STUDI KOMPARASI ANTARA FUQOHA' DAN ANGGOTA JAMAAH LDII KABUPATEN GRESIK TENTANG WANITA KARIER.

KOMPARASI ANTARA FUQAHA’ DAN ANGGOTA JAMAAH LDII
KABUPATEN GRESIK TENTANG WANITA KARIER

SKRIPSI
Oleh:
Ach. Qomaruz Zaman
NIM. C31212099

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Program Studi Hukum Keluarga
SURABAYA
2017

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini adalah hasil penelitian lapangan yang berjudul “Komparasi
Pandangan Fuqaha’ dan Anggota Jamaah LDII Kabupaten Gresik Tentang Wanita
Karier”. Skripsi ini bertujuan untuk menjawab dua rumusan masalah, yaitu: (1)
pandangan Fuqaha’ dan jamaah LDII Kabupaten Gresik Tentang Wanita Karier. (2)
Komparasi pendapat fuqaha’ dan jamaah LDII Kabupaten Gresik tentang wanita
karier.
Penelitian ini merupakan hasil penelitian yang bersifat lapangan, dengan metode
kualitatif yakni dengan data yang berupa kata-kata. Kemudian di analisis dengan
teknik depkriptif analisis dengan pola pikir deduktif untuk mendapatkan hasil yang
utuh.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa dalam pandangan jama’ah LDII
Kabupaten Gresik dilarang wanita keluar rumah untuk bekerja, sementara itu kaum
lelakinya diperbolehkan bekerja namun harus bekerja dengan sesama anggota.
Namun, larangan tersebut dibantah pengurus DPD LDII Kabupaten Gresik yang

mengatakan bahwa boleh wanita untuk bekerja diluar dan tidak ada larangan.
Hasil analisis komparasi menyimpulkan bahwa larangan yang ada di anggota
jama’ah LDII bertolak belakang dengan pendapat fuqaha’. Hal tersebut karena
wanita berhak untuk bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Larangan keluar
rumah pun tidak sesuai dengan apa yang disampaikan Nabi Muhammad bahwa
dilarang untuk mengurung wanita dalam rumah.
Sejalan dengan kesimpulan yang ada di atas, penulis memberikan saran. Pertama
untuk anggota jama’ah LDII terutama para ustadz LDII untuk mengaji ulang
larangan tersebut karena kurang sesuai dengan pandangan fuqaha’. Kedua, untuk
masyarakat umum janganlah mengurung wanita dalam rumah untuk bekerja karena
hal tersebut termasuk hak wanita untuk bekerja.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN.......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv

PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ................................................... 6
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
D. Kajian Pustaka.............................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian.......................................................................... 8
F. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 9
G. Definisi Operasional...................................................................... 9
H. Metode Penelitian ......................................................................... 10
I. Sistematika Pembahasan ............................................................... 13
BAB II: PANDANGAN FUQOHA’ DAN JAMAAH LDII KABUPATEN
GRESIK TENTANG WANITA KARIER
A. Wanita Karier Dalam Pandangan Fuqaha’ ....................................... 15
vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


B. Wanita karier Dalam Pandangan Jamaah LDII Kabupaten Gresik ...... 30
BAB III: PROFIL JAMA’AH LDII KABUPATEN GRESIK
A. Deskripsi LDII Kabupaten Gresik ................................................... 36
1. Sejarah LDII ............................................................................. 36
2. Profil LDII Kabupaten Gresik .................................................... 43
B. Pandangan Jama’ah LDII Terhadap Wanita Karier ........................... 45
1. Pendapat kontra jama’ah LDII kababupaten Gresik tentang wanita
karir ......................................................................................... 46
2. Pendapat pro jama’ah LDII kababupaten Gresik tentang wanita
karir ......................................................................................... 49
BAB IV: KOMPARASI ANTARA PANDANGAN FUQAHA’ DAN JAMAAH
LDII TENTANG WANITA KARIER
A. Pandangan Fuqaha’ Tentang Wanita Karier ..................................... 52
B. Pandangan Jamaah LDII Tentang Wanita Karier .............................. 53
C. Komparasi Antara Pandangan Fuqaha’ dan Jamaah LDII Tentang
Wanita Karier ............................................................................... 55
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 61
B. Saran ............................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Wanita dinamakan Al jins Al lat}if> , satu jenis manusia yang halus:
memiliki kehalusan perasaan, kehalusan cara berfikir, kehalusan susunan
badan, kehalusan gerak gerik, dan keindahan. 1 Kehalusan tindakan dengan
beberapa kekurangan yang harus diatasi dan diperbaiki. Kekurangan yang
dimaksud diantaranya adalah mudah terpengaruh. Meskipun terdapat sifatsifat positif yang sangat berguna dan diperlukan bagi kesejahteraan
kehidupan manusia. 2 Bahkan semua agama mempunyai perhatian yang
spesifik terhadap wanita.Dalam Al-Quran terdapat sebuah surat yang diberi
nama͆surat wanita͇ (An-Nisa>’) yang terdiri dari 176 ayat disamping itu
terdapat ayat-ayat dalam surat lain yang membahas tentang wanita dari
onjektif sampai objektif.3
Islam memandang wanita dari sudut pandang keimanan sebagai individu

anggota umat yang dikaitkan dengan individu yang lain dengan ikatan
akidah. Yang dimaksud ikatan akidah ini adalah sebuah ikatan yang
membentuk gerakan politik yang berperan sebagai motor penggerak aktifitas
umat dengan tujuan mewujudkan syariat yang menjadi hukum umat. Allah
1

Abdullah A.Djawas, Dilema wanita karir menuju keluarga sakina, (Yogyakarta: Ababil, 1996),
102.
2

St. Rogayah Buchorie, Wanita Islam (secara perjuangan kedudukan dan peranannya), (Bandung:
Baitul hikmah, 2006), 4.
3

Abdullah A. Djawas, Dilema wanita karir menuju keluarga sakina, (Yogyakarta: Ababil, 1996),
9.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


