Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kematangan Karir melalui Konseling Kelompok Trait And Factor pada Siswa Kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga T1 132010023 BAB IV

(1)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1. Deskripsi Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 14 siswa yang hasil pre-testnya menunjukkan kematangan karir yang rendah. Dari 14 siswa dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam hal ini kesamaan antara kedua kelompok dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, dan kategori skor skala kematangan karir yang diuji homogenitas harus menghasilkan Asymp. Sig. (2-tailed)>0,05. Tabel 4.1 dibawah ini adalah diskripsi mengenai kondisi kelompok eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan.

Tabel 4.1 Diskripsi kelompok eksperimen dan kontrol

No. Inisial Kelompok Usia Jenis Kelamin

1 YY Eksperimen 17 tahun Perempuan

2 AR Eksperimen 17 tahun Perempuan

3 UK Eksperimen 17 tahun Perempuan

4 EV Eksperimen 17 tahun Perempuan

5 ED Eksperimen 17 tahun Perempuan

6 ST Eksperimen 17 tahun Perempuan

7 MA Eksperimen 17 tahun Perempuan

8 PW Kontrol 17 tahun Perempuan

9 AL Kontrol 17 tahun Perempuan

10 EN Kontrol 17 tahun Perempuan

11 NB Kontrol 17 tahun Perempuan

12 SB Kontrol 17 tahun Perempuan

13 CB Kontrol 17 tahun Perempuan

14 NM Kontrol 17 tahun Perempuan

Berdasar tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa tidak ada perbedaan pada usia dan jenis kelamin antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.2


(2)

36

dibawah ini akan dijelaskan mengenai skor pre test Kematangan Karir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:

Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

No Nama Total Kategori

Eks Kon Eks Kon Eks Kon

1 YY PW 220 233 Rendah Rendah

2 AR AL 164 220 Rendah Rendah

3 UK EN 162 173 Sangat Rendah Rendah

4 EV NB 227 231 Rendah Rendah

5 ED SB 234 164 Rendah Rendah

6 ST CB 157 162 Sangat Rendah Sangat Rendah

7 MA NM 228 219 Rendah Rendah

Jml 7 7 1392 1402

Keterangan : Eks : Eksperimen Kon : Kontrol Rendah : 164-234 Sangat rendah : 94-163

Dari tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini terdapat 14 siswa yang terbagi menjadi da kelompok yaitu 7 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 7 siswa sebagai kelompok kontrol. Jumlah skor keseluruhan kelompok eksperimen yaitu 1392, sedangkan jumlah skor kelompok kontrol 1402. Setelah dilakkan uji homogenitas pada hasil skala konsep diri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dengan ditnjukkan sig. sig. 0,898 > 0,05, sedangkan mean rank kelompok eksperimen 7.36 dan mean rank kelompok kontrol adalah 7.64.

Berdasarkan rancangan penelitian dan hasil analisis diatas, selanjtnya kelompok eksperimen akan diberikan treatmentyaitu diberikan layanan konseling kelompok Trait and Factor sebanyak 12 kali pertemuan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan treatment. Penyusunan topik dalam kegiatan konseling


(3)

37

kelompok didasarkan pada permasalahan siswa yang memiliki kematangan karir rendah dan sangat rendah.

Tabel 4.3 Program Layanan Konseling Kelompok Trait and Factor

No Topik Indikator Tujuan Rencana

pelaksa-naan

Alokasi waktu dan pertemuan

Bentuk kegiatan

1. Mengetah ui Bakat, Minat, dan Cita-cita

Siswa telah menge- tahui bakat, minat, dan cita-citanya

Siswa mengetahui bakat dan minat

April 2014

2x45 Tes bakat minat, Sharing

2. Perencana -an karir

Siswa telah memiliki pemikiran atau

perencanaan tentang karir masa depan Siswa mampu membuat perencanaan karir April 2014

2x45 Konse-ling kelom- Pok

3. Eksploras i karir

Siswa telah mengguna-kan sumber-sumber informasi karir Siswa mampu menggali pengetahuan karirnya, baik yang telah diketahi maupun yang belum.

Mei 2014 2x45 Konse-ling kelom- Pok

4. Membuat keputusan karir

Siswa telah membuat keputusan karir yang tepat dan sesuai keadaan dirinya. Siswa mampu membuat keputusan karir

Mei 2014 2x45 Konse-ling kelom- Pok

5. Informasi Dunia kerja

Siswa telah berinisiatif mengumpul-kan

informasi kerja yang akurat Siswa mampu menunjukkan sikap inisiatif untuk mengumpulk an informasi dunia kerja

Mei 2014 2x45 Konse-ling kelom- Pok


(4)

38 1.2.Pelaksanaan Penelitian

1.2.1. Perijinan Penelitian

Penulis memberikan surat ijin kepada SMK PGRI 2 Salatiga dengan prosedur awalnya surat ijin yang telah disetujui oleh Dekan FKIP UKSW diserahkan kepada bagian Tata Usaha SMK PGRI 2, kemudian pihak Tata Usaha menyerahkan surat tersebut kepada Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian disana.

Atas ijin tersebut, penulis membicarakan prosedur penelitian yang berupa uji instrumen, pretest, postest dan treatmentkepada Guru BK SMK PGRI 2 Salatiga. Uji instrumen dan pretest dilaksanakan pada bulan Februari 2014. Sedangkan untuk pelaksanaan layanan (treatment) danpost test dilaksanakan pada bulan April sampai dengan selesai. Kegiatan ini dilaksanakan diluar jam sekolah dan juga pada jam-jam mata pelajaran tertentu sesuai hasil kesepakatan antara siswa yang menjadi subjek penelitian dan penulis karena tidak ada jam BK di SMK ini.

1.2.2. Tes Awal (Pre test)

Pre testdilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2014 dengan menyebarkan skala kematangan karir yang berjumlah 94 item pernyataan pada 27 siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga. Setelah dianalisis terdapat 14 siswa yang memiliki kematangan karir rendah, selanjutnya siswa tersebut dibagi secara random menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dengan 7 siswa dan kelompok kontrol dengan 7 siswa. Berdasarkan uji homogenitas yang dibantu dengan SPSS


(5)

39

16.0 for windows, dari kedua kelompok dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen, dengan demikian penelitian dapat dilanjutkan.

1.2.3. Perlakuan (treatment)

Treatment dilakukan dengan memberikan layanan konseling kelompok trait and factor sesuai rancangan yang dibuat oleh penulis sebanyak 10 sesi dan dilaksanakan pada jam-jam pelajaran tertentu serta pada jam diluar sekolah dikarenakan di SMK PGRI 2 tidak ada jam khusus BK. 2 Sesi untuk tes bakat minat, dan 8 sesi untuk konseling kelompok. Gambar 4.1 menunjukkan siswa sedang melakukan tes bakat minat di ruang serba guna.

Gambar 4.1

Layanan ini dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen setelahpost test menunjukkan peningkatan kematangan karir dan hasilnya lebih tinggi dari kelompok kontrol. Karena treatment yang digunakan adalah konseling kelompok


(6)

40

karir trait and factor, maka sebelum sesi konseling, penulis melakukan analisis, sintesis, prognosis, dan diagnosis terlebih dahulu. Berikut hasil penjabarannya:

a. Analisis

Tahap analisis dilakukan mulai hari Senin 8 April 2014. Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data mengenai data pribadi konseli. Pada tanggal 8 April penulis melakukan pertemuan pertama kepada anggota kelompok untuk sharing hobi, cita-cita, serta untuk menjalin keakraban atara anggota kelompok dengan penulis sebelum masuk ke treatment. Tanggal 11 dan 15 April penulis bekerjasama dengan Laboratorium BK FKIP UKSW untuk memberikan tes bakat minat kepada anggota kelompok agar diperoleh data yang valid mengenai bakat dan minat anggota kelompok. Tanggal 15 April penulis juga melakukan wawancara kepada guru pembimbing mengenai data pribadi masing-masing anggota kelompok.

b. Sintesis

Setelah mengumpulkan data, penulis merangkum, menggolong-golongkan dan menghubungkan data yangtelah terkumpul pada tahap analisis, yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan keseluruhan gambaran tentang diri klien. Berikut hasilnya:

Tabel 4.4. Gambaran tentang diri anggota kelompok

Inisial Bakat Minat Cita-cita Hobi Keterangan lain

YY Ruang Prisos Suster Memba-ca

Siswa yang rajin AR Ruang Bisnis Foto

model

Foto-foto

Sering bolos, Anak yatim UK Admi- Prisos Masih Memba- Rajin,


(7)

41

nistrasi bingung ca Anak pondokan

EV

Admi-nistrasi Prisos, natural, bisnis. Belum terfikirka n Mende-ngarkan musik

Siswa yang pintar

ED

Admi-nistrasi

Seni & Prisos

Pengacara Main Butuh perhatian khusus

ST

Admi-nistrasi

Prisos Garmen. (Tapi ragu)

Jalan-jalan

Butuh perhatian khusus

MA

Admi-nistrasi

Prisos Belum tahu

Memba-ca

Cukup rajin di kelas

c. Diagnosis

Pada tahap diagnosis, penulis mengintepretasikan semua data yang telah terkumpul. Kemudian merumuskan dan menyimpulkan permasalahan konseli sementara. Berikut hasil diagnosis konseli:

 YY, jika dilihat dari hasil tes bakat minat dan cita-cita, minat YY dengan cita-citanya sudah sesuai, namun antara cita-cita dengan bakat kurang sesuai.

 AR, antara bakan, minat dan cita-cita tidak sesuai

 UK, antara bakat dengan minat sudah sesuai, namun UK belum masih bingung dengan pilihan karirnya hingga saat ini.

 EV juga antara bakat dan minat sudah sesuai, namun hingga saat ini dia belum memikirkan pilihan karir untuk masa depannya.

 ED, antara bakat, minat, dan cita-citanya belum sesuai.

 MA, belum membuat pilihan karir. Antara bakat dan minat sudah sesuai.

 ST, antara bakat, minat, dan cita-citanya jika dihubungkan masih sesuai. Hanya saja ST masih merasa ragu dengan pilihannya


(8)

42

Dari penjabaran diatas, beberapa siswa mengalami keragaun atas pilihan karirnya, pilihan karir tidak sesuai dengan bakat minatnya, maupun belum membuat pilihan. Hal ini dapat terjadi karena dari hasil skoring instrumen kematangan karir, siswa juga memiliki skor yang rendah. Itu berarti informasi dunia kerja, eksplorasi karir, perencanaan karir, dan pembuatan keputusan siswa masih rendah dan perlu ditingkatkan.

d. Prognosis

Dari hasil penjabaran diagnosis, permasalahan siswa adalah kurangnya informasi dunia kerja, eksplorasi karir, perencanaan karir, dan pembuatan keputusan siswa. Hal ini jika dibiarkan maka selamanya siswa akan tetap ragu memilih karir, karir yang diminati tidak sesuai dengan bakat minat, dan bahkan siswa tak mampu membuat pilihan karir.

Setelah keempat tahap tersebut dilakukan barulah penulis melakukan treatment/ konseling. Adapun sesi eksperimen dengan layanan konseling kelompok sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama hari Jumat, 25 April 2014 a. Tahap Pembentukan

Sesi satu dilaksanakan pada saat pulang sekolah, yaitu pukul 11.15 WIB, bertempat di ruang kelas. Ini merupakan sesi awal pertemuan konseling kelompok Trait and Factor. Pada tahap pembentukan, pemberi layanan (penulis) menjelaskan arti, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan konseling kelompok, menyepakati kontrak waktu serta memberi motivasi kepada anggota kelompok


(9)

43

agar anggota kelompok merasa diterima dan bisa lebih terbuka dalam menyampaikan permasalahan terkait dengan perencanaan karir.

Pembahasan permasalahan pada sesi satu ini adalah tentang perencanaan karir, tujuan dari layanan ini adalah agar siswa mampu membuat perencanaan karir. Untuk mencairkan suasana, penulis mengajak anggota kelompok untuk

melakukan permainan “lempar tawa”. Permainan ini dimaksudkan untuk

menyegarkan anggota kelompok kembali setelah melakukan rutinitas belajar, sehingga kelompok semakin bersemangat mengikuti layanan.

b. Tahap Peralihan

Dalam tahap peralihan, penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok karena ini baru pertama kalinya anggota kelompok mengikuti layanan konseling kelompok. Penulis juga menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan (Pelaksanaan)

Tahap kegiatan diawali penulis dengan menyampaikan kepada anggota kelompok bahwa permasalahan yang akan dibahas adalah tentang perencanaan karir. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk menyampaikan permasalahan secara bergantian, dan dari permasalahan-permasalahan yang ada kemudian secara bersama-sama memilih satu permasalahan untuk dibahas. Pada dasarnya permasalahan anggota kelompok sama, namun anggota kelompok sepakat untuk membahas permasalahan EV. Selama ini EV sama sekali belum merencanakan karir. Menurut EV pada usianya saat ini belum waktunya untuk memikirkan rencana karir. Anggota kelompok mengajak anggota kelompok yang


(10)

44

lain untuk menanggapi permasalahan EV. Secara bergantian anggota kelompok yang lain memberikan tanggapan, pertanyaan, dan masukan kepada EV. Menurut anggota kelompok, perencanaan karir penting sekali mereka kumpulkan sejak saat ini, karena usia mereka sudah bukan anak-anak lagi. Gambar 4.2 menunjukkan konseling kelompok Trait and Factor yang dilakukan di ruang kelas pada saat pulang sekolah.

Gambar 4.2 d. Tahap Pengakhiran

Dalam tahap pengakhiran penulis menjelaskan bahwa sesi pertama akan segera diakhiri. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung. Penulis juga menjelaskan rencana layanan sesi selanjutnya dan menutupnya dengan doa.

Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terdapat respon anggota kelompok, diketahui bahwa antusais anggota kelompok sangat tinggi, dibuktikan dengan terbukanya anggota kelompok dalam mengungkapkan


(11)

45

permasalahan maupun menanggapi permasalahan. Dan melalui pengungkapan masalah EV disini sebenarnya secara tidak langsung anggota kelompok yang lain juga tertolong.

Berdasarkan evaluasi yang diberikan siswa, penulis menyimpulkan bahwa melalui kegiatan konseling kelompok Trait and Factor sesi pertama siswa dapat mengetahui pentingnya merencanakan karir sejak dini, dan siswa dapat memulainya sekarang. Layanan ini juga dapat dikatakan berhasil karena siswa telah dapat mengetahui pentingnya merencanakan karir.

2. Pertemuan kedua hari Senin, 29 April 2014 a. Tahap pembentukan kelompok

Sesi dua dilaksanakan pada hari Senin jam ketiga, pada pukul 08.30 WIB. Sesi ini dilaksanakan pada saat jam pelajaran dengan meminta ijin kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan dan dengan sepengetahuan guru BK. Pada sesi dua, pemberi layanan menjelaskan kembali pengertian, tujuan, asas, dan prosedur dari kegiatan konseling kelompok, menyepakati kontrak waktu serta memberikan motivasi agar anggota kelompok antusias dalam menerima layanan.

Sesi kedua ini merupakan lanjutan dari sesi pertama. Masih terkait perencanaan karir. Pemimpin kelompok mengajak kelompok melakukan ice breaking yang bertujuan untuk mencairkan suasana dan menyegarkan kembali pikiran anggota kelompok setelah mengikuti pelajaran dikelas.

b. Tahap Peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok dan menanyakan kesipan siswa untuk mengikuti kegaitan selanjutnya.


(12)

46 c. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan diawali dengan penjelasan oleh pemimpin kelompok bahwa ini adalah sesi lanjutan dari sesi pertama. Pemimpin kelompok menanyakan kepada EV perkembangan permasalahannya mengenai perencanaan karir. EV mengungkapkan perkembangan permasalahannya, EV memang telah mengetahui pentingnya merencanakan karir, namun EV masih belum dapat merencanakan pilhan pekerjaan karena EV ragu dengan kemampuan dirinya. Anggota kelompok yang lain memberikan masukan sesuai pengalaman pribadi serta penguatan agar EV terus berkembang. Selanjutnya pemimpin kelompok menyampaikan hasil tes bakat minat agar EV dan anggota kelompok yang lain memahami kemampuan dirinya. Setelah penyampaian hasil tes bakat minat, EV dan anggota kelompok yang lain mulai memilki beberapa rencana karir masa depan. Gambar 4.3 menunjukkan konseling kelompok yang dilakukan di ruang serba guna sekolah.


(13)

47 d. Tahap Pengakhiran

Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa sesi kedua akan segera berakhir. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung serta menjelaskan rencana layanan sesi selanjutnya, kemudian kegiatan diakhiri dengan doa.

Berdasar hasil penilaian proses berupa observasi penulis terhadap respon anggota kelompok, diketahui bahwa antusias anggota kelompok cukup tinggi. Anggota kelompok mampu secara terbuka menyampaikan permasalahan maupun menanggapi. Anggota kelompok juga telah membuat perencanaan karir, maka layanan ini dapat dikatakan berhasil.

3. Pertemuan ketiga, Kamis 1 Mei 2014 a. Tahap pembentukan

Sesi 3 dilaksanakan pada hari libur, yaitu Kamis 1 Mei 2014 bertempat di kos penulis. Layanan dilaksanakan 45 menit dimulai pada pukul 10.00. Pada sesi ketiga, pemberi layanan menjelaskan kembali pengertian, tujuan, asas, dan prosedur dari kegiatan konseling kelompok, menyepakati kontrak waktu serta memberi motivasi agar tujuan layanan tercapai dengan baik.

Pada sesi ini, pembahasan permasalahan dalam konseling kelompok adalah mengenai eksplorasi karir. Tujan yang ingin dicapai adalah siswa mampu menggali pengetahuan karirnya, baik yang telah diketahui maupun yang belum diketahui. Hal ini lebih mengarah ke ragam aktifitas mencari informasi, yaitu menggunakan sumber-sumber informasi karir yang ada. Sebelum masuk ke tahap


(14)

48

selanjutnya, pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk melakukan

permainan “tangkapbakso” agar suasana tidak kaku.

b. Tahap Peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok dan menanyakan kesipan siswa untuk mengikuti kegaitan selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan diawali penulis dengan menyampaikan permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai eksplorasi karir. Pemimpin kelompok juga menjelaskan apa itu eksplorasi karir. Selanjutnya pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok secara sukarela dan bergantian menyampaikan permasalahannya. Pada pertemuan ketiga ini, permasalahan yang dipilih adalah permasalahan UK. Walaupun sudah memiliki rencana karir, namun UK merasa enggan untuk menggunakan sumber-sumber informasi kerja. Menurutnya bertanya dengan orang tua, saudara, ustad, atau guru malah akan membuatnya diarahkan ke pekerjaan yang mereka inginkan, dan bukan sesuai keinginan UK. Pemimpin kelompok kembali mengajak anggota kelompok yang lain untuk menanggapi permasalahan UK. Dari tanggapan-tanggapan anggota kelompok yang lain, UK menemukan solusi bahwa sumber-sumber informasi karir bukan hanya berasal dari manusia, tapi UK juga bisa mendapatkan sumber-sumber informasi dari surat kabar, internet, buku, dan televisi. Apalagi hobi UK adalah membaca, pasti UK akan merasa lebih senang. Solusi lain yang didapatkan UK adalah dengan mencoba bertanya kepada guru BK, karena guru BK pasti juga melihat diri UK, dan tak akan memaksa UK untuk masuk kesatu pekerjaan yang


(15)

49

guru BK inginkan. Dari pembahasan masalah UK, anggota kelompok yang lain dan juga UK bisa mengetahui sumber-sumber informasi karir yang bisa mereka dapatkan. Selain itu anggota kelompok juga mau untuk menggunakan sumber-sumber yang ada guna mengeksplorasi pengetahuan karir mereka. Sebagai tindak lanjut, pemimpin kelompok bertanya kepada anggota kelompok, hal apa yang akan mereka lakukan, dan anggota kelompok sepakat untuk mulai mengeksplorasi informasi karir mereka dan menggunakan sumber-sumber yang ada. Anggota kelompok akan melakukan hal tersebut mulai nanti, dan akan melaporkannya pada sesi berikutnya. Gambar 4.4 menunjukkan konseling kelompok yang di lakukan di kos peneliti.

Gambar 4.4 d. Tahap Pengakhiran

Dalam tahap pengakhiran, penulis menjelaskan kepada anggota kelompok bahwa sesi tiga akan segera daikhiri. Penulis mengajak anggota kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang telah berlangsung, merencanakan pertemuan selanjutnya, dan mengakhiri dengan doa dan ucapan terimakasih.


(16)

50

Dari hasil observasi penulis terhadap respon anggota kelompok, diketahui bahwa respon anggota kelompok cukup tinggi. Anggota kelompok bisa menanggapi permasalahan yang dibahas, dan mendapatkan solusi atas permasalahan UK yang juga merupakan masalah mereka. Maka dapat disimpulkan bahwa layanan konseling kelompok pada sesi 3 ini berhasil. Anggota kelompok mau untuk menggunakan sumber-sumber informasi yang ada untuk mengeksplorasi pengetahuan karir mereka.

4. Pertemuan keempat hari Senin 5 Mei 2014 a. Tahap Pembentukan

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari senin sepulang sekolah, bertempat di perpustakaan sekolah. Layanan dilaksanakan 45 menit. Pada pertemuan keempat, pemberi layanan kembali menjelaskan pengertian, tujuan, asas, prosedur konseling kelompok, serta menyepakati kontrak waktu. Pemimpin kelompok memberikan motivasi kepada anggota kelompok agar anggota kelompok antusias dan tujuan layanan tercapai dengan baik.

Sesi 4 ini merupakan sesi lanjutan dadi pertemuan ketiga, yaitu masih terkait eksplorasi karir. Tujuan yang ingin dicapai adalah anggota kelompok dapat secara nyata menggunakan sumber-sumber informasi guna menggali pengetahaun karirnya. Sebelum masuk ke tahap selanjutnya, pemimpin kelompok mengajak

anggota kelompok untuk bermain “Cerita Ekspresi” agar anggota kelompok


(17)

51 b. Tahap Peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok, menanyakan kesipan anggota kelompok untuk mengikuti kegaitan selanjutnya, serta mengecek semangat anggota kelompok.

c. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan diawali penulis dengan menanyakan perkembangan masalah UK. UK mengungkapkan bahwa UK telah menggali pengetahuan karirnya selama beberapa hari yang lalu melalui internet dan buku. UK juga sempat bertanya kepada kakaknya terkait pekerjaan yang telah UK rencanakan. Begitu juga anggota kelompok yang lain, mereka juga telah menggunakan sumber-sumber informasi karir untuk mendapatkan informasi karir. Kemudian pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk melaporkan hasil eksplorasi karir masng-masing. Gambar 4.5 menunjukkan layanan konseling kelompok yang dlaksanakan di perpustakaan.


(18)

52 d. Tahap Pengakhiran

Dalam tahap pengakhiran, pemimpin kelompok menjelaskan bahwa sesi keempat akan segera berakhir. Pemimpn kelompok menanyakan pesan dan kesan para anggota kelompok, merencanakan pertemaun selanjutnya, dan mengakhiri dengan doa.

Berdasar hasil observasi selama layanan berlangsung, diperoleh hasil bahwa antusias dan respon anggota kelompok cukup tinggi. Anggota kelompok telah mempraktikan dan mampu menggunakan sumber-sumber yang ada untuk mengeksplorasi karir. Maka dapat dikatakan layanan pada sesi keempat berhasil. 5. Pertemuan kelima hari Jumat, 9 Mei 2014

a. Tahap Pembentukan

Sesi 5 dilaksanakan pada hari Jumat saat pulang sekolah yaitu pukul 11.15 WIB Layanan dilaksanakan 45 menit di ruang kelas. Sebelum masuk ke tahap selanjutnya anggota kelompok menyepakati kontrak waktu dan pemimpin kelompok memberikan motivasi kepada anggota kelompok agar lebih bersemangat.

Pembahasan masalah kali ini adalah tentang membuat keputusan karir. Tujuan dari layanan ini adalah agar siswa dapat membuat keputusan karir mulai dari sekarang, seperti teman-temannya yang lain. Pemimpin kelompok kembali

mengajak anggota kelompok untuk melakukan permainan “Sambung Kalimat”


(19)

53 b. Tahap peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok dan menanyakan kesipan siswa untuk mengikuti kegaitan selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan diawali penulis dengan menyampaikan topik permasalahan yang akan dibahas, yaitu tentang membuat keputusan karir. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok secara bergantian menyampaikan permasalahan yang dialami. Kemudian secara bersama-sama memilih satu permasalahan untuk dibahas, dan kali ini permasalahan yang akan dibahas adalah permasalahan ST. ST telah memiliki perencanaan karir, namun ST masih merasa ragu dengan pilihan tersebut. Keraguan itu membuat ST tidak mampu membuat keputusan karir. ST juga berfikir bahwa memutuskan karir itu seharusnya masih dilakukan nanti kalau sudah lulus. Selanjutnya pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok yang lain untuk menanggapi. Akhirnya ST dapat mengetahui bahwa membuat keputusan karir penting dilakukan mulai sekarang. Gambar 4.6 menunjukkan layanan konseling kelompok yang dilakukan di ruang kelas.


(20)

54 Gambar 4.6 d. Tahap Pengakhiran

Pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan konseling kelompok akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk mengevaluasi kegaitan yang berlangsung, menyepakati pertemuan selanjutnya, dan mengakhiri denga doa.

Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi terhadap partisipasi anggota kelompok, didapatkan hasil bahwa partisipasi dan antusias anggota kelompok cukup tinggi. ST dan anggota kelompok yang lain telah mengetahui pentingnya membuat keputusan karir, maka dapat dikatakan layanan konseling kelompok pada sesi 5 berhasil.


(21)

55

6. Pertemuan keenam hari Selasa, 13 Mei 2014 a. Tahap Pembentukan

Sesi enam dilaksanakan pada hari Selasa pada saat jam pelajaran ke tiga dengan meminta izin kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan, dan juga atas izin dari guru BK. Pada tahap pembentukan, pemimpin kelompok membuka dengan salam dan doa, kemudian kembali menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan prosedur konseling kelompok, meyepakati kontrak waktu, serta terus memberikan motivasi kepada anggota kelompok. Sesi enam merupakan lanjutan dari sesi lima. Permasalahan yang dibahas masih terkait membuat keputusan karir. Tujuan dari konseling kelompok sesi enam ini adalah agar siswa mampu membuat keputusan karir.

b. Tahap Peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok dan menanyakan kesipan siswa untuk mengikuti kegaitan selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Karena sesi 6 merupakan kelanjutan dari sesi 5, maka pemimpin kelompok menjelaskan kepada anggota kelompok dan menanyakan perkembangan permasalahan ST. Sejauh ini ST sduah mengetahui pentingnya membuat keputusan karir, namun ST masih bingung. Anggota kelompok yang lain menanggapi, dan sebagai penguatan pilihan karir ST, pemimpin kelompok kembali menyampaikan hasil tes bakat minat ST. ST telah membuat keputusan karir sesuai keadaan dirinya, begitu juga anggota kelompok yang lain. Gambar 4.7 menunjukkan kegaitan konseling kelompok yang dilakukan di ruang serba guna.


(22)

56 Gambar 4.7 d. Tahap Pengakhiran

Dalam tahap pengakhiran, pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk menyampaikan pesan dan kesan setelah mengikuti layanan serta menjelaskan rencana kegiatan selanjutnya, kemudian mengakhiri dengan salam dan doa.

Berdasar hasil observasi yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa antusias dan partisipasi siswa cukup tinggi. Melalui layanan konseling kelompok sesi 6 ini anggota kelompok telah dapat membuat keputusan karir mulai dari sekarang.

7. Pertemuan Ketujuh, Sabtu 17 Mei 2014 a. Tahap Pembentukan

Sesi ketujuh dilaksanakan sepulang sekolah pada pukul 14.00 WIB di kos penulis. Layanan dilaksanakan selama 45 menit. Pada sesi tujuh pemimpin


(23)

57

kelompok kembali menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan prosedur kegiatan konseling kelompok. Topik permasalahan yang akan dibahas pada sesi 7 ini adalah permasalahan tentang informasi dunia kerja. Tujuan yang ingin dicapai pada sesi ini adalah siswa mampu mengumpulkan informasi pekerjaan yang telah dipilih. Sebelum masuk ke tahap selanjutnya, pemimpin kelompok mengajak

anggota kelompok untuk melak7kan permainan “ini itu” untuk menyegarkan

kembali pikiran mereka setelah mengikuti pelajaran di sekolah. b. Tahap Peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok dan menanyakan kesipan siswa untuk mengikuti kegaitan selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan diawali penulis dengan menjelaskan bahwa pada sesi 7 topik permasalahan yang akan dibahas adalah tentang informasi dunia kerja. Anggota kelompok secara bergantian diminta untuk menyampaikan permasalahan masing-masing terkait informasi dunia kerja. Kemudian secara bersama-sama menyepakati satu permasalahan untuk dibahas. Pada sesi ini permasalahan yang dipilih adalah permasalahan ED. ED mengungkapkan bahwa ED telah memutuskan pilihan karir, namun ED merasa bahwa informasi pekerjaan yang ED dapatkan selama ini kurang akurat. ED meminta anggota kelompok untuk menanggapi. Dari hasil pembahasan masalah ED, ED mendapatkan solusi bahwa seharusnya ED menggunakan berbagai sumber yang ada untuk memperoleh informasi yang akurat. Karena keakuratan informasi nantinya juga akan berpengaruh ketika sudah bekerja. Pemimpin kelompok juga


(24)

58

memberikan tugas kepada anggota kelompok untuk mengumpulkan informas pekerjaan yang telah dipilih, dan akan dilaporkan pada sesi selanjutnya. Gambar 4.8 menunjukkan kegiatan konseling kelompok yang dilakukan di kos penulis.

Gambar 4.8 d. Tahap Pengakhiran

Dalam tahap pengakhiran, pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan konseling kelompok akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok menanyakan kesan para anggota kelompok dan mengakhiri dengan doa.

Berdasar hasil observasi pemimpin kelompok terhadap respon anggota kelompok, diketahui bahwa antusias dan pasrtisipasi anggota kelompok tinggi. Melalui konseling kelompok sesi 7 ini, anggota kelompok telah dapat mengetahui sumber-sumber informasi yang akurat. Maka layanan ini dapat dikatakan berhasil.


(25)

59 8. Pertemuan kedelapan, Senin 20 Mei 2014 a. Tahap Pembentukan

Sesi kedelapan dilaksanakan pada hari Senin di luar jam pelajaran dengan ijin dari sekolah, bertempat di satu rumah makan di Salatiga. Layanan dilaksanakan 45 menit. Pada sesi delapan ini pemberi layanan kembali menjelaskan pengertian, tujuan, asas, pelaksanaan, dan kontrak waktu. Sesi ini merupakan lanjutan dari sesi tujuh. Yang bertujuan agar siswa mampu mengumpulkan informasi dunia kerja.

b. Tahap peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok dan menanyakan kesipan siswa untuk mengikuti kegaitan selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan diawali dengan penjelasan pemimpin kelompok bahwa ini merupakan kelanjutan dari sesi tujuh kemarin. Anggota kelompok diminta untuk melaporkan hasil pencarian informasi pekerjaan yang telah dipilih dan melaporkan kesulitan yang dialami. Anggota kelompok sama-sama menjelaskan kesulitan masing-masing, dan mencari solusi bersama-sama. Selanjutnya pemimpin kelompok memberikan motivasi kepada anggota kelompok agar anggota kelompok bisa lebih mandiri. Gambar 4.9 menunjukkan kegaitan konseling kelompok yang dilakukan di sebuah rumah makan.


(26)

60 Gambar 4.9 d. Tahap pengakhiran

Dalam tahap pengakhiran, pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan konseling kelompok akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok menanyakan kesan para anggota kelompok dan mengakhiri dengan doa.

Berdasar hasil observasi pemimpin kelompok terhadap respon anggota kelompok, diketahui bahwa antusias dan pasrtisipasi anggota kelompok tinggi. Melalui konseling kelompok sesi 8 ini, anggota kelompok telah dapat mengumpulkan informasi dan melaporkannya. Maka layanan ini dapat dikatakan berhasil.

4.2.4 Tes Akhir (Post test)

Post test di laksanakan pada hari Sabtu, 25 Mei 2014 dengan menyebarkan skala kematangan karir yang berjumlah 94 item pernyataan pada subjek penelitian, yaitu 14 siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga. Tujuh siswa pada kelompok eksperimen dan tujuh siswa pada kelompok kontrol. Tabel 4.3 dibawah


(27)

61

ini akan menjelaskan mengenai skor pre test dan post testkematangan karir kelompok eksperimen.

Tabel 4.5 Hasil pre test dan post test kematangan karir kelompok eksperimen.

No. Jenis

kelamin

Pre test Post test

Skor Kategori Skor Kategori

1. Perempuan 220 Rendah 325 Sangat Tinggi 2. Perempuan 164 Rendah 315 Sangat Tinggi 3. Perempuan 162 Sangat Rendah 327 Sangat Tinggi 4. Perempuan 227 Rendah 295 Tinggi 5. Perempuan 234 Rendah 329 Sangat Tinggi 6. Perempuan 157 Sangat Rendah 265 Tinggi 7. Perempuan 228 Rendah 314 Sangat Tinggi

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa terdapat peningkatan skor skala kematangan karir masing-masing subjek penelitian pada kelompok eksperimen. Skor skala kematangan karirpre test kelompok eksperimen menyatakan bahwa dari tujuh subjek penelitian, 2 siswa memiliki kematangan karir yang sangat rendah yaitu skor antara 94-163, dan 5 siswa memiliki kematangan karir rendah yaitu skor antara 164-234. Sedangkan pada hasil post test skala kematangan karir yang telah disebarkan, diketahui bahwa skor kematangan karir masing-masing siswa meningkat. 2 siswa memiliki kategori tinggi yaitu skor antara 234-305, dan 5 siswa memiliki kategori sangat tinggi yaitu skor antara 306-376. Hasil pre test dan post test kelompok eksperimen akan dianalisis dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution for Windows (SPSS) versi 16.0.

4.3 Analisis Data

Analisis data menggunakan teknik analisis Mann Whitney. Data yang dianalisis adalah data skor post testskala konsep diri kelompok eksperimen dan


(28)

62

kelompok kontrol. Tabel 4.6 merupakan perbandingan hasil post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.6. Tabel perbandingan hasil post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

No. Jenis

kelamin

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Skor Kategori Skor Kategori

1. Perempuan 325 Sangat Tinggi 235 Tinggi 2. Perempuan 315 Sangat Tinggi 216 Rendah 3. Perempuan 327 Sangat Tinggi 170 Rendah 4. Perempuan 295 Tinggi 229 Rendah 5. Perempuan 329 Sangat Tinggi 231 Rendah 6. Perempuan 265 Tinggi 182 Rendah 7. Perempuan 314 Sangat Tinggi 215 Rendah

Berikut merupakan hasil analisis data perbadingan hasil post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji menggunakan Analisis data Mann Whitney.

Tabel 4.7. Hasil analisis data perbandingan hasil post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Ranks

VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks

VAR00003 kelompok eksperimen 7 11.00 77.00

kelompok kontrol 7 4.00 28.00

Total 14

Test Statisticsb

VAR00003

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 28.000

Z -3.130


(29)

63 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: VAR00002

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mean rank kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Setelah diberikan treatment berupa layanan konseling kelompok Trait and Factor pada kelompok eksperimen, mean rank hasil skala kematangan karir pada kelompok ini berjumlah 11.00. Sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan treatment, memiliki mean rank 4.00. Sehingga, mean rank hasil skala kematangan karir kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan mean rank hasil skala kematangan karir kelompok kontrol.

Berdasar hasil analisis diatas, diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil skala kematangan karir kelompok eksperimen dengan skala kematangan karir kelompok kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig (2-tailed) hasil analisis berjumlah 0.002 < 0.01.

Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen yang diuji menggunakan analisis data Mann Whitney.


(30)

64

Tabel 4.8 Hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen

Ranks

VAR0000

2 N Mean Rank Sum of Ranks

VAR00003 Pretest 7 4.00 28.00

Posttes 7 11.00 77.00

Total 14

Test Statisticsb

VAR00003

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 28.000

Z -3.130

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: VAR00002

Berdasar hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mean rank hasil pre test dan post test skala kematangan karir kelompok eksperimen. Mean rank pre test skala kematangan karir adalah 4.00, sedangkan mean rank hasil post test skala kematangan karir adalah 11.00. Sehingga mean rank hasil post testskala kematangan karir lebih tinggi dibanding hasil pre test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen.

Berdasar hasil analisis data, diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig (2-tailed) hasil analisis berjumlah 0.002 < 0.01.


(31)

65 4.4 Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan penulis adalah Layanan konseling kelompok Tait and Factor dapat meningkatkan kematangan karir siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga. Berdasar hasil analisis data yang membandingkan hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.002 < 0.01 sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu, ada peningkatan kematangan karir yang signifikan, dibuktikan dengan hasil analisis data pre tes dan post testkelompok eksperimen dengan hasil Asymp Sig (2-tailed) 0.002 < 0.01 sehingga dinyatakan signifikan. Berdasar hasil analisis data tersebut maka hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima.

4.5Pembahasan

Treatment dilaksanakan dalam 10 sesi pertemuan yang terbagi dalam 2 sesi untuk tes bakat minat, dan 8 sesi untuk layanan konseling kelompok Trait and Factor. Pembahasan permasalahan dalam konseling berdasarkan aspek-aspek kematangan karir menurut Super (dalam Sharf, 2006). Aspek-aspek kematangan karir yaitu: (a) perencanaan karir. (b) eksplorasi karir, (c) membuat keputusan karir, (d) informasi dunia kerja.

Sebelum sesi konseling dilakukan, terlebih dahulu dilakukan analisis, sintesis, diagnosis, dan prognosis. Setiap selesai sesi konseling, dilakukan tindak lanjut guna mengantisipasi timbulnya masalah baru pada konseli (Suherman, 2000)


(32)

66

Setelah kesepuluh sesi dilaksanakan, penulis menyebarkan skala kematangan karir kepada kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebagai post test. Hasil post test akan menjadi pembanding antara kedua kelompok tersebut.

Berdasarkan hasil post test, diketahui bahwa terjadi peningkatan kematangan karir yang signifikan pada kelompok eksperimen. Hal tersebut diketahui dari hasil analisis data skormean rankpre test kelompok eksperiman sebesar 4.00 dan mean rankpost test pada kelompok eksperimen sebesar 11.00. Dengan sig 0,002 < 0,01. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan yang signifikan. Diketahui dengan skor mean rankpre test kelompok kontrol sebesar 6.93 dan mean rankpost test pada kelompok kontrol sebesar 8.07. Dengan sig 0,609 > 0,01.

Dengan demikian, layanan konseling kelompok Trait and Factor dapat meningkatkan kematangan karir siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga. Karena menurut Parson (dalam Sharf, 2006)Trait and Factor membantu individu untuk dapat memahami kemampaun dirinya, mengetahui informasi dunia kerja, dan juga mengintegrasikan informasi tentang diri dan dunia kerja. Dengan begitu individu mampu untuk membuat pilihan karir, dan kematangan karir meningkat.


(1)

61

ini akan menjelaskan mengenai skor pre test dan post testkematangan karir kelompok eksperimen.

Tabel 4.5 Hasil pre test dan post test kematangan karir kelompok eksperimen. No. Jenis

kelamin

Pre test Post test

Skor Kategori Skor Kategori

1. Perempuan 220 Rendah 325 Sangat Tinggi 2. Perempuan 164 Rendah 315 Sangat Tinggi 3. Perempuan 162 Sangat Rendah 327 Sangat Tinggi 4. Perempuan 227 Rendah 295 Tinggi 5. Perempuan 234 Rendah 329 Sangat Tinggi 6. Perempuan 157 Sangat Rendah 265 Tinggi 7. Perempuan 228 Rendah 314 Sangat Tinggi

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa terdapat peningkatan skor skala kematangan karir masing-masing subjek penelitian pada kelompok eksperimen. Skor skala kematangan karirpre test kelompok eksperimen menyatakan bahwa dari tujuh subjek penelitian, 2 siswa memiliki kematangan karir yang sangat rendah yaitu skor antara 94-163, dan 5 siswa memiliki kematangan karir rendah yaitu skor antara 164-234. Sedangkan pada hasil post test skala kematangan karir yang telah disebarkan, diketahui bahwa skor kematangan karir masing-masing siswa meningkat. 2 siswa memiliki kategori tinggi yaitu skor antara 234-305, dan 5 siswa memiliki kategori sangat tinggi yaitu skor antara 306-376. Hasil pre test dan

post test kelompok eksperimen akan dianalisis dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution for Windows (SPSS) versi 16.0.

4.3 Analisis Data

Analisis data menggunakan teknik analisis Mann Whitney. Data yang dianalisis adalah data skor post testskala konsep diri kelompok eksperimen dan


(2)

62

kelompok kontrol. Tabel 4.6 merupakan perbandingan hasil post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.6. Tabel perbandingan hasil post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

No. Jenis kelamin

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Skor Kategori Skor Kategori

1. Perempuan 325 Sangat Tinggi 235 Tinggi 2. Perempuan 315 Sangat Tinggi 216 Rendah 3. Perempuan 327 Sangat Tinggi 170 Rendah

4. Perempuan 295 Tinggi 229 Rendah

5. Perempuan 329 Sangat Tinggi 231 Rendah

6. Perempuan 265 Tinggi 182 Rendah

7. Perempuan 314 Sangat Tinggi 215 Rendah

Berikut merupakan hasil analisis data perbadingan hasil post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji menggunakan Analisis data Mann Whitney.

Tabel 4.7. Hasil analisis data perbandingan hasil post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Ranks

VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks

VAR00003 kelompok eksperimen 7 11.00 77.00

kelompok kontrol 7 4.00 28.00

Total 14

Test Statisticsb

VAR00003

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 28.000

Z -3.130


(3)

63 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: VAR00002

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mean rank kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Setelah diberikan treatment berupa layanan konseling kelompok Trait and Factor pada kelompok eksperimen, mean rank hasil skala kematangan karir pada kelompok ini berjumlah 11.00. Sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan treatment, memiliki mean rank 4.00. Sehingga, mean rank hasil skala kematangan karir kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan mean rank hasil skala kematangan karir kelompok kontrol.

Berdasar hasil analisis diatas, diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil skala kematangan karir kelompok eksperimen dengan skala kematangan karir kelompok kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig (2-tailed) hasil analisis berjumlah 0.002 < 0.01.

Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen yang diuji menggunakan analisis data Mann Whitney.


(4)

64

Tabel 4.8 Hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen

Ranks

VAR0000

2 N Mean Rank Sum of Ranks

VAR00003 Pretest 7 4.00 28.00

Posttes 7 11.00 77.00

Total 14

Test Statisticsb

VAR00003

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 28.000

Z -3.130

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: VAR00002

Berdasar hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mean rank hasil pre test dan post test skala kematangan karir kelompok eksperimen. Mean rank pre test skala kematangan karir adalah 4.00, sedangkan mean rank hasil post test skala kematangan karir adalah 11.00. Sehingga mean rank hasil post testskala kematangan karir lebih tinggi dibanding hasil pre test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen.

Berdasar hasil analisis data, diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig (2-tailed) hasil analisis berjumlah 0.002 < 0.01.


(5)

65 4.4 Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan penulis adalah Layanan konseling kelompok Tait and Factor dapat meningkatkan kematangan karir siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga. Berdasar hasil analisis data yang membandingkan hasil post test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.002 < 0.01 sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu, ada peningkatan kematangan karir yang signifikan, dibuktikan dengan hasil analisis data pre tes dan post testkelompok eksperimen dengan hasil Asymp Sig (2-tailed) 0.002 < 0.01 sehingga dinyatakan signifikan. Berdasar hasil analisis data tersebut maka hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima.

4.5Pembahasan

Treatment dilaksanakan dalam 10 sesi pertemuan yang terbagi dalam 2 sesi untuk tes bakat minat, dan 8 sesi untuk layanan konseling kelompok Trait and Factor. Pembahasan permasalahan dalam konseling berdasarkan aspek-aspek kematangan karir menurut Super (dalam Sharf, 2006). Aspek-aspek kematangan karir yaitu: (a) perencanaan karir. (b) eksplorasi karir, (c) membuat keputusan karir, (d) informasi dunia kerja.

Sebelum sesi konseling dilakukan, terlebih dahulu dilakukan analisis, sintesis, diagnosis, dan prognosis. Setiap selesai sesi konseling, dilakukan tindak lanjut guna mengantisipasi timbulnya masalah baru pada konseli (Suherman, 2000)


(6)

66

Setelah kesepuluh sesi dilaksanakan, penulis menyebarkan skala kematangan karir kepada kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebagai post test. Hasil post test akan menjadi pembanding antara kedua kelompok tersebut.

Berdasarkan hasil post test, diketahui bahwa terjadi peningkatan kematangan karir yang signifikan pada kelompok eksperimen. Hal tersebut diketahui dari hasil analisis data skormean rankpre test kelompok eksperiman sebesar 4.00 dan mean rankpost test pada kelompok eksperimen sebesar 11.00. Dengan sig 0,002 < 0,01. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan yang signifikan. Diketahui dengan skor mean rankpre test kelompok kontrol sebesar 6.93 dan mean rankpost test pada kelompok kontrol sebesar 8.07. Dengan sig 0,609 > 0,01.

Dengan demikian, layanan konseling kelompok Trait and Factor dapat meningkatkan kematangan karir siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga. Karena menurut Parson (dalam Sharf, 2006)Trait and Factor membantu individu untuk dapat memahami kemampaun dirinya, mengetahui informasi dunia kerja, dan juga mengintegrasikan informasi tentang diri dan dunia kerja. Dengan begitu individu mampu untuk membuat pilihan karir, dan kematangan karir meningkat.


Dokumen yang terkait

MODEL KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA SMKN DI KOTA BANDUNG.

1 1 57

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Perencanaan Karier Melalui Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas XI PM 2 SMK Negeri 1 Salatiga T1 132012045 BAB IV

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kematangan Karir melalui Konseling Kelompok Trait And Factor pada Siswa Kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kematangan Karir melalui Konseling Kelompok Trait And Factor pada Siswa Kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga T1 132010023 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kematangan Karir melalui Konseling Kelompok Trait And Factor pada Siswa Kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga T1 132010023 BAB II

0 1 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kematangan Karir melalui Konseling Kelompok Trait And Factor pada Siswa Kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga T1 132010023 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kematangan Karir melalui Konseling Kelompok Trait And Factor pada Siswa Kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga

0 0 51

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kesiapan Kerja Melalui Layanan Informasi Karir pada Siswa Kelas XI SMK T & I Kristen Salatiga T1 132010065 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kesiapan Kerja Melalui Layanan Informasi Karir pada Siswa Kelas XI SMK T & I Kristen Salatiga T1 132010065 BAB IV

0 0 13

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Strategi Promosi Sekolah SMK PGRI 1 Salatiga T1 BAB IV

0 3 33