Analisis Terhadap Tax Amnesty Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal Langsung di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator penting bagi keberhasilan suatu negara.
Negara-negara di dunia bersaing untuk dapat mewujudkan kesejahteraan ekonomi
negaranya. Fenomena dunia yang ada sekarang ini membuat banyak negara, termasuk
Indonesia dituntut untuk mengikuti kecenderungan arus globalisasi yang mengarah pada
penduniaan dalam arti “peringkasan” atau “perapatan” (compression of the world) di
bidang ekonomi 1.
Pembangunan

nasional

yang

berlangsung

secara

terus–menerus


dan

berkesinambungan selama ini, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara
umum. Untuk merealisasikan tujuan tersebut diperlukan anggaran untuk pembangunan
yang cukup besar. Namun patut disadari bahwa untuk mencapai tujuan tersebut tidak
segampang membalik telapak tangan, namun memerlukan kerja keras semua pihak.
Sarana yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut yakni melalui pranata
pembangunan 2.
Salah satu cara untuk membangkitkan atau menggerakkan kembali perekonomian
nasional seperti yang dicita-citakan adalah kebijakan mengundang masuknya investasi di
Indonesia. Investasi, khususnya investasi asing sampai hari ini merupakan faktor penting
untuk menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

1

Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi (Bandung:BooksTerrace & Library, 2009), hlm. 28
Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, (Bandung: Nuansa Aulia, 2010),hal 33.

2


Universitas Sumatera Utara

Indonesia sebagai negara berkembang tentunya belum mampu berdiri sendiri untuk
mengelola seluruh sumber daya alam yang dimiliki. Untuk bisa mengolah seluruh sumber
daya alam tersebut, dibutuhkan sumber daya manusia, teknologi dan tentunya biaya yang
besar. Dalam keadaan yang demikian maka dibutuhkan kerjasama dengan pihak luar baik
negara-negara maju dan para pemilik modal yang bersedia untuk melakukan penanaman
modal di Indonesia.
Penanaman modal yang dimaksud disini adalah penanaman modal secara langsung
yang dilakukan baik berupa mendirikan perusahaan patungan (joint venture company)
dengan mitra lokal, dengan melakukan kerja sama operasi (joint operation scheme) tanpa
membentuk perusahaan baru, dengan mengkonversikan pinjaman menjadi penyertaan
mayoritas dalam perusahaan lokal, dengan memberikan bantuan teknis dan manajerial
(technical and management assistance), dengan memberikan lisensi, dan lain-lain 3.
Menurut Rimbert Hemmer, manfaat investasi langsung bagi negara penerima modal
adalah sebagai berikut :
“Investasi langsung sebagai bentuk aliran modal mempunyai peranan utama bagi
pertumbuhan ekonomi negara berkembang, karena bukan hanya memindahkan modal
barang, tetapi juga mentransfer pengetahuan dan modal sumber daya manusia. Agar
investasi langsung tersebut bermanfaat bagi negara penerima modal, maka terlebih

dahulu harus ada modal sumber daya manusia, karena kalau tidak maka know-how
tersebut tidak dapat dimanfaatkan bagi sektor-sektor ekonomi lain atau bahkan sama
sekali tidak dapat ditransfer”. 4
Peran penanam modal cukup signifikan dalam membantu perkembangan ekonomi di
suatu negara, maka tidaklah heran apabila di berbagai negara, baik negara maju maupun
negara berkembang berusaha secara optimal untuk meningkatkan investasi di
negaranya.Namun, ada suatu dilema yaitu adanya sudut pandang yang berbeda dari pihak
investor dan negara penerima modal. Investor memandang adanya keterbukaan pasar di
3

Ana Rokhmatussa’dyah, Hukum Investasi & Pasar Modal (Malang: Sinar Grafika, 2009), hlm. 5
Hendrik Budi Runtung, Hukum Investasi (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm.10

4

Universitas Sumatera Utara

era globalisasi membuka peluang untuk berinvestasi pada suatu negara dengan tujuan
mencari keuntungan sebesar-besarnya. Sedangkan negara penerima modal berharap ada
partisipasi penanam modal dalam pembangunan nasionalnya. Oleh karna adanya

perbedaan sudut pandang tersebut, maka perlu diakomodasikan kepentingan tersebut
dalam suatu norma atau peraturan yang jelas.
Penanaman modal langsung baik asing maupun dalam negeri merupakan salah satu
sarana meningkatkan nilai uang pajak antara lain dalam pengenaan Pajak Penghasilan
Badan (PPh Badan), Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh OP), Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), dan pajak-pajak lain. Adanya kebijakan Tax Amnesty atau Pengampunan
Pajak diharapkan pemerintah dapat menjadi upaya dalam menarik minat investor baik
asing maupun dalam negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan secara
langsung maupun tidak langsung dapat pula meningkatkan pemasukan negara dari sektor
pajak.
Penanaman modal langsung dan perpajakan adalah hal yang berkaitan satu sama lain.
Selain faktor stabilitas politik, fasilitas perpajakan yang meringankan investor merupakan
salah satu alasan investor baik investor asing mauun dalam negeri untuk menanamkan
modal di suatu negara dalam bidang tertentu. Di negara-negara tetangga seperti Vietnam,
Thailand, Malaysia, fasilitas mengenai insentif pajak bagi investor sudah lama
dilaksanakan dan terbukti efektif dalam mengundang investor asing dan meningkatkan
nilai investasinya di negara tersebut. Efek dari investasi yang pada akhirnya
menumbuhkan tingkat ekonomi dan mengurangi tingkat pengangguran suatu negara dapat

