Analisis Natrium, Besi, dan Seng pada Pakkat (Calamus caesius Blume.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Rotan muda disebut dengan nama daerah adalah pakkat. Pakkat
merupakan makanan khas masyarakat Mandailing di Tapanuli Selatan, Sumatera
Utara sebagai makanan pembuka saat berbuka puasa dan makanan adat yang
disantap pada upacara-upacara adat (Pane, 2016).
Untuk mengolah pakkat, terlebih dahulu harus membakar rotan muda
dengan arang ataupun batok kelapa sekitar 15 menit. Hal ini dilakukan agar kulit
pakkat terkelupas. Setelah matang, rotan bakar kemudian dikupas, bagian dalam
batang yang berwarna keputih-putihanlah diambil dan dipotong-potong dengan
ukuran 10 cm. Selain itu, bisa juga dikonsumsi dengan cara direbus, proses
perebusan ini dilakukan sekitar 15 menit. Perebusan bermanfaat untuk
menghilangkan rasa pahit, lalu diambil bagian dalamnya yang agak lunak (Harrist,
2014; Pane 2016).
Zat gizi yang harus dikandung dalam makanan, yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin-vitamin, garam mineral, dan air. Mineral merupakan bagian dari
tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik
tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral
digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro antara

lain: natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium, sedangkan yang termasuk
mineral mikro antara lain besi, seng, mangan dan tembaga (Almatsier, 2004).
Natrium adalah kation utama dalam darah dan cairan ekstrseluler.
(Almatsier, 2004). Senyawa besi adalah senyawa penting bagi manusia dalam
1

Universitas Sumatera Utara

pembentukkan sel darah merah (Darmono, 1995). Seng merupakan kofaktor lebih
dari 100 enzim yang membantu enzim untuk mensintesa protein (Tan dan
Rahardja, 2007).
Pada penelitian sebelumnya sudah dilakukan

analisis protein (Lubis,

2015), analisis lemak dan serat kasar (Sihombing, 2016), skirining fitokimia dan
analisis karbohidrat (Surbakti, 2016), analisis vitamin c (Harahap, 2017) dan
analisis mineral kalsium, magnesium dan kalium (Ahyar, 2015) pada pakkat.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis natrium, besi dan
seng yang terdapat pada pakkat. Penelitian dilakukan dengan menggunakkan tiga

variabel yaitu: segar, bakar, dan rebus. Metode yang dilakukan adalah
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Adapun alasan pemilihan metode ini
dikarenakan mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm)
dan pelaksanaannya relatif sederhana (Gandjar dan Rohman, 2009).

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka rumusan
masalah penelitian adalah sebagai berikut:
a. Apakah terdapat natrium, besi, dan seng pada pakkat segar, pakkat bakar
dan pakkat rebus?
b. Berapakah kadar natrium, besi, dan seng pada pakkat segar, pakkat bakar
dan pakkat rebus?
c. Apakah terdapat perbedaan natrium, besi, dan seng pada pakkat segar,
pakkat bakar dan pakkat rebus?

2

Universitas Sumatera Utara

1.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Terdapat natrium, besi, dan seng pada pakkat segar, pakkat bakar dan
pakkat rebus.
b. Pada pakkat segar, pakkat bakar dan pakkat rebus mengandung natrium,
besi, dan sengdalam jumlah tertentu.
c. Terdapat perbedaan kadar natrium, besi, dan seng pada pakkat segar,
pakkat bakar dan pakat rebus.

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apakah terdapat natrium, besi, dan seng pada pakkat segar,
pakkat bakar dan pakkat rebus.
b. Untuk mengetahui kadar natrium, besi, dan seng pada pakkat segar, pakkat
bakar dan pakkat rebus.
c. Untuk mengetahui perbedaan kadar natrium, besi, dan sengpada pakkat segar,
pakkat bakar dan pakkat rebus.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberi informasi kepada masyarakat
tentang kadar natrium, besi, dan seng pada pakkat segar, bakar, dan rebus.


3

Universitas Sumatera Utara