Jumlah DesaKelurahan Jumlah RT Jumlah RW
Laporan Akhir
2.1. WI LAYAH ADMI NI STRASI
Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah/ kabupaten/ kota di Jawa Tengah
bagian timur, terletak diantara 1100,15’ - 1110,15’ bujur timur dan 60,25’ - 70,00’ lintang selatan.
Batas-batas administrasi Kabupaten Pati adalah :
Sebelah Utara
: Kabupaten Jepara dan Laut Jawa
Sebelah Barat
: Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara
Sebelah Selatan
: Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora
Sebelah Timur
: Kabupaten Rembang dan Laut Jawa
Kabupaten Pati memiliki luas wilayah 150.368 Ha yang terdiri dari 59.332 Ha lahan sawah
dan 44.080 Ha lahan bukan sawah dan terbagi dalam 21 kecamatan dan 406 Desa. Wilayah
Kabupaten Pati termasuk Kabupaten dengan cakupan wilayah yang luas di Provinsi Jawa Tengah.
Rentang jarak antar kecamatan cukup jauh. Wilayah paling barat adalah Kecamatan Margorejo dan
memanjang ke timur sampai Kecamatan Batangan. Sedangkan yang paling utara adalah
Kecamatan Dukuhseti memanjang keselatan hingga Kecamatan Sukolilo yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Grobogan. Dilihat dari jarak dengan I bukota Kabupaten maka Kecamatan
terjauh adalah Kecamatan Cluwak dengan jarak 39 km kemudian Kecamatan Sukolilo dengan jarak
36 km, sedangkan yang paling dekat dengan Kecamatan Pati adalah Kecamatan Margorejo dengan
jarak 4 km
Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Pati
Menurut Kecamatan Tahun 2017
No.
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Sukolilo
Kayen
Tambakromo
Winong
Pucakwangi
Jaken
Batangan
Juwana
Jakenan
Pati
Gabus
Luas Wilayah
(Ha)
15 874
9 603
7 247
9 994
12 283
6 852
5 066
5 593
5 304
4 249
5 551
Jumlah
Desa/Kelurahan
16
17
18
30
20
21
18
29
23
29*
24
Jumlah RT
Jumlah RW
478
433
341
474
333
311
273
370
356
569
401
86
70
63
81
68
81
53
88
59
99
76
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-1
Laporan Akhir
No.
Kecamatan
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Jumlah
Margorejo
Gembong
Tlogowungu
Wedarijaksa
Trangkil
Margoyoso
Gunungwungkal
Cluwak
Tayu
Dukuhseti
Luas Wilayah
(Ha)
6 181
6 730
9 446
4 085
4 284
5 997
6 180
6 931
1 266
8 159
150 368
Jumlah
Desa/Kelurahan
18
11
15
18
16
22
15
13
21
12
406
Jumlah RT
Jumlah RW
318
276
322
340
374
336
241
310
395
343
7585
65
82
70
58
60
80
47
77
75
46
1484
Sumber : BPS Kabupaten Pati dalam Angka, 2017
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Pati
Sumber : BPS, Kabupaten Pati Dalam Angka 2017
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-2
Laporan Akhir
2.2. POTENSI WI LAYAH KABUPATEN PATI
Potensi wilayah Kabupaten Pati perlu dikembangkan dan didukung pembangunannya
dengan infrastruktur permukiman. Perkuatan infrastruktur permukiman harus terus diupayakan
oleh Pemerintah Daerah agar pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan pemerataan ekonomi
pada semua wilayah dan sektor usaha serta memberikan dampak ganda ( multiplier effect ).
Beberapa potensi wilayah Kabupaten Pati yang perlu dikembangkan dan dioptimalkan adalah:
1). Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir
2). Mengembangkan outlet komoditas hasil laut, perikanan,dan buah-buahan di Kecamatan
Pati, Kecamatan Juwana, Kecamatan Dukuhseti, dan Kecamatan Batangan; dan
3). Memantapkan industrialisasi perikanan di Kecamatan Juwana.
4). Mengembangkan kawasan pelabuhan Juwana dan Pelabuhan Pendaratan I kan (PPI )
Dukuhseti sebagai pusat pengembangan pesisir
5). Mengembangkan kawasan agropolitan di lereng Gunung Muria dan wilayah bagian
selatan; dan
6). Mengembangkan industrialisasi pertanian
Potensi sumber daya alam Kabupaten Pati bisa diandalkan, Kabupaten yang berada di
sebelah timur bagian utara Provinsi Jateng ini secara topografi, wilayahnya dibedakan menjadi
dataran rendah, pegunungan, dan lereng gunung. Sektor pertanian memang masih menjadi tulang
punggung ekonomi Pati terutama bahan tanaman pangan dan buah-buahan. Usaha agroindustri
juga turut dikembangkan, tanaman sayur-sayuran juga tidak kalah dalam produksi, seperti bawang
merah, jagung, kacang tanah, kacang hijau, hingga cabai banyak dibudidayakan di beberapa
kecamatan.
Kacang tanah lebih untuk memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik makanan dari kacang tanah
seperti pabrik Garuda dan kacang Dua kelinci yang berada di Kabupaten ini. Tanaman perkebuan
juga tumbuh subur, potensi hasil perkebunan yang cukup mencolok adalah produksi kelapa, juga
perkebuan kopi yang berada di enam kecamatan yakni Gembong, Sukokilo, Tlogowungu,
Margoyoso, Gunungwungkal, dan Cluwaak yang hasilnya antara lain dipasarkan ke beberapa
industri pengolahan kpi di Kabupaten ini.
Wilayah Pati yang berbatasan dengan laut, sudah tentu mengandalkan perikanan,
Kabupaten ini menjadi salah satu penghasil ikan di Jateng, terdapat juga hasil tambak, produksi
ikan terbesar dihasilkan dari budi daya tambak dengan lahan tambak terutama banyak tersebar di
Kecamatan Juwana berupa petak-petak yang letaknya mendekati bibir pantai. Jenis ikan bandeng
dan udang banyak dibudidayakan disini. Selain ikan segar, banyak pula diusahakan ikan olahan
dengan cara pengawetan atau pengeringan ikan menjadi ikan asin, ikan pindang, atau pun ikan
asap.
Letak Pati memang strategis, berada di jalur padat laulintas antara Semarang-Surabaya ini
membawa dampak yang cukup bagus bagi sektor perdagangan. Pemasaran komoditas pertanian,
perikanan, dan hasil industri selain lewat pelabuhan yakni perdagangan antar pulau dan ekspor
mancanegara juga melalui jalur darat untuk perdagangan antar kabupaten maupun antar provinsi.
Pariwisata di kota pati kebanyakan berupa keindahan yang di buat oleh alam (dalam hal ini
berupa goa) dan makam-makam yang di anggap keramat oleh masyarakat sekitar. kekeramatan
yang di padukan dengan unsur keindahan terktur dapat menarik minat wisatawan dari daerah pati
sendiri atau bahkan dari luar kabupaten pati.
Obyek wisata yang sering di kunjungi oleh wisatawan ada tiga tempat, diantaranya : Goa
pancur yang berada di wilayah kecamatan Kayen, Goa Cerawang yang berada di desa Todanan
wilayah kecamatan Puncak Wangi, dan Goa Lowo yang berada di wilayah kecamatan Tambakromo,
dahulu Goa-goa tersebut masih rapi dan di kunjungi banyak wisatawan, sekarang jumlah
wisatawan yang datang kesana hanya beberapa, dan kebanyakan yang datang ke tempat tersebut
mempunyai maksud dan tujuan yang lain dari pada hanya menikmati pemandangan alam dan
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-3
Laporan Akhir
bentuk-bentuk staklakmit saja. Goa-goa tersebut sekarang menjadi ajang untuk mendapatkan
pencerahan (masyarakat sekitar menyebutnya “wangsit”).
Tempat wisata yang sekarang masih menarik minat wisatawan yaitu di pulau kecil di daerah
kecamatan juwana, nama pulau tersebut adalah “Pulau Seperempat”. Pulau itu dinamakan
tersebut karena bentuknya yang unik hanya berbentuk seperempat saja. Di pulau seperempat
setiap tahunnya di adakan upacara ucapan syukur kepada Yang Berkuasa atas alam, upacara itu
oleh masyarakat sekitar dinamakan “Sedekah Bumi”.
Untuk mendukung terwujudnya Kabupaten Pati sebagai Bumi Mina Tani, berbasis
keunggulan pertanian dan industri yang berkelanjutan, perlu didukung infrastruktur permukiman
antara lain infrastruktur persampahan, infrastruktur air limbah permukiman, infrastruktu air
minum, jalan lingkungan dan pedestrian, ruang terbuka hijau, penataan kawasan pusaka dsb. Di
samping itu juga perlu kebijakan dan perencanaan penataan bangunan pusaka melalui penerapan
Perda Bangunan Gedung dan penyusunan RTBL.
2.3. DEMOGRAFI DAN URBANI SASI
Profil Kabupaten Pati khususnya mengenai karakteristik penduduk yang meliputi: Jumlah
penduduk dan KK keseluruhan; Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk, Proyeksi
pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan dan Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi
urbanisasi, secara lebih rinci akan dijabarkan pada uraian berikut ini.
2.3.1. Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan
Jumlah penduduk di Kabupaten Pati pada tahun 2016 sebanyak 1.239.989 jiwa. Jumlah
penduduk terbesar di Kecamatan Pati yaitu 107.028 jiwa dan terkecil di Kecamatan
Gunungwungkal yaitu 36.012 jiwa. Selengkapnya mengenai perkembangan jumlah dan kepadatan
penduduk tiap kecamatan di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2. Penduduk Kabupaten Pati Menurut Jenis Kelamin Tiap Kecamatan dan
Rasio Jenis Kelamin Keadaan 30 Juni 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Kecamatan
Sukolilo
Kayen
Tambakromo
Winong
Pucakwangi
Jaken
Batangan
Juwana
Jakenan
Pati
Gabus
Margorejo
Gembong
Tlogowungu
Wedarijaksa
Trangkil
Margoyoso
Gunungwungkal
Cluwak
Tayu
Dukuhseti
Laki- Laki
44
34
23
22
19
20
21
47
18
51
24
29
22
24
29
30
36
18
21
32
28
273
817
841
023
665
554
072
225
944
471
412
550
152
801
450
088
146
062
267
293
617
Jumlah
600 723
Sumber : BPS Kabupaten Pati, 2017
Perempuan
45
37
25
27
22
22
21
48
21
55
28
31
22
25
30
31
37
17
22
33
29
816
989
733
984
179
185
806
372
857
557
167
895
236
933
793
460
023
950
238
077
016
639 266
Jumlah
Rasio Jenis
Kelamin
90 089
72 806
49 574
50 007
41 844
42 739
42 878
95 597
40 801
107 028
52 579
61 445
44 388
50 734
60 243
61 548
73 169
36 012
43 505
65 370
57 633
96,63
91,65
92,65
78,70
88,66
92,65
96,63
97,63
86,67
92,65
86,67
99,62
95,63
95,64
95,64
97,63
100,62
95,63
97,63
97,63
98,62
1 239 989
93,97
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-4
Laporan Akhir
Banyaknya jumlah KK di Kabupaten Pati adalah 424 616 KK dengan rata-rata penduduk tiap
KK sebanyak 3 jiwa. Jumlah KK terbanyak berada di Kecamatan Pati yaitu 32.326 KK dan terkecil di
Kecamatan Gunungwungkal yaitu 12.269 KK. Selengkapnya mengenai banyaknya jumlah KK di
Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.3. Jumlah Keluarga Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera
Menurut KecamatanTahun 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Kecamatan
Sukolilo
Kayen
Tambakromo
Winong
Pucakwangi
Jaken
Batangan
Juwana
Jakenan
Pati
Gabus
Margorejo
Gembong
Tlogowungu
Wedarijaksa
Trangkil
Margoyoso
Gunungwungkal
Cluwak
Tayu
Dukuhseti
Jumlah
Kepala Keluarga
28 951
24 085
17 136
22 681
15 690
15 572
15 006
29 704
16 918
32 326
19 861
19 238
14 782
17 931
20 538
20 878
23 279
12 269
16 118
22 222
19 431
424 616
Tahapan Keluarga Sejahtera
Pra KS
KS-1
9 347
8 526
5 814
4 835
7 736
1 049
11 061
1 796
8 305
2 535
6 525
6 284
5 445
3 478
8 194
2 481
6 864
4 531
5 413
6 671
5 413
1 871
2 808
2 546
5 607
4 462
5 323
5 824
6 880
3 998
6 688
4 655
4 999
4 103
3 211
4 220
4 472
2 733
5 512
4 771
6 512
3 052
132 129
84 421
KS
11 078
13 436
8 351
9 824
4 850
2 763
6 063
19 029
5 523
20 242
12 777
13 884
4 713
6 784
9 660
9 535
14 177
4 838
8 913
11 939
9 867
208 266
Sumber : BPS Kabupaten Pati, 2017
2.3.2. Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk disuatu wilayah.
