IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PROFETIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PROFETIK DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

SMP NEGERI 4 SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

  

Oleh

SYAIFULLAH GODI ISMAIL

NIM 111 09 106

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

  

MOTTO

  Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Al-Ahzab:21)

  PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1.

  Keluarga besarku terutama pada ayahku Bapak Kardiyanto Godi Ismail dan Ibuku tercinta Sakdiyah yang selalu memberi nasihat, kasih sayang, bimbingan dan motivasi serta dukungan materi.

  2. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yaitu Pak Fegi, Anita, Said, Pras, bang Imtihan, bang ini, Iman, Takul, dan keluarga besar HMI Cabarg Salatiga lainnya yang selalu memberikanku semangat berjuang dalam berorganisasi serta memberikan banyak pelajaran yang berharga dan ilmu yang bermanfaat.

  3. Teman-temanku Kampus kelas PAI D angkatan tahun 2009 yaitu Agus, Rozak, Juliono, dan yang lainya 4. Teman-teman kelompok PPL, kelompok KKN, dan teman lainnya di IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Asslamu‟alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  3. Bapak Fatchurrahman,S.Ag.,M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  4. Ibu Dr.Muna Erawati,M.Si selaku pembimbing akademik.

  5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  6. Kepala sekolah, guru, dan siswa SMP Negeri 4 Salatiga yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

  7. Kepada orang tuaku tercinta Bapak kardiyanto godi ismail dan Ibu Sakdiyah serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk moril maupun materiil untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  8. Kepada kawan-kawan seperjuangan keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Salatiga (pras, anita, said, sahal, takul, istad, bang imtihan, bang indi, fegi dan yang lainnya) yang tak akan pernah putus mencari ilmu dan selalu yakin usaha sampai.

  9. Kepada teman-temanku tercinta PAI D 2009 (agus, rozaq, anwar, fegi, faisal) serta teman-teman yang saya kenal dan yang mengenal saya, yang tak mungkin dapat saya sebutkan semuanya yang telah memberikan saran do‟a serta motivasinya

  10. Generasi muslim, pemuda pemudi penerus cita-cita bangsa. Oleh karenanya, penulis tak kan berarti apa-apa tanpa mereka semua, kami ucapkan banyak terimakasih. Semoga amal perbuatan yang diberikan dengan ikhlas, akan dihitung oleh Allah serta memperoleh balasan kebaikan dan mendapatkan Ridho Allah SWT. Amin.

  

ABSTRAK

  Ismail, G. Syaifullah. 2015 Implementasi Pendidikan Profetik dalam Pembelajaran pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Fatchurrahman,S.Ag, M.Pd Kata kunci: Implementasi dan pendidikan profetik.

  Latar belakang penelitian ini bertolak pada keadaan di Indonesia saat ini yang krisis moral karena masih kurangnya akan pendidikan moral dan akhlak dalam membentuk dan membangun moral serta akhlak para peserta didik. Disadari atau tidak pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada dimensi kognitif yang hanya mencetak manusia cerdas dan terampil, maka tidak heran jika terjadi krisis moral dan akhlak. Dalam pendidikan Islam pendidikan karakter merupakan pendidikan akhlak. Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya pendidikan karakter atau pembentukan moral dan akhlak seperti konsep pendidikan yang di ajarkan Rasulullah. Nabi Muhammad merupakan pendidik yang paling berhasil dan menjadi suri tauladan. Dengan meneladani dan meniru pendidikan yang digunakan nabi diharapkan dapat membentuk dan membangun moral serta akhlakul karimah. Maka salah satu caranya dengan mengimplementasikan pendidikan tradisi profetik dalam pembelajaran agama Islam. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ; 1) Bagaimana Implementasi pendidikan tradisi profetik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 4 salatiga?, 2) Bagaimana problematika Implementasi pendidikan tradisi profetik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 4 salatiga?, 3) Bagaimana hasil Implementasi pendidikan tradisi profetik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 4 salatiga?.

  Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Sesuai dengan tema yang peneliti bahas jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan ( field

  

research ). Yaitu peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan

  tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan ilmiah. Pengumpulan data menggunakan wawancara/interview, dokumen dan observasi. Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 4 Salatiga yang terlatak di Jl. Pattimura, 47 Salatiga 50711 dan subjek penelitian adalah pendidik, tenaga kependidikan dan siswa.

  Hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa implementasi pendidikan profetik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Salatiga diterapkan dalam model pembelajaran dengan pembiasaan dan keteledanan kolektif, penanaman misi dan nilai-nilai kenabian pada peserta didik melalui materi pembelajaran, metode dan evaluasi pembelajarannya. Terdapat beberapa problematika dalam implementasi pendidikan profetik, ada beberapa hambatan dan solusi yang ditawarkan. Hasil dari implementasi pendidikan profetik dapat membangun dan membentuk akhlak serta moral peserta didik, sehingga peserta didik mempunyai sikap menghormati, menghargai dan toleran. Menumbuhkan tingkat keagamaan dan motivasi ibadah siswa. Sehingga intelektual, emosional, akhlak dan moral peserta didik dapat berkembang secara utuh.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL........................................................................... i LEMBAR BERLOGO........................................................................ ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................. iii PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................... v MOTTO............................................................................................... vi PERSEMBAHAN............................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................... viii ABSTRAK.......................................................................................... xi DAFTAR ISI..................................................................................... xiii DAFTAR TABEL.............................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN..................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah..........................................................

  B.

  10 Rumusan Masalah...................................................................

  C.

  10 Tujuan Penelitian ...................................................................

  D.

  11 Landasan Teori .......................................................................

  E.

  14 Manfaat Penelitian .................................................................

  F.

  15 Metode Penelitian ...................................................................

  G.

  21 Sistematika Pembahasan ........................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA

  47 7. Pendidik Pendidikan Profetik ...........................................

  65 3. Paradigma Pendidikan Profetik dalam model pendidikan

  Pendidikan Profetik untuk Pengembangan Kebudayaan .

  64 2.

  64 1. Pendidikan Profetik menuju Masyarakat Ideal (khoirul Ummah) ......................................................................... ..

  62 C. Kontekstualisasi Pendidikan Profetik ....................................

  60 11. Evaluasi Pendidikan Profetik ...........................................

  56 10. Media Pendidikan profetik ...............................................

  54 9. Metode Pendidikan Profetik .............................................

  50 8. Peserta didik Pendidikan Profetik ....................................

  46 6. Materi pendidikan Profetik ..............................................

  22 A. Pendidikan dalam Islam .......................................................

  45 5. Tujuan Pendidikan Profetik ..............................................

  41 4. Pengertian Pendidikan Profetik ........................................

  41 3. Filsafat Pendidikan Profetik .............................................

  39 2. Filsafat Profetik ................................................................

  39 1. Pengertian Profetik ...........................................................

  34 B. Pendidikan Profetik ................................................................

  30 4. Tujuan Pendidikan Islam ..................................................

  23 3. Dasar-dasar Pendidikan Islam ..........................................

  22 2. Pendidikan dalam Islam ..................................................

  22 1. Pengertian Pendidikan .....................................................

  66

  D.

  72 Pendidikan Profetik dalam Pendidikan Agama Islam BAB III HASIL PENELITIAN..........................................................

  79 A.

  79 Gambaran Umum Lokal dan Subjek Penelitian .....................

  1.

  79 Sejarah Berdirinya SMP Negeri 4 salatiga .......................

  2.

  79 Letak Geografi .................................................................

  3.

  80 Visi dan misi SMP Negeri 4 salatiga ..............................

  4.

  81 Struktur Organisasi SMP Negeri 4 salatiga .....................

  5.

  84 Guru, karyawan dan Siswa Struktur Personalia SMP Negeri 4 salatiga ...............................................................

  6.

  89 Situasi dan Kondisi SMP Negeri 4 salatiga .....................

  7.

  90 Ekstrakurikuler ................................................................

  B.

  92 Temuan Penelitian .................................................................

  1.

  92 Hasil Penelitian ..............................................................

  a.

  92 Implementasi pendidikan Tradisi Profetik dalam Pembelajaran pendidikan agama Islam ............................

  b.

  97 Problematika Implementasi pendidikan Tradisi Profetik dalam Pembelajaran pendidikan agama Islam ................

  c.

  101 Hasil Implementasi pendidikan Tradisi Profetik dalam Pembelajaran pendidikan agama Islam ...........................

  BAB IV PEMBAHASAN ............................................................... 105 A.

  105 Implementasi pendidikan Tradisi Profetik dalam

  Pembelajaran pendidikan agama Islam .................................