2

memberikan peran kepada suami sebagai pemimpin rumah tangga,
sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 34 yang berbunyi:

‫على ع وب اأنفقوامنأموال فالصّالحات‬
‫ال ّجالق ّوامونعلىالنّساءب اف َّللّ ع‬
‫قانتاتحافظاتللغي احفظاللّ والَتيتخافوننشو هنّفعظوهنّواهج هنّفيال اجع‬
‫اض بوهنّفإنأ عنك فَت غواعلي نّس يَإنّاللّ كانعلياك ي ا‬
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi

Maha Besar.4
Disamping itu peran istri adalah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga
yang bertanggungjawab di bawah kepemimpinan suami. Namun dengan
bekerjanya wanita di luar rumah berarti wanita telah mencampuri apa yang
melampaui apa yang menjadi kekhususan laki-laki dan menghilangkan
peranan dan kepemimpinan atas wanita. Dan Allah selalu menyerukan agar
wanita tetap dirumah, sebagaimana firman-Nya dalam Quran Surat Al-

Ahzab ayat 33 yang berbunyi:

‫في بيوتك ّن ات ّجن ت ّ ج الجاهليّة اأ لى أق ن الصَّ آتين‬
‫ق‬
‫ال ّزكا أ عن اللّ و سول إنّ اي يداللّ لي ه عنك ال ّ جسأهَل يتويط ّ ك تط ي ا‬
Artinya: dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu
dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-

4

Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemah Al-Hikmah, (Bandung: Diponegoro, 2008), 84.


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.͇5
Akan tetapi dengan melesatnya arus globalisasi, pendidikan wanita
mulai diperhatikan, tidak jarang kita melihat kecerdasan wanita yang
melebihi laki-laki. Selain ditunjang pendidikan, kini kaum wanita telah
menanamkan kesadaran dan kemandirian. Dari sinilah kaum wanita mulai
bersaing dengan kaum laki-laki. Lapangan kerja yang dimasuki wanita
hampir tidak ada bedanya dengan laki-laki. 6 Namun disamping itu ada
sebagian masyarakat yang mempunyai pandangan bahwa seorang wanita
tidak perlu mendapatkan pendidikan yang tinggi karena pada akhirnya tugas
mereka hanya dalam ranah domestik, yakni dalam ranah rumah tangga.7
Sejalan dengan peranan seorang perempuan di dalam rumah tangga
sebagai salah satu orang yang memiliki andil dalam menciptakan generasi
yang berkualitas hingga nantinya akan membawa sebuah kemajuan bagi
negara, terdapat sebuah organisasi politik Islam. Organisasi politik Islam ini

berjuang keras agar Islam menjadi pusat tatanan dalam segala lini kehidupan.
Organisasi ini adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Gerakan ini
merupakan fenomena keagamaan yang sempat menjadi bahan pembicaraan

5

Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemah Al-Hikmah, (Bandung: Diponegoro, 2008), 422.

6

M. Quraish Shihab, Perempuan: Dari Cinta Sampai Seks, Dari Nikah Mutah Sampai Nikah
Sunnah, dari Bias Lama Sampai Bias Baru, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), 108.
7

Abdul Mustaqim, Paradigma Tafsir Feminis: Membaca Al-Quran Dengan Optik Perempuan,
Studi Pemikiran Riffat Hassan Tentang Isu Gender Dalam Islam, (Yogyakarta: Logung Pustaka,

2008), 15.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


4

masyarakat pada tahun 1979. Ajaran-ajarannya yang dianggap jauh berbeda
dengan ajaran Islam yang sebenarnya.8
LDII merupakan salah satu organisasi yang terkenal eksklusif. Eksklusif
adalah sikap yang memandang bahwa keyakinan, pandangan, pikiran dan
prinsip diri sendiri yang paling benar, sementara keyakinan, pandangan,
pikiran dan prinsip yang dianut orang lain salah, sesat dan harus
dijauhi.Penyelenggaraan pengajian-pengajiannya dilakukan secara tertutup,
tidak terbuka seperti layaknya pengajian-pengajian biasa yang sering kita
lihat di masjid-masjid. Untuk menjadi anggota ini harus di baiat atau sumpah
janji lebih dahulu. Anggota dari kelompok ini terkenal tidak dapat
bekerjasama dengan kelompok lain yang tidak sealiran, yang akibatnya
mereka kurang bersifat terbuka. Sehingga mereka tidak bisa bersosialisasi
dengan masyarakat selain komunitasnya.
Meskipun organisasi ini berlandaskan Al-Quran dan Al-hadits akan
tetapi banyak yang beranggapan bahwa sikap dari kelompok ini berbeda
dengan kelompok organisasi yang lain. Karena dotrin keagamaan yang
dikembangkan komunitas ini terlalu keras, maka LDII dianggap meresahkan
masyarakat. seperti halnya menganggap golongan mereka saja yang nanti
pasti masuk surga. Bahkan katanya pastimasuk surga. Golongan mereka
sampai menganggap orang selain golongannya najis dan kafir. Keresahan
masyarakat itu timbul dikarenakan anggota LDII tidak mau berhubungan