Universitas Sumatera Utara


terealisasi dan pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu
negara dari posisi semula ke posisi lebih baik 5.
Taraf hidup akan meningkat sehingga diperlukan anggaran yang meningkat pula.
Pajak merupakan penyumbang keuangan negara terbesar, pembiayaan negara di berbagai
bidang banyak dibantu oleh uang pajak yang kita bayarkan. Hal ini dapat dilihat dari
besarnya anggaran pemerintah Indonesia untuk tahun 2015. Belanja negara dalam APBN
2016 sebesar 2.095,7 triliun meningkat dari tahun 2015 yang besarnya 2.039,5 triliun
rupiah. Selama tahun 2016 penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), sektor pajak menjadi penyumbang terbesar dengan total 74,6 % atau sebesar
1.546,7 triliun dari total 1.822,5 triliun rupiah atau total pendapatan APBN sepanjang
tahun 2016. 6
Upaya pemerintah menarik pajak dari masyarakat maupun pengusaha merupakan
sarana meningkatkan pendapatan negara. Pemungutan pajak adalah suatu kekuasaan,
yang dimiliki negara kian besarnya, bahkan hukumannya dapat diciptakan oleh negara
sendiri. Justru karena itulah harus disertai dengan pengabdian kepada rakyat dan kepada
kesejahteraan umum, sehingga menjelma keadilan, sebab kekuasaan tanpa pengabdian
adalah kebuasan, pengabdian tanpa kekuasaan adalah ketidakberdayaan, kewajiban tanpa
hak adalah pengisapan, hak tanpa kewajiban adalah kerakusan 7.
Pada dasarnya investor, baik investor domestik maupun investor asing yang

menanamkan modal di Indonesia diberikan kemudahan. Pemberian kemudahan ini adalah
dimaksudkan agar investor domestik maupun investor asing mau menanamkan modalnya
5

Dikutip dari Tesis mahasiswa fakultas hukum program magister hukum Universitas Indonesia, Ian
Maradona, Implikasi Ketentuan Insentif Pajak (Tax Holiday/Tax Allowance) Terhadap Penanaman Modal di
Indonesia, 2013, hlm. 2
6
http://www.kemenkeu.go.id/apbn2016 “Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
2016(diakses pada tanggal 01Februari 2017 pukul 17.58 WIB)
7
H. Bohari,Pengantar Hukum Pajak (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2001), hal 22.

Universitas Sumatera Utara

di Indonesia. Investasi sangat dibutuhkan oleh pemerintah Indonesia untuk mempercepat
proses pembangunan. Kemudahan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia antara lain
berupa kemudahan dalam bidang perpajakan dan pungutan lainnya.
Dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia relatif tertinggal dalam
menyusun insentif investasi termasuk insentif perpajakan, dalam menarik penanaman

modal di Indonesia. Meskipun dengan tingkat pajak progresif yang diperkirakan relatif
sama dengan negara-negara lain, sistem perpajakan di Indonesia kurang memberi
kelonggaran-kelonggaran perpajakan dalam upaya mendorong investasi. 8
Mengingat kegiatan penanaman modal merupakan kegiatan yang berorientasi mencari
keuntungan (profit oriented), diberikannya beberapa insentif di bidang perpajakan akan
sangat membantu menyehatkan cash flow serta mengurangi secara substansial biaya
produksi, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan profit margin dari suatu
kegiatan penanaman modal. Merujuk pada UUPM No. 25 Tahun 2007 Pasal 18, adapun
insentif yang diberikan kepada penanam modal adalah :
a. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat
b. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan untuk bidang usaha tertentu
c. Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu
tertentu kepada penanaman modal baru yang merupakan industri pionir
d. Keringanan atau pembebasan bea masuk bagi penanaman modal yang sedang
berlangsung

8

Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM RI, Penelitian Hukum Tentang
Peranan Hukum Investasi di Indonesia Dalam Era Globalisasi, (Jakarta, 2007), hlm. 6.