  B.

  110 Problematika Implementasi pendidikan Tradisi Profetik dalam Pembelajaran pendidikan agama Islam .....................

  C.

  115 Hasil Implementasi pendidikan Tradisi Profetik dalam Pembelajaran pendidikan agama Islam ..................................

  BAB V PENUTUP.............................................................................. 119 A.

  119 Kesimpulan .............................................................................

  B.

  121 Saran .......................................................................................

  DAFTAR PUSTAKA 123

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Struktur Personalia SMP Negeri 4 salatiga .............................

  82 Tabel 3.2 Struktur Organisasi SMP Negeri 4 salatiga ............................

  83 Tabel 3.3 Data siswa SMP Negeri 4 salatiga ..........................................

  84 Tabel 3.4 Data Guru SMP Negeri 4 salatiga ..........................................

  85 Tabel 3.5 Data kualifikasi pendidikan guru SMP Negeri 4 Salatiga ......

  85 Tabel 3.6 Data Karyawan SMP Negeri 4 salatiga ...................................

  86 Tabel 3.7 Data sarana SMP Negeri 4 salatiga .........................................

  87 Tabel 3.8 Data Prasarana SMP Negeri 4 salatiga ...................................

  88 Tabel 3.9 Kegiatan Intrakulikuler SMP Negeri 4 salatiga ......................

  91 Tabel 3.10 Kegiatan Ekstrakuliker SMP Negeri 4 salatiga ....................

  91

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi kehidupan manusia. Segala potensi dan bakat dapat di tumbuh kembangkan, yang diharapkan akan

  dapat bermanfaat bagi diri pribadi maupun kepentingan orang banyak. Selain itu pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai penting dan strategis bagi peradaban manusia. Hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal terpenting dan utama dalam membangun suatu bangsa dan negara. Di Indonesia sendiri hal ini jelas sudah tercantum dalam pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu melalui pendidikan. Serta dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (3) memerintahkan agar Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

  Menurut Ahmad Makki dalam bukunya karya Jamal Ma‟mur Asmani mengatakan bahwa jika pendidikan dalam sebuah bangsa sudah maju , niscaya akan maju pula bangsa itu. Sebaliknya, ketika pendidikan disuatu bangsa tidak berkembang, maka dapat dipastikan bangsanya akan terbelakang.

  Pendidikan di Indonesia sudah berjalan sekian puluh tahun sejak kemerdekaannya dan selama itu pula terdapat perkembangan pendidikan di Indonesia. Tetapi jika disadari pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada dimensi kognitif yang mencetak manusia-manusia yang cerdas, terampil dan mahir yang melahirkan manusia yang berkepribadian dan integritas. Kurangnya pengejawantahan dimensi afektif dan psikomotorik dalam sistem pendidikan menjadikan krisis identitas serta hilangnya Nilai-nilai luhur yang melekat pada bangsa Indonesia, seperti kejujuran, kesantunan, kesopanan, hormat pada orang lain , religius dan kebersamaan. Hal ini menjadi keprihatinan kita semua sebagai warga negara Indonesia.

  Masifikasi gelombang modernitas telah membawa siapapun termasuk dunia pendidikan untuk hanyut mengikuti mainstream dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian agar tidak teraleniasi. Dalam keadaan seperti ini hegemoni konsep-konsep pendidikan ala barat sulit untuk dihindari, yang mana memarginalkan konsep-konsep dan ajaran lokal yang syarat akan nilai-nilai moral. Adanya problematika internal dalam sektor pendidikan serta hilangnya orientasi untuk memberikan pencerahan dan membentuk jati diri bangsa menjadikan kesinambungan program-program pendidikan belum bisa berjalan mulus. Ditambah dengan perubahan politik di negara ini karena adanya kebijakan-kebijakan baru pada setiap pergantian menterinya. Munculnya realitas pendidikan saat ini yang lebih sibuk melayani golongan sosial tertentu menjadikan adanya materialisasi pendidikan yang sudah mulai menggejala dan menggeser ideologi pendidikan yang telah dicita-citakan bangsa Indonesia yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa membedakan status sosial. Kurikulum seakan disusun dan diorientasikan untuk mampu mendapatkan pekerjaan yang dibungkus dengan baju modernitas. Kemudian adanya dikotomi ilmu pendidikan antara ilmu pengetahuan umum dan agama memunculkan problematika tersendiri. Hal itu menjadikan pembagian dalam hal pembelajaran nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu umum dan agama sehingga dalam mengembangkan nilai-nilai moral yang terdapat di dalamnya menjadi kurang maksimal.

