BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1540124863BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

BAB III
ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
3.1 Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan
Ruang
3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Berdasarkan Perpres 2 Tahun 2015,Tema besar RPJMN 3 adalah daya saing
(competitiveness), dengan demikian selayaknya ketersediaan layanan infrastruktur,
khususnya infrastruktur dasar (jalan, air, dan listrik) sudah terpenuhi terlebih dahulu.
Arahan RPJPN untuk RPJMN bidang infrastruktur adalah sebagai berikut:
1. Terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat _ 100 % akses kepada sumber-sumber air bersih
2. Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
pendukung, didukung oleh system pembiayaan perumahan jangka panjang dan
berkelanjutan, efisien, dan akuntabel _ kota tanpa permukiman kumuh
3. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang
4. Berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi
5. Konservasi suber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber
daya air dan pengembangan sumber daya air

6. Pengembangan

infrastruktur

perdesaan,

terutama

untuk

mendukung

pembangunan pertanian
Sasaran umum RPJMN tahun 2015-2019 adalah pemenuhan ketersediaan
infrastruktur dasar dan standar layanan minimum, sehingga indicator pencapaiannya
adalah sebagai berikut:
1. Berkurangnya proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman
tidak layak menjadi 0%
2. Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi 100 %
3. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak menjadi 100 %

Arahan penajaman program Bidang Cipta Karya Tahun 2015 antara lain:
1. Pemenuhan program lanjutan
a. Melanjutkan

upaya

pemenuhan

sasaran

RPJMN/Renstra

2009-2014

(terutama terkait pemenuhan sasaran pembangunan rusunawa)
b. Melanjutkan

program-program

yang


telah

disepakati

dalam

rangka

fungsionalisasi dan memenuhi komitmen program MP3EI
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 1

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

2. Mendukung perwujudan Kawasan Strategis Nasional yang telah ditetapkan oleh
Ditjen Tata Ruang
3. Mendorong penanganan Kabupaten/Kota Kawasan Strategis Nasional (KSN)
a. Mendorong pembangunan Bidang Cipta Karya yang terpadu dalam suatu
kawasan/KSK (Kawasan Strategis Kabupaten/Kota) dengan berpedoman
pada RTRW yang sudah ditetapkan

b. Menyelesaikan penanganan KSK yang telah dilakukan pada tahun 2014
c. Melanjutkan penanganan pada lokasi KSK lainnya
4. Mendukung Kabupaten/Kota pemenuhan SPM Bidang Cipta Karya
a. Mendukung Kabupaten/Kota responsive dan/atau dalam kondisi “kritis”
pemenuhan SPM
b. Pemenuhan SPM Bidang Cipta Karya pada tahun 2013 (dan perkiraan
capaian tahun 2014) digunakan sebagai acuan Baseline kebutuhan program
pada tahun 2015
5. Penyusunan Usulan Program Bidang Cipta Karya harus selaras dengan isu-isu
strategis Bidang Cipta Karya baik secara nasional maupun kewilayahan
(provinsi, pulau maupun koridor pembangunan)
6. Penanganan isu strategis tersebut selanjutnya dituangkan dalam format-format
Konreg yang telah ditetapkan
7. Penyusunan Usulan Program tahun 2015 harus dilihat sebagai bagian dari
upaya penyusunan program tahun 2015-2019 atau RPJMN tahap ketiga
8. Penyusunan Usulan Program Bidang Cipta Karya tahun 2015 mengacu pada
Baseline Pendanaan sesuai perkiraan maju RKP 2014 namun tidak kaku
terutama untuk usulan penanganan pada KSN (kelebihan usulan pendanaan
pagu baseline dapat dituangkan sebagai inisiatif baru maupun stok program)
Berdasarkan Renstra Ditjen Cipta Karya tahun 2015-2019, Arah kebijakan utama

pembangunan wilayah

nasional difokuskan untuk

mempercepat pemerataan

pembangunan antar wilayah. Oleh karena itu, diperlukan arah pengembangan
wilayah yang dapat mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah
KTI, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua, dengan tetap
menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera. Kebijakan
Utama
Arah kebijakan tersebut meliputi 6 aspek, yaitu;
1. Arah

kebijakan

pengembangan

Kawasan


Strategis

adalah

percepatan

pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di Luar
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 2

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

Jawa

(Sumatera,

Jawa,

Kalimantan,

Sulawesi,


dan

Papua)

dengan

memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan
daerah dan peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur. Hal ini dicapai
melalui

strategi

pengembangan

potensi

ekonomi

wilayah;


percepatan

pembangunan konektivitas; peningkatan kemampuan SDM dan IPTEK; regulasi
dan kebijakan; serta peningkatan iklim investasi dan iklim usaha.
2. Arah

kebijakan

pengembangan

Kawasan

Perkotaan

dan

Perdesaan.

Pengembangan Kawasan Perkotaan difokuskan untuk membangun kota

berkelanjutan dan berdaya saing menuju masyarakat kota yang sejahtera
berdasarkan karakter fisik, potensi ekonomi dan budaya lokal; melalui strategi
perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN); percepatan pemenuhan Standar
Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota aman, nyaman, dan layak
huni;

perwujudan

Kota

Hijau

yang

berketahanan

iklim

dan


bencana;

pengembangan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan
budaya lokal; dan peningkatan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan.
Sedangkan

arah

kebijakan

pengembangan

perdesaan

adalah

untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan


kemiskinan

melalui

pemenuhan

kebutuhan

dasar,

pembangunan sarana dan prasarana desa, melalui; (1) pemenuhan Standar
Pelayanan Minimum Desa, termasuk permukiman transmigrasi, sesuai dengan
kondisi geografisnya; (2) penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha
ekonomi masyarakat desa termasuk permukiman transmigrasi; (3) pembangunan
SDM, peningkatan keberdayaan, dan pembentukan modal sosial budaya
masyarakat

desa

termasuk

permukiman

transmigrasi;

