TAX dan AMNESTY DI INDONESIA

TAX AMNESTY INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas kuliah Managemen Keuangan Internasional

Oleh:
Bayu Setiadi Laksana (1520522037)

UNIVERSITAS ANDALAS
2017

Pengertian Tax amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai
sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap
Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 11 Tahun
2016 Tentang Pengampunan Pajak. Menurut "PMK No. 118/PMK.03/2016" Tax Amnesty
adalah adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi
perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan
membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pengampunan Pajak.
Latar Belakang Tax Amnesty
 Kebutuhan Dana, untuk pembangunan sangat besar, sementara harta WNI banyak parker
di luar negeri
 Kepatuhan Masih Rendah, kepatuhan perpajakan secara keseluruhan masih rendah

sehingga partisipasi masyarakat dalam pembangunan belum optimal
 Keterbukaan Informasi Perbankan, Indonesia segera memasuki era keterbukaan
informasi, termasuk automatic exchange of information sehingga tidak mungkin lagi
menghindar dari kewajiab pajak.
Tujuan Tax Amnesty
 Percepatan pertumbuhan ekonomi dan restrukturisasi ekonomi melalui repatriasi harta
 Reformasi pajak yang berkelanjutan
 Peningkatan penerimaan pajak dalam jangka pendek dan panjang
Manfaat Tax Amnesty
 Peningkatan Tax Ratio melalui pencapaian targer penerimaan pajak
 Peningkatan investasi dan likuiditas domestic, perbaikan nilia tukar rupiah, dan
penurunan suku bunga.
 Perluasan basis data perpajakan yang lebih valid komprehensif dan terintegrasi.

Siapa Yang Dapat Memanfaatkan Amnesty Pajak?
Yang mendapat manfaat tax amnesty adalah Wajib Pajak itu sendiri, kecuali Seluruh Wajib
Pajak yang sedang:
1. Dilakukan penyidikan dan berkas penyidikannya telah dinyatakan lengkap oleh
Kejaksaan;
2. Dalam proses peradilan; atau

3. Menjalani hukuman pidana, atas Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Jargon baru dari Dirjen Pajak mengenai Tax Amnesty yaitu Ungkap, Tebus, Lega. berikut arti
mengenai jargon tersebut:

Ungkap adalah sebuah pernyataan dari Wajib Pajak untuk bersedia melaporkan seluruh
kekayaan, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik
yang digunakan untuk usaha maupun bukan untuk usaha, yang berada didalam dan/atau diluar
negeri, yang belum dilaporkan salam SPT Tahunan PPh terakhir. Belum dilaporkannya kekayaan
tersebut bisa dikarenakan kelalaian atau keadaan diluar kekuasaan yang dialami Wajib Pajak

sehingga kolom Harta dan Utang dalam SPT Tahunan PPh belum diisi dengan benar, lengkap
dan jelas.
Tebus adalah pembayaran sejumlah uang ke kas Negara untuk mendapatkan Amnesti Pajak
berupa pelepasan hak Negara untuk menagih pajak yang seharusnya terutang dari pengungkapan
kekayaan yang dilakukan oleh wajib pajak kepada Direktorat Jendral Pajak. Uang Tebusan atas
Amnesti Pajak dihitung dengan cara mengalihkan tarif Uang Tebusan dengan Nilai Harta Bersih
yang telah diiungkapkan oleh wajib pajak.
Lega adalah sebuah perasaan yang nantinya akan menaungi wajib pajak manakala mereka telah
memanfaatkan pengampnan pajak. Dengan diterimanya Pengampunan Pajak, Wajib Pajak akan
mendapatkan penghapusan atas pajak yang seharusnya terutang sanksi administrasi perpajakan,

dan sanksi pidana di bidang perpajakan untuk kewajiban perpajakan sebelum 31 Desember 2015.
Dalam aspek pengampunan pajak ini terdapat tiga aspek pokok yang perlu terlebih dulu perlu
diketahui, karena tiga aspek tersebut akan berkaitan langsung dengan penyelesaian amnesti
pajak. Tiga aspek tersebut mengenai Harta, Hutang, dan Tebusan. Penjelasan tiga aspek berikut
dikutip langsung dari UU No.11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak.
 Harta
Harta adalah akumulasi tambahan kemampuan ekonomis berupa seluruh kekayaan, baik
berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik yang
digunakan untuk usaha maupun bukan untuk usaha, yang berada di dalam dan/atau di luar
wilayah Negara kesatuan republik Indonesia (Pasal 1 ayat 3). Sebagai petunjuk pengisian
dapat