  Dunia pendidikan dituntut perannya untuk kembali memurnikan arah perjalanan bangsa. Dunia pendidikan akan berada pada kondisi dilematis- kontradiktif karena adanya tuntutan modernitas sekaligus sebagai tuntutan peran untuk selalu menjaga nilai-nilai moral. Sementara dunia pendidikan berada dalam paradoks, disuatu sisi ingin menanamkan dan mengajarkan nilai- nilai moral namun pada sisi lain justru institusi atau lembaga pendidikan mencerminkan praktek-praktek pendidikan yang menyimpang dari niliai-nilai moral dan identitas bangsa. Pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia dan pengembangan potensi serta bakat yang harus diubah orientasinya untuk memberikan kesempatan kepada anak didik untuk berkembang dalam tiga ranah yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. Pendidikan haruslah menanamkan dan mengembangkan karakter individu dan nilai-nilai kemanusian. Pendidikan juga diarahkan dalam menanamkan integritas, etik dan akhlak serta mengembalikan makna “pendidikan” bukan hanya sekedar “pengajaran”. Penggunaan metode-metode pendidikan yang mengedepankan keteladanan dan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengaktualisasikan nilai-nilai yang diajarkan.

  Pendidikan sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter. Dengan adanya penanaman dan pengembangan karakter bagi setiap peseta didik atau individu dalam sistem pendidikan maka diharapkan akan menciptakan manusia yang berkualitas yang mampu beradaptasi dengan zaman.

  Dengan berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya sebuah pendidikan karakter. Pada hakikatnya pendidikan karakter adalah sebuah perjuangan bagi setiap individu untuk menghayati kebebasan dalam hubungan mereka dengan orang lain dan lingkungannya, sehingga menjadikan dirinya sebagai pribadi yang unik dan khas serta memiliki integritas moral yang dapat dipertanggungjawabkan. Lebih lanjut pendidikan karakter juga terkait dengan tiga matra pendidikan yaitu pendidikan individual, pendidikan sosial dan pendidikan moral. Melalui tiga matra pendidikan tersebut merupakan kondisi dinamis dari struktur antropologi individu. Pendidikan karakter dalam arti demikian itu menurut Amin dalam Etika (1989) adalah pendidikan yang sejak lama telah diperjuangkan oleh para filusuf, bahkan para rosul utusan Tuhan. Yaitu pendidikan karakter yang bersifat integral, holistik, dinamis, komprehensif dan terus menerus hingga terbentuk sosok manusia yang terbina seluruh potensi dirinya serta memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk mengekspresikannya dalam seluruh aspek kehidupan.

  Untuk mewujudkan visi misi dan tujuan tersebut pendidikan karakter membutuhkan dukungan salah satunya dari pendidikan agama. Dalam pada itu pendidikan agama memberikan sumbangan bagi pendidikan karakter dan berperan penting dalam hal mempersatukan diri manusia dengan realitas tertinggi yaitu Tuhan Sang Pencipta. Pendidikan karakter yang ditopang salah satunya oleh pendidikan agama membantu peserta didik untuk tumbuh secara lebih matang dan lebih baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial dalam kontek kehidupan bermasyarakat. Namun hal tersebut juga harus didukung dengan upaya yang disertai dengan keteladanan dari seluruh komponen yang terlibat dalam pendidikan (terutama guru), lingkungan dan atmosfer pendidikan yang kondusif.

  Pendidikan karakter di dalam pendidikan Islam disebut juga dengan pendidikan akhlak mulia. Secara normatif-teologis merupakan sebuah agenda dan misi utama bagi setiap agama. Secara yuridis ajaran akhlak mulia secara eksplisit tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jika dilihat secara historis pendidikan akhlak mulia merupakan respon terhadap adanya kemerosotan akhlak pada masyarakat.

  Lahirnya agama Islam di mekkah dan berkembang di madinah merupakan sampling yang representative tentang perlunya agama ini membentuk akhlak masyarakat. Hal itu terjadi karena keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam menetapkan kebijakan, strategi, taktik dan hal lainnya (Abuddin , 2012: 210).

