Gangguan Fungsi Ginjal Janin dan Neonatus Pada Pertumbuhan Janin Terhambat

26

RINGKASAN

Pertumbuhan

janin

terhambat

(PJT)

adalah

kegagalan

pertumbuhan janin untuk mencapai potensi pertumbuhan yang normal
pada janin tertentu disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. WHO
menetapkan bayi terlahir cukup bulan dengan berat badan < 2500 gram
adalah PJT. Berdasarkan berat badan janin < dari persentil 10 terjadi
inkonsisten istilah antara, kecil masa kehamilan (KMK) dengan PJT,

karena ternyata 70%, merupakan bayi bayi kecil tapi sehat. Yang
terpenting dalam menilai pertumbuhan janin adalah pertambahan berat
badan dari waktu ke waktu yang terus naik sesuai dengan grafik
pertumbuhan normal. Kalau terjadi penurunan persentil pertumbuhan, hal
inilah disebut dengan PJT.
Hipotesa Barker menekankan adanya hubungan yang erat antara
PJT yang disebabkan oleh nutrisi yang kurang optimal,

insufisiensi

plasenta dengan terjadinya hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes
mellitus, resistensi insulin dan penyakit vaskuler perifer pada masa
dewasa.
Pada penelitian dengan binatang percobaan dengan PJT, didapati
pengurangan jumlah glomerulus 20% dan disertai pembesaran glomerulus
sebagai kompensasinya yang dalam jangka panjang akan menyebabkan
glomerulomegali dan

terjadinya proteinuria. Pada otopsiginjal yang


dilakukan pada bayi lahir mati dan bayi mati dalam 1 tahun yang berat

Universitas Sumatera Utara

27

badannya normal dibandingkan dengan PJT didapati terjadi pengurangan
jumlah nefron pada bayi PJT.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengukuran volume ginjal
janin pada usia 36 minggu yang merupakan waktu akhir dari nefrogenesis
pada janin PJT dibandingkan dengan janin normal dengan tehnik 3D
VOCAL serta pengukuran sekresi urin/ jam yang diketahui dengan delta
kandung kencing yang diukur tiap ½ jam kemudian hasilnya dikali 2.
Setelah lahir pada hari ke 7 dilakukan pengukuran albumin dan kreatinin
urin serta cystatin c darah.
Penelitian Quasi eksperimental pretest posttest with comparation.
Kelompok kasus adalah janin dengan pertumbuhan janin terhambat (PJT)
sampai usia kehamilan 36 minggu. Dari 23 sampel yang diikuti 2 janin
mengalami perbaikan pertumbuhan menjadi normal sehingga dikeluarkan
dari penelitian dan 1 ibu menolak bayinya diambil darahnya, sehingga

jumlah kasus 20 janin. Kelompok kontrol adalah janin normal yang
berjumlah 23 orang. Untuk menyesuaikan dengan jumlah kasus, diambil
secara berpasangan 20 kontrol janin normal.
Rerata Berat neonatus PJT adalah 2950 gr ± 330 sedang neonatus
normal 3306 gr ± 194 dan panjang neonatus PJT 49 cm ±0,81 sedang
neonatus normal 50 cm ± 0,88.
Pada pemeriksaan volume ginjal janin PJT didapati volume ginjal
kiri 6,47 ml ± 1,85 sedang janin normal adalah 11,09 ml ±2,91 dan hal ini
berbeda bermakna sedang pada pengukuran ginjal kanan janin PJT

Universitas Sumatera Utara

28

didapati volume ginjal 6,07 ml ± 1,90 sedang janin normal 10,74 ml ±3,35
dan secara statistik berbeda bermakna dengan p = 0,001.
Pengukuran volume kandung kencing dilakukan 2 kali yakni setiap
½ jam dan deltanya dikali 2 yang merupakan sekresi urin janin/jam,
pengukuran volume kandung kencing juga dilakukan dengan tehnik 3D
VOCAL maka didapati sekresi urin janin PJT/ jam adalah 8,21 ml ± 3,47

sedang janin normal adalah 19,22 ml ± 5,78 dan hal ini berbeda bermakna
dengan p=0,001. Produksi urin ini sangat erat kaitannya dengan jumlah air
ketuban dan merupakan salah satu cara untuk mengukur jumlah air
ketuban

yang

selama

ini

dilakukan

semikuantitatif yakni dengan 4

dengan

pengukuran

secara


kuadran, dari hasil produksi urin ini

diadapati jumlah indek cairan amnion janin PJT 6,57 ml ± 2,28 sedang
janin normal 11,85 ml ± 2,53, meskipun indek cairan amnion janin PJT
masih normal namun tampak pengurangan jumlah air ketuban yang nyata
antara janin PJT dan normal.
Pada pemeriksaan setelah lahir pada hari ke 7 dilakukan
pemeriksaan albumin urin didapat 15,8 mg/l ±31,31 pada neonatus PJT
sedang neonatus normal 1,9 mg/l ± 0,19 dan dijumpai kadar kreatinin urin
neonatus PJT 17,1 mg/l ±9,8 sedang neonatus normal yakni 8,2 mg/l ±2,9
hal ini berbeda bermakna antara neonatus PJT dan normal dengan
p=0.001.
Karena pengambilan sampel urin dilakukan sesaat, maka untuk
hasil yang lebih baik dilakukan pengukuran rasio albumin dan kreatinin
dimana pada neonatus PJT didapati 198,0 ug/mg ± 627,6 sedang

Universitas Sumatera Utara

29


neonatus normal 24,8 ug/mg ± 14,1, meskipun pada neonatus PJT angka
rasio albumin kreatinin masih belum mencapai 200 ug/mg yang
merupakan pertanda sudah terjadi makroalbuminuria namun terjadi
perbedaan yang signifikan antara neonatus PJT dengan normal. Pada
pemeriksaan kadar cystatin c darah neonatus PJT didapat 1,47 mg/l ±
0,27 sedang neonatus normal adalah 1,45 mg/l ±0,19 dan hal ini tidak
berbeda bermakna dengan p= 0,80.

Universitas Sumatera Utara

30

SUMMARY

Intrauterine Growth restriction (IUGR) is a fetal growth failure to achieve
normal growth potential in particular fetus is caused by genetic and
environmental factors. WHO sets babies born full-term birth weight