BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENERAPAN BAURAN PEMASARAN PADA PRODUK-PRODUK KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) GRADISKA KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi mengalami perkembangan dan pertumbuhan

  positif yang menyebabkan manusia cenderung untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Salah satu dari tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan adalah diperlukannya suatu pengembangan di setiap bisnis. Dalam pengembangan bisnis diperlukannya kegiatan pemasaran yang berfungsi sebagai ujung tombak kehidupan suatu bisnis. Adanya kegiatan pemasaran diharapkan dapat mendukung tercapainya kemajuan dan tujuan bisnis itu sendiri. Walaupun demikian, pentingnya arti pemasaran bukan berarti mengabaikan fungsi-fungsi perusahaan lainnya.

  Kegiatan pemasaran bisnis harus memperhatikan komponen- komponen pendukung yang dapat memberikan kemajuan dan pertumbuhan.

  Salah satu komponen-komponen pendukung pemasaran adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang terdiri dari aspek produk, harga, lokasi (distribusi), dan promosi yang diolah komposisinya menjadi ideal dan dipergunakan oleh lembaga dalam pasar sasaran untuk mencapai tujuannya (Muhamad, 2002:194).

  Dalam merumuskan bauran pemasaran perusahaan atau bisnis tidak dapat mengabaikan pendapat atau masukan dari konsumen. Karena akhir perusahaan yaitu perolehan laba melalui pembelian produk. Hal ini menuntut perusahaan untuk perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk.

  Bauran pemasaran jasa memiliki elemen-elemen lain yang bisa dikontrol dan dikombinasikan untuk keperluan komunikasi dengan konsumen jasa. Menurut Yazid (2005:20) elemen tersebut adalah orang (people or

  

personal traits), lingkungan fisik dimana jasa diberikan atau bukti fisik

  (physical evidence), dan proses jasa itu sendiri (process). Sehingga 4P (product, price, place, promotion) dapat dikembangkan menjadi 7P (product, price, place, promotion, people, physical evidence, process).

  Perusahaan jasa dituntut untuk mempertimbangkan konsumen sebagai salah satu faktor terpenting dalam pasar. Hal ini bertujuan untuk dapat memenangkan persaingan pasar yang semakin fokus terhadap kepuasan pelanggan. Kotler (2002: 29) menegaskan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat dari pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing dengan tetap memelihara atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan konsumen.

  Pada saat konsumen atau nasabah akan memilih jasa koperasi, maka mereka dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor bauran pemasaran yang dilakukan oleh usaha jasa koperasi. Sebagai salah satu dengan tujuan untuk mencapai dari tujuan bauran pemasaran yaitu kepuasan konsumen atau nasabah.

  Konsumen atau nasabah dalam memantapkan keputusan pembelian suatu produk, terlebih dahulu akan mempertimbangkan berbagai informasi yang mereka terima, termasuk diantaranya unsur-unsur bauran pemasaran. Bauran pemasaran yang ditanggapi atau direspon dengan baik oleh konsumen akan memiliki peluang yang besar bagi produk tersebut untuk dibeli. Dapat diasumsikan bahwa penilaian atau tanggapan konsumen terhadap bauran pemasaran akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui perilaku atau tanggapan konsumen terhadap bauran pemasaran yang dilakukannya. Koperasi atau perusahaan lainnya yang memahami betul bagaimana tanggapan konsumen terhadap unsur-unsur bauran pemasaran produknya akan mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding pesaingnya.

  Seperti halnya bahwa pelayanan koperasi merupakan suatu lembaga yang mementingkan anggotanya ataupun nasabahnya. Sehingga dalam memberikan pelayanan yang baik dan benar perlu diberikan. Dan yang tidak kalah penting adalah menginformasikan produk malalui pemasaran sangatlah diperlukan dengan tujuan agar produk-produknya dapat diketahui oleh calon nasabah. Dengan demikian penulis tertarik untuk mendalami tentang penerapan bauran pemasaran produk-produk pada koperasi, khususnya pada koperasi simpan pinjam. Maka dengan paparan latar belakang diatas penulis memberikan judul “Penerapan Bauran Pemasaran pada Produk-Produk KSP Gradiska Kabupaten Semarang”.

  B. Rumusan Masalah

  Masalah merupakan suatu kesulitan yang perlu untuk dicarikan solusi sebagai suatu penyelesaian. Masalah dapat dikatakan sebagai suatu hambatan yang semestinya harus dilalui apabila kita dihadapkan pada suatu tantangan. Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas maka dapat saya rumuskan masalah penulisan ini sebagai berikut:

  1. Bagaimana penerapan bauran pemasaran produk pada KSP Gradiska Kabupaten Semarang.

  2. Apa saja hambatan yang terjadi pada bauran pemasaran KSP Gradiska.

  C. Tujuan dan Manfaat

  Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui penerapan bauran pemasaran produk pada KSP Gradiska Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi pada bauran pemasaran KSP Gradiska.

  Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi penulis, untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir DIII jurusan Keuangan dan Perbankan Islam pada Sekolah Tinggi

  2. Bagi KSP Gradiska, penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam bauran pemasaran produk pada khususnya.

  3. Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, penulisan tugas akhir ini sebagai tambahan referensi di perpustakaan dan memberikan informasi kepada mahasiswa jurusan Keuangan dan Perbankan Islam pada khususnya.

