase/
MCK/SPAM, TPST dan sebagainya) belum terlaksana.
VII-9
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Tabel 7-5 Data Program Perdesaan
Lokasi
No
Program/Kegiatan
Volume/Satuan
Status
Kondisi
infrastruktur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kecamatan
Desa
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Sukacari
449.00 Hok
Gunung Tiga
59.00 M3
Cempaka Nuban
8.00 M3
Program Tahun 2013
1
Drainase/Saluran Jalan
2
Jalan Telford/Onderlaagh
3
Jalan Telford/Onderlaagh
4
5
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
6
Jalan Telford/Onderlaagh
7
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
8
Jalan Telford/Onderlaagh
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Jalan Telford/Onderlaagh
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Drainase/Saluran Jalan
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Cempaka Nuban
Cempaka Nuban
Gedung Dalam
Gedung Dalam
Kedaton Induk
Kedaton Induk
Kedaton Induk
Tulung Balak
Tulung Balak
Tulung Balak
Tulung Balak
Nibung
14.00 M3
Pelindung Jaya
Pelindung Jaya
66.00 M3
18
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Pajar
23.00 M3
19
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Endah
22.00 M3
Purbolinggo
Taman Endah
1.00 unit
Purbolinggo
Tanjung Inten
9.00 M3
52.00 M3
20
21
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Saluran Irigasi (Pembawa,
Pembuang)
22
Jalan Telford/Onderlaagh
Way Bungur
Tanjung Tirto
23
Jalan Telford/Onderlaagh
Way Bungur
Toto Projo
Way Bungur
Toto Projo
Way Bungur
Toto Projo
Way Bungur
Toto Projo
24
25
26
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
6.00 M3
Program Tahun 2012
VII-10
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Lokasi
No
Program/Kegiatan
Volume/Satuan
Kecamatan
1
Sumur Bor
2
Jalan Telford/Onderlaagh
3
Status
Kondisi
infrastruktur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Desa
Sukacari
3 Unit
Gunung Tiga
4,470 meter
Jalan Telford
Gedung Dalam
3,973 meter
4
Gorong-Gorong
Gedung Dalam
2 unit
5
Jalan Telford
Cempaka Nuban
4,098 meter
6
Gorong-Gorong
Cempaka Nuban
2 unit
7
Jalan Telford
Kedaton Induk
2,328 meter
8
Gorong-Gorong
Kedaton Induk
3 unit
9
Gorong-Gorong
Kedaton Induk
1 unit
10
Gorong-Gorong
Kedaton Induk
1 unit
11
Gorong-Gorong
Kedaton Induk
1 unit
12
Jalan Telford
Tulung Balak
2,271 meter
13
Gorong-Gorong
Tulung Balak
5 unit
14
Gorong-Gorong
Tulung Balak
8 unit
15
Gorong-Gorong
Tulung Balak
2 unit
16
Gorong-Gorong
Tulung Balak
1 unit
17
TPT
Tulung Balak
14 unit
18
Gorong-Gorong
Tulung Balak
1 unit
19
Jalan Telford
Taman Pajar
1547meter
20
Jalan Telford/Onderlaagh
Taman Bogo
1416meter
21
Jalan Telford/Onderlaagh
Tanjung Inten
1534meter
22
Talud
Way Mili
1,043meter
23
Gorong-gorong
Way Mili
5 Unit
24
Gorong-gorong
Way Mili
4 Unit
25
Jalan Telford
Toto Projo
3,696meter
26
Gorong-gorong
Toto Projo
7 unit
Sukacari
1604meter
Sukacari
5unit
Program Tahun 2010
1
Jalan Telford/Onderlaagh
2
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
VII-11
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Lokasi
No
Program/Kegiatan
Volume/Satuan
Kecamatan
3
4
5
6
7
8
Jalan Telford/Onderlaagh
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Jalan Telford/Onderlaagh
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
9
Jalan Telford/Onderlaagh
10
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
11
Jalan Telford/Onderlaagh
12
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
13
Jalan Telford/Onderlaagh
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Jalan Telford/Onderlaagh
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Jalan Telford/Onderlaagh
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
23
Jalan Telford/Onderlaagh
24
Jembatan Beton / Permanen
25
26
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Status
Kondisi
infrastruktur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Desa
Gunung Tiga
1564.5meter
Gunung Tiga
6unit
Gunung Tiga
1unit
Negara Ratu
1460meter
Negara Ratu
2unit
Negara Ratu
5unit
Gedung Dalam
1585meter
Gedung Dalam
7unit
Sukaraja Nuban
1525meter
Sukaraja Nuban
8unit
Bumi Jawa
1520meter
Bumi Jawa
8unit
Bumi Jawa
1unit
Trisno Mulyo
1629meter
Trisno Mulyo
1unit
Trisno Mulyo
1unit
Trisno Mulyo
2unit
Kedaton 1 (Satu)
1866.5meter
Kedaton 1 (Satu)
1unit
Kedaton 1 (Satu)
2unit
Kedaton 2 (Dua)
1500.75meter
Kedaton 2 (Dua)
1unit
Kedaton 2 (Dua)
1unit
Kedaton 2 (Dua)
114.8meter
Kedaton 2 (Dua)
25.3meter
Purwosari
2012meter
27
Drainase/Parit Galian Tanah
28
Jalan Telford/Onderlaagh
29
Sumur Bor
Purbolinggo
Tegal Gondo
3 unit
30
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tegal Gondo
988meter
31
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tegal Yoso
2013meter
VII-12
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Lokasi
No
Program/Kegiatan
Volume/Satuan
Kecamatan
Desa
32
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tanjung Inten
33
Sumur Bor
Purbolinggo
Taman Asri
34
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Asri
1345meter
35
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tambah Luhur
1715meter
Purbolinggo
Tambah Luhur
2 unit
Purbolinggo
Tambah Luhur
2 unit
Purbolinggo
Tambah Luhur
1 unit
36
37
38
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
2013meter
39
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tambah Dadi
860meter
40
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tambah Dadi
633meter
41
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tambah Dadi
42
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Purbolinggo
Tambah Dadi
70 unit
43
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Pajar
1237meter
44
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Pajar
45
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Pajar
46
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Pajar
969.6meter
47
Saluran Irigasi (Pembawa,
Pembuang)
Way Bungur
Toto Mulyo
1791.7meter
48
Jalan Telford/Onderlaagh
Way Bungur
Tambah Subur
1093meter
Way Bungur
Tambah Subur
2 unit
Way Bungur
Tambah Subur
2 unit
Way Bungur
Tambah Subur
5 unit
Way Bungur
Tambah Subur
60unit
49
50
51
52
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
53
Jembatan Beton / Permanen
Way Bungur
Tanjung Kencono
1 unit
54
Jalan Telford/Onderlaagh
Way Bungur
Tanjung Kencono
1568.6meter
Way Bungur
Kali Pasir
664meter
Way Bungur
Kali Pasir
Way Bungur
Kali Pasir
Way Bungur
Tegal Ombo
528.7meter
Way Bungur
Tegal Ombo
180meter
Way Bungur
Tegal Ombo
1 unit
55
56
57
58
59
60
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Jalan Telford/Onderlaagh
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Status
Kondisi
infrastruktur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
VII-13
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Lokasi
No
61
62
Program/Kegiatan
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Saluran Irigasi (Pembawa,
Pembuang)
Volume/Satuan
Kecamatan
Desa
Way Bungur
Tegal Ombo
1 unit
Way Bungur
Tegal Ombo
612meter
63
Jalan Telford/Onderlaagh
Way Bungur
Taman Negeri
1529.5meter
64
Rehab/Perbaikan Jembatan Beton
Way Bungur
Taman Negeri
1 unit
65
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Way Bungur
Taman Negeri
1 unit
66
Drainase/Saluran Jalan
Pempen
915meter
67
Jalan Telford/Onderlaagh
Negeri Agung
1496.1meter
68
Drainase/Saluran Jalan
Negeri Agung
45meter
69
Jalan Paving Block
Negeri Agung
68meter
70
Jalan Paving Block
Negeri Agung
151meter
71
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Negeri Agung
13 unit
72
Jalan Telford/Onderlaagh
Nibung
2004.4meter
73
Jalan Telford/Onderlaagh
Way Mili
825meter
74
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Way Mili
280meter
75
Jalan Telford/Onderlaagh
Pelindung
1300meter
76
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Pelindung
100meter
77
Drainase/Saluran Jalan
Pelindung
100meter
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Status
Kondisi
infrastruktur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber : RIS PNPM Provinsi Lampung
Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembangunan dan pengembangan permukiman
di Kabupaten Lampung Timur pada dasarnya karena sebagian masyarakat belum memahami
dengan baik sehingga sosialisasi sangat diperlukan untuk menyamakan persepsi pentingnya
pembangunan permukiman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kawasan
menjadi lebih maju dan mandiri. Disisi lain masih banyaknya rumah penduduk yang tidak
layak huni sehingga perlu penanganan serta penyediaan sarana dan prasarana
pendukungnya, seperti: jalan lingkungan, sanitasi, air minum dll.
Permasalahan lain yang sering muncul yaitu masyarakat masih mengharapkan setiap
pembangunan di lingkungannya dilakukan oleh Pemerintah. Selain itu lahan dan ruang di
perkotaan yang terbatas telah menjadikan kawasan perkotaan menjadi daya tarik bagi
masyarakat dan masyarakat migran untuk datang dan tinggal karena kemudahan
VII-14
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
aksesibiltas ke pusat kota. Akibatnya sering dijumpai kawasan perkotaan menjadi kumuh
karena lahan dan ruang yang terbatas telah beralih fungsi ruang, seperti: sempadan jalan,
trotoar, saluran, ruang terbuka hijau dll dipergunakan untuk tempat jualan atau bahkan
sebagai tempat hunian. Permasalahan ini juga dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten
Lampung Timur, sehingga perlu dilakukan penataan kawasan menjadi lebih baik dan
mampu mendukung perekonomian kawasan baik di kawasan perdesaan maupun kawasan
perkotaan.