(4)

pengawalan

implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten, dan berkelanjutan melalui
koordinasi, fasilitasi, supervisi, dan pendampingan; (5) pengembangan kapasitas
dan pendampingan aparatur pemerintah desa dan kelembagaan pemerintahan
desa secara berkelanjutan; (6) pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di
kawasan transmigrasi; dan (7) pengembangan ekonomi kawasan perdesaan
termasuk kawasan transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota.
3. Arah kebijakan peningkatan keterkaitan Perkotaan dan Perdesaan adalah

peningkatan

keterkaitan

desa-kota

yang

bertujuan

untuk

mengurangi

kesenjangan antara perkotaan dan perdesaan dengan menghubungkan
keterkaitan fungsional antara pasar dan kawasan produksi, melalui strategi (1)
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 3

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil, antara kota kecil dan
desa, serta antar pulau; (2) perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi
hulu dan hilir desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya agropolitan,
minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi; dan (3) peningkatan kapasitas tata
kelola, kelembagaan, masyarakat dalam peningkatan keterkaitan Kota-Desa.
4. Arah kebijakan pengembangan Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan.

Pengembangan daerah tertinggal difokuskan pada upaya pemenuhan kebutuhan
dasar

dan

kebutuhan

pelayanan

dasar

publik,

serta

pengembangan

perekonomian masyarakat yang didukung oleh sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas dan infrastruktur penunjang konektivitas antara daerah tertinggal
dan kawasan strategis, melalui strategi (1) mengembangkan perekonomian
masyarakat

di

daerah

tertinggal;

(2)

meningkatkan

aksesibilitas

yang

menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan; (3) meningkatkan
kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan kapasitas tata kelola
pemerintahan daerah; (4) mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal
(SPM); (5) memberikan tunjangan khusus kepada tenaga penyuluh; (6)
penguatan regulasi dan pemberian insentif kepada pihak swasta; (7) melakukan
pembinaan terhadap daerah tertinggal; (8) mendukung pengembangan kawasan
perdesaan dan transmigrasi; dan (9) mempercepat pembangunan Provinsi
Papua dan Papua Barat.

Adapun arah kebijakan pengembangan kawasan

perbatasan ditujukan dalam upaya mewujudkan kawasan perbatasan sebagai
halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman. Pendekatan
pembangunan kawasan perbatasan dilakukan melalui pendekatan keamanan
(security approach), dan pendekatan peningkatan kesejahteraan masyarakat
(prosperity

approach).

Hal

tersebut

akan

dicapai

melalui

strategi

(1)

pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi; (2) sumber daya manusia (SDM)
dan pemanfaatan (IPTEK); (3) pembangunan konektivitas simpul transportasi
utama; (4) transformasi kelembagaan lintas batas negara; (5) peningkatan
kualitas dan kuantitas, serta standarisasi sarana prasarana; (6) penegasan batas
wilayah negara di darat dan laut; dan (7) peningkatan kerjasama perdagangan.
5. Arah kebijakan penanggulangan bencana adalah mengurangi risiko bencana dan

meningkatkan ketangguhan menghadapi bencana, akan dicapai melalui strategi;
internalisasi pengurangan risiko bencana;
terhadap

bencana;

dan

peningkatan

penurunan tingkat kerentanan
kapasitas

penyelenggaraan

penanggulangan bencana.
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 4

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

6. Arah

kebijakan

pengembangan

tata

ruang

wilayah

nasional

adalah

pengembangan struktur tata ruang dan pengembangan pola ruang,
7. Arah kebijakan dan strategi tata kelola Pemerintahan dan Otonomi Daerah

meliputi peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah; peningkatan
kapasitas aparatur pemerintah daerah; peningkatan kapasitas keuangan daerah;
dan pelaksanaan Otonomi Khusus/Daerah Istimewa.
3.1.2 Arahan Penataan Ruang
3.1.2.1. Arahan RTRWN
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan
Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk :
a.

Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,

b.

Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

c.

Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,

d.

Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,

e.

Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang kawasan
strategis nasional, dan

f.

Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPIJM
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a.

Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kriteria:
1. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
2.

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi,
dan/atau

3.

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

b.

Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kriteria:
1.

Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,

Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 5

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

2.

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten,
dan/atau

3.

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

c.

Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria:
1.

Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas
dengan negara tetangga,

2.

Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga,

3.

Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau

4.

Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

d.

Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
1.

Pertahanan dan keamanan,
a)

diperuntukkan

bagi

kepentingan

pemeliharaan

keamanan

dan

pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,
b)

diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang
amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan
industri sistem pertahanan, atau

c)

merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil
terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau
laut lepas.

2.

Pertumbuhan ekonomi,
a)

memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

b)

memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi nasional,

c)

memiliki potensi ekspor,

d)

didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,

e)

memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

f)

berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional
dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 6

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

g)

berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi
dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau

h)
3.

ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

Sosial dan budaya
a)

merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
budaya nasional,

b)

merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya serta jati
diri bangsa,

c)

merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan,

4.

d)

merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,

e)

memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau

f)

memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.

Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a)

diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu

b)

pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam
strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan
nuklir

5.

c)

memiliki sumber daya alam strategis nasional

d)

berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa

e)

berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau

f)

berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a)

merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,

b)

merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang

c)

ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang
hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi
dan/atau dilestarikan,

d)

memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap
tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,

e)

memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro

f)

menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup

g)

rawan bencana alam nasional

h)

sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 7

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

Tabel 3. 1
Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN dan Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN
No

Pkn

1

Kawasan
(Gerbang
Malang

Pkw
Tuban,
Kediri,
Madiun,
Perkotaan Probolinggo,
kertosusila) Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan,
Bojonegoro, Pacitan

Tabel 3. 2
Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun
2008 Tentang RTRWN
Kawasan Strategis Nasional

Sudut
Kepentingan

Kawasan
Perkotaan Gresik – Ekonomi
Bangkalan – Mojokerto – Surabaya

Sidoarjo

Lamongan
(Gerbangkertosusila)

3.1.2.2.
A.

Kota/Kabupaten
Kab. Gresik, Kab. Bangkalan,
Kota
Mojokerto,
Kota
Surabaya,
Kab.
Sidoarjo,Kab.
Lamongan

Arahan RTRW Provinsi

Arahan Pengembangan Pola Ruang

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang wilayah provinsi meliputi:
a.

Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung.

Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi pemantapan, pelestarian, dan
perlindungan kawasan lindung untuk mencapai perlindungan lingkungan sumber daya
alam/buatan dan ekosistemnya, meminimalkan risiko dan mengurangi kerentanan
bencana, mengurangi efekpemanasan global yang berprinsip partispasi, menghargai
kearifan lokal, serta menunjang pariwisata, penelitian, dan edukasi pada:


Kawasan hutan lindung
Strategi :
 pengembangan sistem tata batas (deliniasi) persebaran hutan lindung di
seluruh wilayah Jawa Timur sehingga jelas batasan antara kawasan hutan
lindung dan sekitarnya untuk meminimalkan potensi perusakan oleh
masyarakat;
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 8

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

 penetapan luas kawasan hutan minimal 30% dari luas daratan dalam setiap
DAS dan/atau pulau;
 pengembangan upaya untuk mempertahankan dan menambah luasan hutan,
terutama hutan dengan fungsi lindung;
 pemantapan fungsi lindung dengan prinsip pengelolaan berkelanjutan; dan
 pengendalian perubahan fungsi kawasan hutan lindung.


Kawasan perlindungan setempat
Strategi :
 penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan perlindungan
setempat;
 pengamanan kawasan perlindungan setempat dengan prinsip konservasi;
 pengendalian kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan; dan
 peningkatan nilai ekonomis kawasan dengan tetap mempertahankan fungsi
lindungnya.



Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
Strategi :
 penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan suaka alam,
pelestarian alam, dan cagar budaya;
 pemantapan perlindungan kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar
budaya;
 mempertahankan dan peningkatan kelestarian keanekaragaman hayati yang
masih berkembang beserta ekosistemnya;
 peningkatan nilai ekonomis kawasan dengan tetap mempertahankan fungsi
lindung kawasan; dan
 peningkatan

keterpaduan

pembangunan

kawasan

konservasi

dengan

pembangunan wilayah, terutama peningkatan kesejahteraan dan kepedulian
masyarakat disekitar kawasan konservasi.


Kawasan rawan bencana alam
Strategi :
 penetapan kawasan rawan bencana alam;
 pengidentifikasian tingkat risiko wilayah pada kawasan rawan bencana alam;
dan
 pengembangan manajemen pengelolaan pada kawasan rawan bencana alam.



Kawasan lindung geologi
Strategi :
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 9

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

 menetapkan kawasan lindung geologi;
 mengembangkan pengelolaan kawasan cagar alam geologi;
 mengidentifikasi tingkat risiko wilayah pada kawasan rawan bencana alam
geologi; dan
 mengembangkan manajemen pengelolaan pada kawasan rawan bencana
alam geologi.


Kawasan lindung lainnya.
Strategi :
 memantapkan perlindungan terumbu karang;
 melarang pemakaian alat atau bahan berbahaya untuk mencari ikan;
 merehabilitasi terumbu karang yang telah rusak; dan
 mengembangkan terumbu karang pada kawasan-kawasan yang potensial.

b.

Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya.

Kebijakan

pengembangan

kawasan

budi

daya

dilakukan

melalui

upayapengembangan kawasan budidaya sesuai dengan karakter dan daya dukung
yang dimiliki, terutama untuk mendukung pemantapan sistem metropolitan dan sistem
agropolitan dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan
masyarakat, meliputi:


Kawasan peruntukan hutan produksi
Strategi :
 mengembangkan kawasan hutan produksi dengan pemanfaatan secara lestari
dan partisipatif;
 membatasi alih fungsi hutan produksi untuk kegiatan di luar kehutanan; dan
 mengawasi pemanfaatan hutan produksi.



Kawasan hutan rakyat.

Strategi pengembangan kawasan hutan rakyat dilakukan dengan membangun dan
mengembangkan kegiatan hutan rakyat secara partisipatif.


Kawasan peruntukan pertanian
Strategi :
 pemertahanan luasan sawah beririgasi termasuk lahan pertanian pangan
berkelanjutan dengan mengendalikan secara ketat alih fungsi sawah dan
lahan produktif;
 peningkatan

upaya

pengelolaan

untuk

mengoptimalkan

hasil

produksipertanian;
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 10

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

 pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil produksi
pertanian melalui pengembangan agropolitan;
 peningkatan pemasaran yang terintegrasi dengan kawasan agropolitan;
 peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan untuk pengembangan
pertanian;
 pengembangan kemitraan antarpemangku kepentingan; dan
 pengembangan sarana dan prasarana pendukung kawasan agropolitan.


Kawasan peruntukan perkebunan
Strategi :
 mengembangkan komoditas unggulan perkebunan di wilayah potensial dan
prospektif; dan
 mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil perkebunan
melalui pengembangan agropolitan.



Kawasan peruntukan peternakan
Strategi :
 mengembangkan komoditas unggulan peternakan besar, kecil, serta unggas
di wilayah potensial dan prospektif; dan
 mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil peternakan
melalui pengembangan agropolitan.



Kawasan peruntukan perikanan
Strategi :
 meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan;
 membentuk

sentra

pengolahan

hasil

perikanan

untuk

mendukung

pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil perikanan
melalui pengembangan minapolitan;
 menata wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan daya dukung
yang dimiliki untuk menjamin keberlangsungan ekosistem pada wilayah
tersebut;
 pemantapan kawasan tambak garam;
 pemertahanan luasan dan sebaran kawasan tambak garam; dan
 pengoptimalan produksi garam dan peluang pengembangan serta kerja sama
produksi garam dengan investor.


Kawasan peruntukan pertambangan
Strategi :
 pengidentifikasian potensi kandungan bahan tambang;
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 11

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

 peningkatan eksplorasi dan eksploitasi potensi minyak dan gas bumi dengan
berwawasan lingkungan; dan
 pengembangan kawasan pertambanganberdasarkan potensi bahan galian,
kondisi geologi, dan geohidrologidengan prinsip kelestarian lingkungan.


Kawasan peruntukan industri
Strategi :
 pengembangan

kawasan

peruntukan

industri

yang

memperhatikan

keseimbangan antara pertumbuhan wilayah, pemerataan, dan keberlanjutan;
 pengidentifikasian potensi pengembangan industri;
 pengembangan

industri

melalui

penyediaan

ruang

dan

didukung

pengembangan infrastruktur wilayah;
 pengembangan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di kawasan
perkotaan;
 pengembangan industri kecil, menengah, dan rumah tangga;
 pengembangan perindustrian berdasarkan prinsip keterkaitan antara kegiatan
hulu-hilir, klaster, dan sentra;dan
 pengembangan sarana dan prasarana pendukung industri.


Kawasan peruntukan pariwisata
Strategi :
 pengidentifikasian potensi daya tarik wisata alam, budaya, dan hasil buatan
manusia;
 penetapan potensi daya tarik wisata unggulan;
 pembentukan

jalur

pengembangan

wisata

yang

terintegrasidengan

pengembangan infrastruktur wilayah;
 pengembangan kegiatan penunjang wisata;
 pelestarian tradisi atau kearifan masyarakat lokal; dan
 peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan kepada masyarakat
dan/atau perajin lokal untuk pengembangan pariwisata.


Kawasan peruntukan permukiman
Strategi :
 pengembangan kawasan permukiman perkotaan, terutama pengembangan
permukiman yang efisiendan terintegrasi dengan sistem transportasi;
 pengembangan kawasan permukiman yang mendukung pengembangan
agropolitan di kawasan perdesaan;
 pengembangan penyediaan perumahan dengan pola hunian berimbang;
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 12

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

 pengembangan penyediaan perumahan untuk semua lapisan masyarakat; dan
 pengembangan kawasan perumahan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan dengan dukungan sarana dan prasarana permukiman yang
memadai.


Kawasan andalan
Strategi :
 mengakomodasi penetapan kawasan andalan di wilayah ProvinsiJawa Timur
sebagai bagian dari pengembangan kawasan andalan nasional; dan
 mendukung

pengembangan

kawasan

andalan

agar

terintegrasi

dan

operasional.


Peruntukan kawasan budi daya lainnya.
Strategi :
 penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan pertahanan dan
keamanan;
 penetapan jarak bebas aman kawasan pertahanan dan keamanan dengan
guna lahan lainnya, terutama permukiman;
 pengendalian pemanfaatan lahan di sekitar kawasan pertahanan dan
keamanan secara ketat;
 mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus
pertahanan dan keamanan;
 mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan
negara;
 mengembangkan kawasan lindung

dan/atau kawasan budidaya tidak

terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga
yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya
tidak terbangun; dan
 turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan
negara.
c. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau
kecil.
Kebijakan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi:


Peningkatan konservasi ekosistem kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang
menjadi fungsi perlindungan, baik perlindungan bagi kawasan bawahannya,
kawasan perlindungan setempat, maupun cagar alam.
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 13

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

Strategi :
 penetapan zonasi pemanfaatan ruang kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumber daya
dan daya dukung serta proses ekologis yang berlangsung sebagai satu
kesatuan dalam ekosistem pesisir;
 pempertahanan dan penjagaan kelestarian ekosistem kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil; dan
 pembatasan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem di
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.


Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Strategi :
 pengoptimalan pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai
kawasan permukiman, pelabuhan, dan industri;
 peningkatan kegiatan kepariwisataan dan penelitian di kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil; dan
 peningkatan operasionalisasi perwujudan pengembangan kawasan andalan
laut melalui pengembangan produk unggulan sektor kelautan dan perikanan.

B.

Arahan Pengembangan Struktur Ruang

Sistem perkotaan Provinsi Jawa Timur, meliputi:
1. PKN : Kawasan Perkotaan Gresik–Bangkalan–Mojokerto–Surabaya–Sidoarjo–
Lamongan (Gerbangkertosusila) dan Malang;
2. PKW : Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar,
Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan;
3. PKWP : Pasuruan dan Batu;
4. PKL : Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang, Sumenep,
Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Ngawi, Kepanjen, Mejayan,
Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil; dan
5. Kawasan perkotaan di wilayah kabupaten yang memiliki potensi sebagai pusat
kegiatan bagi beberapa kecamatan dapat diusulkan sebagai PKLP oleh
kabupaten masing-masing kepada Pemerintah Daerah Provinsi.
Wilayah Pengembangan di Provinsi Jawa Timur terdiri atas 8 (delapan). Wilayah
Pengembangan (WP) Provinsi Jawa Timur beserta arahan pengembangannya dapat
dilihat pada tabel berikut.

Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 14

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

Tabel 3. 3 Wilayah Pengembangan (WP) Provinsi Jawa Timur
Wilayah
No. Pengembang
an

Kabupaten/Kota

Pusat

Fungsi

1

Gerbangkert
asusila Plus

Kota
Surabaya, Kota
Kabupaten
Tuban, Surabaya
Kabupaten Lamongan,
Kabupaten Bojonegoro,
Kabupaten
Gresik,
Kabupaten
Sidoarjo,
Kabupaten
Mojokerto,
Kota
Mojokerto,
Kabupaten
Jombang,
Kabupaten
Pasuruan,
Kota
Pasuruan,
Kabupaten Bangkalan,
Kabupaten
Ngawi,
Kabupaten Pamekasan,
dan
Kabupaten
Sumenep

Pertanian tanaman pangan,
perkebunan,
hortikultura,
kehutanan,
perikanan,
peternakan,
pertambangan,
perdagangan,
jasa,
pendidikan,
kesehatan,
pariwisata, transportasi, dan
industri

2

Malang
Raya

Kota Malang, Kota Batu, Kota
dan Kabupaten Malang
Malang

Pertanian tanaman pangan,
perkebunan,
hortikultura,
kehutanan,
perikanan,
peternakan,
pertambangan,
perdagangan,
jasa,
pendidikan,
kesehatan,
pariwisata, dan industri

3

Madiun dan Kota Madiun, Kabupaten Kota
Sekitarnya
Madiun,
Kabupaten Madiun
Ponorogo,
Kabupaten
Magetan,
Kabupaten
Pacitan, dan Kabupaten
Ngawi

Pertanian tanaman pangan,
perkebunan,
hortikultura,
kehutanan,
peternakan,
pertambangan,
pariwisata,
pendidikan, kesehatan, dan
industri

4

Kediri
dan Kota Kediri, Kabupaten Kota
Sekitarnya
Kediri,
Kabupaten Kediri
Nganjuk,
Kabupaten
Trenggalek,
dan
Kabupaten Tulungagung

Pertanian tanaman pangan,
hortikultura,
perkebunan,
kehutanan,
peternakan,
pertambangan,
pendidikan,
kesehatan,
pariwisata,
perikanan, dan industri

5

Probolinggo
–Lumajang

Kota
Probolinggo, Kota
Kabupaten Probolinggo, Proboling
dan
Kabupaten go
Lumajang

Pertanian tanaman pangan,
hortikultura,
perkebunan,
kehutanan,
peternakan,
perikanan,
pertambangan,
pariwisata, pendidikan, dan
kesehatan

6

Blitar

Kota
Blitar
Kabupaten Blitar

Pertanian tanaman pangan,
hortikultura,
perkebunan,
peternakan,
kehutanan,

dan Kota
Blitar

Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 15

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

Wilayah
No. Pengembang
an

Kabupaten/Kota

Pusat

Fungsi
perikanan,
pendidikan,
pariwisata

pertambangan,
kesehatan dan

7

Jember dan Kabupaten
Jember, Perkotaa
Sekitarnya
Kabupaten Bondowoso n Jember
dan
Kabupaten
Situbondo

Pertanian tanaman pangan,
hortikultura,
perkebunan,
peternakan,
kehutanan,
perikanan,
pertambangan,
pendidikan, kesehatan, dan
pariwisata

8

Banyuwangi

Pertanian tanaman pangan,
hortikultura,
perkebunan,
peternakan,
kehutanan,
perikanan,
pertambangan,
industri,
pendidikan,
kesehatan, dan pariwisata

Kabupaten Banyuwangi

Perkotaa
n
Banyuwa
ngi

Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 16

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 17

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

Strategi Operasionalisasi Rencana Pola Ruang dan Struktur Ruang Bidang
Cipta Karya
a. Sistem jaringan sumber daya air meliputi:
1. jaringan sumber daya air untuk mendukung air baku pertanian;
2. jaringan sumber daya air untuk kebutuhan air baku industri dan kebutuhan
lain yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
3. jaringan sumber daya air untuk kebutuhan air minum; dan
4. pengelolaan sumber daya air untuk pengendalian daya rusak air di wilayah
provinsi serta mendukung pengelolaan sumber daya air lintas provinsi.
b. Rencana pengembangan jaringan irigasi dalam rangka mendukung air
baku

pertanian

dilaksanakan

dengan

memperhatikan

rencana

pengembangan air baku pada wilayah sungai yang bersangkutan, yaitu:
1.

Wilayah Sungai Bengawan Solo meliputi:
 Waduk Kedung Bendo di Kabupaten Pacitan;
 Telaga Ngebel Dam, Waduk Bendo, Waduk Slahung, dan Bendungan
Badegan di Kabupaten Ponorogo;
 Bendung Gerak Bojonegoro, Waduk Nglambangan, Waduk Kedung
Tete, Waduk Pejok, Waduk Kerjo, Waduk Gonseng, Waduk Mundu,
Waduk Belung, dan Bendungan Belah di Kabupaten Bojonegoro;
 Bendung Gerak Karangnongko, Waduk Kedung Bendo, Waduk Sonde,
Waduk Pakulon, Waduk Alastuwo, dan Bendungan Genen di Kabupaten
Ngawi;
 Waduk Kresek dan Waduk Tugu di Kabupaten Madiun;
 Waduk Tawun dan Waduk Ngampon di Kabupaten Tuban;
 Bendung Gerak Sembayat, Waduk Gondang, dan Waduk Cawak di
Kabupaten Lamongan; dan
 Waduk Gonggang di Kabupaten Magetan;

2. Wilayah Sungai Brantas meliputi:
 Bendungan Genteng I, Bendungan Lesti III, Bendungan Kepanjen,
Bendungan Lumbangsari, Bendungan Kesamben, Bendungan Kunto II,
dan Karangkates III, IV di Kabupaten Malang;
 Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek;
 Bendungan Beng dan Bendungan Kedungwarok di Kabupaten Jombang;
 Bendungan Ketandan, Bendungan Semantok, dan Bendungan Kuncir di
Kabupaten Nganjuk;
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 18

