Feminisme Dalam Novel Mawar Jepang Karya Rei Kimura

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang obyeknya

adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai
mediumnya (Semi, 1993: 8). Sebagai salah satu seni kreatif yang menggunakan
manusia dan segala sisi kehidupannya dan menggunakan bahasa sebagai media,
sastra juga digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan ide, teori, atau sistem
berpikir manusia. Hasil dari sastra disebut dengan karya sastra.
Karya sastra merupakan karya kreatif sehingga sastra harus mampu
melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan
keindahan manusia (Semi, 1993: 8). Karya Sastra harus mampu menjadi wadah
penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang
kehidupan umat manusia. Hal ini dikarenakan obyek seni sastra adalah
pengalaman hidup manusia terutama menyangkut sosial budaya, kesenian, dan
sistem berpikir. Karya sastra juga digunakan pengarang untuk menyampaikan
pikirannya tentang sesuatu yang ada dalam realitas yang dihadapinya. Realitas ini

merupakan salah satu faktor penyebab pengarang menciptakan karya, di samping
unsur imajinasi.
Karya sastra fiksi merupakan gambaran kehidupan hasil rekaan seseorang
yang sering kali karya sastra itu menghadirkan kehidupan yang diwarnai oleh
sikap latar belakang dan keyakinan pengarang. Menurut Tarigan (1991: 122)
Karya sastra fiksi juga bersifat realitas, sedangkan nonfiksi bersifat aktualitas.

Universitas Sumatera Utara

Penulis fiksi harus dapat menghidupkan tokoh, peristiwa dan cerita agar pembaca
menaruh perhatian serta yakin akan hak yang terjadi itu. Karya sastra yang
bersifat fiksi seperti novel, cerpen, essei, dan komik. Sedangkan yang bersifat non
fiksi berupa pusi, dan drama (Aminuddin, 2000: 66).
Novel adalah sebuah cerita yang berkaitan dengan peristiwa nyata, atau
fiksional yang dibayangkan pengarang melalui pengamatannya terhadap realitas.
(Junus, 1984: 121).Novel adalah karya sastra yang digunakan oleh pengarang
untuk menyampaikan pesan dan aspirasinya kepada orang lain dan pembaca
dengan cara yang tidak langsung. Novel merupakan salah satu produk sastra
memegang peranan penting dalam memberikan pandangan untuk menyikapi
hidup secara artistik dan imajinatif. Hal ini dimungkinkan karena cerita yang

diungkapkan dalam novel adalah cerita yang berkaitan dengan kehidupan manusia
dan persoalan kemanusiaan.
Dalam karya sastra terdapat dua unsur yang berpengaruh terhadap karya
sastra tersebut, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah
unsur-unsur yang membangun karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual
dijumpai saat orang membaca karya sastra. Unsur tersebut adalah penokohan,
tema, alur, plot, dan sudut pandang cerita. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah
unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung
mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra (Nurgiyantoro, 2009:
23). Salah satu unsur ekstrinsik yang mempengaruhi karya sastra itu sendiri
adalah fenomena-fenomena sosial, agama, kebudayaan, dan lain-lain yang biasa
terjadi pada kehidupan manusia dan ingin disampaikan oleh pengarang melalui
karyanya. Salah satu fenomena sosial yang banyak dikemas dalam bentuk novel

Universitas Sumatera Utara

adalah masalah-masalah perempuan yang kerap terjadi ditatanan sosial
masyarakat.
Masalah perempuan dan kehidupannya selalu menjadi masalah yang
menarik untuk diperbincangkan. Telah banyak pengarang yang menempatkan

tokoh

utama

perempuan

dalam

karya-karyanya

dengan

tujuan

untuk

mengungkapkan ide-idenya dalam sebuah karya sastra. Masalah-masalah yang
dialami kaum perempuan tak lepas dari budaya patriarki yang melingkupinya,
dimana status perempuan dalam masyarakat diposisikan di bawah laki-laki dan
dianggap tidak begitu penting peranannya di masyarakat. Namun, seiring dengan

perkembangan zaman muncul

gerakan untuk memperjuangkan hak-hak

perempuan didalam tatanan sosial masyarakat agar posisi perempuan dapat setara
dengan laki-laki. Gerakan ini disebut dengan Feminisme.
Feminisme berusaha membongkar anggapan patriakis yang tersembunyi
melalui gambaran atau citra perempuan dalam karya sastra karena karya sastra
dianggap sebagai salah satu media beroperasinya pemikiran patriaki. Studi sastra
dengan pendekatan feminis bahkan tidak terbatas hanya pada upaya membongkar
anggapan-anggapan patriaki yang tekandung dalam cara penggambaran
perempuan melalui teks sastra, tetapi berkembang untung mengkaji perempuan
secara khusus, yakni sastra yang dibuat oleh kaum perempuan. Beberapa
sastrawan yang gerah dengan situasi ini pun mulai melibatkan tokoh-tokoh
perempuan.
Salah satu unsur intrinsik yang terdapat dalam novel adalah penokohan atau
tokoh. Tokoh utama merupakan peranan penting didalam suatu cerita. Pada zaman
yang sudah modern ini banyak karya sastra yang menempatkan perempuan