D. Metode Penelitian

  Atas pertimbangan tujuan penelitian, maka penulisan tugas akhir ini menggunakan tipe diskriptif. Tipe diskriptif adalah suatu penelitian yang menggambarkan secara detail tentang obyek penelitian. Dalam tipe ini penulis meneliti dengan mengamati serta mengambil sebuah data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini.

  Adapun jenis data yang digunakan adalah primer dan data sekunder.

  1. Data Primer adalah data yang diperoleh dari obyek penelitian secara langsung.

  2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung misalnya seperti laporan dan dokumen yang berkaitan dengan obyek penelitian.

  Adapun metode penulisan tugas akhir ini adalah menggunakan metode tekhnik analisa kulitatif. Tehknik analisa kualitatif adalah suatu analisa data yang diperoleh dengan diwujudkan dalam tulisan yan sistematis dan sesuai

E. Sistematika Penulisan

  Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan Pada bab ini disajikan lima pokok pembahasan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan

  Bab II Landasan Teori Dalam bab ini berisi tentang telaah pustaka dan kerangka teoritik yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir ini. Bab III Gambaran Umum Pada bab ini menyajikan gambaran umum, sejarah singkat berdirinya KSP Gradiska, profil KSP Gradiska, Struktur organisasi, pengelolaan manajemen KSP Gradiska, dan data-data diskriptif

  Bab IV Analisa Pada bab ini menyajikan analisa permasalahan yang diangkat pada rumusan masalah. Bab V Penutup Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Diambil dari hasil penelitian Tugas Akhir nama Niken Hastuti dengan

  judul ”Bauran Pemasaran pada BMT Sumber Mulia Tuntang” menyimpulkan bahwa penerapan bauran yang baik dapat ditempuh dengan cara memiliki keaneragaman produk yang bertujuan untuk mengakomodasi keinginan nasabah yang bervariasi.

  Sesuai dengan hasil penelitian Tugas Akhir nama Anik Budiyati Khomsiyah Tahun 2007 dengan judul “Strategi pemasaran produk simpanan dan pembiayaaan pada BMT Sumber Usaha Kembang Sari Tengaran” mendifinisikan pemasaran bank merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa perbankan baik produk simpanan, simpanan dan jasa-jasa bank lainnya.

  Sesuai dengan hasil penelitian Tugas Akhir nama Durotun Najiyah tahun 2005 dengan judul “Strategi Pemasaran BRI Unit Tegal Rejo terhadap Persaingan Lembaga Keuangan dan Perbankan di Wilayah Tegal Rejo” mendifinisikan pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

  Dalam menerapkan bauran pemasaran yang baik perusahaan jasa perlu memperhatikan varibel pemasaran. Penerapan bauran pemasaran diterapkan harus sesuai dengan pasar sasaran, sehingga penerapannya harus disesuaikan juga dengan lingkungan.

B. Kerangka Teoritik

  1. Pengertian Bauran Pemasaran

  Bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang terdiri dari aspek produk, harga, lokasi (distribusi), dan promosi yang diolah komposisinya menjadi ideal dan dipergunakan oleh lembaga dalam pasar sasaran untuk mencapai tujuannya (Muhammad, 2002:194).

  Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Philip Kotler, 2002:18).

  Dari kedua pemaparan dari dua pengertian bauran pemasaran tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu satu kesatuan yang harus berjalan secara terpadu dengan memperhatikan alat-alat pemasaran yaitu produk, harga, tempat, dan promosi yang bertujuan untuk mencapai kepuasan pelanggan.

  2. Variabel-Variabel Bauran Pemasaran Jasa

  Variabel-variabel bauran pemasaran jasa terdapat tujuh variabel, yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang/personal, sarana fisik/bukti fisik, dan proses. Untuk mewujudkan dari tujuh variabel itu, berkelanjutan. Sehingga akan memberikan perkembangan yang positif bagi perusahaan pada khususnya dan memberikan keuntungan bagi konsumen pengguna jasa. Dengan hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Produk

  Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling mendasar dimana harus mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek, kemasan dan purna jual harus memberikan keunggulan kompetitif dalam pasar. Dilihat dari definisi, produk menurut Philip Kotler adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.

  Sedangkan definisi produk dari segi perusahaan jasa adalah merupakan bentuk penawaran perusahaan jasa yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa dalam bentuk apa saja (baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.

  Dari produk yang ditawarkan kepada konsumen harus memenuhi beberapa syarat, baik produk yang berwujud maupun produk yang tidak berwujud. Syarat suatu produk adalah adanya atribut yang mendukungnya karena jika tidak ada atribut yang menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Adanya atribut yang melekat pada suatu produk dapat digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian atribut produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut-atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan setrategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen.

  Atribut produk terdiri dari dua jenis yaitu:

1) Atribut yang berwujud (tangiable)

  Atribut yang tidak berwujud adalah sesuatu cirri produk yang berwujud, antara lain harga, kemasan, kualitas, desain produk, label, dan warna.