8

Bambang Irwan Hafiluddin, dkk, Bahaya Islam Jamaah Lemkari-LDII, (Jakarta: LPPI, 1998),
161.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

selain dengan komunitasnya sendiri. Misalnya, apalagi ada muslim lain
selain golongannya sholat di masjid mereka, maka bekasnya langsung
dibersihkan. Dari sini maka timbul dalam pikiran masyarakat bahwa
komunitas LDII adalah organisasi tertutup karena anggotanya tidak mau
melaksanakan kegiatan bersama dengan muslim lain selain komunitasnya.
Di samping permasalahan muamalah, salah satu tema yang menjadi
sorotan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) adalah kedudukan wanita
sebagai pekerja atau wanita karier di hadapan syariah. Dalam pandangan
LDII, Islam tidak sepenuhnya melarang wanita untuk bekerja. Wanita boleh
bekerja di luar rumah ketika tidak ada sama sekali yang menafkahinya,
sehingga bekerja adalah jalan satu-satunya agar bertahan hidup karena
keadaan tersebut termasuk dalam keadaan darurat. Sedangkan di dalam
syariat Islam sendiri mempunyai kaidah Fiqiyah sebagai landasan
peraturanorganisasi LDII. Organisasi tersebut juga memberi batasan untuk
wanita yang berkarir di luar rumah, untuk menghindari fitnah mereka hanya
memperboolehkan wanita berkarir atau bekerja kepada orang-orang yang
mereka yakini tidak akan berbuat dzalim atau zina, dalam hal ini mereka
mempercayai hanya dalam lingkup anggota organisasinya sendiri yakni
LDII, diluar kelompok organisasi tersebut mereka melarang bahkan
mengharamkannya.
Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik
untuk meneliti pandangan para aktivis LDII khususnya di Kabupaten Gresik
tentang pendapat mereka mengenai peran wanita yang bekerja diranah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

publik, khususnya para wanita yang termasuk dalam kelompok mereka
melalui penelitian yang berjudul ͆ Studi komparasi antara fuqoha’ dan
jamaaah LDII kabupaten Gresik tentang wanita karier”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka penulis
dapat mengidentifikasi masalah antara lain, yaitu:
1. Pandangan tentang wanita dari sudut keimanan
2. Peran ganda wanita sebagai istri, ibu, pengatur rumah tangga dan wanita
karir.
3. Pandangan Jamaah LDII Kab. Gresik tentang wanita karir
4. Pandangan Fuqoha’ tentang wanita karier
Berdasarkan indentifikasi permasalahan yang muncul diatas, maka untuk
membatasi permasalahan agar tidak melebar, penulis merumuskan batasanbatasan sebagai berikut:
1. Pandangan jamaah LDII Kabupaten Gresik tentang wanita karir.
2. Pandangan Fuqoha’ tentang wanita karier.

C. Rumusan Masalah
Dari pemaparan identifikasi dan batasan masalah maka penulis dapat
merumuskan beberapa permasalahan yang pokok sebagai berikut:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

1. Bagaimana pandangan Fuqoha’ dan jamaah LDII Kabupaten Gresik
tentang wanita karier?
2. Bagaimana komparasi antara Fuqoha’ dan jamaah LDII Kabupaten Gresik
tentang wanita karier?

D. Kajian Pustaka
Bagi penulis dirasa sangat penting untuk memberikan pemaparan terlebih
dahulu terkait dengan penelitian serupa yang telah ada sebelumnya. Hal
tersebut agar dapat mengetahui dan lebih memperjelas kembali bahwa
penelitian ini memiliki perbedaan. Adapun penelitian terdahulu sebagai
berikut:
Skripsi yang disusun oleh Ziadatun Ni’mah (2009), dengan judul “Wanita
Karir Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Pandangan K>H. Husein
Muhammad)” yang dalam

skripsi ini lebih menekanan pada pandangan

Husein Muhammad yang menilai bahwa wanita karir itu aadalah wanit yang
mandiri. Ziadatun Ni’mah menambahkan wanita dan pria yang sudah dewasa
berhak bekerja dimana saja.9
Selanjutnya Rasyidah Fathina (2010), dengan judul “Pandangan Aktivis
Tentang Perempuan Yang Bekerja Disektor Publik” dalam skripsi ini
menekankan pandangan aktifis HTI yang membolehkan wanita bekerja

9

Ziadatun Ni’mah , “Wanita Karir Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Pandangan K>H. Husein
Muhammad)” (Skripsi-UIN Kalijaga, Yogyakarta, 2009).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

disektor publik dengan syarat-syarat tidak melalaikan tugasnya sebaga ibu
rumah tangga dan mendapat izin dari suami.10
Karya Junaidi (2009), dengan judul “Upaya Mewujudkan Keluarga
Sakinah Dalam Keluarga Karir (Studi Pada Dosen Wanita Fakultas
Humaniora dan Budaya UIN Malik Ibrahim)” dalam skripsi ini penulis
mencoba menjelaskan upaya-upaya dosen wanita fakultas Humaniora dan
Budaya UIN Malik Ibrahim untuk mewujudkan keluarga sakinah dalam
keluarga karir salah satunya dengan cara tetap berkomunikasi. 11
Karya Heri Purwanto (2010), dengan judul “Wanita Karir dan Keluarga
(Studi Atas Pandangan Anggota DPR Yogyakarta Tahun 2004-2010)” dalam
skripsi ini penulis menekankan anggota dewan perempuan tentang
membolehkannya seseorang sebgai wanita karir. Keterwakilan perempuan di
parlemen sangat dibutuhkan dengan menyuarakan aspirasi perempuan.12
Penelitian yang membahas tentang wanita karir telah banyak dijumpai
pada karya-karya tulis ilmiyah dalam bentuk skripsi. Namun setelah meneliti
kajian pustaka tersebut maka penelitian ini memiliki sudut bahasan yang
berbeda dari yang lain. Penulis lebih memfokuskan pada jamaah LDII
tentang wanita karir yang akan dikeas melalui penelitian dengan judul “Studi

10

Rasyidah Fathina, “Pandangan Aktivis Tentang Perempuan Yang Bekerja Disektor Publik”
(Skripsi-UIN Malik Ibrahim, Malang, 2010).
11

Junaidi, “Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Dalam Keluarga Karir (Studi Pada Dosen
Wanita Fakultas Humaniora dan Budaya UIN Malik Ibrahim)” (Skripsi-UIN Malik Ibrahim,
Malang, 2009).
12

Heri Purwanto, “Wanita Karir dan Keluarga (Studi Atas Pandangan Anggota DPR Yogyakarta
Tahun 2004-2010)” (Skripsi- UIN SunanKalijaga, Yogyakarta, 2010).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

komparasi antara fuqoha’ dan jamaaah LDII kabupaten Gresik tentang
wanita karier”.

