MINAT SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENDALAMAN AGAMA (PA) DI SMP HANG TUAH 1 SURABAYA.

(1)

SKRIPSI

Oleh: KISWO ITASARI

NIM. D71211121

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2015


(2)

ii

MINAT SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PENDALAMAN AGAMA (PA) DI SMP HANG TUAH 1

SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program strata Satu (S1)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

KISWO ITASARI NIM. D71211121

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2015


(3)

(4)

(5)

(6)

vii

ABSTRAK

Itasari, Kiswo. 2015. Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing: Dra. Fauti Subhan, M.Pd.I.

Kata Kunci: Minat Siswa, Kegiatan Ekstrakurikuler, Pendalaman Agama (PA). Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis sarta bertanggung jawab.

Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam kalender pendidikan satuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda: seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya.

SMP Hang Tuah 1 Surabaya adalah salah satu sekolah menengah pertama di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. SMP yang beralamatkan di Jln. Bogowonto No. 57 kecamatan Wonokromo kota Surabaya ini adalah salah satu sekolah yang sudah menjalankan kegiatan ekstrakurikuler, khususnya ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA). Dalam perapannya SMP Hang Tuah 1 Surabaya berusaha semaksimal mungkin dalam pelaksanaannya.

Dalam penelitian skripsi ini dilakukan untuk mengkaji Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terutama pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Dan pengumpulan datanya dilakukan dengan metode intervew, observasi, angket dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif non statistik dengan analisis deskriptif sebagai penyajian datanya. Dari hasil analisis dibuktikan bahwa sebagian besar siswa di SMP ini berminat terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) Islam.


(7)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... 9

E. Penelitian Terdahulu ... 10

F. Batasan Masalah ... 11

G. Definisi Operasional ... 13

H. Sistematika pembahasan ... 15


(8)

xiii

A. Pembahasan Tentang Minat ... 17

1. Pengertian Minat ... 17

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat ... 21

3. Macam-macam Minat ... 26

4. Minat dalam Pandangan Islam ... 30

5. Meningkatkan Minat Siswa ... 31

B. Pembahasan Tentang Pendidikan Agama Islam ... 33

1. Pengertian Ekstrakurikuler ... 33

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ... 34

3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 36

4. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ... 37

5. Prinsip-prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 43

B. Subjek Penelitian ... 44

C. Teknik Sampling ... 44

D. Sumber dan Jenis Data ... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ... 47

F. Teknik Analisis Data ... 50

G. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 52

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 56


(9)

xiv

1. Data Pokok Satuan Pendidikan ... 56

2. Sejarah Singkat SMP Hang Tuah 1 Surabaya ... 57

3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Hang Tuah 1 Surabaya... 58

4. Struktur Organisasi ... 60

5. Kepala Sekolah ... 63

6. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin dan Jumlah ... 63

7. Pengembangan Kompetensi Guru ... 65

8. Tenaga Kependidikan; Tenaga Pendukung ... 66

9. Data Ruang Belajar ... 67

10. Data Ruang Pendukung lainnya ... 68

11. Data Ruang Kantor ... 68

12. Data Ruang Penunjang ... 69

13. Lapangan Olahraga dan Upacara ... 70

14. Perabot dan Ruang Belajar Lainnya ... 71

15. Perabot dan Ruang Penunjang ... 72

16. Koleksi Buku Perpustakaan ... 73

17. Fasilitas Penunjang Perpustakaan ... 73

18. Alat/ Bahan di Laboratorium ... 74

19. Prestasi Akademik; NUN ... 75

20. Prestasi Akademik; Peringkat Rerata NUAN ... 75

21. Prestasi Akademik; Nilai Ujian Sekolah ... 76


(10)

xv

23. Program Ekstrakurikuler Pendalaman Agama ... 77

B. Penyajian dan Analisis Data ... 79

1. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) ... 79

2. Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) Islam ... 87

BAB V PENUTUP ... 98

A. Simpulan ... 98

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... CURRICULUM VITAE ...


(11)

xvi

DAFTAR TABEL

TABEL I KEPALA SEKOLAH ... 63

TABEL II KUALIFIKASI PENDIDIKAN, STATUS, JENIS KELAMIN DAN JUMLAH ... 63

TABEL III JUMLAH GURU ... 64

TABEL IV PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU ... 65

TABEL V TENAGA KEPENDIDIKAN (TENAGA PENDUKUNG) .... 66

TABEL VI RUANG BELAJAR (KELAS) ... 67

TABEL VII DATA RUANG PENDUKUNG LAINNYA ... 68

TABEL VIII RUANG KANTOR ... 68

TABEL IX DATA RUANG PENUNJANG ... 69

TABEL X LAPANGAN OLAHRAGA DAN UPACARA ... 70

TABEL XI PERABOT RUANG BELAJAR LAINNYA ... 71

TABEL XII PERABOT DAN RUANG PENUNJANG ... 72

TABEL XIII KOLEKSI BUKU PERPUSTAKAAN ... 73

TABEL X1V FASILITAS PENUNJANG PERUSTAKAAN ... 73

TABEL XV ALAT/ BAHAN DI LABORATORIUM ... 74

TABEL XVI PRESTASI AKADEMIK NUAN ... 75

TABEL XVII PRESTASI AKADEMIK: PERINGKAT RERATA NUAN ... 75

TABEL XVIII NILAI UJIAN SEKOLAH ... 76


(12)

xvii

DAFTAR GAMBAR

STRUKTUR ORGANISASI SMP HANG TUAH 1 SURABAYA ... 61 STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SEKOLAH ... 62


(13)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Instrumen Penelitian Lampiran II : Foto-foto penelitian


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga sekolah merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk mendidik siswa-siswinya ke arah yang lebih baik. Tanggung jawab itu dilakukan untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri siswa agar memiliki kecerdasan dan keterampilan, sehingga terbentuklah manusia sempurna (Insan Kamil).

Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah dan program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih maju. Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.

Menurut M. Uzer Usman dan Lilis, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah (hari libur) dengan maksud untuk memperkaya


(15)

dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya dari berbagai bidang studi.1

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekstrakurikuler adalah: ”suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa”. Kegiatan ekstrakurikuler sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka.2

Dalam usaha membentuk dan menciptakan siswa-siswa yang kreatif, berinovasi, terampil, berprestasi serta berbudi pekerti luhur, diharapkan kegiatan yang tersaji dalam ekstrakurikuler yang dilakukan di luar jam pelajaran dapat mengambil bagian penting dalam prosesnya. Karena, apabila memperhatikan kenyataan di lapangan kita akan menemukan merosotnya akhlak sebagian besar siswa, tentunya penyelenggara pendidikan (sekolah) beserta para gurunya tergugah untuk merasa bertanggung jawab guna meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan agama agar mampu membantu mengatasi kemerosotan akhlak siswa tersebut.

Seseorang dapat dikatakan memiliki kesempurnaan iman apabila dia memiliki budi pekerti/ akhlak yang mulia. Oleh karena itu, masalah akhlak/ budi

1

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993), cet. Ke-1, h. 132.

2

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 291.


(16)

3

pekerti merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus diutamakan dalam pendidikan agama untuk ditanamkan/ diajarkan kepada siswa. Dengan melihat arti pendidikan Islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian kuat dan baik berdasarkan ajaran agama Islam. Sehingga, guru berusaha secara sadar memimpin dan mendidik anak dan mengarahkan pada perkembangan jasmani dan rohani sehingga mampu membentuk kepribadian yang utama.3

Sebagai agen perubahan, pendidikan agama yang berada dalam lingkungan modernisasi dan globalisasi dewasa ini dituntut untuk mampu memainkan perannya secara dinamis dan proaktif. Kehadirannya diharapkan mampu membawa perubahan dan kontribusi yang berarti bagi perbaikan siswa, baik pada tataran intelektual teoritis maupun praktis. Pendidikan agama bukan sekadar proses penanaman nilai moral untuk membentengi diri dari dampak negatif globalisasi, tetapi yang paling penting adalah bagaimana nilai-nilai yang telah ditanamkan pendidikan agama tersebut mampu berperan sebagai kekuatan pembebas kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan sosial budaya serta degradasi akhlak.

Pendidikan nilai apapun tidak mudah menanamkannya ke dalam pribadi siswa, karena ada banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor penunjang atau penghambat. Oleh sebab itu, seyogianyalah pendidikan agama dalam

3

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), cet. 1, h. 23.


(17)

lembaga sekolah ditanamkan dalam pribadi siswa mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

Di akui atau tidak, di sekolah-sekolah umum, pelajaran agama secara umum masih dianggap sebagai mata pelajaran nomor dua jika dibandingkan dengan mata pelajaran umum lainnya. Hal inilah yang menjadi keprihatinan para pengamat pendidikan Islam. Sehingga peran serta masyarakat dan sekolah dapat dilakukan dengan mendorong dan mendukung semua kebijakan sekolah yang terkait peningkatan mutu pendidikan agama, baik melalui program kurikuler maupun ekstrakurikuler. misalnya, dengan adanya jam tambahan khusus jam pelajaran agama, membaca Am-Qur’an setiap hari pada awal pelajaran, Studi Islam Intensif, kuliah duha, pesantren kilat dan lain-lain.4

Keaadan samacam ini ditanggapi positif oleh lembaga sekolah SMP Hang Tuah 1 Surabaya dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) bagi siswa-siswinya. Ekstrakurikuler yang diadakan setiap seminggu sekali ini berisi berbagai macam materi keagamaan. Dan sudah menjadi sunnatullah apabila suatu kegiatan dilaksanakan adalah mempunyai manfaat dan tujuan, pun demikian dengan kegiatan ekstrakurikuler Pembinaan Agama. Kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan dapat memperluas, memperdalam pengetahuan dan kemampuan/ kompetansi siswa dalam berbagai

4


(18)

5

aspek melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan.5 selain itu, yang utama adalah melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya dalam arti membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan.

Melalui kegiatan ekstrakurikuler Pembinaan Agama (PA) ini, nantinya siswa diharapkan bisa melatih dirinya agar benar-benar mampu memerankan dirinya dalam kehidupan sosial, sesuai dengan kapasitasnya sebagai insan terpelajar. Di samping itu, melalui kegiatan ekstrakurikuler ini siswa akan mempunyai ruang yang lebih luas untuk memberdayakan dan mengembangkan potensi, minat serta bakat yang dimilikinya.

Melihat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh siswa dari kegiatan ekstrakurikuler ini, maka dibutuhkan peran serta masyarakat dan lembaga sekolah untuk ikut mendukung keberhasilan suatu program. Tetapi di sini, minat siswa juga sangat dibutuhkan. Peranan minat dalam kegiatan ekstrakurikuler atau belajar menjadi semacam “motivasi” yang akan mendorong siswa untuk belajar atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Siswa yang mempunyai minat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, maka akan terus aktif dan mempunyai semangat yang tinggi. Hal ini berbeda apabila siswa kurang

5

B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), Cet. Ke-1, h. 272.


(19)

berminat, maka dia akan cenderung bermalas-malasan, acuh dan bahkan tidak mau mengikuti kegiatan tersebut.

Menurut Croe yang dikutip Abdul Rahman Abrar mengatakan bahwa minat/ interest bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab munculnya kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan, minat mengandung unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan) dan monasi (kehendak).6

Minat itu sendiri dapat meliputi: perasaan senang, perhatian, memiliki pengetahuan, perasaan tertarik, keinginan dan cita-cita serta penghargaan. Dengan adanya minat, siswa akan merasa senang untuk mengikuti kegiatan, mempunyai keingintahuan yang besar terhadap kegiatan ekstrakurikuler serta memiliki keinginan dan cita-cita yang yang berguna bagi diri mereka. Oleh karena itu, minat siswa sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan tercapainya suatu kegiatan. Karena, minat itu sendiri adalah penyebab munculnya partisispasi/ kehadiran siswa dalam suatu kegiatan. Apabila siswa tidak mempunyai minat terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang ada, maka siswa tidak bisa mengembangkan potensi dan bakatnya. Hal semacam ini, mempunyai dampak yang kurang baik bagi siswa itu sendiri.

Dengan demikian, sekolah sebagai lembaga penyelenggara kegiatan ekstrakurikuler terutama guru sebagai pembina harus mempunyai berbagai strategi dan metode pengajaran. Hal ini bukan hanya untuk mencapai tujuan yang

6


(20)

7

ditentukan, tetapi lebih jauh dari itu adalah untuk menumbuhkan minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri. Sebab bagaimanapun, siswa adalah obyek untuk mencapai tujuan. Karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Mereka ini tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah sekaligus berarti perlimpahan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMP Hang Tuah 1 Surabaya, masih banyak siswa yang bisa dikatakan kurang berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari sikap dan motivasi siswa ketika kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Misalnya, ketika guru menerangkan materi, ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan dan lai-lain. Tetapi, hal ini hanya dialami oleh sebagian siswa saja, karena masih banyak siswa yang cukup antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA).

Padahal, minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar dalam kegiatan ekstrakurikuler, ia tidak memperoleh kepuasan dari kegiatan itu. Kegiatan atau pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.


(21)

Dari latar belakang masalah di atas, penulis ingin mengetahui tentang minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut dengan judul:

“MINAT SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PENDALAMAN AGAMA (PA) DI SMP HANG TUAH 1 SURABAYA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya?

2. Bagaimana minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Tujuan umum:

Mendeskripsikan minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya.

2. Tujuan Khusus:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya.


(22)

9

b. Untuk mengetahui minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya.

D. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya khazanah keilmuan baik bagi lembaga pendidikan, penulis maupun khalayak umum. Adapun kegunaan adalah sebagai berikut:

1. Bagi lembaga, diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA), khususnya di SMP Hang Tuah 1 Surabaya. Selain itu juga sebagai bahan pertimbangan terhadap pengambilan kebijakkan sekolah dalam pengembangan kreatifitas guru dan proses pembelajaran di sekolah. 2. Bagi guru, sebagai motivasi dalam meningkatkan keprofesionalan dalam

pembelajaran dan sebagai motivasi dalam meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam metode pembelajaran.

3. Bagi peneliti, untuk menambah ilmu pengetahuan dalam pengembangan metode yang variatif serta sebagai acuan dalam penelitian berikutnya.

4. Bagi khalayak umum, diharapkan mampu memberikan perbandingan dan tambahan wacana dalam bidang pendidikan bagi kalangan akademisi terutama untuk mendukung gerakan peningkatan mutu pendidikan.


(23)

5. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang minat siswa maupun menjadi pembelajaran dalam penelitian dikemudian hari.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) memiliki relevansi dengan penelitian yang lain. Bahkan, yang menjadi masalah urgen dalam penelitian terkait minat siswa sudah dibahas dalam penelitian-penelitian yang relevan. Tetapi, subjek, objek dan metodenya berbeda.

Misalnya, penelitian yang relevan dengan penelitian ini berjudul Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an di MTs Sawangan Depok, dilakukan Abdul Kohar tahun 2011. Penelitian ini mengaji tentang bagaimana minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler seni Baca Al-Qur’an. Kemudian lebih jauh lagi penulis membatasi masalah minat siswa yang berupa: perasaan senang, kebiasaan, motivasi, keyakinan dan ingin memiliki pengetahuan. Metode penelitian yang digunakan oleh Abdul Kohar adalah metode penelitian deskriptif analisis melalui jenis penelitian lapangan (field research) dan ditunjang dengan kajian pustaka (library research). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan angket. Sementara, teknik analisisnya adalah dengan menganalisa data yang telah diolah


(24)

11

secara verbal sehingga hasil penelitian mudah dipahami dalam bentuk tabel prosentase.

Penelitian selanjutnya yang relevan ditulis oleh Nurul Mustaqim, Universitas Negeri Semarang tahun 2012 yang berjudul “Minat Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Voli Siswa-Siswi MTs Assalafi Kenteng Kecamatan

Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler bola voli. Kemudian lebih jauh lagi penulis membatasi masalah minat siswa yang berupa: perasaan tertarik, perhatian dan kebutuhan. Metode penelitian yang digunakan oleh Nurul Mustaqim adalah metode penelitian deskriptif kualitatif melalui jenis penelitian lapangan (field research) dan ditunjang dengan kajian pustaka (library research). Teknik pengumpulan data menggunakan angket quesioner. Sementara, teknik analisisnya adalah dengan menganalisa data secara deskriptif, sedangkan perhitungan angka angket menggunakan prosentase.

F. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, melihat luasnya ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas, maka dibutuhkan spesifikasi kajian yang dilakukan agar pembahasan masalah yang diteliti tidak menjadi bias. Oleh karena itu, penulis membatasi permasalahan minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya sebagai berikut:


(25)

1. Kegiatan Pendalaman Agama (PA) Islam

Dalam hal ini, peneliti membatasi masalah penelitian hanya pada kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) Islam saja.

2. Berani

Berani yang dimaksudkan peneliti di sini adalah siswa mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, tidak takut (gentar, kecut) dan sebagainya.

3. Perhatian

Perhatian merupakan aktifitas jiwa atau psikis yang tertuju kepada suatu objek, baik yang ada di dalam diri maupun dari luar diri individu. Jadi, perhatian dalam penelitian ini adalah aktifitas psikis pada kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA).

4. Kebutuhan

Kebutuhan adalah keadaan atau sifat pribadi yang menyebabkan peningkatan atau atensi terhadap sesuatu.

5. Pengetahuan

Pengetahuan adalah keadaan di mana seseoarang mempunyai wawasan yang lebih terhadap sesuatu.

6. Keinginan

Keinginan yang dimaksud peneliti di sini adalah siswa berhasrat untuk megikuti kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA).


(26)

13

G. Definisi Operasional

Dalam upaya mendapatkan deskripsi yang jelas serta menghidari terjadinya kesalahan penafsiran dalam istilah-istilah yang digunakan sebagai judul penelitian ini, maka dipaparkanlah batasan istilah yang dimaksudkan sesuai dengan penelitian ini. istilah-istilah tersebut ialah:

1. Minat

Adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau asumsi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa di dalam minat ada suatu pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk mendekati/ mengetahui/ memiliki/ menguasai/ berhubungan) dari subyek yang dilakukan dengan perasaan individu perasaan senang ada daya tarik dari objek.7

2. Siswa

Adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.8 Atau komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai

7

Abdur Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Prenada Media, 2004), cet. Ke-1, h. 263.

8


(27)

suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler

Adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di dalam sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan mengenai pengetahuan siswa antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

4. Pendalaman Agama (PA)

Adalah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SMP Hang Tuah 1 Surabaya yang di dalamnya terdapat materi-materi maupun kompetensi di bidang keagamaan.

5. SMP Hang Tuah 1 Surabaya

Adalah tempat dilaksanakannya penelitian oleh penulis untuk mendapatkan informasi secara otentik terkait minat siswa. SMP ini juga merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama yang ada di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. SMP Hang Tuah 1 ini berada di Jln. Bogowonto No. 57 kecamatan Wonokromo kota Surabaya.

Jadi secara umum, kesimpulan yang dimaksud dari judul penelitian ini adalah bagaimana minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya.


(28)

15

H. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan penulisan, maka dalam penelitian ini di bagi menjadi beberapa bab dan sub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini memberikan gambaran secara umum yang meliputi; latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, jenis data, data yang dikumpulkan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas tentang:

Pertama, tinjauan tentang minat yang meliputi pengertian minat, fungsi minat, faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat siswa, minat dalam pandangan Islam

Kedua, tinjauan tentang ekstrakurikuler pengertian ekstrakurikuler, tujuan kegiatan ekstrakurikuler, manfaat ekstrakurikuler, dan macam-macam kegiatan ekstrakurikuler.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang: pendekatan dan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, tahap-tahap penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.


(29)

BAB IV : PAPARAN DAN ANALISIS DATA

Bab keempat, merupakan laporan hasil penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh. Bab ini memuat tentang deskripsi singkat obyek penelitian dan analis data yang telah diteliti mengenai minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) yang meliputi:

Pertama, gambaran umum mengenai SMP Hang Tuah 1 Surabaya, meliputi: sistem pembelajaran, profil sekolah, guru, siswa dan fasilitas pendukung, ekstrakurikuler di SMP Hang Tuah 1 Surabaya.

Kedua, paparan data yang meliputi: pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama Islam (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya, deskripsi tentang minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama Islam (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya.

BAB V : PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan lampiran-lampiran.


(30)

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembahasan Tentang Minat 1. Pengertian Minat

Dalam kehidupan ini kita akan selalu berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain, benda, situasi dan aktivitas-aktivitas yang terdapat di sekitar kita. Dalam berhubungan tersebut kita mungkin bersikap menerima, membiarkan atau menolaknya. Apabila kita menaruh minat, itu berarti kita menyambut atau bersikap positif dalam berhubungan dengan objek atau lingkungan tersebut. Dengan demikian, maka akan cenderung untuk memberi perhatian dan melakukan tindakan lebih lanjut. Apakah sebenarnya minat itu?

Secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa didalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk mendekati/ mengetahui/ memiliki/ menguasai/ berhubungan) dari subyek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari obyek.12

12

Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, Ibid, h. 263.


(31)

Menurut Reber (1998), minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya. Seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Namun, terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatian yang lebih.

Menurut Slameto minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.13

Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya

13

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), cet. Ke-3, h. 180.


(32)

19

serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya.14

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan bermootivasi) untuk mempelajarinya.

Ada beberapa indikator minat yang dapat dilihat atau dikenal, diantaranya:

a. Keinginan

Keinginan merupakan indikator minat yang datang dari dorongan nafsu dirinya. Apabila yang dituju itu sesuatu yang nyata/ kongrit. Sehingga, dari dorongan tersebut timbul keinginan dan minat untuk mengerjakan

14


(33)

sesuatu. Seorang siswa yang memiliki keinginan terhadap suatu kegiatan, tentunya ia akan melakukannya atas keinginan dirinya sendiri. b. Pengetahuan

selain daripada perasaan senang dan perhatian. untuk mengetahui berminat tidaknya seorang siswa terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari pengetahuan yang dimilikinya. siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan mempunyai pengetahuan yang luas tentang pelajaran serta bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan sehari-hari.15

c. Berani

Berani adalah tidak takut kepada semua rintangan atau hambatan yang akan dihadapi, karena sudah memiliki ilmu untuk mengatasi masalah tanpa menimbulkan masalah dan tidak menghindari. Siswa yang berani walaupun diberikan tugas banyak dengan tidak merasa takut atau menyerah tetapi dia selalu berusaha untuk menyelesaikan masalah itu. d. Yakin/ percaya

Maksudnya adalah siswa merasa yakin/ percaya terhadap sesuatu dengan sungguh-sungguh tanpa terpengaruh kepada interpretasi lain. Siswa yang berminat akan merasa yakin/ percaya dalam mengerjakan sebuah tugas ataupun dalam menjalankan usaha.

15

Harun Supriatna, Penak-pernik Pendidikan; Minat Belajar,


(34)

21

e. Perhatian

Adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa seseorang terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan mengesampingkan hal lain daripada itu. jasi, siswa akan perhatian dalam hal belajar. jiwa dan pikirannya akan terfokus dengan apa yang dipelajarinya.

f. Kebutuhan

Dalam teori Abraham Maslow, kebutuhan seseorang dapat meliputi: kebutuhan-kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta, kebutuhan akan harga diri serta kebutuhan akan perwujudan diri.16

Jadi, minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menujukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat

Cukup banyak faktor-faktor dapat mempengaruhi timbulnya minat terhadap sesuatu, di mana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:17

16

Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian-1, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), h. 43-56.

17

Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, Ibid, h. 263.


(35)

a. Yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan. Misalnya: bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian. b. Yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan justru mempunyai pengaruh lebih besar terhadap timbul dan berkembangnya minat seseorang. Manakah dari ketiga macam lingkungan itu yang lebih berpengaruh, ini sangat sulit untuk menentukannya. Karena ada minat seseorang timbul dan berkembangnya lebih dipengaruhi oleh faktor keluarga, tetapi ada juga yang oleh lingkungan sekolah atau masyarakat atau sebaliknya. Disamping itu juga karena objek dari minat itu sendiri sangat banyak sekali macamnya.

Crow and Crow berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, antara lain:18

a. Dorongan dari dalam diri individu, misalnya dorongan untuk makan, ingin tahu seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-lain. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain-lain. Dorongan seks akan membangkitkan minat untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, minat terhadap pakaian, kosmetika dan lain-lain.

18


(36)

23

b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Misalnya, minat terhadap pakaian timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.

c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut.

Sedangkan menurut Shaleh, minat seseorang pada dasarnya mengalami perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan minat berdiri sendiri tetapi berkaitan dan saling mempengaruhi. Antara lain:19

a. Faktor fisik

19

Abdul Rahman Shaleh dan Abdul Muhbib Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Ibid, h. 263.


(37)

Kondisi fisik seseorang akan sangat berpengaruh terhadap minat. Orang yang memiliki fisik sehat tentu saja akan berbeda minatnya dibandingkan orang yang lemah dan badannya tidak kokoh.

b. Faktor psikis

Faktor psikis yang mempengaruhi minat adalah motif, perhatian dan perasaan.

1) Motif

Motif adalah dorongan yang akan datang dari dalam diri manusia untuk berbuat sesuatu. Motif diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri organisme itu bertindak atau berbuat. Dorongan ini tertuju kepada suatu tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat timbul jika ada motif dan motif bersifat alam yang ada pada individu. Misalnya, siswa tertarik pada pelajaran praktik bongkar pasang mesin otomotif, karena ada dorongan dari dalam dirinnya agar berhasil bongkar pasangnya cepat dan benar maka ia akan bersungguh-sunggu dalam melaksanakan tugasnya.20

2) Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada suatu atau kelompok

20

Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2004), h. 65.


(38)

25

obyek. Sedangkan memurut Wasti Soemanto perhatian adalah “aktifitas jiwa”, tingkah laku manusia pada suatu obyek.

3) Perasaan senang

Perasaan adalah aktifitas psikis yang di dalamnya subyek menghayati nilai-nilai suatu obyek. Hubungan perasaan dalam mencapai minat adalah sebagai berikut: perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat dengan adanya sikap positif, sebab perasaan senang merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang adatang pada subyek bersangkutan. Sebagai contoh, jika siswa mengikuti praktik mempunyai perasaan sennag, maka ia akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan aktivitasnya dengan harapan akan memperoleh pengalaman dalam bidang tersebut yang kemudian akan menumbuhkan minat untuk melakukan usaha sendiri.21

c. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat:

1) Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan satu kesatuan antara ayah, ibu , anak dan keluarga lainnya. Keluarga mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan anak untuk mencapai masa depan yang baik

21


(39)

bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pola tingkah laku, karakter, intelegensi, bakat, minat dan potensi anak yang dimiliki untuk dapat berkembang secara optimal.

2) Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah merupakan kondisi di sekitar individu yang mempengaruhi proses belajar. Sebagai pendidik, guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar mengajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar, sehingga merasa nyaman, tentram dan senang. Dengan demikian, anak akan termotivasi sehingga hasil belajar yang dicapai dapat maskimal.

3) Lingkungan masyarakat

Adalah semua hubungan di luar keluarga dan sekolah. Lingkungan masyarakat yang mempengaruhi perkembangan minat siswa antara lain: pergaulan teman sebaya, televisi, surat kabar dan lain-lain. Dalam pembentukan watak dan menumbuhkan minat, lingkungan masyarakat memiliki andil yang sangat besar.22

Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka sering ketiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan dari ketiga faktor tersebut,

22


(40)

27

akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya suatu minat.

3. Macam-macam Minat

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini sangat tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongan. Misalnya: berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arahnya minat dan berdasarkan cara mendapatkan atau mengungkapkan minat itu sendiri.

Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:23

a. Minat primitif

Adalah minat yang timb ul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan beraktivitas dan seks.

b. Minat kultural

Minat kultural atau minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Sebagai contoh: keinginan untuk membeli mobil, kekayaan, pakaian mewah, dengan memiliki hal-hal tersebut secara tidak langsung akan menganggap kedudukan atau harga diri bagi orang yang agak istimewa pada orang-orang yang punya mobil, kaya, berpakaian mewah dan lain-lain. Contoh yang lain misalnya minat belajar, individu punya

23


(41)

pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungan, hal ini yang mempunyai arti yang sangat penting bagi harga dirinya.

Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:24

a. Minat intrinsik

Adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli. Sebagai contoh: seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahuan atau karena memang senang membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan. Dalam bermain sepak bola, minat intruksinya adalah kesenangan dalam menyepak bola, bergerak bebas dalam alam terbuka dan sebagainya.

b. Minat ektrinsik

Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut. Apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. Sebagai contoh: seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas atau lulus ujian saringan SEPENMARU, setelah menjadi juara kelas atau lulus ujian saringan

24


(42)

29

SEPENMARU minat belajarnya menjadi turun. Dalam bermain sepak bola, minat instrinsiknya adalah bagaimana mencetak gol sebanyak mungkin, bagaimana mengalahkan lawan dan sebagainya. Jadi dalam minat ekstrinsik ada usaha untuk melanjutkan aktivitas sehingga tujuan akan menjaadi menurun atau hilang.

Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan menjadi empat yaitu: Expressed interest, mainfest interest, Tested interest dan inventoried interest.25

a. Expressed interest (minat yang diekspresikan)

Adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dari jawabannya dapatlah diketahui minatnya.

b. mainfest interest (minat yang diwujudkan)

Adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.

c. Tested interest (minat yang diinventariskan)

Adalah minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes obyektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu

25


(43)

objek atau masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.

d. inventoried interest

Adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat yang sudah distandardisasikan, di mana biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau sesuatu objek yang ditanyakan.

4. Minat dalam Pandangan Islam

Sebagaimana dengan bakat, minat juga merupakan sesuatu yang harus diteruskan pada hal-hal konkret. Karena sebenarnya minat masih merupakan hal yang abstrak. Upaya kita dalam membedakan minat inilah yang dituntut dalam Islam. Jika kita memiliki minat yang besar terhadap sesuatu namun tidak melakukan upaya untuk meraih, mendapatkan atau memilikinya maka minat itu tidak ada gunanya.

Sesuatu hal yang naif jika seseorang memiliki minat pada sesuatu namun tidak meresponnya dengan tindakan nyata. Karena pada dasarnya jika kita menaruh minat pada sesuatu, maka berarti kita menyambut baik dan bersikap positif dalam berhubungan dengan obyek atau lingkungan tersebut. Misalnya, seseorang yang berminat menguasi bahasa Inggris, maka dia akan


(44)

31

melakukan upaya untuk dapat mengetahui, memahami bahkan untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris.26

Setidaknya, dalam Al-Qur’an pembicaraan tentang hal ini terdapat pada surat pertama turun. Pada ayat pertama dari surat pertama dari surat pertama turun perintahnya adalah agar kita membaca. Membaca yang dimaksud bukan hanya membaca buku atau dalam atian tekstual, akan tetapi juga semua aspek. Apakah itu tuntunan untuk membaca cakrawala jagad yang merupakan tanda kebesaran-Nya, serta membaca potensi diri, sehingga dengannya kita dapat memahami apa yang sebenanya hal yang menarik minat kita dalam kehidupan ini.

             

Artinya: “Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. al-Alaq ayat 3-5)

Jadi, betapapun minat merupakan karunia terbesar yang dianugerahkan Allah Swt. Kepada kita. Namun, bukan berarti kita hanya berpangku tangan dan minat tersebut berkembang dengan sendirinya. Tetapi, upaya kita adalah mengembangkan sayap anugerah Allah itu kepada kemampuan maksimal kita sehingga karunia-Nya dapat berguna dengan baik pada diri kita dan kepada orang lain serta lingkungan di mana kita berada.

26


(45)

5. Meningkatkan Minat Siswa

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. misalnya siswa menaruh minat pada olahraga balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat menarik perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang baru saja berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran yang sesungguhnya.

Disamping memanfaatkan minat yang telah ada, Tanner & Tanner menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Rooijakers berpendapat hal ini dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensaional yang sudah diketauhi kebanyakan siswa. Misalnya, siswa akan menaruh perhatian pada pelajaran tentang gaya berat, bila hal itu dikaitkan dengan peristiwa mendaratnya manusia pertama di bulan.

Bila usaha-usaha diatas tidak berhasil , pengajar dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. diharapkan


(46)

33

pemberian insentif akan membangkitkan motivasi siswa dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul.

Studi-studi eksperimental menunjukkan bahwa siswa-siswa yang secara terartur dan sistematis diberi hadiah karena telah bekerja dengan baik atau karena perbaikan dalam kualitas pekerjaannya, cenderung bekerja lebih baik daripada siswa-siswa yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya yang buruk karena tidak adanya kemajuan. Menghukum siswa karena hasil kerjanya yang buruk tidak terbukti efektif, bahkan hukuman yang terlalu kuat dan sering lebih menghambat belajar. Tetapi, hukuman yang ringan masih lebih baik daripada tidak ada perhatian sama sekali. Hendaknya pengajar bertindak bijaksana dalam menggunakan insentif. Insentif apapun yang dipakai perlu disesuaikan dengan diri siswa masing-masing.27

B. Pembahasan Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Pengertian Ekstrakurikuler

Menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan program ialah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi program merupakan kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari

27


(47)

bagi yang masuk sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian dan berbagai macam keterampilan dan kepramukaan.

Dewa Ketut Sukardi menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam tatap muka, dilaksanakan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan baik sekolah maupun di luar sekolah bertujuan agar siswa dapat lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan sikap dan atau nilai-nilai dalam rangka penetapan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum, baik program inti maupun program non inti.28

Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.29

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program

28

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta), cet. Ke-1, h. 98.

29


(48)

35

dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah:

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif dan psikomotorik.

b. Mengmbangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Lebih lanjut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta dapat mendukung program intrakurikuler dan ko-kurikuler. Kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi


(49)

dean minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan program ko-korikuler.30

Menurut Moh. Uzer Usman tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah:31

a. Meningkatkan pengeathuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif. b. Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan

pribadi menuju manusia seutuhnya.

c. Mengetahui, mengenal, serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.

3. Fungsi kegiatan Ekstrakurikuler

Fungsi kegiatan ekstrakurikuler antara lain: a. Fungsi pengembangan

yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.

b. Fungsi sosial

yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta

30

B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Ibid, h. 272.

31

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Ibid, h. 22.


(50)

37

didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.

c. Fungsi rekreatif

yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.

d. Fungsi persiapan karir

yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

4. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Amir Daien kegiatan Ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus. Seperti: latihan bola voly, latihan sepak bola dan sebagainya. Sedangkan, kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga dan sebagainya.

Banyak macam dan jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dewasa ini. Mungkin tidak ada yang sama


(51)

dalam jenis maupun pengembangannya. Beberapa macam kegiatan ekstrakurikuler menurut Oteng Sutisna, antara lain:32

a. Organisasi murid seluruh sekolah

b. Organisasi kelas dan organisasi tingkat-timgkat kelas c. Kesenian: tari-tarian, band, karawitan, vokal group d. Klub-klub hoby: fotografi, jurnalistik

e. Pidato dan drama

f. Klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran (klub IPA, klub IPS dan seterusnya)

g. Publikasi sekolah (koran sekolah, buku tahunan sekolah dan sebagainya) h. Atletik dan olahraga

i. Organisasi-organisasi yang disponsori secara kerjasama (pramuka dan seterusnya)

Lebih lanjut dikemukakan oleh Oteng Sutisna bahwa banyak klub dan organisasi yang bersifat ekstrakurikuler tetapi langsung berkaitan dengan mata pelajaran di kelas. Beberapa di antaranya adalah seni musik/ karawitan, drama, olahraga, publikasi dan klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran. Klub-klub ini biasanya mempunyai seseorang guru yang bertanggung jawab tentang mata pelajaran serupa. Tetapi, ada klub-klub dan organisasi yang tidak berhubungan langsung dengan mata pelajaran seperti klub-klub piknik, pramuka dan lain-lain. Biasanya semua klub dan

32


(52)

39

organisasi itu mempunyai penasehat dan program kegiatan yang disetujui oleh kepala sekolah.

Menurut Hadari Nawawi, jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler dibedakan menjadi:33

a. Pramuka sekolah. b. Olahraga dan kesenian.

c. Kebersihan dan keamanan sekolah.

d. Tabungan Pelajar dan Pramuka (Tapelpram). e. Majalah sekolah.

f. Warung/ kantin sekolah. g. Usaha kesehatan sekolah.

Selanjutnya menurut Depdikbud (1987) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Kegiatan yang bersifat sesaat, misalnya: karyawisata, bakti sosial dan lain-lain.

b. Kegiatan yang bersifat kelanjutan, misalnya: pramuka, PMR dan sebagainya.

Kemudian secara umum, jenis kegiatan ekstrakurikuler disebutkan antara lain:34

a. Lomba Karya Ilmu Pengetahuan Remaja (LKIPR)

33

Ibid, h. 274.

34


(53)

b. Pramuka. c. PMR/ UKS. d. Koperasi sekolah. e. Olahraga prestasi.

f. Kesenian tradisional/ modern. g. Cinta alam dan lingkungan hidup. h. Peringatan hari-hari besar.

i. Jurnalistik j. PKS.

Jadi, berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.

b. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.

5. Prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler

Dengan berpedoman kepada tujuan dan maksud kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Oteng Sutisna prinsip kegiatan ekstrakurikuler adalah:


(54)

41

a. Semua murid, guru dan profesional administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.

b. Kerjasama dalam tim adalah fundamental.

c. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan. d. Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.

e. Kegaiatan hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa.

f. Kegiatan hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah g. Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai

pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.

h. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.

i. Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekadar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.

Depdikbud menuliskan bahwa dalam usaha membina dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa. b. Sejauh mana mungkin tidak terlalu membebani siswa.


(55)

d. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha.

Sedangkan menurut Moh. Uzer Usman, dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:35

a. Kegiatan tersebut harus dapat meningkatkan pengayaan siswa baik ranah kognitif maupun afektif.

b. Memberi kesempatan, penyaluran bakat serta minat siswa sehingga terbiasa melakukan kesibukan-kesibukan yang positif.

c. Adanya perencanaan, persiapan serta pembiayaan yang telah diperhitungkan sehingga program ekstrakurikuler dapat mencapai tujuannya.

d. Faktor-faktor kemampuan para pelaksana untuk memonitor dan memberikan penilaian hendaknya diperhatikan.

Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, prinsip pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, antara lain:

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan pengayaan siswa baik ranah kognitif maupun afektif.

b. Adanya program pelaksanaan dan kemungkinan pembiayaannya. Maka dari itu perencanaan, persiapan dan pembiayaan harus diperhitungkan dengan masak sehingga program ini mencapai tujuannya.

35

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Ibid, h. 22.


(56)

43

c. Koordinasi antara kepala sekolah, guru, petugas BP serta pihak lain yang terkait.

d. Memberi tempat serta mendorong penyaluran bakat dan minat siswa sehingga siswa akan terbiasa melakukan kesibukan-kesibukan yang positif.

e. Pelaksanaan diikuti oleh semua siswa atau oleh sebagian siswa.36

36


(57)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Jenis dan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses pemaknaan dalam perspektif subjek lebih ditonjolkan.1

Adapun jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif adalah pendekatan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.2oleh karena itu, dengan menggunakan metode deskriptif ini, penulis melakukan serangkaian prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta dan data serta fenomena kemudian dianalisis, dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dalam bahasa dan kesimpulan.

1

Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fak. Tarbiyah, IAIN, Pedoman Penulisan Skripsi, (Surabaya:2008), h. 8.

2


(58)

44

B. Subyek Penelitian

Yang dimaksud subjek penelitian adalah sumber tempat peneliti memperoleh keterangan tentang permasalahan yang diteliti, dengan kata lain subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan.3

Dalam hal ini penulis memilih subjek penelitian di SMP Hang Tuah 1 Surabaya.

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Hang Tuah 1 Surabaya yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA).

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII-D dan VIII-F SMP Hang Tuah 1 Surabaya.

C. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik sampling Sampling purposive dan Snowball Sampling. Sampling

3

Tatang, M. Amirin, Menyusun Perencanaan Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 92-93.


(59)

purposive adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya, orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita teliti. Dalam penelitian ini misalnya siswa kelas VIII-D dan III-F yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pembinaan Agama di SMP Hang Tuah 1 Surabaya. Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar sesuai dengan data yang diperoleh. Misalnya, dalam penelitian ini dari siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler belum mendapatkan data yang dianggap lengkap, maka penulis bisa mengambil sampel yang lain, misalnya dari guru serta pembina kegiatan ekstrakurikuler Pembinaan Agama.

D. Sumber dan Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer

Yaitu data yang diperoleh peneliti secara mentah dari sumber data dan masih memerlukan analisis lebih lanjut.4 Jenis data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari sumber data melalui wawancara, angket dan observasi.

2. Data sekunder

4

Joko subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta.2004), h. 87.


(60)

46

Jenis data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan kepustakaan.5 Data ini dapat berupa dokumen, buku, majalah, jurnal dan yang lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun dalam menentukan sumber data dalam penelitian ini penulis berpijak pada pendapat Suharsini Arikunto dalam bukunya “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek” yang antara lain meliputi:

1. Person

Yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis. Adapun dalam penelitian ini yang termasuk sumber data ini adalah: siswa-siswi kelas VIII-D danVIII-F SMP Hang Tuah 1 Surabaya dan segenap pengajar kegiatan Ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) serta beberapa orang yang peneliti anggap tahu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian.

2. Place

Yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak, misalnya dalam penelitian ini berupa ruangan atau tempat kegiatan berlangsung, dan adapun yang bergerak. Place dalam penelitian ini misalnya: ruang kelas yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya.

5

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,2002), h. 107.


(61)

3. Paper

Yaitu sumber data yang menyajiakn tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol yang lain. Dalam penelitian ini dapat berupa literatur-literatur dan berbagai dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian.6

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Metode observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung.7

Sedangkan menurut Mardalis, observasi atau pengamatan merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.

6

Ibid., h. 107.

7


(62)

48

Metode ini penulis lakukan hanya untuk memeroleh data yang relevan tentang perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PA, tetapi peneliti juga mencatat sesuatu yang berkaitan dengan penelitian sebanyak mungkin tentang hal-hal yang berkaitan dengan data penelitian tentang suatu kejadian atau peristiwa yang menambah wawasan peneliti. 2. Metode Kuesioner atau angket

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ingin ia ketahui.8 Dalam penelitian ini, metode angket digunakan penulis untuk memperoleh informasi atau data secara tertulis tentang permasalahan yang akan diteliti penulis, terkait minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler.

Selain itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup, yaitu jawaban sudah tersedia dan responden tinggal memilih saja dari beberapa jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.

3. Interview/ wawancara

Metode wawancara atau interview adalah suatu metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data melalui dialog (tanya jawab) secara lisan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini Sutrisno Hadi mengatakan interview sebagai suatu

8

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 225.


(63)

proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu menghadap orang lain dan mendengarkan dengan sendiri suaranya. tampaknya merupakan alat pengumpul data (informasi) yang langsung tentang beberapa jenis data sosial, baik yang terpadu maupun manifes.

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi tentang gambaran minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama, dengan lima orang informan yaitu pembina kegiatan Ekstrakurikuler.

Selain itu, dalam penelitian ini, penulis menggunakan angket tertutup, yaitu jawaban sudah tersedia dan respondent tinggal memilih salah satu dari beberapa jawaban yang telah disdiakan oleh peneliti.

4. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,


(64)

50

buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti.9

Metode ini penulis gunakan untuk meneliti benda-benda tertulis seperti dokumen sekolah tentang sejarah berdirinya SMP Hang Tuah 1 Surabaya, jumlah siswa, responden yang diteliti, daftar para guru, karyawan, dan lain sebagainya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.10

Tujuan analisis data adalah untuk menelaah data secara sistematika yang diperoleh dari berbagai teknik pengumpulan data, yaitu antara lain; wawancara, angket atau quesioner, observasi, dan dokumentasi. Untuk mneganalisa data yang diperoleh, penulis menganalisa dengan menggunakan cara berfikir sebagai berikut:

9

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, (Bandung: Rosda Karya,2006), h. 206.

10

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaf Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-8, h. 244.


(65)

1. Induktif, yaitu berfikir berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa kogkrit untuk digeneralisasikan menjadi bersifat umum. Metode ini banyak digunakan untuk mengklasifikasikan dan mengambil kongklusin dari data yang telah terkumpul.

2. Deduktif, yaitu berfikir dengan menarik sesuatu kesimpulan dari permasalahan umum menuju khusus dengan menggunakan penalaran atau rasio (berfikir rasional).11

Sedangkan langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini meliputi:

1. Reduksi data yang merupakan proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksi dan mengolah data kasar ke dalam catatan lapangan.

2. Sajian data yang merupakan suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan atau tindakan yang diusulkan.

3. Verifikasi data yang merupakan data penjelas tentang makna data dalam suatu konfigurasi yang terjelaskan, menunjukkan alur kausalnya, sehingga dapat diajukan proposisi yang terkait dengannya.12 Maka data itu dapat dimengerti dan penemuan yang dihasilkan bisa dikomunikasikan dengan yang lain.

11

Nana Sudjana, Tuntutan Penyusunan Kerja Karya Ilmiah Makalah-Tesis-Disertasi, (Bandung: Sinar Baru, 1991), h. 6.

12


(66)

52

Lexy J. Moleong menyatakan bahwa proses analisis datadimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia di berbagai sumber kemudian mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan membuang rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya, langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan, kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya, kategori-kategori itu sambil membuat coding (kode). Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data, setelah ini mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif.13

Analisis data dalam penelitian ini tidak diwujudkan dalam bentuk angka-angka melainkan berupa laporan dan uraian deskriptif mengenai indikator minat siswa di SMP Hang Tuah 1 Surabaya, kemudian di analisis dengan data yang ada. Selanjutnya dengan analisis seperti ini akan diketahui apakah siswa di SMP Hang Tuah 1 Surabaya itu berminat atau tidak berminat terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama Islam dan bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman agama Islam.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

13

Lexy J. Moleong, “Metode Penelitian Ilmiah”, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 1989), hlm. 190


(67)

Strategi teknik pengumpulan data menurut Moleong (1996) secara tepat merupakan langkah awal dan upaya awal penelitian guna mendapatkan data penelitian yang syah, obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Penggunaan beberapa teknik dalam pengumpulan data akan lebih menjamin dan diperoleh keabsahan data yang memadai, keabsahan data yang diperoleh adalah sesuatu yang sangat penting karena akan menjamin kepercayaan data tersebut dalam pemecahan data masalah yang diteliti.

Oleh karena itu peneliti dapat menentukan atau mengukur keabsahan data dengan derajat kepercayaaan. Berpedoman pada kriteria tersebut, peneliti berusaha secara maksimal sehingga tingkat kepercayaan data penelitian yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Guna menjamin tingkat kepercayaan dalam pengecekan data maka peneliti memilih teknik-teknik pengujian data dengan: pengujian melalui teknik triangulasi sumber, pengujian melalui member check, dan pengujian melui teman sejawat.

1. Triagulasi

Teknis triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik. Dan triangulasi juga dapat dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti dengan pemahaman informan tentang hal-hal yang


(1)

67

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) Islam di SMP Hang Tuah 1 Surabaya, maka didapatkan hasil penelitian sebagaimana berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) di SMP Hang Tuah 1 Surabaya paling tidak dibagi menjadi tiga tahap kegiatan, yaitu:

a. Tahap pendahuluan

Guru sebagai pelaksana kegiatan telah menyiapkan peserta didik secara fisik maupun psikis untuk mengikuti proses kegiatan ekstrakurikuler. Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas diberikan kepada siswa. Selain itu, guru juga mengajak siswa untuk menghafalkan surat-surat pendek yang telah di PR-kan pada pertemuan sebelumnya.

b. Kegiatan inti

Dalam tahap ini, siswa banyak terlibat untuk mencari informasi tentang tema materi yang dipelajari. Selain itu, aktiftas mengamati, menulis, membaca dan berdiskusi yang bermakna terjadi dalam tahap ini.


(2)

68

c. Penutup

Dalam kegiatan penutup, ada refleksi terhadap materi yang telah disampaikan. Tetapi, yang tidak kalah penting adalah proses evaluasi terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Selain itu, dalam tahap ini guru biasanya memberikan motivasi kepada siswa, baik itu motivasi secara lisan atau melalui tayangan vidio.

2. Sebagian besar siswa SMP Hang Tuah 1 Surabaya berminat terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) Islam. Diketahui masing-masing indikator minat adalah sebagai berikut:

a. Perhatian

Dari delapan puluh enam siswa, sebesar tujuh puluh tiga siswa perhatian dan hanya delapan orang saja yang tidak perhatian.

b. Kebutuhan

Dari delapan puluh enam siswa, tujuh puluh tujuh siswa membutuhkan konsentrasi untuk bisa memahami materi yang diajarkan, dan hanya lima orang saja yang tidak.

c. Pengetahuan

Dari jumlah delapan puluh enam siswa, yang mempunyai pengetahuan terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) Islam sebanyak enam puluh empat siswa. Sedangkan dua puluh dua siswa tidak mempunyai.


(3)

69

d. Keinginan

Dari delapan puluh enam siswa yang diteliti, enam puluh tiga siswa ingin tahu terhadap materi pelajaran yang diajarkan, dan tiga belas siswa tidak ingin tahu terhadap materi pelajaran yang diajarkan.

e. Berani

Dari jumlah delapan puluh enam siswa yang penulis teliti, ada tujuh puluh satu siswa berani. Sedangkan, empat belas siswa yang lain masih belum berani.

f. Yakin/ percaya

Dari delapan puluh enam siswa yang diteliti, enam puluh delapan siswa merasa yakin akan mendapatkan manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan, delapan belas siswa yang lain merasa tidak yakin.

B. Saran

Berdasarkan simpulan dan impikasi hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi kepala sekolah, hendaknya lebih mendukung lagi kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) Islam supaya minat siswa lebih meningkat lagi.

2. Bagi Guru kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) Islam, untuk lebih memperhatikan faktor/ indikator perhatian, kebutuhan, pengetahuan, keinginan, keberanian dan keyakinan siswa. Karena keenam indikator


(4)

70

tersebut memberi sumbangan yang besar terhadap minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) Islam di SMP Hang Tuah 1 Surabaya.

3. Bagi orang tua, hendaknya memberikan motivasi sepenuhnya kepada putra-putrinya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Agama (PA) Islam.


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), cet. Ke-1.

Abdul Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Jogjakarta: Tirta Wacana Jogja, 1993).

Abdur Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Prenada Media, 2004), cet. Ke-1.

Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian-1, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993).

Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Gunung Jati, 1995).

Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2004).

Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press).

B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), cet. Ke-1.

Burhan Bungin. Analisis Data Penelitian Kualitatif. (Jakarta: PT Raja Grafindo P e r s a d a ).

Depdikbud, Kurikulum SMK, (Jakarta: 1984).

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta), cet. Ke-1.

H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet. Ke-1. Harun Supriatna, Penak-pernik Pendidikan; Minat Belajar,

http://asbabulismu.blogspot.com/2009/04, di akses tgl 29 maret 2010, pukul 15.30.

Joko subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta.2004).

Lexy J. Moleong, “Metode Penelitian Ilmiah”, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 1989).


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993), cet. Ke-1.

Muhammad Ali, ” Strategi Penelitian Pendidikan”, (Bandung: Angkasa, 2003). Nana Sudjana, Tuntutan Penyusunan Kerja Karya Ilmiah

Makalah-Tesis-Disertasi, (Bandung: Sinar Baru, 1991).

Nana Sujana Ibrahim, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989). Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 1995), cet. Ke-3.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaf Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-8.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998).

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,2002).

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, (Bandung: Rosda Karya,2006). Sutrisno Hadi, Metodologi Research ll, (Yogjakarta: Andi Offset).

Tatang, M. Amirin, Menyusun Perencanaan Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995).

Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fak. Tarbiyah, IAIN, Pedoman Penulisan Skripsi, (Surabaya:2008).