Adapun faktor kesuburan tanah, daerah, atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, iklim,
topografi, sumber air, dan perhubungan atau transportasi merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya persebaran penduduk. Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan
persebaran penduduk secara geografis adalah persebaran penduduk yang tidak merata, yang
dapat menimbulkan masalah pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia bagi
pembangunan. Selain itu, persebaran penduduk yang tidak merata juga mengakibatkan perbedaan
tingkat kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu wilayah
dibandingkan luas wilayahnya yang dihitung dalam satuan jiwa per km persegi. Ukuran jumlah
penduduk akan lebih bermakna jika dihubungkan dengan luas wilayahnya I nformasi tentang
distribusi penduduk secara geografis dan terkonsentrasinya penduduk di suatu tempat
memungkinkan pemerintah mengatasi kepadatan penduduk, yang umumnya disertai dengan
kemiskinan, dengan pembangunan dan program-program untuk mengurangi beban kepadatan
penduduk atau realokasi pendudukuntuk bermukim di tempat lain.
A. Perkembangan Kemiskinan
Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin Kabupaten Pati pada periode 20112015 terlihat mempunyai kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011,
jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pati tercatat sebanyak 175,1 ribu jiwa atau sebesar
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-5
Laporan Akhir
14,69 persen dari total penduduk Kabupaten Pati. Setelah itu jumlah penduduk miskin terus
mengalami penurunan dari 165 ribu jiwa pada tahun 2012 hingga menjadi 147,1 ribu jiwa
pada tahun 2015.
Gambar 2.1. Jumlah Penduduk Miskin
Di Kabupaten Pati, 2011-2015 ( 000 jiw a)
Gambar 2.2. Persentase Jumlah Penduduk Miskin
Di Kabupaten Pati, 2011-2015 ( % )
Sumber : Susenas 2011-2015, BPS
Perubahan jumlah penduduk miskin pada periode tahun 2011-2015 berpengaruh juga
terhadap persentase penduduk miskin. Pada tahun 2011 persentase penduduk miskin di
Kabupaten Pati tercatat sebesar 14,69 persen. Setelah itu antara tahun 2012-2015 terus
menurun dari 13,61 persen pada tahun 2012 hingga menjadi 11,95 persen pada tahun 2015
B. Garis Kemiskinan
Garis kemiskinan dipakai untuk mengetahui batasan seseorang disebut miskin atau tidak
tergantung dari besaran garis tersebut. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang lebih
kecil dari garis kemiskinan tersebut, maka seseorang tersebut akan tergolong sebagai orang
yang miskin dan sebaliknya.
Perkembangan garis kemiskinan pada periode
2011-2015 terlihat mempunyai kecenderungan
meningkat dari tahun ke tahun, dari 264.372
tahun 2011 menjadi
347.575 rupiah/kapita/bulan pada tahun
2015. Bila dibandingkan tahun 2014
rupiah/ kapita/ bulan pada
(332.228 rupiah/ kapita/ bulan), garis kemiskinan
Kabupaten Pati pada tahun 2015 meningkat
sebesar 15.347 rupiah/ kapita/ bulan.
Gambar 2.3. Perkembangan Garis Kemiskinan
Mencermati Gambar 2.3, ternyata garis
Di Kabupaten Pati, 2011-2015 ( Rp)
kemiskinan tidak selalu tetap pada setiap
tahunnya, bahkan cenderung mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena memang trend akan
kebutuhan hidup manusia setiap saat berubah. Gambar 2.3 di atas juga bisa diartikan bahwa
besarnya konsumsi per kapita per bulan penduduk miskin di Kabupaten Pati pada tahun 2011
maksimal sebesar 264.372 rupiah dan pada tahun 2015 berubah menjadi sebesar 347.575
rupiah.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-6
Laporan Akhir
C. Keterkaitan antara Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan
Gambar 2.4. Distribusi Pendapatan dan Angka
Kemiskinan Kabupaten Pati, 2011-2015
Distribusi pendapatan suatu daerah
dapat
menentukan
bagaimana
pendapatan yang tinggi mampu
menciptakan perubahan-perubahan
dan perbaikan dalam masyarakat
yang akhirnya dapat mengurangi
kemiskinan. Distribusi pendapatan
yang tidak merata tidak akan
menciptakan
kemakmuran
dan
kesejahteraan
bagi
masyarakat
umum, tetapi hanya akan dinikmati
oleh segelintir golongan tertentu
saja.
Selama kurun waktu tahun 2011-2015, indeks gini Kabupaten Pati terus mengalami kenaikan
dari 0,29 menjadi 0,35, yang berarti distribusi pendapatan semakin tidak merata atau
ketimpangan pendapatan semakin tinggi, persentase penduduk miskin justru menurun dari
14,69 menjadi 11,95 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa teori ketimpangan pendapatan
yang semakin tinggi dapat menyebabkan naiknya angka kemiskinan ternyata tidak sesuai.
Bila melihat
hubungan antara pemerataan pendapatan menurut kriteria Bank Dunia dengan
angka kemiskinan di Kabupaten Pati pada periode tahun 2011-2013, teori bahwa ketimpangan
pendapatan yang semakin rendah dapat menyebabkan turunnya angka kemiskinan atau
sebaliknya, masih sesuai. Hal tersebut ketika penerimaan 40 persen penduduk berpendapatan
rendah terus meningkat dari 22,03 persenmenjadi 23,21 persen, angka kemiskinan terus
mengalami penurunan dari 14,69 persen menjadi 12,94 persen.
Tetapi pada saat penerimaan 40 persen penduduk berpendapatan rendah mengalami
penurunan pada periode tahun 2013-2015 hingga 19,29 persen, angka kemiskinan juga turun
menjadi 11,95 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pemerataan pendapatan menurut kriteria
Bank Dunia yang menurun pada periode tahun 2013-2015 tidak menyebabkan naiknya angka
kemiskinan di Kabupaten Pati.
D. Keterkaitan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Angka Kemisikinan
Gambar 2.5. Laju Pertumbuhan ekonomi dan
Angka Kemiskinan di Kabupaten Pati, 2011-2015
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah
satu syarat penting untuk mengentaskan
masyarakat dari kemiskinan, walaupun
pertumbuhan ekonomi tidak bisa berdiri
sendiri untuk mengentaskan kemiskinan.
Dapat dilihat pada Gambar 2.5, pada saat
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati
mengalami percepatan antara tahun 20112013 dari 5,91 persen menjadi 5,93
persen, angka kemiskinan di Kabupaten
Pati menurun dari 14,69 persen menjadi
12,94 persen. Kejadian serupa terjadi pada
periode
tahun
2014-2015,
ketika
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-7
Laporan Akhir
pertumbuhan ekonomi meningkat, angka kemiskinan mengalami penurunan. Hal tersebut
menunjukkan terjadi kesesuaian teori bahwa meningkatnya pertumbuhan ekonomi dapat
menurunkan angka kemiskinan.
Namun pada periode tahun 2013-2014 terjadi anomali. Ketika itu pertumbuhan ekonomi
mengalami perlambatan dari 5,97 persen menjadi 4,63 persen, tetapi angka kemiskinan masih
mengalami penurunan dari 12,94 persen menjadi 12,06 persen. Dengan demikian teori bahwa
perlambatan pertumbuhan ekonomi dapat menyebabkan naiknya angka kemiskinan tidak
terjadi pada periode ini.
E. Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk di Kabupaten Pati dapat dilihat dari kondisi kepadatan penduduk yang
ada di Kabupaten Pati. Kepadatan penduduk di Kabupaten Pati terkonsentrasi di Kecamatan
Pati 2518,90 dengan kepadatan sebesar 2.518,90 jiwa/ km 2 dan Kecamatan Juwana dengan
kepadatan 1.709,23 jiwa/ km 2. Kepadatan terendah berada di Kecamatan Pucakwangi sebesar
340,67 jiwa/ km 2, sedangkan rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Pati sebesar 824,64
jiwa/ km 2. Lebih jelasnya, untuk kondisi kepadatan penduduk pada masing-masing Kecamatan
di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pati Menurut Kecamatan dan
Jenis Kelamin, 2016
No Kecamatan
010
020
030
040
050
060
070
080
090
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
Sukolilo
Kayen
Tambakromo
Winong
Pucakwangi
Jaken
Batangan
Juwana
Jakenan
Pati
Gabus
Margorejo
Gembong
Tlogowungu
Wedarijaksa
Trangkil
Margoyoso
Gunungwungkal
Cluwak
Tayu
Dukuhseti
Jumlah/ Total
Luas (Km2)
158.74
96.03
72.47
99.94
122.83
68.52
50.66
55.93
53.04
42.49
55.51
61.81
67.30
94.46
40.85
42.84
59.97
61.80
69.31
47.59
81.59
1 503.68
Laki-Laki
44 273
34 817
23 841
22 023
19 665
20 554
21 072
47 225
18 944
51 471
24 412
29 550
22 152
24 801
29 450
30 088
36 146
18 062
21 267
32 293
28 617
600 723
Jumlah Penduduk
Perempuan
Jumlah
45 816
90 089
37 989
72 806
25 733
49 574
27 984
50 007
22 179
41 844
22 185
42 739
21 806
42 878
48 372
95 597
21 857
40 801
55 557
107 028
28 167
52 579
31 895
61 445
22 236
44 388
25 933
50 734
30 793
60 243
31 460
61 548
37 023
73 169
17 950
36 012
22 238
43 505
33 077
65 370
29 016
57 633
639 266
1 239 989
Kepadatan
Jiwa/Km2
567,53
758,16
684,06
500,37
340,67
623,74
846,39
1709,23
769,25
2518,90
947,20
994,09
659,55
537,10
1474,74
1436,69
1220,09
582,72
627,69
1373,61
706,37
824,64
Sumber : BPS Kabupaten Pati, 2017
2.3.3. Proyeksi Penduduk 5 ( Lima Tahun Kedepan)
Rata-rata pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan tingkat pertambahan
penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-8
Laporan Akhir
Tabel 2.5. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertengahan Tahun Kabupaten Pati
No Kecamatan
Jumlah Penduduk
2014
2015
1
Sukolilo
89 230
2
Kayen
72 378
72 806
0,59
3
Tambakromo
49 317
49 574
0,52
4
Winong
49 906
50 007
0,20
5
Pucakwangi
41 760
41 844
0,20
Laju Pertumbuhan
Penduduk
90 089
0,96
6
Jaken
42 653
42 739
0,20
7
Batangan
42 562
42 878
0,70
8
Juwana
94 742
95 597
0,20
9
Jakenan
40 719
40 801
0,20
10
Pati
106 432
107 028
0,56
11
Gabus
52 474
52 579
0,20
12
Margorejo
60 540
61 445
1,49
13
Gembong
44 048
44 388
0,77
14
Tlogowungu
50 493
50 734
0,48
15
Wedarijaksa
59 834
60 243
0,68
16
Trangkil
61 204
61 548
0,56
17
Margoyoso
72 731
73 169
0,60
18
Gunungwungkal
350860
36 012
0,12
19
Cluwak
43 340
43 505
0,38
20
Tayu
65 239
65 370
0,20
21
Dukuhseti
57 431
57 633
0,35
1 239 989
0,58
Jumlah/ Total
1 232 889
Sumber: BPS Kabupaten Pati
Dari data laju pertumbuhan penduduk di atas, maka dapat digunakan dalam
memproyeksikan pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati selama kurun waktu 5 tahun ke depan.
