Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Biaya Kualitas Studi Kasus pada Home Industri Aryani Art T1 232008030 BAB IV
BAB IV ANALISIS DATA Sejarah Perusahaan
Awalnya pada tahun 1997 ibu Aryani pemilik dari home industry aryani art hanya sebagai distributor enceng gondok untuk para pengerajin Jogjakarta. Enceng gondok yang diperdagangkan adalah yang memiliki ukuran 60cm-70cm dan berasal dari rawa pening. Enceng gondok yang telah dikeringka, dikumpulkan dan dihargai Rp. 1000/kg oleh para nelayan kemudian dikirim oleh beliau ke Jogjakarta. Beliau menjual enceng gondok tersebut dengan harga 5000/kg. Hal tersebut semakin berkembang, karena permintaan akan enceng gondok meningkat pesat di daerah Jogjakarta sehingga pada tahun 1999 beliau memutuskan untuk menjual enceng gondok basah. Hampir setiap hari beliau mengirimkan 2-4 truk enceng gondok basah ke Jogjakarta dan mengupah warga Desa Siliran, Kulonprogo untuk menjemurnya. Sembari mengawasi dan menunggu enceng gondok kering, beliau belajar membuat kerajian enceng gondok dari para perajin Jogjakarta. Dari sinilah kemudian ibu aryani menekuni industry kerajian tangan.
Awalnya pada tahun 2000 beliau menekuni keranjang dan box tisu, tetapi kemudian beliau merambah mebel. Hal tersebut dilakukan karena adanya peluang dan keuntungan yang lebih besar dibanding memproduksi keranjang dan boks tisu ataupun sebagai distributor enceng gondok. Sehingga pada tahun 2000 didirikan
(2)
home industry Aryani Art yang terletak dijalan Fatmawati 181 Lopait, Tuntang – Kab. Semarang dan dibuatlah Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Dengan mempekerjakan warga sekitar yang terus diberi pelatihan atas keterampilanya, home industry aryani art mampu memproduksi kerajian tangan yang berkualitas. Hingga sekarang home industry aryani art terus berkembang dengan menghasilkan kerajian tangan yang berkualitas sehingga dapat menembus pasar internasional yaitu Malaysia dan Perancis.
Dalam mengembangkan usahanya, Home Industry Aryani Art menambah jenis kerajian tanganya yaitu :
1. Mebel yang memiliki bahan dasar enceng gondok dan pandan
2. Pintu yang memiliki bahan dasar rotan dan pandan 3. Sekat ruang yang berbahan dasar pandan
4. Gebyok (hiasan pengantin) yang berbahan dasar pandan dan rotan
Saat ini produksi utama dari Home industry Aryani Art adalah empat macam produk kerajian tangan diatas. Sedangkan kerajian lain berupa keranjang, vas bunga, box tisu dan macam kerajian yang lain hanya diproduksi dengan jumlah yang relative kecil dan sebagian merupakan produk titipan.
(3)
Struktur Organisasi dan Job Diskripsi Bagan 1
Struktur Organisasi Home Industry Aryani art
Sumber : Home Industry Aryani Art
Tugas serta tanggung jawab dari masing-masing bagian dapat diuraikan sebagai berikut :
(4)
1. Pemilik
Pemilik memiliki peran dalam penyediaan modal usaha. Seluruh modal usaha hanya berasal dari pemilik, tidak ada pihak lain yang menyalurkan modal dalam Home Industry Aryani Art .Selaian itu pemilik juga berperan dalam memberi pengarahan desain bagi para pengerajin. Pengembangan desain dilakukan pemilik dengan cara mengunjungi pengerajin di Jogjakarta untuk melakukan studi banding serta membeli majalah kerajinan. Selain itu pemilik melakukan kontrol kualitas akhir dalam proses produksi kerajinan tangan.
2. Pelayanan
Bagian pelayanan berperan sebagai penjaga toko dan melayani para konsumen yang datang mengunjungi toko Aryani Art. Hanya terdapat satu pelayan toko. Pelayan memiliki tujuh hari jam kerja dari hari senin sampai dengan hari minggu mulai pukul 08.00 wib sampai 16.00 wib. Sistem gaji untuk pelayan dilakukan tiap bulan dengan besarnya gaji yang dibayarkan sebesar enam ratus ribu rupiah.
3. Pembukuan
Semua pendapatan dari transaksi penjualan dan pengeluaran dari proses produksi, akan dicatat oleh bagian pembukuan. Bagian pembukuan setiap hari merekab semua transaksi yang terjadi dengan mencocokan bukti
(5)
yang ada. Dan kemudian membuat laporan bulanan bagi home industry aryani art. Laporan yang dibuat adalah laporan penjualan dan pengeluaran untuk proses produksi. Bagian pembukuan memiliki tujuh hari jam kerja dari hari senin sampai dengan hari minggu mulai pukul 08.00 wib sampai dengan pulul 16.00 wib. Sistem gaji untuk bagian pembukuan dilakukan setiap bulan dengan besarnya gaji yang dibayarkan kurang lebih sebesar enam ratus ribu rupiah.
4. Produksi
Bagian produksi adalah bagian dimana kerajian dibuat, mulai dari kegiatan membuat desain kerangka, penganyaman hingga finishing.
a. Bagian Desain / Kerangka
Pada bagian ini terdapat dua karyawan., yaitu karyawan bagian membuat kerangka dari besi dan karyawan yang membuat kerangka dari kayu. Mereka membuat kerangka sesuai dengan desain yang telah ditentukan sebelumnya. Mereka memiliki tujuh hari jam kerja dari hari senin hingga hari minggu mulai pukul 08.00 wib sampai dengan pukul 16.00 wib. Serta jam lembur pulul 17.00 wib – 20.00 wib. Kebutuhan lembur disesuaikan dengan kebutuhan produksi yang ada. Sistem pengupahan dilakukan secara borongan yang dibayarkan setiap minggu oleh pemilik. Besarnya upah yang dibayarkan berdasarkan jumlah produk
(6)
yang dihasilkan karyawan dan tingkat kesulitan. Pada bagian desain atau kerangka ini upah yang dibayarkan kepada tiap karyawan berkisar antara Rp.200.000 – Rp. 250.000 tiap minggu.
b. Penganyaman
Home industry Aryani Art memiliki empat pengerajin anyaman. Mereka semua memiliki tanggung jawab untuk melakukan semua kegiatan anyaman sesuai produk yang ingin dihasilkan. Mereka memiliki tujuh hari jam kerja mereka mulai dari pukul 08.00 wib – 16.00 wib. Serta jam lembur pulul 17.00 wib – 20.00 wib. Sistem pengupahan dilakuan secara borongan dan dibayarkan setiap minggu. Besarnya upah yang didapat oleh setiap pengerajian anyaman ini berkisar antara Rp.175.000 sampai Rp.200.000 tiap minggu.
c. Finishing
Terdapat dua keryawan dalam bagian ini. Mereka berperan dalam proses akhir produksi kerajian tangan. Dari proses melapisi kerajian dengan sending kemudian melakukan pengecatan serta melapisi seluruh bagian anyaman dengan melamin agar semua kerajian yang telah diproduksi menjadi awet dan terlihat menarik. Mereka memiliki tujuh hari jam kerja mereka mulai dari pukul 08.00 wib – 16.00 wib. Serta jam lembur pulul 17.00 wib – 20.00 wib. Sistem pengupahan dilakuan secara
(7)
borongan dan dibayarkan setiap minggu. Besarnya upah yang didapat oleh setiap pengerajian anyaman ini berkisar antara Rp.175.000 sampai Rp.200.000 tiap minggu.
5. Transportasi
Bagian ini tidak hanya bertugas mengirimkan kerajian tangan yang telah dipesan atau dibeli oleh para pelanggan tetapi juga mengambil bahan baku dari para supplier. Serta bertugas dalam kegiatan transportasi lainnya. Bagian ini memiliki tujuh hari jam kerja dari hari senin sampai dengan hari minggu mulai pukul 08.00 wib sampai dengan pukul 16.00 wib. Sistem gaji untuk bagian transportasi dilakukan setiap bulan dengan besarnya gaji yang dibayarkan sebesar Rp 600.000
Proses Produksi
Dalam memproduksi produk kerajian tangan, home industry aryani art memiliki berbagai tahap produksi. Tahap-tahap tersebut dibagi menjadi tiga bagian utama yang bisa dilihat dalam gambar proses produksi dibawah ini :
(8)
Bagan 2 : Proses Produksi Kerajian Tangan pada Home Industry Aryani Art
(9)
1. Proses Desain dan Kerangka
Bagian pertama adalah membuat kerangka atupun desain produk. Desain produk yang telah di pilih kemudian dibuat kerangka. Kerangka produk bisa berupa besi dan kayu.
Bahan besi :
Besi batangan berukuran 6 inch ataupun 10 inch di ukur kemudian dipotong menggunakan alat pemotong besi, kemudian besi tersebut digabungkan dengan bagian lain mengunakan perekat berupa pakan las dengan menggunakan alat las berdaya 900 watt. Bila ingin membentuk besi tersebut digunakan alat berupa kunci besi, palu dan tang hingga membentuk kerangka yang diinginkan. Kerangka yang telah jadi kemudian di cat dan dikeringkan.
Bahan kayu :
Kayu harus dihaluskan terlabih dahulu mengunakan pasah dan amplas . Kemudian barulah diukur sesuai dengan kebutuhan atau desain yang telah ditetapkan. Untuk mengabungkan tiap bagian digunakan paku dan lem. Bagian yang tidak rata pada kayu akan ditutup dengan dempul. Dempul juga digunakan untuk melapisi kayu sebelum kayu tersebut di cat. Kemudian kayu dicat dan dikeringkan.
(10)
2. Proses penganyaman
Setelah kerangka selesai dibuat, proses penganyaman dilakukan. Enceng gondok, pandan, dan rotan dianyam sesuai pola yang telah ditetapkan. Penganyaman dilakukan oleh para pengerajin secara manual menggunakan tangan mereka dan bukan menggunkan mesin. Enceng gondok, pandan dan rotan langsung dianyaman kedalam kerangka tanpa di ukur terlebih dahulu seberapa panjang yang dibutuhkan atau sesuai dengan ukuran kerangka yang ada. Sehingga saat terjadi kelebihan ukuran, para perajin langsung memotong bagian tersebut menggunakan gunting dan membuang bagian tersebut. Tidak adanya proses pengukuran antara bahan baku yang dibutuhkan pada tiap kerangka yang ada, menyebabkan banyaknya sisa bahan yang terbuang. Selain itu pengerajin juga mambuat hiasan untuk sekat, pintu dan gebyok. Hiasan dapat berupa pola bunga, hewan atau berbentuk pola yang lainnya. Dalam tahap penganyamanan masih sering terjadi kesalahan yang mengakibatkan adanya pengerjaan ulang. Kesalahan tersebut berupa anyaman yang kurang rapi dan rapat.
3. Bagian Finishing
Pada bagian ini, produk kerajian tangan yang selesai dianyam akan melalui tahap finishing. Tahap finishing dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
(11)
• Tahap melapisi dengan sending
Pertama pekerja membuat campuran tinner dan sending, campuran tersebut kemudian dimasukan pada alat semprot (spet) yang dihubungan dengan kompresor berdaya 1500 watt untuk melapisi seluruh bagian anyaman. Sending sendiri digunakan untuk menutup pori-pori enceng gondok,pandan dan rotan agar bahan tersebut awet. Sedangkan tinner digunakan sebagai pelarut sending. Setelah melalui tahap ini kerajian di jemur dibawah terik matahari sampai kering.
• Tahap pengecatan
Hal yang pertama dilakukan dalam proses ini adalah pemilihan warna cat. Cat kemudian dicampur dengan tinner. Capuran tersebut dimasukan dalam alat semprot (spet) yang dihubungan dengan kompresor berdaya 1500 watt kemudian disemprotkan keseluruh bagian yang ingin diberi warna tersebut. Setelah rata barulah kerajian tersebut dikeringkan.
• Tahap melapisi dengan melamin
Setelah kering masuklah dalam tahap pelapisan menggunkan melamin. Seperti halnya sending, melaminpun dilarutkan menggunakan tinner, kemudian campuran tersebut disemprotkan pada semua bagian anyaman. Melamin berguna untuk membuat kerajian menjadi mengkilap dan tahan lama.
(12)
Dari semua tahap produksi yang ada, tahap finishing dan anyaman adalah tahap yang paling sering terjadi kesalahan sehingga harus dilakukan pengerjaan ulang. Kesalahan yang terjadi pada tahap finishing adalah warna cat yang kurang cocok dengan yang tidak sesuai dengan standart, ketidaksempurnaan dalam tahap finishing serta perlakuan saat pengiriman produk yang mengakibatkan warna menjadi rusak. Sedangkan pada tahap anyaman yang sering terjadi adalah pemakaian bahan baku yang kurang bagus kalitasnya, ketidakrapian dalam proses penganyaman serta kesalahan penganyaman.
Identifikasi Biaya Kualitas pada Home Industry Aryani Art
Dalam hasil wawancara yang telah dilakuan serta analisis pada laporan keuangan serta laporan harga pokok produksi Home Industry Aryani Art, dapat dilakukan pengelompokan biaya kualitas sebagai berikut :
1. Biaya Pencegahan
Merupakan semua biaya yang dikeluarkan home industry aryani art dalam upaya mencegah terjadinya kerusakan produk. Biaya ini meliputi :
a. Biaya pemeliharaan mesin
Biaya yang dikeluarakan oleh perusahaan berkaitan dengan pemeliharan mesin-mesin produksi. Pemeliharaan mesin dalam Home Industry aryani art dilakukan secara berkala tiap bulannya. Biaya pemeliharaan tersebut meliputi pembelian oli untuk alat kompresor, pembelian mata pisau untuk
(13)
alat pemotong besi dan biaya service pada alat kompresor bila mengalami kerusakan kecil.
b. Biaya Desain dan Pelatihan
Biaya desain yang dikeluarkan oleh Home Industry Aryani Art untuk membeli petunjuk desain berupa majalah – majalah desain, contoh barang desain serta biaya studi banding desain dengan para pengerajin di Jogjakarta. Untuk kegiatan studi banding ke Jogjakarta dilakukan setiap tiga bulan sekali. Sedangkan biaya pelatihan yang dikeluarkan berupa biaya lembur untuk pelatihan pembuatan desain baru untuk para
pengerajin dan bagian desain/kerangka. 2. Biaya Kegagalan Internal
Seluruh biaya yang dikeluarakan karena terjadi produk yang tidak sesuai
dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan dan terjadi dalam lingkup perusahaan
sebelum dikirimkan kepihak konsumen. a. Sisa bahan
Biaya yang timbul untuk bahan baku yang dibuang dan tidak dimanfaatkan kembali oleh Home Industry Aryani Art. Untuk bahan penolong tidak ada biaya bahan sisa yang terjadi.
b. Biaya Pengerjaan Kembali atau Aktivitas Rework
(14)
dengan standart yang diharapkan dan dapat memuaskan pelanggan. Yang termasuk didalamnya adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya lembur tenaga pengerajin dan biaya lembur tenaga finishing.
3. Biaya Kegagalan Eksternal
Jumlah biaya yang ditanggung oleh home industry Aryani Art karena adanya kerusakan yang ditemukan setelah produk diserahkan kepada pelanggan. a. Biaya Garansi
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan kembali produk yang masih berada dalam masa garansi. Home industry Aryani Art memberikan garansi untuk mebel selama satu tahun, kemudian gebyok dan pintu selama enam bulan dan sekat memiliki masa garansi selama tiga bulan. Termasuk didalamnya adalah biaya transportasi untuk mengambil dan mengantar kembali produk yang diperbaiki.
Pada Home Industry Aryani Art hanya perdapat kegiatan penilaian produk akhir yang dilakuakan sendiri oleh pemilik. Sehingga dalam kegiatan penilaian ini tidak terdapat alokasi biaya penilaian.
Laporan Biaya Kualitas
Setelah mengidentifikasi semua biaya kualitas yang ada dalam Home Industry Aryani Art, dilakukan pengukuran pada tiap – tiap goloangan biaya kualitas dan kemudian disusunlah laporan biaya kualitas secara terpisah untuk mempermudah analisis. Dibawah ini adalah laporan biaya kualitas Home Industry Aryani Art :
(15)
Tabel 1
Biaya Kualiatas Pada Home Industry Aryani Art Bulan Januari 2010 – Desember 2010
Sumber : Data yang Telah Diolah.
Klasifikasi Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Okrtober November Desember Biaya Pencegahan Pemeliharaan Mesin 167,000 200,500 300,500 217,000 167,000 167,000 167,000
192,000 334,000 167,000 217,000 217,000 Biaya Desain dan Pelatihan
1,885,000 189,000 350,500 1,678,500 550,000 230,000 1,455,250
215,000 130,000 1,345,100 341,000 255,000
Total Biaya Pencegahan 2,052,000 389,500 651,000
1,895,500 717,000 397,000
1,622,250
407,000 464,000 1,512,100 558,000 472,000 Biaya Kegagalan Internal
Sisa Bahan 814,000 1,204,000 1,224,500 964,000 1,140,500 1,320,500
964,500 1,189,500 1,330,000 1,029,000 1,206,500 1,445,500 Kegiatan Rework 872,425 1,980,675 1,257,175 1,097,687 1,295,437 1,648,875
518,075 1,063,300 1,168,437 414,537 1,437,075 1,621,950 Total Biaya Kegagalan
Internal 1,686,425
3,184,675 2,481,675 2,061,687 2,435,937 2,969,375
1,482,575 2,252,800 2,498,437 1,443,537 2,643,575 3,067,450 Biaya Kegagalan Eksternal
Biaya Garansi 822,500 1,551,375 686,250 652,500 1,992,000 1,945,187
140,550 1,486,250 819,375 247,350 1,536,700 1,817,100 Total Biaya Kegagalan
Eksternal 822,500
1,551,375 686,250 652,500 1,992,000 1,945,187
140,550 1,486,250 819,375 247,350 1,536,700 1,817,100
Totab Biaya Kualitas 4,560,925
5,125,550 3,818,925 4,609,687 5,144,937 5,311,562
3,245,375 4,146,050 3,781,812 3,202,987 4,738,275 5,356,550
(16)
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa biaya kualitas mengalami fluktuasi setiap bulannya. Biaya kualitas yang paling besar terjadi pada bulan desember yaitu sebesar Rp. 5.356.550 dikarenakan adanya peningkatan biaya kegagalan yang begitu besar, sedangkan biaya kualitas yang paling kecil terjadi pada bulan oktober yaitu sebesar Rp. 3.202.987.
Untuk mempermudah analisis dapat menggunakan tren untuk masing – masing kategori biaya kualitas yang dinyatakan dalam persentase dari penjualan. Dibawah ini adalah tabel presentase kategori – kategori biaya kualitas terhadap penjualan :
Tabel 2
Biaya Pengendalian dan Biaya Kegagalan Home Industry Aryani Art Periode Biaya Pengendalian Biaya Kegagalan
Januari 2.39% 2.92%
Februari 0.40% 4.86%
Maret 0.54% 2.62%
April 1.81% 2.58%
Mei 0.78% 4.81%
Juni 0.39% 4.79%
Juli 1.57% 1.57%
Agustus 0.37% 3.37%
September 0.36% 2.56%
Okrtober 1.67% 1.87%
November 0.49% 3.68%
(17)
Grafik 1
Grafik Tren Multiperiode Biaya Pengendalian dan Biaya Kegagalan
Biaya pengendalian pada Home Industry Aryani Art terdiri dari biaya pencegahan saja, sebab kegitan penilaian tidak menimbulkan biaya penilaian. Sedangkan biaya kegagalan, terdiri dari biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Dari Grafik di atas terlihat bahwa setiap terjadi kenaikan biaya pengendalian maka biaya kegagalan akan mengalami penurunan begitu juga sebaliknya, bila biaya pengendalian mengalami penurunan maka biaya kegagalan akan meningkat. Kecuali untuk bulan juni, biaya pengendalian mengalami penurunan tetapi biaya kegagalan tidak mengalami peningkatan tetapi mengalami penurunan pula. 0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00% Ja n u a ri Fe b ru a ri M a re t A p ril M e i Ju n i Ju li A g u st u s Se p te m b e r O kr to b e r N o v e m b e r D e se m b e r Biaya Pengendalian Biaya Kegagalan
(18)
Besarnya Penurunan dan peningkatan biaya pengendalian dan biaya kegagalan secara nominal dan persentase pada Home Industry Aryani Art dapat diketahui melalui tabel perbandingan biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Dibawah ini adalah tabel perbandingan biaya pengendalian dan biaya kegagalan Home Industry Aryani Art :
(19)
Tabel 3
Perbandingan Biaya Pengendalian dan Biaya Kegagalan Bulan Januari 2010 – Desember 2010
Bulan Biaya Pengendalian
peningkatan/
penurunan persentase
Biaya Kegagalan
Peningkatan /
Penurunan Persentase
Januari 2,052,000 _ - 2,508,925 - -
Februari 389,500
1,662,500 81% 4,736,050
2,227,125 89%
Maret 651,000
261,500 67% 3,167,925
1,568,125 33%
April 1,895,500
1,244,500 191% 2,714,187
453,738 14%
Mei 717,000
1,178,500 62% 4,427,937
1,713,750 63%
Juni 397,000
320,000 45% 4,914,562
486,625 11%
Juli 1,622,250
1,225,250 309% 1,623,125
3,561,437 67%
Agustus 407,000
1,215,250 75% 3,739,050
2,115,925 130%
September 464,000
57,000 14%
3,317,812
421,238 11%
Okrtober 1,512,100
1,048,100 226% 1,690,887
1,626,925 49%
November 558,000
954,100 63% 4,180,275
2,489,388 147%
Desember 472,000
86,000 15% 4,254,550
704,275 17%
Terlihat bahwa pada setiap kenaikan biaya pengendalian, maka biaya kegagalan akan mengalami penurunan biaya begitu pula bila biaya pengendalian turun maka biaya kegagalan akan mengalami peningkatan. Dengan kata lain antara biaya pencegahan dan biaya kegagalan memiliki perbandiangan yang terbalik. Hal
(20)
tersebut sesuai dengan pernyataan Hansen dan Mowen mengenai biaya kualitas yang optimal yaitu tingkat mutu yang dapat diterima (acceptable quality level).
Adanya hubungan biaya – biaya tersebut dibuktikan dengan mengunakan uji korelasi pearson, dengan hasil dibawah ini :
Tabel 4
Correlations
BiayaPengendalian BiayaKegagalan
BiayaPengendalian Pearson Correlation 1 -.802(**)
Sig. (2-tailed) .002
N 12 12
BiayaKegagalan Pearson Correlation -.802(**) 1
Sig. (2-tailed) .002
N 12 12
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari uji tersebut terlihat bahwa terdapat hubungan negatif antara biaya pengendalian dengan kegagalan ( -.802) dan hubungan antara keduanya signifikan (0.002)
Tebel perbandingan biaya pencegahan dan biaya kegagalan juga menunjukan bahwa besarnya kenaikan ataupun penurunan biaya pengendalian masih lebih besar dari pada kenaikan ataupun penurunan biaya kegagalan. Dengan kata lain biaya pengendalian yang dikeluarkan Home Industry Aryani Art belum mampu menekan biaya kegagalan yang terjadi.
(21)
Perbandingan Biaya Kualitas Terhadap Penjualan Tabel 5
Total Biaya Kualitas terhadap Penjualan Home Industry Aryani Art
Periode Penjualan Biaya Kualitas Persentase
dari Penjualan Januari 86,500,000 4,560,925 5.27%
Februari 97,500,000 5,125,550 5.26%
Maret 121,000,000 3,818,925 3.16%
April 105,000,000 4,609,687 4.39%
Mei 92,000,000 5,144,937 5.59%
Juni 102,500,000 5,311,562 5.18%
Juli 103,500,000 3,245,375 3.14%
Agustus 111,000,000 4,146,050 3.74%
September 129,500,000 3,781,812 2.92%
Okrtober 90,500,000 3,202,987 3.54%
November 113,500,000 4,738,275 4.17%
(22)
Grafik 2
Grafik Trend Multiperiode Total Biaya Kualitas
Dari tabel dan grafik tersebut dapat diketaui bahwa besarnya biaya kualitas pada Home Industry AryaniArt lebih dari 2,5% pada tiap bulannya.. Biaya kualitas yang paling tinggi terjadi pada bulan mei yaitu sebesar 5,59% dan biaya kualitas yang paling rendah terjadi pada bulan September yaitu sebesar 2,92%. Mengacu pada prinsip yang berlaku umum, bahwa biaya kualitas hendaknya kurang dari 2,5% maka dapat dinyatakan bahwa biaya kualitas pada Home Industry Art masih terlalu besar dan Home industry Aryani Art memiliki kesempatan untuk meningkatkan laba dengan cara mengurangi biaya kualitas.
0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00%
persentase dari penjualan
persentase dari penjualan
(1)
33 Grafik 1
Grafik Tren Multiperiode Biaya Pengendalian dan Biaya Kegagalan
Biaya pengendalian pada Home Industry Aryani Art terdiri dari biaya pencegahan saja, sebab kegitan penilaian tidak menimbulkan biaya penilaian. Sedangkan biaya kegagalan, terdiri dari biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Dari Grafik di atas terlihat bahwa setiap terjadi kenaikan biaya pengendalian maka biaya kegagalan akan mengalami penurunan begitu juga sebaliknya, bila biaya pengendalian mengalami penurunan maka biaya kegagalan akan meningkat. Kecuali untuk bulan juni, biaya pengendalian mengalami penurunan tetapi biaya kegagalan tidak mengalami peningkatan tetapi mengalami penurunan pula. 0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00% Ja n u a ri Fe b ru a ri M a re t A p ril M e i Ju n i Ju li A g u st u s Se p te m b e r O kr to b e r N o v e m b e r D e se m b e r Biaya Pengendalian Biaya Kegagalan
(2)
34
Besarnya Penurunan dan peningkatan biaya pengendalian dan biaya kegagalan secara nominal dan persentase pada Home Industry Aryani Art dapat diketahui melalui tabel perbandingan biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Dibawah ini adalah tabel perbandingan biaya pengendalian dan biaya kegagalan Home Industry Aryani Art :
(3)
35 Tabel 3
Perbandingan Biaya Pengendalian dan Biaya Kegagalan Bulan Januari 2010 – Desember 2010
Bulan Biaya Pengendalian
peningkatan/
penurunan persentase
Biaya Kegagalan
Peningkatan /
Penurunan Persentase
Januari 2,052,000 _ - 2,508,925 - -
Februari 389,500
1,662,500 81% 4,736,050
2,227,125 89%
Maret 651,000
261,500 67% 3,167,925
1,568,125 33%
April 1,895,500
1,244,500 191% 2,714,187
453,738 14%
Mei 717,000
1,178,500 62% 4,427,937
1,713,750 63%
Juni 397,000
320,000 45% 4,914,562
486,625 11%
Juli 1,622,250
1,225,250 309% 1,623,125
3,561,437 67%
Agustus 407,000
1,215,250 75% 3,739,050
2,115,925 130%
September 464,000
57,000 14%
3,317,812
421,238 11%
Okrtober 1,512,100
1,048,100 226% 1,690,887
1,626,925 49%
November 558,000
954,100 63% 4,180,275
2,489,388 147%
Desember 472,000
86,000 15% 4,254,550
704,275 17%
Terlihat bahwa pada setiap kenaikan biaya pengendalian, maka biaya kegagalan akan mengalami penurunan biaya begitu pula bila biaya pengendalian turun maka biaya kegagalan akan mengalami peningkatan. Dengan kata lain antara biaya pencegahan dan biaya kegagalan memiliki perbandiangan yang terbalik. Hal
(4)
36
tersebut sesuai dengan pernyataan Hansen dan Mowen mengenai biaya kualitas yang optimal yaitu tingkat mutu yang dapat diterima (acceptable quality level).
Adanya hubungan biaya – biaya tersebut dibuktikan dengan mengunakan uji korelasi pearson, dengan hasil dibawah ini :
Tabel 4
Correlations
BiayaPengendalian BiayaKegagalan BiayaPengendalian Pearson Correlation 1 -.802(**)
Sig. (2-tailed) .002
N 12 12
BiayaKegagalan Pearson Correlation -.802(**) 1
Sig. (2-tailed) .002
N 12 12
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari uji tersebut terlihat bahwa terdapat hubungan negatif antara biaya pengendalian dengan kegagalan ( -.802) dan hubungan antara keduanya signifikan (0.002)
Tebel perbandingan biaya pencegahan dan biaya kegagalan juga menunjukan bahwa besarnya kenaikan ataupun penurunan biaya pengendalian masih lebih besar dari pada kenaikan ataupun penurunan biaya kegagalan. Dengan kata lain biaya pengendalian yang dikeluarkan Home Industry Aryani Art belum mampu menekan biaya kegagalan yang terjadi.
(5)
37
Perbandingan Biaya Kualitas Terhadap Penjualan Tabel 5
Total Biaya Kualitas terhadap Penjualan Home Industry Aryani Art
Periode Penjualan Biaya Kualitas Persentase
dari Penjualan
Januari 86,500,000 4,560,925 5.27%
Februari 97,500,000 5,125,550 5.26%
Maret 121,000,000 3,818,925 3.16%
April 105,000,000 4,609,687 4.39%
Mei 92,000,000 5,144,937 5.59%
Juni 102,500,000 5,311,562 5.18%
Juli 103,500,000 3,245,375 3.14%
Agustus 111,000,000 4,146,050 3.74%
September 129,500,000 3,781,812 2.92%
Okrtober 90,500,000 3,202,987 3.54%
November 113,500,000 4,738,275 4.17%
(6)
38 Grafik 2
Grafik Trend Multiperiode Total Biaya Kualitas
Dari tabel dan grafik tersebut dapat diketaui bahwa besarnya biaya kualitas pada Home Industry AryaniArt lebih dari 2,5% pada tiap bulannya.. Biaya kualitas yang paling tinggi terjadi pada bulan mei yaitu sebesar 5,59% dan biaya kualitas yang paling rendah terjadi pada bulan September yaitu sebesar 2,92%. Mengacu pada prinsip yang berlaku umum, bahwa biaya kualitas hendaknya kurang dari 2,5% maka dapat dinyatakan bahwa biaya kualitas pada Home Industry Art masih terlalu besar dan Home industry Aryani Art memiliki kesempatan untuk meningkatkan laba dengan cara mengurangi biaya kualitas.
0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00%
persentase dari penjualan
persentase dari penjualan