MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF FAZLUR RAHMAN SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

  MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF FAZLUR RAHMAN SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: FARHANI HANIFAH NIM: 111-13-018 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

  

MOTTO

ْمِهِسُفْنَأِب اَم اوُرِّيَغُي ٰىَّتَح ٍمْىَقِب اَم ُرِّيَغُي َلَ َ َّاللَّ َّنِإ …

  

“Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga mereka merubah

nasib mereka sendiri”(Ar-Ra‟du:11)

  PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Untuk Bapak saya (Bp. Saryoto) yang selama ini selalu memotivasi saya agar tetap semangat dalam segala hal dan berkat perjuangan beliaulah saya bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

  2. Untuk Alm. Ibu saya (Ibu Mudrikah (almh), skrispsi ini saya persembahkan untuk beliau. Semoga beliau senang serta bangga dengan saya.

  3. Untuk adik saya (Fata Hidayat) yang turut memberikan motivasi kepada saya.

  4. Selanjutnya skripsi ini saya persembahkan untuk kakek dan nenek saya (Fajari dan Miharti), yang selalu memberikan arahan kepada saya agar saya selalu lebih baik dan baik lagi. Dan beliau juga yang selalu ada disaat saya suka maupun duka.

  5. Untuk mas Arif Nugroho yang selalu menyemangati saya 6.

  Tidak lupa kepada keluarga saya yang berada di Dsn. Ngaglik, Ds.

  Kalipucang, Kec. Grabag, Kab. Magelang yang tidak bisa saya sebut satu per satu.

  7. Untuk keluarga besar Sian Hostel (mbak Vivi, Kuni, Reni, Heni, Tesa, Rani, Helmi, Anggun, Dian, dan Rumi) yang menyemangati saya dan berjuang bersama untuk meraih gelar S.Pd.

  8. Untuk keluarga besar SD Negeri Kalipucang yang juga ikut serta dalam memotivasi saya.

  9. Untuk keluarga besar mahasiswa jurusan PAI angkatan 2013 yang selalu memberi motivasi.

  TERIMA KASIH

KATA PENGANTAR

  Assalamu‟alaikum wr.wb Alhamdulillahirobbil „alamin puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

  SWT berkat taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam penulis haturkan untuk Rasulullah Muhammad SAW, yang telah diutus oleh Allah untuk menyampaikan syari‟at-Nya untuk kelangsungan hidup yang mendapat ridho dari Allah SWT.

  Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF FAZLUR RAHMAN”.

  Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat

untuk memperoleh gelar sarjana program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada

  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Bpk. Dr. Rahmat Hariyadi, M, Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan strata 1.

  2. Bpk. Suwardi, M. Ag. Selaku Kepala Jurusan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  4. Bpk. Achmad Maimun, M. Ag. Selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penulisan skripsi.

  5. Segenap dosen dan pengajar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

  6. Keluarga besar penulis yang selalu memotivasi serta mendo‟akan sehingga skripsi dapat diselesaikan.

  7. Teman-teman mahasiswa angkatan 2013 yang telah memberikan

  

ABSTRAK

Hanifah, Farhani 2017. Modernisasi Pendidikan Islam Perspektif Fazlur Rahman.

  Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Pembimbing: Achmad Maimun, M. Ag.

  Kata Kunci: Modernisasi Pendidikan Islam dan Fazlur Rahman

  Penelitian ini membahas tentang Modernisasi Pendidikan Islam Perspektif Fazlur Rahman. Fokus penelitian yang akan dikasi adalah: 1. Bagaimana modernisasi pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman. 2. Bagaimana relevansi modernisasi pendidikan islam Fazlur Rahman terhadap masa kini.

  Penelitian ini menggunakan Library Research yaitu suatu penelitian kepustakaan murni. Dengan demikian pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode dokumentasi yang mencari data mengenai hal-hal atau variable-variabel yang berupa catatan seperti buku-buku, majalah, dokumen, artikel, jurnal, perkataan-perkataan, notulen harian, catatan rapat dan lain sebagainya.

  Hasil penelitian bahwa ada beberapa gagasan yang dikemukakan oleh Fazlur Rahman atas Modernisasi Pendidikan Islam yaitu: 1. Tujuan Pendidikan, Rahman mengemukakan bahwa Tujuan pendidikan Islam harus diorientasikan pada kehidupan dunia dan akhirat sekaligus bersumber pada Al-

  Qur‟an, beban psikologi umat Islam dalam menghadapi Barat harus segera dihilangkan untuk menghilangkan beban psikologis tersebut Rahman menganjurkan supaya dilakukan kajian Islam yang menyeluruh secara historis dan sistematis mengenai perkembangan disiplin-disiplin ilmu Islam seperti teologi, hukum, etika, Hadits, ilmu-ilmu social, dan filsafat, dengan berpegang pada Al-

  Qur‟an sebagai penilai, dan sikap negatif umat Islam terhadap ilmu pengetahuan juga harus diubah 2. Sistem Pendidikan, menurut Rahman bahwasannya untuk menghilangkan dikotomi dengan cara mengintegrasikan antara ilmu umum dan agama 3. Peserta Didik, Rahman mengemukakan bahwa peserta didik harus diberikan pelajaran Al- Qur‟an, dan peserta didik diberikan materi disiplin ilmu-ilmu Islam 4. Pendidik, Rahman menawarkan beberapa gagasannya yaitu, merekrut peserta didik yang memiliki bakat terbaik terhadap agama Islam, pendidik harus dilatih di pusat studi keislaman di luar negeri, dan menggiatkan pendidik untuk menghasilkan karya- karya keislaman secara kreatif 5. Sarana Pendidikan, Rahman mengusulkan setiap perpustakaan di lembaga pendidikan dilengkapi dengan buku-buku berbahasa Arab dan berbahasa Inggris. Menurut Fazlur Rahman, pada pokoknya seluruh masalah “modernisasi” pendidikan Islam, yakni membuatnya mampu untuk produktivitas intelektual Islam yang kreatif dalam semua bidang. Modernisasi pendidikan Islam bukan pada perlengkapan dan peralatan-peralatan fisik

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................................ iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................................... ix DAFTAR ISI ....................................................................................................................... x BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................