E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah maka penelitian ini memiliki beberapa
tujuan, antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pandangan jamaah LDII Kabupaten Gresik tentang
wanita karir.
2. Untuk mengetahui pandangan Fuqoha’ tentang wanita karir

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menambah wawasan serta sebagai kontribusi dalam
pengembangan

keilmuan khususnya dalam bidang hukum Keluarga

Islam yang lebih dispesifikkan tentang pandangan jamaah LDII
Kabupaten Gresik terkait wanita karir yang dikaitkan dengan hukum
Islam.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai solusi terhadap
problematika yang muncul di masyarakat tentang perbedaan pandangan
wanita karir menurut hukum Islam.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

G. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya kerancauan dan perbedaan pemahaman
terhadap pokok bahasan skripsi yang berjudul ͆ Studi komparasi antara
fuqoha’ dan jamaaah LDII kabupaten Gresik tentang wanita karier ͇
,terlebih

dahulu

penulis

menjelaskan

variabel

penelitian

untuk

mempermudah pemahaman terhadap isi pembahasan yang dimaksud, di
antaranya:
1. Komparasi : Pebandingan pandangan antara jamaah LDII dan fuqoha’
2. Fuqoha’ : Ulama kontemporer maupun klasik dalam hal ini ulama
kontemporer menggunakan pandangan yusuf qordawi dan quraish sihab
3. Wanita karier : Perempuan dewasa yang berkecimpung dalam kegiatan
profesi (usaha, perkantoran, dsb).

H. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan
dengan masalah tertentu yang diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan
selanjutnya dicari cara penyelesaiannya.13
1. Data yang dikumpulkan
Sesuai permasalahan di atas, maka beberapa data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari:
13

Wardi Bahtia, Metodologi Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 2001), 1.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

a. Data tentang pandangan jamaah LDII Kab. Gresik terhadap wanita
karir
b. Data tentang pandangan jamaah LDII Kab. Gresik terhadap wanita
karir
2. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan sebagai bahan rujukan
pencarian data, yaitu berupa dua hal antara lain:
a. Sumber Data Primer
Sumber primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi
yang dicari.14 Dalam penelitian ini data yang diperoleh berdasarkan
pandangan jamaah LDII Kab. Gresik terhadap wanita karir.
b. Sumber Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari sumber yang telah ada atau data
tersebut sudah tersedia yang berfungsi untuk melengkapi data
primer.15
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Interview

Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dengan pelaku dalam
14

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogykarta: Pustaka Pelajar, Cet. IV, 2003), 91.

15

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-PRESS, Cet. III, 2008), 101.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

tanya jawab. 16 Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dan
tanya jawab dengan pengurus DPD dan jamaah LDII Kab. Gresik.
b. Studi Literatur
Merupakan suatu kegiatan mengumpulkan dan memeriksa
informasi atau keterangan yang berhubungan dengan bahasan
penelitian.17 Penulis menggunakan metode pengumpulan data melalui
telaah buku-buku, karya tulis ilmiah berupa skripsi dan jurnal, serta
naskah dokumen.
4. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data meliputi kegiatan sebagai berikut:18
a. Editing, adalah pengecekan data yang telah dikumpulkan, karena
kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data terkumpul itu
tidak

logis

dan

meragukan.

Tujuan

editing

adalah

untuk

menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di
lapangan dan bersifat koreksi. Pada kesempatan ini, kekurangan data
atau kesalahan data dapat dilengkapi atau diperbaiki baik dengan
pengumpulan data ulang atau pun dengan interpolasi (penyisipan).
b. Organizing, yaitu mengatur dan menyusun data-data yang diperoleh
dalam

kerangka

paparan

yang

direncanakan

kemudian

dikonfirmasikan dengan rumusan masalah.
16

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT. Adi Mahasatya, 2002), 132.

17

Syamsuddin, Operasional Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 101.

18

M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Gralia
Indonesia, 2002), 121.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

5. Teknik Analisis Data
Teknik yang dipakai dalam analisis adalah dengan menggunakan
metode deskriptif analitis, yaitu teknik yang diawali dengan menjelaskan
dan menggambarkan data hasil penelitian yang diperoleh penulis dari
lapangan dengan perbandingan data atau bahan pustaka yang berkaitan
dengan masalah yang diangkat.
Teknik pola Deduktif, yaitu pola berfikir yang didasarkan pada
penarikan kesimpulan dari data penelitian yang telah diambil dari
pengertian umum yang bersumber dari Hukum Islam yang berkaittan
dengan masalah wanita karir, selanjutnya dikemukakan kenyataan
yang bersifat khusus mengenai tinjauan hukum Islam terkait
pandangan jamaah LDII Kab. Gresik.

I. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman skripsi ini, maka
penulis perlu menyusun sistematika pembahasan agar penulisan skripsi
terarah dan menjadi suatu gambaran umum mengenai isi skripsi. Penulisan
skripsi ini penulis bagi menjadi lima bab, yaitu:
Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang menguraikan
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Bab kedua, merupakan pandangan fuqoha’ tentang wanita karier
serta kedudukannya yang meliputi pengertian wanita , hak dan kewajiban
wanita , pengertian wanita karir.
Bab ketiga, menguraikan data hasil penelitian, meliputi profil
organisasi LDII Kab. Gresik, pandangan jamaah dan pengurus DPD LDII
Kab. Gresik tentang wanita karir.
Bab keempat, pemaparan analisis studi komparasi antara fuqoha’
dan jamaah LDII kabupaten Gresik tentang wanita karir
Bab kelima yakni memuat kesimpulan, yang merupakan rumusan
jawaban yang ringkas atas masalah yang dipertanyakan dalam penelitian,
serta saran-saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
PANDANGAN FUQOHA>’ TENTANG HAK DAN KEDUDUKAN WANITA
KARIER