Pembangunan kawasan perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Lampung Timur dilakukan
dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaannya. Keterlibatan warga masyarakat yaitu
melalui musyawarah/ rembug desa untuk menentukan skala prioritas permasalahan yang
segera harus ditangani sehingga mampu menggerakkan perekonomian dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.Permasalahan dalam pengembangan permukiman Kabupaten
Lampung Timur adalah sebagai berikut:
Tabel 7-6 Identifikasi Permasalahan dan TantanganPengembangan Permukiman
Kabupaten Lampung Timur
No
1
2
Permasalahan
Pengembangan Permukiman
Aspek Teknis
1. Pertumbuhan perumahan
di kawasan perkotaan
Sukadana cenderung stag
2. Kecenderungan masyarakat
yang bekerja di Kecamatan
Sukadana lebih memilih
untuk tinggal di luar
kecamatan tersebut karena
tingginya kriminalitas yang
dilakukan oleh masyarakat
lokal.
3. Urbanisasi dan migrasi yang
tinggi.
Aspek Kelembagaan
Masih terjadinya fungsi ganda
lembaga pengelola
pembangunan
danpengembangan
permukiman sebagai regulator
sekaligus operator pengelolaan.
Tantangan Pengembangan
Alternatif Solusi
1. Kesulitan terbentukmya perumahan
baru karena
tingginya tingkat
kriminalitas,
sehingga
sektor
perekonomian
yang
dapat
menambah
pendapatan
tidak
berkembang.
2. Pertumbuhan permukiman linier
sepanjang jalan Lintas Timur.
3. Pertumbuhan perumahan baru skala
menengah di kawasan berbatasan
kota Metro Penyediaan perumahan
untuk kawasan hinterland, dimana
harga lahan yang dimiliki murah.
4. Permukiman
kumuh
nelayan
mengintervensi kawasan pesisir
pantai dan bantaran sungai dengan
menempati lahan-lahan ilegal.
5. Limitasi pembangunan permukiman
kawasan bantaran sungai dan
kawasan konservasi Taman Nasional
Way Kambas.
1. Penambahan permukiman
yang baru termasuk
perumahan vertikal.
2. Kawasan Pekalongan yang
berada pada entrance
Kabupaten Lampung Timur
sekaligus berbatasan
dengan kawasan hinterland
kota Metro memiliki
kecenderungan
pertumbuhan perumahan
baru
3. Memudahkan masyarakat
dalam memiliki rumah
melalui penyaluran Kredit
Pemilikan Rumah (KPR).
Lokasi pengembangan perumahan
khususnya kepada developer /
pengembang dimana pembangunan
perumahan dan permukiman tidak
sesuai dengan arahan perencanaan
tata ruang yang berlaku
Adanya upaya membantu
masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan perumahan yang
layak huni terutama bagi
masyarakat segmentasi
ekonomi menengah ke
VII-15
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
No
3
4
5
Permasalahan
Pengembangan Permukiman
Dimana instansi yang
menangani masalah
pengelolaan pembangunan
danpengembangan
permukiman yaitu Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang.
Tantangan Pengembangan
bawah dan masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR),
pemerintah memberikan
program sistem Kredit
Kepemilikan Rumah bagi
masyarakat,dan TAPERUM bagi
PNS / TNI / Polri.
Aspek Pembiayaan
Pembangunandan
pengembangan kawasan
permukiman terutama
Prasarana dan Sarana Dasar
(PSD) penunjangnya saat ini
belum mampu memenuhi
kebutuhan seluruh masyarakat
Kabupaten Lampung Timur.
1. Adanya keterbatasan pembiayaan
pembangunan mengakibatkan tidak
seluruh wilayah Kabupaten
Lampung Timur dapat menikmati
pembangunan Prasarana dan Sarana
Dasar (PSD) permukiman yang
memadai.
2. Antaramasyarakat, swasta dan
pemerintah harus meningkatkan
pola kerjasama agar pembangunan
di Kabupaten LampungTimur dapat
berjalan sebagaimana yang sudah
direncanakan.
Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta
1. Masyarakat cenderung
Adanya campur tangan dari pihak luar
kurang peduli dengan
dalam keterlibatan masyarakat dalam
kenyamanan dan keamanan
pembangunan
dalam bertempat tinggal,
sehingga identik dengan
segala atribut kekumuhan
dan ilegalitas
2. Masyarakat
masihmengharapkan setiap
pembangunan
dilingkungannya dilakukan
oleh Pemerintah.
Aspek Lingkungan Permukiman
Pertumbuhan infrastruktur
Kebutuhan mendorong perumahan
jalan di perumahan baru
baru membutuhkan ketersediaan
kawasan perkotaan terutama
infrastruktur jalan terintegrasi antara
kawasan Pekalongan tidak
akses perumahan dan perkotaan,
terintegrasi dengan
sehingga butuh dokumen masterplan
permukiman kampung berbasis jalan
pertanian.
Distribusi air minum belum
Kesulitan mencari sumber air baru
menyeluruh terlayani dan
masih mengandalakan sungai
sebagai pemenuhankebutuhan
air bersih
Belum adanya ketegasan fungsi
sistem drainase dan
penanganan drainase belum
terpadu.
Alternatif Solusi
Sistem drainase yang tidak terintegrasi
dari skala permukiman hingga skala
perkotaan karena perencanaan parsial
dan tidak memiliki dokumen masterplan
drainase
Pembangunan prasarana dan
sarana dasar yang dilakukan
perlu memperhatikan skala
prioritas pembangunan yaitu
mendahulukan wilayah –
wilayah yang benar – benar
membutuhkan penanganan
prioritas
1. Pengadaan perumahan
melalui subsidi KPR-Rumah
Sangat Sederhana;
2. Memposisikan pemerintah
sebagai fasilitator dalam
proses pembangunan
permukiman terutama
permukiman untuk
masyarakat kurang mampu;
Pengembangan sistem
jaringan transportasi untuk
menghubungkan pusat-pusat
kegiatan
Perlu adanya koordinasi antar
pemerintah Kabupaten
Lampung Timur dengan
wilayah berbatasan dan
pemerintah provinsi mengenai
masalah sektor air bersih agar
menggunakan SPAM Regional
Di daerah yang akan
berkembang dan belum ada
saluran drainasenya disarankan
untuk menambah saluransaluran drainase baru.
VII-16
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
No
Permasalahan
Pengembangan Permukiman
Tantangan Pengembangan
Pelayanan sistem persampahan
belum terlayani seluruh
kabupaten, masih
menggunakan sistem
tradisional
Kekurangan sosialisasi manajemen
sistem pengelolaan persampahan dan
kebutuhan masterplan persampahan
Pengelolaan limbah kakus di
lingkungan permukiman
banyak ditangani sendiri
olehmasyarakat
Sulitnya menjangkau dan memperbaiki
sistem sanitasi yang memenuhi standart
dan sesuai persyaratan kesehatan
karena kurangnya informasi
Alternatif Solusi
Kemudian dialirkan ke saluransaluran drainase primer.
Sebaliknya dilengkapi dengan
kolam-kolam retensi juga.
Adanya alternatif lahan baru
untuk memindahkan Lokasi
TPA yang berada di Desa Muara
Jaya ke lokasi TPA yang
baru dengan sistem
pengolahan sanitary landfill
dan meningkatkan/
memperbaiki manajemen/
pengelolaan persampahan
Sumber : Hasil Identifikasi, 2018
7.1.2 Sasaran Program
Rencana pengembangan permukiman dari tingkat kepadatan penduduk kecamatan di
Kabupaten Lampung Timur hingga akhir tahun rencana diklasifikasikan sebagai berikut:
•
Kawasan permukiman berkepadatan tinggi diarahkan pada Kecamatan Sukadana,
Kecamatan Way Jepara dan Kecamatan Labuhan Maringgai.
•
Kawasan
permukiman
berkepadatan
sedang
diarahkan
pada
Kecamatan
Pekalongan, Kecamatan Sribhawono, Kecamatan Sekampung Udik, Kecamatan
Jabung, Kecamatan Marga Tiga, Kecamatan Pasir Sakti dan Kecamatan Purbolinggo.
•
Kawasan
permukiman
berkepadatan
rendah
diarahkan
pada
Kecamatan
Sekampung, Kecamatan Raman Utara, Kecamatan Melinting, Kecamatan Gunung
Pelindung, Kecamatan Marga Sekampung, Kecamatan Batanghari, Kecamatan Metro
Kibang, Kecamatan Batanghari Nuban, Kecamatan Bumi Agung, Labuhan Ratu,
Kecamatan Baru, Kecamatan Waway Karya, Kecamatan Braja Sebelah dan Kecamatan
Way Bungur.
Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman yang aman dari bahaya
bencana alam maupun buatan manusia, sehat dan mempunyai akses untuk kesempatan
berusaha, serta dapat memberikan manfaat:
a. meningkatkan ketersediaan permukiman dan mendayagunakan prasarana dan
sarana permukiman;
VII-17
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
b. meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta
kegiatan ekonomi sekitarnya;
c. tidak mengganggu fungsi lindung;
d. tidak mengganggu upaya pelestarian sumberdaya alam;
e. meningkatkan pendapatan masyarakat;
f.
meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;
g. menyediakan kesempatan kerja;
h. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada umumnya semua kecamatan di Kabupaten Lampung Timur memiliki kesesuaian untuk
wilayah permukiman penduduk yang perkiraan luas seluruhnya mencapai 182.405,45 Ha
atau 34,25% dari luas wilayah kabupaten. Hal ini berarti bahwa cukup besarnya daerah yang
dapat menampung kegiatan masyarakat yang prosentase ketersediaannya masih sekitar
65,77% dari kemampuan lahannya dengan kemampuan lahan terbesar terdapat di
Kecamatan Sukadana (25.885,17 ha). Namun terdapat kecamatan tertentu yang penggunaan
lahannya sudah melebihi kemampuannya, seperti yang terjadi pada Kecamatan Waway
Karya, Bandar Sribhawono, Labuhan Ratu, dan Raman Utara.
Kondisi tersebut juga terjadi di hampir seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Lampung
Timur, hanya saja tingkat pertumbuhan kebutuhan rumah tidak sama pada masing-masing
kecamatan. Wilayah kecamatan yang ditaksir memiliki tingkat kebutuhan rumah paling
rendah adalah kecamatan Bumi Agung. Dari hasil perhitungan, pertumbuhan kebutuhan
rumah di Kecamatan Bumi Agung rata-rata mencapai 0,4% per tahun, sehingga kebutuhan
rumah pada tahun 2015 diperkirakan sebanyak 2,559 unit. Secara keseluruhan total
kebutuhan rumah di Kabupaten Lampung Timur hingga tahun 2030 diprediksikan sebanyak
141,340 unit untuk menampung 1,177,917jiwa penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada table berikut.
