BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM a5e3390314 BAB IIIBab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Sambas Baru

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS

BAB 3
ARAHANKEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
3. 1Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang
3.1. 1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan nasional karena turut berperan serta
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian
lingkungan. Oleh sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam implementasi amanat kebijakan
pembangunan nasional.
3.1.1. 1Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007, merupakan dokumen perencanaan
pembangunan jangka panjang sebagai arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan
dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 2005-2025. Dalam dokumen tersebut, ditetapkan bahwa Visi
Indonesia pada tahun 2025 adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”.
Dalampenjabarannya RPJPNmengamanatkan beberapa hal sebagai berikut dalam pembangunan bidang
Cipta Karya, yaitu:
a.


Dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing maka pembangunan dan penyediaan air minum
dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta
kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan
jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan
melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dan pendekatan terpadu
dengan sektor sumberdaya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, serta kesehatan.

b.

Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan maka pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada (1) peningkatan kualitas
pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi, (2) pemenuhan
kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan air
minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4) penyediaan sumber-sumber pembiayaan
murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

c.

Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan adalah
terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi

seluruh masyarakat untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. Peran pemerintah akanlebih

III - 1

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
difokuskan pada perumusan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran
swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan terutama untuk proyekproyek yang bersifat komersial.
d.

Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada setiap tahapan RPJMN, yaitu:


RPJMN ke 2 (2010-2014): Daya saing perekonomian ditingkatkan melalui percepatan
pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkankerjasama antara pemerintah dan dunia
usaha dalam pengembangan perumahan dan permukiman.



RPJMN ke 3 (2015-2019): Pemenuhan kebutuhan hunian bagi seluruh masyarakat terus

meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan
berkelanjutan, efisien, danakuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa
permukiman kumuh.



RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana pendukung sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

3.1.1. 2Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019
Visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: TERWUJUDNYA INDONESIA YANG
BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG. Upaya untuk
mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:

1.

Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjagam kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian
Indonesia sebagai negara kepulauan.


2.

Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3.

Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4.

Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5.

Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6.

Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.


7.

Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri
dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam
pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA.
1.

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman
kepada seluruh warga negara.

2.

Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya.

III - 2


RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
3.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.

4.

Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5.

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6.

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.


7.

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.

8.

Melakukan revolusi karakter bangsa.

9.

Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Perbatasan negara yang selama ini dianggap sebagai pinggiran negara, ditujukan pengembangannya
menjadi halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman. Pendekatan pembangunan
kawasan perbatasan terdiri: (i) pendekatan keamanan (security approach), dan (ii) pendekatan peningkatan
kesejahteraan masyarakat (prosperity approach), yang difokuskan pada 10 Pusat Kegiatan Strategis
Nasional (PKSN) dan 187 Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) di 41 Kabupaten/Kota dan 13 Provinsi
Sasaran pembangunan kawasan perbatasan pada tahun 2015-2019, meliputi:

1. Berkembangnya 10 PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, simpul utama transportasi wilayah,
pintu gerbang internasional/ pos pemeriksaan lintas batas kawasan perbatasan negara, dengan 16
PKSN lainnya sebagai tahap persiapan pengembangan;
2. Meningkatnya efektifitas diplomasi maritim dan pertahanan, dan penyelesaian batas wilayah negara
dengan 10 negara tetangga di kawasan perbatasan laut dan darat, serta meredam rivalitas maritim
dan sengketa teritorial;
3. Menghilangkan aktivitas illegal fishing, illegal logging, human trafficking, dan kegiatan ilegal lainnya,
termasuk mengamankan sumberdaya maritim dan Zona Ekonomi Esklusif (ZEE); dan
4. Meningkatnya keamanan dan kesejahteran masyarakat perbatasan, termasuk di 92 pulau-pulau
kecil terluar/terdepan;
5. Meningkatnya kerjasama dan pengelolaan perdagangan perbatasan dengan negara tetangga,
ditandai dengan meningkatnya perdagangan ekspor-impor di perbatasan, dan menurunnya kegiatan
perdagangan ilegal di perbatasan.
Arah kebijakan pengembangan kawasan perbatasan 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan
kawasan perbatasan di berbagai bidang, terutama peningkatan bidang ekonomi, sosial dan
keamanan, serta menempatkan kawasan perbatasan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan

III - 3

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN SAMBAS
perdagangan dengan negara tetangga secara terintegrasi dan berwawasan lingkungan. Untuk
mempercepat pengembangan kawasan perbatasan tersebut diperlukan strategi pembangunan sebagai
berikut:
1. Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara berdasarkan karakteristik
wilayah, potensi lokal, dan mempertimbangkan peluang pasar negara tetangga dengan didukung
pembangunan infrastruktur transportasi, energi, sumber daya air, dan telekomunikasi-informasi;
2. Membangun sumber daya manusia (SDM) yang handal serta pemanfaatan pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) dalam memanfaatkan dan mengelola potensi lokal, untuk mewujudkan kawasan
perbatasan negara yang berdaya saing;
3. Membangun konektivitas simpul transportasi utama pusat kegiatan strategis nasional dengan lokasi
prioritas perbatasan dan kecamatan disekitarnya, pusat kegiatan wilayah (ibukota kabupaten), pusat
kegiatan nasional (ibukota provinsi), dan menghubungkan dengan negara tetangga. Membangun
konektivitas melalui pelayanan transportasi laut untuk meningkatkan kualitas dan intensitas pelayanan
terhadap wilayah perbatasan laut.
4. Membuka akses di dalam lokasi prioritas dengan transportasi darat, sungai, laut, dan udara dengan
jalan/moda/dermaga non status dan pelayanan keperintisan;
5. Membangun kedaulatan energi di perbatasan Kalimantan, dan kedaulatan telekomunikasi di seluruh
wilayah perbatasan negara.
6. Optimalisasi pengawasan lintas batas negara dilakukan melalui kolaborasi peran dan fungsi secara

terpadu antara Custom, Immigration, Quarantine, `Security (CIQS) sesuai dengan standar
internasional dalam suatu sistem pengelolaan yang terpadu. Meskipun secara kelembagaan masingmasing merupakan institusi yang mandiri dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan lintas
batas negara.;
7. Meningkatkan kualitas dan kuantitas, serta standarisasi sarana-prasarana pertahanan dan
pengamanan perbatasan laut dan darat, serta melibatkan peran aktif masyarakat dalam
mengamankan batas dan kedaulatan negara;
8. Penegasan batas wilayah negara di darat dan laut melalui Pra-investigation, refixation, maintanance
(IRM), pelaksanaan IRM, penataan kelembagaan diplomasi perundingan yang didukung oleh
kelengkapan data/peta dukung dan kapasitas peran dan fungsi kelembagaan yang kuat;
9. Meningkatkan arus perdagangan ekspor-impor di perbatasan, kerjasama perdagangan, dan
kerjasama pertahanan dan keamanan batas wilayah dengan negara tetangga.

III - 4

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
10. Menerapkan kebijakan desentralisasi asimetris untuk kawasan perbatasan negara dalam memberikan
pelayanan publik (infrastruktur dasar wilayah dan sosial dasar) dan distribusi keuangan negara;
11. Menerapkan kebijakan khusus dan menata pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) di kawasan
perbatasan yang berorientasi pada kesejahteraan melalui pembinaan, monitoring dan evaluasi; dan

12. Mereformasi pelayanan publik di kawasan perbatasan melalui penguatan desa di kecamatan lokasi
prioritas penanganan kawasan perbatasan melalui fasilitasi, supervisi, dan pendampingan.
Guna mewujudkan mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar
maka salah satu strategi pembangunan perkotaan tahun 2015-2019 adalah Percepatan pemenuhan Standar
Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota aman, nyaman, dan layak huni, yaitu dengan cara:
1. Menyediakan sarana dan prasarana dasar perkotaan sesuai dengan tipologi, fungsi dan peran
kotanya;
2. Menyediakan dan meningkatkan sarana ekonomi, khususnya sektor perdagangan dan jasa termasuk
perbaikan pasar rakyat, koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM);
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan sosial budaya;
4. Menyediakan sarana permukiman beserta sarana parasananya yang layak dan terjangkau;
5. Mengembangkan sistem transportasi publik yang terintegrasi dan multimoda sesuai dengan tipologi
kota dan kondisi;
6. Meningkatkan keamanan kota melalui pencegahan,penyediaan fasilitas dan sistem penanganan
kriminalitas dan konflik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
3.1. 2Arahan Penataan Ruang
3.1.2. 1Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan eksport-import atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;
kegiatan industri dan jasa serta simpul transportasi. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah Kawasan
Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua yang mendukung PKN untuk melayani
kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten, seperti : kegiatan ekspor-impor, pusat kegiatan industri
dan jasa, simpul transportasi.
Adapun Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di wilayah
Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN disajikan pada tabel
dibawah ini.

III - 5

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
Tabel 3. 1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional
PROVINSI

PKN

PKW

PKSN

Kalimantan Barat

Pontianak

Mempawah, Singkawang, Sambas,

Paloh, Jagoibabang, Nanga

Ketapang, Putussibau, Entikong

Badau, Entikong, Jasa

Sumber : RTRWN

A. PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional) terdapat di Temajuk, Kecamatan Paloh dan Aruk,
Kecamatan Sajingan Besar. Kedua daerah ini dikembangkan sebagai kawasan perkotaan untuk
mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Pusat kegiatan ini berlokasi di bagian Utara
Kabupaten, yang merupakan kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia (Sarawak). Temajuk
dan Aruk akan dikembangkan sebagai basis pertahanan keamanan negara RI, dipersiapkan sebagai
outlet untuk perdagangan antar-negara, serta sebagai pusat permukiman.PKSN Temajuk dan Aruk
diprioritaskan dikembangkan pada tahapan pengembangan jangka menengah pertama dengan
arahan pengembangan pusat kegiatan baru.Temajuk dan Aruk direncanakan menjadi bagian dari 6
(enam) pintu gerbang lintas batas negara RI dengan Malaysia yang berada di Provinsi Kalimantan
Barat. Fungsi dari PKSN Temajuk-Aruk adalah:


Kepabeanan, Imigrasi, Karantina dan Keamanan;



Hankamnegara;



Perdagangan dan Jasa;



Pertanian Tanaman Pangan dan Industri Pengolahan;



Pemerintahan;



Pendidikan dan Kesehatan



Sistem Angkutan Penumpang dan Angkutan Barang;



Transportasi Laut;



Transportasi Udara.

B. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) terdapat di Kota Sambas, yang dalam RTRWN termasuk pada
tahapan pengembangan II dan diarahkan untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan
perkotaan.PKW Sambas adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
kabupaten/kota di sekitarnya, seperti Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang.
C. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) dikembangkan di Pemangkat, Selakau, Sentebang, Tebas, Sekura dan
Kota Liku. Penetapan PKL didasari oleh pertimbangan perlunya pusat-pusat permukiman yang
tersebar secara proporsional di dalam ruang. Dengan pertimbangan pemerataan pembangunan
wilayah, letak geografis dari pusat-pusat yang menyebar secara merata akan lebih baik dari pusatpusat yang mengelompok. PKL tersebut berfungsi tidak hanya melayani satu kecamatan, tetapi
melayani juga wilayah kecamatan di sekitarnya.
D. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dikembangkan di Selakau Tua, Salatiga, Balai Gemuruh, Tekarang,
Galing, Sebawi, Tengguli, Simpang Empat, Parit Raja, Matang Terap, Semparuk

III - 6

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
E. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dikembangkan di Seranggam, Sungai Toman, Sempadian,
Pancur, Tanah Hitam, Pipit Teja, Sungai Kelambu, Sepinggan, Sabung.
3.1.2. 2 Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Kalimantan
3.1.2. 3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Barat
Rencana pola ruang wilayah provinsi adalah rencana distribusiperuntukan ruang wilayah provinsi yang
meliputi peruntukan ruanguntuk fungsi lindung dan budi daya sampai dengan akhir masaberlakunya RTRW
provinsi yang memberikan gambaran pemanfaatanruang wilayah provinsi hingga 20 (dua puluh) tahun
mendatang. Rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya
yang memiliki nilai strategis provinsi. Rencana pola ruang wilayah provinsi meliputi kawasan lindung
dankawasan budi daya.
Kawasan lindung Kabupaten Sambas terdiri dari :
1. Cagar Alam
• Gunung Niyut-Penrinsen
• Raya-Pasi
• Lo Fat Fun Fie
• Mandor
• Muara Kendawangan
2. Kawasan Cagar Alam Laut adalah CAL Karimata.
3. Kawasan Suaka Alam Laut adalah SAL Sambas.
4. Kawasan Taman Nasional adalah
• TN Gunung Palung
• TN Bukit Baka - Bukit Raya
• TN Danau Sentarum
• TN Betung Kerihun.
5. Kawasan Taman Wisata Alam adalah
• TWA Tanjung Belimbing
• TWA Sungai Liku
• TWA Gunung Asuansang
• TWA Gunung Dungan
• TWA Gunung Melintang
• TWA Bukit Kelam
• TWA Baning.
6. Kawasan Taman Wisata Alam Laut adalah TWAL Bengkayang.

III - 7

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
Tabel 3.2 Kawasan Hutan Lindung Provinsi Kalimantan Barat
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Lokasi
Kab. Sambas
Kab. Bengkayang
Kab. Landak
Kab. Mempawah
Kab. Sanggau
Kab. Sekadau
Kab. Sintang
Kab. Kapuas Hulu
Kab. Melawi
Kab. Ketapang
Kab. Kayong Utara
Kab. Kubu Raya
Jumlah

Luas (Ha)
26.433,51
34.202,54
55.923,49
3.948,85
99.427,22
52.835,30
473.257,00
804.376,33
226.876,01
309.242,43
76.846,57
142..727,55
2.306.447,58

Sumber : RTRWP Kalimantan Barat

Rencana struktur ruang wilayah provinsi adalah rencana yang mencakuprencana sistem perkotaan dalam
wilayah provinsi yang berkaitan dengankawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya, dan rencana
system prasarana wilayah provinsi yang mengintegrasikan wilayah provinsi sertamelayani kegiatan skala
provinsi, yang akan dituju sampai dengan akhirmasa perencanaan 20 (dua puluh) tahun.rencanastruktur
ruang wilayah provinsi yang meliputi system perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan
kawasanperdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasaranawilayah provinsi.
Rencana pusat-pusat kegiatan Provinsi Kalimantan Barat terdiri atas :
1.

PKN yaitu Kawasan Metropolitan Pontianak yang mencakup Kota Pontianak beserta bagian wilayah
Kabupaten Kubu Raya dan bagianwilayah Kabupaten Mempawah yang berbatasan dengan Kota
Pontianak;

2.

PKW meliputi
• Perkotaan Sambas (ibukota Kabupaten Sambas);
• Perkotaan Singkawang;
• Perkotaan Mempawah (ibukota Kabupaten Mempawah);
• Perkotaan Entikong (ibukota Kecamatan Entikong di Kabupaten Sanggau);
• Perkotaan Sanggau (ibukota Kabupaten Sanggau);
• Perkotaan Sintang (ibukota Kabupaten Sintang);
• Perkotaan Putussibau (ibukota Kabupaten Kapuas Hulu);
• Perkotaan Ketapang (ibukota Kabupaten Ketapang);

3.

PKSN meliputi
• Perkotaan Temajuk (di Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas);
• Perkotaan Aruk (di Kecamatan Sajingan Besar Kabupaten Sambas);
III - 8

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
• Perkotaan Jagoi Babang (di Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang);
• Perkotaan Entikong (di Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau);
• Perkotaan Jasa (di Kecamatan Ketungau Hulu Kabupaten Sintang);
• Perkotaan Badau (di Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu);
4.

PKWp meliputi:
• Perkotaan Bengkayang (ibukota Kabupaten Bengkayang);
• Perkotaan Ngabang (ibukota Kabupaten Landak);
• Perkotaan Sekadau (ibukota Kabupaten Sekadau);
• Perkotaan Nanga Pinoh (ibukota Kabupaten Melawi); dan
• Perkotaan Sukadana-Teluk Melano-Teluk Batang (di KabupatenKayong Utara); serta

5.

PKL meliputi:
• Perkotaan Liku, Sekura, Sentebang, Tebas, Pemangkat, dan Selakau (Kabupaten Sambas);
• Perkotaan Seluas, Ledo, Samalantan, dan Sungai Duri (Kabupaten Bengkayang);
• Perkotaan Sungai Kunyit, Sungai Pinyuh, dan Anjongan (Kabupaten Mempawah);
• Perkotaan Karangan, Pahauman, dan Darit (Kabupaten Landak);
• Perkotaan Sungai Kakap, Rasau Jaya, Kubu, dan Batu Ampar (Kabupaten Kubu Raya);
• Perkotaan Kendawangan, Manismata, Tumbang Titi, Sandai, dan Balai Berkuak (Kabupaten
Ketapang);
• Perkotaan Tayan, Sosok, Kembayan, Balai Karangan, dan Pusat Damai (Kabupaten Sanggau);
• Perkotaan Sungai Ayak dan Nanga Taman (Kabupaten Sekadau);
• Perkotaan Kota Baru dan Nanga Ella (Kabupaten Melawi);
• Perkotaan Nanga Serawai, Nanga Mau, Nanga Sepauk, dan Nanga Merakai (Kabupaten Sintang);
• Perkotaan Semitau dan Nanga Tepuai (Kabupaten Kapuas Hulu).

Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsungkegiatan yang mempunyai pengaruh
besar terhadap tata ruang di wilayah sekitarnya, kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang
lainnya danpeningkatan kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah kawasan strategis yang telah ditetapkan
di Provinsi Kalimantan Barat.
1.

Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah :
• Kawasan Perbatasan Republik Indonesia
• Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Khatulistiwa
• Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pontianak
• Kawasan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo)
• Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun.

2.

Kawasan Strategis Provinsi (KSP) adalah
• kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi

III - 9

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
• kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi
tinggi
• kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukunglingkungan hidup.
3.1.2. 4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sambas
Dalam Peraturan Daerah No 17 Tahun 2015 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sambas,
menjelaskan rencana pola ruang Kabupaten Sambas adalah sebagai berikut
Tabel 3.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Sambas
NO

KAWASAN LINDUNG

LUAS (HA)

1

Suaka Alam Laut Sambas

2

Taman Wisata Alam Sungai Liku

3

Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing

1.023,31

4

Taman Wisata Alam Asuansang

4.845,01

5

Taman Wisata Alam Dungan

1.676,11

6

Taman Wisata Alam Gunung Melintang

22.171,62

7

Hutan Lindung

26.779,65

753,79

Sumber : RTRW Kabupaten Sambas

Selain kawasan lindung juga terdapat kawsan budidaya yang diarahkan untuk Kabupaten Sambas, yaitu :
1. Kawasan peruntukan hutan produksi
2. Kawasan peruntukan hutan rakyat
3. Kawasan peruntukan pertanian
4. Kawasan peruntukan perikanan, kelautan dan pulau kecil
5. Kawasan peruntukan pertambangan
6. Kawasan peruntukan industry
7. Kawasan peruntukan pariwisata
8. Kawasan peruntukan permukiman
9. Kawasan peruntukan lainnya.
Adapun arahan rencana struktur ruang di Kabpuaten Sambas adalah sebagai berikut :
1. PKSN yaitu Perkotaan Temajuk (Kecamatan Paloh) dan Perkotaan Aruk (Kecamatan Sajingan Besar)
2. PKW yaitu Perkotaan Sambas (ibukota Kabupaten Sambas)
3. PKL yaitu Perkotaan Liku, Sekura, Sentebang, Tebas, Pemangkat, dan Selakau
4. PPK yaitu, Selakau Tua, Salatiga, Balai Gemuruh, Tekarang, Galing, Sebawi, Tengguli, Simpang
Empat, Parit Raja, Matang Terap, Semparuk

III - 10

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
5. PPL yaitu Seranggam, Sungai Toman, Sempadian, Pancur, Tanah Hitam, Pipit Teja, Sungai Kelambu,
Sepinggan, Sabung, Sarilaba A, dan Sijang.
Selain itu juga terdapat arahan kawasan strategis di Kabupaten Sambas, yaitu :
1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdiri atas:
• Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi Kecamatan Paloh dan Sajingan Besar
• Kawasan Perkotaan Sambas
• Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu yang meliputi Kecamatan Pemangkat, Tebas dan Galing
• Kawasan Minapolitan budidaya di Kecamatan Jawai Selatan dengan hinterlan Kecamatan
Pemangkat dan Kecamatan Jawai
• Kawasan Minapolitan penangkapan di Kecamatan Pemangkat dengan hinterland Kecamatan
Selakau.
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya yaitu :
• Kawasan Waterfront City dan Komplek Istana Kesultanan Sambas (Istana Alwatzikoebillah, Masjid
Jami’, dan Makam Raja-raja Kesultanan Sambas)
• Kawasan Wisata meliputi : Pantai Sinam di Kecamatan Pemangkat, Pantai Putri Serayi di
Kecamatan Jawai Selatan, Danau Sebedang di Kecamatan Sebawi, Pantai Temajuk di Kecamatan
Paloh, dan Riam Merasap di Kecamatan Sajingan Besar, Wisata Tenun di Kecamatan Sambas
• Kawasan Olahraga meliputi ibukota kecamatan sebagai sentra olahraga di daerah.
3. Kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam/teknologi tinggi yaitu :
• Kawasan Industri Semparuk
• Terminal khusus dan kawasan industri Tanjung Api di Kecamatan Paloh
• Kota Terpadu Mandiri Subahdi Kecamatan Subah dengan hinterland terletak di Kecamatan Sajad
dan Kecamatan Sejangkung
• Kota Terpadu Mandiri Gerbang Mas Perkasa Sebunga di Kecamatan Sajingan Besar dengan
hinterland di Kecamatan Paloh, Galing, dan Sejangkung;
4. Kawasan strategis dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas:
• Kawasan Kebun Raya Sambas di Kecamatan Subah
• Kawasan ekosistem Tanjung Belimbing di Kecamatan Paloh
• Kawasan ekosistem Gunung Bentarang di Kecamatan Sajingan Besar.
3.1. 3Arahan Wilayah Pengembangan Strategis
A.

Esensi WPS

Pembangunan berbasis WPS merupakan suatu pendekatan pembangunan yang memadukan antara
pengembangan wilayah dengan “market driven”, mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta memfokuskan pengembangan infrastruktur pada suatu wilayah strategis dalam rangka
mendukung percepatan pertumbuhan kawasan strategis dan mengurangi disparitas antar kawasan di dalam
III - 11

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
WPS.Untuk itu diperlukan Keter
eterpaduan Perencanaan antara Infrastruktur dengan
an pe
pengembangan kawasan
strategis dalam WPS, seperti
eperti perkotaan, industri, dan maritim/ pelabuhan indus
industri dan Sinkronisasi
Program antar infrastruktur
tur yyang mendukung pertumbuhan kawasan-kawasan
n di dalam WPS (Fungsi,
Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana).Untuk mewujudkan pencapaian sasaran
an str
strategis PUPR dilakukan
Pendekatan Wilayah yang dituangk
dituangkan dalam 35 Wilayah Pengembangan Strategi
ategis. Kementerian PUPR
melalui Badan Pengembangan
bangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) telah membagi
gi w
wilayah-wilayah strategis
kedalam 35 Wilayah Pengembangan
embangan Strategis (WPS). Kabupaten Sambas sendir
endiri termasuk dalam WPS
Pusat Pertumbuhan Sedang
g Berkembang Ketapang-Pontianak-Singkawang-Samb
ambas. Terdapat Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional
onal (KSPN) Sambas dan sekitarnya serta Kabupaten
en Sambas sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW). Terdapat Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Aruk
ruk yang merupakan pintu
perbatasan Indonesia dengan Malaysia (Serawak) dalam WPS Pertumbuhan Baru
aru Temajuk-Sebatik.Dalam
catatan Direktorat Jenderall B
Bina Marga, Kementerian PUPR total ruas jalan nas
nasional di tahun 2015 di
Kalimantan Barat sepanjang
ang 2.117 Km yang dapat digunakan oleh masyarakat Sesua
esuai direktif Presiden, saat
ini Kementerian PUPR fokuss dal
dalam membenahi Trans-Kalimantan, termasuk penan
penanganan jalan sepanjang
perbatasan Indonesia-Malaysia
aysia ssejak Kalimantan Barat – KalimantanTimur - Kalimant
antan Utara.

Gambar 3.1 WPS Pusat Pe
Pertumbuhan Sedang Berkembang Ketapang-Pontianak-S
k-Singkawang-Sambas

III - 12

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS

Gambar 3.2 PKSN Aruk dalam WPS Pertumbuhan Baru Temajuk-Se
-Sebatik

Program utama WPS Temajuk
ajuk S
Sebatik di PKSN Aruk-Paloh tahun 2016-2022 sebagai
ebagai berikut:









Pembangunan Pos Lint
Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk dan Temajuk (Paloh)
oh)
Pembangunan Progra
ogram for Sustainable Development (PSD) Permukiman
an K
Kawasan Perbatasan
Aruk-Paloh
Pembangunan ruass ja
jalan Temajuk-Gunung Kukud-Simpang Tandjung
Pembangunan Jalan
an Tn. H
Hitam-Sp. Bantanan-Galing-Aruk
an Tebas
Tebas-Sentebang-Tn. Hitam-Jeruju Liku-Merbau-Temaj
Pembangunan Jalan
emajok
Pembangunan Aruk-G
uk-Galing-Sambas
Pembangunan RUSUS
SUS TNI Polri petugas perbatasan
Pembangunan Rumah
ah S
Susun perbatasan di Aruk

3.1. 4 Arahan Rencana Pembangunan
embangunan D
Daerah
A.

Rencana Pembangunan
nan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
en Samba
Sambas 2012-2016

dapat dirumuskan beberapa
Dengan memperhatikan analisa lingkungan internal dan eksternal di atas, maka dap
paten S
Sambas dalam lima tahun (2012-2016) mendatang,
atang, yyaitu sebagai berikut:
isu strategis daerah Kabupaten
aan infr
infrastruktur dasar, terutama di kawasan perbatasan.
an.
1. Minimnya ketersediaan
bangan wilayah strategis dan cepat tumbuh yang ditanda
andai oleh tingginya proporsi
2. Lambannya pengembangan
desa tertinggal.
pemanfaatan/pengolahan hasil produksi komoditas pertani
pertanian (jeruk, padi, karet,
3. Belum optimalnya pemanfaat
serta perikanan dan kelautan dalammendorong perkem
embangan ekonomi lokal.
kelapa sawit, dan lada)) ser
tem distribusi dan koneksi hasil produksi pertanian, perikanan dan kelautan akibat
4. Belum optimalnya sistem
ur kkhususnya jalan, yang menghambat pengembangan
ngan us
usaha, pelayanan publik,
terbatasnya infrastruktur
dan investasi.

III - 13

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
5. Kurangnya kesadaran pemangku kepentingan terhadap kelestarian lingkungan telah menyebabkan
timbulnya konflik pemanfaatan lahan dan menimbulkan kecenderungan penurunan daya dukung
lingkungan.
6. Tingginya angka kemiskinan karena terbatasnya akses terhadap kegiatan ekonomi
7. Tidak seimbangnya antara pertumbuhan angkatan kerja dengan pertumbuhan kesempatan kerja
sehingga menyebabkan munculnya pengangguran.
8. Rendahnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) akibat terbatasnya fasilitas dan belum
meratanya persebaran tenaga pendidikan dan kesehatan.
9. Rendahnya partisipasi masyarakat baik dalam kehidupan berdemokrasi maupun dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.
10. Belum optimalnya kinerja aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan publik dan dalam pengelolaan
keuangan daerah baik dari sisi pendapatan maupun belanja.
11. Meningkatnya frekuensi tindak kriminal, penderita HIV AIDS, narkoba, kenakalan remaja (dekadensi
moral) yang merupakan ancaman terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, serta kualitas
sumber daya manusia (generasi penerus) di masa yang akan datang.
12. Belum sinergisnya antara pemahaman nilai-nilai luhur agama dan budaya dengan penerapannya dalam
kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan.
13. Rendahnya peran dan partisipasi kaum perempuan dalam pembangunan di daerah.
Sesuai dengan analisis lingkungan internal dan eksternal serta dengan memperhatikan isu strategis daerah
di atas, maka dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan Kabupaten Sambas akan
ditempuh Strategi Pembangunan Daerah, sebagai berikut :
1. Percepatan pembangunan Infrastruktur untuk mendorong peningkatan perekonomian rakyat berbasis
komoditas unggulan khususnya pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kelautan.
2. Peningkatan daya dukung wilayah dengan membangun dan mengoptimalkan sarana dan prasarana
daerah untuk mengembangkan kawasan perbatasan serta wilayah strategis dan cepat tumbuh lainnya,
sekaligus untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antar kawasan.
3. Peningkatan perekonomian masyarakat dan iklim investasi daerah yang berorientasi pasar,
berwawasan lingkungan, serta berkeadilan melalui peningkatan produktivitas pertanian dan
pengembangan sentra-sentra komoditas unggulan sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan
kelautan serta pemberdayaan UKM dan koperasi untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus
mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
4. Peningkatan dan pemanfaatan teknologi tepat guna dan diversifikasi kegiatan ekonomi perdesaan
berdasarkan kearifan lokal untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di pedesaan.
5. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pembangunan bidang pendidikan, kesehatan,
kebudayaan, pariwisata, pemuda, olahraga dan pemberdayaan perempuan, KB dan anak untuk
menunjang program-program unggulan daerah.

III - 14

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
6. Peningkatan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan untuk memberikan
7. pelayanan yang baik kepada masyarakat.
8. Peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan daerah untuk mendorong terwujudnya pelaksanaan
pembangunan yang lebih efisien dan efektif.
9. Peningkatan kualitas partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.
10. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat yang berlandaskan keadilan dan berorientasi pada
peningkatan sosial ekonomi.
11. Peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat untuk mendukung pembangunan sosial dan
ekonomi.
12. Peningkatan kualitas pemahaman dan implementasi nilai-nilai agama dan budaya untuk diterapkan
dalam kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan.
Adapun tahapan prioritas program pembangunan di Kabupaten Sambas untuk 5 (lima) tahun ke depan
(2012-2016) adalah sebagai berikut :
(1)

Prioritas Program Pembangunan tahun 2012

Prioritas program pembangunan Tahun 2012 diarahkan untuk mendorong peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) melalui :
a. Peningkatan infrastruktur dasar yang menunjang sektor pendidikan, kesehatan serta ekonomi
kerakyatan dan investasi;
b. Reformasi birokrasi (Tata Kelola Pemerintahan) dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Penyediaan dan perbaikan infratruktur dasar untuk memberikan implikasi yang sangat luas terhadap sektor
pendidikan, kesehatan, serta dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat dan investasi,
sektor sosial lainnya dan pada akhirnya dapat mendongkrak peningkatan IPM Kabupaten Sambas.
Fokus program prioritas tersebut adalah dalam rangka mewujudkan visi Sambas Mandiri, Berprestasi dan
Madani.
(2)

Prioritas Program Pembangunan tahun 2013

Pada prinsipnya prioritas program pembangunan pada tahun 2013 masih melanjutkan prioritas program
pembangunan tahun 2012, yaitu tetap mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui
peningkatan infrastruktur dasar yang menunjang sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan dan
investasi, reformasi birokrasi (tata kelola pemerintahan), serta peningkatan kesempatan kerja dan
penanggulangan kemiskinan.
Membaiknya tingkat perekonomian masyarakat pada tahun-tahun awal pelaksanaan RPJMD (Tahun 2012)
diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat pada sektor pendidikan dan kesehatan, serta penyerapan
tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan.

III - 15

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
Fokus program prioritas tersebut dalam rangka meningkatkan kualitas untuk mewujudkan Sambas Mandiri,
Berprestasi dan Madani.
(3)

Prioritas Program Pembangunan tahun 2014

Pada tahun 2014 program prioritas pembangunan masih secara konsisten diarahkan pada peningkatan IPM
melalui peningkatan infrastruktur dasar yang menunjang sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan
dan investasi, peningkatan kualitas pelayanan publik melalui reformasi birokrasi (tata kelola pemerintahan)
serta peningkatan kualitas kehidupan beragama.
Perbaikan derajat ekonomi masyarakat yang berlangsung selama dua tahun sebelumnya akan semakin
efektif meningkatkan akses masyarakat akan pelayanan yang berkualitas pada pendidikan, kesehatan,
ketenaga kerjaan dan penanggulangan kemiskinan. Disisi lain bahwa reformasi birokrasi (tata kelola
pemerintahan) dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapasitas pemerintah untuk peningkatan
pelayanan masyarakat serta meningkatkan kualitas kehidupan beragama melalui pembinaan dan
peningkatan sarana dan prasarana ibadah.
Fokus program prioritas tersebut untuk mewujudkan Sambas Mandiri, Berprestasi, Madani dan Sejahtera.
(4)

Prioritas Program Pembangunan tahun 2015

Demikian pula untuk tahun 2015, program prioritas masih konsisten diarahkan dalam rangka meningkatkan
IPM, yaitu melalui peningkatan infrastruktur dasar, pengembangan kesehatan dan KB, pengembangan
pendidikan, reformasi birokrasi (tata kelola pemerintahan), peningkatan kualitas kehidupan beragama.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat dan investasi, serta ditunjang oleh
peningkatan pelayanan sektor publik oleh pemerintah, maka diharapkan akan dapat mengoptimalkan akses
masyarakat terhadap kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan, pemberdayaan
perempuan, KB dan anak serta semakin meningkatkan kualitas ibadah dalam kehidupan beragama.
Fokus program prioritas pembangunan tersebut adalah untuk mempercepat visi Sambas Berprestasi dan
Sejahtera.
(5)

Prioritas Program Pembangunan tahun 2016

Adapun prioritas program pembangunan pada tahun 2016 yang merupakan tahun terakhir pelaksanaan
RPJMD Kabupaten Sambas periode 2012-2016 adalah peningkatan tata kelola pemerintahan (reformasi
birokrasi), peningkatan kapasitas keuangan daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban serta
peningkatan kualitas kehidupan beragama dan tetap memperhatikan program-program penunjang
peningkatan IPM.
Penilaian terhadap peningkatan kemampuan/kapasitas otonomi daerah tercermin pada percepatan
pengelolaan potensi daerah dan peningkatan kemampuan tata kelola pemerintahan melalui pengembangan
SDM aparatur, perbaikan kualitas perencanaan pembangunan, peningkatan jasa publik (pendidikan,
kesehatan, jaminan sosial), peningkatan pengelolaan keuangan daerah secara bertanggung jawab, efektif

III - 16

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
dan efisien, serta didukung oleh semakin meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat, guna
menjamin rasa aman dan nyaman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Fokus program prioritas pembangunan tersebut untuk mewujudkan Sambas Madani dan Sejahtera.
B.

Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2015 Tentang Bangunan Gedung, Kabupaten Sambas

Peraturan Daerah Bangunan Gedung ini bertujuan untuk:


Mewujudkan Bangunan Gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata Bangunan Gedung yang
serasi dan selaras dengan lingkungannya;



Mewujudkan tertib penyelenggaraan Bangunan Gedung yang menjamin keandalan teknis Bangunan
Gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;



Mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan Bangunan Gedung.

Fungsi Bangunan Gedung merupakan ketetapan mengenai pemenuhan persyaratan teknis Bangunan
Gedung ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungan maupun keandalannya serta sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW, RDTR dan/atau RTBL.
Fungsi Bangunan Gedung meliputi:
a) Bangunan Gedung fungsi hunian, dengan fungsi utama sebagai tempat manusia tinggal, terdiri dari:


bangunan rumah tinggal tunggal;



bangunan rumah tinggal deret;



bangunan rumah tinggal susun; dan



bangunan rumah tinggal sementara.

b) Bangunan Gedung fungsi keagamaan dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan
ibadah, terdiri dari:


bangunan masjid, mushalla, langgar, surau;



bangunan gereja, kapel;



bangunan pura;



bangunan vihara;



bangunan kelenteng; dan



bangunan keagamaan dengan sebutan lainnya.

c) Bangunan Gedung fungsi usaha dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan
usaha, terdiri dari:


Bangunan Gedung perkantoran seperti bangunan perkantoran non-pemerintah dan sejenisnya;



Bangunan Gedung perdagangan seperti bangunan pasar, pertokoan, pusat perbelanjaan, mal dan
sejenisnya;



Bangunan Gedung pabrik;

III - 17

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS


Bangunan Gedung perhotelan seperti bangunan hotel, motel, hostel, penginapan dan sejenisnya;



Bangunan Gedung wisata dan rekreasi seperti tempat rekreasi, bioskop dan sejenisnya;



Bangunan Gedung terminal seperti bangunan stasiun kereta api, terminal bus angkutan umum,
halte bus, terminal peti kemas, pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan perikanan, bandar
udara;



Bangunan Gedung tempat penyimpanan sementara seperti bangunan gudang, gedung parkir dan
sejenisnya; dan



Bangunan Gedung tempat penangkaran atau budidaya seperti bangunan sarang burung walet,
bangunan peternakan sapi dan sejenisnya.

d) Bangunan Gedung fungsi sosial dan budaya dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan
kegiatan sosial dan budaya, terdiri dari:


Bangunan Gedung pelayanan pendidikan seperti bangunan sekolah taman kanak kanak,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, kursus dan semacamnya;



Bangunan Gedung pelayanan kesehatan seperti bangunan puskesmas, poliklinik, rumah bersalin,
rumah sakit termasuk panti-panti dan sejenisnya



Bangunan Gedung kebudayaan seperti bangunan museum, gedung kesenian, Bangunan Gedung
adat dan sejenisnya



Bangunan Gedung laboratorium seperti bangunan laboratorium fisika, laboratorium kimia, dan
laboratorium lainnya, dan



Bangunan Gedung pelayanan umum seperti bangunan stadion, gedung olah raga dan sejenisnya

e) Bangunan Gedung fungsi khusus dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan
yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi dan/atau tingkat risiko bahaya tinggi, terdiri dari:

f)



bangunan gedung untuk reaktor nuklir



bangunan gedung untuk instalasi pertahanan dan keamanan;



bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri

Bangunan Gedung lebih dari satu fungsi, terdiri dari:


bangunan rumah dengan toko (ruko)



bangunan rumah dengan kantor (rukan)



bangunan gedung mal-apartemen-perkantoran



bangunan gedung mal-apartemen-perkantoran-perhotelan;



bangunan sejenisnya

Klasifikasi Bangunan Gedung terdiri dari kompleksitas, permanensi, resiko kebakaran, lokasi, ketinggian
bangunan gedung, dan kepemilikan.
Klasifikasi berdasarkan tingkat kompleksitas meliputi:

III - 18

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
a) Bangunan Gedung sederhana, yaitu Bangunan Gedung dengan karakter sederhana serta memiliki
kompleksitas dan teknologi sederhana dan/atau Bangunan Gedung yang sudah memiliki desain
prototip;
b) Bangunan Gedung tidak sederhana, yaitu Bangunan Gedung dengan karakter tidak sederhana serta
memiliki kompleksitas dan atau teknologi tidak sederhana; serta
c) Bangunan Gedung khusus, yaitu Bangunan Gedung yang memiliki penggunaan dan persyaratan
khusus, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya memerlukan penyelesaian/teknologi khusus.
Klasifikasi berdasarkan tingkat permanensi meliputi:
a) Bangunan Gedung darurat atau sementara, yaitu Bangunan Gedung yang karena fungsinya
direncanakan mempunyai umur layanan sampai dengan 5 (lima) tahun;
b) Bangunan Gedung semi permanen, yaitu Bangunan Gedung yang karena fungsinya direncanakan
mempunyai umur layanan di atas 5 (lima) sampai dengan 10 (sepuluh) tahun; serta
c) Bangunan Gedung permanen, yaitu Bangunan Gedung yang karena fungsinya direncanakan
mempunyai umur layanan di atas 20 (dua puluh) tahun.
Klasifikasi berdasarkan tingkat risiko kebakaran meliputi:
a) Tingkat risiko kebakaran rendah, yaitu Bangunan Gedung yang karena fungsinya, disain penggunaan
bahan dan komponen unsur pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas bahan yang ada di dalamnya
tingkat mudah terbakarnya rendah;
b) Tingkat risiko kebakaran sedang, yaitu Bangunan Gedung yang karena fungsinya, disain penggunaan
bahan dan komponen unsur pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas bahan yang ada di dalamnya
tingkat mudah terbakarnya sedang; serta
c) Tingkat risiko kebakaran tinggi, yaitu Bangunan Gedung yang karena fungsinya, dan disain
penggunaan bahan dan komponen unsur pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas bahan yang ada
di dalamnya tingkat mudah terbakarnya sangat tinggi dan/atau tinggi.
Klasifikasi berdasarkan lokasi meliputi:
a) Bangunan Gedung di lokasi renggang, yaitu Bangunan Gedung yang pada umumnya terletak pada
daerah pinggiran/luar kota atau daerah yang berfungsi sebagai resapan;
b) Bangunan Gedung di lokasi sedang, yaitu Bangunan Gedung yang pada umumnya terletak di daerah
permukiman; dan
c) Bangunan Gedung di lokasi padat, yaitu Bangunan Gedung yang pada umumnya terletak di daerah
perdagangan/pusat kota.
Klasifikasi berdasarkan ketinggian Bangunan Gedung meliputi:
a) Bangunan Gedung bertingkat rendah, yaitu Bangunan Gedung yang memiliki jumlah lantai sampai
dengan 4 (empat) lantai;
b) Bangunan Gedung bertingkat sedang, yaitu Bangunan Gedung yang memiliki jumlah lantai mulai dari 5
(lima) lantai sampai dengan 8 (delapan) lantai; dan

III - 19

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
c) Bangunan Gedung bertingkat tinggi, yaitu Bangunan Gedung yang memiliki jumlah lantai lebih dari 8
(delapan) lantai.
Klasifikasi berdasarkan kepemilikan meliputi:
a) Bangunan Gedung milik negara, yaitu Bangunan Gedung untuk keperluan dinas yang menjadi/akan
menjadi kekayaan milik negara dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari dana
APBN, dan/atau APBD, dan/atau sumber pembiayaan lain, seperti: gedung kantor dinas, gedung
sekolah, gedung rumah sakit, gudang, rumah negara, dan lain-lain;
b) Bangunan Gedung milik perorangan, yaitu Bangunan Gedung yang merupakan kekayaan milik pribadi
atau perorangan dan diadakan dengan sumber pembiayaan dari dana pribadi atau perorangan; dan

c) Bangunan Gedung milik badan usaha, yaitu Bangunan Gedung yang merupakan kekayaan milik badan
usaha non pemerintah dan diadakan dengan sumber pembiayaan dari dana badan usaha non
pemerintah tersebut.
Peraturan Bangunan Gedung juga memuat tentang persyaratan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dalam setiap kegiatan dalam bangunan
dan/atau lingkungannya yang mengganggu atau menimbulkan dampak penting harus dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Kegiatan dalam bangunan dan/atau lingkungannya yang
tidak mengganggu atau tidak menimbulkan dampak penting tidak perlu dilengkapi dengan AMDAL tetapi
dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan atau RTBL memuat program bangunan dan lingkungan, rencana
umum dan panduan rancangan, rencana investasi dan ketentuan pengendalian rencana dan pedoman
pengendalian pelaksanaan
Program bangunan dan lingkungan memuat jenis, jumlah, besaran, dan luasan Bangunan Gedung, serta
kebutuhan ruang terbuka hijau, fasilitas umum, fasilitas sosial, prasarana aksesibilitas, sarana pencahayaan,
dan sarana penyehatan lingkungan, baik berupa penataan prasarana dan sarana yang sudah ada maupun
baru.
Rencana umum dan panduan rancangan merupakan ketentuan-ketentuan tata bangunan dan lingkungan
pada suatu lingkungan/ kawasan yang memuat rencana peruntukan lahan makro dan mikro, rencana
perpetakan, rencana tapak, rencana sistem pergerakan, rencana aksesibilitas lingkungan, rencana
prasarana dan sarana lingkungan, rencana wujud visual bangunan, dan ruang terbuka hijau.
Rencana investasi merupakan arahan program investasi Bangunan Gedung dan lingkungannya yang
disusun berdasarkan program bangunan dan lingkungan serta ketentuan rencana umum dan panduan
rencana yang memperhitungkan kebutuhan nyata para pemangku kepentingan dalam proses pengendalian
investasi dan pembiayaan dalam penataan lingkungan/kawasan, dan merupakan rujukan bagi para
pemangku kepentingan untuk menghitung kelayakan investasi dan pembiayaan suatu penataan atau pun
menghitung tolok ukur keberhasilan investasi, sehingga tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan
pembangunan.

III - 20

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
Ketentuan pengendalian rencana merupakan alat mobilisasi peran masing-masing pemangku kepentingan
pada masa pelaksanaan atau masa pemberlakuan RTBL sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu sistem
yang disepakati bersama, dan berlaku sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk mengukur
tingkat keberhasilan kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan.
Pedoman pengendalian pelaksanaan merupakan alat untuk mengarahkan perwujudan pelaksanaan
penataan bangunan dan lingkungan/kawasan yang berdasarkan dokumen RTBL, dan memandu pengelolaan
kawasan agar dapat berkualitas, meningkat, dan berkelanjutan.
3. 2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
3.2. 1 Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKPKP) Kabupaten Sambas Tahun 2015
Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Sambas sebagaimana penjelasan pada Dokumen SPPIP
Kabupaten Sambas meliputi kawasan permukiman pada 21 kawasan perkotaan. Mengacu pada Dokumen
SPPIP Kabupaten Sambas mengenai karakteristik masing – masing kawasan perkotaan, terdapat dua
karakteristik utama permukiman perkotaan di Kabupaten Sambas, yakni:


kawasan permukiman yang saat ini sudah menunjukkan gejala urban/ perkotaan seperti di ibukota
kabupaten (Kota Sambas), kawasan perkotaan Tebas, Sekura, Pemangkat, Sentebang, Semparuk dan
Selakau; dan



kawasan permukiman yang saat ini tidak/belum menunjukkan karakter perkotaan namun direncanakan
sebagai kawasan permukiman perkotaan dan memiliki peran strategis bagi pembangunan Kabupaten
Sambas sebagaimana yang terdapat pada Kawasan Perkotaan Selakau Tua, Salatiga, Tekarang, Balai
Gemuruh, Sebawi, Sajad, Matang Terap. Simpang Empat, Sejangkung dan kawasan perkotaan di
perbatasan negara seperti Kaliau’,Aruk, Liku dan Temajuk

Permukiman di Kabupaten Sambas umumnya terpusat pada satu titik keramaian seperti pasar, atau tumbuh
di sepanjang tepian sungai dan pada beberapa kawasan tumbuh menyebar di sepanjang jalan atau sesuai
dengan kepemilikan lahan oleh masyarakat. Perumahan yang dibangun umumnya merupakan perumahan
swadaya, namun di ibukota kabupaten dan di beberapa ibukota kecamatan seperti ibukota Kecamatan
Pemangkat dan ibukota Kecamatan Tebas sudah mulai terdapat pembangunan perumahan oleh
pengembang.
RKP Kumuh Perkotaan merupakan dokumen perencanaan kegiatan penanganan dengan lingkup/skala
kawasan pada permukiman kumuh kawasan perkotaan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) dan
terpadu, tidak hanya berupa rencana kegiatan penanganan bersifat fisik namun mencakup juga kegiatankegiatan yang bersifat non-fisik (peningkatan kapasitas/pemberdayaan, sosial dan ekonomi).
Rencana aksi penanganan permukiman ku

Dokumen yang terkait

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 7c89b45d73 BAB IIIBab 3. Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis

0 0 216

BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 58d56ce62b BAB IIIBAB 3

0 1 50

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1478169664Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

0 0 207

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1501550707BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS

0 0 8

BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1503118151BAB 3 Arahan Kebijakan Ogan Ilir

0 0 68

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1503114909BAB 3 Arahan Kebijakan Banyuasin

0 0 50

BAB III – ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1509240884Bab III Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis

0 0 68

BAB III – ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1509404038RPIJM Kampar BAB 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang CIpta Karya

0 0 56

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1536553676Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang CK

0 0 71

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1540124863BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN

0 0 53