dilihat

pada

PER-10/PJ/2016

serta


terkait

dengan

poerubahannya

di

PER-07/PJ/2016.
 Utang
Utang adalah jumlah pokok utang yang belum dibayar yang berkaitan dengan perolehan
harta (Pasal 1 ayat 4).

 Uang Tebusan

Uang tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke kas Negara untuk mendapatkan
Pengampunan Pajak. (Pasal 1 ayat 7)

Apa Keuntungan Ikut Tax Amnesty?
Fasilitas

Terdapat beberapa Keuntungan mengikuti Tax Amnesty, Wajib pajak akan mendapatkan fasilitas
yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan perpajakannya, seperti tertera pada UU Nomor 11
Tahun 2016 pasal 11 yang menyatakan bahwa :
1. Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi
administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan, untuk
kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian tahun pajak, dan tahun pojak, sampai
dengan akhir tahun pajak terakhir.
2. Penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga, atau denda, untuk kewajiban
perpajakan dalam masa pajak, bagian tahun pajak, dan tahun pojak, sampai dengan akhir
tahun pajak terakhir.
3. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan, atas kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian tahun
pajak, dan tahun pojak, sampai dengan akhir tahun pajak terakhir.

4. Penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan, dalam hal wajib pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak,
pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan atas
kewajiban perpajakan sampai dengan akhir tahun pajak terakhir.

Keamanan

Seperti yang diungkapakan oleh Bapak Ken Dwijugiasteadi pada laman liputan6.com pemerintah
menjamin keamanan data WP atau peserta tax amnesty. Dia menjelaskan, formulir pengajuan
permohonan tax amnesty maupun data lainnya menggunakan barcode, tanpa nama si pemohon.
Nama pemohin ditutup rapat-rapat sehingga benar dijamin kerahasiaanya. "Semua yang daftar
tidak akan ada identitasnya, semua pakai barcode, jadi ada yang manual, online, softcopy semua
bisa daftar di DJP. Jadi pada saat mengajukan permohonan masih ada nama, begitu di KPP dan
diklik NPWP, nama ditutup barcode, sehingga untuk pengolahan data selanjutnya tidak akan ada
nama. Seandainya tercecer pun, tidak ada yang tahu punya siapa, jadi sangat aman".
Hal ini mencegah kebocoran data maupun informasi peserta tax amnesty. Jika sampai terjadi
bobolnya data-data tersebut, pegawai DJP akan diganjar hukuman 5 tahun penjara. "Pakai
barcode ini tujuannya juga menjaga teman-teman DJP karena sanksinya berat 5 tahun penjara,"
Perlu diketahui bahwa Tax Amnesty sifatnya mempunyai limit waktu yang telah ditentukan dan
memiliki sifat Voluntary Declaration yaitu wajib pajak diberikan kewenangan untuk
mendeklarasikan penghasilan kena pajaknya atau dengan kata lain wajib pajak diberikan
kewenangan membayar atas kewajiban pajak yang belum terbayar. Fasilitas ini tidak hanya
berlaku bagi perusahaan – perusahaan yang besar/makro tetapi juga termasuk pengusaha mikro,
menengah, dan orang pribadi.
Fasilitas Tarif

Wajib pajak juga dapat memanfaatkan fasilitas tarif yang telah ditentuakan sesuai dengan masa

periode. Bagi wajib pajak yang lebih awal mengikuti Tax Amnesty maka akan mendapatkan tarif
yang lebih kecil sehingga mendapatkan keuntungan lagi dari Tax Amnesty.
1. Deklarasi Harta di wilayah NKRI dan atau Repatriasi Harta di Luar Wilayah NKRI

2. Deklarasi harta untuk UMKM

Bank Yang Ditunjuk Untuk Menerima Uang Tebusan Tax Amnesty
Undang-undang Nomor 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak adalah dasar hukum
kebijakan Amnesti Pajak. Sesuai Pasal 1 UU tersebut, pengertian Bank Persepsi adalah bank
umum yang ditunjuk oleh Menteri untuk menerima setoran penerimaan negara dan berdasarkan
Undang Undang ini ditunjuk untuk menerima setoran Uang Tebusan dan/atau dana yang
dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka pelaksanaan
Pengampunan
Pajak.
Lebih Lanjut, dalam Pasal 8 Ayat 4, Uang Tebusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
harus dibayar lunas ke kas negara melalui Bank Persepsi.