Tabel 7-7 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan
Untuk 5 Tahun
NO
1
2
URAIAN
JumlahPenduduk
Kepadatan Penduduk
Proyeksi Persebaran
Penduduk Miskin
Sasaran Penurunan
Kawasan Kumuh
Jiwa
Jiwa/Km2
I
349,652
194
II
356,610
197
TAHUN
III
363,706
201
Jiwa
26,399
26,924
27,460
UNIT
IV
370,944
205
V
378,326
209
28,006
28,564
KET
Ha
VII-18
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
NO
URAIAN
UNIT
3
4
Kebutuhan Rusunawa
Kebutuhan RSH
KebutuhanPengembangan
Permukiman Baru
TB
unit
5
I
II
TAHUN
III
IV
KET
V
Kws
Tabel 7-8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan
Untuk 5 Tahun
Jiwa
Jiwa/Km2
I
628,133
178
II
640,633
182
TAHUN
III
653,382
186
IV
666,384
189
V
679,645
193
Jiwa/Km2
47,424
48,368
49,330
50,312
51,313
Bandar
Sribhawono
Labuhan
Maringgai
Kawasan
pesisir
pantai Pasir
Sakti
Pekalongan
NO
URAIAN
UNIT
1
JumlahPenduduk
Kepadatan Penduduk
Proyeksi Persebaran
Penduduk Miskin
Desa Potensial untuk
Agropolitan
Desa Potensial untuk
Minapolitan
2
3
Kws
Kws
4
Kawasan
RawanBencana
Kws
5
Kawasan Perbatasan
Kws
6
Kawasan Permukiman
Pulau-Pulau Kecil
Kws
7
8
Desa Kategori Miskin
Kawasan dengan
Komoditas Unggulan
Way Panet
Kuala Seputih
Kawasan pesisir
pantai Gunung
Pelindung
Pekalongan
Pulau
Segama
Besar
Kawasan
pesisir
pantai
Labuhan
Maringgai
Batanghari
Pulau
Segama
Kecil
Labuhan
Maringgai
Bandar
Sribhawono
Pulau
GosongSekopong
Pulau
Batang
Besar
KET
Pulau
Batang
Kecil
Desa
Kws
Pekalongan
7.1.3 Usulan Kebutuhan Program
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan terdiri dari :
1)
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman perkotaan dan pedesaan, serta
penyediaan permukiman dengan kegiatan-kegiatan peningkatan pemberdayaan
masyarakat.
2)
Program penyehatan lingkungan permukiman yang meliputi kegiatan penanganan
drainase pengendalian banjir flood control.
3)
Peningkatan pemanfaatan kapasitas produksi yang sudah terpasang melalui perluasan
jaringan distribusi sambungan rumah, hidran umum dan terminal air.
4)
Program penataan bangunan, yakni penyusunan pengendalian tata bangunan dan
lingkungan.
VII-19
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
5)
Peningkatan kualitas permukiman kumuh khususnya yang berada di daerah bantaran
sungai, pasar, muara sungai dan pantai seperti di Labuhan Maringgai, Bandar
Sribawono, Way Jepara, Pekalongan dan Sukadana.
Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari :
1)
Pengembangan
kawasan
permukiman
pedesaan
untuk
kawasan
potenisal
(Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,
2)
Pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE),
3)
Desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi
eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan. Namun
usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah
kabupaten/kota. Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPIJM
dibutuhkan suatu kriteria untuk menetukan prioritas dari tahun pertama hingga kelima.
Setelah memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulan program dan
kegiatan pengembangan permukiman kabupaten/kota yang disusun berdasarkan
prioritasnya dengan usulan pembiayaan baik dari APBD Kabupen/Kota, APBD Provinsi, APBN,
maupun dari masyarakat dan swasta, sesuai dengan kemampuan pembiayaan pemerintah
kabupaten/kota seperti pada tabel matriks program di Bab VIII Memorandum Program
Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya.
VII-20
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
7.2 SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
7.2.1 Kondisi Eksisting
Isu Strategis
Pada saat ini terjadi degradasi kualitas lingkungan di wilayah Kab. Lampung Timur, seperti :
a. Kerusakan Ekologi Perkotaan
Terjadi degradasi dan kerusakan baik lingkungan (seperti : terjadinya pencemaran
air/sungai, pantai, udara dan kebisingan) maupun yang berdampak pada sosial budaya
setempat (seperti: konflik sosial, kriminalitas dan sebagainya).
b. Kurangnya kelengkapan kenyamanan (amenitas) kawasan, seperti kurang memadainya
prasarana bagi pejalan kaki, tapak kawasan yang buruk, jalan dan ruang yang tidak
memberikan fasilitas kebutuhan manusia, tidak tersedianya estetika ruang bentuk kota
yang bisa memanusiawikan lingkungan, tidak tersedianya petunjuk arah, arah dan
tujuan yang sulit (way-findings), dan lingkungan yang semakin tidak ramah terhadap
anak-anak, orang tua, penyandang cacat, dan kaum perempuan.
Untuk saat ini usaha yang dilakukan pemerintah dalam menata tata kotanya masih belum
optimal, masih banyak terjadi pembangunan gedung tanpa memperhatikan dasar-dasar
pembangunan, baik itu berkaitan dengan izin pendirian bangunan atau pengaturan
intensitas bangunan (KDB, KLB, Ketinggian Bangunan). Selain itu sulitnya pengendalian
pendirian bangunan di pinggir-pinggir sungai, pasar, dan pesisir pantai. Hal ini juga
kaitannya dengan budaya masyarakat yang dari dulu sudah tinggal di pinggir sungai.
Sehingga perlu perencanaan yang matang dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Membangun Kota yang tertata rapi, namun dalam perwujudannya tanpa merugikan
masyarakat itu sendiri.
Di beberapa Kecamatan sudah ada pembagian fungsi lahan yaitu sebagai pusat
pemerintahan, perdagangan/jasa, permukiman, ruang terbuka, atau fungsi lahan lainnya.
Beberapa bangunan dan penciptaan kondisi lingkungan juga sudah dicapai sesuai dengan
rencana, seperti pendirian bangunan pemerintah Kabupaten Lampung Timur di kawasan
Sukadana yang sudah sesuai dengan fungsi lahannya dan Area Ruang Terbuka yang ada di
sepanjang jalan utama perkotaan Sukadana. Akan tetapi, walaupun dalam hal pendirian
bangunan dan lingkungan sudah sesuai, masih banyak aspek yang patut diperhatikan,
VII-21
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
seperti yang disebutkan diatas mengenai koefisien
dasar bangunan (garis sempadan
bangunan), koefisien lantai bangunan, atau ketinggian bangunan.
Tabel 7-9 Isu Strategis Sektor PBL Kabupaten Lampung Timur
NO
1
KEGIATAN SEKTOR PBL
Penataan Lingkungan
Permukiman
Penyelenggaraan Bangunan
Gedung danRumah Negara
2
Pemberdayaan Komunitas
dalamPenanggulangan
Kemiskinan
Sumber: Hasil Identifikasi, 2018
3
ISU STRATEGIS SEKTOR PBL
a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL ;
b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran
di perkotaan ;
c. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman
tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata
untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal ;
d. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal ;
e. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta
masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan.
a. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung
dengan perda bangunan gedung di kabupaten.
b. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset
gedung dan rumah negara ;
c. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam
pengelolaan gedung dan rumah Negara.
Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah
daerah dalam penanggulangan kemiskinan
Kondisi Eksisting
A. Pencapaian Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Bangunan-bangunan di wilayah Kabupaten Lampung Timur secara umum saat ini diarahkan
kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu perdagangan
dan jasa, pemukiman, perkantoran dan pendidikan. Dari sisi tata letak kota, bangunanbangunan memiliki fungsi sebagaimana disebutkan di atas. Untuk lebih detailnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7-50 Fungsi Bangunan di Kabupaten Lampung Timur
Fungsi Bangunan
Perdagangan dan Jasa
Lokasi
Kec. Sukadana, Kec. Way Jepara, Kec. Labuhan Maringgai, Kec.
Pekalongan, Kec. Sekampung Udik, Kec. Bandar Sribhawono, Kec.
Purbolinggo.
Pemukiman
Seluruh kecamatan
Pendidikan dan Kantor
Untuk Pendidikan difokuskan pada seluruh Kecamatan, sedangkan
perkantoran di Kec. Sukadana
Bangunan Tradisional
Desa Tadisional Wana (Kec. Melinting)
Sesat Agung (Kec.Sukadana)
Bersejarah
Museum Budaya (Kec. Sukadana)
Taman Nasional Purbakala Pugung Raharjo (Desa Pugung Raharjo,
Kec. Sekampung Udik)
Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Lampung Timur 2011–2031
VII-22
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum adalah sebagian dari bangunan
yang memiliki fungsi jasa, misalnya rumah sakit, kantor pos, kantor dinas pemadam
kebakaran dan lain-lain. Secara umum bangunan-bangunan fasilitas umum ini seharusnya
dijadikan fasilitas pendukung dari fungsi-fungsi bangunan lainnya sehingga lokasi dan
keberadaannya tidak berjauhan dari bangunan lainnya terurama kawasan pemukiman.
Namun hal ini sering tidak bisa tertata secara baik karena perkembangan pembangunan
kota yang kurang terkendali dan cenderung tidak terencana. Dari sisi historis banyak
bangunan – bangunan dan kawasan di Kabupaten Lampung Timur yang memiliki nilai
historis tinggi karena merupakan bangunan dan kawasan peninggalan sejarah.
Bangunan-bangunan tersebut di atas berdasarkan fungsinya baik bangunan perdagangan
dan jasa, perkantoran dan pendidikan, bangunan tradisional tentu saja memiliki nilai
ekonomi yang berbeda-beda. Nilai perbedaan ini bisa didasarkan pada lokasi bangunan,
fungsi bangunan, umur atau usia bangunan dan nilai historis bangunan. Bangunan yang
berada di kawasan perkotaan tentu saja mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dari
pada yang berda di pedesaan. Begitupula bangunan fungsi perdagangan biasanya memilkii
nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada bangunan perkantoran, pendidikan ataupun
pemukiman. Bangunan yang memiliki nilai historis sejarah dan berumur tua lebih tinggi nilai
ekonominya dari bangunan biasa dan berumur muda. Berkaitan dengan pendapatan atau
penerimaan bangunan-bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh fungsi bangunan
tersebut serta nilai sejarah/historis bangunan.
a. Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan.
