riris penerapan sni wajib presentasi dirjen ia seminar aspadin

PENERAPAN SNI WAJIB
AIR MINUM DALAM KEMASAN
Willem Petrus Riwu
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar
Ditjen Industri Agro

Disampaikan pada:
SEMINAR SEHARI ASPADIN
JIExpo – Kemayoran, 17 November 2016

Outline
Latar Belakang
Dasar Hukum
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
SNI Wajib AMDK
Pembinaan dan Pengawasan
Sanksi
Kesimpulan

Latar Belakang
Standar merupakan sarana komunikasi yang efektif


antara produsen dan konsumen terhadap mutu suatu
produk yang telah disepakati bersama dan menjadi
faktor penguat daya saing, pelancar transaksi
perdagangan baik di dalam negeri maupun pasar
global serta pelindung kepentingan umum yang
menerapkan Standar Produk.
Standar Nasional Indonesia adalah dokumen yang
memuat ketentuan, pedoman dan/atau karakteristik
dari suatu kegiatan, barang atau jasa yang
dirumuskan secara konsensus oleh pihak terkait dan
ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).

Dasar Hukum
UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
 Pembangunan sarana dan prasarana Industri
meliputi Standardisasi Industri
 Penetapan SNI secara wajib dilakukan untuk:







Keamanan, kesehatan dan keselamatan manusia
Pelestarian fungsi lingkungan hidup
Persaingan usaha yang sehat
Peningkatan daya saing; dan/atau
Peningkatan efisiensi dan kinerja industri

Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
 Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dalam KBLI 2009 termasuk

No.11040 merupakan kelompok industri minuman ringan.
 Industri AMDK mempunyai peran penting dalam industri
nasional karena peranannya dalam menyediakan produk air
minum bagi masyarakat.
 Industri air minum berkembang cukup pesat sejalan dengan
meningkatnya permintaan masyarakat terhadap produk
minuman siap saji yang aman dan higienis.

 Tingkat konsumsi AMDK yang tinggi di Indonesia yaitu
mencapai 23,1 Milyar Liter/tahun pada tahun 2014 sehingga
masyarakat memerlukan kepastian keamanan produk ini.
 Sejalan perkembangan teknologi, berbagai diversifikasi produk
AMDK beredar di masyarakat, sehingga perlu ditindaklanjuti
dengan berbagai kebijakan yang mengatur standar kualitas.

Profil Industri AMDK
Profil Industri AMDK Tahun 2015
 Jumlah Perusahaan
: +721 Unit Usaha
 Produksi Riil
: 24,7 milyar liter
 Utilitas
: 63,92 %
 Nilai Ekspor/Impor (US$) : 1.258.000
 Total Investasi
: Rp 1,60 triliun
 Tenaga Kerja
: 30.500 orang

 Penyebaran Industri
: Setiap Propinsi (tingkat
kab/kota)
 Asosiasi
: ASPADIN.

Pembinaan dan
Pengawasan
PERMENPERIN NO.96/MIND/PER/12/2011 TTG
PERSYARATAN TEKNIS INDUSTRI
AMDK

PERMENPERIN NO. 49/MIND/PER/3/2012 TTG
PEMBERLAKUAN SNI AMDK
SECARA WAJIB

Air Minum Dalam Kemasan adalah air yang diproses, tanpa bahan
pangan lainnya dan bahan tambahan pangan, dikemas serta
aman untuk diminum.
PERMENPERIN No. 109/MIND/PER /10/2010 Tentang

Penunjukan Lembaga Penilaian
Kesesuaian Dalam angka
Pemberlakuan Atas 58 Produk
Industri Secara Wajib

PERATURAN DIRJEN
INDUSTRI AGRO NO.
22/IA/PER/5/2011 TTG JUKNIS
PELAKSANAAN PEMBERLAKUAN
DAN PENGAWASAN SNI AMDK
SECARA WAJIB

Jenis dan Sumber Air
Baku
Air Mineral (Bahan baku
berasal dari Air Tanah, Air
Permukaan, atau Air Laut) Air
Minum dalam kemasan yang
mengandung mineral dalam
jumlah tertentu tanpa

menambahkan mineral.

Air Demineral (Bahan Baku
berasal dari air tanah atau air
permukaan) Air Minum dalam
kemasan yang diperoleh melalui
proses permunian secara
destilasi, deionisasi, reverse
osmosis (RO)

Air Mineral Alami (Bahan Baku
berasal dari Air Tanah Dalam)
Air minum yang diperoleh
langsung dari sumber alami
atau dibor dari sumur dalam,
dengan proses terkendali yang
menghindari pencemaran atau
pengaruh luar atas sifat kimia,
fisika, dan mikrobiologi air
mineral alami


Air Minum Embun (Bahan
Baku berasal dari udara lembab)
Air Minum yang diperoleh dari
proses pengembunan uap air
dari udara lembab yang menjadi
tetesan air embun yang diolah
lebih lanjut menjadi air minum
embun yang dikemas.

Persyaratan Teknis AMDK

Proses pengolahan 4 (empat) jenis AMDK harus
sesuai dengan Persyaratan Teknis AMDK, yaitu:
 AMDK jenis Air Mineral, Air Demineral, dan Air Mineral
Alami wajib memenuhi pesyaratan SNI yang telah
diberlakukan secara wajib.
 AMDK dapat ditambahkan O2, CO2, dan atau N2.
 Lokasi Air Baku memenuhi persyaratan
 Transportasi Air Baku memenuhi persyaratan

 Melakukan pengujian air baku
 Teknologi proses dan peralatan laboratorium harus
mengikuti persyaratan teknis
 Keamanan Pangan: Permenperin No. 75/M-IND/PER/
7/2010 tentang Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik
(CPPOB)

Lokasi Air Baku
Lokasi sumber Air Baku dari Air Tanah atau Air
permukaan sekurang-kurangnya harus berjarak :
• 15 m dari saluran air limbah yang kedap air
• 30 m dari Septik Tank atau saluran air limbah
lainnya yang tidak kedap air.
• 60m dari lubang sumur, lapangan penimbunan
limbah, kandang/lapangan tempat tinggal
hewan
Lokasi Air Baku dari Air Laut atau Udara Lembab
harus bebas dari pencemaran lingkungan

Teknologi Proses Minimal

Tangki penyimpanan bahan baku
Proses penyaringan/filtrasi (penyaringan partikel

kasar)
Filtrasi (makrofilter, karbon aktif, mikrofilter) bahan
pasir setara dengan butir silica (SiO 2) minimal 95%
dan ukurannya sesuai tingkat kejernihan airnya.
Desinfeksi (ozon, UV) dan sesuai perkembangan
teknologi dapat menggunakan ion silver.
Pengisian dan penutupan dapat diinjeksikan (O 2,
CO2, atau N2)
Pengepakan.

Proses Desinfeksi
Fungsinya membunuh bakteri patogen,

jenisnya antara lain:
Ozonisasi

ultraviolet (UV) sebagai

peralatan tambahan dengan panjang
gelombang 254 nm atau 2537A0 dengan
intensitas minimum 10.000 MW detik per cm2.
Ion Silver, menggunakan teknologi proses
generator elektrolisis dengan residu pada air
mineral/demineral maksimal 25 ppb.
Penyinaran lampu

Transportasi Air
Transportasi Air Baku dari lokasi sumber Air
Baku ke pabrik AMDK harus:
1. Air Mineral dan Demineral: dialirkan
melalui pipa yang tara pangan atau
diangkit menggunakan tangki
2. Air Mineral Alami: dialirkan melalui
pipa langsung atau penampungan tanpa
kontak dengan udara luar untuk proses
penyaringan dan pengemasan

Pengujian Air Baku

Perusahaan AMDK harus menguji Air Baku (Air

Tanah, Air Permukaan, Air Laut atau Air Embun)
melalui laboratorium internal atau eksternal secara
periodik:
Sebelum digunakan harus diperiksa secara

organoleptik, fisiko-kimia, mikrobiologi dan radiologi.
1 kali dalam 1 minggu untuk analisa bakteri coliform.
1 kali dalam 6 bulan untuk analisa kimia dan fisika.
1 kali uji analisa radiologi ketika menggunakan air
suber di lokasi yang baru.

Jaminan dan Pengendalian Mutu
Penerapan SNI dilakukan melalui proses Sertifikasi oleh
Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro)
 Jaminan mutu dipabrik sesuai SNI dibuktikan dengan
pengujian di laboratorium perusahaan terhadap produk yang
dihasilkan secara berkala (harian) meliputi parameter:
1. Organolaptik (bau, rasa, warna, dan penampakan)
2. pH
3. Kekeruhan (TDS)
4. Mikrobiologi (angka lempeng total dan bakteri

coliform)
 Dokumen hasil pengendalian mutu harus disimpan

sekurang-kurangnya 2 tahun

Alat Uji Mutu
Perusahaan harus memiliki laboratorium

sendiri minimal memiliki:
1. Incubator
2. pH meter
3. Turbiditi meter
4. Oven
5. Autoclave
6. Timbangan analitik
Setiap alat harus dikalibrasi dan di-stel
secara periodik

Kemasan AMDK
Jenis bahan:

Kaca atau plastik (Polietilin, Polipropilin, Polietilen
Tereftalat, Polivinil Khlorida atau Polikarbonat)
Penggunaan Kemasan:
1. Kemasan 1 kali pakai terbuat dari plastik harus:
• memenuhi syarat tara pangan dan bertanda logo tara
pangan
• tidak bereaksi terhadap bahan pencuci dan disinfektan
• Tidak boleh diisi ulang
2. Kemasan ulang terbuat dari:
Plastik harus:
• memenuhi syarat tara pangan dan bertanda tara pangan
• Kekuatan memenuhi syarat uji
• Tahan suhu minimal 55 oC dengan waktu kontak minimal
15 detik
• tidak bereaksi terhadap bahan pencuci dan disinfektan

Pengawasan

 Pembinaan dan pengawasan persyaratan teknis AMDK

dapat dilakukan sewaktu-waktu.
 Pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada pemerintah
daerah.
 Mutu produk di pabrik:
 SPPT SNI oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro)
yang ditunjuk

Surveilen setiap 1 tahun sekali

Resertifikasi setiap 3 tahun sekali

Pengawasan barang/jasa di pabrik dilakukan oleh
PPSP

Petugas PPSP oleh Kementerian Perindustrian (Ditjen
IA) atau dinas teknis terkait di daerah baik tingkat
provinsi maupun kab/kota dengan memiliki surat
tugas dari Dirjen Teknis (Dirjen IA)

Permenperin No. 49/2012 tentang SNI AMDK
Secara Wajib (Mencabut Permenperin No.
69/2009)

SNI wajib AMDK berlaku terhadap jenis:
Air mineral
dengan SNI 013553-2006 dan
no. HS
2201.10.00.10

Air Demineral
dengan SNI 013553-2006 dan
no. HS
2201.90.90.10

Air Mineral Alami
dengan SNI 016242-2000 dan
no. HS
2201.10.00.10

Permenperin No. 49/2012 tentang
SNI AMDK Secara Wajib (Lanjutan)
Perusahaan AMDK wajib:
1.Memiliki SPPT-SNI AMDK
2.Membubuhkan tanda SNI pada

kemasan/label dengan tanda yang tidak
mudah hilang dan di tempat yang mudah
dibaca
3.Menuliskan jenis airnya:
a.Air Mineral
b.Air Demineral
c. Air Mineral Alami
d.Air Minum Embun

Sanksi
Perusahaan Industri AMDK yang tidak

memenuhi persyaratan teknis AMDK
dikenakan sankasi administrasi:
Peringatan tertulis
Pembekuan IUI atau
Pencabutan IUI

Perusahaan Industri AMDK yang melanggar

pidana terkait dengan kegiatan usahanya
dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan
perundang-undangan.

Sanksi Lanjutan
Sanksi Administrasi:
• Pencabutan SPPT-SNI dan atau pencabutan hak penggunaan
tanda SNI
• Pencabutan IUI; dan atau
• Penarikan produk dari peredaran.

Sanksi Pidana

• Pelaku usaha yang melanggar ketentuan Pasal 8 ayat (1) huruf
a pada peraturan ini (pelaku usaha dilarang memproduksi dan
atau memperdagangkan barang dan atau jasa yang tidak
memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundangundangan) dipidana dengan pidana penjara paling lama lima
tahun atau dipidana denda paling banyak Rp. 2 Milyar rupiah

LEMBAGA SERTIFIKASI DAN
LABORATORIUM PENGUJI SNI AMDK
Permenperin No. 01/M-IND/PER/1/2010
LSPro yang ditunjuk 12 Unit
Lab Uji yang ditunjuk 13 unit
Permenperin No. 92/M-IND/PER/10/2015
LSPro air mineral dan demineral yang telah

terakreditasi 26 Unit
Lab Uji air mineral dan demineral yang telah
terakreditasi 19 Unit
LSPro air mineral alami yang telah terakreditasi 3 Unit
Lab Uji air mineral alami yang telah terakreditasi 2
Unit

Manfaat Penerapan SNI

Standardisasi merupakan salah satu instrumen regulasi

teknis yang dapat melindungi kepentingan konsumen
nasional dan sekaligus produsen dalam negeri.
Melalui regulasi teknis yang berbasiskan standardisai
dapat dicegah beredarnya barang-barang yang tidak
bermutu di pasar domestik khususnya yang terkait
dengan kesehatan, keamanan, keselamatan dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Melalui instrumen yang sama, dapat dicegah masuknya
barang-barang impor bermutu rendah yang mendistorsi
pasar dalam negeri karena berharga rendah.
Meningkatkan daya saing produk dalam negeri dalam
menghadai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

TERIMA KASIH