  Pendidikan Islam sendiri merupakan sebuah pembentukan kepribadian seorang muslim. Pendidikan Islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan. Disegi lain pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga praktis yang mana pendidikan Islam mengajarkan pendidikan iman dan amal. Secara historis Islam dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang kemudia disebarkan ke mekkah atau Islam diajarkan di mekkah, yang tadinya menyembah berhala, musyrik, dan sombong dengan usaha dan kegiatan Nabi mengajarkan Islam kepada mereka, lalu tingkah laku mereka berubah menjadi penyembah Allah, menjadi mukmin, muslim dan menghormati orang lain. Mereka telah berkepribadian mukmin sebagaimana yang dicita-citakan Islam. Dengan itu Nabi telah mendidik, membentuk kepribadian yaitu kepribadian muslim dan Nabi SAW sekaligus menjadi pendidik yang berhasil. Islam sebagai agama yang universal, yang oleh pemeluknya diakui sebagai pandangan hidup dalam aktivitas sehari-hari, mensejajarkan pendidikan pada posisi yang sangat strategis. Pendidikan versi Islam tidak hanya sebagai penentu segala-galanya bagi vested interested (kepentingan) manusia di dunia, melainkan menjangkau kepentingan manusia masa depan yang esensial di akhirat kelak.

  Di dalam Islam dan dalam pendidikan Islam khususnya, secara tidak langsung telah berupaya untuk mengajarkan dan menanamkan pendidikan karakter atau akhlak mulia yaitu membentuk kepribadian seorang muslim sebagaimana cita-cita Islam yang berdasarkan pada nilai-nilai Al-

  Qur‟an dan sunnah yang berdialoq secara kontinu dengan tradisi dan budaya setempat.

  Pendidikan karakter atau pendidikan akhlak mulia merupakan bagian dari pendidikan Islam yang sudah ada sejak 15 abad yang lalu. Ajaran Islam yang berisi tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama maka pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semua orang yang bertugas mendidik adalah para nabi dan rosul, selanjutnya para ulama dan cerdik pandailah sebagai penerus tugas dan kewajiban mereka (Zakiah Darajat, 2012: 20). Telah disebutkan sebelumnya bahwa Nabi Muhammad merupakan pendidikan yang paling berhasil dan menjadi suri tauladan (QS.33:21).

  Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah

  ” (Al-Ahzab:21) Maka perlunya pendidikan Islam dalam hal ini pendidikan karakter atau akhlak untuk filter dan tameng bagi adanya kemajuan teknologi khususnya teknologi komunikasi dan informasi yang dikuasai barat yang menjadikan kekalahan beruntun secara sosial, politik, ekonomi, dan budaya, komunitas muslim merasa kelimpungan dengan reaksi yang beragam. Diakui bahwa hal ini disebabkan karena masih ada beberapa hambatan dalam pendidikan agama Islam. Karena terjadinya pengadopsian pendidikan barat untuk mengembangkan pendidikan muslim. Yang terjadi adalah pendidikan modern (barat) plus pendidikan agama Islam untuk peserta didik muslim dan bukan yang dikonstruk berdasarkan nilai-nilai Islam yang dikembangkan dalam teori dan keilmuan Islam.