Secara umum bangunan-bangunan yang berada di semua kabupaten Lampung Timur
disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan
baik bagi pengguna bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Aturan
Kabupaten Lampung Timur
BAB VII
Rencana Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta
Karya
7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
permukiman diidentifikasikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau pedesaan.
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman
kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri
dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta
desa tertinggal.
7.1.1 Kondisi Eksisting
Isu Strategis
Isu-isu
general
yang
dapat
ditangkap
untuk
perkembangan
permukiman
dan
perkembangan perumahan di perkotaan Kabupaten Lampung Timur:
a.
Embrio aktifitas kota tersebar sepanjang jalur Lintas Timur Kabupaten Lampung Timur.
Aktifitas kegiatan cenderung linier, mulai dari pintu masuk Kabupaten Lampung Timur
hingga sepanjang jalur Lintas pantai Timur, yang sekarang disebut jalur Lintas Timur.
Aktifitas kegiatan berupa perdagangan dan jasa, perkantoran, fasilitas umum dan
VII-1
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
fasilitas sosial hingga permukiman didominasi pertumbuhannya hanya pada layer
pertama pada koridor ini.
b.
Kondisi ‘stag’ di ibukota Kabupaten Lampung Timur sekaligus pusat pemerintahan.
Kondisi ini dapat dilihat bahwa tidak mengalami perkembangan terutama sektor
perekonomian
karena
faktor
kultural
masyarakat,
seiring
dengan
tidak
berkembangnya pertumbuhan perumahan baru.
c.
Pusat-pusat permukiman perkotaan dan sistem jaringan infrastruktur tidak terdefinisi
dan terintegrasi secara jelas. Kondisi tersebut dapat dilihat bahwa pertumbuhan
permukiman
pada
satu
kawasan,
sebagai
permukiman
kampung
dengan
pertumbuhan perumahan baru memiliki infrastruktur yang tidak saling terintegrasi.
Demikian halnya dengan jalan-jalan akses perumahan baru yang tidak terintegrasi
dengan sistem jaringan utama perkotaan, seperti sistem jaringan jalan, sistem jaringan
drainase maupun sistem pembuangan persampahan.
Pusat-pusat
permukiman
perkotaan dan
sistem jaringan
infrastruktur tidak
terdefinisi dan
terintegrasi secara
jelas
stag
Invasi lahan
konservasi dan lahan
produktif dan area
pesisir maupun
bantaran sungai
Embrio aktifitas kota
tersebar sepanjang
koridor Lintas Pantai
Timur/ Lintas Timur
Gambar 7.1 Isu-isu General Perkembangan Permukiman Kabupaten Lampung Timur
VII-2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
d.
Invasi lahan konservasi dan lahan produktif, dimana kondisi ini mulai tampak pada
kawasan-kawasan konservasi, seperti Taman Nasional dan lahan produktif, seperti
pertanian/ sawah, kawasan pesisir dan bantaran yang seharusnya memiliki sempadan
baik sebagai jalur inspeksi maupun proteksi pesisir maupun bantaran.
e.
Menurunnya Kualitas Lingkungan Permukiman
Penurunan kualitas lingkungan permukiman terutama pada kawasan perkotaan,
seperti di Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono, Way Jepara, Pekalongan dan
Sukadana yang pada umumnya dihuni oleh masyarakat miskin dan berpenghasilan
rendah, termasuk khususnya yang berada di daerah bantaran sungai,pasar, muara
sungai dan pantai. Penurunan kualitas lingkungan terkait dengan menurunnya
kemampuan masyarakat didalam memelihara prasarana dan sarana dasar
lingkungannya.
f.
Keberadaan Kawasan Permukiman Kumuh
Di Kabupaten Lampung Timur masih banyak ditemukan kawasan permukiman kumuh,
baik dalam lingkup kecil (tersebar) maupun lingkup luas dan terkonsentrasi (kawasan)
khususnya pada kawasan perkotaan seperti di Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono,
Way Jepara, Pekalongan dan Sukadana. Keberadaan kawasan permukiman kumuh
membawa persoalan yang rumit karena terkait dengan masalah status tanah, kultur
sosial budaya, ekonomi masyarakat, dan penyediaan sarana prasarana lingkungan.
Proses penanganan kawasan permukiman kumuh belum ada realisasi yang kongkrit
dan masih sebatas studi-studi perencanaan dan penataan lingkungan.
Adapun kajian isu-isu permukiman yang berpengaruh terhadap pengembangan
permukiman saat ini di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7-1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala kabupaten
Lampung Timur
No
1
Isu Strategis
Embrio aktifitas kota tersebar sepanjang jalur Lintas
Timur Kabupaten Lampung Timur
2
Kondisi ‘stag’ di ibukota Kabupaten Lampung Timur
sekaligus pusat pemerintahan
3
Pusat-pusat permukiman perkotaan dan sistem
jaringan infrastruktur tidak terdefinisi dan
terintegrasi
Keterangan
Aktifitas kegiatan cenderung linier, mulai
dari pintu masuk Kabupaten Lampung
Timur hingga sepanjang jalur Lintas pantai
Timur, yang sekarang disebut jalur Lintas
Timur.
Ibukota Kabupaten (Sukadana) tidak
mengalami perkembangan terutama sektor
perekonomian karena faktor kultural
masyarakat, seiring dengan tidak
berkembangnya pertumbuhan perumahan
baru
Jalan akses perumahan baru yang tidak
terintegrasi dengan sistem jaringan utama
perkotaan, seperti sistem jaringan jalan,
VII-3
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
No
Isu Strategis
4
Invasi lahan konservasi dan lahan produktif
5
Penurunan kualitas lingkungan permukiman
6
Keberadaan Kawasan Permukiman Kumuh
7
Menghilangnya Budaya Rumah/Permukiman Berciri
Tradisional
8
Kelembagaan Perumahan
9
Tata Ruang dan Pembangunan Permukiman
10
Terjadinya Masalah Lingkungan dan Bencana yang
serius
Sumber : Hasil Identifikasi, 2018
Keterangan
sistem jaringan drainase maupun sistem
pembuangan persampahan
Kawasan konservasi, seperti Taman
Nasional
lahan produktif, seperti pertanian/ sawah,
kawasan pesisir dan bantaran yang
seharusnya memiliki sempadan baik
sebagai jalur inspeksi maupun proteksi
pesisir maupun bantaran.
Kawasan perkotaan Labuhan Maringgai,
Bandar Sribawono, Way Jepara, Pekalongan
dan Sukadana yang pada umumnya dihuni
oleh masyarakat miskin dan berpenghasilan
rendah, termasuk khususnya yang berada di
daerah bantaran sungai, pasar, muara
sungai dan pantai
Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono,
Way Jepara, Pekalongan dan Sukadana
terkait dengan masalah status tanah, kultur
sosial budaya, ekonomi masyarakat, dan
penyediaan sarana prasarana lingkungan.
Dinamika perkembangan sosial, ekonomi,
dan budaya masyarakat dan besarnya
tekanan pengaruh luar.
Belum mantapnya sistem dan kapasitas
kelembagaan penyelenggaraan perumahan
dan permukiman.
Pertumbuhan permukiman dan perumahan
belum dibawahi dalam satu kawasan
khusus, seperli KASIBA (Kawasan Siap
Bangun) dan LISIBA (Lingkungan Siap
Bangun).
Bencana banjir.
Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang akan mendominasi pengunaan
lahan. Kebutuhan akan perumahan dan permukiman akan meningkat sejalan dengan
pertumbuhan penduduknya. Kondisi ideal yang diharapkan adalah bila setiap keluarga
menempati 1 unit tempat tinggal. Diasumsikan bahwa satu keluarga berjumlah 5 jiwa,
asumsi ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan perumahan sedang bagi
perhitungan ruang bagi pengembangan perumahan dan permukiman yang didasarkan
pada asumsi luas rata-rata persil rumah yang ditepati.
Pusat permukiman sebagai salah satu ciri kawasan perkotaan dimana pada daerah tersebut
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
VII-4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk,
kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Timur selama tahun 2002 – 2006 mengalami
kenaikan hingga pada tahun 2006 sebesar177 jiwa/km2. Berdasarkan kriteria tingkat
kepadatan penduduk di Kabuapten Lampung Timur, dapat diinterpretasikan bahwa
kawasan padat penduduk mempunyai ciri kekotaan. Kecamatan yang mempunyai tingkat
kepadatan penduduk dibawah170 jiwa/km2 merupakan kawasan yang memiliki kepadatan
penduduk rendah dan memiliki ciri kekotaan yang rendah
tergolong
kategori
ini
adalah
: Kecamatan
Way
Bungur,
pula. Kecamatan yang
Braja Selebah, Marga
Sekampung, Labuhan Ratu dan Sukadana. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan
penduduk 171-290 jiwa/km2 termasuk kategori kawasan dengan kepadatan penduduk
sedang dan dapat dikatakan sudah mulai memiliki tingkat kekotaan yang lebih tinggi,
meliputi: Kecamatan Kibang, Bumi Agung, Gunung Pelindung, Melinting, Pasir Sakti, Raman
Utara, Waway Karya, Purbolinggo, Batanghari Nuban, Bandar Sribhawono, Marga Tiga,
Jabung, Way Jepara dan Sekampung Udik.
Kawasan dengan tingkat kepadatan tinggi di Kabupaten Lampung Timur merupakan
kecamatan dengan tingkat kepadatan diatas 291 jiwa/km2 diantaranya Kecamatan Mataram
Baru, Pekalongan (angka kepadatan terbesar mencapai 430 jiwa/km2), Batanghari
Sekampung dan Labuhan Maringgai.
Secara umum, kawasan permukiman di Kabupaten Lampung Timur terdiri atas kawasan
permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. Luas kawasan daerah
permukiman di Kabupaten Lampung Timur berdasarkan RTRW adalah 6.80 persen dari
total luas pemanfaatan lahan di Kabupaten Lampung Timur atau dengan luas mencapai ±
36.226,70 hektare.