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

 Bendungan Babadan di Kabupaten Kediri; dan
 Bendungan Wonorejo di Kabupaten Tulungagung;
3. Wilayah Sungai Welang Rejoso meliputi:
 Bendung Licin di Kabupaten Pasuruan; dan
 Waduk Suko, Waduk Kuripan, dan Embung Boto di Kabupaten
Probolinggo;
4. Wilayah Sungai Pekalen Sampean meliputi:
 Waduk Taman, Embung Pace, Embung Gubri, Embung Klabang, Waduk
Tegalampel, Waduk Karanganyar, Waduk Sukokerto, Waduk Botolinggo,
Embung Blimbing, dan Embung Krasak di Kabupaten Bondowoso; dan
 Embung Banyuputih, Embung Tunjang, Embung Wringinanom, dan
Embung Nogosromo di Kabupaten Situbondo;
5. Wilayah Sungai Baru Bajulmati meliputi Embung Singolatri, Waduk
Kedawang, Waduk Bajulmati, Embung Bomo, dan Embung Sumber
Mangaran di Kabupaten Banyuwangi;
6. Wilayah Sungai Bondoyudo Bedadung, yaitu Waduk Antrogan di Kabupaten
Jember;
7. Wilayah Sungai Kepulauan Madura meliputi:
 Waduk Nipah di Kabupaten Ngawi;
 Waduk Blega di Kabupaten Bangkalan;
 Waduk Samiran di Kabupaten Pamekasan; dan
 Waduk Tambak Agung di Kabupaten Sumenep.
c. Selain rencana pengembangan jaringan irigasi, juga terdapat rencana
pengembangan sistem irigasi teknis yang meliputi:
1.

DAS Kondang Merak di Kabupaten Malang;

2. DAS Ringin Bandulan di Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung; dan
3. DAS Tengah di Kabupaten Situbondo.
d. Rencana pengembangan jaringan air baku untuk air minum regional
meliputi :
1.

Sistem Penyediaan Air Minum Regional Pantura;

2. Sistem Penyediaan Air Minum Regional Lintas Tengah;
3. Sistem Penyediaan Air Minum Regional Malang Raya; dan
4. Sistem Penyediaan Air Minum Regional Umbulan.
e. Selain rencana pengembangan air baku,, terdapat rencana pengembangan
WS, yaitu:
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 19

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

1.

WS Strategis Nasional yaitu WS Brantas;

2. WS Lintas Provinsi yaitu WS Bengawan Solo; dan
3. WS Lintas Kabupaten/Kota dalam provinsi yang meliputi:
 WS Welang–Rejoso;
 WS Pekalen–Sampean;
 WS Baru–Bajulmati;
 WS Bondoyudo–Bedadung; dan
 WS Kepulauan Madura.
f.

Sistem Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan :
1.

Rencana pengembangan sistem prasarana pengelolaan lingkungan berupa:
 Kawasan pengelolaan sampah dan limbah terpadu yang disebut sebagai
Kawasan Daur Ulang Ramah Lingkungan; dan
 Sistem drainase perkotaan.

2. Rencana pengembangan TPA regional meliputi:
 Kabupaten Gresik yang melayani Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo,
dan Kabupaten Gresik;
 Malang Raya yang melayani Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten
Malang;
 Mojokerto yang melayani Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto;
 Madiun yang melayani Kota Madiun dan Kabupaten Madiun;
 Kediri yang melayani Kota Kediri dan Kabupaten Kediri;
 Blitar yang melayani Kota Blitar dan Kabupaten Blitar;
 Pasuruan yang melayani Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan; dan
 Probolinggo

yang

melayani

Kota

Probolinggo

dan

Kabupaten

Probolinggo.
Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan GKS
Arahan pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan GKS merupakan acuan dalam
mewujudkanstruktur ruang dan pola ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Kawasan Perkotaan GKS, yang terdiri dari (i) indikasi program utama, (ii) sumber
pendanaan, (iii) instansi pelaksana, dan (iv) waktu pelaksanaan. Program utama
terdiri dari (i) program utama perwujudan struktur ruang dan (ii) program utama
perwujudan pola ruang.

Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 20

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

Sumber pendanaan program utama perwujudan struktur ruang dan pola ruang
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi dan/atau kabupaten/kota, dan/atau
sumber lain yang dapat dinyatakan sah menurut peraturan perundangan yang
berlaku.
Instansi pelaksana terdiri atas Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, dan/atau masyarakat yang telah ditetapkan dalam struktur organisasi
badan pelaksana kerja sama pembangunan.


Indikasi Program Utama Perwujudan Struktur Ruang GKS
Indikasi program utama perwujudan struktur ruang Kawasan Perkotaan GKS pada
tahap pertama (tahun 2013-2017) dan tahap kedua (tahun 2018-2022)
diprioritaskan pada:


pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan perkotaan inti sebagai
pusat

pemerintahan

provinsi,

pusat

pemerintahan

kota

dan/atau

kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, dan
regional, pusat pelayanan pendidikan tinggi, pusat pelayanan olahraga
skala internasional, nasional, dan regional, pusat pelayanan kesehatan
skala internasional, nasional, dan regional, pusat kegiatan industri kreatif,
pusat kegiatan industri manufaktur, pusat kegiatan industri hilir pengolahan
hasil sektor unggulan perkebunan, perikanan, dan kehutanan, pusat
kegiatan pertahanan dan keamanan negara, pusat kegiatan pariwisata,
serta pusat kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya;


pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan perkotaan di sekitarnya
sebagai pusat pemerintahan kabupaten, kota, dan/atau kecamatan, pusat
perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, regional, dan lokal,
pusat pelayanan pendidikan tinggi, pusat pelayanan olahraga skala
internasional, nasional, dan lokal, pusat pelayanan kesehatan skala
nasional, regional, dan lokal, pusat kegiatan industri manufaktur, pusat
kegiatan industri hilir pengolahan hasil sektor unggulan perkebunan,
perikanan, dan kehutanan, pusat kegiatan pertanian, pusat kegiatan
pertahanan dan keamanan negara, pusat kegiatan pariwisata, serta pusat
kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya;



pengembangan dan peningkatan kualitas sistem jaringan transportasi yang
meliputi sistem jaringan jalan, sistem jaringan transportasi sungai dan

Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 21

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

penyeberangan,

sistem

jaringan

perkeretaapian,

sistem

jaringan

transportasi laut, dan sistem jaringan transportasi udara;


pengembangan, peningkatan dan pemantapan sistem jaringan energi yang
meliputi jaringan pipa minyak dan gas bumi, pembangkit tenaga listrik, dan
jaringan transmisi tenaga listrik;



pengembangan dan peningkatan sistem jaringan telekomunikasi yang
meliputi jaringan teresterial dan jaringan satelit;



pengembangan dan peningkatan sistem jaringan sumber daya air yang
meliputi sungai, waduk, CAT, sistem pengendalian banjir, sistem jaringan
irigasi, dan sistem pengamanan pantai;



pengembangan dan peningkatan sistem jaringan prasarana perkotaan yang
meliputi SPAM, sistem jaringan drainase, sistem jaringan air limbah, dan
sistem pengelolaan persampahan; dan



pengembangan dan peningkatan lokasi dan jalur evakuasi untuk kawasan
rawan bencana.

Indikasi program utama perwujudan struktur ruang Kawasan Perkotaan GKS pada
tahap ketiga (tahun 2023-2027) dan tahap kedua (tahun 2028-2032) diprioritaskan
pada:


pengembangan, peningkatan, dan pemantapan fungsi kawasan perkotaan
inti sebagai pusat pemerintahan provinsi, pusat pemerintahan kota
dan/atau kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala internasional,
nasional, dan regional, pusat pelayanan pendidikan tinggi, pusat pelayanan
olahraga skala internasional, nasional, dan regional, pusat pelayanan
kesehatan skala internasional, nasional, dan regional, pusat kegiatan
industri kreatif, pusat kegiatan industri manufaktur, pusat kegiatan industri
hilir pengolahan hasil sektor unggulan perkebunan, perikanan, dan
kehutanan, pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara, pusat
kegiatan pariwisata, serta pusat kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial
budaya;



pengembangan, peningkatan, dan pemantapan fungsi kawasan perkotaan
di sekitarnya sebagai pusat pemerintahan kabupaten, kota, dan/atau
kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala internasional, nasional,
regional, dan lokal, pusat pelayanan pendidikan tinggi, pusat pelayanan
olahraga skala internasional, nasional, dan lokal, pusat pelayanan
kesehatan skala nasional, regional, dan lokal, pusat kegiatan industri
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 22

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

manufaktur, pusat kegiatan industri hilir pengolahan hasil sektor unggulan
perkebunan, perikanan, dan kehutanan, pusat kegiatan pertanian, pusat
kegiatan pertahanan dan keamanan negara, pusat kegiatan pariwisata,
serta pusat kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya;


pengembangan, peningkatan, dan pemantapan kualitas sistem jaringan
transportasi yang meliputi sistem jaringan jalan, sistem jaringan transportasi
sungai dan penyeberangan, sistem jaringan perkeretaapian, sistem
jaringan transportasi laut, dan sistem jaringan transportasi udara;



pengembangan, peningkatan, dan pemantapan sistem jaringan energi yang
meliputi jaringan pipa minyak dan gas bumi, pembangkit tenaga listrik, dan
jaringan transmisi tenaga listrik;



pengembangan,

peningkatan,

dan

pemantapan

sistem

jaringan

telekomunikasi yang meliputi jaringan teresterial dan jaringan satelit;


pengembangan, peningkatan, dan pemantapan sistem jaringan sumber
daya air yang meliputi sungai, waduk, CAT, sistem pengendalian banjir,
sistem jaringan irigasi, dan sistem pengamanan pantai;



pengembangan, peningkatan, dan pemantapan sistem jaringan prasarana
perkotaan yang meliputi SPAM, sistem jaringan drainase, sistem jaringan
air limbah, dan sistem pengelolaan persampahan; dan



pengembangan, peningkatan, dan pemantapan lokasi dan jalur evakuasi
untuk kawasan rawan bencana.



Indikasi Program Utama Perwujudan Pola Ruang
Indikasi program utama perwujudan pola ruang Kawasan Perkotaan GKS pada
tahap pertama dan tahap kedua diprioritaskan pada:


rehabilitasi dan revitalisasi fungsi lindung pada kawasan lindung, meliputi
hutan lindung, resapan air, pantai, sungai, waduk, mata air, kawasan
lindung spiritual dan kearifan lokal, RTH Kota, suaka alam dan pelestarian
alam, cagar budaya dan ilmu pengetahuan, pantai berhutan bakau, rawan
bencana alam, dan kawasan lindung geologi;



revitalisasi dan pengembangan fungsi kawasan peruntukan permukiman;



revitalisasi dan pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan
jasa;



perlindungan dan pengembangan kawasan peruntukan pertanian;



revitalisasi dan pengembangan kawasan berfungsi transportasi skala
pelayanan internasional;
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 23

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023



pemantapan kawasan pertahanan dan keamanan negara;



pengembangan kawasan pendidikan dan riset, kawasan pelayanan
kesehatan, dan kawasan pelayanan sosial-budaya;



pengembangan kawasan peruntukan perikanan;



revitalisasi dan pengembangan kawasan peruntukan industri;



revitalisasi dan pengembangan kawasan peruntukan pariwisata; dan



pemantapan kawasan hutan produksi.