Aturan lebih lanjut dijelaskan di Peraturan menteri Keuangan Nomor 118/PMK.08/2016 tentang
pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak. Di Pasal 15
Ayat 1, Uang Tebusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b harus dibayar

lunas ke kas negara melalui Bank Persepsi. Yang dimaksud Pasal 13 ayat 1 adalah uang tebusan
dalam rangka Amnesti Pajak.
Bank Yang Ditunjuk Untuk Menerima Uang Tebusan Tax Amnesty
Sebelum menunjuk bank yang akan menampung uang tebusan Tax Amnesty, kemenkeu
menetapkan beberapa syarat yang ingin ditunjuk sebagai penampung uang tebusan, bagi bank,
manajer investasi dan/atau perantara perdagangan efek. Syarat pertama adalah, bank persepsi
harus masuk ke dalam kategori bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 3 dan 4. Selain syarat
itu, bank persepsi juga diharuskan mempunyai izin kegiatan penitipan dan pengelolaan aset
(trust) dan kustodian dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Di KMK 600/KMK.03/2016 Kantor Pos tidak masuk ke dalam daftar bank penerima uang
tebusan tax amnesty. Jadi lebih baik membayar uang tebusan sesuai daftar bank di bawah ini.
Bank Apa saja yang boleh menerima uang tebusan dari Tax Amnesty ini? Dalam keputusan
menteri Keuangan Nomor 600/KMK.03/2016 tanggal 18 Juli 2016, Bank yang ditunjuk untuk
menerima uang tebusan Tax Amnesty adalah:

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk
2. PT Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk
3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

4. PT Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk
5. PT Bank Syariah Mandiri
6. PT BNI Syariah
7. Bank Muamalat
8. PT Bank Central Asia Tbk
9. PT Bank CIMB Niaga Tbk
10. PT Bank Danamon
11. Bangkok Bank
12. PT Bank Panin
13. Bank ANZ Indonesia
14. PT Bank Permata, Tbk
15. Bank Chinatrust (CTBC)
16. PT Bank Rabobank Internasional
Indonesia
17. Bank Commonwealth

18. Bank DBS Indonesia
19. PT Bank Sinarmas
20. Bank Ganesha

21. PT Bank Sinhan Indonesia (d/h PT
Bank Metro Express)
22. Bank ICBC Indonesia
23. Bank J Trust Indonesia
24. Bank Maybank Indonesia
25. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Tbk
26. Bank Mestika Dharma
27. PT Bank UOB Indonesia
28. Bank Mizuho
29. Bank Of America
30. Standard Chartered Bank
31. Bank of Tokyo
32. Bank QNB Kesawan
33. Bank Resona Perdania
34. Bank Sumitomo
35. Bank Woori Saudara
36. Citibank, N.A

37. Deutsche Bank, A.G

38. Hongkong and Shanghai Bank Corp
39. JP Morgan Chase Bank
40. KEB Hana
41. MNC Bank Internasional
42. PT Bank Artha Graha
43. PT Bank Bukopin Tbk
44. PT Bank Bumi Arta
45. PT Bank DKI
46. PT Bank Ekonomi Raharja
47. PT Bank Jasa Jakarta
48. PT Bank Maspion Indonesia
49. PT Bank Mayapada
50. PT Bank Mega
51. PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
52. PT Bank OCBC NISP
53. BPD Aceh
54. BPD Bali
55. BPD Bengkulu
56. BPD Jabar Banten
57. BPD Jambi