Universitas Sumatera Utara

Pemberlakuan berbagai insentif di bidang perpajakan sebagaimana di atas, diharapkan
akan mampu mendorong dan mengembalikan iklim investasi di Indonesia 9.
Secara umum, pajak merupakan salah satu yang tersulit untuk dipahami, masalah
individual berhadapan dengan masalah diseputar bagaimana undang-undang, ketentuan
perundang-undangan dan peraturan mempengaruhi liabilitas perpajakan orang atau badan
usaha 10. Untuk menggali penerimaan dari sektor perpajakan dibutuhkan upaya-upaya
nyata, serta diimplementasikan dalam bentuk kebijakanpemerintah. Upaya-upaya tersebut
dapat berupa intensifikasi maupun ekstensifikasi perpajakan.
Hukum investasi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan hukum pajak.Pada
prinsipnya, setiap investor yang menanamkan investasinya di Indonesia harus membayar
pajak sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.Namun demikian,
investor juga dapat diberikan keringanan dari pembayaran pajak. 11
Dalam upaya meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak serta terus
meningkatkan tax ratio sebesar 16 persen melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
perpajakan. Intensifikasi perpajakan dapat berupa peningkatan jumlah Wajib Pajak (WP)
maupun peningkatan penerimaan pajak itu sendiri. Upaya ekstensifikasi dapat berupa
perluasan objek pajak yang selama ini belum tergarap. Salah satu kebijakan yang

dilakukan pemerintah adalah diberikannya Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak. 12

9

Ana Rokhmatussa’dyah,Op.cit., hal.11
Ali Purwito M dan Rukiah Komariah, “Pengadilan ajak; proses keberatan, banding, gugatan dan
peninjauan kembali”, (Jakarta : Lembaga Kajian Hukum Fiskal Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Bekerjasama dengan Lembaga penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010) hal 16.
10

11

Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia (Jakarta: PT. RajaGrafindopersada,
2007), hlm.28
12
“Analisis Implementasi Tax Amnesty di Indonesia”, http://www.kemenkeu.go.id (diakses pada
tanggal 23 Februari 2017).

Universitas Sumatera Utara


Pengampunan pajak atau tax amnesty merupakan suatu program yang dibentuk oleh
pemerintah yang diundangkan dalam UU Pengampunan Pajak pada tanggal 1 Juli 2016.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai bahwa pengampunan pajak kepada para wajib pajak
bermasalah merupakan kesempatan yang jarang terjadi. Hal ini disebabkan karena
kebijakan serupa belum tentu terjadi berulang setiap tahun. 13

Tax Amnesty pada hakekatnya sangat memihak pada wajib pajak yang selama ini
tidak taat dalam membayar pajak. Dalam hal pemberlakuan pengampunan pajak ini wajib
pajak yang terutang mendapat penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai
sanksi administrasi perpajakan dan sanksi di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap
harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Pengampunan Pajak.
Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat
pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan harta (repatriasi harta), yang
akan berdampak terhadap peningkatan likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar rupiah,
penurunan suku bunga dan peningkatan investasi 14. Oleh karena sasaran utama
pengampunan pajak ini adalah wajib pajak dengan harta berlimpah sehingga hal ini
berkaitan dengan penanaman modal di Indonesia karna pemilik harta belimpah sebagian
besar adalah investor (penanam modal).
Dengan adanya program pengampunan pajak ini, para investor baik investor asing

maupun dalam negeri yang memiliki harta/uang di luar Indonesia dapat mengalihkan
hartanya dari luar negeri ke Indonesia. Harta/uang yang dialihkan dari luar negeri ke

13

Hukum Online, “JK: Amnesti Pajak itu Kemewahan Pemberian Negara” ,
http://m.hukumonline.com/ berita/baca/lt57904e8a07ec2/jk—amnesti-pajak-itu-kemewahan-pemberian-negara (
diakses tanggal 18 September 2016) .
14
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, Asas dan Tujuan, Bab II Pasal
2 ayat (2) huruf a.

Universitas Sumatera Utara

Indonesia ini tentu akan dilikuidasi dalam bentuk investasi karna apabila yang dialihkan
tetap dalam bentuk uang, maka akan bisa terjadi inflasi. Sehingga inilah yang menjadi
benang merah antara program pengampunan pajak (tax amnesty) dan penanaman modal
di Indonesia yang dapat meningkatkan penanaman modal di Indonesia.
Mengutip pernyataan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kepala
BKPM, Franky Sibarani, tax amnesty itu cukup memberi dampak investasi.Bahkan
beberapa investor sudah mulai tertarik mengenai pemberlakuan tax amnesty, penyaluran
investasinya nanti tidak hanya berasal dari asing melainkan penanam modal dalam negeri
justru berperan cukup besar. Ini dikarenakan kembalinya dana orang-orang RI yang
terparkir dari luar negeri atau dana repatriasi. Franky juga menyatakan, tentunya investor
tidak hanya PMA saja tetapi juga PMDN juga bisa. Yang pasti tax amnesty bisa menjadi
dorongan bagi peningkatan realisasi investasi di Indonesia. 15
Melalui tulisan ini penulis akan mencoba mengkaji dan menganalisa kebijakan tax
amnesty ini sehingga diharapkan dapat memberikan suatu gambaran yang komprehensif
mengenai penerapan kebijakan tax amnesty tersebut. Berdasarkan uraian diatas, penulis
merasa perlu untuk mengkaji lebih lanjut mengenai Pengampunan Pajak terhadap
Penananaman Modal, sehingga penulis mengangkat judul “Analisis Terhadap Tax
Amnesty Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal Langsung di Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

15

Metrotvnews.com “BKPM Yakin Tax Amnest Tingkatkan Realisasi Investasi” , http://www.BKPM
.go.id/publikasi/detail/berita-investasi (diakses pada tanggal 23 Februari 2017)

Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan apa yang telah di uraikan pada latar belakang diatas, maka
permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.Bagaimana pengaturan tax amnesty dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia?
2. Bagaimana pengaturan kegiatan penanaman modal langsung di Indonesia?
3.Bagaimana hubungan tax amnesty dengan upaya peningkatan penanaman modal
diIndonesia ?
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk:
1.Untuk mengetahui pengaturan tax amnesty dalam peraturan perundang-undangan
diIndonesia.
2.Penulisan ini ditujukan untuk menambah pengetahuan mengenai

pengaturan

kegiatanpenanaman modal langsung (Direct Investment) di Indonesia.
3.Untuk mengetahui hubungan tax amnesty dengan upaya peningkatan penanaman
modal di Indonesia serta dampak diberlakukannya tax amnesty terhadap
perkembangan perekonomian di Indonesia.
Sedangkan yang menjadi manfaat penelitian dalam hal ini adalah:
a. Secara teoritis

Universitas Sumatera Utara

1) Untuk menambah pemahaman masyarakat mengenai apa yang dimaksud
dengan pengampunan pajak (tax amnesty) dan alasan mengapa masyarakat
harus memanfaatkan pengampunan pajak (tax amnesty) ;
2) sebagai referensi atau bahan kajian yang baru dalam menelusuri khazanah
ilmu hukum pajak terutama mengenai pengampunan pajak (tax amnesty)
karena hukum tidak bersifat statis melainkan dinamik yang selalu berkembang
di tengah-tengah masyarakat.

b. Secara praktis
1) Sebagai sumbangan pemikiran terhadap kepada pihak terkait yang ingin
mendalami mengenai apa yang dimaksud dengan pengampunan pajak (tax
amnesty) dan manfaatnya terutama bagi wajib pajak yang bergerak di bidang
investasi ;
2) bermanfaat bagi para akademisi yang mencari bahan referensi yang membahas
tentang pengampunan pajak (tax amnesty) bagi wajib pajak yang bergerak di
bidang investasi.
D. Keaslian Penulisan
Mengenai keaslian penulisan skripsi dengan judul “Analisis Terhadap Tax Amnesty
Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal Langsung (Direct Investment) di
Indonesia ”, Penulis sebelumnya telah melakukan pemeriksaan pada perpustakaan digital
Universitas Sumatera Utara. Setelah ditelusuri , dapat dipastikan bahwa sebelumnya
belum ada dibuat karya ilmiah dengan judul yang serupa oleh para wisudawan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara. Namun sewaktu ditelusuri, ditemukan sebuah judul

Universitas Sumatera Utara

karya ilmiah yang memiliki keterkaitan dengan karya ilmiah yang dibuat oleh Penulis,
akan tetapi secara keseluruhan memiliki permasalahan dan substansi serta pembahasan
yang berbeda dengan skripsi ini. Adapun karya ilmiah yang ditelusuri dalam digital
library USU yang memiliki kemiripan tersebut adalah:
Nama

:Tresna Yunarsih

NIM

:057011093

Judul

:Kajian Hukum Atas Pemberian Fasilitas Pengampunan Pajak
Dalam Perspektif Hukum Pajak Indonesia

Rumusan Masalah

:

1. Bagaimanakah pembagian (share) antara para pihak penanggung dalam masalah
pertanggungjawaban renteng?
2. Apakah polis sebagai dokumen perjanjianasuransi dengan tertanggung dapat
diberlakukan terhadap pihak ketiga?
3. bagaimana wewenang kantor cabang dalam penutupan asuransi?
Walaupun terdapat kemiripan dengan judul di atas, namun terdapat perbedaan
signifikan mengenai substansi pembahasan . Penelitian yang dilakukan dengan judul
“Analisis Terhadap Tax Amnesty Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal Langsung
(Direct Investment) di Indonesia” secara khusus membahas mengenai kebijakan Tax Amnesty
terhadap kegiatan penanaman modal langsung di Indonesia, sedangkan skripsi di atas
membahas mengenai fasilitas pengampunan pajak yang dikaitkan dengan pertanggungan
risiko asuransi bagi para pihak yang turut serta .
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan pada perpustakaan digital Universitas
Sumatera Utara , maka dengan ini penulis menyatakan bahwasannya skripsi ini merupakan
karya asli buatan dan temuan sendiri dengan mengumpulkan referensi yang terdapat dalam
buku-buku, serta informasi yang terdapat dalam media cetak dan media online yang hasilnya