  Pendidikan akhlah mulia yang terdapat dalam pendidikan agama Islam saat ini telah terdikotomi oleh pendidikan nasional. Terlebih yang terdapat di lembaga pendidikan umum (SD, SMP dan SMA). Mengamati pendidikan agama Islam di Indonesia dari masa ke masa, tergambar jelas bahwa pendidikan agama Islam merupakan bagian yang terpisah dari sistem pendidikan nasional. Bahkan saat ini pendidikan Islam di Indonesia sedang menghadapi berbagai persoalan dan hambatan dalam berbagai aspek, terutama masalah orientasi pendidikan itu sendiri, dengan kata lain masih belum jelasnya konsep pendidikan yang dibawa serta bagaimana implementasi yang berbentuk pembelajaran sebagai upaya menciptakan manusia yang mandiri dan profesional. Mengingat bahwa pendidikan agama Islam merupakan kebutuhan dasar bagi setiap muslim, maka pendidikan agama Islam harus selalu ditumbuh kembangkan secara sistematis oleh setiap umat Islam dimanapun. Berangkat dari karangka ini, pendidikan agama Islam haruslah selalu senantiasa mengorientasikan diri untuk menjawab kebutuhan dan tantangan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari sebagai konsekuensi logis dari perubahan. Kurangnya pembelajaran pendidikan agama Islam dalam lembaga pendidikan umum menghambat pembentukan manusia ideal (seorang muslim) yang siap dengan agenda globalisasi dan modernisasi yang terjadi. Lembaga pendidikan umum tidak berfokus kepada pendidikan agama, hal ini berbeda dengan lembaga pendidikan agama yang fokus pendidikannya adalah keagamaan. Kurangnya jam pembelajaran pendidikan agama Islam dalam pendidikan umum misalnya yang hanya 3 jam setiap minggu, maka perlu adanya strategi untuk memberikan bekal tentang pendidikan agama di pendidikan umum. Strategi dalam sistem pembelajarannya, metodenya, maupun dalam hal konsep pembelajarannya. Seperti penggunaan pendidikan profetik, yaitu dengan proses pengetahuan dan nilai yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Dengan adanya strategi dalam hal pembelajaran pendidikan agama Islam maka mampu untuk mencetak manusia-manusia keseimbangan dalam pandangan hidupnya serta memiliki penguasaan atau pengetahuan keagaaman untuk bekal individu dalam kehidupan sehari-hari.

  Ditetapkanya SMP Negeri 4 Salatiga sebagai tempat penelitian, karena adanya strategi dan upaya-upaya yang digunakan Sekolah Menengah Pertama ini dalam hal menumbuhkan pendidikan keagamaan Islam terhadap peserta didiknya. Secara geografis yang terletak di pusat kota Salatiga, berada pada pusat jalur ekonomi Salatiga. Dalam hal pendidikan keteladanan yang ditumbuhkan oleh pihak sekolah dalam kesehariannya di lingkungan sekolah, seperti adanya sholat b erjama‟ah dan kegiatan keIslaman untuk peserta didik.

  Berangkat dari hal tersebut, maka penulis mengajukan judul dalam penelitian ini adalah: “ IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PROFETIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Di SMP NEGERI 4 SALATIGA PADA TAHUN PELAJARAN 2014-2015 ”.

B. RUMUSAN MASALAH

  Sesuai dengan judul skripsi diatas, maka ada sejumlah permasalahan yang penulis ajukan untuk dicari jawabannya. Sejumlah masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.

  Bagaimana Implementasi Pendidikan Profetik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Salatiga? 2. Apa problematika yang muncul dalam implementasi Pendidikan Profetik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Salatiga?

3. Bagaimana hasil Implementasi Pendidikan Profetik dalam pembelajaran

  Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Salatiga?

C. TUJUAN PENELITIAN

  Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Implementasi Pendidikan Profetik dalam pembelajaran

  Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Salatiga 2. Untuk mengetahui problematika yang muncul dalam implementasi

  Pendidikan Profetik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Salatiga 3. Untuk mengetahui hasil Implementasi Pendidikan Profetik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Salatiga

D. LANDASAN TEORI 1.

  Pendidikan Profetik Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa yunani

  paedagogie

  yang berarti “pendidikan” dan paedagogia yang berarti “pergaulan dengan anak-anak”. Sedangkan orang yang tugasnya membimbing atau mendidik alam pertumbuhannya agar dapat berdidi sendiri disebut paedgogos. Istilah paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).

  Berpijak dari istilah di atas, pendidikan bisa diartikan sebagai “ usaha yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak- anak untuk membimbing/memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewas aan”. Atau dengan kata lain, pendidikan ialah “bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakatnya.” Sedangkan Profetik dari kata prophetic yang berarti kenabian atau berkenaan dengan nabi. Kata dari bahasa inggris ini berasal dari bahasa yunani “prophetes” sebuah kata benda untuk menyebut orang yang berbicara awal atau orang yang memproklamasikan diri dan berarti juga orang yang berbicara masa depan. Profetik atau kenabian disini merujuk pada dua misi yaitu seseorang yang menerima wahyu, diberi agama baru, dan diperintahkan untuk mendakwahkan pada umatnya disebut rasul (messenger), sedang seseorang yang menerima wahyu berdasarkan agama yang ada dan tidak diperintahkan untuk mendakwahkannya disebut nabi (Prophet).