Universitas Sumatera Utara


sebagai tokoh utamanya. Masalah-masalah sosial dan kebudayaan yang biasa
dialami perempuan pada umumnya mulai ditunjukan dan dituangkan kedalam
karya sastra orang penulis-penulis novel. Masalah-masalah sosial dan kebudayaan
inilah yang kemudian dijadikan acuan oleh para penulis sebagai konflik yang
dialami tokoh utama. Salah satu novel Jepang yang penulis baca dan amati adalah
novel Mawar Jepang karya Rei Kimura. Novel Mawar Jepang dapat
dikategorikan sebagai novel romantis yang dipadukan dengan sejarah Jepang
(http://kisah-anak-kost-kikos.blogspot.co.id). Rei Kimura sebagai penulis sangat
mampu membuat cerita didalam novel ini cukup menarik dengan menghadirkan
wanita sebagai tokoh perjuangan di era Perang Dunia kedua. Begitu banyak kisah
menyentuh yang dihadirkan novel ini. Setelah penulis baca, masalah-masalah
sosial dan kebudayaan yang dihadapi tokoh utama didalam novel dapat dianalisis
dan diamati secara mendalam.
Novel Mawar Jepang mengisahkan tentang seorang gadis bernama Sayuri
Miyamoto yang hidup dibesarkan disalah-satu desa kecil di Jepang. Cerita
bermula ketika Jepang mengumumkan keberhasilan mereka mengebom Pearl
Harbor, pangkalan perang milik Amerika. Pada saat itu Sayuri turut bangga atas
keberhasilan Jepang menumbangkan Amerika dan turut senang atas keberhasilan
Jepang. Tetapi jauh didalam lubuk hatinya Sayuri memprediksi bahwa Amerika

tidak akan tinggal diam dan akan membalas perbuatan Jepang dalam waktu dekat.
Semakin hari keadaan peperangan di Jepang kian memburuk. Orang-orang
dapat melihat pesawat tempur Jepang berlalu-lalang membelah angkasa setiap
harinya. Sekilas terlintas ide gila di kepala Sayuri, bahwa Sayuri ingin merasakan
bagaimana rasanya mengendarai pesawat tempur itu dan membela Jepang. Ia

Universitas Sumatera Utara

ingin sekali suatu hari dapat bergabung dalam angkatan udara dan mengemudikan
pesawat tempur untuk Jepang. Namun sudah seperti yang diketahui bahwa orangorang yang boleh masuk kemiliteran adalah pria saja. Menjadi salah satu pilot
kamikaze dan melindungi Jepang adalah impian terpendam Sayuri. Sayuri pernah
mengutarakan impiannya ini ke salah satu sahabatnya, Reiko. Reiko mengatakan
seorang perempuan tidak mungkin bisa menjadi pilot karena hal itu sangatlah
tidak feminin. Sama dengan pendapat ibunya yang mengatakan bahwa perempuan
harus bisa memasak, menjahit, dan mencari suami yang baik yang seharusnya
menjadi impian setiap gadis, tetapi tidak dengan Sayuri. Ia bermimpi menjadi
pilot kamikaze. Sayuri memantapkan dirinya bahwa Ia kelak akan meraih
mimpinya itu dan membuktikan bahwa perempuan juga bisa menjadi pilot
kamikaze.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui seperti apa

feminisme yang diungkapkan dalam novel Mawar Jepang dan pokok pikiran
feminisme apa saja yang ada didalam tokoh utama dalam novel ini. Untuk itu
penulis membahasnya di dalam skripsi ini dengan judul “Feminisme Dalam
Novel Mawar Jepang Karya Rei Kimura”.

1.2

Perumusan Masalah
Novel Mawar Jepang karya Rei Kimura sudah diterjemahkan ke dalam

berbagai bahasa seperti inggris, spanyol, china, indonesia, dan lain-lain. Novel
yang kental dengan nuansa sejarah pada masa perang dunia ke II ini membuat
siapapun akan tertarik untuk membacanya. Rei Kimura sebagai penulis kerap
menjadikan perempuan sebagai tokoh utamanya, salah satunya di dalam novel

Universitas Sumatera Utara

Mawar Jepang ini. Novel Mawar Jepang mengungkap masalah-masalah dan
perjuangan perempuan dalam mewujudkan posisi perempuan agar setara dengan
laki-laki. Novel Mawar Jepang menceritakan tentang Sayuri Miyamoto sebagai

tokoh utama adalah satu-satunya pilot kamikaze perempuan yang pernah ada.
Bermula dari kabar bahwa militer Jepang memberi pengumuman bahwa jenderal
sedang merekrut pilot sebagai senjata terakhir mereka mengalahkan musuh.
Namun semua keterangan untuk bergabung dengan militer Jepang tidak menerima
perempuan. Sayuri yakin bahwa perempuan juga memiliki hak untuk memutuskan
pilihan dan memperjuangkan hak-haknya sebagai wanita dan mengorbankan diri
untuk negara. Sayuri memiliki hasrat yang sama dengan para lelaki muda untuk
mengabdi kepada bangsanya dan kemauan itu tidak boleh diacuhkan begitu saja.
Melalui novel Mawar Jepang ini pengarang ingin menyampaikan sikap
salah satu tokoh perempuan seperti Sayuri Miyamoto. Rei Kimura menyampaikan
melalui tokoh Sayuri Miyamoto bahwa ada larangan perempuan tidak bisa
menjadi pilot kamikaze, tetapi hal tersebut tidak menghalangi tekat Sayuri
Miyamoto untuk mewujudkan mimpinya. Ia tetap berjuang dan menanamkan
pokok-pokok pikiran feminisme yang masih tabu pada zaman itu. Dengan rasa
percaya diri yang kuat dan rasa cinta yang mendalam terhadap negaranya Sayuri
Miyamoto tetap berjuang untuk meruntuhkan jejak-jejak patriarki yang sangat
kuat pada zamannya. Sayuri mengesampingkan sisi kewanitaannya, Ia juga tidak
menghiraukan berbagai cemooh yang ditujukan pada dirinya hanya karena Ia
seorang perempuan dan ingin menjadi pilot kamikaze.
Pendeknya, Mawar Jepang mengungkapkan peristiwa-peristiwa dan sikap

tokoh yang mengandung pokok-pokok pikiran feminisme, salah satunya adalah

Universitas Sumatera Utara

bagaimana perjuangan tokoh perempuan dalam

mewujudkan pokok-pokok

pikiran feminisme itu sendiri.
Berdasarkan hal tersebut dan dikaitkan dengan pendekatan kritik sastra
feminisme dalam menganalisis novel ini, maka penulis merumuskan masalah
dalam bentuk pertanyaan yaitu:
1. Apa saja dasar pokok pikiran feminisme yang terdapat dalam novel
Mawar Jepang karya Rei Kimura?
2. Bagaimana pokok-pokok pikiran feminisme yang diungkapkan dalam
novel Mawar Jepang karya Rei Kimura?

1.3

Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk mencegah agar masalah tidak berkembang terlalu luas dan

pembahasan menjadi terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka
diperlukan pembatasan masalah.
Dalam penelitian ini, penulis hanya terfokus untuk membahas mengenai
gerakan feminisme dan pokok-pokok pikiran feminisme yang ada dalam novel
Mawar Jepang ini.
Penulis menganalisis novel ini dengan mengambil beberapa cuplikan dari
novel Mawar Jepang. Kemudian penulis akan mengomentari cuplikan tersebut
terutama mengenai pokok-pokok pikiran feminisme yang dituangkan oleh Rei
Kimura sebagai penulis novel Mawar Jepang ini.
Supaya penjelasan dan pembahasan dalam skripsi ini menjadi jelas,
memiliki keobjektifan dan akurat, maka penulis akan menjelaskan juga mengenai

Universitas Sumatera Utara

definisi

novel, setting cerita novel Mawar Jepang, dan pokok-pokok pikiran


feminisme berdasarkan pendekatan kritik sastra feminisme.

1.4

Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.1.4 Tinjauan Pustaka
Karya sastra merupakan gambaran kehidupan manusia dan merupakan

rekaan seseorang. Hasil rekaan tersebut bukan hanya sekedar imajinasi, melainkan
juga diwarnai oleh latar belakang kehidupan sosial masyarakat dan keyakinan
pengarang. (Rene Wellek & Austin Warren, 1995: 109).
Perbedaan peran jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan banyak
menimbulkan masalah gender yang terwujud dalam karya sastra. Masalah gender
dalam karya sastra tersebut pada akhirnya memunculkan studi yang memfokuskan
kajian pada perempuan dalam karya sastra yang sering disebut kritik sastra
feminis.
Sejauh

pengamatan

penulis,

sudah

banyak

penelitian

yang

mengungkappermasalahan perempuan dalam berbagai karya sastra dengan
menggunakan teori kritik sastra feminis. Penelitian yang menggunakan teori
kritiksastra feminis lebih banyak yang mengungkapkan citra perempuan
dibanding mengungkapkan dan menganalisa pergerakan feminisme serta pokokpokok pikiran feminisme yang terdapat di dalam karya sastra yang akan diteliti.
Penelitian sastra menggunakan teori kritik sastra memang telah banyak
dilakukan. Namun, belum ada penelitian yang menganalisis karya sastra Rei
Kimura yang berjudul Mawar Jepang dengan menggunakan teori kritik sastra

Universitas Sumatera Utara

feminis. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa skripsi ini adalah yang pertama
menganalisis novel Mawar Jepang menggunakan teori kritik sastra feminisme.

1.2.4 Kerangka Teori
Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan batasan
mengenai teori-teori yang dipakai sebagai landasan penelitian. Meneliti karya
sastra menggunakan salah satu teori atau juga dapat dikatakan pendekatan sastra.
Teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kritik sastra feminis.
Penulis

menggunakan

pendekatan

kritik

sastra

feminisme

untuk

menganalisis pokok-pokok pikiran feminisme yang terdapat dalam novel “Mawar
Jepang” karya Rei Kimura.
Kritik sastra feminisme adalah penelitian yang mengungkap tentang
bagaimana perempuan dilukiskan dan bagaimana potensi yang dimiliki
perempuan di tengah kekuasaan patriarki (Ruthven, 1985: 40). Kritik sastra
feminis merupakan salah satu disiplin ilmu kritik sastra yang lahir sebagai respon
atas berkembang luasnya feminisme di berbagai penjuru dunia.
Secara leksikal, feminisme dapat diartikan gerakan perempuan yang
menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan laki-laki
(KBBI, 2008: 315). Persamaan hak meliputi semua aspek kehidupan, baik dalam
bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya.
Oleh karena itu, penulis akan menganalisis novel “Mawar Jepang” karya
Rei Kimura dengan menggunakan pendekatan kritik sastra feminis

untuk

Universitas Sumatera Utara

menjabarkan dan menganalisis pokok-pokok pemikiran feminisme pada tokohtokoh perempuan yang ada dalam novel tersebut.

1.5

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan diatas, maka penulis

menyimplkan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1.

Untuk mendeskripsikan pokok pikiran feminisme yang terdapat dalam novel
Mawar Jepang karya Rei Kimura.

2.

Untuk mendeskripsikan pengungkapan pokok-pokok pikiran feminisme
dalam novel Mawar Jepang karya Rei Kimura.

2.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:

1.

Bagi penulis dan pembaca, dapat menambah wawasan dan pengetahuan
dalam menganalisis sebuah karya sastra melalui pendekatan kritik sastra
feminisme.

2.

Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan bahan penunjang untuk
Departemen Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara, guna memperkaya
bahan penelitian dan sumber bacaan.

1.6

Metode Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan sebuah metode penelitian

sebagai penunjang dalam penulisan hasil penelitian. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 1988: 63). Dapat dikatakan bahwa
penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.
Bogdan dan Tylor (Moleong, 2002: 3) mendefinisikan metode kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati oleh peneliti.
Penelitian kualitatif ini bukanlah penelitian kuantitatif yang berdasarkan angkaangka, tetapi menggunakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar
konsep yang sedang dikaji secara empiris (Moleong, 1994:6).
Untuk mendukung data yang akurat dalam penelitian ini penulis juga
menggunakan metode studi kepustakaan (library research) untuk mengumpulkan
data-data pendukung. Menurut Zed (2004 : 3) studi kepustakan adalah
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Studi pustaka digunakan
untuk membantu proses penelitian, yaitu dengan mengumpulkan informasi yang
terdapat dalam artikel, website, buku-buku, maupun karya ilmiah pada penelitian
sebelumnya.
Secara ringkas, langkah-langkah menganalisis novel dengan analisis kritik
sastra feminisme adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Mula-mula dianalisis dan diungkapkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
novel yang mengungkapkan tema, setting, alur, dan penokohan.
2. Setelah itu novel dianalisis dengan kritik sastra feminis (membaca
sebagai perempuan) untuk mengungkapkan eksistensi dan peran tokoh
perempuan, tanggapan dan perlakuan terhadap tokoh perempuan, serta
korelasinya dengan ide-ide yang dikemukakan oleh feminisme.
3. Ditarik kesimpulan yang menunjukan bobot feminisme dalam novel
“Mawar Jepang.”

Universitas Sumatera Utara