  2)

  Atribut yang tidak berwujud (intangiable) Atribut yang tidak berwujud adalah ciri suatu produk yang tidak berwujud, seperti nama baik dan popularitas dari perusahaan penghasil produk tersebut. Pada umumnya atribut yang tidak berwujud juga terdapat pada pandangan atau image konsumen terhadap merek yang diberikan perusahaan. Dari definisi diatas konsumen dalam membeli produk tidak hanya sekedar melihat atribut fisik tetapi juga melihat sesuatu yang dapat memuaskan

a) Merek (Branding)

  Merek (Branding) adalah penggunaan nama, tanda, desain (atau kombinasi ketiganya) untuk membedakan suatu barang atau jasa yang dibuat oleh suatu atau sekelompok produsen dangan barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen lain (Marwan Asri 1991:231) Merek (Branding) itu sendiri mempunyai peranan yang cukup penting baik bagi pembeli (konsumen) itu sendiri mempunyai peranan yang cukup penting, baik bagi pembeli (konsumen) maupun bai penjual (produsen). Menurut Wright dan Warner berpendapat bahwa sebelum seseorang menyukai suatu barang ia akan mengalami tiga tahap kejiwaan, yaitu : Awareness, Acceptance, dan Preference, (Wright, J.S Warner, DE.S. “Advertesing”, Mc. Graw-hill Bool co, Inc, New York).

  i.

  Kesadaran (Awareness) Pada tahap permulaan ini seseorang disediakan tentang adanya sesuatu produk yang dapat memuaskan kebutuhan para calon pembeli. Pada tahap ini pembeli atau konsumen belum menentukan merek mana yang akan dipilih sebagai pemuas kebutuhan.

  ii.

  Penerimaan (Acceptence) Selanjutnya apabila orang tersebut telah mendapatkan gambaran yang luas tentang kelebihan suatu merek tertentu maka akan menerima merek tersebut dan menyimpannya dalam ingatan, pada tahap ini suatu merek akan mulai menampakkan hasil.

iii. Kesetiaan (Preference)

  Seseorang atau dapat disebut konsumen yang telah berkali- kali membeli merek tertentu dan merasakan merek tersebut, maka orang tersebut telah memiliki suatu kesetiaan kepada merek tersebut.

  Dari ketiga tahap tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tingkat pertama seseorang akan “menerima” kehadiran suatu produk, mengharapkan produk tersebut karena mampu memuaskan kebutuhannya. Dari sekian banyak merek, pembeli akan memilih merek tertentu (preference) sampai akhirnya pembeli akan “setia” (loyality) pada merek tersebut dan akan melakukan pembelian secara sinambung.

  b) Bukti Fisik Produk Menurut Fandy Tjiptono (2002), secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas "sesuatu" yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Atribut produk merupakan pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Manfaat ini kualitas, fitur (feature) dan rancangan (Kotler dan Armstrong, 2001 :354) i. Kualitas Produk

  Merupakan kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut produk lainnya (Kotler dan Armstrong, 2001 : 354). Hal ini biasanya dipandang pembeli sebagai suatu hal yang paling dirasakan langsung dan menentukan pembeli untuk memberikan pembelian secara berulang-ulang dan sinambung. ii. Fitur Produk

  Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambahkan beberapa fitur. Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. iii. Rancangan produk

  Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui rancangan produk yang berbeda dari yang lain. Rancangan yang dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk, dan memberi keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2001 : 354). Secara utuh produk atau jasa tidak hanya menyangkut fisik saja, pemakaian, pembungkusan dan perawatannya, bahkan juga sampai pada merek (yang memuaskan kebutuhan psikologis) serta kepastian tentang adanya pelayanan setelah pembelian.

b. Harga

  Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapatkan produk. Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990). Menurut Philip Kotler harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.

  Jika hal ini dikaitkan dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat kita jika waktu atau dana yang dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita sesuai dengan produk layanan yang ditawarkan.

  Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan keahlian manajemen paling banyak dibutuhkan dalam masalah penetapan harga. Bentuk pemasaran yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam penetapan harga. Oleh karena itu perusahaan jasa menetapkan harga yang paling tinggi. Akan tetapi yang perlu diperhatikan untuk akan dicapai, maka dalam menetapkan harga suatu produk harus tepat. Karena, dalam menetapkan harga yang tepat memerlukan banyak pilihan tidak saja pada intuisi, perasaan, tetapi juga harus berdasarkan informasi, fakta, dan analisis di lapangan. Dengan hal ini dalam penetapan harga diperlukan suatu teknik agar dalam penetapan harga tidak merugikan bagi perusahaan jasa. Teknik yang paling sederhana adalah menggunakan alat-alat penentuan harga yaitu mark-up dan analisis pulang pokok (Break Event Point). Mark-up yaitu metode penentuan harga dengan cara menambahkan sejumlah biaya tertentu pada penjualan untuk menambah laba. Sedangkan analisis pulang pokok adalah metode yang digunakan untuk menutupi biaya variabel dan biaya tetap.

  Setelah perusahaan jasa mengetahui harga yang sudah ditetapkan, maka perlu memperhatikan pula hal-hal sebagai berikut: 1) Persaingan dan strategi pemasaran, contohnya seperti dalam simpanan berjangka, untuk bunga simpanan 12% setahun, maka jika lembaga kita hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan berjangka dinaikkan diatas bunga pesaing, walaupun hanya berlebih 0,1%. 2) Permintaan produk sangat bergantung pada harga yang diberikan.

  Contohnya seperti dalam pembiayaan, untuk biaya administrasi yang lebih murah dibandingkan dengan pesaing, maka jika murah dengan catatan harus ada kreatifitas untuk menutupi biaya, agar dapat sesuai dengan laba yang diinginkan.

c. Tempat

  Untuk produk industri jasa place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa/Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. Tempat bukan hanya diartikan sebagai lokasi berdirinya usaha, melainkan juga didalamnya saluran distribusi yang digunakan. Saluran distribusi merupakan perangkat organisasi-organisasi yang tergantung yang terlibat dalam proses pembuatan produk/jasa yang tersedia untuk dikonsumsi.

  Dalam pemilihan tempat sangatlah penting, karena menyangkut tentang distribusi produk yang kita tawarkan kepada konsumen. Selain itu letak kantor yang strategis akan menambah satu poin untuk menarik konsumen, apalagi bagi perusahaan jasa letak kantor yang strategis adalah satu keharusan. Hal yang perlu diperhatikan pula dalam pemilihan tempat adalah sarana dan prasarana pendukung. Akan tetapi untuk memberikan tambahan sarana dan prasarana harus memberikan rasa nyaman dan aman kepada seluruh konsumen atau calon konsumen. Untuk menentukan lokasi kantor KSP ada beberapa

  1) Lokasi kantor pesaing, dalam hal ini diusahakan lebih dapat dijangkau oleh konsumen atau nasabah.

  2) Fleksibitas pengaturan lokasi dan keamanan. 3) Tersedianya fasilitas lain yang sering dikunjungi, misalnya dekat dengan pasar atau berada di tempat umum lainnya.

  4) Lokasi nasabah, seperti membuka kantor cabang yang bertujuan untuk mendekatkan konsumen dan mengembangkan jumlah konsumen.

  Akan tetapi dari pemilihan lokasi tersebut perlu diperhatikan pula bentuk gedung kantor, karena bentuk gedung memberikan andil yang cukup besar untuk meningkatkan pamor dari pada lembaga. Hal- hal yang perlu diperhatikan untuk dalam bentuk gedung adalah sebagai berikut: 1) Bentuk gedung yang berkesan bonafit.

  2) Keamanan yang terjamin. 3) Adanya lokasi parkir yang memadai. 4) Tersedianya tempat ibadah. 5) Adanya fasilitas lain seperti telepon umum. Sedangkan untuk penataan diruang gedung khusus untuk transaksi kepada nasabah perlu diperhatikan, antara lain: 1) suasana ruangan terasa nyaman dan luas. 2) Adanya dekorasi dan hiasan dalam ruangan.

  3) Tata letak meja dan kursi sesuai dengan urutan proses administrasi (Kasmir, 2003:208-211).

d. Promosi

  Promosi pada produk dan jasa pada umumnya dilakukan melalui iklan di media masa, atau televisi. Konsep kegiatan promosi secara menyeluruh meliputi advertising, sales promotion, public relation, sales trainning, marketing research & development merupakan kombinasi dari variabel-variabel periklanan, penjualan tatap muka. Promosi penjualan dan publikasi yang dilakukan perusahaan dalam upaya mengkomunikasikan produk dengan para konsumen. Promosi mencakup berbagai metode dalam berkomunikasi dengan pasar, melalui iklan, aktivitas personal selling, promosi penjualan dan bentuk-bentuk langsung dalam rangka publisitas dan komunikasi tidak langsung seperti kehumasan.

  Pada dasarnya promosi adalah arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran pemasaran. Ada empat macam kegiatan pokok dalam melakukan promosi yaitu: 1) Promosi Penjualan

  Promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peraga, pameran serta memberikan

  2) Periklanan Periklanan adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba, serta individu-individu. Fungsi periklanan yaitu: a) Memberikan informasi.

  b) Membujuk atau mempengaruhi.

  c) Menciptakan kesan.

  d) Memuaskan kegiatan sebagai alat komunikasi.

3) Personal Selling

  Personal selling adalah informasi antar individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan. Pada umumnya personal selling dipakai juga sebagai tenaga penjualan yang mempunyai fungsi sebagai berikut:

  a) Mengadakan analisis pasar

  b) Menentukan calon konsumen

  c) Mengadakan komunikasi

  d) Memberikan pelayanan

  e) Mengatur waktu

  f) Meningkatkan kemampuan diri

  g) Memajukan pelanggan i) Mendifinisi masalah j) Mengatasi masalah k) Mengalokasikan sumber-sumber

  4) Publisitas Publisitas adalah jurnal infomasi tentang seseorang, barang

  atau organisasi yang disebar luaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawasan dari sponsor.

  Keuntungan publisitas adalah sebagai berikut: a) Dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca iklan.

  b) Dapat ditempatkan pada halaman depan surat kabar.

  c) Publisitas lebih murah, karena tanpa dipungut biaya. Adapun kekurangan dari publisitas adalah: a) Hanya mendukung metode promosi yang lain.

  b) Tidak dapat menggantikan peran dan alat promosi yang lain (Navie Sophia, 2007:14-16).

e. Personil

  Personil adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan segala aktifitas perusahaan, dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua organisasi. Dalam perusahaan jasa unsur people ini bukan hanya memainkan peranan penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan jasa yang bersangkutan Secara sederhana personil adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan konsumen. Personil memiliki beberapa indikator yang menentukan jatidiri koperasi, indikator yang harus dipenuhi antar lain: 1) Penampilan petugas harus rapi dan luwes.

  2) Keramahan petugas dalam melayani nasabah

  3)

  Kecepatan dan ketepatan dalam melayani nasabah Enkosworo, Minggu, 9 Agustus 2009, pukul 19.39).

f. Bukti Fisik

  Bukti Fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen, untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk di dalam physical evidence antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, perabot/peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti buku tabungan, sampul, label, dan lain sebagainya. Selain itu atmosfir dari perusahaan yang menunjang seperti visual, tata ruang,dll.

  Bukti fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Bukti fisik memiliki beberapa indikator yang akan mempengaruhi kenyamanan nasabah dalam merasakan sarana dan prasarana yang telah disediakan koperasi, indikator itu antara lain: 1) Kondisi tempat pelayanan yang bersih dan nyaman.

  2) Kondisi ruang yang lengkap dengan sarana dan prasarana.

3) Tempat infomasi atau papan infomasi, dengan tujuan untuk

  memberikan infomasi kepada nasabah atau anggota Enkosworo, Minggu, 9 Agustus 2009, pukul 19.39).

g. Proses

  Proses mempunyai arti suatu upaya perusahaan, dalam menjalankan dan melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Untuk perusahaan jasa kerjasama antara marketing dan operasional sangat penting dalam elemen process ini, terutama dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan pelanggan (konsumen) secara cepat dan tepat.

  Dalam bauran pemasaran proses sangat diperlukan dari sebuah perenaan produk sampai finishing penjualan produk sampai kepada pembeli atau konsumen. Akan tetapi proses biasanya tidak mudah untuk dilalui sesuai dengan rencana, oleh karena itu perlu adanya dalam proses yang tidak sesuai dengan perencanaan. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa setiap proses bauran pemasaran dilakukan semaksimal mungkin agar penyimpangan dapat seminim mungkin.

  Proses pada fungsinya adalah suatu upaya perusahaan dalam melaksanakan aktivitas usahanya untuk memuaskan konsumen.

  Adapun suatu proses ada beberapa indikator yaitu: 1) Dalam prosuder setiap produk mudah dan sederhana.

2) Tingkat kualitas keluhan nasabah yang ditanggapi dengan baik

   Enkosworo, Minggu, 9 Agustus 2009, pukul 19.39).

  

BAB III

GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum KSP Gradiska KSP (Koperasi Simpan Pinjam) Gradiska adalah suatu lembaga

  keuangan non-bank yang berlatar belakang badan usaha koperasi. KSP Gradiska beralamat di Jalan Mertokusumo RT 02/08 Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Koperasi Gradiska berdiri sejak tanggal 12 Mei 2002 dengan nomor Badan Hukum 247/BH/KDH.II.I/188-4/II 2002 dan berstatus sebagai Koperasi Simpan Pinjam. Adapun ijin yang dimiliki berasal dari NPWP, TDP dan IMB.

  Dalam perkembangan sampai saat ini, KSP Gradiska memiliki dua kantor cabang dan satu kantor mikro. Dua kantor cabang beralamat di Jalan Soekarno Hatta No.32 Harjo Sari Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dan di ruko pasar Bedono Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Sedangkan kanntor mikro beralamat di Jalan Mertokusumo Rt 02/08 Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang tepatnya di gedung Gradiska lantai satu.

B. Sejarah Berdirinya KSP Gradiska

  KSP Gradiska ini sebenarnya berawal dari sekumpulan UKM-UKM di lingkungan desa Candirejo Kecamatan Tuntang yang berinisiatif untuk mempunyai wadah sebagai tempat silaturahmi dan berbagi cerita antar UKM berbeda, akhirnya berdiri koperasi simpan pinjam yang diberi nama GRADISKA dan terpilih H. Z Joko Sumpeno, SE. sebagai ketua. Dengan pertimbangan karena mantan pegawai bank yang sudah berpengalaman mengelola keuangan di lembaga perbankkan.

  Dengan Visi membantu rakyat kecil, pada tanggal 12 Mei 2002 koperasi ini mulai beroperasi. Awalnya mengumpulkan dana dari anggota yang berjumlah 50 orang sebesar lima ratus ribu rupiah untuk simpanan pokok dan simpanan wajib sebesar seratus ribu rupiah. Sejalan dengan perkembangan waktu KSP Gradiska sampai saat ini masih menunjukkan eksistensinya dalam mewujudkan tujuan koperasi yakni mensejahterakan anggotanya.

C. Profil KSP Gradiska

  KSP Gradiska dalam melayani anggotanya menerapkan pola Syari’ah (Majalah Mitra Koperasi, No.2/TH III/Mei 2007:35). Pola ini khususnya diterapkan pada produk pembiayaan, yakni dengan memperpanjang waktu pembayaran. Bila anggota benar-benar mengalami kesulitan atau ada anggota yang kurang produktif dalam pembayaran kreditnya maka KSP Gradiska lebih fleksibel. Prinsip kekeluargaan dan gotong royong juga diterapkan dalam melayani anggotanya. Dengan prinsip taresbut KSP Gradiska memberikan kemudahan bagi anggota yang membutuhkan dana.

  Kerjasama dan peyesuaian lingkungan dilakukan secara periodik kepada masyarakat. Strategi yang diterapkan untuk memberi kenyamanan bagi anggotanya adalah dengan memberikan pelayanan yang optimal dan prima

D. Struktur Organisasi KSP Gradiska

  Struktur organisasi merupakan kewajiban dari suatu organisasi atau lembaga, baik lembaga formal maupun non-formal. Sehingga tugas, tanggung jawab dan wewenang dari setiap bagian dapat diketahui dengan jelas.

  Berikut ini adalah Struktur Organisasi KSP Gradiska berdasarkan hasil Rapat Anggota Tahunan pada tanggal 7 Maret 2009.

  1. Pengurus

  Ketua : H. Z Joko Sumpeno SE.MM Sekretaris : Karmila Kusuma Wardani Bendahara : Suliyatik

  2. Pengawas Ketua : Budiyanto, SH.

  Anggota : M. Faisal Anggota : M. Setiawan Anggota : Aris Setiawan

  3. Manager : Pranoto Susilo, SE

  Berikut ini adalah bagan struktur organisasi di KSP Gradiska Kabupaten Semarang pada tahun 2009:

  Gambar 3.1: Sruktur Organisasi KSP Gradiska 2009

  Rapat Anggota Tahunan Pengawas

Ketua : Budiyanto, SH.

  Anggota : M. Faisal

Anggota : M. Setiawan

Anggota : Aris Setiawan

  Pengurus

Ketua : H. Z Joko Sumpeno SE.MM

Sekretaris : Karmila Kusuma Wardani

  Bendahara : Suliyatik Manager

  : Pranoto Susilo, SE Kepala Cabang Kepala Cabang Kepala Cabang Bag. Administrative, Teller, Bag. Pembiayaan, Bag. Lapangan

E. Pengelolaan Manajemen KSP Gradiska

  Dalam mengelola manajemen, khususnya pada manajemen strategi pemasaran, KSP Gradiska bekerjasama dan dengan penyesuaian lingkungan.

  Hal ini dilakukan dengan memberikan bantuan-bantuan secara periodic kepada masyarakat, misalnya bersih desa, yang dilakukan setiap tahun oleh masyarakat. Bahkan KSP Gradiska menjadi donatur tetap dan sponsor tunggal klub sepakbola Gradisamba yang dikelola oleh masyarakat Candirejo, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  Pola-pola tersebut merupakan salah satu strategi pemasaran dalam mengelola koperasi simpan pinjam Gradiska. Dan dalam pengelolaannya KSP Gradiska memprogram khusus untuk cadangan sosial sebasar 10% dari SHU yang di dapat setiap tahun.

  Secara tidak langsung, strategi pemasaran di atas merupakan promosi dari mulut ke mulut dan ini dianggap sebagai promosi yang efektif. Hal ini dikarenakan informasi yang masyarakat peroleh tentang kebenaran atau kebaikan KSP Gradiska berasal atau bersumber langsung dari seseorang yang pernah bekerjasama dengan KSP Gradiska. Hal demikian merupakan langkah strategis dalam pengembangan koperasi dan pola tersebut dapat dijadikan sebagai terobosan baru dalam berpromosi.

  Selain itu pengelolaan untuk mengembangkan pasar di Kabupaten Semarang, KSP Gradiska melakukan pembukaan kantor cabang, yang sampai saat ini KSP Gradiska mempunyai dua kantor cabang. Hal ini tentunya Karene tidak hanya dapat di ketahui oleh masyarakat di daerah Kecamatan Tuntang akan tetapi dapat diketahui oleh masyarakat di Kabupaten Semarang.

  Dalam perkembangannya, untuk meningkatkan SDM bagi pengelola koperasi, pihak KSP Gradiska mempunyai program pendidikan dua kali dalam setahun. Salah satunya melalui sistem pendidikan out bond. Selain itu pihak KSP Gradiska mengikutsertakan pula para pengelolanya untuk mengikuti pendidikan-pendidikan di berbagai kota yang diadakan oleh lembaga pemerintah maupun lembaga swasta.

  Strategi yang diterapkan dalam memberikan kenyamanan bagi anggotanya adalah dengan memberikan pelayanan yang optimal. Mulai dari persyaratan yang mudah dalam pengajuan pinjaman sampai pada kemudahan dalam membayar angsuran.

  Untuk meningkatkan simpanan sukarela dibuka peluang untuk mendapatkan bunga yang tinggi. Artinya para nasabah tetap bisa mendapatkan bunga walaupun masa waktunya belum ada satu bulan. System yang digunakan berbeda dengan bank, karena yang di beri pelayanan adalah anggota dan apabila mendapat SHU anggota akan menikmati di luar bunga simpanan.

  Dalam pengelolaannya KSP Gradiska selalu mengedepankan pelayanan yang prima dalam melayani anggotanya. Setiap tahun mengadakan undian pembagian hadiah untuk anggota sebagai bantuk pelayanan yang baik. Dalam hal ini system yang digunakan adalah dengan jemput bola dan dibuka pula angsuran melalui transfer bank yang dapat memudahkan para peminjam untuk

F. Perkembangan Jumlah Anggota KSP Gradiska

  Bagi lembaga keuangan mikro seperti koperasi simpan pinjam (KSP) Gradiska yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan koperasi adalah faktor penyaluran dana. Karena faktor ini sangat menentukan dalam perkembangan koperasi yang dikelola. Apalagi KSP Gradiska didirikan atas dasar kebersamaan yang diawali dari inisiatif antar UKM DI lingkungan desa Candirejo Kecamatan Tuntang dengan tujuan untuk mempunyai wadah sebagai tempat silaturahmi berbagi cerita antar UKM.

  Pada dasarnya perkembangan pengguna produk-produk KSP Gradiska tidak bisa menjadi panutan satu-satunya. Akan tetapi menjadi salah satu faktor untuk mengetahui perkembangan seberapa besar produk tersebut diminati oleh nasabah atau calon nasabah.

  Tabel 4.1 Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus

  KSP Gradiska RAT Tutup Buku Tahun 2008

  No Keterangan Tahun 2007 (Rp) Tahun 2008 (Rp)

  1. Asset yang dikelola 8.683.478.490,- 10.285.085.685,-

  2. Modal sendiri 2.164.713.131,- 2.938.378.956,-

  3. Modal Luar 1.631.454.002,- 2.505.350.291,-

  4. Pinjaman yang dikucurkan 5.000.821.150,- 5.697.957.900,-

  5. SHU 67.921.149,- 156.858.201,-

  6. Perkembangan jumlah anggota 171 orang 211 orang Sumber: Mitra Koperasi Ed 41/TH. IV/2009, Hlm. 45

  Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa segala sesuatunya mengalami perkembangan. Secara lebih jelas aset yang dikelola mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebesar rp 8,683,- miliar meningkat di tahun 2008 menjadi sebesar Rp 10,285,- miliar. Dan yang paling besar dalam peningkatannya adalah SHU yang pada tahun 2007 hanya sebesar Rp 67.921.149,- peningkatan ditahun 2008 sebesar 130% menjadi Rp 156.858.201,-. Data diatas juga menunjukkan perkembangan jumlah aggota dari tahun 2007 berjumlah 171 orang menjadi 211 orang di tahun 2008.

BAB IV ANALISIS Untuk memasarkan jasa diperlukan pemikiran yang lebih jauh bagi para

  pelaksana, dibandingkan dengan pemasaran barang. Dalam banyak perusahaan layanan jasa, khususnya jasa-jasa profesional, para penjual menganggap dirinya sebagai penghasil atau pencipta jasa, bukan sebagai pemasarnya. Akan tetapi penyebab utama yang mengakibatkan kegagalan pemasaran secara keseluruhan, ialah bahwa pucuk pimpinan banyak yang belum memahami makna sebenarnya dari pemasaran dan pentingnya pemasaran bagi keberhasilan jasa pusat informasi.

  Jasa memiliki karakteristik tersendiri, karena ciri-ciri jasa yang tidak nyata dan hanya dapat dirasakan manfaatnya, maka tugas membangun program pemasaran terpadu dalam perusahaan jasa benar-benar merupakan tantangan. Akan tetapi sebagaimana halnya dalam pemasaran produk, pimpinan perusahaan jasa harus mulai menetapkan sasaran pemasaran serta memilih pasar sasarannya.

  Kemudian pimpinan perusahaan jasa harus merencanakan dan melaksanakan strategi bauran pemasaran.

  Dalam pemasaran jasa yang penting ialah bagaimana menyalurkannya dalam cara yang tepat. Bagaimana petugas informasi, montir mobil, dokter, pengecara, guru dan pelayan bank melayani pengguna akan mempengaruhi pola pemasaran layanan jasanya di masa akan datang, karena pemasaran jasa sangat sensitif.

  Pemasaran jasa bersifat sensitif dalam menghayati kebutuhan menerus memperhatikan para penggunanya. Di samping itu para tenaga pemasar harus memiliki pengetahuan dan mengenal jasa yang akan dipasarkan.

  Keuntungannya, ia dapat memperkenalkan dan mempromosikan jasa tersebut, disamping itu pemasar dapat mengetahui siapa yang membutuhkan dan menggunakan jasa itu, hal itu ditujukan untuk dijadikan sebagai dasar penentuan target atau pasar sasaran.

  Pemasaran merupakan suatu usaha yang mutlak harus dilaksanakan setiap perusahaan jasa. Pusat informasi yang aktif/dinamis bukan menunggu yang akan datang akan tetapi menerapkan konsep jemput bola dengan melakukan komunikasi serta menggarap calon pengguna. Begitu pula yang diterapkan dalam memasarkan produk di KSP Gradiska Kabupaten Semarang.

A. Penerapan Bauran Pemasaran Produk KSP Gradiska

  Dalam pengertian koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang berkaitan dengan lembaga pembiayaan. Pada dasarnya manajemen koperasi simpan pinjam adalah menghimpun dana dan menyalurkannya. Sehingga koperasi simpan pinjam fungsinya sebagai lembaga yang fungsi utamanya adalah sebagai lembaga intermediasi. Akan tetapi sumber-sumber dana koperasi di dapat dari iuran para anggotanya dan instansi pemerintah atau lembaga keuangan lainnya.

  Pada KSP Gradiska Kabupaten Semarang dalam memperoleh sumber- sumber dananya diperoleh dari iuran para anggotanya dan pinjaman dari pihak Pinjaman dari pihak luar KSP Gradiska memperolehnya dari pihak bank.dan bantuan dari pemerintah.

  Dalam memperoleh dana, KSP Gradiska dalam melangsungkan dan mengoperasionalkannya perlu adanya suatu produk suatu jasa yang dapat memberikan laba bagi KSP Gradiska. Dengan hal ini diperlukan suatu penerapan bauran pemasaran produk yang tepat agar tujuan dari pada KSP Gradiska dapat tercapai.

  Dengan hal ini KSP Gradiska selalu berusaha memaksimalkan variabel bauran pemasaran. Berikut penerapan variabel bauran pemasaran pada KSP Gradiska.

1. Produk

  Variabel bauran pemasaran produk merupakan dasar dari bauran pemasaran sehingga variabel ini akan menjadi suatu awalan dasar bagi variabel bauran pemasaran yang lainnya. Adapun produk-produk yang dimiliki oleh KSP Gradiska adalah:

  a. Simpanan Anggota

  b. Simpanan Berjangka

  c. Pinjaman Penawaran produk KSP Gradiska kepada nasabah atau calon nasabah mempertimbangkan beberapa syarat. Syarat suatu produk adalah adanya atribut yang mendukungnya. Atribut terbagi menjadi dua yaitu atribut yang berwujud dan atribut yang tidak berwujud. Atribut produk buku tabungan yang berbentuk sederhana. Buku simpanan KSP Gradiska berukuran sedang sehingga mempermudah nasabah untuk menyimpannya dan mempermudah untuk bertransaksi. Desain grafis cover buku tabungan mencatumkan produk serta logo KSP Gradiska sehingga akan mempermudah nasabah untuk membedakan dengan produk lain. Untuk mengontrol jumlah tabungan KSP Gradiska menyediakan control tabungan yang berfungsi sebagai control tabungan secara manul. Hal ini dilakukan agar apabila sewaktu listrik padam maka dapat melayani penarikan ataupun penyetoran simpanan.

  Atribut yang tidak berwujud pada dasarnya adalah atribut yang didasarkan pada pendapat nasabah setelah menggunakan produk. Pada umumnya atribut tidak berwujud terdapat pada pandangan atau image nasabah terhadap produk.

  Untuk meningkatkan pandangan atau image nasabah maka diperlukan suatu bukti fisik produk yang meliputi kualiltas produk, fitur produk, dan rancangan produk. Dalam meningkatkan kualitas produk diperlukan suatu pelayanan yang baik. Maka KSP Gradiska menerpkan pengendalian internal terhadap produk-produknya. Tujuan dari pengendalian internal adalah sebagai berikut: a) Tujuan pengendalian Innternal Simpanan

  1) Untuk memastikan bahwa semua simpanan dan penarikan telah dibukukan.

  2) Beban-beban atas telah dihitung dan dibebankan sebagai beban tahun berjalan dengan jumlah yang tepat 3) Semua simpanan yang diterima telah dibukukan dengan jumlah yang semestinya, demikian juga pengambilan sesuai dengan jumlah yang sesungguhnya. 4) Jumlah simpanan yang tercatat di dalam buku besar konsisten dengan jumlah yang tercatast dalam buku pembantu simpanan.

  b) Tujuan Pengendalian Internal Pinjaman 1) Untuk memastikan pinjaman yang diberikan kepada anggota atau peminjam yang tepat dan membutuhkannya.

  2) Jumlah pinjaman yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peminjam untuk mengembalikan.

  3) Semua pinjaman yang diberikan terotorisasi dan tercatat. 4) Seluruh penerimaan cicilan pinjaman yang diberikan dan bunganya tercatat dalam periode yang tepat.

  5) Catatan atas pinjaman yang diberikan konsisten, antara catatan dalam buku besar dan catatan dalam buku-buku pembantu.

  6) Semua pinjaman yang diberikan dilaporkan dan disajikan dengan nilai wajar di dalam laporan keuangan.

  7) Semua pinjaman yang diberikan dapat ditagih kembali dengan jasa yang menjadi hak koperasi.

  Fitur produk adalah bersaing untuk membedakan produk koperasi simpanan sukarela dapat dijadikan sebagai jaminan pinjaman dan simpanan berjangka dapat berlau untuk perorangan maupun perusahaan atau kelompok. Sedangkan untuk produk pinjaman fitur produk yang diterapkan adalah dengan memberikan Asuransi bagi setiap peminjam.

  Rancangan produk merupakan cara lain untuk menambah nilai nasabah. KSP Gradiska menerapkannya dengan memberikan tambah pelayanan yaitu melayani pembayaran listrik secara on-line. Bagi nasabah dapat melakukannya hanya dengan memotong saldo tabungan, sehingga hal ini dapat mempermudahkan nasabah dalam pembayaran rekening listrik.

2. Harga

  Penerapan pemasaran produk simpanan KSP Gradiska dilakukan dengan cara menyesuaikan keadaan lingkungan ekonomi pasar sasaran.