Proyeksi penduduk Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.6. Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Pati
Tahun 2015-2022
No
Kecamatan
2015
( 1+ r)
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
1
Sukolilo
90089
1,0096300
90.957
91.832
92.717
93.610
94.511
95.421
96.340
2
Kayen
72806
1,0059200
73.237
73.671
74.107
74.545
74.987
75.431
75.877
3
Tambakromo
49574
1,0052100
49.832
50.092
50.353
50.615
50.879
51.144
51.410
4
Winong
50007
1,0020200
50.108
50.209
50.311
50.412
50.514
50.616
50.718
5
Pucakwangi
41844
1,0020000
41.928
42.012
42.096
42.180
42.264
42.349
42.433
6
Jaken
42739
1,0020100
42.825
42.911
42.997
43.084
43.170
43.257
43.344
7
Batangan
42878
1,0074500
43.197
43.519
43.843
44.170
44.499
44.831
45.165
8
Juwana
95597
1,0090200
96.459
97.329
98.207
99.093
99.987
100.889
101.799
9
Jakenan
40801
1,0020200
40.883
40.966
41.049
41.132
41.215
41.298
41.381
10
Pati
107028
1,0056000
107.627
108.230
108.836
109.446
110.059
110.675
111.295
11
Gabus
52579
1,0020000
52.684
52.790
52.895
53.001
53.107
53.213
53.320
12
Margorejo
61445
1,0149500
62.364
63.296
64.242
65.203
66.177
67.167
68.171
13
Gembong
44388
1,0077100
44.730
45.075
45.423
45.773
46.126
46.481
46.840
14
Tlogowungu
50734
1,0047800
50.977
51.220
51.465
51.711
51.958
52.207
52.456
15
Wedarijaksa
60243
1,0068290
60.654
61.069
61.486
61.906
62.328
62.754
63.182
16
Trangkil
61548
1,0056200
61.894
62.242
62.592
62.943
63.297
63.653
64.011
17
Margoyoso
73169
1,0060200
73.609
74.053
74.498
74.947
75.398
75.852
76.309
18
Gunungwungkal
36012
1,0264000
36.963
37.939
38.940
39.968
41.023
42.106
43.218
19
Cluwak
43505
1,0038000
43.670
43.836
44.003
44.170
44.338
44.506
44.676
20
Tayu
65370
1,0020100
65.501
65.633
65.765
65.897
66.030
66.162
66.295
21
Dukuhseti
57633
1,0035100
57.835
58.038
58.242
58.446
58.652
58.857
59.064
1,0013429 1.247.936
1.255.961
1.264.066
1.272.251
1.280.519
1.288.869
1.297.304
Jumlah
1.239.989
Sumber: BPS Kabupaten Pati, diolah 2017
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-9
Laporan Akhir
Dari hasil analisis proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Pati sampai dengan tahun 2022
yaitu sebanyak 1.297.304 jiwa.
2.3.4. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Urbanisasi ( Migrasi)
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Kawasan Perkotaan Pati berdasarkan RTRW Kabupaten Pati terdiri dari I bukota Kecamatan
Jakenan, Kawasan Perkotaan Kayen, Kawasan Perkotaan Pati, Kawasan Perkotaan Tayu, dan
Kawasan Perkotaan Juwana (JAKATI NATA).
Secara administrasi pembagian wilayah JAKATI NATA dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.7. Pembagian Wilayah Administrasi JAKATI NATA
Menurut Kecamatan, 2016
No Kecamatan
1
2
3
4
5
Kayen
Juwana
Jakenan
Pati
Tayu
Jumlah
Jumlah Desa/
Kelurahan
17
29
23
29*
21
90
Jumlah RT
Jumlah RW
433
370
356
569
395
2123
70
88
59
99
75
391
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
Catatan/ Note:* 5 kelurahan dan 24 desa
Sedangkan jumlah penduduk kawasan Perkotaan JAKATI NATA Menurut Kecamatan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Kaw asan Perkotaan JAKATI NATA
Menurut Kecamatan, 2016
No Kecamatan
1
2
3
4
5
Kayen
Juwana
Jakenan
Pati
Tayu
Jumlah
Jumlah
Penduduk
72 806
95 597
40 801
107 028
65 370
381 602
KK
24 085
29 704
16 918
32 326
22 222
125 255
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
Urbanisasi menyangkut perpindahan penduduk atau migrasi di Kabupaten Pati baik yang
datang maupun keluar dari wilayah Kabupaten Pati. Penyebab terjadinya urbanisasi secara
umum disebabkan karena menempuh pendidikan maupun mencari pekerjaan. Dilihat dari
kondisi yang ada, banyak penduduk yang berada di daerah perdesaan, yang datang ke
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-10
Laporan Akhir
wilayah perkotaan untuk faktor pendidikan dan pekerjaan, bahkan terdapat penduduk yang
bermigrasi keluar wilayah Kabupaten Pati.
Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Datang dan Pindah Kaw asan Perkotaan JAKATI NATA
Menurut Kecamatan, 2015
No
Kecamatan
1
Datang
Laki-laki
Perempuan
Kayen
235
210
2
Juwana
427
3
Jakenan
140
4
Pati
5
Tayu
1853
Jumlah
Jumlah
Pindah
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
445
117
106
223
432
859
375
343
718
65
205
182
66
248
720
655
1375
561
569
1130
331
394
725
448
466
914
1756
3609
1683
1550
3233
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
Jika dilihat dari data statistik yang ada, penduduk yang datang pada kawasan Perkotaan
JAKATI NATA pada tahun 2016 lebih banyak dari pada yang pindah yaitu sebanyak 3609 jiwa yang
penduduk yang datang, sedangkan penduduk yang pindah sebanyak 3233 jiwa.
2.4. I su Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
I su strategis sosial, ekonomi dan lingkungan Kabupaten Pati yang terkait dengan
penyusunan RPI JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Pati berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten
Pati secara rinci diuraikan sebagai berikut.
2.4.1
Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi
Pertumbuhan ekonomi secara agregat ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB atas dasar
harga konstan. Selama periode tahun 2011-2013, tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati
cenderung mengalami percepatan. Pada tahun 2011 tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,91
persen dan terus meningkat hingga menjadi 5,97 persen pada tahun 2013. Tetapi pada tahun
2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati mengalami perlambatan menjadi 4,63 persen,
terendah selama lima tahun terakhir, dan setelah itu kembali meningkat pada tahun 2016 menjadi
5,20 persen, merupakan yang tertinggi pada periode yang sama. Untuk lebih jelasnya laju
pertubuhan ekonomi Kabupaten Pati, 2011 – 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.10.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pati, 2011-2016 ( persen)
Lapangan Usaha
2011
2012
2013
2014
2015*
2016* *
A
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2,87
5,41
3,95
-1,19
7,67
3,99
B
Pertambangan dan Penggalian
8,81
7,75
7,23
6,29
2,38
4,53
C
I ndustri Pengolahan
7,74
7,19
8,41
6,60
4,71
4,64
D
Pengadaan Listrik dan Gas
8,66
9,90
9,17
9,48
3,29
4,91
E
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
2,02
-1,75
-1,47
4,89
1,76
3,84
F
Konstruksi
2,65
6,66
5,53
4,30
5,20
5,46
G
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
7,79
1,90
4,05
5,85
4,51
5,04
H
Transportasi dan Pergudangan
7,48
7,37
9,68
9,92
7,83
7,24
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-11
Laporan Akhir
Lapangan Usaha
2011
2012
2013
2014
2015*
2016* *
I
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
7,39
8,08
5,83
7,48
7,62
8,21
J
I nformasi dan Komunikasi
8,93
9,82
9,24
19,83
9,84
9,62
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
3,39
3,04
4,90
3,71
6,18
7,03
L
Real Estate
5,27
4,97
6,61
6,64
6,87
6,65
10,59
8,27
11,94
8,22
8,32
9,51
2,77
1,31
2,54
1,47
5,09
4,26
19,97
18,58
9,84
0,61
7,67
7,23
8,30
8,33
7,06
10,72
7,54
8,97
3,58
6,02
7,47
8,76
3,68
7,36
5,91
5,93
5,97
4,63
4,64
5,20
M,N
Jasa Perusahaan
O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
P
Jasa Pendidikan
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
dan Jaminan Sosial Wajib
R,S,T,U
Jasa lainnya
PRODUK DOMESTI K REGI ONAL BRUTO
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
* Angka sementara
* * Angka sangat sementara
2.4.2
Data pendapatan per kapita dan proporsi penduduk miskin
PDRB per kapita merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan
perekonomian di suatu daerah. Namun demikian, besarnya PDRB per kapita belum
mencerminkan pendapatan penduduk yang sebenarnya, akan tetapi hanya menunjukkan
kemampuan ekonomi suatu daerah.
Perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku selama ini dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2011 PDRB per kapita Kabupaten Pati mencapai
17,5 juta rupiah, naik menjadi sekitar 19,3 juta rupiah pada tahun 2012. Pada tahun 2013
PDRB per kapita Kabupaten Pati mencapai 21,3 juta rupiah, naik sebesar 10,28 persen bila
dibandingkan dengan tahun 2012. Sementara itu PDRB per kapita tahun 2014 mengalami
kenaikan sebesar 8,9 persen dari tahun 2013 menjadi sekitar 23,2 juta rupiah, tahun 2015
naik sebesar 10,7 persen menjadi sekitar 25,67 juta rupiah, dan pada tahun 2016 naik
sebesar 5,7 persen menjadi 27.134.604.
Tabel 2.11.