Perkembangan ekonomi wilayah yang sangat dinamis akan berpengaruh terhadap sebaran
penduduk di wilayah bersangkutan. Kecenderungan sebaran penduduk mengikuti
perkembangan industri, perdagangan dan jasa perdagangan di sepanjang jalur regional.
Karakteristi wilayah dengan kepadatan yang tinggi di Kabupaten Lampung Timur dapat
dikatakan sudah memiliki tingkat kekotaan yang tinggi juga. Hal tersebut dipengaruhi oleh
kegiatan yang banyak didominasi oleh kegiatan dan usaha perdagangan , jasa dan industri
serta munculnya sarana dan prasarana dasar yang tumbuh sebagai akibat dari adanya
aglomerasi kawasan permukiman.
VII-5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Sedangkan karakteristik wilayah dengan tingkat kepadatan rendah hingga sedang,
cenderung memiliki ciri wilayah perdesaan. Hal ini dipengaruhi oleh kegiatan penduduknya
yang
banyak didominasi oleh kegiatan dan usahapertanian. Kawasan perdesaan banyak
tersebar hampir merata diseluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur. Sebagian besar
kawasan permukiman perdesaan lebih berorientasi pada lahan pertanian dan perkebunan.
Karakteristikaktivitas
pedesaan merupakan kawasan agraris, sehingga kegiatan keseharian
dan mobilitas penduduk banyak terjadi hanya dari rumah tempat tinggal hingga areal
persawahan/perkebunan mereka.
Tabel 7-2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan
Walikota/Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman di Kabupaten
Lampung Timur
No
1
Perda/Pergub/Perwal/Perbup/Peraturan lainnya
Jenis Produk
No./Tahu
Perihal
Pengaturan
n
Surat Keputusan Bupati
B. 89/15/SK/2014 Penetapan Lokasi
Lampung Timur
Lingkungan Perumahan
dan Permukiman Kumuh
di Kabupaten Lampung
Timur
Amanat Kebijakan Daerah
Menetapkan lokasi
lingkunganperumahan dan
permukiman kumuh di
Kabupaten Lampung Timur
tahun 2014.
Sumber : SK Bupati Lampung Timur, Tahun 2014
Kondisi rumah dan lingkungan permukiman di Kabupaten Lampung Timur secara umum
cukup baik jika dilihat dari kondisi kelayakan hunian, keamanan, dan kenyamanan. Namun
demikian, di Kabupaten Lampung Timur juga masih terdapat daerah yang termasuk kawasan
permukiman yang kurang layak huni, kawasan yang termasuk permukiman kurang layak
huni tersebar dibeberapa desa antara lain terdapat di daerah kawasan bantaran sungai,
pasar, muara sungai dan pantai seperti Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono, Way Jepara,
Pekalongan dan Sukadana.
Kondisi permukiman di kawasan tersebut cenderung
KondisiPermukimanLampungTimur
SekitarWilayahPesisir Pantai
tidak teratur, kondisi Prasarana
dan Sarana Dasar
(PSD) yang ada kurang tertata dengan baik.
Karakteristik
permukiman kumuh di Kabupaten
Lampung Timur adalah sebagai berikut:
1) Kondisi fisik lingkungan yang kurang memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan, yaitu
tidak tersedianya prasarana dan sarana dasar (PSD) permukiman.
VII-6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
2) Tata letak bangunan yang tidak teratur dan kondisi fisik bangunan yang tidak layak huni ,
material / bahan bangunan yang digunakan umumnya bersifat semi permanen atau non
permanen.
3) Kepadatan bangunan dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi
oleh meningkatnya kebutuhan terhadap lahan perumahan, semakin tingginya harga
tanah dan tingkat perekonomian dan penghasilan masyarakat di kawasan tersebut
yang tergolong rendah.
Tabel 7-3 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Lampung Timur
Lokasi Kawasan Kumuh
NO
Kecamatan
Kelurahan
Muara Gading
Mas
1
Labuhan
Maringgai
Margasari
Sukorahayu
Tipologi
Lingkup
RW
Dusun 10
dan 11
Dusun 1
dan 2
Bantaran
sungai dan
pantai
Muara Sungai
dan Pantai
Bantaran
Sungai
Pasar
Dusun 5
dan 14
2
Bandar
Sribhawono
Sadar Sriwijaya
Dusun 1
3
Way Jepara
Labuhan Ratu 2
Dusun 2
Sukadana
RW 1
Pasar dan
Bantaran
Sungai
Bantaran
Sungai
Pasar Sukadana
RW 10
Bantaran
Sungai
Pekalongan
Dusun 4
4
5
Sukadana
Pekalongan
Pasar dan
Bantaran Irigasi
Luas
(Ha)
Jumlah
Rumah
Permanen
Jumlah
Rumah
Semi
Permanen
50
*)
20
Jumlah
Pddk
Jumlah
KK
*)
1538
338
*)
*)
1976
510
40
*)
*)
613
189
1,5
*)
*)
9
*)
*)
1904
407
4
*)
*)
480
117
3
*)
*)
2195
409
3,5
*)
*)
1528
380
Sumber: Sumber : SK Bupati Lampung Timur, Tahun 2014
Keterangan *) Data Tidak tersedia
Jika dilihat dari kondisi bangunan rumah di Kabupaten Lampung Timur dapat dikelompokan
menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu rumah permanen, semi permanen dan temporer. Kriteria
pengelompokkan ini berdasarkan pada penilaian visual yang dilakukan pada saat observasi
di Kabupaten Lampung Timur.
a) Rumah Permanen
Merupakan
rumah
yang
menggunakan
batu
dan
beton
sebagai
bahan
konstruksinya. Bangunan rumah permanen banyaknya terdapat pada wilayah
perumahan/pemukimanperkotaan, pusat pendidikan, perkantoran dan perumahan yang
VII-7
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
berada di sepanjang jalan utama. Pola rumah permanen bersifat linear di sepanjang
jalan utama dan memusat di pusat keramaian.
Kondisi Permukiman di Kabupaten Lampung Timur Sekitar Jalan Lintas Kabupaten
b) Rumah semi permanen
Rumah yang sebagian menggunakan konstruksi batu, sementara sisanya menggunakan
kayu atau bahan sejenisnya. Bangunan dengan konstruksi semi permanen banyak
terdapat pada wilayah kecamatan-kecamatan yang sedang berkembang. Pola rumah
semi
permanen
ini
kebanyakan
bersifat
linear disepanjang jalan utama dan
menyebar diwilayah-wilayah yang masih luas.
c) Rumah Temporer
Bangunan dengan konstruksi temporer merupakan bangunan yang sifatnya
sementara dan bahan bangunannya menggunakan kayu atau bambu. Jenis bangunan
ini tidak mengelompok pada suatu kawasan perumahan, tetapi lokasinya menyebar.
Kebanyakan berada dilokasi perkebunan dan pertanian.
Status kepemilikan rumah di kabupaten Lampung Timur dibedakan dalam beberapa
kategori diantaranya Milik sendiri, Kontrak, Sewa, Sewa Beli, Rumah Dinas, Rumah Milik
Anggota, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 7-4 Rumah Tangga dan Status Penguasaan Tempat Tinggal Di Kabupaten
Lampung Timur
StatusPenguasaan
BangunanTempatTinggal
1
Miliksendiri
2
Kontrak
3
Sewa
4
Belisewa
5
RumahDinas
6
Rumahmilikorangtua
Jumlah
Sumber : RTRW Lampung Timur 2011–2031
No
JumlahRumah
Tangga
213.353
3.441
2.107
6.020
903
7.224
233.048
Persentase(%)
91,56
1,40
0,90
2,58
0,39
3,10
100
VII-8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
status penguasaan
bangunan tempat
tinggal milik sendiri di Kabupatan Lampung Timur sebanyak 213.353 unit atau setara 91,56%
dari jumlah rumah tangga menempati jumlah tertinggi dalam penguasaan bangunan. Hal ini
berarti mudahnya membangun rumah bagi penduduk Kabupaten Lampung Timur karena
ketersediaan lahan yang cukup serta dapat memanfaatkan bahan bangunan lokal yang ada
dan murah untuk membangun rumah. Selain itu, pemanfaatan tenaga kerja setempat dapat
mengurangi angka pengangguran desa.
Sampai dengan saat ini program pengembangan Rumah Sederhana Sehat (RSH) di
Kabupaten Lampung Timur belum ada sehingga program pembangunan prasarana cipta
karyayang akan dikembangkan pada kawasan Rumah Sederhana Sehat (RSH) seperti (jalan
lingkungan/drainase/ MCK/SPAM, TPST dan sebagainya) tidak dapat terlaksana. Oleh karena
itu kedepannya pemerintahdaerah harus dapat melakukan upaya untuk memenuhi
kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilanrendah dan terjangkau.Pemenuhan
kebutuhan tersebut salah satunya dengan pengadaanRumah Sederhana Sehat (RSH).
Walaupun RSH diperuntukkan bagi masyarakatberpenghasilan rendah,tetapi RSH harus
layak, terjangkau, memenuhi persyaratankesehatan, keamanan dan kenyamanan serta
berwawasan lingkungan.
Pengertian rumah susun sederhana sewa (RUSUNAWA) yaitu bangunan gedung bertingkat
yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan
satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa
serta dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya sebagai
hunian.
Sampai dengan saat ini program pengembangan rumah susun sederhana sewa di
Kabupaten Lampung Timur belum ada sehingga program pembangunan prasarana cipta
karyayang akan dikembangkan pada kawasan Rusunawa seperti (jalan lingkungan/drainase/
MCK/SPAM, TPST dan sebagainya) belum terlaksana.
VII-9
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Tabel 7-5 Data Program Perdesaan
Lokasi
No
Program/Kegiatan
Volume/Satuan
Status
Kondisi
infrastruktur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kecamatan
Desa
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Sukacari
449.00 Hok
Gunung Tiga
59.00 M3
Cempaka Nuban
8.00 M3
Program Tahun 2013
1
Drainase/Saluran Jalan
2
Jalan Telford/Onderlaagh
3
Jalan Telford/Onderlaagh
4
5
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
6
Jalan Telford/Onderlaagh
7
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
8
Jalan Telford/Onderlaagh
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Jalan Telford/Onderlaagh
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Drainase/Saluran Jalan
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Cempaka Nuban
Cempaka Nuban
Gedung Dalam
Gedung Dalam
Kedaton Induk
Kedaton Induk
Kedaton Induk
Tulung Balak
Tulung Balak
Tulung Balak
Tulung Balak
Nibung
14.00 M3
Pelindung Jaya
Pelindung Jaya
66.00 M3
18
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Pajar
23.00 M3
19
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Endah
22.00 M3
Purbolinggo
Taman Endah
1.00 unit
Purbolinggo
Tanjung Inten
9.00 M3
52.00 M3
20
21
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Saluran Irigasi (Pembawa,
Pembuang)
22
Jalan Telford/Onderlaagh
Way Bungur
Tanjung Tirto
23
Jalan Telford/Onderlaagh
Way Bungur
Toto Projo
Way Bungur
Toto Projo
Way Bungur
Toto Projo
Way Bungur
Toto Projo
24
25
26
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
6.00 M3
Program Tahun 2012
VII-10
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Lokasi
No
Program/Kegiatan
Volume/Satuan
Kecamatan
1
Sumur Bor
2
Jalan Telford/Onderlaagh
3
Status
Kondisi
infrastruktur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Desa
Sukacari
3 Unit
Gunung Tiga
4,470 meter
Jalan Telford
Gedung Dalam
3,973 meter
4
Gorong-Gorong
Gedung Dalam
2 unit
5
Jalan Telford
Cempaka Nuban
4,098 meter
6
Gorong-Gorong
Cempaka Nuban
2 unit
7
Jalan Telford
Kedaton Induk
2,328 meter
8
Gorong-Gorong
Kedaton Induk
3 unit
9
Gorong-Gorong
Kedaton Induk
1 unit
10
Gorong-Gorong
Kedaton Induk
1 unit
11
Gorong-Gorong
Kedaton Induk
1 unit
12
Jalan Telford
Tulung Balak
2,271 meter
13
Gorong-Gorong
Tulung Balak
5 unit
14
Gorong-Gorong
Tulung Balak
8 unit
15
Gorong-Gorong
Tulung Balak
2 unit
16
Gorong-Gorong
Tulung Balak
1 unit
17
TPT
Tulung Balak
14 unit
18
Gorong-Gorong
Tulung Balak
1 unit
19
Jalan Telford
Taman Pajar
1547meter
20
Jalan Telford/Onderlaagh
Taman Bogo
1416meter
21
Jalan Telford/Onderlaagh
Tanjung Inten
1534meter
22
Talud
Way Mili
1,043meter
23
Gorong-gorong
Way Mili
5 Unit
24
Gorong-gorong
Way Mili
4 Unit
25
Jalan Telford
Toto Projo
3,696meter
26
Gorong-gorong
Toto Projo
7 unit
Sukacari
1604meter
Sukacari
5unit
Program Tahun 2010
1
Jalan Telford/Onderlaagh
2
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
VII-11
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Lokasi
No
Program/Kegiatan
Volume/Satuan
Kecamatan
3
4
5
6
7
8
Jalan Telford/Onderlaagh
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Jalan Telford/Onderlaagh
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
9
Jalan Telford/Onderlaagh
10
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
11
Jalan Telford/Onderlaagh
12
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
13
Jalan Telford/Onderlaagh
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Jalan Telford/Onderlaagh
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Jalan Telford/Onderlaagh
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
23
Jalan Telford/Onderlaagh
24
Jembatan Beton / Permanen
25
26
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Batanghari
Nuban
Status
Kondisi
infrastruktur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Desa
Gunung Tiga
1564.5meter
Gunung Tiga
6unit
Gunung Tiga
1unit
Negara Ratu
1460meter
Negara Ratu
2unit
Negara Ratu
5unit
Gedung Dalam
1585meter
Gedung Dalam
7unit
Sukaraja Nuban
1525meter
Sukaraja Nuban
8unit
Bumi Jawa
1520meter
Bumi Jawa
8unit
Bumi Jawa
1unit
Trisno Mulyo
1629meter
Trisno Mulyo
1unit
Trisno Mulyo
1unit
Trisno Mulyo
2unit
Kedaton 1 (Satu)
1866.5meter
Kedaton 1 (Satu)
1unit
Kedaton 1 (Satu)
2unit
Kedaton 2 (Dua)
1500.75meter
Kedaton 2 (Dua)
1unit
Kedaton 2 (Dua)
1unit
Kedaton 2 (Dua)
114.8meter
Kedaton 2 (Dua)
25.3meter
Purwosari
2012meter
27
Drainase/Parit Galian Tanah
28
Jalan Telford/Onderlaagh
29
Sumur Bor
Purbolinggo
Tegal Gondo
3 unit
30
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tegal Gondo
988meter
31
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tegal Yoso
2013meter
VII-12
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Lokasi
No
Program/Kegiatan
Volume/Satuan
Kecamatan
Desa
32
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tanjung Inten
33
Sumur Bor
Purbolinggo
Taman Asri
34
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Asri
1345meter
35
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tambah Luhur
1715meter
Purbolinggo
Tambah Luhur
2 unit
Purbolinggo
Tambah Luhur
2 unit
Purbolinggo
Tambah Luhur
1 unit
36
37
38
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
2013meter
39
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tambah Dadi
860meter
40
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tambah Dadi
633meter
41
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Tambah Dadi
42
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Purbolinggo
Tambah Dadi
70 unit
43
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Pajar
1237meter
44
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Pajar
45
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Pajar
46
Jalan Telford/Onderlaagh
Purbolinggo
Taman Pajar
969.6meter
47
Saluran Irigasi (Pembawa,
Pembuang)
Way Bungur
Toto Mulyo
1791.7meter
48
Jalan Telford/Onderlaagh
Way Bungur
Tambah Subur
1093meter
Way Bungur
Tambah Subur
2 unit
Way Bungur
Tambah Subur
2 unit
Way Bungur
Tambah Subur
5 unit
Way Bungur
Tambah Subur
60unit
49
50
51
52
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
53
Jembatan Beton / Permanen
Way Bungur
Tanjung Kencono
1 unit
54
Jalan Telford/Onderlaagh
Way Bungur
Tanjung Kencono
1568.6meter
Way Bungur
Kali Pasir
664meter
Way Bungur
Kali Pasir
Way Bungur
Kali Pasir
Way Bungur
Tegal Ombo
528.7meter
Way Bungur
Tegal Ombo
180meter
Way Bungur
Tegal Ombo
1 unit
55
56
57
58
59
60
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Jalan Telford/Onderlaagh
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Status
Kondisi
infrastruktur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
VII-13
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Lokasi
No
61
62
Program/Kegiatan
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Saluran Irigasi (Pembawa,
Pembuang)
Volume/Satuan
Kecamatan
Desa
Way Bungur
Tegal Ombo
1 unit
Way Bungur
Tegal Ombo
612meter
63
Jalan Telford/Onderlaagh
Way Bungur
Taman Negeri
1529.5meter
64
Rehab/Perbaikan Jembatan Beton
Way Bungur
Taman Negeri
1 unit
65
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Way Bungur
Taman Negeri
1 unit
66
Drainase/Saluran Jalan
Pempen
915meter
67
Jalan Telford/Onderlaagh
Negeri Agung
1496.1meter
68
Drainase/Saluran Jalan
Negeri Agung
45meter
69
Jalan Paving Block
Negeri Agung
68meter
70
Jalan Paving Block
Negeri Agung
151meter
71
Gorong-gorong Plat beton/Plat
Duiker
Negeri Agung
13 unit
72
Jalan Telford/Onderlaagh
Nibung
2004.4meter
73
Jalan Telford/Onderlaagh
Way Mili
825meter
74
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Way Mili
280meter
75
Jalan Telford/Onderlaagh
Pelindung
1300meter
76
Plengsengan/Talud
Perkuatan/Dinding Penahan
Pelindung
100meter
77
Drainase/Saluran Jalan
Pelindung
100meter
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Gunung
Pelindung
Status
Kondisi
infrastruktur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber : RIS PNPM Provinsi Lampung
Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembangunan dan pengembangan permukiman
di Kabupaten Lampung Timur pada dasarnya karena sebagian masyarakat belum memahami
dengan baik sehingga sosialisasi sangat diperlukan untuk menyamakan persepsi pentingnya
pembangunan permukiman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kawasan
menjadi lebih maju dan mandiri. Disisi lain masih banyaknya rumah penduduk yang tidak
layak huni sehingga perlu penanganan serta penyediaan sarana dan prasarana
pendukungnya, seperti: jalan lingkungan, sanitasi, air minum dll.
Permasalahan lain yang sering muncul yaitu masyarakat masih mengharapkan setiap
pembangunan di lingkungannya dilakukan oleh Pemerintah. Selain itu lahan dan ruang di
perkotaan yang terbatas telah menjadikan kawasan perkotaan menjadi daya tarik bagi
masyarakat dan masyarakat migran untuk datang dan tinggal karena kemudahan
VII-14
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
aksesibiltas ke pusat kota. Akibatnya sering dijumpai kawasan perkotaan menjadi kumuh
karena lahan dan ruang yang terbatas telah beralih fungsi ruang, seperti: sempadan jalan,
trotoar, saluran, ruang terbuka hijau dll dipergunakan untuk tempat jualan atau bahkan
sebagai tempat hunian. Permasalahan ini juga dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten
Lampung Timur, sehingga perlu dilakukan penataan kawasan menjadi lebih baik dan
mampu mendukung perekonomian kawasan baik di kawasan perdesaan maupun kawasan
perkotaan.
Pembangunan kawasan perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Lampung Timur dilakukan
dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaannya. Keterlibatan warga masyarakat yaitu
melalui musyawarah/ rembug desa untuk menentukan skala prioritas permasalahan yang
segera harus ditangani sehingga mampu menggerakkan perekonomian dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.Permasalahan dalam pengembangan permukiman Kabupaten
Lampung Timur adalah sebagai berikut:
Tabel 7-6 Identifikasi Permasalahan dan TantanganPengembangan Permukiman
Kabupaten Lampung Timur
No
1
2
Permasalahan
Pengembangan Permukiman
Aspek Teknis
1. Pertumbuhan perumahan
di kawasan perkotaan
Sukadana cenderung stag
2. Kecenderungan masyarakat
yang bekerja di Kecamatan
Sukadana lebih memilih
untuk tinggal di luar
kecamatan tersebut karena
tingginya kriminalitas yang
dilakukan oleh masyarakat
lokal.
3. Urbanisasi dan migrasi yang
tinggi.
Aspek Kelembagaan
Masih terjadinya fungsi ganda
lembaga pengelola
pembangunan
danpengembangan
permukiman sebagai regulator
sekaligus operator pengelolaan.
Tantangan Pengembangan
Alternatif Solusi
1. Kesulitan terbentukmya perumahan
baru karena
tingginya tingkat
kriminalitas,
sehingga
sektor
perekonomian
yang
dapat
menambah
pendapatan
tidak
berkembang.
2. Pertumbuhan permukiman linier
sepanjang jalan Lintas Timur.
3. Pertumbuhan perumahan baru skala
menengah di kawasan berbatasan
kota Metro Penyediaan perumahan
untuk kawasan hinterland, dimana
harga lahan yang dimiliki murah.
4. Permukiman
kumuh
nelayan
mengintervensi kawasan pesisir
pantai dan bantaran sungai dengan
menempati lahan-lahan ilegal.
5. Limitasi pembangunan permukiman
kawasan bantaran sungai dan
kawasan konservasi Taman Nasional
Way Kambas.
1. Penambahan permukiman
yang baru termasuk
perumahan vertikal.
2. Kawasan Pekalongan yang
berada pada entrance
Kabupaten Lampung Timur
sekaligus berbatasan
dengan kawasan hinterland
kota Metro memiliki
kecenderungan
pertumbuhan perumahan
baru
3. Memudahkan masyarakat
dalam memiliki rumah
melalui penyaluran Kredit
Pemilikan Rumah (KPR).
Lokasi pengembangan perumahan
khususnya kepada developer /
pengembang dimana pembangunan
perumahan dan permukiman tidak
sesuai dengan arahan perencanaan
tata ruang yang berlaku
Adanya upaya membantu
masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan perumahan yang
layak huni terutama bagi
masyarakat segmentasi
ekonomi menengah ke
VII-15
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
No
3
4
5
Permasalahan
Pengembangan Permukiman
Dimana instansi yang
menangani masalah
pengelolaan pembangunan
danpengembangan
permukiman yaitu Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang.
Tantangan Pengembangan
bawah dan masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR),
pemerintah memberikan
program sistem Kredit
Kepemilikan Rumah bagi
masyarakat,dan TAPERUM bagi
PNS / TNI / Polri.
Aspek Pembiayaan
Pembangunandan
pengembangan kawasan
permukiman terutama
Prasarana dan Sarana Dasar
(PSD) penunjangnya saat ini
belum mampu memenuhi
kebutuhan seluruh masyarakat
Kabupaten Lampung Timur.
1. Adanya keterbatasan pembiayaan
pembangunan mengakibatkan tidak
seluruh wilayah Kabupaten
Lampung Timur dapat menikmati
pembangunan Prasarana dan Sarana
Dasar (PSD) permukiman yang
memadai.
2. Antaramasyarakat, swasta dan
pemerintah harus meningkatkan
pola kerjasama agar pembangunan
di Kabupaten LampungTimur dapat
berjalan sebagaimana yang sudah
direncanakan.
Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta
1. Masyarakat cenderung
Adanya campur tangan dari pihak luar
kurang peduli dengan
dalam keterlibatan masyarakat dalam
kenyamanan dan keamanan
pembangunan
dalam bertempat tinggal,
sehingga identik dengan
segala atribut kekumuhan
dan ilegalitas
2. Masyarakat
masihmengharapkan setiap
pembangunan
dilingkungannya dilakukan
oleh Pemerintah.
Aspek Lingkungan Permukiman
Pertumbuhan infrastruktur
Kebutuhan mendorong perumahan
jalan di perumahan baru
baru membutuhkan ketersediaan
kawasan perkotaan terutama
infrastruktur jalan terintegrasi antara
kawasan Pekalongan tidak
akses perumahan dan perkotaan,
terintegrasi dengan
sehingga butuh dokumen masterplan
permukiman kampung berbasis jalan
pertanian.
Distribusi air minum belum
Kesulitan mencari sumber air baru
menyeluruh terlayani dan
masih mengandalakan sungai
sebagai pemenuhankebutuhan
air bersih
Belum adanya ketegasan fungsi
sistem drainase dan
penanganan drainase belum
terpadu.
Alternatif Solusi
Sistem drainase yang tidak terintegrasi
dari skala permukiman hingga skala
perkotaan karena perencanaan parsial
dan tidak memiliki dokumen masterplan
drainase
Pembangunan prasarana dan
sarana dasar yang dilakukan
perlu memperhatikan skala
prioritas pembangunan yaitu
mendahulukan wilayah –
wilayah yang benar – benar
membutuhkan penanganan
prioritas
1. Pengadaan perumahan
melalui subsidi KPR-Rumah
Sangat Sederhana;
2. Memposisikan pemerintah
sebagai fasilitator dalam
proses pembangunan
permukiman terutama
permukiman untuk
masyarakat kurang mampu;
Pengembangan sistem
jaringan transportasi untuk
menghubungkan pusat-pusat
kegiatan
Perlu adanya koordinasi antar
pemerintah Kabupaten
Lampung Timur dengan
wilayah berbatasan dan
pemerintah provinsi mengenai
masalah sektor air bersih agar
menggunakan SPAM Regional
Di daerah yang akan
berkembang dan belum ada
saluran drainasenya disarankan
untuk menambah saluransaluran drainase baru.
VII-16
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
No
Permasalahan
Pengembangan Permukiman
Tantangan Pengembangan
Pelayanan sistem persampahan
belum terlayani seluruh
kabupaten, masih
menggunakan sistem
tradisional
Kekurangan sosialisasi manajemen
sistem pengelolaan persampahan dan
kebutuhan masterplan persampahan
Pengelolaan limbah kakus di
lingkungan permukiman
banyak ditangani sendiri
olehmasyarakat
Sulitnya menjangkau dan memperbaiki
sistem sanitasi yang memenuhi standart
dan sesuai persyaratan kesehatan
karena kurangnya informasi
Alternatif Solusi
Kemudian dialirkan ke saluransaluran drainase primer.
Sebaliknya dilengkapi dengan
kolam-kolam retensi juga.
Adanya alternatif lahan baru
untuk memindahkan Lokasi
TPA yang berada di Desa Muara
Jaya ke lokasi TPA yang
baru dengan sistem
pengolahan sanitary landfill
dan meningkatkan/
memperbaiki manajemen/
pengelolaan persampahan
Sumber : Hasil Identifikasi, 2018
7.1.2 Sasaran Program
Rencana pengembangan permukiman dari tingkat kepadatan penduduk kecamatan di
Kabupaten Lampung Timur hingga akhir tahun rencana diklasifikasikan sebagai berikut:
•
Kawasan permukiman berkepadatan tinggi diarahkan pada Kecamatan Sukadana,
Kecamatan Way Jepara dan Kecamatan Labuhan Maringgai.
•
Kawasan
permukiman
berkepadatan
sedang
diarahkan
pada
Kecamatan
Pekalongan, Kecamatan Sribhawono, Kecamatan Sekampung Udik, Kecamatan
Jabung, Kecamatan Marga Tiga, Kecamatan Pasir Sakti dan Kecamatan Purbolinggo.
•
Kawasan
permukiman
berkepadatan
rendah
diarahkan
pada
Kecamatan
Sekampung, Kecamatan Raman Utara, Kecamatan Melinting, Kecamatan Gunung
Pelindung, Kecamatan Marga Sekampung, Kecamatan Batanghari, Kecamatan Metro
Kibang, Kecamatan Batanghari Nuban, Kecamatan Bumi Agung, Labuhan Ratu,
Kecamatan Baru, Kecamatan Waway Karya, Kecamatan Braja Sebelah dan Kecamatan
Way Bungur.
Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman yang aman dari bahaya
bencana alam maupun buatan manusia, sehat dan mempunyai akses untuk kesempatan
berusaha, serta dapat memberikan manfaat:
a. meningkatkan ketersediaan permukiman dan mendayagunakan prasarana dan
sarana permukiman;
VII-17
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
b. meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta
kegiatan ekonomi sekitarnya;
c. tidak mengganggu fungsi lindung;
d. tidak mengganggu upaya pelestarian sumberdaya alam;
e. meningkatkan pendapatan masyarakat;
f.
meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;
g. menyediakan kesempatan kerja;
h. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada umumnya semua kecamatan di Kabupaten Lampung Timur memiliki kesesuaian untuk
wilayah permukiman penduduk yang perkiraan luas seluruhnya mencapai 182.405,45 Ha
atau 34,25% dari luas wilayah kabupaten. Hal ini berarti bahwa cukup besarnya daerah yang
dapat menampung kegiatan masyarakat yang prosentase ketersediaannya masih sekitar
65,77% dari kemampuan lahannya dengan kemampuan lahan terbesar terdapat di
Kecamatan Sukadana (25.885,17 ha). Namun terdapat kecamatan tertentu yang penggunaan
lahannya sudah melebihi kemampuannya, seperti yang terjadi pada Kecamatan Waway
Karya, Bandar Sribhawono, Labuhan Ratu, dan Raman Utara.
Kondisi tersebut juga terjadi di hampir seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Lampung
Timur, hanya saja tingkat pertumbuhan kebutuhan rumah tidak sama pada masing-masing
kecamatan. Wilayah kecamatan yang ditaksir memiliki tingkat kebutuhan rumah paling
rendah adalah kecamatan Bumi Agung. Dari hasil perhitungan, pertumbuhan kebutuhan
rumah di Kecamatan Bumi Agung rata-rata mencapai 0,4% per tahun, sehingga kebutuhan
rumah pada tahun 2015 diperkirakan sebanyak 2,559 unit. Secara keseluruhan total
kebutuhan rumah di Kabupaten Lampung Timur hingga tahun 2030 diprediksikan sebanyak
141,340 unit untuk menampung 1,177,917jiwa penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada table berikut.