  Nabi (Prophet) yang menjadi acuan dalam pendidikan profetik adalah Nabi Muhammad SAW yang mana sebagai suri tauladan dan sebagai pendidik yang hebat. Nabi Muhammad SAW menyebarkan dan mengajarkan islam di mekkah yang tadinya kondisi mereka menyembah berhala, musyrik, dan sombong, maka dengan usaha dan kegiatan Nabi mengajarkan Islam kepada mereka, lalu tingkah laku mereka berubah menjadi penyembah Allah, menjadi mukmin, muslim dan menghormati orang lain. Mereka telah berkepribadian mukmin sebagaimana yang dicita- citakan Islam. Dengan itu Nabi telah mendidik, membentuk kepribadian yaitu kepribadian muslim dan Nabi SAW sekaligus menjadi pendidik yang berhasil. Di dalam kehidupannya nabi SAW selalu memberikan ketauladanan kepada ummatnya. Hal inilah yang menjadikan nabi Muhammad menjadi acuan Profetik atau kenabian dalam hal pendidikan.

  Jadi, Pendidikan Profetik adalah proses transfer pengetahuan (knowledge) dan nilai (values) kenabian yang bertujuan untuk membangun akhlak, moral serta mendekatkan diri kepada Tuhan dan alam sekaligus memahaminya untuk membangun komunitas sosial yang ideal (khairul

  ummah ). Serta tercapainya intelektual, emosional, akhlak dan moral peserta didik yang dapat berkembang secara utuh.

2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

  Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, kebiasaan dan tingkah laku, belajar juga diartikan sebagai pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi (Syaiful Bahri, 2002:22).

  Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan anak didik (santri). Dalam definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebut ada kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mengapai hasil pembelajaran yang diinginkan dalam kondisi tertentu (Muhaimin, 2003:82).

  Menurut Muhammad Fadhil Al Jamaly sebagaimana dikutip Muhaimin dan Abdul Mujib, bahwa pendidikan Islam adalah upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak manusia lebih maju berlandaskan nili-nilai yang tertinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna baik berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan (S.M. Ismail, 2008: 35).

  Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan hadist (Abdul Majid & Dian Andatani, 2004: 7).

  Jadi pengertian pembelajaran pendidikan Agama Islam adalah upaya membelajarkan siswa secara sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi pembelajaran yang ada.

3. Implementasi pendidikan Profetik dalam pembelajaran Pendidikan Agama

  Islam Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan. Jadi, penerapan pendidikan profetik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Maka, pendidikan dibangun dan dikembangkan dalam keluarga dan masyarakat memiliki tradisi dan budaya akademik yang kondusif dalam keluarga dan lingkungan sosial. Tradisi dan budaya edukatif atau akademik ini secara otomatis akan bergerak sesuai dengan hukum budaya yang mewakili simbol-simbol agama dalam mentransfer ilmu, teknologi dan seni kepada siapapun. Tradisi dan budaya profetik yang sudah terbangun kokoh bahkan diluar kesadaran akan menggulirkan semangat keilmuan yang tinggi. Komitmen profetik yang berlangsung lama akan membetuk tradisi dan dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan pilar pendidikan profetik yang akan menghasilkan tradisi dan lingkungan yang sehat.

E. MANFAAT PENELITIAN

  Penelitian ini secara teoritis diharapkan mampu memberi tawaran dan sumbangan pemikiran bagi perkembangan pendidikan di Indonesia dalam mengembangkan kemampuan sumber daya manusia yang siap untuk menghadapi tantangan zaman dan modernisasi, dan juga dengan ini diharapkan dapat membentuk individu berkarakter yang dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai. Serta memberikan konsep pendidikan Islam dalam membentuk dan mengembangkan potensi intelektual, emosional, spiritual, akhlak dan moral secara utuh.

  Sedangkan secara dimensi praktis tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menemukan sebuah pola pendidikan Islam sebagai pengembangan diri manusia dalam membentuk manusia sempurna menurut Islam yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan Alam sekaligus untuk memahaminya. Hal tersebut menjadi kerangka acuan dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia yang dikemas dalam konsep pendidikan profetik dalam pembelajaran pendidikan Islam, karena adanya dikotomi pendidikan yang terjadi dalam pendidikan umum dan pendidikan agama.

F. METODE PENELITIAN 1.

  Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian Kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitiannya lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut juga sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. metode ini digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induksi/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi(Sugiyono, 2014:13).

  Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (2003) adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya (J. Moeleong, 2003:3).

  Penulis menggunakan pendekatan kualitatif ini berdasarkan beberapa pertimbangan yang pertama, karena dari judul skripsi ini hanya mengandung satu variabel. Kedua, dari rumusan masalah yang penulis angkat dalam skripsi ini menuntut penulis untuk terjun langsung mengadakan penelitian. Ketiga, metode kualitatif lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola

  • – pola nilai yang dihadapi. Dengan demikian, peneliti dapat memilah
  • – milah sesuai dengan fokus penelitian yang telah tersusun dan dapat mengenal lebih dekat menjalin hubungan dengan Subjek penelitian ( Responden ) serta berusaha memahami keadaan Subjek dalam penggalian info atau data yang diperlukan. Maka Penelitian ini penulis arahkan untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang implementasi Pendidikan Profetik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Salatiga tersebut.

  Sesuai dengan tema yang peneliti bahas jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan ( field research). Yaitu peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan ilmiah ( (J. Moeleong, 2006:26). Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian ini adalah peneliti bermaksud untuk melakukan analisis secara mendalam dibantu dengan data empiris yang diperoleh di lapangan sesuai dengan teori yang relevan yang pada akhirnya bisa melakukan simpulan.

  2. Lokasi dan Subjek penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 4 Salatiga yang terlatak di Jl. Pattimura, 47 Salatiga 50711.

  Adapun Subjek penelitian adalah komponen pendidikan meliputi : kepala sekolah, pengajar, karyawan dan siswa.

  3. Teknik Pengumpulan Data a.

  Observasi Partisipan

  Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu dakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Marshal (1995) menyatakan bahwa, melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut( Sugiyono, 2014:309).

  Susan Stainback (1988) menyatakan, dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

  Dengan observasi kita dapat secara langsung terjun kedalam objek penelitian. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan KBM, situasi di sekolah dan pendidik. Dalam observasi di SMP Negeri 04 Salatiga selain melakukan pengamatan juga ikut ambil bagian dalam melaksanakan aktifitas pendidikan di lingkungan sekolahan. Selain itu juga berpartisipasi dalam pembelajaran, seperti : ikut mengajar dan mengikuti proses pembelajaran pendidikan Islam.

  b.

  Pengumpulan data dengan wawancara/interview

  Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

  Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara semi terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, dimana fihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. (Sugiyono, 2014:318).

  c.

  Dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dalam penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh adanya dokumen. Pengumpulan dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu berupa buku sejarah, buku profil sekolah, pajangaan struktur, buku informasi pendataan siswa dan guru, kurikulum pelajaran dan perangkat pembelajaran. d.

  Triangulasi Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Triangulasi berguna untuk mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2014:327). Pengumpulan data diambil dengan teknik yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Adanya observasi, kemudian dilanjutkan dengan wawancara yang mendalam serta pengumpulan dokumentasi untuk sumber data yang sama dan melakukan wawancara atau pengumpulan data pada beberapa sumber data yang berbeda.

4. Teknis Analisi Data

  Bogdan menyatakan tentang analisis data kualitatif sebagai proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Susan Stainback, mengemukakan bahwa analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif. Analisis digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi (Sugiyono, 2014:332).

  Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

Dokumen yang terkait

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI PADA KELAS VII DI SMPN-2 KOTA PALANGKA RAYA SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi Syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

0 0 97

IMPLEMENTASI CLASSROOM MANAGEMENT UNTUK MEWUJUDKAN SUASANA KELAS AKTIF PADA PROSES PEMBELAJARAN PAI BAGI SISWA SMP ISLAM AL-AZHAR 18 SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)s

0 1 169

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU “TUHAN, MAAF KAMI SEDANG SIBUK” KARYA AHMAD RIFA’I RIF’AN SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 3 126

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM TRADISI GUGUR GUNUNG Studi Kasus di Dusun Kalisari Desa Ngadirejo Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 127

PENGARUH POLA SUH OTORITER ORANG TUA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 94

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA KERJA DENGAN SIKAP TAAWUN GURU DI SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 93

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA KERJA DENGAN SIKAP TAAWUN GURU DI SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 1 93

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 187

PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN SURAT AN-NISĀ’ AYAT 9 DAN AT- TAHRĪM AYAT 6 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 89

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C YPPALB MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 122