  7 C. Tujuan Penelitian..............................................................................................

  7 D. Manfaat Penelitian ...........................................................................................

  7 E. Metode Penelitian .............................................................................................

  8 F. Penegasan Istilah .............................................................................................. 11

  G. Sisitematika Penulisan ..................................................................................... 14

  

BAB II : BIOGRAFI FAZLUR RAHMAN .................................................................... 16

A. Nama dan Kelahiran Fazlur Rahman ............................................................... 16 B. Pendidikan Fazlur Rahman .............................................................................. 23

  

BAB III : MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM ...................................................... 27

A. Pengertian Modernisasi .................................................................................... 27 B. Pengertian Modernisasi Pendidikan ................................................................ 32 BAB IV : PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN TENTANG MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM .................................................................................... 45 A. Modernisasi Pendidikan Islam Menurut Fazlur Rahman ................................. 45 B. Gagasan Modernisasi Pendidikan Islam Fazlur Rahman ................................. 48 C. Relevansi Pemikiran Fazlur Rahman tentang Modernisasi Pendidikan Islam dengan Pendidikan Masa Kini ................................................................ 59

BAB V : PENUTUP .......................................................................................................... 64

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 64 B. Saran-Saran ...................................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Samsul Nizar (2002:25) istilah pendidikan dalam konteks Islampada umunya mengacu kepada term al-tarbiyah, al-

  ta‟dib, dan al- ta‟lim.Dari ketiga istilah tersebut term yang popular digunakan dalam

  praktik pendidikan Islam ialah term al-tarbiyah.

  Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman bukan sekedar perlengkapan dan peralatan fisik atau kuasi fisik pengajaran seperti buku- buku yang diajarkan ataupun struktur eksternal pendidikan, melainkan sebagai intelektualisme Islam karena baginya hal inilah yang dimaksud dengan esensi pendidikan tinggi Islam (Sutrisno, 2006:170).Menurut Fazlur Rahman pendidikan Islam juga dapat dipahami sebagai proses menghasilkan manusia (ilmuwan) integratif, yang padanya terkumpul sifat-sifat seperti kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif, adil, jujur, dan sebagainya. Ilmuwan yang demikian itu diharapkan dapat memberikan alternatif solusi atas problem-problem yang dihadapi oleh umat manusia di muka bumi (Sutrisno, 2006:170).

  Dalam Q.S An-Nahl ayat 125 dijelaskan mengenai Pendidikan

  ىَْعىأ ُم ىوُه ىكَّبىر َّنِإ ُنىسْحىأ ىيِه ِتَِّلاِب ْمُْلِْداىجىو ِةىنىسىْلْا ِةىظِعْوىمْلاىو ِةىمْكِْلْاِب ىكِّبىر ِليِبىس ىلَِإ ُعْدا ىنيِدىتْهُمْلاِب ُمىَْعىأ ىوُهىو ِهَِيِبىس ْنىع َّلىض ْنىِبِ

  

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-or ang yang mendapat petunjuk” (Al-Qur‟an

  dan Terjemah). Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan zaman dapat mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia pada umumnya, khususnya pendidikan Islam. Meskipun demikian, masyarakat muslim tidak bisa menghindari diri dari arus globalisasi tersebut, apalagi jika survive dan berjaya di tengah perkembangan dunia yang kian kompetitif.

  Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, pendidikan Islam telah menampilkan dirinya sebagai pendidikan yang fleksibel, responsif, sesuai dengan perkembangan zaman, berorientasi ke masa depan, seimbang, berorientasi pada mutu yang unggul, egaliter, adil, demokratis, dinamis dan seterusnya. Sesuai dengan sifat dan karakternya yang demikian itu, pendidikan Islam senantiasa mengalami inovasi dari waktu ke waktu, yaitu mulai dari sistem dan lembaganya yang paling sederhana (Abuddin Nata, 2013:9-10).

  Pendidikan Islam sesungguhnya telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan adanya dakwah Islam yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW. Berkaitan dengan itu pula pendidikan Islam memiliki corak dan karakteristik yang berbeda sejalan dengan upaya pembaharuan yang dilakukan secara terus menerus pasca generasi Nabi, sehingga dalam dari muatan atau isi (mata pelajaran), metode pendidikan, maupun dari segi manajemen lembaga pendidikan Islam.

  Perkembangan pendidikan semakin pesat mengikuti perkembangan zaman yang juga semakin berkembang dengan perkembangan zaman yang ada menyisihkan sebuah pertanyaan tentang perubahan yang baru mengikuti perkembangan zaman merujuk pada konsep Islam ideal, Islam ideal adalah Islam yang mencapai cita-cita ajarannya, nilai-nilai-Nya, dan Hadis atau Sunnah Nabi Muhammad SAW.

  Selain itu, upaya pengembangan pendidikan Islam dilakukan karena prihatin dengan kondisi terpuruknya pendidikan Islam saat ini.

  Kondisi tersebut tidak hanya pada bidang pendidikan semata, melainkan pada berbagai bidang seperti ekonomi, budaya dan sebagainya.Ulama yang menyuarakan semangat perbaikan kondisi umat keseluruh dunia seperti yang dilakukan salah satu tokoh pembaharu pendidikan Islam yaitu Fazlur Rahman.

  Munculnya gagasan dan program modernisasi Pendidikan Islam dilatarbelakangi oleh gagasan tentang “modernisasi” pemikiran dan institusi Islam secara keseluruhan.Modernisasi Pendidikan Islam sangat erat kaitannya dengan kebangkitan gagasan program modernisasi Islam.Kerangka dasar yang berada di balik “modernisasi” pemikiran dan kelembagaan Islam merupakan prasyarat bagi kebangkitan kaum muslimin di masa modern (Azyumardi Azra, 2000:85). Karena itu, pemikiran dan dimodernisasi,sederhananya harus disesuaikan dengan kerangka “modernitas”, mempertahankan kelembagaan Islam “tradisional” baik akan tetapi lebih baik mengikuti perubahan yang lebih baik lagi sesuai dengan perkembangan zaman(Abudin Nata, 2012:185).

  Dapat dipahami pula bahwa modernisasi tidak dapat terlepas dari adanya perubahan kearah yang lebih baik. Modernisasi, yang dalam hal ini dapat dipahami sebagai perubahan menuju yang lebih baik diisyaratkan dalam Al-

  Qur‟an surat Ar Ra‟du ayat 11

  … ْمِهِسُفْنَأِب اَم اوُرِّيَغُي ٰىَّتَح ٍمْىَقِب اَم ُرِّيَغُي َلَ َ َّاللَّ َّنِإ

Artinya: “Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga mereka

merubah nasib mereka sendiri”(Al-Qur‟an dan Terjemah).

  Rahman menginginkan kontribusi kaum Muslim dalam mengembangkan perdamaian dunia.Ia menginginkan agar umat Muslim tidak bersifat defensif (bersikap bertahan) yang berlebihan karena takut terhadap gagasan Barat tentang perkembangan pengetahuan yang akan mengancam standar moral tradisonal Islam. Ia ingin menggabungkan antara mata pelajaran “baru” dengan mata pelajaran “lama” supaya ramuan yang dihasilkan dari campuran ini akan sehat dan bermanfaat, yakni bersifat kondusif terhadap manfaat teknologi peradaban modern, sekaligus dapat membuang racun yang telah terbukti merusak jaringan moral masyarakat Barat (S. Lestari, 2010:120).

  Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern memasuki dunia Islam, terutama sejak awal abad ke-19.Dalam sejarah Islam, periode ini dipandang sebagai permulaan modernisasi.Terjadinya kontak dan persentuhan dengan dunia Barat membawa ide-ide baru ke dalam dunia Islam, seperti rasionalisme, nasionalisme, sekularisme, demokrasi, dan sebagainya.Semua itu, ternyata menimbulkan persoalan-persoalan baru.Para pemikir dan pembaharu mulai memikirkan solusi dan metode untuk mengatasi persoalan baru tersebut (Hamdani, 2012:18).

  Fazlur Rahman berhasil bersikap kritis baik terhadap warisan Islam sendiri maupun terhadap tradisi Barat.Ia berhasil mengembangkan metode yang dapat memberikan alternatif solusi atas problem-problem umat Islam kontemporer. Semula ia mengembangkan metode kritik sejarah, kemudian dikembangkan lebih lanjut menjadi metode penafsiran sistematis (the

  

systematic interpretation method , yang akhirnya disempurnakan menjadi

metode gerakan ganda (a double movement).(Sutrisno, 2006:1-2).

  Krisis metodologi tampaknya sangat disadari oleh Fazlur Rahman sebagai penyebab kemunduran pemikiran Islam, karena alternatif metodologi dipandangnya sebagai titik pusat penyelesaian krisis intelektualisme Islam.Implikasi dari alternatif metodologis ini, menurutnya merupakan proyek besar umat Islam yang mengarah pada pembaharuan pemikiran Islam. Proyek besar tersebut memerlukan waktu yang panjang juga memerlukan sarana penunjang, tiada lain adalah sistem pendidikan Islam. Menurutnya Sistem pendidikan harus terlebih dahulu dimodernisasi, membuatnya mampu menyokong produktivitas

  Rahman mengkritik penyimpangan-penyimpangan pendidikan tradisional di Pakistan karena mereka mengabaikan ilmu pengetahuan modern, sehingga tidak leluasa berdialog dengan orang-orang yang telah menerima pendidikan modern.Alumni pendidikan klasik memang berhasil melestarikan ilmu pengetahuan teologi klasik dan mencetak imam-imam masjid, tetapi mereka kurang memperoleh informasi, sehingga kualitas pendidikan mereka kurang baik. Oleh karenanya, pendidikan semacam ini tidak akan mampu membantu mengembangkan pertumbuhan kesadaran beragama (Sutrisno, 2006:126).

  Dalam buku Pendidikan Islam Kontekstual karya S. Lestari dan Ngatini (2010), Fazlur Rahman menginginkan pendidikan hendaknya mengembangkan sifat kreatif, sehingga diharapkan kaum muslim tidah hanya terpesona pada kemajuan materiil karena teknologi tidak akan bisa memperbaiki masyarakat bila pikiran masyarakat itu tidak diubah.Ini bisa dilakukan jika masyarakat dapat mengaitkan teknologi konkrit, sehingga Islam bisa menjadi katalisator dengan tujuan menghilangkan kesengsaraan dan melenyapkan kemiskinan.

  Pendidikan Islam yang lebih baik pada akhirnya akan mendapatkan pembaharuan yang sesuai dengan kemajuan zaman penggabungan antara pendidikan Islam dan pendidikan umum yang modern, berangkat dari berbagai realita seperti yang telah dijabarkan diatas penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pendidikan Islam yang

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimana Modernisasi Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman? 2.

  Bagaimana relevansi pemikiran Fazlur Rahman tentang Modernisasi Pendidikan Islam dengan Pendidikan Islam di masa kini? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

  1. Konsep Modernisasi Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman 2.

  Relevansi pemikiran Fazlur Rahman tentang Modernisasi Pendidikan Islam dengan Pendidikan Islam dimasa kini.

D. Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Teoritis

  Penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan di bidang pendidikan Islam.Bagi kalangan akademik yang ingin meneliti masalah pendidikan Islam, penelitian ini dapat menjadi referensi dan pedoman berupa sumbangan teoritis.

2. Praktis

  1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah pemikiran Islam, khususnya sebagai upaya pencarian solusi alternatif dalam melakukan pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia di tengah persaingan global yang sangat kompetitif.

  2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang lebih berkualitas.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan

  (library research), yaitu penelitian yang memfokuskan pembahasan pada literature-literatur baik berupa buku, jurnal, makalah, maupun tulisan-tulisan lainnya.Penelusuran pustaka lebih dari pada sekedar melayani fungsi-fungsi yang disebutkan untuk memperoleh data penelitiannya. Tegasnya riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan (Zed, 2008:1-2) 2. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya (Suharsini Arikunto, 2006:231). Namun dalam penelitian ini dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal yang berupa buku saja.

3. Sumber data

  Sumber data dalam penulisan ini terdiri dari sumber primer dan sekunder.

  a.

  Data primer Sumber data primer seperti:

  1) Islam dan Modernitas (Tentang Transformasi Intelektual Fazlur

  Rahman), karangan Fazlur Rahman yang diterjemaahkan oleh Ahsin Mohammad

  2) Gelombang Perubahan Dalam Islam (Studi Tentang

  Fundamentalisme Islam), karya Fazlur Rahman b. Data sekunder

  Sumber data dari buku-buku yang terkait, seperti: 1)

  Pendidikan Islam Kontekstual, karya S. Lestari dan Ngatini 2)

  Islam dan Tantangan Modernitas (Studi atas Pemikiran Hukum Fazlur Rahman), karya Taufik Ahmad Amal

  3) Fazlur Rahman (Kajian terhadap Metode, Epistemologi dan

  Sistem Pendidikan), karya Sutrisno 4)

  Kontroversi Pemikiran Fazlur Rahman (Studi Kritis Pembaharuan Pendidikan Islam), karya Muhaimin. Dll.

  Selain buku-buku tersebut, sumber data juga dari e-book, PDF, dan jurnal lain yang berhubungan dengan penelitian ini, serta website tentang Modernisasi Pendidikan Islam.

4. Metode Analisis Data

  Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah: a.

  Metode analisis isi (Content Analysis) Analisis isi (Content Analysis) adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan shahih data dengan memperlihatkan konteksnya.Tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan pemahaman terhadap berbagai isi pesan yang disampaikan tersebut, secara obyektif, sistematis, dan relevan secara sosiologis. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti surat kabar, buku, puisi, lirik lagu, film, cerita rakyat, peraturan perundang-undangan, atau kitab suci. Dengan metode ini, penulis akan mengkaji pokok- pokok pikiran yang ada di buku, teks atau naskah yang berhubungan dengan Modernisasi Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman.

  b.

  Analisis Historis Yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui perkembangan pemikiran tokoh yang bersangkutan baik yang berhubungan dengan lingkungan historis dan pengaruh di dalamnya, maupun dalam kehidupan (Winarno, 1989:132). c.

  Interpretasi Interpretasi merupakan tafsiran, pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu (KBBI).Yang dilakukan dengan cara isi buku diselami untuk dapat setepat mungkin menangkap arti dari uraian yang disajikan (Soemargono, 1983:21). Karena dalam penelitian ini objeknya pemikiran Fazlur Rahman tentang Modernisasi Pendidikan Islam, maka penulis akan menyelami dan memahami pemikiran Fazlur Rahman dalam buku yang menjadi rujukan, disamping itu penulis memilih sumber- sumber lain yang mendukung.

F. Penegasan Istilah

  Penegasan dimaksudkan untuk menghindari kurang jelasnya atau pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian.Beberapa istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut:

1. Modernisasi

  Secara bahasa “modernisasi” berasal dari kata modern yang berarti;a) Terbaru, mutakhir, b) Sikap dan cara berfikir sesuai dengan perkembangan zaman.Kemudian mendapat imbuhan “isasi” yang mengandung pengertian proses. Modernisasi mempunyai pengertian suatu proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan perkembangan zaman (KBBI,

  Modernisasi sering dikaitkan dengan istilah pembaruan.Istilah “pembaruan” sebagaimana digunakan dalam wacana Islam di Indonesia, mengandung pengertian yang sangat luas. “Modernisme” dalam masyarakat barat mengandung arti pikiran, aliran, gerakan dan usaha mengubah paham-paham, adat istiadat, institute lama dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Jika “modernisme” dipahami sebagai pembaruan dalam Islam, maka modernisme tidak selalu berarti „pembaruan yang mengarah kepada reaffirmasi Islam dalam berbagai aspek kehidupan kaum muslim‟.

  Azyumardi Azra cenderung menggunakan istilah “modernisasi” dengan segala konotasinya. Dan tentu saja “modernisasi” itu mempunyai berbagai macam, sejak dari modernism klasik sampai kepada neomodernisme, yang dalam perkembangan terakhir bahkan memunculkan postmodernisme.

  Begitu juga dalam konteks evolusinya vis-à-vis doktrin Islam. Sejak dari modernisme yang berproses kearah westernisasi dan sekulerisasi sampai kepada neo-modernisme yang lebih menekankan pentingnya warisan pemikiran Islam itu sendiri ketimbang modernism itu sendiri (Azyumardi, 1996:xi).

  Dalam bahasa Indonesia telah dipakai kata modern, modernisasi dan modernism, seperti yang terdapat umpamanya dalam “aliran-aliran modern dalam Islam” dan “Islam dan Modernisasi”. Modernisme dalam masyarakat Barat mengandung arti fikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk merubah faham-faham, adat-istiadat, institusi-institusi lama, dan sebagainya, untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Harun Nasution, 1996:11).

2. Pendidikan Islam

  Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:263).

  Pendidikan Islam dapat mencakup dua pengertian besar.

  Pertama, pendidikan Islam dalam pengertian praktis, yaitu pendidikan

  yang dilaksanakan di dunia Islam seperti yang diselenggarakan di Pakistan, Mesir, Sudan, Saudi, Iran, Turki, Maroko, dan sebagainya, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Untuk konteks di Indonesia, meliputi pendidikan di pesantren, di madrasah (mulai dari Ibtidaiyah sampai Aliyah), dan di perguruan tinggi Islam, bahkan bias juga pendidikan agama islam di sekolah (sejak dari dasar sampai lanjutan atas) dan pendidikan agama Islam di perguruan tinggi umum.

  Kedua, pendidikan Islammenurut Rahman dapat juga dipahami sebagai

  proses untuk menghasilkan manusia (ilmuwan) integratif, yang padanya terkumpul sifat-sifat seperti kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif, adil, jujur, dan sebagainya (Sutrisno, 2006:170).

  Pengertian Pendidikan Islam menurut Ditbinpaisun, pendidikan Islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat kelak (Zakiah Daradjat, 2011:88).

3. Fazlur Rahman

  Fazlur Rahman lahir pada 21 September 1919 di distrik Hazara.Beliau berasal dari keluarga ulama bermazhab Hanafi.Ayahnya bernama maulana Sahab al-Din, beliau seorang alim terkenal lulusan Doeband. Fazlur Rahman seorang pembaharu yang memiliki pengaruh besar pada abad ke-20, terutama di wilayah Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan Negara-negara lain (di dunia Islam), serta di Chicago Amerika (di dunia barat).Dan beliau wafat pada 26 Juli tahun 1988.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Sistematika di sini yang penulis maksud adalah sistematika penyusunan karya ilmiah dari bab ke bab. Sehingga karya ilmiah ini menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat di pisah-pisahkan.Hal ini bertujuan agar tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud penulis terhadap skripsi ini. Adapun sistematika penulisan karya ilmiah ini sebagai berikut:

  Bab I, Pendahuluan. Bab ini memuat: Latar belakang masalah, penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab II, Biografi Fazlur Rahman, Bab ini memuat: Nama dan kelahiran Fazlur Rahman, Karir dan Jabatan Fazlur Rahman, Pendidikan Fazlur Rahman, Karya-karya Fazlur Rahman.

  Bab III, Modernisasi Pendidikan Islam. Bab ini memuat: Pengertian Modernisasi, Pengertian Modernisasi Pendidikan Islam. Bab IV, Pemikiran Fazlur Rahman tentang Modernisasi Pendidikan Islam. Bab ini memuat: Modernisasi Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman,Gagasan Modernisasi Pendidikan Islam Fazlur Rahman, Relevansi Pemikiran Fazlur Rahman tentang Modernisasi Pendidikan Islam dengan Pendidikan Islam masa kini Bab V, Penutup. Bab ini memuat: Kesimpulan dan Saran.

BAB II BIOGRAFI FAZLUR RAHMAN A. Biografi Fazlur Rahman 1. Nama dan Kelahiran Fazlur Rahman Fazlur Rahman dilahirkan pada tanggal 21 September tahun

  1919 di distrik Hazara, Punjab, suatu daerah di anak benua India yang sekarang terletak di sebelah barat laut Pakistan. Ia menikah dengan seorang perempuan yang bernama Ny. Bilqis Rahman (Sutrisno, 2006:60). Ayahnya bernama Maulana Sahab al-Din, beliau merupakan seorang yang religius dan juga seorang ulama terkenal lulusan Darul Ulum Deoband. Meskipun Ayah Fazlur Rahman berpendidikan agama dengan sistem tradisional, akan tetapi beliau sangat menghargai pendidikan dengan sistem modern (Hasbi, 2000:9).

  Semasa kecil, Fazlur Rahman sangat diperhatikan oleh ayahnya Sahab al-Din dalam hal pendidikan. Ayahnya memperhatikan dalam hal mengaji dan menghafal al-

  Qur‟an. Sehingga pada usia sepuluh tahun, Fazlur Rahman telah menghafal al- Qur‟an seluruhnya.

  Tidak hanya itu, di dalam keluarganya setiap hari diterapkan ibadah seperti shalat wajib, shalat sunnah, puasa sunnah, mengeluarkan zakat, infaq, shadaqah dan ibadah lainnya, secara tepat waktu danteratur. Ia wafat pada tanggal 26 Juli 1988, di Chicago, Illinois(Sutrisno, 2006:60-61).

2. Karir dan Jabatan Fazlur Rahman Semasa hidupnya karir Fazlur Rahman terbilang cemerlang.

  Setelah mempelajari ilmu-ilmu dasar bersama ayahnya, kemudian melanjutkan pendidikannya ke Punjab Universitas di Lahore pada tahun 1933. Pada tahun 1940, ia menyelesaikan B. A.-nya dalam bidang bahasa Arab pada Universitas Punjab. Kemudian dua tahun kemudian tepatnya tahun 1942, Rahman berhasil menyelesaikan Masternya dalam bidang yang sama dan Universitas yang sama pula.

  Selang empat tahun, Fazlur Rahman berangkat ke Inggris untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Oxford dibawah bimbingan Profesor Simon Van Den Bergh dan H. A. R. Gibb,dan ia mampu menyelesaikan program Ph. D.-nya pada tahun 1949, dengan disertasi tentang Ibnu Sina. Disertasi tersebut diterbitkan oleh Oxford University Press dengan judul Avecinna‟s Psychology.

  Ketika kuliah di Universitas Oxford, Fazlur Rahman mempunyai kesempatan untuk belajar beberapa bahasa barat seperti, bahasa Latin, Yunani, Inggris, Jerman, Turki, Arab, dan Urdu.Dengan penguasaan bahasa tersebut, mampu membantu Rahman dalam memperdalam serta memperluas keilmuannya, terutama dalam studi- studi Islam melalui penelusutan literature-literatur keislaman yang ditulis oleh para orientalis dalam bahasa-bahasa mereka (Sutrisno, 2006:61-62).

  Menurut Hasbi (2000:11-12), setelah meraih gelar Doktor of Philosophy dari Oxford University, Fazlur Rahman tidak langsung kembali ke Pakistan. Nampaknya masih ada rasa cemas akan fenomena negerinya ketika itu yang agak sulit menerima seorang sarjana keislaman yang terdidik di Barat. Untuk beberapa tahun, ia memilih untuk mengajar di Universitas Durham, Inggris, dan kemudian pindah ke Universitas McGill, Montreal, Kanada, dimana didirikan Institute of Islamic Studies oleh Wilfred Cantwell Smith, sebuah Institut pengkajian Islam yang popular di Barat sampai sekarang.

  Diawal tahun 1960-an, Fazlur Rahman dipanggil kembali ke Pakistan untuk memegang sebuah lembaga penelitian yaitu Institute of Islamic Research di Kirachi. Melalui lembaga ini, ia mampu memprakarsai penerbitan Journal Islamic Studies yang hingga sekarang masih terbit secara berkala dan merupakan jurnal bertaraf Internasional. Ketika mengelola lembaga ini, Rahman telah berusaha sungguh-sungguh untuk memajukannya. Strategi yang digunakan untuk memajukan lembaga ini yaitu sebagai berikut.

  “Selama jabatan saya selaku Direktur Lembaga tersebut, saya mencoba menjalankan strategi ganda: mengangkat beberapa lulusan madrasah yang menguasai bahasa Inggris sebagai staf Yunior dan mencoba melatih mereka dalam teknik-teknik riset modern dan sebaliknya merekrut staf-staf Senior dari kalangan lulusan Universitas di bidang filsafat atau serta disiplin-disiplin Islam klasik yang utama seperti hadits dan Ushul Fikih. Saya juga mengirim beberapa orang ke luar negeri untuk mendapatkan training dan jika memungkinkan gelar-gelar dalam kajian keislaman baik di Universitas Barat maupun Timur. Usaha saya untuk mengundang seorang sarjana Barat pascadoktor yang masih muda sebagai guru tamu untuk bekerja sama dan mengawasi kerja riset para staf, terutama dari segi-segi teknik riset ilmiah dan standar-standar kesarjanaan modern yang bermutu gagal, sebab tidak ada sarjana seperti itu yang berhasil didapatkan, meskipun saya telah memberanikan diri menghadapi tantangan kuat terhadap gagasan tersebut yang dating dari harian Karachi berpengaruh” (Sutrisno, 2006:63-64).

  Selain menjabat menjadi Direktur Lembaga Riset Islam, Rahman juga ditunjuk sebagai anggota Dewan Penasehat Ideologi Islam pemerintah Pakistan pada tahun 1964. Dengan kedua jabatan tersebut, ia terdorong untuk menafsirkan kembali Islam dalam istilah- istilah yang rasional dan ilmiah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi, pada tahun 1969, Rahman melepas kedua jabatannya.

  Setelah melepas jabatannya di Pakistan, Rahman hijrah ke Barat. Hijrahnya kali ini ia diterima sebagai tenaga pengajar di Universitas California, Los Angeles, Amerika. Kemudian, pada tahun 1969, ia mulai menjabat sebagai Guru Besar kajian Islam dalam berbagai aspeknya di Department of Near Eastern Languages and Civilization, University of Chicago. Ia menetap di Chicago kurang lebih 18 tahun, sampai akhirnya Tuhan memanggilnya pulang pada tanggal 26 Juli 1988.

  Di Universitas Chicago, Fazlur Rahman menjadi salah satu Guru Besar yang dihormati. Mata kuliah yang diberikan meliputi pemahaman al-

  Qur‟an, Filsafat Islam, Kajian tentang al-Ghazali, Ibn Taimiyah, Syeikh Waliyullah, Muhammad Iqbal, dan lain sebagainya.

  Selain menjadi Guru di Universitas Chicago, Rahman aktif memimpin berbagai program penelitian di Universitas tersebut. Salah satunya dipimpin bersama Prof. Leonard Binder. Dan juga penelitian tentang Islam dan Perubahan Sosial yang melibatkan banyak sarjana yunior (Sutrisno, 2006:64).

3. Kehidupan Sosial Fazlur Rahman Fazlur Rahman terlahir ditengah-tengah keluarga yang religius.

  Akar religiusitas keluarganya bisa ditelusuri pada pengajaran di Deoband Seminary (Sekolah Menengah Deoband). Karena ayahnya, Maulana Sahab al-Din adalah alumni dari Sekolah Menengah terkemuka di India, Darul Ulum Deoband.Beliau belajar dengan beberapa tokoh, di antarannya Maulana Mahmud Hasan (w. 1920), dan seorang Fakih Maulana Rasyid Ahmad Gangohi (w. 1905).

  Meskipun Fazlur Rahman tidak belajar di Darul Ulum Deoband seperti ayahnya, akan tetapi ia menguasai kurikulum yang terdapat di Sekolah tersebut, dengan mengikuti kajian privat bersama dengan lebih mengkhususkan pada Ilmu Fikih, Ilmu Kalam, Hadits, Tafsir, Mantiq, dan Filsafat (Fazlur, 2001:2).

  Menurut Fazlur Rahman dalam bukunya Hasbi Amiruddin (2000:10), ada beberapa faktor yang telah membentuk karakter dan kedalamannya dalam beragama. Salah satunya adalah pengajaran dari ibunya tentang kejujuran, kasih sayang, serta kecintaan sepenuh hati dari ibunya. Di sisi lain, ayahnya juga tekun mengajarkan tentang agama kepada Rahman di rumah, dengan kedisiplinan yang tinggi sehingga mampu menghadapi berbagai peradaban tantangan hidup di zaman modern.

  Selain itu, hal penting yang telah mempengaruhi pemikiran keagamaan Fazlur Rahman yaitu, bahwasannya ia dibesarkan dalam sebuah keluarga yang bermazhab Hanafi, yang di dalam mazhab tersebut lebih banyak menggunakan rasio (ra‟yu) dan lebih memegang teguh tradisi. Dan ketika itu, di India telah berkembang pemikiran agak liberal yang dikembangkan oleh Syah Waliullah, Sayid Ahmad Khan, Sir Sayid, Amir Ali, dan Muhammad Iqbal.

4. Kondisi Sosial Fazlur Rahman

  Situasi sosial masyarakat ketika Fazlur Rahman dilahirkan diwarnai dengan terjadinya perdebatan publik antara tiga kelompok yang bersiteru yaitu, modernis, tradisionalis dan fundamentalis yang mengklaim kebenaran terhadap pendapat masing-masing. Perdebatan dari India dan menjadi sebuah negara yang berdaulat dan merdeka pada tanggal 14 Agustus 1947.

  Salah satu ide gagasan yang diperdebatkan oleh ketiga kelompok tersebut berkisar pada masalah bagaimana membentuk negara Pakistan pasca merdeka dari India. Kelompok modernis merumuskan konsep kenegaraan Islam dalam bingkai term-term ideologi modern. Kelompok tradisionalis konsep kenegaraannya didasarkan atas teori-teori politik tradisional Islam. Sedangkan kelompok fundamentalis mengusulkan konsep kenegaraan sebuah konstitusi.

  Di tengah fenomena sosial seperti itu, Rahman mengemukakan gagasan neo-modernisnya.Ia dibesarkan dalam tradisi keluarga yang shaleh bermazhab Hanafi, sebuah mazhab Sunni yang lebih mengedepankan rasio dibandingkan dengan mazhab Sunni lainnya (maliki, syafi‟i dan hambali). Semasa kecil diasuh oleh ayahnnya dan ibunya dengan lingkungan keluarga yang religious. Ayahnya merupakan seorang tradisionalis, meskipun demikian Rahman tidak seperti kebanyakan ulama dizamannya yang menentang dan menganggap pendidikan modern dapat meracuni keimanan dan moral. Menurutnya, Islam harus menghadapi realitas kehidupan modern, tidak saja sebagai sebuah tantangan, tetapi juga merupakan kesempatan untuk lebih maju (Abd A‟la, 2003:39-42).

B. Pendidikan dan Guru-Guru Fazlur Rahman

  Pertama-tama Fazlur Rahman dididik dalam sebuah keluarga Muslim yang taat beragama. Ayahnya, Maulana Sahab al-Din, adalah seorang terkenal lulusan Doeband. Rahman ketika kecil sangat diperhatikan oleh ayahnya terkait dengan pendidikan.Ayahnya memperhatikannya dalam hal mengaji dan menghafal al-

  Qur‟an. Sehingga, pada usia sepuluh tahun, Rahman telah menghafal al- Qur‟an seluruhnya.

  Kemudian, pada tahun 1933 Fazlur Rahman melanjutkan pendidikannya ke Lahore memasuki sekolah modern. Beberapa tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1940 ia menyelesaikan B. A.-nya dalam bidang bahasa Arab pada Universitas Punjab. Setelah mendapat gelar B.

  A., Rahman berhasil menyelesaikan Masternya dalam bidang yang sama dan Universitas yang sama pula. Tahun 1946, Ia berangkat ke Inggris untuk melanjutkan studinya ke Universitas Oxford. Di Inggris ia menyelesaikan program Ph. D.-nya di bawah bimbingan Profesor S. Van Den Bergh dan H. A. R. Gibb dengan disertasi tentang Ibnu Sina. Dua tahun berikutnya disertasi Fazlur Rahman diterbitkan oleh University Press dengan judul Avecinna‟s Psychology.

  Ketika di Universitas Oxford, Fazlur Rahman mempunyai kesempatan untuk mempelajari beberapa bahasa Barat seperti, bahasa Latin, Yunani, Inggris, Jerman, Turki, Arab, dan Urdu. Dengan menguasai beberapa bahasa tersebut, Rahman merasa sangat terbantu dalam

C. Karya-karya Fazlur Rahman

  Karya-karya Fazlur Rahman dapat diklasifikasikan kedalam tiga periode, yaitu periode pembentukan (formasi), periode perkembangan, dan periode kematangan.Periode pertama disebut periode pembentukan karena Rahman baru mulai meletakkan dasar-dasar pemikirannya dan mulai berkarya. Pada periode kedua disebut dengan periode perkembangan karena proses berkembang dari pertumbuhan menuju ke proses kematangan. Dan periode ketiga disebut periode kematangan karena Rahman benar-benar telah mencapai kematangan dalam berfikir dan berkarya (Sutrisno, 2006:65-66).

  Pembahasan mengenai karya-karya Fazlur Rahman dari masing- masing periode sebagai berikut:

1. Periode Pembentukan

  Pada periode ini, Rahman berhasil menulis tiga karya intelektualnya, yaitu: 1)

  Avecinna‟s psychology, berisi kajian dari pemikiran Ibn Sina yang terdapat pada kitab al-Najat 2)

  Avecinna‟s De Anima, being the psychology part of kitab al-Shifa‟ 3)

  Prophecy in Islam:Psiloshophy and Orthodoxy, merupakan karya orisinil Rahman yang paling penting dalam periode ini. Karya ini dilandasi oleh rasa keprihatinannya atas kenyataan bahwa sarjana- sarjana muslim modern kurang menaruh minat dan perhatian

  2. Periode Perkembangan Periode kedua ini merupakan periode berkembangnya menuju kematangan, yang dimulai sejak kepulangan Rahman dari Inggris ke

  Pakistan sampai dengan menjelang keberangkatannya ke Amerika. Pada periode ini pula ia disibukkan dengan kedudukannya sebagai direktur lembaga riset Islam dan sebagai anggota dewan penasehat ideology Islam pemerintah Pakistan.

  Pada periode ini, Rahman banyak menghasilkan karya-karya terbaiknya, diantaranya: 1)

  Islamic Methodology in History 2)

  Islam 3)

  Some Reflection on the Reconstruction of Muslim Society in Pakistan 4)

  The Qur‟anic Solution of Pakistan‟s Educational Problems (Sutrisno, 2006:71-72) .

  3. Periode Kematangan

  Dalam periode ketiga ini, Fazlur Rahman mampu menyelesaikan beberapa buku, yaitu:

  Pertama, Philoshophy of Mulla Sadra Shirazi. Dalam buku ini

  Rahman mengkaji terhadap pemikiran Shadr al-Din al-Syirazi (Mulla Shadra) (w. 1641).Dalam buku ini dipaparkan Rahman untuk membantak pandangan para sarjana Barat modern. Kesimpulan dari pemikiran Shadra bahwa sistem filsafat Shadra sangat kompleks dan orisinil, tetapi di dalamnya terdapat kontradiksi, terutama dalam upayanya untuk merekonstruksi antara tradisi peripatetic dan tradisi Ibn Arabi.

  Buku

  Kedua, Major Themes of the Qur‟an. Dalam buku ini

  terdapat delapan pokok al- Qur‟an, yaitu: Tuhan, manusia sebagai individu, manusia sebagai anggota masyarakat, alam semesta, kenabian dan wahyu, eskatologi, setan dan kejahatan, serta lahirnya masyarakat Muslim. Buku ketiga, Islam and Modernity: Transformation of an

  

Intellectual Tradition. Buku ini awalnya merupakan hasil proyek riset

  yang dilakukan di Universitas Chicago dan dibiayai oleh Ford Foundation dala “Islamic Education”, yang pada mulanya merupakan bagian dari sebuah proyek lain ya ng lebih besar yang bernama “Islam

  and Social Change

  .” Buku terakhir yang diciptakan oleh Fazlur Rahman yaitu Health

  

and Medicine in Islamic Tradition. Dalam buku ini Rahman berusaha

  mengkaitkan antara Islam sebagai sebuah sistem kepercayaan dan Islam sebagai sebuah tradisi pengobatan manusia. Dengan menjelajahi teks- teks al-

Dokumen yang terkait

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI PADA KELAS VII DI SMPN-2 KOTA PALANGKA RAYA SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi Syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

0 0 97

SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Komputer

0 0 93

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA PENDIDIKAN

0 1 14

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU “TUHAN, MAAF KAMI SEDANG SIBUK” KARYA AHMAD RIFA’I RIF’AN SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 3 126

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PROFETIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 1 174

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF KI HAJAR DEWANTARA SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 146

KONSEP ETOS KERJA ISLAMI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 221

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM (ANALISIS KITAB I’DHOTUN NASYIIN KARANGAN SYEIKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 4 123

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 88

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT DALAM PERSPEKTIF ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 132