Indikasi program utama perwujudan pola ruang Kawasan Perkotaan GKS pada
tahap ketiga dan tahap keempat diprioritaskan pada:


rehabilitasi, revitalisasi, pengembangan, dan peningkatanfungsi lindung
pada kawasan lindung meliputi meliputi hutan lindung, resapan air, pantai,
sungai, waduk, mata air, RTH Kota, suaka alam dan pelestarian alam,
cagar budaya dan ilmu pengetahuan, pantai berhutan bakau, rawan
bencana alam, dan kawasan lindung geologi;



pemeliharaan, rehabilitasi, pengembangan, peningkatan, dan pemantap-an
kembali fungsi kawasan peruntukan permukiman;



pemeliharaan, rehabilitasi, pengembangan, peningkatan, dan pemantap-an
kembali fungsi kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;



perlindungan dan peningkatan kawasan peruntukan pertanian;



pemeliharaan, rehabilitasi, pengembangan, peningkatan, dan pemantap-an
kembali

fungsi

kawasan

berfungsi

transportasi

skala

pelayanan

internasional;


pemeliharaan, rehabilitasi, pengembangan, peningkatan, dan pemantap-an
kembali

fungsikawasan

pendidikan

dan

riset,

kawasan

pelayanan

kesehatan, dan kawasan pelayanan sosial-budaya;


pemantapan kawasan peruntukan pertahanan dan kemanan negara;



pemeliharaan, rehabilitasi, pengembangan, peningkatan, dan pemantap-an
kembali fungsi kawasan peruntukan perikanan;



pemeliharaan, rehabilitasi, pengembangan, peningkatan, dan pemantap-an
kembali fungsi kawasan peruntukan industri;



pemeliharaan, rehabilitasi, pengembangan, peningkatan, dan pemantap-an
kembali fungsi kawasan peruntukan pariwisata; dan



pemeliharaan, rehabilitasi, dan pemantapan kembali kawasan peruntuk-an
hutan produksi.

Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 24

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

3.1.2.3.

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ngawi

Dalam perumusan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata ruang
wilayah dan rencana tata ruang kawasan strategis Rencana Tata Ruang Wilayah
yang telah disusun saling bersinergi dengan rencana-rencana sektoral yang telah
disusun pada masing-masing

dinas. Diharapkan dengan disusunnya RTRW

Kabupaten Ngawi ini, dapat menjadi acuan dalam operasionalisasi pembangunan
di Kabupaten Ngawi.
Dalam pelaksanaannya operasionalisasi rencana tata ruang wilayah ini
juga mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ngawi
yang telah disusun terlebih dahulu pada tahun 2006 untuk jangkawaktu 20062025 yang telah dijabarkan dalam RPJMD Kabupaten ngawi Tahun 2006 2010.

Selain

koordinasi

sinkronisasi

dengan

rencana

dengan

RPJPD

sektoral

lainnya

dan

RPJMD

seperti

perlu

Tatralok

dilakukan

untuk

bidan

transportasi, BKSDA, BPN, PDAM, PLN, Telkom dan dinas terkait lainnya baik
yang berada dalam BKPRD maupun instansi lain yang berperan aktif dalam
pelaksanaan pembangunan Kabupaten Ngawi.
Tidak semua kebutuhan fasilitas dapat dibangun karena ada beberapa
pertimbangan

dalam

penentuan

program

yang

dilaksanakan

pada

wilayah

perencanaan. Dasar-dasar pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut :
1.

Adanya keterbatasan dana yang tersedia;

2.

Adanya sarana dan prasarana yang telah ada yang masih dimanfaatkan;

3.

Adanya permasalahan yang sifatnya mendesak untuk dilaksanakan; serta

4.

Adanya komponen kawasan yang mempunyai multiplier effect yang besar
untuk merangsang tercapainya struktur yang diinginkan, misalnya jaringan jalan.
Berdasarkan

pertimbangan

diatas,

maka

dapat

ditentukan

prioritas

pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Ngawi yang terdiri dari dua komponen
utama, yaitu struktur ruang dan pola ruang wilayah. Prioritas pembangunan
diarahkan pada :
a.

5 tahun pertama diarahkan pada pengembangan pusat-pusat kegiatan yang
mendukung terwujudnya pengembangan pertanian dan kawasan strategis
terutama infrastruktur pendukung pada desa-desa potensi pertanian dengan
tetap menjaga kualitas lingkungan.

b.

5 tahun kedua dan ketiga diarahkan pada pengembangan Perkotaan Ngawi,
Kecamatan

Ngrambe,

Widodaren

dan

Karangjati

beserta

infrastruktur

pendukung pada desa-desa potensi pertanian dengan tetap menjaga kualitas
Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 25

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ngawi Thn 2019 - 2023

lingkungan.
c.

5 tahun keempat diarahkan pada pengembangan PPK yang mendukung
peningkatan produksi pertanian dengan tetap menjaga kualitas lingkungan.
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Ngawi, juga menggambarkan

sistem pusat-pusat kegiatan

di

wilayah

Kabupaten

Ngawi yang memberikan

layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan disekitarnya yang berada
dalam wilayah Kabupaten Ngawi yang dihubungkan dengan oleh sistem jaringan
prasarana wilayah yang mengintegrasikan kesatuan wilayah kabupaten sedangkan
pola ruang wilayah merupakan bentuk hubungan antar berbagai aspek sumberdaya
manusia, sumberdaya alam sumberdaya buatan, sosial budaya, ekonomi, teknologi,
informasi, administrasi, pertahanan dan keamanan, fungsi lindung, budidaya dan
estetika lingkungan,dimensi ruang dan waktu yang dalam kesatuan secara utuh
menyeluruh serta berkualitas membentuk tataruang. Adapun arahan struktur ruang
dan pola ruang RTRW Kabupaten Ngawi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.4
ARAHAN RTRW KABUPATEN NGAWI UNTUK BIDANG CIPTA KARYA
Arahan Struktur Ruang

Arahan Pola Ruang

Guna mendukung adanya peran dan
fungsi PKLp, maka fasilitas yang
dikembangkan adalah fasilitas
kesehatan, pendidikan serta
perdagangan dan jasa skala
kecamata