Universitas Sumatera Utara

berupa jurnal dan makalah tanpa meniru karya milik orang lain sehingga data yang terkumpul
dapat dibuktikan keabsahannya. Apabila suatu hari ternyata terdapat bahwa ada judul yang
sama telah dibuat sebelum hari dimana penulis lulus dalam pengujian skripsi. Maka penulis
akan bertanggung jawab sepenuhnya, yang kemungkinan besar terjadi karena terdapat
kelalaian penulis sebelum menyiapkan penulisan skripsi ini.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Pajak
Pajak adalah iuran yang dapat dipaksakan yang dipungut berdasarkan UndangUndang, tanpa ada manfaat yang secara langsung bisa didapatkan oleh wajib pajak dan
hasilnya digunakan untuk menjalankan tata pemerintahan yang baik. 16 Ada beberapa
pengertian pajak menurut para ahli diantaranya sebagai berikut:
a. Rochmat Soemitro :
“ Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan “surplusnya” digunakan untuk public saving yang
merupakan sumber utama untuk membiayai public investment .” 17
b. Soeparman Soemahamidjaja :
“ Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa
berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan
jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.” 18
c. Smeets dalam buku De Economische Betekenis der Belastingen mengatakan bahwa :

16

Haula Rosdiana, Perpajakan (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), hlm.68
17
Rochmat Soemitro, Pajak dan Pembangunan , Cetakan Kedua ( Bandung: PT. Eresco
Bandung,1974), hlm.8 .
18
Soeparman Soemahamidjaja , Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong,(Bandung: Universitas
Padjajaran, 1964), hlm.7 .

Universitas Sumatera Utara

“ Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma
umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat
ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah untuk membiayai
pengeluaran pemerintah ”. 19
2. Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)
Pengertian tax amnesty menurut beberapa ahli :
a. menurut James, tax amnesty adalah the opportunityto discloseto the authorities
previously unpaid taxliability without attracting pinalties.
b. Fisher memberikan pemahaman bahwa tax amnesty adalah program offering reduced
financial and/or legal pinalties to taxpayers who voluntarily agree to pay outstanding
past tax liabilities.
c. Menurut Devano dan Rahayu, pengampunan pajak merupakan kebijakan pemerintah
di bidang perpajakan yang memberikan penghapusan pajak yang seharusnya terutang
dengan membayar tebsan dalam jumlah tertentu yang bertujuan untuk memberikan
tambahan penerimaan pajak dan kesempatan bagi wajib pajak yang tidak patuh
menjadi wajib pajak yang patuh.
d. Zainal Mutaqqin, S.H, M.H memberikan defenisi tax amnesty sebagai berikut:
“suatu kebijakan pemerintah yang esensinya menghapus hutang-hutang pajak
yang sebelumnya tidak atau kurang dibayar, termasuk sanksi administrasi dan sanksi
pidana dengan kewajiban membayar % (persen) tertentu dari jumlah yang dijadikan
dasar penghitungan pajak” 20

19

Ibid., hlm.4.
Dikutip dari Thesis Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Widyatama, Martha Monika Hutapea,
“Pengaruh
Implementasi
Reinventing
Policy
Terhadap
Kepatuhan
Wajib
Pajak”,
http/www.repository.widyatama.ac.id (Diakses pada tanggal 24 Februari 2017)
20

Universitas Sumatera Utara

Tax amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai
sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara
mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam Undangundang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak. Mendapatkan pengampunan
pajak artinya data laporan yang selama ini dianggap telah diputihkan dan atas beberapa
utang pajak juga dihapuskan.

Adapun unsur-unsur dari pengertian pengampunan pajak yang dapat dikatakan
sebagai fasilitas pengampunan pajak yang diberikan oleh pemerintah antara lain sebagai
berikut: 21
a. Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak. Kemudian tidak
dikenakan sanksi adminstrasi, dan sanksi pidana di bidang perpajakan. Sanksi pidana
perpajakan dimaksud diperuntukkan kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian
tahun pajak, dan tahun pajak sampai dengan akhir tahun pajak terakhir;
b. penghapusan sanksi admnistrasi perpajakan berupa bunga atau denda. Kemudian
kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian tahun pajak dan tahun pajak hingga
akhir tahun pajak terakhir;
c. tidak dilakukan pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan. Bebas dari penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan dalam masa
pajak, bagian tahun pajak, dan tahun pajak sampai dengan akhir tahun pajak terakhir;
d. penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan. Penghentian itu dilakukan ketika wajib pajak sedang
dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan. Tentunya

hingga akhir tahun pajak terakhir yang

21

Hukum
Online,
“Ini
Jenis
Fasilitas
Pengampunan
Pajak”,
http://m.hukumonline.com/berita/baca/lt57762ceaea833a/ini-jenis-fasilitas-pengampunan-pajak ( Diakses pada
tanggal 2 Februari 2017) .