A. KEDUDUKAN WANITA DALAM PANDANGAN FUQOHA’
Islam sangat memuliakan wanita, al-qur’an dan hadis memberikan
perhatian yang sangat besar serta kedudukan yang terhormat kepada
wanitaBaik dia sebagai istri, ibu, anak, saudara ataupun peran lainnya, begitu
pentingnya hal ini, Allah mewahyukan sebuah surat dalam al-qur’an kepada
Nabi Muhammad Saw yang di beri nama surat al-Nisa>’, sebagian besar surat
ini membicarakan persoalan yang berhubungan dengan kedudukan, peran dan
hak-hak wanita.1
Abdul Aziz Dahlan mengatakan bahwa wanita dan pria mempunyai tabiat
kemanusiaan yang sama. Mereka dianugrahi potensi kemanusiaan yang sama
oleh Allah SWT, sehingga dapat melakukan kegiatan masing masing dan
memikul tanggung jawab.2
Dalam Islam wanita memilik kedudukan yang sama dengan pria, baik
sebagai hamba allah maupun khalifah di muka bumi.Namun bukan berarti
wanita di berikan kedudukan yang sama persis dengan kaum pria. Islam tetap

1
2

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, Jilid 2, (Jogjakarta: Lkis, 1997), 1923.
Ibid, Jilid 2, 1920

16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

mengatur adanya perbedaan yang bijaksana antara kaum pria dan wanita.
Antara lain dalam hak talak.3
Islam menjunjung tinggi derajat wanita, ia ditempatkan pada posisi yang
sangat terhormat, tidak ada yang boleh menghinanya. Untuk menjaga
kesucian serta ketinggain derajat dan martabat kaum wanita, maka dalam
kehidupan sehari hari Islam memberiakn tuntunan dengan ketentuan hukum
Islam sebagai batasan dan perlindungan.4
Dalam kedudukan wanita ada beberapa orang yang beranggapan
kedudukan wanita berbeda dengan pria. Padahal setelah di telaah di atas dan
buktikan dengan ayat di atas kedudukan wanita dengan pria dalam Islam
adalah sama.
Isu yang sering di bahas adalah tentang hak kerja wanita, hak kerja
menjadi isu yang penting di lihat dalam Islam karena di di ketahui ada
larangan wanita keluar rumah kecuali ada hal yang di perlukan. St. Rogayah
tidak mengerti alasan pelarangan tersebut. Sebenarnya tingkat keterikatan
wanita dengan rumah tangga merupakan masalah sosial yang bentuknya
bervariasi sesuai dengan kondisi wanita dan kondisi masyarakatnya.5
Akan tetapi ada juga dalil lain dan fakta sejarah bahwa wanita di
perbolehkan memiliki karier atau bekerja di luar rumah. Sub bab berikutnya
akan menjelaskan bagaimana fiqih memandang wanita karier

3

St. Rogayah Bucharie, Wanita Islam: Sejarah Perjuangan, Kedudukan dan Peranannya,
(Bandung: Baitul Hikmah, 2006), 81.
4
Ibid, 85.
5
Ibid, 48.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

B. WANITA KARIR DALAM PANDANGAN FUQOHA’
Sebelum mengetengahkan ketentuan hukum Islam terhadap wanita karier,
Abdul Halim Abu Syuqqah merasa perlu mengingatkan dua masalah yang
sangat penting. Pertama mengenai pandangan yang salah yang berkembang
pada zaman sekarang. Kedua mengenai penelitian ilmiah yang sangat di
perlukan untuk mengarahkan karir wanita. Mengenai masalah pertama penulis
tekankan bahwa pandangan yang salah tentang karir wanita sebagaimana
mereka yang mengatakan bahwa karir itu sangat penting bagi wanita agar dia
dapat mewujudkan dan mengembangkan kepribadiannya. Meraka salah dalam
masalah ini sebab wanita dapat saja mewujudkan dan mengembangkan
kepribadiannya, walaupun hanya melalui pekerjaan sebagai ibu rumah tangga
dengan sedikit keterlibatan dalam bidang sosial atau politik. Hal ini jelas tidak
akan berbenturan dengan profesi lain yang mungkin dia jalani.6
Pada wanita yang bekerja mereka dihadapkan pada banyak pilihan yang
ditimbulkan oleh perubahan peran dalam masyarakat, di satu sisi mereka harus
berperan sebagai ibu rumah tangga yang tentu saja bisa dikatakan memilki
tugas yang cukup berat dan sisi lain mereka juga harus berperan sebagai
wanita karir. Wanita dan laki-laki kini telah masuk dalam lapangan persaingan
yang sangat ketat. Wanita berlomba lomba menguasai wilayah kerja kaum
laki laki.7

6

Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita, Chairul Halim, Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1997), 46.
7
Abdullah A. Djawas, Dilema Wanita Karier (Menuju Keluarga Sakinah), (Yogyakarta: Ababil,
1996), 37.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Sebenarnya, usaha (kiprah) kaum wanita cukup luas meliputi berbagai
bidang, terutama yang berhubungan dengan dirinya sendiri, yang diselaraskan
dengan Islam, dalam segi akidah, akhlak dan masalah yang tidak menyimpang
dari apa yang sudah digariskan atau ditetapkan oleh Islam.8
Harus di akui Allah Ta’ala menciptakan laki-laki dan wanita dengan
karakteristik yang berbeda. Secara alami ( sunnatullah), laki-laki memiliki
otot-otot yang kekar, kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang berat,
pantang menyerah, sabar dan lain-lain. Cocok dengan pekerjaan yang
melelahkan dan sesuai dengan tugasnya yaitu menghidupi keluarga secara
layak.9
Sedangkan bentuk kesulitan yang dialami wanita yaitu: Mengandung,
melahirkan, menyusui, mengasuh dan mendidik anak, serta menstruasi yang
mengakibatkan kondisinya labil, selera makan berkurang, pusing-pusing, rasa
sakit di perut serta melemahnya daya pikir.10
Oleh karena itu, agama Islam menghendaki agar wanita melakukan
pekerjaan/karir yang tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannya dan
tidak mengungkung haknya di dalam bekerja, kecuali pada aspek-aspek yang
dapat menjaga kehormatan dirinya, kemuliaannya dan ketenangannya serta
menjaganya dari pelecehan dan pencampakan.11