PDRB Per Kapita Kabupaten Pati, 2011-2016
Tahun
PDRB per Kapita ADHB
2011
2012
2013
2014
2015*
17.514.923
19.305.800
21.291.353
23.186.384
25.666.882
2016* *
27 134 604
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
* Ang ka sementara
* * Angka sangat sementara
2.4.3
Kondisi Lingkungan Strategis
2.4.3.1. Topografi
Berdasarkan morfologinya, sebagaian besar wilayah Kabupaten Pati berupa dataran rendah
dengan elevasi berkisar antara 0 – 100 m diatas muka air laut. Oleh karena itu daerah tersebut
cukup potensial untuk menjadi daerah pertanian. Kondisi morfologi Kabupaten Pati dapat
dikelompokan menjadi 3 satuan, yaitu :
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-12
Laporan Akhir
•
•
•
Lereng Gunung Muria, yang membentang sebelah barat bagian utara Laut Jawa dan meliputi
Wilayah Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gunungwungkal, dan
Kecamatan Cluwak.
Dataran rendah membujur di tengah sampai utara Laut Jawa, meliputi sebagian Kecamatan
Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Wedarijaksa, Juwana, Winong, Gabus, Kayen bagian Utara,
Sukolilo bagian Utara, dan Tambakromo bagian utara.
Pegunungan Kapur, yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil wilayah
Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, dan Pucakwangi.
Tabel 2.12.
No
1
Ketinggian
Topografi di Kabupaten Pati
Kecamatan
0 – 7 mdpl
Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Pati,
Juwana, Margorejo, Jakenan, Batangan, Jaken, Gabus, sebagian
Kecamatan Sukolilo, Kayen, Winong, dan Pucakwangi, serta sebagain kecil
Kecamatan Tlogowungu dan Gunungwungkal.
2
7 – 100 mdpl
Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Pucakwangi,
Margorejo, Tlogowungu, Gunungwungkal, Cluwak, sebagian kecil
Kecamatan Margoyoso dan Dukuhseti.
3
100 – 500 mdpl
Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Cluwak,
Gunungwungkal, Tlogowungu, Gembong dan sebagian kecil Kecamatan
Pucakwangi dan Margorejo
4
5 – 1000 mdpl
Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu
5
> 1000 mdp
Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu
Sumber: RTRW Kabupaten Pati Tahun 2010-2030
2.4.3.2. Geologi
Pembahasan geologi lingkungan untuk wilayah Kabupaten Pati meliputi: geomorfologi,
stratigrafi, struktur geologi dan gerakan tanah yang umumnya mempengaruhi lingkungan fisik di
wilayah ini.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-13
Laporan Akhir
A. GEOMORFOLOGI
Secara fisiografi daerah Kabupaten Pati termasuk ke dalam lajur Zona Rembang (Rembang
Zone) yang terdiri dari pegunungan lipatan berbentuk antiklinorium yang memanjang mulai
dari utara Purwodadi melalui Blora, Jatirogo, Tuban dan berakhir di Pulau Madura. Daerah
ini terdiri dari dataran rendah, perbukitan bergelombang dan pegunungan berlerengan terjal
dengan ketinggian 0 sampai 650 meter. Punggung perbukitan dan pegunungan tersebut
umumnya memanjang dengan arah barat – timur.
Struktur geologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Pati adalah berupa sesar dan kubah.
Daerah ini merupakan bagian dari antiklinorium rembang dengan sumbu antiklin dan siklin
yang mempunyai arah barat – timur dan barat laut – tenggara. Struktur sesar normal
dengan arah timur laut – barat daya yang mensesar litologi batu gamping pada Formasi
Bulu.
Struktur kubah dijumpai di daerah Patiayam, merupakan suatu diapir. Sampai kini belum
jelas jenis diapir tersebut karena belum diadakan penelitian detail dengan pemboran untuk
mengetahui inti kubah tersebut. Diduga terbentuknya kubah ini berkaitan dengan proses
tektonika setempat, sebelum terjadinya kegiatan Gunung Api Muria.
Kegiatan gunung api Kuarter yang bersumber pada Gunung Muria menghasilkan batuan
Gunung Api Muria serta diikuti dengan terjadinya retas-retas batuan beku. Retas-retas basalt
mengandung leusit (sosonit) yang setempat berasosiasi dengan batu gamping dan terjadi
sewaktu kegiatan Gunung Api Muria masih berlangsung. Magma basalt yang menerobos
batu gamping dan menyeret bongkahan batu gamping (Formasi Bulu) ke permukaan sempat
berasimilasi dan menghasilkan retas sosonit dengan xenolit batu gamping. Singkapannya
dijumpai di daerah Semliro, sebelah selatan Gunung Muria. Pada zaman kuarter pada daerah
Rembang ini dijumpai hanya endapan aluvium yang diduga daerah tersebut merupakan
daerah bermofologi dataran rendah.
B. JENI S TANAH
Secara umum geologi Kabupaten Pati tidak terlepas dari geologi secara umum di Kabupaten
Pati, yaitu keadaan komplek Gunung Api Muria. Komplek Gunung Api Muria merupakan salah
satu gunung api di Pulau Jawa. Wilayah Kabupaten Pati termasuk wilayah komplek Gunung
Api Muria bagian Tenggara dan sebagian kecil dari rona Kendeng. Komplek Muria terletak di
atas batuan yang berumur neogen, yaitu gamping, batu lempung dan napal. Selain itu,
komplek Muria tersusun oleh etologi yang berumur miosen tengah sampai dengan holosen.
Berikut ini urutan dari yang tertua sampai yang termuda:
Batu Gamping (miosen atas – tengah)
Napal – Batu lempung (Pilosen)
Batu kerikil – Batu Pasir (Pleistosen bawah)
Batu lanau – batu pasir – konglomerat – basal – andesit – breksi vulkanik (Pleistosen
Tengah)
Krikil – pasir – lempung (holosen)
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-14
Laporan Akhir
2.4.3.3. Klimatologi
Kabupaten Pati memiliki intensitas curah hujan sebanyak 192 mm dengan 60 hari hujan
selama setahun. Kecamatan Pati sebagai pusat ibukota kabupaten, memiliki curah hujan
1231 mm dengan hari hujan sebanyak 132 hari. Daerah pada Kabupaten Pati yang berdekatan
dengan gunung muria memiliki curah hujan yang tergolong tinggi yaitu 2785 mm pada Kecamatan
Gembong, 3313 mm pada Kecamatan Gunungwungkal, dan 3744 pada Kecamatan Kluwak.
Kondisi iklim pada umumnya sama dengan kondisi iklim di Kabupaten Pati dan wilayah I ndonesia
lainnya, yaitu mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan dengan bulan basah
umumnya lebih banyak daripada bulan kering, dengan temperatur terendah 23oCdan tertinggi
39oC.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-15
Laporan Akhir
2.4.3.4. Risiko Bencana Alam
Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten Pati, berdasarkan RTRW Kabupaten Pati terdiri dari:
a). Kawasan rawan bencana banjir
Kawasan rawan banjir terletak disekitar kawasan dataran rendah dan pesisir, meliputi:
1. Kecamatan Juwana dengan luas kurang lebih 56 Ha (lima puluh enam hektar);
2. Kecamatan Trangkil dengan luas kurang lebih 12 Ha (dua belas hektar);
3. Kecamatan Tayu dengan luas kurang lebih 41 Ha (empat puluh satu hektar);
4. Kecamatan Pati dengan luas kurang lebih 24 Ha (dua puluh empat hektar);
5. Kecamatan Margorejo dengan kurang lebih luas 8 Ha (delapan hektar);
6. Kecamatan Wedarijaksa dengan kurang lebih luas 22 Ha (dua puluh dua hektar );
7. Kecamatan Batangan dengan kurang lebih luas 38 Ha (tiga puluh delapan hektar);
8. Kecamatan Dukuhseti dengan luas kurang lebih 21 Ha (dua puluh satu hektar);
9. Kecamatan Jakenan dengan luas kurang lebih 23 Ha (dua puluh tiga hektar);
10. Kecamatan Sukolililo dengan luas kurang lebih 12 Ha (dua belas hektar);
11. Kecamatan Kayen dengan luas kurang lebih 27 Ha (dua puluh tujuh hektar) ; dan
12. Kecamatan Gabus dengan luas kurang lebih 46 Ha (empat puluh enam hektar).
b). kawasan rawan bencana gerakan tanah, meliputi;
1. Kecamatan Cluwak dengan luas kurang lebih 5 Ha (lima hektar) ;
2. Kecamatan Gembong dengan luas kurang lebih 6 Ha (enam hektar);
3. Kecamatan Tlogowungu dengan luas kurang lebih 4 Ha (empat hektar);
4. Kecamatan Gunungwungkal dengan luas kurang lebih 12 Ha (dua belas hektar );
5. Kecamatan Sukolilo dengan luas kurang lebih 18 Ha (delapan belas hektar);
6. Kecamatan Kayen dengan luas kurang lebih 11 Ha (sebelas hektar);
7. Kecamatan Winong dengan luas kurang lebih 11 Ha (sebelas hektar);
8. Kecamatan Tambakromo dengan luas kurang lebih 8 Ha (delapan hektar); dan
9. Kecamatan Pucakwangi dengan luas kurang lebih 5 Ha (lima hektar).
c). kawasan rawan bencana kekeringan, melputi:
1.
Kecamatan Sukolilo dengan luas kurang lebih 32 Ha (tiga puluh dua hektar);
2.
Kecamatan Kayen dengan luas kurang lebih 5 Ha (lima hektar);
3.
Kecamatan Tambakromo dengan luas kurang lebih 21 Ha (dua puluh satu hektar);
4.
Kecamatan Winong dengan luas kurang lebih 14 Ha (empat belas hektar);
5.
Kecamatan Pucakwangi dengan luas kurang lebih 8 Ha (delapan hektar);
6.
Kecamatan Jaken dengan luas kurang lebih 5 Ha (lima hektar);
7.
Kecamatan Batangan dengan luas kurang lebih 4 Ha (empat hektar); dan
8.
Kecamatan Gabus dengan luas kurang lebih 3 Ha (tiga hektar).
d). kawasan rawan bencana gelombang pasang, meliputi:
1.
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Dukuhseti dengan luas kurang lebih 184 Ha
(seratus delapan puluh empat hektar );
2.
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tayu dengan luas kurang lebih 76 Ha (tujuh
puluh enam hektar);
3.
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Margoyoso dengan luas kurang lebih 70 Ha
(tujuh puluh hektar);
4.
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Trangkil dengan luas kurang lebih 29 Ha (dua
puluh sembilan hektar);
5.
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Wedarijaksa dengan luas kurang lebih 18 Ha
(delapan belas hektar);
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-16
Laporan Akhir
6.
7.
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Juwana dengan luas kurang lebih 36 Ha (tiga
puluh enam hektar); dan
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Batangan dengan luas kurang lebih 96 Ha
(sembilan puluh enam hektar).
2.5. I su-I su Strategis Terkait Pembangunan I nfrastruktur Bidang Cipta Karya
I su-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya di Kabupaten Pati,
meliputi :
(1). Peningkatan Cakupan Pelayanan I nfrastruktur Sanitasi, meliputi: cakupan pelayanan
limbah, sampah dan drainase lingkungan.
(2). Peningkatan Cakupan Pelayanan I nfrastruktur Air minum
(3). Mengurangi Luas Kawasan Kumuh
(4). Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Strategis
(5). Dukungan I nfrastruktur Permukiman Untuk Kawasan Strategis
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-17
2.1. WI LAYAH ADMI NI STRASI
Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah/ kabupaten/ kota di Jawa Tengah
bagian timur, terletak diantara 1100,15’ - 1110,15’ bujur timur dan 60,25’ - 70,00’ lintang selatan.
Batas-batas administrasi Kabupaten Pati adalah :
Sebelah Utara
: Kabupaten Jepara dan Laut Jawa
Sebelah Barat
: Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara
Sebelah Selatan
: Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora
Sebelah Timur
: Kabupaten Rembang dan Laut Jawa
Kabupaten Pati memiliki luas wilayah 150.368 Ha yang terdiri dari 59.332 Ha lahan sawah
dan 44.080 Ha lahan bukan sawah dan terbagi dalam 21 kecamatan dan 406 Desa. Wilayah
Kabupaten Pati termasuk Kabupaten dengan cakupan wilayah yang luas di Provinsi Jawa Tengah.
Rentang jarak antar kecamatan cukup jauh. Wilayah paling barat adalah Kecamatan Margorejo dan
memanjang ke timur sampai Kecamatan Batangan. Sedangkan yang paling utara adalah
Kecamatan Dukuhseti memanjang keselatan hingga Kecamatan Sukolilo yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Grobogan. Dilihat dari jarak dengan I bukota Kabupaten maka Kecamatan
terjauh adalah Kecamatan Cluwak dengan jarak 39 km kemudian Kecamatan Sukolilo dengan jarak
36 km, sedangkan yang paling dekat dengan Kecamatan Pati adalah Kecamatan Margorejo dengan
jarak 4 km
Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Pati
Menurut Kecamatan Tahun 2017
No.
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Sukolilo
Kayen
Tambakromo
Winong
Pucakwangi
Jaken
Batangan
Juwana
Jakenan
Pati
Gabus
Luas Wilayah
(Ha)
15 874
9 603
7 247
9 994
12 283
6 852
5 066
5 593
5 304
4 249
5 551
Jumlah
Desa/Kelurahan
16
17
18
30
20
21
18
29
23
29*
24
Jumlah RT
Jumlah RW
478
433
341
474
333
311
273
370
356
569
401
86
70
63
81
68
81
53
88
59
99
76
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-1
Laporan Akhir
No.
Kecamatan
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Jumlah
Margorejo
Gembong
Tlogowungu
Wedarijaksa
Trangkil
Margoyoso
Gunungwungkal
Cluwak
Tayu
Dukuhseti
Luas Wilayah
(Ha)
6 181
6 730
9 446
4 085
4 284
5 997
6 180
6 931
1 266
8 159
150 368
Jumlah
Desa/Kelurahan
18
11
15
18
16
22
15
13
21
12
406
Jumlah RT
Jumlah RW
318
276
322
340
374
336
241
310
395
343
7585
65
82
70
58
60
80
47
77
75
46
1484
Sumber : BPS Kabupaten Pati dalam Angka, 2017
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Pati
Sumber : BPS, Kabupaten Pati Dalam Angka 2017
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-2
Laporan Akhir
2.2. POTENSI WI LAYAH KABUPATEN PATI
Potensi wilayah Kabupaten Pati perlu dikembangkan dan didukung pembangunannya
dengan infrastruktur permukiman. Perkuatan infrastruktur permukiman harus terus diupayakan
oleh Pemerintah Daerah agar pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan pemerataan ekonomi
pada semua wilayah dan sektor usaha serta memberikan dampak ganda ( multiplier effect ).
Beberapa potensi wilayah Kabupaten Pati yang perlu dikembangkan dan dioptimalkan adalah:
1). Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir
2). Mengembangkan outlet komoditas hasil laut, perikanan,dan buah-buahan di Kecamatan
Pati, Kecamatan Juwana, Kecamatan Dukuhseti, dan Kecamatan Batangan; dan
3). Memantapkan industrialisasi perikanan di Kecamatan Juwana.
4). Mengembangkan kawasan pelabuhan Juwana dan Pelabuhan Pendaratan I kan (PPI )
Dukuhseti sebagai pusat pengembangan pesisir
5). Mengembangkan kawasan agropolitan di lereng Gunung Muria dan wilayah bagian
selatan; dan
6). Mengembangkan industrialisasi pertanian
Potensi sumber daya alam Kabupaten Pati bisa diandalkan, Kabupaten yang berada di
sebelah timur bagian utara Provinsi Jateng ini secara topografi, wilayahnya dibedakan menjadi
dataran rendah, pegunungan, dan lereng gunung. Sektor pertanian memang masih menjadi tulang
punggung ekonomi Pati terutama bahan tanaman pangan dan buah-buahan. Usaha agroindustri
juga turut dikembangkan, tanaman sayur-sayuran juga tidak kalah dalam produksi, seperti bawang
merah, jagung, kacang tanah, kacang hijau, hingga cabai banyak dibudidayakan di beberapa
kecamatan.
Kacang tanah lebih untuk memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik makanan dari kacang tanah
seperti pabrik Garuda dan kacang Dua kelinci yang berada di Kabupaten ini. Tanaman perkebuan
juga tumbuh subur, potensi hasil perkebunan yang cukup mencolok adalah produksi kelapa, juga
perkebuan kopi yang berada di enam kecamatan yakni Gembong, Sukokilo, Tlogowungu,
Margoyoso, Gunungwungkal, dan Cluwaak yang hasilnya antara lain dipasarkan ke beberapa
industri pengolahan kpi di Kabupaten ini.
Wilayah Pati yang berbatasan dengan laut, sudah tentu mengandalkan perikanan,
Kabupaten ini menjadi salah satu penghasil ikan di Jateng, terdapat juga hasil tambak, produksi
ikan terbesar dihasilkan dari budi daya tambak dengan lahan tambak terutama banyak tersebar di
Kecamatan Juwana berupa petak-petak yang letaknya mendekati bibir pantai. Jenis ikan bandeng
dan udang banyak dibudidayakan disini. Selain ikan segar, banyak pula diusahakan ikan olahan
dengan cara pengawetan atau pengeringan ikan menjadi ikan asin, ikan pindang, atau pun ikan
asap.
Letak Pati memang strategis, berada di jalur padat laulintas antara Semarang-Surabaya ini
membawa dampak yang cukup bagus bagi sektor perdagangan. Pemasaran komoditas pertanian,
perikanan, dan hasil industri selain lewat pelabuhan yakni perdagangan antar pulau dan ekspor
mancanegara juga melalui jalur darat untuk perdagangan antar kabupaten maupun antar provinsi.
Pariwisata di kota pati kebanyakan berupa keindahan yang di buat oleh alam (dalam hal ini
berupa goa) dan makam-makam yang di anggap keramat oleh masyarakat sekitar. kekeramatan
yang di padukan dengan unsur keindahan terktur dapat menarik minat wisatawan dari daerah pati
sendiri atau bahkan dari luar kabupaten pati.
Obyek wisata yang sering di kunjungi oleh wisatawan ada tiga tempat, diantaranya : Goa
pancur yang berada di wilayah kecamatan Kayen, Goa Cerawang yang berada di desa Todanan
wilayah kecamatan Puncak Wangi, dan Goa Lowo yang berada di wilayah kecamatan Tambakromo,
dahulu Goa-goa tersebut masih rapi dan di kunjungi banyak wisatawan, sekarang jumlah
wisatawan yang datang kesana hanya beberapa, dan kebanyakan yang datang ke tempat tersebut
mempunyai maksud dan tujuan yang lain dari pada hanya menikmati pemandangan alam dan
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-3
Laporan Akhir
bentuk-bentuk staklakmit saja. Goa-goa tersebut sekarang menjadi ajang untuk mendapatkan
pencerahan (masyarakat sekitar menyebutnya “wangsit”).
Tempat wisata yang sekarang masih menarik minat wisatawan yaitu di pulau kecil di daerah
kecamatan juwana, nama pulau tersebut adalah “Pulau Seperempat”. Pulau itu dinamakan
tersebut karena bentuknya yang unik hanya berbentuk seperempat saja. Di pulau seperempat
setiap tahunnya di adakan upacara ucapan syukur kepada Yang Berkuasa atas alam, upacara itu
oleh masyarakat sekitar dinamakan “Sedekah Bumi”.
Untuk mendukung terwujudnya Kabupaten Pati sebagai Bumi Mina Tani, berbasis
keunggulan pertanian dan industri yang berkelanjutan, perlu didukung infrastruktur permukiman
antara lain infrastruktur persampahan, infrastruktur air limbah permukiman, infrastruktu air
minum, jalan lingkungan dan pedestrian, ruang terbuka hijau, penataan kawasan pusaka dsb. Di
samping itu juga perlu kebijakan dan perencanaan penataan bangunan pusaka melalui penerapan
Perda Bangunan Gedung dan penyusunan RTBL.
2.3. DEMOGRAFI DAN URBANI SASI
Profil Kabupaten Pati khususnya mengenai karakteristik penduduk yang meliputi: Jumlah
penduduk dan KK keseluruhan; Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk, Proyeksi
pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan dan Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi
urbanisasi, secara lebih rinci akan dijabarkan pada uraian berikut ini.
2.3.1. Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan
Jumlah penduduk di Kabupaten Pati pada tahun 2016 sebanyak 1.239.989 jiwa. Jumlah
penduduk terbesar di Kecamatan Pati yaitu 107.028 jiwa dan terkecil di Kecamatan
Gunungwungkal yaitu 36.012 jiwa. Selengkapnya mengenai perkembangan jumlah dan kepadatan
penduduk tiap kecamatan di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2. Penduduk Kabupaten Pati Menurut Jenis Kelamin Tiap Kecamatan dan
Rasio Jenis Kelamin Keadaan 30 Juni 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Kecamatan
Sukolilo
Kayen
Tambakromo
Winong
Pucakwangi
Jaken
Batangan
Juwana
Jakenan
Pati
Gabus
Margorejo
Gembong
Tlogowungu
Wedarijaksa
Trangkil
Margoyoso
Gunungwungkal
Cluwak
Tayu
Dukuhseti
Laki- Laki
44
34
23
22
19
20
21
47
18
51
24
29
22
24
29
30
36
18
21
32
28
273
817
841
023
665
554
072
225
944
471
412
550
152
801
450
088
146
062
267
293
617
Jumlah
600 723
Sumber : BPS Kabupaten Pati, 2017
Perempuan
45
37
25
27
22
22
21
48
21
55
28
31
22
25
30
31
37
17
22
33
29
816
989
733
984
179
185
806
372
857
557
167
895
236
933
793
460
023
950
238
077
016
639 266
Jumlah
Rasio Jenis
Kelamin
90 089
72 806
49 574
50 007
41 844
42 739
42 878
95 597
40 801
107 028
52 579
61 445
44 388
50 734
60 243
61 548
73 169
36 012
43 505
65 370
57 633
96,63
91,65
92,65
78,70
88,66
92,65
96,63
97,63
86,67
92,65
86,67
99,62
95,63
95,64
95,64
97,63
100,62
95,63
97,63
97,63
98,62
1 239 989
93,97
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-4
Laporan Akhir
Banyaknya jumlah KK di Kabupaten Pati adalah 424 616 KK dengan rata-rata penduduk tiap
KK sebanyak 3 jiwa. Jumlah KK terbanyak berada di Kecamatan Pati yaitu 32.326 KK dan terkecil di
Kecamatan Gunungwungkal yaitu 12.269 KK. Selengkapnya mengenai banyaknya jumlah KK di
Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.3. Jumlah Keluarga Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera
Menurut KecamatanTahun 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Kecamatan
Sukolilo
Kayen
Tambakromo
Winong
Pucakwangi
Jaken
Batangan
Juwana
Jakenan
Pati
Gabus
Margorejo
Gembong
Tlogowungu
Wedarijaksa
Trangkil
Margoyoso
Gunungwungkal
Cluwak
Tayu
Dukuhseti
Jumlah
Kepala Keluarga
28 951
24 085
17 136
22 681
15 690
15 572
15 006
29 704
16 918
32 326
19 861
19 238
14 782
17 931
20 538
20 878
23 279
12 269
16 118
22 222
19 431
424 616
Tahapan Keluarga Sejahtera
Pra KS
KS-1
9 347
8 526
5 814
4 835
7 736
1 049
11 061
1 796
8 305
2 535
6 525
6 284
5 445
3 478
8 194
2 481
6 864
4 531
5 413
6 671
5 413
1 871
2 808
2 546
5 607
4 462
5 323
5 824
6 880
3 998
6 688
4 655
4 999
4 103
3 211
4 220
4 472
2 733
5 512
4 771
6 512
3 052
132 129
84 421
KS
11 078
13 436
8 351
9 824
4 850
2 763
6 063
19 029
5 523
20 242
12 777
13 884
4 713
6 784
9 660
9 535
14 177
4 838
8 913
11 939
9 867
208 266
Sumber : BPS Kabupaten Pati, 2017
2.3.2. Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk disuatu wilayah.