Tabel 7-7 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan
Untuk 5 Tahun
NO
1
2
URAIAN
JumlahPenduduk
Kepadatan Penduduk
Proyeksi Persebaran
Penduduk Miskin
Sasaran Penurunan
Kawasan Kumuh
Jiwa
Jiwa/Km2
I
349,652
194
II
356,610
197
TAHUN
III
363,706
201
Jiwa
26,399
26,924
27,460
UNIT
IV
370,944
205
V
378,326
209
28,006
28,564
KET
Ha
VII-18
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
NO
URAIAN
UNIT
3
4
Kebutuhan Rusunawa
Kebutuhan RSH
KebutuhanPengembangan
Permukiman Baru
TB
unit
5
I
II
TAHUN
III
IV
KET
V
Kws
Tabel 7-8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan
Untuk 5 Tahun
Jiwa
Jiwa/Km2
I
628,133
178
II
640,633
182
TAHUN
III
653,382
186
IV
666,384
189
V
679,645
193
Jiwa/Km2
47,424
48,368
49,330
50,312
51,313
Bandar
Sribhawono
Labuhan
Maringgai
Kawasan
pesisir
pantai Pasir
Sakti
Pekalongan
NO
URAIAN
UNIT
1
JumlahPenduduk
Kepadatan Penduduk
Proyeksi Persebaran
Penduduk Miskin
Desa Potensial untuk
Agropolitan
Desa Potensial untuk
Minapolitan
2
3
Kws
Kws
4
Kawasan
RawanBencana
Kws
5
Kawasan Perbatasan
Kws
6
Kawasan Permukiman
Pulau-Pulau Kecil
Kws
7
8
Desa Kategori Miskin
Kawasan dengan
Komoditas Unggulan
Way Panet
Kuala Seputih
Kawasan pesisir
pantai Gunung
Pelindung
Pekalongan
Pulau
Segama
Besar
Kawasan
pesisir
pantai
Labuhan
Maringgai
Batanghari
Pulau
Segama
Kecil
Labuhan
Maringgai
Bandar
Sribhawono
Pulau
GosongSekopong
Pulau
Batang
Besar
KET
Pulau
Batang
Kecil
Desa
Kws
Pekalongan
7.1.3 Usulan Kebutuhan Program
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan terdiri dari :
1)
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman perkotaan dan pedesaan, serta
penyediaan permukiman dengan kegiatan-kegiatan peningkatan pemberdayaan
masyarakat.
2)
Program penyehatan lingkungan permukiman yang meliputi kegiatan penanganan
drainase pengendalian banjir flood control.
3)
Peningkatan pemanfaatan kapasitas produksi yang sudah terpasang melalui perluasan
jaringan distribusi sambungan rumah, hidran umum dan terminal air.
4)
Program penataan bangunan, yakni penyusunan pengendalian tata bangunan dan
lingkungan.
VII-19
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
5)
Peningkatan kualitas permukiman kumuh khususnya yang berada di daerah bantaran
sungai, pasar, muara sungai dan pantai seperti di Labuhan Maringgai, Bandar
Sribawono, Way Jepara, Pekalongan dan Sukadana.
Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari :
1)
Pengembangan
kawasan
permukiman
pedesaan
untuk
kawasan
potenisal
(Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,
2)
Pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE),
3)
Desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi
eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan. Namun
usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah
kabupaten/kota. Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPIJM
dibutuhkan suatu kriteria untuk menetukan prioritas dari tahun pertama hingga kelima.
Setelah memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulan program dan
kegiatan pengembangan permukiman kabupaten/kota yang disusun berdasarkan
prioritasnya dengan usulan pembiayaan baik dari APBD Kabupen/Kota, APBD Provinsi, APBN,
maupun dari masyarakat dan swasta, sesuai dengan kemampuan pembiayaan pemerintah
kabupaten/kota seperti pada tabel matriks program di Bab VIII Memorandum Program
Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya.
VII-20
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
7.2 SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
7.2.1 Kondisi Eksisting
Isu Strategis
Pada saat ini terjadi degradasi kualitas lingkungan di wilayah Kab. Lampung Timur, seperti :
a. Kerusakan Ekologi Perkotaan
Terjadi degradasi dan kerusakan baik lingkungan (seperti : terjadinya pencemaran
air/sungai, pantai, udara dan kebisingan) maupun yang berdampak pada sosial budaya
setempat (seperti: konflik sosial, kriminalitas dan sebagainya).
b. Kurangnya kelengkapan kenyamanan (amenitas) kawasan, seperti kurang memadainya
prasarana bagi pejalan kaki, tapak kawasan yang buruk, jalan dan ruang yang tidak
memberikan fasilitas kebutuhan manusia, tidak tersedianya estetika ruang bentuk kota
yang bisa memanusiawikan lingkungan, tidak tersedianya petunjuk arah, arah dan
tujuan yang sulit (way-findings), dan lingkungan yang semakin tidak ramah terhadap
anak-anak, orang tua, penyandang cacat, dan kaum perempuan.
Untuk saat ini usaha yang dilakukan pemerintah dalam menata tata kotanya masih belum
optimal, masih banyak terjadi pembangunan gedung tanpa memperhatikan dasar-dasar
pembangunan, baik itu berkaitan dengan izin pendirian bangunan atau pengaturan
intensitas bangunan (KDB, KLB, Ketinggian Bangunan). Selain itu sulitnya pengendalian
pendirian bangunan di pinggir-pinggir sungai, pasar, dan pesisir pantai. Hal ini juga
kaitannya dengan budaya masyarakat yang dari dulu sudah tinggal di pinggir sungai.
Sehingga perlu perencanaan yang matang dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Membangun Kota yang tertata rapi, namun dalam perwujudannya tanpa merugikan
masyarakat itu sendiri.
Di beberapa Kecamatan sudah ada pembagian fungsi lahan yaitu sebagai pusat
pemerintahan, perdagangan/jasa, permukiman, ruang terbuka, atau fungsi lahan lainnya.
Beberapa bangunan dan penciptaan kondisi lingkungan juga sudah dicapai sesuai dengan
rencana, seperti pendirian bangunan pemerintah Kabupaten Lampung Timur di kawasan
Sukadana yang sudah sesuai dengan fungsi lahannya dan Area Ruang Terbuka yang ada di
sepanjang jalan utama perkotaan Sukadana. Akan tetapi, walaupun dalam hal pendirian
bangunan dan lingkungan sudah sesuai, masih banyak aspek yang patut diperhatikan,
VII-21
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
seperti yang disebutkan diatas mengenai koefisien
dasar bangunan (garis sempadan
bangunan), koefisien lantai bangunan, atau ketinggian bangunan.
Tabel 7-9 Isu Strategis Sektor PBL Kabupaten Lampung Timur
NO
1
KEGIATAN SEKTOR PBL
Penataan Lingkungan
Permukiman
Penyelenggaraan Bangunan
Gedung danRumah Negara
2
Pemberdayaan Komunitas
dalamPenanggulangan
Kemiskinan
Sumber: Hasil Identifikasi, 2018
3
ISU STRATEGIS SEKTOR PBL
a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL ;
b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran
di perkotaan ;
c. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman
tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata
untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal ;
d. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal ;
e. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta
masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan.
a. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung
dengan perda bangunan gedung di kabupaten.
b. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset
gedung dan rumah negara ;
c. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam
pengelolaan gedung dan rumah Negara.
Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah
daerah dalam penanggulangan kemiskinan
Kondisi Eksisting
A. Pencapaian Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Bangunan-bangunan di wilayah Kabupaten Lampung Timur secara umum saat ini diarahkan
kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu perdagangan
dan jasa, pemukiman, perkantoran dan pendidikan. Dari sisi tata letak kota, bangunanbangunan memiliki fungsi sebagaimana disebutkan di atas. Untuk lebih detailnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7-50 Fungsi Bangunan di Kabupaten Lampung Timur
Fungsi Bangunan
Perdagangan dan Jasa
Lokasi
Kec. Sukadana, Kec. Way Jepara, Kec. Labuhan Maringgai, Kec.
Pekalongan, Kec. Sekampung Udik, Kec. Bandar Sribhawono, Kec.
Purbolinggo.
Pemukiman
Seluruh kecamatan
Pendidikan dan Kantor
Untuk Pendidikan difokuskan pada seluruh Kecamatan, sedangkan
perkantoran di Kec. Sukadana
Bangunan Tradisional
Desa Tadisional Wana (Kec. Melinting)
Sesat Agung (Kec.Sukadana)
Bersejarah
Museum Budaya (Kec. Sukadana)
Taman Nasional Purbakala Pugung Raharjo (Desa Pugung Raharjo,
Kec. Sekampung Udik)
Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Lampung Timur 2011–2031
VII-22
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Timur
Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum adalah sebagian dari bangunan
yang memiliki fungsi jasa, misalnya rumah sakit, kantor pos, kantor dinas pemadam
kebakaran dan lain-lain. Secara umum bangunan-bangunan fasilitas umum ini seharusnya
dijadikan fasilitas pendukung dari fungsi-fungsi bangunan lainnya sehingga lokasi dan
keberadaannya tidak berjauhan dari bangunan lainnya terurama kawasan pemukiman.
Namun hal ini sering tidak bisa tertata secara baik karena perkembangan pembangunan
kota yang kurang terkendali dan cenderung tidak terencana. Dari sisi historis banyak
bangunan – bangunan dan kawasan di Kabupaten Lampung Timur yang memiliki nilai
historis tinggi karena merupakan bangunan dan kawasan peninggalan sejarah.
Bangunan-bangunan tersebut di atas berdasarkan fungsinya baik bangunan perdagangan
dan jasa, perkantoran dan pendidikan, bangunan tradisional tentu saja memiliki nilai
ekonomi yang berbeda-beda. Nilai perbedaan ini bisa didasarkan pada lokasi bangunan,
fungsi bangunan, umur atau usia bangunan dan nilai historis bangunan. Bangunan yang
berada di kawasan perkotaan tentu saja mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dari
pada yang berda di pedesaan. Begitupula bangunan fungsi perdagangan biasanya memilkii
nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada bangunan perkantoran, pendidikan ataupun
pemukiman. Bangunan yang memiliki nilai historis sejarah dan berumur tua lebih tinggi nilai
ekonominya dari bangunan biasa dan berumur muda. Berkaitan dengan pendapatan atau
penerimaan bangunan-bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh fungsi bangunan
tersebut serta nilai sejarah/historis bangunan.
a. Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan.
Secara umum bangunan-bangunan yang berada di semua kabupaten Lampung Timur
disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan
baik bagi pengguna bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Aturan