Universitas Sumatera Utara

sebelumnya telah ditangguhkan hingga diterbitkannya surat keterangan dari menteri
atau pejabat yang ditunjuk atas nama menteri yang berkaitan dengan kewajiban PPh
dan PPn maupun PPn BM;
e. penghentian penyidikan, yakni penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti
permulaan dan penyidikan di bidang tindak pidana perpajakan. Penghentian dilakukan
oleh pejabat di lingkungan Direktorat Jendral (Ditjen) Pajak yang melaksanakan tugas
dan fungsi penyidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan di bidang
perpajakan.
Penyebab utama Indonesia memberlakukan Tax amnesty adalah karena terdapat harta
milik warga negara baik di dalam maupun di luar negeri yang belum atau belum
seluruhnya dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. Tax
amnesty adalah untuk meningkatkan penerimaan negara dan pertumbuhan perekonomian
serta kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan.
Dalam hal wajib pajak bermaksud mengalihkan harta ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan menginvestasikan harta dimaksud di dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia telah diatur di dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
119/PMK.08/2016 tentang Tata Cara Pengalihan Harta Wajib Pajak Ke Dalam Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia Dan Penempatan Pada Instrumen Investasi Di Pasar
Keuangan Dalam Rangka Pengampunan Pajak.

Pengampunan pajak ini mulai berlaku di Indonesia sejak tanggal 1 Juli 2016 dimana
menurut Presiden Joko Widodo sendiri ini merupakan kemewahan yang diberikan negara
kepada warga negaranya. Diberlakukannya pengampunan pajak ini dikarenakan dilema
pemerintah atas anggaran negara yang nyaris mengalami defisit. Pengampunan pajak

Universitas Sumatera Utara

dianggap menjadi jalan yang berat yang mesti ditempuh dalam rangka meningkatkan
penerimaan negara dari sektor pajak. 22
Pengampunan pajak dikatakan sebagai kemewahan dikarenakan fasilitas-fasilitas
yang diberikan pemerintah kepada warga negaranya. Namun, pengampunan pajak ini
tidaklah akan terulang kembali dan hanya berlaku sekali ini saja.
3. Penanaman Modal

Pengertian investasi secara umum adalah suatu kegiatan menempatkan dana pada satu
periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan/atau peningkatan
nilai investasi. 23

Penanaman modal adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di
wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal negeri maupun
penanam modal asing. Penanaman modal di Indonesia sendiri telah diatur di dalam
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (selanjutnya bisa
disebut sebagai UUPM) yang menggantikan Undang-undang Penanaman Modal Dalam
Negeri dan Penanaman Modal Asing sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 1
Tahun 1967 Jo Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970 dan Undang-undang Nomor 6
Tahun 1968.

Pada dasarnya, investasi dapat digolongkan berdasarkan aset, pengaruh, ekonomi,
menurut sumbernya, dan cara penanamannya. Hal itu disajikan berikut ini : 24
1. Investasi berdasarkan asetnya merupakan penggolongan investasi dari aspek modal
atau kekayaannya. Investasi ini terbagi dua, yaitu :

22

Ibid
“Investasi dan perencanaan keuangan”https://inforencanakeuangan.wordpress.com//investasi-secaraumum/(diakses pada tanggal 23 Februari 2017)
24
Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit, hlm.38
23

Universitas Sumatera Utara

a. Real asset yaitu investasi yang berwujud, seperti gedung-gedung, kendaraan dan
sebagainya; dan
b. financial asset merupakan investasi dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung
pemegangnya terhadap aktivitas riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut.
2. Investasi berdasarkan pengaruhnya merupakan investasi yang didasarkan pada faktorfaktor yang memengaruhi atau tidak berpengaruh dari kegiatan investasi yang terbagi
kedalam dua macam, yaitu sebagai berikut:
a. Investasi autonomus merupakan investasi yang tidak dipengaruhi tingkat
pendapatan, bersifat spekulatif. Misalnya, pembelian surat-surat berharga.
b. Investasi induced merupakan investasi yang dipengaruhi kenaikan permintaan
akan barang dan jasa serta tingkat pendapatan.
3. Investasi berdasarkan sumber pembiayaannya yang didasarkan pada asal-usul
investasi itu diperoleh. Investasi ini dibagi dua macam, yaitu:
a. Investasi yang bersumber dari modal asing (PMA); dan
b. Investasi yang bersumber dari modal dalam negeri (PMDN).
4. Investasi berdasarkan bentuknya yaitu didasarkan pada cara menanamkan
investasinya. Investasi cara ini dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Investasi portofolio yaitu dilakukan melalui pasar modal dengan instrument surat
berharga, seperti saham dan obligasi.
b. Investasi langsung merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun,
membeli total, atau mengakuisisi perusahaan.