8

Ibid, 38.
Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi, Fikih Perempuan (Muslimah): Busana dan Perhiasan,
Perhormatan atas Perempuan, Sampai Wanita Karier, Yessi HM. Basyaruddin, (Jakarta: Amzah,
2005), 59.
10
Ibid.
11
Ibid. 60.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Sebenarnya Agama Islam telah menjamin kehidupan yang bahagia dan
damai bagi wanita dan tidak membuatnya perlu untuk bekerja di luar rumah
dalam kondisi normal. Islam membebankan ke atas pundak laki-laki untuk
bekerja dengan giat dan bersusah payah demi menghidupi keluarganya.12
Sedangkan, ketikasi wanita tidak atau belum bersuami dan tidak di dalam
masa menunggu (‘iddah) karena diceraikan oleh suami atau ditinggal mati,
maka nafkahnya dibebankan ke atas pundak orangtuanya atau anak-anaknya
yang lain.13
Bila si wanita ini menikah, maka sang suamilah yang mengambil alih
beban dan tanggung jawab terhadap semua urusannya. Dan bila dia diceraikan,
maka selama masa ‘iddah (menunggu) sang suami masih berkewajiban
memberikan nafkah, membayar mahar yang tertunda, memberikan nafkah
anak-anaknya serta membayar biaya pengasuhan dan penyusuan mereka,
sedangkan si wanita tadi tidak sedikit pun dituntut dari hal tersebut.Selain itu,
bila si wanita tidak memiliki orang yang bertanggung jawab terhadap
kebutuhannya, maka negara Islam yang berkewajiban atas nafkahnya dari
Baitul Mal kaum Muslimin.14
Yusuf al-Qardhawi dalam tulisannya mengatakan tentang wanita karier,
beliau membagi menjadi dua golongan. Pertama, golongan yang melarang
secara mutlak untuk wanita keluar rumah dengan alasan apapun. Kedua,
golongan yang membolehkan secara bebas wanita untuk keluar rumah. Yusuf

12

Ibid. 60.
Ibid. 62
14
Ibid. 63.
13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

al-Qardhawi menganggap bahwa alasan yang dipakai oleh kedua golongan
tersebut terkesan menggunakan hadis yang dianggap oleh kritikus hadis
sebagai palsu. Dengan pernyataan diatas, Yusuf al-Qardhawi memposisikan
pendapatnya di antara keduanya dengan tetap membolehkan wanita keluar
rumah tapi dengan adanya persyaratan-perdengan tetap membolehkan wanita
keluar rumah tapi dengan adanya persyaratan-persyaratan.15
Imam Hanafi menegaskan bahwa, manakala istri adalah seorang wanita
pekerja dan tidak menetap di rumah, maka dia tidak berhak atas nafkah
manakala suaminya memintanya tetap tinggal di rumah tetapi si istri tidak
mau. Pendapat ini sejalan dengan pendapat yang ditegaskan oleh madzhabmadzhab lainnya yang menyatakan ketidak bolehan istri keluar rumah tanpa
izin suami. Bahkan imam Syafi’i dan Hambali lebih menegaskan lagi dengan
mengatakan bahwa, kalau istri keluar rumah dengan izin suami tapi demi
kepentingannya sendiri, maka gugurlah hak nafkah untuknya.16
Imam Hanafi juga membolehkan wanita menduduki jabatan hakim dalam
masalah perdata dan tidak membolehkannya dalam masalah jinayah. Menurut
jumhur ulama’,tidak boleh wanita menduduki jabatan kepemimpinan dan
politik.17 Hal ini disandarkan pada firman Allah :

ُ‫عض َ ب َ ا أَنفَقوا من‬
ُ ‫َ َبع َ مُ َع َى َب‬
ُّ ‫ّل‬
َُ َ‫ّجا ُ قَ ّوامو َُ َع َى ال ّ َساءُ ب َ ا ف‬
َ ‫ ال‬
ّ َ‫ظ‬
َُ‫َُ َ الاتي تَ َ افُن‬
ُ ‫أَم َوال مُ فَالصّال َحا ُ قَانتَا ُ َحافظَا ُ ل َغيبُ ب َ ا َحف‬
15

Yusuf Qardhawi, Fatwa Fatwa Kontemporer,(Jakarta: Gema Insani Press 1995) 654.
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Madzhab, Masykur AB, Et.Al., (Jakarta: PT Lentera
Basritama, 2001), 235.
17
Ibid, 345
16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

ُ‫ُفي‬

ُ‫ُ َ اهج ه ّن‬
ُّ ‫ُفَعظوه‬
‫ن‬
ُّ ‫نشو َ ه‬
‫ن‬
‫ال َ َ اجع َواض بوه ّفَإنأَ َع َ فَاتَ غوا َع َي ّ َس ياإنّال ّ َ َ انَ َع ًيا َك ي ً ا‬

Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,
oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki)
atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka
wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya,
maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur
mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu,
maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.18

Namun dalam buku “Wawasan Al-Qur’an” Quraish Shihab memahami
ayat tersebut dengan adanya prinsip pembagian pola kerja yang di tetapkan
agama tidak menjadikan salah satu pihak bebas dari tuntutan,minimal dari
segi moral, untuk membantu pasangannya.19
Menurut Quraish Shihab keterlibatan wanita dalam pekerjaan pada awal
Islam juga turut membenarkan bahwa wanita aktif dalam bebagai aktifitas.
Para wanita boleh bekerja dalam berbagai bidang, di dalam atau di luar rumah
baik secara mandiri atau bersama orang lain, dengan lembaga pemerintah
maupun swasta, selama mereka dapat mmemlihara agamanya, serta dapat
menghidari dampak dampak negatif.20

C. HAK WANITA UNTUK BERKARIER MENURUT FUQAHA’

18

Surat Al-Nisa>’ ayat 34.
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an..., 310.
20
Ibid.

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Walaupun terdapat perbedaan antara pria dan wanita, baik itu secara fisik
maupun psikis, namun sudah sewajarnya jika wanita mempunyai hak dalam
bekerja atau berkarier disamping itu pemeliharaan dan pembimbingan anak
sangat di butuhkan dari seorang wanita sebagai ibu.21
Di antara hak hak wanita secara umum di tunjukan dalam surat an-Nisa>’
ayat 32:

Artinya: dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan
Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.
(karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka
usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka
usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.22
Dan, Di antara hak wanita ialah hak keluar rumah atau bekerja. wanita
mempunyai hak untuk bekerja, selama ia membutuhkannya, atau selama
pekerjaan itu membutuhkannya dan selama norma agama tetap terpelihara.23
Tentang kebolehan wanita keluar rumah, Islam telah menjelaskan bahwa
boleh keluar rumah jika dalam hal-hal yang diperbolehkan seperti adanya
hajat. hal tersebut sesuai dengan hadis nabi yang diriwayatkan oleh imam
bukhori yang berbunyi

َُ ‫َح ّثَ َاُفَ َ ُبنُأَبيُال َ غ َ اءُ َح ّثَ َاُ َع ُيُبنُُمس ُعَنُه َشا ُعَنُأَبيهُعَنُعَائ َش‬
ّ َ ُ ‫يا ُفَ َ آهَاُع َ ُفَ َع َ فَ َاُفَقَا َ ُإنّك‬
ً َ‫قَالَت َ َ َجت ُ َسو َ ُب ت ُ َ م َع َ ُل‬
ُ‫َ ُ َياُ َسو َ ُ َما‬
ّ ّ ‫ُص‬
ُ‫ك ُلَه ُ َ ه َو ُفي‬
َ ‫ىَُ ُ َع َيه ُ َ َس ّ َم ُُفَ َ َك َ ُ َ ل‬
َ ‫تَ فَينَ ُ َع َي َاُفَ َ َج َعت ُإلَىُال ّ ّي‬
21

Ibid.
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Departemen Agama, 2010), 208.
23
M. Qurais Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat,, (Bandung: Mizan, 1998), 275.
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

ّ َ ‫شىُ َ إ ّ ُفيُ َي ُلَ َع قًاُفَأَن َز‬
ّ ‫حج َ تيُ َيتَ َع‬
ُ َ َ‫َُ ُ َع َيه ُفَ ف َع ُ َع ه ُ َ ه َو ُ َيقو ُقَ ُأ‬
ّ
ُّ ‫َُلَ ّنُأَ ُتَ جنَ ُل َح َوائج‬
‫ن‬
Telah menceritakan kepada kami Farwah bin Abu Al Maghra` Telah
menceritakan kepada kami Ali bin Mushir dari Hisyam dari bapaknya dari
Aisyah ia berkata; Pada suatu malam, Saudah binti Zam'ah keluar, lalu
Umar pun melihatnya dan mengenalnya, maka ia pun berkata, "Demi
Allah, sesungguhnya kamu wahai Saudah tidak akan samar bagi kami."
Maka ia pun kembali kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan
menuturkan hal itu pada beliau, dan saat itu beliau berada di rumahku dan
sedang makan malam, sementara di tangan beliau terdapat keringat, maka
Allah menurunkan wahyu kepadanya, lalu keringat itu hilang. Beliau
bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mengizin kalian untuk membuang
hajat."24

Agama Islam juga mewajibkan suami untuk menanggung biaya hidup
isteri dan anak anaknya. Dalam konteks pemenuhan kebutuhan isteri, Imam
Taqiyuddin

Abu

Bakar

berpendapat

bahwa

wanita

dasarnya

tidak

berkewajiban melayani suaminya dalam hal menyediakan kebutuhan rumah
tangga, justru suamilah berkewajiban menyiapkan kebutuhan rumah tangga.25
Pembagian kerja antara suami dan isteri ini tidak membebaskan masing
masing pasangan, paling tidak dari segi kewajiban moral. Quraish Shihab
mencontohkan Asma’ puteri Abu Bakar, ia dibantu oleh suaminya mengurus
rumah tangga, tetapi Asma’ juga membantu suaminya dengan memelihara
kuda suaminya, menyabit rumput dan lain sebagainya.26

24

Syekh Al Hafied, Terjemahan Bulughul Maram (Surabaya,Al-ikhlas,1993) 325
Imam Taqiyuddin Abu Bakar Bin Muhammad Al-Husaini, Kifayatul Akhyar, Syarifuddin
Anwar dan Mishbah Musthafa, Jilid 2, (Surabaya: Bina Iman, 1993), 272.
26
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an..., 311.

25

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Dengan hak pribadi isteri ini bukan berarti isteri terbebaskan dari
kewajibannya, antara lain bertanggung jawab dalam rumah tangga, mengasuh
anak serta memenuhi kebutuhan biologis suaminya.27
Dalam surat Al-Baqarah ayat 228 berbunyi:

Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban
menurut cara yang makruf. Akan tetapi, para suami mempunyai satu
tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan allah mahaperkasa lagi
bijaksana.28
Ayat ini menetepkan bahwa wanita mempunyai hak sebagai mana mereka
mempunyai kewajiban.ini berarti bahwa setiap hak wanita di imbangi dengan
laki laki. Dengan demikian maka hak mereka berimbang.
Hak asasi yang paling pokok adalah Hak ri’ayah (kepemimpinan atau
pemeliharaan), lebih lebih karena cakupan nya terhadap hak yang banyak.
Hak ri’ayah ini mewajibkan masing masing suami istri dua tanggung jawab
yang penting. Laki laki memikul tanggung jawab kepemimpinan dan dan
tanggung jawab memberi nafkah. Sedangkan wanita memikul tanggung jawab
memelihara dan mendidik anak,dan tanggung jawab mengatur urusan rumah
tangga.29
Jika memang ada sesuatu yang sangat mendesak untuk berkariernya
wanita maka hal ini diperbolehkan, namun harus dipahami bahwa sebuah
kebutuhan yang mendesak ini harus ditentukan dengan kadarnya yang sesuai.
27

Ibid.
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah..., 209.
29
Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi, Fikih Perempuan…, 151.
28

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Misalnya karena suaminya atau orang tuanya meninggal dunia atau
keluarganya sudah tidak bisa memberi nafkah karena sakit atau lainnya,
sedangkan negara tidak memberikan jaminan pada keluarga semacam
mereka.30 Lihatlah kisah yang difirmankan Allah dalam surat Al-Qas}a>s} ayat
23 dan 24 :

“Dan tatkala Musa sampai di sumber air negeri Madyan, ia menjumpai di
sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan ternaknya, dan ia
menjumpai dibelakang orang yang banyak itu dua orang wanita yang
sedang menambat ternaknya.
Musa berkata : “Apa maksud kalian berbuat demikian ?”
Kedua wanita itu menjawab : “Kami tidak dapat meminumkan ternak
kami sebelum penggembala-pengembala itu memulangkan ternaknya,
sedang bapak kami adalah orang tua yang telah berumur lanjut, Maka
Musa memberi minum ternak itu untuk menolong keduanya.
Kemudian ia kembali ketempat yang teduh lalu berdo’a : “Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau
turunkan kepadaku.
Kemudian datang kepada Musa salah seorang dari kedua wanita
itu,berjalan dengan penuh rasa malu, ia berkata : “Sesungguhnya bapakku
memanggil kamu untuk memberi balasan terhadap kebaikanmu memberi
minum ternak kami.”31
Perhatikanlah perkataan kedua wanita tadi : “Sedang bapak kami adalah

orang tua yang telah berumur lanjut.” Ini menunjukkan bahwa keduanya
melakukan perbuatan tersebut karena terpaksa, disebabkan orang tuanya
sudah lanjut dan tidak bisa melaksanakan tugas tersebut.32

30

Ibid, 159
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah..., 230.
32
Siti Muslikhati, Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam Timbangan Islam, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2004). 99.

31

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Hal yang menunjukkan hal ini adalah bahwa di zaman Rosulullah ada para
wanita yang bertugas membantu kelahiran, semacam dukun bayi atau bidan
pada saat ini. Juga saat itu ada wanita yang mengkhitan anak-anak wanita.
Dan yang d}ohir bahwa perkerjaan ini mereka lakukan diluar rumah. Pada
zaman ini bisa ditambahkan yaitu dokter wanita spesialis kandungan, perawat
saat bersalin, tenaga pengajar yang khusus mengajar wanita dan yang
sejenisnya.33
Disamping itu sejarah mencatat, beberapa wanita yang menjadi istri
Rasulullah Saw juga menjadi wanita karier, diantaranya:
1. Siti Khadijah
Rasulullah SAW punya seorang isteri yang tidak hanya berdiam diri
serta

bersembunyi di dalam kamarnya. Sebaliknya, dia adalah

seorang wanita yang aktif dalam dunia bisnis. Bahkan sebelum beliau
menikahinya, beliau pernah menjalin kerjasama bisnis ke negeri Syam.
Setelah menikahinya, tidak berarti isterinya itu berhenti dari aktifitasnya.
Bahkan harta hasil jerih payah bisnis Khadijah ra itu amat banyak
menunjang dakwah di masa awal. Di masa itu, belum ada sumber-sumber
dana penunjang dakwah yang bisa diandalkan. Satu-satunya adalah dari
kocek seorang donatur setia yaitu isterinya yang pebisnis kondang.
Tentu tidak bisa dibayangkan kalau sebagai pebisnis, sosok Khadijah
adalah tipe wanita rumahan yang tidak tahu dunia luar. Sebab
bilademikian,bagaimana dia bisa menjalankan bisnisnya itu dengan baik,
33

Ibid, 103

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

sementara dia tidak punya akses informasi sedikit pun di balik tembok
rumahnya.
Di sini kita bisa paham bahwa seorang isteri nabi sekalipun punya
kesempatan untuk keluar rumah mengurus bisnisnya. Bahkan meski telah
memiliki anak sekalipun, sebab sejarah mencatat bahwa Khadijah ra.
dikaruniai beberapa orang anak dari Rasulullah SAW
2. Siti Aisyah
Sepeninggal Khadijah, Rasulullah beristrikan Aisyah radhiyallahu
anha, seorang wanita cerdas, muda dan cantik yang kiprahnya di tengah
masyarakat tidak diragukan lagi. Posisinya sebagai seorang isteri tidak
menghalanginya dari aktif di tengah masyarakat.
Semasa Rasulullah masih hidup, beliau sering kali ikut keluar
Madinah ikut berbagai operasi peperangan. Dan sepeninggal Rasulullah
SAW, Aisyah adalah guru dari para shahabat yang memapu memberikan
penjelasan dan keterangan tentang ajaran Islam.
Bahkan Aisyah ra. pun tidak mau ketinggalan untuk ikut dalam
peperangan. Sehingga perang itu disebut dengan perang unta (jamal),
karena saat itu Aisyah radhiyallahu’anha naik seekor unta.34
Al qur’an menjadikan kurungan rumah untuk perempuan hanya sebagai
hukuman bagi mereka yamg telah melakukan tindakan zina . Allah berfirman ;

ّ َ
ًُ ‫الاتي ُيَأتينَ ُالفَاح َش َ ُمن ُن َسائ م ُفَاستَش ا ُ َع َي ّن ُأَ بَ َع‬
ّ ‫م مُۖفَإن َش افَأَمس وه ّفيال يوت َحتّ ٰىيَتَ َوفّاه ّالُ َ و ُأَ ُيَج َع َل‬
ُ ً ‫َُُلَ ّنُ َس‬
‫يا‬
34

St. Rogayah Bucharie, Wanita Islam…, 87-88.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digili