Adapun faktor kesuburan tanah, daerah, atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, iklim,
topografi, sumber air, dan perhubungan atau transportasi merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya persebaran penduduk. Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan
persebaran penduduk secara geografis adalah persebaran penduduk yang tidak merata, yang
dapat menimbulkan masalah pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia bagi
pembangunan. Selain itu, persebaran penduduk yang tidak merata juga mengakibatkan perbedaan
tingkat kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu wilayah
dibandingkan luas wilayahnya yang dihitung dalam satuan jiwa per km persegi. Ukuran jumlah
penduduk akan lebih bermakna jika dihubungkan dengan luas wilayahnya I nformasi tentang
distribusi penduduk secara geografis dan terkonsentrasinya penduduk di suatu tempat
memungkinkan pemerintah mengatasi kepadatan penduduk, yang umumnya disertai dengan
kemiskinan, dengan pembangunan dan program-program untuk mengurangi beban kepadatan
penduduk atau realokasi pendudukuntuk bermukim di tempat lain.
A. Perkembangan Kemiskinan
Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin Kabupaten Pati pada periode 20112015 terlihat mempunyai kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011,
jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pati tercatat sebanyak 175,1 ribu jiwa atau sebesar
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-5
Laporan Akhir
14,69 persen dari total penduduk Kabupaten Pati. Setelah itu jumlah penduduk miskin terus
mengalami penurunan dari 165 ribu jiwa pada tahun 2012 hingga menjadi 147,1 ribu jiwa
pada tahun 2015.
Gambar 2.1. Jumlah Penduduk Miskin
Di Kabupaten Pati, 2011-2015 ( 000 jiw a)
Gambar 2.2. Persentase Jumlah Penduduk Miskin
Di Kabupaten Pati, 2011-2015 ( % )
Sumber : Susenas 2011-2015, BPS
Perubahan jumlah penduduk miskin pada periode tahun 2011-2015 berpengaruh juga
terhadap persentase penduduk miskin. Pada tahun 2011 persentase penduduk miskin di
Kabupaten Pati tercatat sebesar 14,69 persen. Setelah itu antara tahun 2012-2015 terus
menurun dari 13,61 persen pada tahun 2012 hingga menjadi 11,95 persen pada tahun 2015
B. Garis Kemiskinan
Garis kemiskinan dipakai untuk mengetahui batasan seseorang disebut miskin atau tidak
tergantung dari besaran garis tersebut. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang lebih
kecil dari garis kemiskinan tersebut, maka seseorang tersebut akan tergolong sebagai orang
yang miskin dan sebaliknya.
Perkembangan garis kemiskinan pada periode
2011-2015 terlihat mempunyai kecenderungan
meningkat dari tahun ke tahun, dari 264.372
tahun 2011 menjadi
347.575 rupiah/kapita/bulan pada tahun
2015. Bila dibandingkan tahun 2014
rupiah/ kapita/ bulan pada
(332.228 rupiah/ kapita/ bulan), garis kemiskinan
Kabupaten Pati pada tahun 2015 meningkat
sebesar 15.347 rupiah/ kapita/ bulan.
Gambar 2.3. Perkembangan Garis Kemiskinan
Mencermati Gambar 2.3, ternyata garis
Di Kabupaten Pati, 2011-2015 ( Rp)
kemiskinan tidak selalu tetap pada setiap
tahunnya, bahkan cenderung mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena memang trend akan
kebutuhan hidup manusia setiap saat berubah. Gambar 2.3 di atas juga bisa diartikan bahwa
besarnya konsumsi per kapita per bulan penduduk miskin di Kabupaten Pati pada tahun 2011
maksimal sebesar 264.372 rupiah dan pada tahun 2015 berubah menjadi sebesar 347.575
rupiah.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-6
Laporan Akhir
C. Keterkaitan antara Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan
Gambar 2.4. Distribusi Pendapatan dan Angka
Kemiskinan Kabupaten Pati, 2011-2015
Distribusi pendapatan suatu daerah
dapat
menentukan
bagaimana
pendapatan yang tinggi mampu
menciptakan perubahan-perubahan
dan perbaikan dalam masyarakat
yang akhirnya dapat mengurangi
kemiskinan. Distribusi pendapatan
yang tidak merata tidak akan
menciptakan
kemakmuran
dan
kesejahteraan
bagi
masyarakat
umum, tetapi hanya akan dinikmati
oleh segelintir golongan tertentu
saja.
Selama kurun waktu tahun 2011-2015, indeks gini Kabupaten Pati terus mengalami kenaikan
dari 0,29 menjadi 0,35, yang berarti distribusi pendapatan semakin tidak merata atau
ketimpangan pendapatan semakin tinggi, persentase penduduk miskin justru menurun dari
14,69 menjadi 11,95 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa teori ketimpangan pendapatan
yang semakin tinggi dapat menyebabkan naiknya angka kemiskinan ternyata tidak sesuai.
Bila melihat
hubungan antara pemerataan pendapatan menurut kriteria Bank Dunia dengan
angka kemiskinan di Kabupaten Pati pada periode tahun 2011-2013, teori bahwa ketimpangan
pendapatan yang semakin rendah dapat menyebabkan turunnya angka kemiskinan atau
sebaliknya, masih sesuai. Hal tersebut ketika penerimaan 40 persen penduduk berpendapatan
rendah terus meningkat dari 22,03 persenmenjadi 23,21 persen, angka kemiskinan terus
mengalami penurunan dari 14,69 persen menjadi 12,94 persen.
Tetapi pada saat penerimaan 40 persen penduduk berpendapatan rendah mengalami
penurunan pada periode tahun 2013-2015 hingga 19,29 persen, angka kemiskinan juga turun
menjadi 11,95 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pemerataan pendapatan menurut kriteria
Bank Dunia yang menurun pada periode tahun 2013-2015 tidak menyebabkan naiknya angka
kemiskinan di Kabupaten Pati.
D. Keterkaitan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Angka Kemisikinan
Gambar 2.5. Laju Pertumbuhan ekonomi dan
Angka Kemiskinan di Kabupaten Pati, 2011-2015
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah
satu syarat penting untuk mengentaskan
masyarakat dari kemiskinan, walaupun
pertumbuhan ekonomi tidak bisa berdiri
sendiri untuk mengentaskan kemiskinan.
Dapat dilihat pada Gambar 2.5, pada saat
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati
mengalami percepatan antara tahun 20112013 dari 5,91 persen menjadi 5,93
persen, angka kemiskinan di Kabupaten
Pati menurun dari 14,69 persen menjadi
12,94 persen. Kejadian serupa terjadi pada
periode
tahun
2014-2015,
ketika
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-7
Laporan Akhir
pertumbuhan ekonomi meningkat, angka kemiskinan mengalami penurunan. Hal tersebut
menunjukkan terjadi kesesuaian teori bahwa meningkatnya pertumbuhan ekonomi dapat
menurunkan angka kemiskinan.
Namun pada periode tahun 2013-2014 terjadi anomali. Ketika itu pertumbuhan ekonomi
mengalami perlambatan dari 5,97 persen menjadi 4,63 persen, tetapi angka kemiskinan masih
mengalami penurunan dari 12,94 persen menjadi 12,06 persen. Dengan demikian teori bahwa
perlambatan pertumbuhan ekonomi dapat menyebabkan naiknya angka kemiskinan tidak
terjadi pada periode ini.
E. Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk di Kabupaten Pati dapat dilihat dari kondisi kepadatan penduduk yang
ada di Kabupaten Pati. Kepadatan penduduk di Kabupaten Pati terkonsentrasi di Kecamatan
Pati 2518,90 dengan kepadatan sebesar 2.518,90 jiwa/ km 2 dan Kecamatan Juwana dengan
kepadatan 1.709,23 jiwa/ km 2. Kepadatan terendah berada di Kecamatan Pucakwangi sebesar
340,67 jiwa/ km 2, sedangkan rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Pati sebesar 824,64
jiwa/ km 2. Lebih jelasnya, untuk kondisi kepadatan penduduk pada masing-masing Kecamatan
di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pati Menurut Kecamatan dan
Jenis Kelamin, 2016
No Kecamatan
010
020
030
040
050
060
070
080
090
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
Sukolilo
Kayen
Tambakromo
Winong
Pucakwangi
Jaken
Batangan
Juwana
Jakenan
Pati
Gabus
Margorejo
Gembong
Tlogowungu
Wedarijaksa
Trangkil
Margoyoso
Gunungwungkal
Cluwak
Tayu
Dukuhseti
Jumlah/ Total
Luas (Km2)
158.74
96.03
72.47
99.94
122.83
68.52
50.66
55.93
53.04
42.49
55.51
61.81
67.30
94.46
40.85
42.84
59.97
61.80
69.31
47.59
81.59
1 503.68
Laki-Laki
44 273
34 817
23 841
22 023
19 665
20 554
21 072
47 225
18 944
51 471
24 412
29 550
22 152
24 801
29 450
30 088
36 146
18 062
21 267
32 293
28 617
600 723
Jumlah Penduduk
Perempuan
Jumlah
45 816
90 089
37 989
72 806
25 733
49 574
27 984
50 007
22 179
41 844
22 185
42 739
21 806
42 878
48 372
95 597
21 857
40 801
55 557
107 028
28 167
52 579
31 895
61 445
22 236
44 388
25 933
50 734
30 793
60 243
31 460
61 548
37 023
73 169
17 950
36 012
22 238
43 505
33 077
65 370
29 016
57 633
639 266
1 239 989
Kepadatan
Jiwa/Km2
567,53
758,16
684,06
500,37
340,67
623,74
846,39
1709,23
769,25
2518,90
947,20
994,09
659,55
537,10
1474,74
1436,69
1220,09
582,72
627,69
1373,61
706,37
824,64
Sumber : BPS Kabupaten Pati, 2017
2.3.3. Proyeksi Penduduk 5 ( Lima Tahun Kedepan)
Rata-rata pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan tingkat pertambahan
penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-8
Laporan Akhir
Tabel 2.5. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertengahan Tahun Kabupaten Pati
No Kecamatan
Jumlah Penduduk
2014
2015
1
Sukolilo
89 230
2
Kayen
72 378
72 806
0,59
3
Tambakromo
49 317
49 574
0,52
4
Winong
49 906
50 007
0,20
5
Pucakwangi
41 760
41 844
0,20
Laju Pertumbuhan
Penduduk
90 089
0,96
6
Jaken
42 653
42 739
0,20
7
Batangan
42 562
42 878
0,70
8
Juwana
94 742
95 597
0,20
9
Jakenan
40 719
40 801
0,20
10
Pati
106 432
107 028
0,56
11
Gabus
52 474
52 579
0,20
12
Margorejo
60 540
61 445
1,49
13
Gembong
44 048
44 388
0,77
14
Tlogowungu
50 493
50 734
0,48
15
Wedarijaksa
59 834
60 243
0,68
16
Trangkil
61 204
61 548
0,56
17
Margoyoso
72 731
73 169
0,60
18
Gunungwungkal
350860
36 012
0,12
19
Cluwak
43 340
43 505
0,38
20
Tayu
65 239
65 370
0,20
21
Dukuhseti
57 431
57 633
0,35
1 239 989
0,58
Jumlah/ Total
1 232 889
Sumber: BPS Kabupaten Pati
Dari data laju pertumbuhan penduduk di atas, maka dapat digunakan dalam
memproyeksikan pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati selama kurun waktu 5 tahun ke depan.