58. BPD Jawa Tengah
59. BPD Jawa Timur
60. BPD Kalimantan Barat
61. BPD Kalimantan Selatan
62. BPD Kalimantan Tengah
63. BPD Kalimantan Timur
64. BPD Lampung
65. BPD Maluku
66. BPD Nusa Tenggara Barat
67. BPD Nusa Tenggara Timur
68. BPD Papua
69. BPD Riau Kepri
70. BPD Sulawesi Selatan dan Barat
71. BPD Sulawesi Tengah
72. BPD Sulawesi Tenggara
73. BPD Sulawesi Utara
74. BPD Sumatera Barat
75. BPD Sumatera Utara
76. BPD Sumsel Babel
77. BPD Yogyakarta

Pencapaian Tax Amnesty?
Tahap 1: Juli - 30 September 2016
Setelah awal yang mengecewakan - yang dapat dikaitkan dengan fakta bahwa program ini
berdasarkan kepercayaan wajib pajak 'di janji pemerintah kepastian hukum dan kekebalan dari
penuntutan, sedangkan kepercayaan tersebut relatif rendah di negara di mana kebijakan sandal
jepit yang umum fenomena - program amnesti pajak dari Indonesia adalah sukses pada tahap
pertama (Juli-30 September 2016) dalam hal deklarasi aset dan pendapatan negara tambahan.
Pemerintah Indonesia dikumpulkan Rp 97200000000000 (approx. USD $ 7500000000) dalam
pendapatan pajak tambahan, atau 58,9 persen dari target yang penuh program sembilan bulan
(Rp 165 triliun), sedangkan deklarasi aset mencapai Rp 3,603.6 triliun (sekitar. USD $

277.000.000.000) , atau 90,1 persen dari target pemerintah (IDR 4.000 triliun), didukung oleh
sekelompok pengusaha Indonesia raksasa - termasuk Anthoni Salim (Indofood group) dan James
Riady (Lippo group) - yang melaporkan aset mereka dan menetapkan contoh yang baik bagi
orang lain untuk mengikuti.
Sebagian besar deklarasi aset tersebut (kira-kira Rp 2,517.6 triliun) melibatkan aset-aset
domestik, sisanya menjadi aset lepas pantai (kebanyakan disimpan di havens pajak yang
disebut).
Namun, repatriasi dana lepas pantai hanya mencapai Rp 136500000000000 (approx. USD $
10500000000), atau 13,6 persen dari target keseluruhan (Rp 1.000 triliun), pada akhir tahap
pertama. Ini mengecewakan tapi masuk akal mengingat wajib pajak lebih memilih untuk
menikmati tarif pajak yang lebih menarik di luar negeri. Selain itu, pemerintah menetapkan
persyaratan bahwa dipulangkan dana harus tetap di Indonesia untuk setidaknya tiga tahun di
instrumen investasi tertentu. Bagi banyak wajib pajak ini merupakan pilihan menarik. Hal
menarik lain adalah bahwa insentif pajak dalam program amnesti pajak Indonesia hanya berlaku
untuk kewajiban pajak sejarah. Sementara itu, pendapatan baru yang akan dikenakan pajak pada
tarif normal (yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan tarif di havens pajak).

Tahap 2: 1 Oktober - 31 Desember 2016
Pada hari Rabu 14 Desember 2016 total aset dinyatakan melampaui target pemerintah sebesar Rp
4.000 triliun, atau sekitar 3,5 bulan sebelum akhir program. Namun, meskipun keberhasilan ini
masih ada alasan untuk pesimis karena hampir 75 persen dari aset yang telah dinyatakan di
bawah program amnesti pajak adalah aset yang berada di dalam negeri. Sementara itu, jumlah
repatriasi aset ke Indonesia di bawah program ini mengecewakan dan masih jauh di bawah target
awal pemerintah sebesar Rp 1.000 triliun.

Referensi
http://www.klinikpajak.co.id/artikel+detail/?id=artikel+pajak+-+jangan+tertinggal+
+tax+amnesty+di+indonesia
https://blogkonsultanpajak.com/tax-amnesty-ungkap-tebus-lega.html
https://pengampunanpajak.files.wordpress.com/2016/07/uu-tax-amnesty-no-11-tahun-2016.pdf
http://www.indonesia-investments.com/finance/tax-system/tax-amnesty-program/item7124?
Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 600/KMK.03/2016
UU no. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak