KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Miftahul Khoiriah

  

111-12-138

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Miftahul Khoiriah

  

111-12-138

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  MOTTO     

   “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.

  (Q.S al-Insyirah: 6) SELALU OPTIMIS UNTUK MERAIH KESUKSESAN PERSEMBAHAN

  Untuk Orangtuaku (Bapak Ngatno dan Ibu Satini), Para Saudara-saudaraku, dosen-dosen serta guru-guruku, Teman-teman seperjuanganku, sahabat-sahabatku, Dan teman spesialku yang selalu setia “menemaniku”

  ABSTRAK

  Khoiriah, Miftahul. 2016. Konsep Pendidikan Keluarga Perspektif Zakiah Daradjat . Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institus Agama Islam Negeri Salatiga. Dr. Asfa Widiyanto, M.A.

  Kata Kunci: Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah

  Penelitian ini membahas konsep pendidikan Islam dalam keluarga perspektif Zakiah Daradjat. Kajianya dilatarbelakangi bahwa pendidikan keluarga dapat dikembangkan dalam lingkungan keluarga dan sekolah serta hasil dari pendidikan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan mereka. Karena pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama, serta merupakan peletak fondasi awal dari watak dan pendidikan anak. Fokus penelitian (1) Bagaimana konsep pendidikan keluarga perspektif Zakiah Daradjat? (2) Bagaimana relevansi konsep pendidikan Islam dalam keluarga perspektif Zakiah Daradjat. Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan penelitian literatur yaitu lebih menekankan kata-kata sebagai unit analisis, dibandingkan dengan angka-angka.

  Hasil Penelitian menunjukkan (1)Konsep pendidikan keluarga dapat dikembangkan dalam lingkungan keluarga dan sekolah serta hasil dari pendidikan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan mereka. (2) Yaitu keluarga ikut serta berperan penting di dalam proses pembelajaran. Pendidikan yang diharapkan supaya anak mempunyai tingkah laku yang baik, akhlak yang terpuji. Tujuannya supaya mengetahui potensi dan akhlak yang dimilik anak didik. Dengan menggunakan metode pembiasaan, pembentukan karakter, pendidikan ibadah, pendidikan aqidah, pendidikan akhak, pendidikan nasehat, pendidikan dengan perintah dan larangan, pendidikan dengan perhatian, pendidikan melalui penghargaan dan hukuman. Yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik.

  Segala puji bagi Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

  “ Konsep Pendidikan Keluarga Perspektif Zakiah Daradjat”. Sesuai dengan rencana.

  Ucapan terimakasih tidak lupa penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, arahan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:

  1. Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

  IAIN Salatiga 4. Dra. Ulfa Susilowati, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  5. Dr. Asfa Widiyanto, M.A selaku pembimbing skripsi yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  7. Bapak Ngatno dan Ibu Satini yang senantiasa memberikan dukungan berupa moril, materil dan spiritual kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  8. Keluargaku,, teman-teman kos, sahabat-sahabatku seperjuangan

Mahasiswa “Pendidikan Agama Islam angkatan 2012” yang peneliti sayangi. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

  satu. Terimakasih atas bantuan dan motivasinya.

  Semoga kebaikan yang mereka berikan kepada peneliti diberikan balasan yang terbaik dan lebih baik oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 14 September 2016 Penulis

  Miftahul Khoiriah 111 12 138

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL ................................................................................................ i GAMBAR BERLOGO ........................................................................... ii JUDUL .................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. vi MOTTO ................................................................................................. vii PERSEMBAHAN ................................................................................... vii ABSTRAK .............................................................................................. viii KATA PENGANTAR ............................................................................ ix DAFTAR ISI ........................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................

  1 B. Rumusan Masalah .....................................................

  7 C. Tujuan Penelitian ......................................................

  7 D. Manfaat Penelitian ....................................................

  7 E. Metode Penelitian......................................................

  9 F. Penegasan Istilah .......................................................

  12 G. Sistematika Penulisan ...............................................

  13 BAB II BIOGRAFI ZAKIAH DARADJAT A. Latar Belakang Keluarga Zakiah Daradjat ................

  15 B. Latar Belakang Pendidikan Zakiah Daradjat ............

  17 C. Karya-karya Zakiah Daradjat ....................................

  22 BAB III KONSEP PENDIDIKAN DALAM KELUARGA PERSPEKTIF

  ZAKIAH DARADJAT

  1. Masalah Kejiwaan ....................................................

  29 2. Perana Ibu dalam Keluarga ......................................

  30 B. Pembentukan Kepribadian Anak ....................................

  32 1. Pembinaan Iman dan Tauhid ....................................

  33 2. Pembinaan Akhlak ...................................................

  35 3. Pembinaan Ibadah dan Agama .................................

  36 4. Pembinaan Kepribadian dan Sosial Anak ................

  37 C. Pendidikan Agama dalam Keluarga ...............................

  38 D. Pembentukan Sifat-sifat Terpuji.....................................

  40 1. Menghayati Al Akhlakul Mahmudah ........................

  41

  2. Penerapan Al Akhlakul Mahmudah dalam Kehidupan Sehari- hari .............................................................................

  42 E. Pendidikan Anak Secara Umum ....................................

  43 1. Perkembangan Bahasa ...............................................

  44 2. Perkembangan Sosial.................................................

  44 3. Perkembangan Agama ...............................................

  44 BAB IV RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA

  PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT DENGAN PENDIDIKAN

  ISLAM A. Tinjauan Pendidikan Islam .......................................

  46 B. Analisis Konsep Pendidikan Keluarga Perspektif Zakiah Daradjat .....................................................................

  54 C. Relevansi Konsep Pendidikan dalam Keluarga Perspektif Zakiah Daradjat Terhadap Masa Kini ......................

  57 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................

  59 B. Saran ..........................................................................

  59 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

  61 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 2 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 3 Lembar Dokumentasi Lampiran 4 Daftar Nilai SKK Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

  pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya (Hasbullah, 2009 :

  IX).Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses transformasi pengetahuan menuju ke arah perbaikan , pengetahuan, dan penyempurnaan semua potensi manusia. Oleh karena itu, pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu; ia tidak dibatasi oleh tebalnya tembok sekolah dan juga sempitnya waktu belajar di kelas. pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja manusia mau dan mampu melakukan proses kependidikan.

  Dalam Islam, tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan adalah membentuk insan kamil, yakni manusia paripurna yang memiliki kecerdasan intelektual dan spiritual sekaligus. tujuan seperti ini tidak mungkin bisa terwujud tanpa adanya sistem dan proses pendidikan yang baik. Oleh karena itu, para pakar pendidikan Islam kemudian mencoba yang diharapkan mampu menciptakan manusia-manusia paripurna, yang akan mengembang tugas menyejahterakan dan memakmurkan kehidupan di muka bumi ini (Raqib, 2009 : v).

  Belajar dikatakan identik dengan sekolah, padahal sekolah hanyalah salah satu dari tempat belajar bagi peserta didik. Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadiaan manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas tetapi berlangsung di luar kelas. Pendidikan bukan hanya bersifat formal saja, tetapi mencangkup pula yang non formal (Zuhairini, 1995 : 149).

  Konsep pendidikan Islam mencangkup kehidupan manusia seutuhnya, tidak hanya memperhatikan segi akidah saja, juga tidak memperhatikan segi ibadah saja, tidak pula segi akhlak. Akan tetapi jauh lebih luas dan lebih dalam dari pada itu ( Zakiah Daradjat, 1995 : 35).Pendidikan Islam dimulai dari keluarga (rumah) dimana anak-anak menerima pengaruh dari apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya dengan cara meniru dan menerima pelajaran.

  Agama Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan kepada umat manusia berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun akhirat.Salah satu diantara ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan pendidikan karena menurut ajaran mutlak yang harus dipenuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian itu pula manusia akan mendapatkan sebagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dan kehidupannya (Zuhairini, 1995 : 98).

  Pendidikan akhlak wajib dimulai dari lingkungan keluarga yaitu dengan diberi bimbingan dan petunjuk-petunjuk yang benar agar anak- anak terbiasa dengan adat dan kebiasaan yang baik, meraka harus dilatih sejak dini mungkin berperilaku yang baik dari dalam keluarga. Sebab anak pada saat demikian ini dalam keadaan masih bersih dan mudah terpengaruhi atau di didik, ia ibarat kertas putih yang belum ada coretan tinta sedikitpun.Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapatkan pengaruh.

  Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

  

         

           



  Artinya “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(QS. At Tahrim : 6).

  Karena itu keluarga merupakan pendidik tertua yang bersifat semenjak manusia itu ada. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan secara baik.Keluarga bukan saja bertugas mendidik anak-anak tetapi sekaligus mampu memerankan anak, dimana anak diharapkan mampu memerankan dirinya, menyesuaikan diri, mencontoh pola dan tingkah laku dari orang tua serta dari orang-orang yang berada dekat dengan lingkungan keluarga. Jadi peran ayah, ibu dan seluruh anggota keluarga adalah hal yang paling penting bagi proses pembentukan dan pengembangan pribadi (Nur Ahid, 2010 : 1).

  Dengan demikian terlihat betapa besar tanggung jawab orang tua terhadap anak. Bagi seorang anak, keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan keluarga tempat dimana ia menjadi pribadi atau diri sendiri. Keluarga juga merupakan wadah pertama bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya. Disamping itu keluarga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada Tuhan sebagai perwujudan nilai hidup tertinggi.

  Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Disamping itu kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. Pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari Taman Kanak-kanak sampai perguruan tinggi).

  Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Sekolah dikelola secara formal, hierarkis dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional (Hasbullahh,2009 : 47).

  Terdapat tiga lingkungan yang bertanggung jawab dalam mendidik anak. Ketiga lingkungan yang bertanggung jawab tersebut adalah keluarga (kedua orang tua), sekolah (para guru), dan masyarakat (tokoh masyarakat dan pemerintah) peran dan tanggung jawab dalam bidang pendidikan dari tiga lingkungan tersebut adalah keluarga memiliki tanggung jawab utama dan peran pertama dalam bidang pendidikan. Berbagai aspek yang terkait dalam keluarga selalu mempertimbangkan dengan perannya sebagai pendidik tersebut.

  Zakiah Daradjat (1995:35) berpendapat bahwa pembentukan identitas anak menurut Islam dimulai sejak anak dalam kandungan, bahkan sebelum membina rumah tangga harus mempertimbangkan kemungkinan dan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat membentuk pribadi anak.Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang pertama dan utama bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua (Hasbullah, 2009 : 39).

  Menurut Zakiah Daradjat (1995:55) orang tua adalah pembina kepribadian yang pertama dalam kehidupan anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung yang dengan sendirinya akan masuk kedalam pribadi anak yang sedang bertumbuh itu.

  Penulis mengatakan dalam kaitanya dengan pendidikan Islam di lingkungan keluarga bahwa yang paling utama dan pertama adalah lingkungan keluarga karena anak pertama kali mendapatkan didikan dan bimbingan, juga dapat dikatakan sebagai besar kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga atau orang tua. Dan sekolah sebagai suatu pendidikan formal supaya anak dapat lebih mendapatkan pengalaman yang banyak dan mendapatkan pendidikan yang teratur dan terencana. Karena keluarga dan sekolah dalam pendidikan sangat saling berkaitan terutama dalam pendidikan agama Islam.

  Gagasan dan pemikiran Zakiah Daradjat tersebut menarik untuk diteliti lebih mendalam lagi, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT.

  Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan- pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah (Maslikhah, 2013 : 302).

  1. Bagaimana konsep pendidikan dalamkeluarga perspektif Zakiah Daradjat?

  2. Bagaimana relevansikonsep pendidikan dalam keluarga perspektif Zakiah Daradjat dengan pendidikan Islam masa kini?

  C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berisi gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realitas penelitian tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitan harus mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui konsep pendidikan dalamkeluargaperspektif Zakiah Daradjat.

  2. Untuk dapat mengatahui relevansi konsep pendidikan dalam keluarga perspektif Zakiah Daradjat dengan masa pendidikan Islam masa kini.

  D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi :

  1. Manfaat teoretis

  Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat secara teori, dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan khusunya dunia pendidikan Islam.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Penulis Menambah wawasan kependidikan terutama dalam bidang konsep pendidikanIslam dalam keluarga dan sekolah perspektif Zakiah Daradjat.

  b. Bagi Lembaga Pendidikan 1) Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga kependidikan yang ada, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya dan penentu kebajikan dalam lembaga pendidikan serta pemerintahan secara umum.

  2) Dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan pada lembaga-lembaga pendidik yang ada di Indonesia sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan yang ada.

  c. Bagi Ilmu Pengetahuan 1) Menambah khazanah keilmuan tentang konsep pendidikan keluarga menurut tokoh Islam sehingga mengetahui pemikiran tokoh dalam dunia pendidikan. 2) Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan sehingga dapat

  3) Bagi peneliti berikutnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut, serta referensi terhadap penelitian yang sejenisnya.

  E. Metode Penelitian Istilah metode berasal dari kata Yunani berarti cara atau jalan.

  Menyangkut dengan upaya ilmiah, metode dihubungkan dengan cara kerja yaitu cara kerja untuk dapat memahami, objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (Darmawan, 2013:127). Adapun komponen dalam metode ini adalah :

  1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian pustaka (Library Research) yaitu suatu peenelitian yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpuh pada penelaahan kritis mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan(Subagyo, 1991: 100). Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988: 111).

  2. Sumber Data

  Sumber data ialah benda, hal atau prang tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data (Arikunto, 2005 : 88). Dalam penulisan skripsi ini, sumber data yang digunakan adalah sumber data yang relevan dengan pembahasan skripsi. Data yang terkumpul melalui penelitian ini adalah data yang sesuai denga fokus penelitian yaitu mengenai konsep pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah perspektif Zakiah Daradjat.

  Adapun sumber data sebagai berikut :

  a. Sumber Primer Merupakan sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini, data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Sumber langsung yang diperoleh dengan observasi dan wawancara dan buku Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah karangan Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat yang diterbitkan oleh CV Ruhama.

  b. Sumber sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada.

  Data sekunder disebut juga data tersedia atau sumber tertulis. Data sekunder berasal dari sumber buku, majalah ilmuah, dokumen resmi, arsip dan lain-lain. Data-data tersebut berguna untuk melengkapi data primer.

  Oleh karena sumber data yang digunakan dalam skripsi ini adalah bahan-bahan perpustakaan, maka teknik pengumpulan data yang di terapkan adalah membaca bagian-bagian terpenting dari bahan pustaka yang telah disiapkan berdasrkan sub bab yang ada relevansinya dengan pembahasan, kemudian diadakan analisis kembali dalam rangka berfikir sistematis, selanjutnya peneliti tuangkan dalam bentuk konsep atau kesimpulan.

  4. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis terhadap data yang sudah terkumpul, pendekatan yang di gunakan adalah “Deskriptif Analitik” yaitu dengan

  menggambarkan dan memaparkan konsep pendidikan Islam dalam keluarga perspektif Zakiah Daradjat kemudian di analisa secara cermat dengan menggunakan berbagai metode sebagai berikut :

  a. Metode Deduktif Yaitu proses berfikir yang bergerak dari pertanyaan- pertanyaan umum kepertanyaan khusus dengan penerapan Kaidah- kaidah logika. Dalam kaitannya dengan pembahasan kali ini, Metode deduksi di gunakan untuk memperoleh gambaran detailnya pemikiran Zakiah Daradjat tentang pendidikan dalam keluarga dan sekolah.

  b. Metode Induktif Yaitu proses berfikir yang berangkat dari pertanyaan- di tarik generalisasi yang mempunyai sifat umum.Dalam kaitannya dengan penelitian ini, metode ini di gunakan untuk memperoleh gambaran yang utuh terhadap pemikiran Zakiah Daradjat tentang pendidikan keluarga dan sekolah.

  F. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian di atas, maka penulis menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul tersebut, diantaranya sebagai berikut :

  1. Konsep Konsep adalah ide umum, pengertian, pemikiran, renungan, dan rencana dasar (Jumali, 2004:132). Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol.

  2. Pendidikan Menurut UU No. 20 th 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Pendidikan diartikan juga sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan keluarga (Jumali, 2004 : 18).

  Keluarga adalah sebagai wadah pertama dalam pendidikan. Keluarga ialah sanak saudara, kaum kerabat, orang seisi rumah dan anak bini (Ahmad Marimba, 1962 : 19).

  4. Pendidikan Keluarga Pendidikan keluarga yaitu pendidikan yang berlangsung dalam keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggung jawabnya dalam mendidik anak dalam keluarga.

  G. Sistematika Penulisan Sitematika penulisan skripsi terbagi dalam tiga bagian yaitu, yaitu bagian awal, bagian isi, bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran.

  Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun kedalam lima bab dengan rincian sebagai berikut :

  BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

  BAB II BIOGRAFI ZAKIAH DARADJAT.

  Dalam bab ini akan diuraikan menganai : Biografi Zakiah Daradjat yang memuat tentang latar belakang keluarga, pendidikan dan karya-karyanya.

  BAB III KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT Dalam bab ini akan memaparkan pemikiran Zakiah Daradjat mengenai konsep pendidikan keluargaperspektif Zakiah Daradjat. BAB IV RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT DENGAN PENDIDIKAN ISLAM Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan tentang hasil penelitian data: relevansikonsep pendidikan dalam keluarga perspektif Zakiah Daradjat terhadap pendidikan Islam pada masa kini.

  BAB V PENUTUP Dalam bab terakhir ini akan disajikan tentang kesimpulan sebagai hasil dari penelitian dan dilanjutkan dengan saran- saran yang sekiranya dapat dijadikan pikiran bagi yang berkepentingan. adalah anak pertama dari keenam bersaudara. Sedangkan dari istri yang kedua, HJ Rasunah, ia dikaruniai lima orang anak. Dengan demikian, dari dua istri tersebut, H. Dradjat memiliki 11 orang anak putra. Meskipun memiliki dua istri, ia kelihatannya cukup berhasil mengelola keluarganya.

  Hal ini terlihat dari kerukunan yang tampak dari putra-putrinya itu. Zakiah memperoleh perhatian yang besar dari ibu tirinya, sebesar kasih sayang ia terima dari ibu kandungnya (Abudin Nata, 2005:233).

H. Daradjat yang bergelar Raja Ameh (Raja Emas) dan Rapi’ah binti Abdul Karim, sejak kecil tidak hanya dikenal rajin beribadah, tetapi

  juga tekun belajar. Keduanya dikenal aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. H.Daradjat ayah kandung Zakiah tercatat sebagai aktivis organisasi Muhammadiyah. Sedangkan ibunya aktif di Sarikat Islam (PSII). Kedua organisasi yang berdiri pada akhir penjajahan Belanda ini tercatat sebagai organisasi yang cukup disegani masyarakat karena kiprah dan menangani mengolah pendidikan modern serta mengatasi problema sosial keagamaan dan sebagainya.Sejak kecil Zakiah Daradjat telah ditempa pendidikan agama dan dasar-dasar keimanan yang kuat . Ia sudah dibiasakan oleh ibunya untuk menghadiri pengajian-pengajian agama dan dilatih berpidato oleh ayahnya. Zakiah Daradjat meninggal di Jakarta dalam usia 83 tahun pada 15 Januari 2013 sekitar pukul 09.00 WIB.

  Setelah dislatkan, jenazahnya dimakamkan di Komplek UIN Ciputat pada hari yang sama. Menjelang akhir hayatnya, ia masih aktif mengajar, ia sempat menjalani perawatan di RS Hermina, Jakarta Selatan pada pertengahan Desember 2012.

  Jajat Burhanudin (2002:142) mengatakan “Semasa hidup Zakiah

Daradjat tidak hanya dikenal sebagai psikolog dan dosen, tetapi juga mubaligh dan tokoh masyarakat”. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

  Komaruddin Hidayat menyebut Zakiah Daradjat sebagai pelopor psikologi Islam di Indonesia. Sementara itu, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mencatat, Zakiah Daradjat adalah sosok yang bisa diterima dengan baik oleh semua kalangan. Umar menambahkan, sosok Zakiah Daradjat seperti sosok Hamka dalam versi Muslimah.

  Dari hasil penelitian Jajat (2002:143) di atas penulis menyimpulkan bahwa Zakiah Daradjat merupakan sosok pribadi yang tekun, karena Zakiah mengatakan “jika tiba waktu shalat, masyarakat kampung saya akan meninggalkan semua aktivitasnya dan bergegas pergi Zakiah bukan dari kalangan ulama atau pemimpin agama. Lingkungan keluarga Zakiah yang senantiasa dinafasi semangat keIslaman, tak heran jika Zakiah sudah mendapatkan pendidikan agama dan dasar keimanan yang kuat. Sejak kecil Zakiah sudah dibiasakan oleh ibunya untuk menghadiri pengajian-pengajian agama.

B. Latar Belakang Pendidikan

  Zakiah pertama kali masuk ke sekolah standars school Muhammadiyah di bukit tinggi. Di lembaga pendidikan inilah, pertama kali Zakiah mendapatkan pendidikan agama serta ilmu pengetahuan dan pengalaman intelektual. Semenjak belajar di lembaga pendidikan ini, Zakiah telah memperlihatkan minatnya yang cukup besar dalam ilmu pengetahuan. Hal ini terlihat pada usianya yang baru 12 tahun, Zakiah telah berhasil menyelesaikan pendidikan dasarnya cukup baik, tepatnya pada tahun 1941 (Jajat Burhanudin, 2002:140). Kecenderungan, bakat dan minat Zakiah untuk menjadi ahli agama Islam terlihat jelas pula mengikuti kuliyatul mubalighat dipadang pajang selama hampir enam tahun.

  Dilembaga pendidikan ini, Zakiah memperoleh pendidikan agama secara lebih mendalam. Namun demikian, perhatiannya terhadap bidang studi umum, juga tetap besar. Hal ini terlihat pada aktivitas Zakiah dalam memasuki sekolah menengah pertama negeri (SMPN) dikota yang sama.

  Di lembaga pendidikan ini, Zakiah berhasil menyelesaikannya dengan tepat waktu. Pendidikan yag ia dapati darikedua lembaga ini benar-benar pendidikan yang lebih tinggi. Sementara itu budaya minangkabau yang memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada perempuan didaerah lain, juga memberikan hasil andil cukup besar dalam diri Zakiah.

  Setelah selesai menamatkan pendidikan dasar dan menengah pertama, Zakiah melanjutkan ke sekolah menengah atas pemuda bukit tinggi. Dilembaga pendidikan ini Zakiah memilih program B, yaitu program yang mendalami ilmu alam dan selesai sesuatu waktu (Zakiah Daradjat, 2002:207).

  Masuknya Zakiah pada sekolah menengah atas (SMA) dengan program B tersebut ternyata bukan merupakan petunjuk bahwa ia akan menjadi ahli ilmu umum, melainkan ilmu umum itu hanya sebagai pengetahuan yang pada suatu saat dapat digunakan sebagai dasar untuk memahami agama lebih mendalam lagi. Hal ini terlihat ketika Zakiah memasuki perguruan tinggi ternyata yang ia pilih adalah perguruan tinggi agama Islam negeri (PTAIN) Yogyakarta. Bakat dan minat serta dasar pengetahuan agama dan umum yang cukup ternyata menjadi dasar bagi Zakiah untuk menyelesaikan studinya dengan baik dan berprestasi diperguruan tinggi tersebut.

  Prestasi yang demikian itu selanjutnya telah membuka peluang bagi Zakiah untuk mendapatkan tawaran melanjutkan studi di Kairo.

  Tawaran tersebut tidak disia-siakan oleh Zakiah. Ia berangkat ke Kairo psikologi. Sesampainya di Kairo, Zakiah mendaftarkan diri di Universitas Ain Syam Fakultas Tarbiyah dengan kosentrasi special diploma for Education, dan Zakiah diterima tanpa tes. Dengan bakal pengetahuan yang kuat serta didukung oleh ketekunan, semangat dan bakatnya yang besar, menyebabkan ia berhasil menyelesaikan studinya sesua dengan waktu yang ditentukan.

  Setelah itu Zakiah mengikuti Program Magister pada jurusan Spesialisasi Kesehatan Mental pada Fakultas Tarbiyah di Universitas yang sama. Program ini ia selesaikan dalam waktu yang singkat, yaitu selama dua tahun, dengan tesis yang berjudul Problematika Remaja di Indonesia (Musykilat al-Muharaqah fi Indonesia).Untuk menuntaskan studi tingginya Zakiah mengikuti Program Dokter (Ph.D) pada Universitas yang sama dengan mendalami lagi bidang psikologi, khusunya psikoterapi. Desertasi yang berhasil disusun dan dipertahankan pada program doktornya ini adalah “Perawatn Jiwa Untuk Anak-anak (Dirasah tajribiyah li taghayyur al-lati tathrau ala sykhyat al- athfal al- musykil infi’al fi khilal fitrah al-aja al- nafs ghir al- muwajjahann thariq al- la’b) bimbingan Mustafa Fahm dan Atia Mahmoud Hanna. Dengan demikian Zakiah telah menjadi seorang doktor muslimah pertama dalam bidang psikologi dengan spesialisasi psikoterapi (Jajat Burhanudin, 2002:146).

  Selanjutnya pada tahun 1984, bersama dengan ditetapkannya sebagai direktur pascasarjana di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di IAIN. Karena itu secara akademis lengkap sudah ia sebagai ilmuwan yang memiliki keahlian yang handal dalam bidangnya. Namun demikian, Zakiah tetap seorang yang rendah hati, sabar, lemah lembut dan tidak tinggi hati (Jajat Burhanudin, 2002:143).

  Melihat kemampuan yang dimiliki Zakiah yang demikian itu, maka pada tahun, 1967 Zakiah dipercaya oleh Syaifuddin Zuhri selaku mentri agama Republik Indonesia untuk menduduki jabatan sebagai kepala dinas penelitian dan kurikulum perguruan tinggi di biro perguruan tinggi dan pesantren luhur departemen agama (Zakiah Daradjat,2002:209). Tugas ini berlangsung hingga jabatan mentri agama dipegang oleh A.Mukti Ali pada masa kepemimpinan Mukti Ali inilah Zakiah Daradjat dipromosikan untuk menduduki sebagai direktur perguruan tinggi Agama Islam (Dinpartais) Departemen Agama. Dengan demikian, ia telah menjadi seorang ilmuwan dan sekaligus biokrat pendidikan. Jabatan sebagai derpatais ini telah dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Zakiah Daradjat melalui pengembangan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan. Hal demikian sejalan pula dengan kebijakan pemerintah orde baru yang berusaha melakukan pembaharuan dalam berbagai kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan.Adalah satu gagasan pembaharuan yang monumental yang hingga kini masih terasa pengaruhnya dalam keluarnya surat keputusan bersama tiga mentri, yaitu mentri agama republik Indonesia, mentri pendidikan dan kebudayaan (pada waktu itu), serta mentri dalam negri. Lahirnya SKB tiga mentri ini tidak bisa dilepaskan dari peran yang dilakukan oleh Zakiah Daradjat.

  Dengan SKB tiga mentri ini terjadi perubahan dalam bidang pendidikan Madrasah (Jajat Burhanudin, 2002: 153). Diantara perubahan tersebut bahwa kedalam Madrasah diberikan pengetahuan umum sebanyak 70 persen dan pengetahuan agama sebanyak 30 persen. Dengan demikian kurikulum mengalami perubahan yang amat signifikan, dan dengan demikian lulusnya dapat diterima di perguruan tinggi umum sebagaimana telah disebutkan diatas. Lulusan Madrasah Aliyah produk SKB3 mentri ini terjadi pada tahun 1987, dan diantaranya ada yang diterima kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). Upaya lainnya yang dilakukan oleh Zakiah Daradjat adalah peningkatan mutu pengolahan (administrasi) dan akademik madrasah-madrasah yang ada di Indonesia. Untuk di zaman ini telah muncul apa yang disebut sebagai Madrasah Model.

  Selanjutnya Zakiah Daradjat juga berupaya menyelesaikan kasus ujian guru agama (UGA) yang cukup menggegerkan pada saat ini.

  Pembaharuan dan penerbitan perguruan tinggi agam Islam seperti haknya Institute Agama Islam Negeri juga mendapatkan perhatian Zakiah Daradjat. Pada zamanya brhasil disusun rencana induk penegmbangan (RIP) IAIN untuk jangka waktu selama 25 tahun yang berfungsi sebagai landasan bagi pengembangan IAIN dalam jangka panjang (Jajat Burhanudin,2002:158).

  Pengalaman Zakiah Daradjat sebagai direktur perguruan tinggi agama serta berbagai konsep serta teorinya dalam bidang pendidikan telah mendorongnya untuk mengaplikasikannya melalui lembaga pendidikan yang didirikan dan dikelolanya. Lembaga pendidikan yang ia selenggarakan mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Lembaga pendidikan yang ada di Desa Pisangan kecamatan Ciputat Tengerang Banten itu, bernaung di bawah yayasan yang bernama Ruhama.

  Dari penelitian diatas penulis mengatakan bahwa Zakiah Daradjat adalah sosok multimendimensi. Ia tidak hanya dikenal sebagai tokoh psikolog, tetapi juga mubaligah dan sekaligus pendidik. Zakiah merupakan satu-satunya perempuan yang dikirim studi ke Mesir karena kepintarannya dan minatnya untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Sehingga Ia mendapatkan mewujudkan keinginannya.

C. Karya-karya Zakiah Daradjat

  Zakiah Daradjat(1975:3) Sebagai salah seorang itelektual beliau banyak mengadakan penelitian tentang kesehatan mental dan pembinaan pendidikan agama di Indonesia. Welly Catur (2011: 12) Adapun di antara hasil karya dan terjemahan beliau adalah : a. Penerbit Bulan Bintang

  1) Ilmu Jiwa Agama

  3) Problema Remaja di Indonesia 4) Perawatan Jiwa untuk Anak-anak 5) Pembinaan Nilai-nilai Moral di Indonesia 6) Perkawinan yang Bertanggung Jawab 7) Islam dan Peranan Wanita 8) Peranan IAIN dalam Pelaksanaan P4 9) Pembinaan Remaja 10) Ketenangan dan Kebahagiaan dalam Keluarga 11) Pendidikan Orang Dewasa 12) Menghadapi Masa Manopoase 13) Kunci Kebahagiaan 14) Membangun Manusia Indonesia yang Bertaqwa Kepada Tuhan YME.

  15) Kepribadian Guru 16) Pembinaan Jiwa/ Mental

  b. Penerbit Gunung Agung 1) Kesehatan Mental 2) Peranan Agama dalam Kesehatan Mental 3) Islam dan Kesehatan Mental

  c. Penerbit YPI Ruhama 1) Shalat Menjadikan Hidup Bermakna 2) Kebahagiaan

  4) Puasa meningkatkan Kesehatan Mental 5) Doa Menunjang Semangat Hidup 6) Zakat Pembersih Harta dan Jiwa 7) Remaja, Harapan dan Tantangan 8) Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah 9) Shalat untuk Anak-anak 10) Puasa untuk Anak-anak.

  d. Penerbit Pustaka Antara 1) Kesehatan Jilid I, II, III 2) Kesehatan (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) Jilid IV 3) Kesehatan Mental dalan Keluarga

  Dari hasil penelitian di atas penulis mengatakan bahwa dari kegemarannya menulis Zakiah telah banyak menulis buku-buku yang bermanfaat. Beberapa buku yang ditekuni oleh Zakiah adalah menulis ilmu tentang psikolgi , kesehatan jiwa dan mental dan pendidikan Islam. tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik. Karena keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting membentuk pola kepribadian anak.

  Menurut Murni (1984:34) mengatakan pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasan dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak. Islam memberikan berbagai syarat dan ketentuan pembentukan keluarga, sebagai wadah yang akan mendidik anak sampai umur tertentu yang disebut baligh-berakal. Karena itu perlu kita singgung sedikit syarat-syarat pembentukan keluarga (Zakiah Daradjat, 1995:42). a. Larangan menikah dengan wanita yang dalam hubungan darah dan kerabat tertentu. Hal ini dilarang, karena dapat melahirkan anak- anak yang kurang cerdas akalnya atau ediot.

  b. Larangan menikah dengan orang yang berbeda agama. Larangan ini disebabkan karena sulitnya mewujudkan rumah tangga yang sakinah yang disebabkan karena kedua orang tua dalam rumah tangga tersebut berbeda-beda agamanya. Seorang anak yang dilahirkan dalam keluarga yang berbeda agama akan kebingunan dalam mengikuti agama kedua orang tuanya. Selanjutnya, jika timbul permasalahan dalam keluarga tersebut akan sulit dipecahkan, karena masing-masing agama memiliki konsep pemecahan yang berbeda.

  c. Larangan menikah dengan orang yang berzina. Larangan ini dilakukan karena sang suami sulit mendapatkan ketenangan. Suami selalu dibayangi oleh kemungkinan istrinya menyeleweng atau selingkuh dengan laki-laki lain. Dengan demikian larangan ketiga hal tersebut diatas karena didasarkan keinginan menciptakan rumah tangga yang sakinah yang sehat yang memungkinkan dapat melahirkan putra putri yang cerdas, taat kepada Allah dan rasul- Nya, taat kepada kedua orangtuanya serta berakhlak mulia.

  2. Syarat-syarat Pernikahan

  a. Suka sama suka (saling mencintai) c. Dihadiri oleh saksi

  d. Mengucapkan ijab kobul

  e. Memberi maskawin serta f. Memiliki kesiapan mental spiritual, lahir batin, jasmani dan rohani.

  Setelah syarat-syarat bagi kedua calon suami istri itu dipenuhi, maka dilaksanakanlah pernikahan menurut ketentuan yang diwajibkan Allah. Setelah mereka diikat oleh tali perkawinan, maka masing-masing pasangan suami istri mempunyai hak dan kewajiban yang ditentukan.

  Mereka dibekali dengan beberapa petunjuk dalam mendayungkan bahtera kehidupan dengan kasih sayang dan kepatuhan kepada ketentuan Allah, agar mereka dapat meraih ketentraman dan kebahagiaan (sakinah). Firman Allah syarat Ar Rum ayat 21:

  





  “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan- Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. Dalam buku Zakiah Daradjat (1995:44), dijelaskan bahwa Setelah terbentuknya keluarga muslim yang memenuhi persyaratan yang keturunan, beberapa petunjuk dan pedoman yang membantu terciptanya kehidupan sakinah pun telah dipahami dan dilaksanakan maka selanjutnya keluarga tersebut memohon kepada Allah swt.supaya mereka dikaruniani anak atau keturunan yang saleh.

  3. Kewajiban Suami

  a. Memberi nafkah keluarga

  b. Perlindungan terhadap keluarga

  c. Kasih sayang

  d. Dan tanggungjawab atas keamanan keluarga

  4. Kewajiban Istri

  a. Menjaga dan mengatur rumah tangga dan harta benda milik bersama b. Menjaga dirinya

  c. Merawat dan membimbing putra putrinya di rumah

  d. Serta memberikan kasih sayang dan menyusuianya Penulis menyimpulkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal. Keluarga adalah umat kecil yang memiliki pimpinan dan anggota, mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-masing anggotanya. Perkawinan menjadi salah satu bagian penting masalah keagamaan. Sebab setiap agama berbicara tantang perkawinan dan pemelukknya. Kehidupan keluarga apabila diibaratkan sebagai satu bangunan, demi terpeliharanya bangunan itu dari hantaman badai dan guncangan gempa.