Proyeksi penduduk Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.6. Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Pati
Tahun 2015-2022
No
Kecamatan
2015
( 1+ r)
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
1
Sukolilo
90089
1,0096300
90.957
91.832
92.717
93.610
94.511
95.421
96.340
2
Kayen
72806
1,0059200
73.237
73.671
74.107
74.545
74.987
75.431
75.877
3
Tambakromo
49574
1,0052100
49.832
50.092
50.353
50.615
50.879
51.144
51.410
4
Winong
50007
1,0020200
50.108
50.209
50.311
50.412
50.514
50.616
50.718
5
Pucakwangi
41844
1,0020000
41.928
42.012
42.096
42.180
42.264
42.349
42.433
6
Jaken
42739
1,0020100
42.825
42.911
42.997
43.084
43.170
43.257
43.344
7
Batangan
42878
1,0074500
43.197
43.519
43.843
44.170
44.499
44.831
45.165
8
Juwana
95597
1,0090200
96.459
97.329
98.207
99.093
99.987
100.889
101.799
9
Jakenan
40801
1,0020200
40.883
40.966
41.049
41.132
41.215
41.298
41.381
10
Pati
107028
1,0056000
107.627
108.230
108.836
109.446
110.059
110.675
111.295
11
Gabus
52579
1,0020000
52.684
52.790
52.895
53.001
53.107
53.213
53.320
12
Margorejo
61445
1,0149500
62.364
63.296
64.242
65.203
66.177
67.167
68.171
13
Gembong
44388
1,0077100
44.730
45.075
45.423
45.773
46.126
46.481
46.840
14
Tlogowungu
50734
1,0047800
50.977
51.220
51.465
51.711
51.958
52.207
52.456
15
Wedarijaksa
60243
1,0068290
60.654
61.069
61.486
61.906
62.328
62.754
63.182
16
Trangkil
61548
1,0056200
61.894
62.242
62.592
62.943
63.297
63.653
64.011
17
Margoyoso
73169
1,0060200
73.609
74.053
74.498
74.947
75.398
75.852
76.309
18
Gunungwungkal
36012
1,0264000
36.963
37.939
38.940
39.968
41.023
42.106
43.218
19
Cluwak
43505
1,0038000
43.670
43.836
44.003
44.170
44.338
44.506
44.676
20
Tayu
65370
1,0020100
65.501
65.633
65.765
65.897
66.030
66.162
66.295
21
Dukuhseti
57633
1,0035100
57.835
58.038
58.242
58.446
58.652
58.857
59.064
1,0013429 1.247.936
1.255.961
1.264.066
1.272.251
1.280.519
1.288.869
1.297.304
Jumlah
1.239.989
Sumber: BPS Kabupaten Pati, diolah 2017
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-9
Laporan Akhir
Dari hasil analisis proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Pati sampai dengan tahun 2022
yaitu sebanyak 1.297.304 jiwa.
2.3.4. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Urbanisasi ( Migrasi)
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Kawasan Perkotaan Pati berdasarkan RTRW Kabupaten Pati terdiri dari I bukota Kecamatan
Jakenan, Kawasan Perkotaan Kayen, Kawasan Perkotaan Pati, Kawasan Perkotaan Tayu, dan
Kawasan Perkotaan Juwana (JAKATI NATA).
Secara administrasi pembagian wilayah JAKATI NATA dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.7. Pembagian Wilayah Administrasi JAKATI NATA
Menurut Kecamatan, 2016
No Kecamatan
1
2
3
4
5
Kayen
Juwana
Jakenan
Pati
Tayu
Jumlah
Jumlah Desa/
Kelurahan
17
29
23
29*
21
90
Jumlah RT
Jumlah RW
433
370
356
569
395
2123
70
88
59
99
75
391
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
Catatan/ Note:* 5 kelurahan dan 24 desa
Sedangkan jumlah penduduk kawasan Perkotaan JAKATI NATA Menurut Kecamatan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Kaw asan Perkotaan JAKATI NATA
Menurut Kecamatan, 2016
No Kecamatan
1
2
3
4
5
Kayen
Juwana
Jakenan
Pati
Tayu
Jumlah
Jumlah
Penduduk
72 806
95 597
40 801
107 028
65 370
381 602
KK
24 085
29 704
16 918
32 326
22 222
125 255
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
Urbanisasi menyangkut perpindahan penduduk atau migrasi di Kabupaten Pati baik yang
datang maupun keluar dari wilayah Kabupaten Pati. Penyebab terjadinya urbanisasi secara
umum disebabkan karena menempuh pendidikan maupun mencari pekerjaan. Dilihat dari
kondisi yang ada, banyak penduduk yang berada di daerah perdesaan, yang datang ke
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-10
Laporan Akhir
wilayah perkotaan untuk faktor pendidikan dan pekerjaan, bahkan terdapat penduduk yang
bermigrasi keluar wilayah Kabupaten Pati.
Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Datang dan Pindah Kaw asan Perkotaan JAKATI NATA
Menurut Kecamatan, 2015
No
Kecamatan
1
Datang
Laki-laki
Perempuan
Kayen
235
210
2
Juwana
427
3
Jakenan
140
4
Pati
5
Tayu
1853
Jumlah
Jumlah
Pindah
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
445
117
106
223
432
859
375
343
718
65
205
182
66
248
720
655
1375
561
569
1130
331
394
725
448
466
914
1756
3609
1683
1550
3233
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
Jika dilihat dari data statistik yang ada, penduduk yang datang pada kawasan Perkotaan
JAKATI NATA pada tahun 2016 lebih banyak dari pada yang pindah yaitu sebanyak 3609 jiwa yang
penduduk yang datang, sedangkan penduduk yang pindah sebanyak 3233 jiwa.
2.4. I su Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
I su strategis sosial, ekonomi dan lingkungan Kabupaten Pati yang terkait dengan
penyusunan RPI JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Pati berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten
Pati secara rinci diuraikan sebagai berikut.
2.4.1
Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi
Pertumbuhan ekonomi secara agregat ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB atas dasar
harga konstan. Selama periode tahun 2011-2013, tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati
cenderung mengalami percepatan. Pada tahun 2011 tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,91
persen dan terus meningkat hingga menjadi 5,97 persen pada tahun 2013. Tetapi pada tahun
2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati mengalami perlambatan menjadi 4,63 persen,
terendah selama lima tahun terakhir, dan setelah itu kembali meningkat pada tahun 2016 menjadi
5,20 persen, merupakan yang tertinggi pada periode yang sama. Untuk lebih jelasnya laju
pertubuhan ekonomi Kabupaten Pati, 2011 – 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.10.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pati, 2011-2016 ( persen)
Lapangan Usaha
2011
2012
2013
2014
2015*
2016* *
A
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2,87
5,41
3,95
-1,19
7,67
3,99
B
Pertambangan dan Penggalian
8,81
7,75
7,23
6,29
2,38
4,53
C
I ndustri Pengolahan
7,74
7,19
8,41
6,60
4,71
4,64
D
Pengadaan Listrik dan Gas
8,66
9,90
9,17
9,48
3,29
4,91
E
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
2,02
-1,75
-1,47
4,89
1,76
3,84
F
Konstruksi
2,65
6,66
5,53
4,30
5,20
5,46
G
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
7,79
1,90
4,05
5,85
4,51
5,04
H
Transportasi dan Pergudangan
7,48
7,37
9,68
9,92
7,83
7,24
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-11
Laporan Akhir
Lapangan Usaha
2011
2012
2013
2014
2015*
2016* *
I
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
7,39
8,08
5,83
7,48
7,62
8,21
J
I nformasi dan Komunikasi
8,93
9,82
9,24
19,83
9,84
9,62
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
3,39
3,04
4,90
3,71
6,18
7,03
L
Real Estate
5,27
4,97
6,61
6,64
6,87
6,65
10,59
8,27
11,94
8,22
8,32
9,51
2,77
1,31
2,54
1,47
5,09
4,26
19,97
18,58
9,84
0,61
7,67
7,23
8,30
8,33
7,06
10,72
7,54
8,97
3,58
6,02
7,47
8,76
3,68
7,36
5,91
5,93
5,97
4,63
4,64
5,20
M,N
Jasa Perusahaan
O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
P
Jasa Pendidikan
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
dan Jaminan Sosial Wajib
R,S,T,U
Jasa lainnya
PRODUK DOMESTI K REGI ONAL BRUTO
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
* Angka sementara
* * Angka sangat sementara
2.4.2
Data pendapatan per kapita dan proporsi penduduk miskin
PDRB per kapita merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan
perekonomian di suatu daerah. Namun demikian, besarnya PDRB per kapita belum
mencerminkan pendapatan penduduk yang sebenarnya, akan tetapi hanya menunjukkan
kemampuan ekonomi suatu daerah.
Perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku selama ini dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2011 PDRB per kapita Kabupaten Pati mencapai
17,5 juta rupiah, naik menjadi sekitar 19,3 juta rupiah pada tahun 2012. Pada tahun 2013
PDRB per kapita Kabupaten Pati mencapai 21,3 juta rupiah, naik sebesar 10,28 persen bila
dibandingkan dengan tahun 2012. Sementara itu PDRB per kapita tahun 2014 mengalami
kenaikan sebesar 8,9 persen dari tahun 2013 menjadi sekitar 23,2 juta rupiah, tahun 2015
naik sebesar 10,7 persen menjadi sekitar 25,67 juta rupiah, dan pada tahun 2016 naik
sebesar 5,7 persen menjadi 27.134.604.
Tabel 2.11.
PDRB Per Kapita Kabupaten Pati, 2011-2016
Tahun
PDRB per Kapita ADHB
2011
2012
2013
2014
2015*
17.514.923
19.305.800
21.291.353
23.186.384
25.666.882
2016* *
27 134 604
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
* Ang ka sementara
* * Angka sangat sementara
2.4.3
Kondisi Lingkungan Strategis
2.4.3.1. Topografi
Berdasarkan morfologinya, sebagaian besar wilayah Kabupaten Pati berupa dataran rendah
dengan elevasi berkisar antara 0 – 100 m diatas muka air laut. Oleh karena itu daerah tersebut
cukup potensial untuk menjadi daerah pertanian. Kondisi morfologi Kabupaten Pati dapat
dikelompokan menjadi 3 satuan, yaitu :
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-12
Laporan Akhir
•
•
•
Lereng Gunung Muria, yang membentang sebelah barat bagian utara Laut Jawa dan meliputi
Wilayah Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gunungwungkal, dan
Kecamatan Cluwak.
Dataran rendah membujur di tengah sampai utara Laut Jawa, meliputi sebagian Kecamatan
Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Wedarijaksa, Juwana, Winong, Gabus, Kayen bagian Utara,
Sukolilo bagian Utara, dan Tambakromo bagian utara.
Pegunungan Kapur, yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil wilayah
Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, dan Pucakwangi.
Tabel 2.12.
No
1
Ketinggian
Topografi di Kabupaten Pati
Kecamatan
0 – 7 mdpl
Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Pati,
Juwana, Margorejo, Jakenan, Batangan, Jaken, Gabus, sebagian
Kecamatan Sukolilo, Kayen, Winong, dan Pucakwangi, serta sebagain kecil
Kecamatan Tlogowungu dan Gunungwungkal.
2
7 – 100 mdpl
Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Pucakwangi,
Margorejo, Tlogowungu, Gunungwungkal, Cluwak, sebagian kecil
Kecamatan Margoyoso dan Dukuhseti.
3
100 – 500 mdpl
Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Cluwak,
Gunungwungkal, Tlogowungu, Gembong dan sebagian kecil Kecamatan
Pucakwangi dan Margorejo
4
5 – 1000 mdpl
Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu
5
> 1000 mdp
Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu
Sumber: RTRW Kabupaten Pati Tahun 2010-2030
2.4.3.2. Geologi
Pembahasan geologi lingkungan untuk wilayah Kabupaten Pati meliputi: geomorfologi,
stratigrafi, struktur geologi dan gerakan tanah yang umumnya mempengaruhi lingkungan fisik di
wilayah ini.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-13
Laporan Akhir
A. GEOMORFOLOGI
Secara fisiografi daerah Kabupaten Pati termasuk ke dalam lajur Zona Rembang (Rembang
Zone) yang terdiri dari pegunungan lipatan berbentuk antiklinorium yang memanjang mulai
dari utara Purwodadi melalui Blora, Jatirogo, Tuban dan berakhir di Pulau Madura. Daerah
ini terdiri dari dataran rendah, perbukitan bergelombang dan pegunungan berlerengan terjal
dengan ketinggian 0 sampai 650 meter. Punggung perbukitan dan pegunungan tersebut
umumnya memanjang dengan arah barat – timur.
Struktur geologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Pati adalah berupa sesar dan kubah.
Daerah ini merupakan bagian dari antiklinorium rembang dengan sumbu antiklin dan siklin
yang mempunyai arah barat – timur dan barat laut – tenggara. Struktur sesar normal
dengan arah timur laut – barat daya yang mensesar litologi batu gamping pada Formasi
Bulu.
Struktur kubah dijumpai di daerah Patiayam, merupakan suatu diapir. Sampai kini belum
jelas jenis diapir tersebut karena belum diadakan penelitian detail dengan pemboran untuk
mengetahui inti kubah tersebut. Diduga terbentuknya kubah ini berkaitan dengan proses
tektonika setempat, sebelum terjadinya kegiatan Gunung Api Muria.
Kegiatan gunung api Kuarter yang bersumber pada Gunung Muria menghasilkan batuan
Gunung Api Muria serta diikuti dengan terjadinya retas-retas batuan beku. Retas-retas basalt
mengandung leusit (sosonit) yang setempat berasosiasi dengan batu gamping dan terjadi
sewaktu kegiatan Gunung Api Muria masih berlangsung. Magma basalt yang menerobos
batu gamping dan menyeret bongkahan batu gamping (Formasi Bulu) ke permukaan sempat
berasimilasi dan menghasilkan retas sosonit dengan xenolit batu gamping. Singkapannya
dijumpai di daerah Semliro, sebelah selatan Gunung Muria. Pada zaman kuarter pada daerah
Rembang ini dijumpai hanya endapan aluvium yang diduga daerah tersebut merupakan
daerah bermofologi dataran rendah.
B. JENI S TANAH
Secara umum geologi Kabupaten Pati tidak terlepas dari geologi secara umum di Kabupaten
Pati, yaitu keadaan komplek Gunung Api Muria. Komplek Gunung Api Muria merupakan salah
satu gunung api di Pulau Jawa. Wilayah Kabupaten Pati termasuk wilayah komplek Gunung
Api Muria bagian Tenggara dan sebagian kecil dari rona Kendeng. Komplek Muria terletak di
atas batuan yang berumur neogen, yaitu gamping, batu lempung dan napal. Selain itu,
komplek Muria tersusun oleh etologi yang berumur miosen tengah sampai dengan holosen.
Berikut ini urutan dari yang tertua sampai yang termuda:
Batu Gamping (miosen atas – tengah)
Napal – Batu lempung (Pilosen)
Batu kerikil – Batu Pasir (Pleistosen bawah)
Batu lanau – batu pasir – konglomerat – basal – andesit – breksi vulkanik (Pleistosen
Tengah)
Krikil – pasir – lempung (holosen)
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-14
Laporan Akhir
2.4.3.3. Klimatologi
Kabupaten Pati memiliki intensitas curah hujan sebanyak 192 mm dengan 60 hari hujan
selama setahun. Kecamatan Pati sebagai pusat ibukota kabupaten, memiliki curah hujan
1231 mm dengan hari hujan sebanyak 132 hari. Daerah pada Kabupaten Pati yang berdekatan
dengan gunung muria memiliki curah hujan yang tergolong tinggi yaitu 2785 mm pada Kecamatan
Gembong, 3313 mm pada Kecamatan Gunungwungkal, dan 3744 pada Kecamatan Kluwak.
Kondisi iklim pada umumnya sama dengan kondisi iklim di Kabupaten Pati dan wilayah I ndonesia
lainnya, yaitu mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan dengan bulan basah
umumnya lebih banyak daripada bulan kering, dengan temperatur terendah 23oCdan tertinggi
39oC.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-15
Laporan Akhir
2.4.3.4. Risiko Bencana Alam
Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten Pati, berdasarkan RTRW Kabupaten Pati terdiri dari:
a). Kawasan rawan bencana banjir
Kawasan rawan banjir terletak disekitar kawasan dataran rendah dan pesisir, meliputi:
1. Kecamatan Juwana dengan luas kurang lebih 56 Ha (lima puluh enam hektar);
2. Kecamatan Trangkil dengan luas kurang lebih 12 Ha (dua belas hektar);
3. Kecamatan Tayu dengan luas kurang lebih 41 Ha (empat puluh satu hektar);
4. Kecamatan Pati dengan luas kurang lebih 24 Ha (dua puluh empat hektar);
5. Kecamatan Margorejo dengan kurang lebih luas 8 Ha (delapan hektar);
6. Kecamatan Wedarijaksa dengan kurang lebih luas 22 Ha (dua puluh dua hektar );
7. Kecamatan Batangan dengan kurang lebih luas 38 Ha (tiga puluh delapan hektar);
8. Kecamatan Dukuhseti dengan luas kurang lebih 21 Ha (dua puluh satu hektar);
9. Kecamatan Jakenan dengan luas kurang lebih 23 Ha (dua puluh tiga hektar);
10. Kecamatan Sukolililo dengan luas kurang lebih 12 Ha (dua belas hektar);
11. Kecamatan Kayen dengan luas kurang lebih 27 Ha (dua puluh tujuh hektar) ; dan
12. Kecamatan Gabus dengan luas kurang lebih 46 Ha (empat puluh enam hektar).
b). kawasan rawan bencana gerakan tanah, meliputi;
1. Kecamatan Cluwak dengan luas kurang lebih 5 Ha (lima hektar) ;
2. Kecamatan Gembong dengan luas kurang lebih 6 Ha (enam hektar);
3. Kecamatan Tlogowungu dengan luas kurang lebih 4 Ha (empat hektar);
4. Kecamatan Gunungwungkal dengan luas kurang lebih 12 Ha (dua belas hektar );
5. Kecamatan Sukolilo dengan luas kurang lebih 18 Ha (delapan belas hektar);
6. Kecamatan Kayen dengan luas kurang lebih 11 Ha (sebelas hektar);
7. Kecamatan Winong dengan luas kurang lebih 11 Ha (sebelas hektar);
8. Kecamatan Tambakromo dengan luas kurang lebih 8 Ha (delapan hektar); dan
9. Kecamatan Pucakwangi dengan luas kurang lebih 5 Ha (lima hektar).
c). kawasan rawan bencana kekeringan, melputi:
1.
Kecamatan Sukolilo dengan luas kurang lebih 32 Ha (tiga puluh dua hektar);
2.
Kecamatan Kayen dengan luas kurang lebih 5 Ha (lima hektar);
3.
Kecamatan Tambakromo dengan luas kurang lebih 21 Ha (dua puluh satu hektar);
4.
Kecamatan Winong dengan luas kurang lebih 14 Ha (empat belas hektar);
5.
Kecamatan Pucakwangi dengan luas kurang lebih 8 Ha (delapan hektar);
6.
Kecamatan Jaken dengan luas kurang lebih 5 Ha (lima hektar);
7.
Kecamatan Batangan dengan luas kurang lebih 4 Ha (empat hektar); dan
8.
Kecamatan Gabus dengan luas kurang lebih 3 Ha (tiga hektar).
d). kawasan rawan bencana gelombang pasang, meliputi:
1.
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Dukuhseti dengan luas kurang lebih 184 Ha
(seratus delapan puluh empat hektar );
2.
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tayu dengan luas kurang lebih 76 Ha (tujuh
puluh enam hektar);
3.
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Margoyoso dengan luas kurang lebih 70 Ha
(tujuh puluh hektar);
4.
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Trangkil dengan luas kurang lebih 29 Ha (dua
puluh sembilan hektar);
5.
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Wedarijaksa dengan luas kurang lebih 18 Ha
(delapan belas hektar);
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-16
Laporan Akhir
6.
7.
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Juwana dengan luas kurang lebih 36 Ha (tiga
puluh enam hektar); dan
sepanjang pesisir pantai Kecamatan Batangan dengan luas kurang lebih 96 Ha
(sembilan puluh enam hektar).
2.5. I su-I su Strategis Terkait Pembangunan I nfrastruktur Bidang Cipta Karya
I su-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya di Kabupaten Pati,
meliputi :
(1). Peningkatan Cakupan Pelayanan I nfrastruktur Sanitasi, meliputi: cakupan pelayanan
limbah, sampah dan drainase lingkungan.
(2). Peningkatan Cakupan Pelayanan I nfrastruktur Air minum
(3). Mengurangi Luas Kawasan Kumuh
(4). Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Strategis
(5). Dukungan I nfrastruktur Permukiman Untuk Kawasan Strategis
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
II-17