4. Penanaman Modal Secara Langsung
Investasi Langsung adalah investasi dimana investor langsung memperoleh hak atas
surat berharga atau kekayaan. Contoh : pembelian saham , obligasi, sejumlah kekayaan

Universitas Sumatera Utara

riil atau mata uang langka dengan maksud untuk memelihara nilai atau memperoleh
penghasilan. 25

Investasi langsung landasan hukumnya adalah UU No. 25 Tahun 2007. Investasi
langsung ini sering kali dikaitkan dengan keterlibatan pemilik modal secara langsung
dalam kegiatan pengelolaan modal. Sornarajah merumuskan investasi langsung
sebagai berikut : “Foreign investment involves the transfer of tangible or intangible asset
from one country into another for the purpose of use in that country to generate. Wealth
under the total or partial control of the owner of the asset.” 26

Investasi luar negeri langsung biasanya dianggap bentuk lain dari pemindahan modal
yang dilakukan oleh perusahaan orang-orang dalam suatu negara dalam aktifitas ekonomi
negara lain yang melibatkan beberapa bentuk partisipasi modal di bidang usaha yang
mereka investasikan. Investasi langsung berarti perusahaan dari negara penanam modal
secara de facto dan de jure melakukan pengawasan atas asset (aktiva) yang ditanam di
negara penyimpan modal dengan cara investasi. 27

Menurut Nindyo Pramono bahwa investasi langsung investor mengendalikan
manajemen, biasanya dilakukan oleh perusahaan trans-nasional dan periode waktunya
panjang karena menyangkut barang-barang. Modal investasi langsung lebih tertarik pada
besar dan tingkat pertumbuhan pasar, tenaga kerja dan biaya produksi serta infrastruktur.
Dari beberapa pandangan dan pengertian di atas terlihat bahwa investasi langsung adalah

25

http://www.academia.edu/8271418/TATA_CARA_DAN_BENTUK_PENANAMAN_MODAL_ASI
NG_MELALUI_INVESTASI_LANGSUNG_DAN_TIDAK_LANGSUNG (Diakses pada tanggal 23 Februari
2017)
26
Ibid
27
Ibid

Universitas Sumatera Utara

adanya keterlibatan langsung pihak investor terhadap investasi yang dilakukannya, baik
dalam permodalan, pengokohan, dan pengawasan. 28

F. Metode Penelitian
Penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk
mengetahui dan memahami segala kehidupan, atau lebih jelasnya penelitian merupakan
sarana

yang

dipergunakan

oleh

manusia

untuk

memperkuat,

menguji,

serta

mengembangkan ilmu pengetahuan 29. Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan
dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode
penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Spesifikasi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Penelitian
normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka
atau data sekunder. Penelitian hukum normatif disebut juga sebagai penelitian
kepustakaan atau studi dokumen. Penelitian hukum normatif disebut juga sebagai
penelitian hukum doktriner karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya pada
peraturan-peraturan yang tertulis atau badan hukum yang lain. Penelitian hukum ini juga
disebut sebagai penelitian kepustakaan atau pun studi dokumen disebabkan penelitian ini
lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan.
Sifat penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menyajikan gambaran
lengkap mengenai tax amnesty yang sebagai upaya peningkatan penanaman modal di

28
29

Ibid
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia (UI) Pers,1986),

hlm.250.

Universitas Sumatera Utara

Indonesia, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan
masalah yang berhubungan dengan tax amnesty dalam penanaman modal.

Penulis dalam menulis skripsi ini menggunakan inventarisasi hukum positif yang
meliputi peraturan perundang-undangan yang relevan dengan pengampunan pajak (tax
amnesty), peraturan yang dikeluarkan oleh MenteriKeuangan berkaitan dengan
pengampunan pajak, dan peraturan perundang-undangan mengenai penanaman modal di
Indonesia. Pengumpulan data diambil secara studi kepustakaan yang terdiri dari data-data
primer dan sekunder kemudian ditelusuri dan diuraikan secara sistematis, faktual dan
akurat. 30

2. Data Penulisan
Penyusunan skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder
yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Data dalam penelitian ini
adalah data sekunder, yaitu :
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yaitu seperti
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak, Undang-Undang No. 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Perubahannya,
Keputusan Menteri Keuangan No. 600/KMK.03/2016, Peraturan Menteri Keuangan
RI No. 118/PMK.03/2016, Peraturan Menteri Keuangan RI No. 119/PMK.08/2016,
Peraturan Menteri Keuangan RI No. 122/PMK.08/2016, Peraturan Menteri Keuangan
RI No 123/PMK.08/2016, dan lain-lain ;

30

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum: Suatu Pengantar, Ed. Pertama, Cetakan Kedua
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1998), hlm. 36.

Universitas Sumatera Utara

b. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer,
seperti: hasil-hasil penelitian, karya dari kalangan hukum dan sebagainya.
c. Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang mencakup :
1) Bahan-bahan yang memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap
hukum primer dan sekunder.
2) Bahan-bahan primer, sekunder dan tersier (penunjang) di luar bidang hukum
seperti kamus, ensiklopedia, majalah, Koran, makalah, dan sebagainya yang
berkaitan dengan inti permasalahan.

3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library research) yaitu
serangkaian usaha untuk memperoleh data dengan cara membaca, menelaah,
mengklarifikasi, mengidentifikasi, dan dilakukan pemahaman terhadap bahan-bahan
hukum yang berupa peraturan perundang-undangan serta buku-buku literature yang ada
relevansinya dengan permasalahan penelitian. Hasil dari kegiatan pengkajian tersebut
kemudian dibuat ringkasan secara sistematis sebagai inti sari hasil pengkajian studi
dokumen.Teknik dokumentasi bertujuan untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori,
pendapat-pendapat atau penemuan-penemuan yang berhubungan dengan permasalahn
penelitian 31.

31

Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, Metode Penelition dan Penulisan Hukum Sebagai Bahan Ajar
(Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2015), hlm.24

Universitas Sumatera Utara

4. Analisis Data
Analisa data adalah tahap yang sangat penting dan menentukan dalam setiap
penelitian. Dalam tahap ini penulis harus melakukan pemilahan data-data yang telah
diperoleh. Penganalisisan data pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk mengadakan
sistematisasi bahan-bahan hukum tertulis untuk memudahkan pekerjaan analisis dan
konstruksi. 32
Data pada skripsi ini dianalisis secara kualitatif. Analisis data kualitatif adalah proses
kegiatan

yang

meliputi,

mencatat,

mengorganisasikan,

mengelompokkan

dan

mensintesiskan data selanjutnya memaknai setiap kategori data, mencari dan menemukan
pola, hubungan-hubungan dan memaparkan temuan-temuan dalam bentuk deskriptif
naratif yang bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Analisis data kualitatif
merupakan metode untuk mendapatkan data yang mendalam dari suatu data yang
mengandung makna dan dilakukan pada objek yang alamiah. 33
G. Sistematika Penulisan
Penulisan ini dibuat secara terperinci dan sistematis, agar memberikan kemudahan
bagi pembacanya dalam memahami makna dan memperoleh manfaatnya. Penulisan ini
juga merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun uraian
penlisan skripsi ini yaitu :
Bab I merupakan bab pendahuluan dimana pada bab ini akan diuraikan mengenai latar
belakang masalah yang menjadi dasar penulisan. Lalu berdasarkan Latar Belakang

32

Soerjono Soekanto dan Sri Marmudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2007,hlm.13
33
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, hlm.13

Universitas Sumatera Utara

tersebut dibuatlah suatu Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan,
Metode Penelitian, Keaslian Penulisan, serta Sistematika Penulisan.
Bab II, Pada bab ini akan dibahas mengenai pengaturan tax amnesty dalam peraturan
perundang-undangan di Indonesia. Dalam bab ini juga akan dibagi menjadi beberapa sub
bab tentang : pengertian tax amnesty, latar belakang diberlakukannya tax amnesty,
Prinsip-prinsip hukum tax amnesty dalam undang-undang pengampunan pajak, serta
konsep tax amnesty yang dilaksanakan di Indonesia.
Bab III, pada bab ini akan dibahas mengenai pengaturan kegiatan penanaman modal
langsung (direct investment) di Indonesia. Bab ini juga akan dibagi menjadi beberapa sub
bab yaitu : defenisi penanaman modal langsung, faktor-faktor yang mempengaruhi
penanaman modal, kondisi penanaman modal di Indonesia, serta Undnag-Undang
Penanaman Modal di Indonesia (Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007).
Bab IV merupakan inti dari penulisan skripsi ini yaitu Hubungan Tax Amnesty
Dengan Upaya Peningkatan Penanaman Modal Langsung di Indonesia. Dimana bab ini
akan terbagi bebebrapa sub bab antara lain : iklim penanaman modal di Indonesia, kendala
dalam penanaman modal di Indonesia, peraturan tax amnesty yang berkaitan dengan
penanaman modal di Indonesia, serta pelaksanaan tax amnesty dalam upaya meningkatkan
penanaman modal di Indonesia.
Bab V, Bab ini merupakan bab penutup, dimana pada bab kelima ini akan diuraikan
tentang kesimpulan terhadap skripsi ini dan saran-saran terhadap pelaksanaan tax amnesty
di Indonesia sebagai upaya peningkatan penanaman modal. Diharapkan dengan membuat
kesimpulan dan saran ini kelak akan berguna bagi penelitian selanjutnya yang mirip dan
bersangkutan dengan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara