Dampak PT.Aquafarm Nusantara di Kecamatan Ajibata Kecamatan Toba Samosir Tahun 1998-2005

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang
dikelilingi oleh Danau Toba dan ibukotanya ialah Balige. Danau Toba merupakan
danau terbesar di Indonesia yang terbentuk secara Vulkano-Tektonik, yakni terbentuk
oleh letusan gunung api yang terbesar dalam catatan sejarah bumi yang terjadi +
73.500 tahun yang lalu. 1
Danau Toba terletak di pegunungan Bukit Barisan. Luas permukaan danau +
1.100 km2 dengan total volume air +1.258 km3. Perairan terdalam berkisar 499 m
dan berada pada ketinggian 995 m di atas permukaan laut, dikelilingi oleh tebing dan
gunung-gunung dengan ketinggian maksimal 1.257 m. Danau Toba terletak antara
20-30 LU dan 980-990 BT. Dasar danau kebanyakan terdiri dari batu-batu, pasir dan
pada bagian tertentu terdapat endapan lumpur. 2
Salah satu kecamatan yang ada di wilayah Danau Toba ialah Ajibata.
Kecamatan ini terdiri dari 9 Desa, yakni Desa Pardamean Ajibata, Desa Parsaoran
Ajibata, Desa Parsaoran Sibisa, Desa Pardomuan Motung, Desa Pardamean Sibisa,
Desa Pardomuan Ajibata, Desa Horsik, Desa Sirungkungon dan Desa Sigapiton.

1


Supriadi, dkk. Kebijakan Konservasi Tanah dan Air, Medan: Prosiding Kongres IV dan
Seminar Nasional MKTI, 2001, hal. 11.
2
Eva Fitra, Analisis Kualitas Air dan Hubungannya dengan Keanekaragaman Vegetasi
Akuatik di Perairan Parapat Danau Toba, dalam Tesis S2, tidak diterbitkan, Medan: FMIPA,
Universitas Sumatera Utara, 2008, hal. 1.

1

Mata pencaharian penduduk asli Ajibata ialah sebagai petani ikan, karyawan hotel di
wilayah Parapat sekitarnya, petani dan pedagang. Ajibata adalah salah satu pelabuhan
menuju Pulau Samosir selain Balige. Ada dua pelabuhan yang terdapat di Ajibata.
Yang pertama adalah pelabuhan regular yakni untuk kapal-kapal kayu tradisional
pengangkut

penumpang

dan

yang


kedua

adalah

pelabuhan

ferry

yang

menyeberangkan mobil, barang dan orang dari dan ke Pulau Samosir.
Keberadaan Danau Toba telah membawa berjuta kekayaan alam yang pada
akhirnya sangat berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Perekonomian
masyarakat di sokong oleh sumber daya alam yang kaya yakni keberadaan Danau
Toba sebagai penghasil ikan yang dimanfaatkan masyarakat untuk usaha
tambak/keramba. Begitu juga dengan para investor domestik maupun mancanegara,
mereka sangat tertarik

untuk menanamkan sahamnya di Ajibata dan Parapat


sekitarnya untuk pembangunan hotel, perusahaan, dll. Salah satu perusahaan asing
yang ikut menanamkan sahamnya di Ajibata ialah PT.Aquafarm Nusantara yang
sudah berdiri sejak Januari 1998 yang berasal dari Swiss.
Alasan perusahaan ini memilih Danau Toba ialah karena Danau Toba adalah
lokasi yang sangat strategis untuk dijadikan usaha pembudidayaan ikan air tawar.
Lokasi ini berada dalam teluk sehingga hembusan angin tidak terlalu kencang,
sehingga ombak pun tidak terlalu banyak dan besar. Keadaan seperti inilah yang
menguntungkan bagi perikanan karena dengan iklim dan topologi lokasi yang sangat

2

mendukung tersebut dapat mengurangi kematian ikan. 3 Adapun fungsi dari
perusahaan yang berpusat di Jawa Tengah ini ialah sebagai tempat proses
pembenihan ikan selama 9 bulan dan selama itu ikan akan dibesarkan di Keramba
Jaring Apung (KJA) di Danau Toba. Yang dimaksud dengan Keramba Jaring Apung
ialah sebuah wadah berupa kantong jaring yang terbuat dari bambu ataupun besi yang
terapung dan disangga oleh drum agar bisa mengapung di atas air. 4 PT.Aquafarm
Nusantara ini membudidayakan ikan nila merah (Red Tilapia) dan ikan nila hitam
(Mersi) serta menjadikan Danau Toba sebagai kolam peternakan ikan.

Perusahaan yang berpusat di Swiss ini mulai mendapat izin beroperasi di
Danau Toba pada tahun 1998, dengan wilayah kerja di tiga kabupaten, meliputi
Simalungun, Tobasa, dan Samosir. Untuk memproses ikan tersebut, pihak Aquafarm
membangun pabrik pengolahannya di Kabupaten Serdang Bedagai. Dari sini, ikan
tersebut diekspor lewat Pelabuhan Belawan. Untuk di pabrik pengolahannya, PT
Aquafarm mempekerjakan + 500 tenaga kerja dari masyarakat setempat. Sementara,
di lokasi pembudidayaannya di Danau Toba, perusahaan ini mempekerjakan + 1.000
tenaga kerja dari masyarakat Simalungun, Tobasa dan Samosir.
PT.Aquafarm Nusantara setiap harinya menaburkan 200 ton pakan untuk
kegiatan KJA di perairan Danau Toba. Artinya total limbah nitrogen yang dihasilkan
di perairan Danau Toba setiap hari sebanyak 6,89 ton untuk pakan jenis 1 dan 6,92

3

Natalina, Nadeak. “Konflik Antara Petani dengan PT.Aquafarm Nusantara”, dalam Skripsi
S1, tidak diterbitkan. Medan. FISIP, Universitas Sumatera Utara, 2009, hal. 51.
4
Barry, Costa. Petunjuk Praktis Pembudidayaan Ikan Mas Dalam Keramba Jaring Apung,
Jakarta : Bhratara. 1996, hal. 14.


3

ton untuk pakan jenis 2, dengan asumsi hanya 5% pakan yang tidak termakan. 5
Sementara luasan perairan Danau Toba yang terpakai oleh PT Aquafarm Nusantara
sekitar 9,06 hektare atau sekitar 0,0078% dari luas Danau Toba yang mencapai
112.000 hektare. Lokasi pembesaran di Danau Toba yakni Panahatan, Pangambatan,
Lontung, Silima lombu dan Sirungkungon.
Sebuah perusahaan dimana pun berada tentunya pasti memiliki pengaruh, baik
yang bersifat positif maupun negatif. Begitu juga dengan PT.Aquafarm Nusantara,
adapun dampak positif dari adanya perusahaan ini ialah perusahaan tersebut menjadi
lapangan kerja yang produktif di Ajibata dan banyak masyarakat disana yang menjadi
pekerja di dalamnya dan tentunya mendatangkan devisa bagi negara. Pihak Aquafarm
juga memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat sekitar dengan mengadakan
program pengembangan masyarakat dan juga memberikan retribusi sesuai peraturan
yang berlaku.
Adapun dampak negatif perusahaan ini adalah penurunan kualitas air yang
berdampak pada wisata Danau Toba yang semakin lama semakin surut. Di samping
itu adanya konflik yang terjadi antara pihak karyawan perusahaan dengan petani ikan
tradisional semakin membuat banyak pernyataan negatif terhadap pihak perusahaan.
Untuk pendapatannya sendiri lebih besar masuk ke kantong pemilik perusahaan yakni

seseorang yang berkebangsaan Swiss.
5

PT. Aquafarm Nusantara. Dokumen Pengolahan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(DPPL) Usaha Terpadu PT.Aquafarm Nusantara. Medan : 2009, hal. 1.
Pakan jenis 1 adalah pakan yang mengandung lebih banyak air dan pakan jenis 2 ialah pakan yang
mengandung lebih sedikit air.

4

Berdasarkan hasil interview yang dilakukan dengan salah satu pekerja
perusahaan yang mengatakan bahwa rata-rata produksi fillet ikan nila tersebut
diekspor dengan negara tujuan utamanya Amerika Serikat (AS). Hampir 77 persen
dikirim ke Negeri Paman Sam, sedangkan sisanya ke sejumlah negara di Eropa
seperti Belanda dan Perancis. 6 Bahkan, dari negara Asia pun seperti China sudah ada
permintaan. Permintaannya terus meningkat setiap periodenya.
Banyaknya pemberitaan negatif terkait Aquafarm selama ini dengan
menyebutkan bahwa pihaknya telah merusak lingkungan dan kawasan Danau Toba,
menurut pihak perusahaan sangat tidak tepat. Alasannya karena produksi telah
dilakukan mengacu pada Standarisasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) sesuai

dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia tentang Cara
Budidaya Ikan yang baik. Poin utama CBIB adalah bahwa pakan tidak mengandung
zat berbahaya. Selain itu, pakan telah terdaftar atau bersertifikat, pemilihan benih
berasal dari unit pembenihan yang bersertifikat. Pihak dari manajemen perusahaan
menjelaskan bahwa pakan yang mereka gunakan ialah pakan apung alami yang tidak
berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Bahkan, ada juga proses monitoring yang
dilakukan secara berkala oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
Akan tetapi kenyataan yang banyak beredar di masyarakat ialah mereka
mengeluh akan dampak negatif dari perusahaan ini, sehingga membuat masyarakat
Ajibata dan sekitarnya sangat sulit untuk mendapatkan air yang bersih dan jernih
6

Ibid., hal .8.

5

untuk kepentingan rumah tangga, mengingat bahwa sumber air yang mereka perlukan
berasal dari Danau Toba. Masyarakat lebih memilih menggunakan air Danau Toba
daripada


air

dari

PDAM

Tirtauli,

walaupun

tidak

semua

masyarakat

menggunakannya. Di tambah lagi adanya Filosofi Batak “Aek do Hangoluan”, (Air
adalah kehidupan) yang semakin lama semakin memudar karena air menjadi
berbahaya bagi kesehatan dan merusak keindahan dan mengakibatkan Danau Toba

dijauhi karena kian tercemar.
Perusahaan ini juga menjadi rival (saingan) bagi para pengusaha kecil-kecilan
yang juga bergerak di dalam usaha keramba jaring apung dan tentunya berpengaruh
juga terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar, sehingga jika diamati secara
seksama petani ikan yang terdapat di sekitar Ajibata dan Parapat tetap miskin. Hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor kompleks yang saling terkait satu sama lain, yakni
faktor internal (cara dan proses kerja) dan faktor eksternal (cuaca yang tidak
mendukung serta gangguan di laut). 7 Selain itu juga terdapat dampak negatif secara
nyata yang bisa kita lihat ialah adanya imbas perusahaan tersebut terhadap penurunan
kualitas air Danau Toba. Akan tetapi penurunan kualitas air bukan hanya sematamata dari perusahaan ikan ini, tapi juga dari limbah hotel yang ada di sekitar Danau
Toba, limbah rumah tangga serta limbah kapal yang mengakibatkan perubahan warna
dan aroma Danau Toba.

7

Kusnadi. Polemik Kemiskinan Nelayan, Bantul: Pondok Edukasi & Pokja Pembaruan, 2004,
hlm. 5-6. Faktor internal yakni kondisi sumber daya manusia nelayan dan aktivitas kerja mereka.
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi diluar diri dan aktivitas kerja
nelayan.


6

Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau
punahnya populasi organisme perairan seperti benthos, perifiton dan plankton.8
Apabila kondisi hidrologis DTA Danau Toba terjaga baik maka kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara baik di pantai Timur maupun pantai Barat
akan berlanjut secara lestari. Secara sosiokultural, DTA Toba adalah pusat etnik suku
Batak yang bila dipadukan menjadikan DTA Toba sangat berpotensi untuk
dikembangkan sebagai objek pariwisata ekokultur. Di masa lalu DTA Toba telah
menjadi tujuan turis internasional tetapi akhir-akhir ini predikat tersebut telah tinggal
sebagai kenangan belaka. 9
Dengan penjelasan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk menuliskan
tema penelitian tentang “Dampak PT.Aquafarm Nusantara di Kecamatan Ajibata
Kabupaten Toba Samosir Tahun 1998-2005”. Adapun alasan penulis mengambil
rentang waktu dari tahun 1998 sampai tahun 2005 karena penulis ingin menjelaskan
bagaimana kondisi ekonomi masyarakat sekitar serta daerah tangkapan Danau Toba
(DTA) yakni tentang kualitas ikan dan air Danau Toba setelah masuknya
PT.Aquafarm Nusantara ini pada tahun 1998 di Ajibata. Diakhiri pada tahun 2005
karena, pada tahun tersebutlah masyarakat sekitar mulai resah tentang dampak negatif
dari perusahaan tersebut terhadap kondisi masyarakat serta lingkungan, sehingga


8

Astri, Nugroho. Bioindikator Kualitas Air, Jakarta : Universitas Trisakti, 2006, hlm. 10.
Dengan menurunya atau punahnya organisme tersebut maka sistem ekologis perairan dapat terganggu.
Sistem ekologis perairan (ekosistem) mempunyai kemampuan untuk memurnikan kembali lingkungan
yang telah tercemar.
9
Ibid., hal .12.

7

timbullah niat dari pemerhati lingkungan bahkan masyarakat Ajibata untuk
melakukan suatu aksi yang tujuannya supaya perusahaan ikan tersebut ditutup.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dan agar
penulisan yang dilakukan lebih terarah dan tepat sasaran, maka rumusan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah PT.Aquafarm Nusantara di Kecamatan Ajibata tahun 1998-2005?
2. Bagaimana respon masyarakat terhadap PT.Aquafarm Nusantara di Ajibata?
3. Bagaimana dampak PT.Aquafarm Nusantara terhadap ekonomi masyarakat dan
kwalitas ikan & air yang dihasilkan di Danau Toba?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Penulisan ini tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang penting bukan hanya
bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Adapun yang menjadi tujuan dari
penulisan ini adalah untuk:
1. Menjelaskan sejarah PT.Aquafarm Nusantara di Kecamatan Ajibata tahun
1998- 2005.
2.

Menjelaskan respon atau penerimaan masyarakat terhadap PT.Aquafarm
Nusantara di Ajibata.

3. Menjelaskan dampak PT.Aquafarm Nusantara pada ekonomi masyarakat dan
kwalitas ikan & air yang dihasilkan di Danau Toba.

8

Manfaat penulisan dari skripsi ini adalah:
1. Dengan mengkaji dan melakukan penelitian, maka hal tersebut adalah sebagai
rujukan bagi saya pribadi dalam menyelesaikan studi saya dan persyaratan untuk
mendapatkan gelar sarjana.
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak Manajemen PT.Aquafarm Nusantara
sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat dalam pengelolaan manajemen
sumber daya alam dan sumber daya manusia.
3. Sebagai tambahan khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan sebagai referensi bagi peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama di masa yang akan
datang.

1.4 Tinjauan Pustaka
Di dalam menunjang penulisan skripsi ini, maka penulis juga melakukan
peninjauan dari beberapa buku-buku yang terkait dengan tema yang penulis teliti.
Adapun buku panduan yang penulis pakai dalam menunjang adanya proses
penelitian ialah:
Supriadi, dkk dalam Kebijakan Konservasi Tanah dan Air (2004) yang
menjelaskan tentang Danau Toba sebagai danau yang terbesar di Indonesia yang
terbentuk secara vulkano tektonik sejak + 73.500 tahun yang lalu. Secara khusus
buku ini menyinggung tentang luas dan batasan Danau toba serta kekayaan alam yang
melimpah di Danau Toba. Buku ini membantu penulis dalam menjelaskan betapa

9

kayanya biota Danau Toba sehingga ini menjadi salah satu alasan perusahaan asing
seperti PT.Aquafarm mau menanamkan sahamnya di kawasan Danau Toba.
Fitria Eva yakni yang membahas tentang Analisis Kualitas Air dan
Hubungannya dengan Keanekaragaman Vegetasi Akuatik di Perairan Parapat
Danau Toba (2008), Tesis S2 FMIPA tentang sifat fisik, kimia air di ekosistem
Danau Toba menunjukkan bahwa lokasi yang berada di tengah danau (sekitar 500 m
dari pinggir danau) masih bersifat oligotrofik (miskin zat hara). Menjelaskan tentang
bagaimana secara perlahan pencemaran air oleh pakan ikan dapat mengakibatkan
menurunnya kualitas air Danau Toba.
Natalina Nadeak, dalam skripsi S1 yang berjudul Konflik Antara Petani
dengan PT.Aquafarm Nusantara (2009), yang menjelaskan awal mula terjadinya
konflik antara kedua pihak yang terus-menerus berkelanjutan. Skripsi ini sangat
membantu penulis dalam menjelaskan apa sebenarnya yang melatarbelakangi
sehingga ada permasalahan yang berkepanjangan antara karyawan perusahaan dengan
petani ikan tradisional di Ajibata.
Kusnadi dalam Polemik Kemiskinan Nelayan, (2004) menjelaskan mengenai
faktor-faktor yang menyebabkan petani ikan sulit untuk berkembang. Faktor internal
yakni kondisi sumber daya manusia dan aktivitas kerja mereka. Faktor eksternal
adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi diluar diri dan aktivitas kerja
nelayan. Secara khusus buku ini membantu penulis dalam menjelaskan apa yang
mengakibatkan petani ikan di Ajibata sulit untuk berkembang.

10

Pusat Riset Perikanan Budidaya dalam Analisis Kebijakan Pembangunan
Perikanan Budi Daya (2006), menjelaskan tentang perlu adanyan PERDA dan
penyusunan tata ruang untuk mengatur kegiatan penangkapan agar kondisi perairan
tetap lestari serta penggunaan jumlah pakan yang diberikan per hari kepada ikan agar
pakan ikan tidak lolos keluar KJA. Sehingga buku ini sangat membantu penulis untuk
menjelaskan bagaimana pembudidayaan ikan yang baik dan benar dalam KJA.
Barry A.Costa, dkk dalam Petunjuk Praktis Pembudidayaan Ikan Mas
Dalam Keramba Jaring Apung (1996), menjelaskan tentang cara pembuatan KJA
dalam air tawar serta bagaimana memilih bibit ikan yang baik sehingga menghasilkan
ikan yang sehat. Secara khusus buku ini sangat membantu penulis dalam hal
bagaimana cara pembudidayaan ikan dan cara memanen ikan yang baik dan benar
dengan menggunakan KJA.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara atau aturan yang sistematis yang digunakan
sebagai proses untuk memeperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip untuk mencari
kebenaran dari sebuah permasalahan. Dalam menulis peristiwa sejarah pada masa
lampau yang direalisasikan dalam bentuk penulisan sejarah (historiografi), tentu
harus menggunakan metode sejarah. Metode sejarah merupakan proses menguji dan
menganalisis secara kritis rekaman dan jejak-jejak peninggalan sejarah. 10 Sehingga

10

Louis Gottchalk, Mengerti Sejarah, Terjemahan dari Nugroho Notosusanto, Jakarta : UI
Press, 1985, hal 9.

11

melalui metode sejarah inilah, hasil-hasil tulisan berlandaskan sumber-sumber fakta
dan bersifat objektif.
Adapun tahapan yang digunakan oleh penulis untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini ialah :
1. Heuristik (pengumpulan sumber), yaitu proses mengumpulkan dan menemukan
sumber, berasal dari bahasa Yunani yakni Heurinkein yang artinya To find. To
find disini berarti tidak hanya menemukan, tetapi mencari dahulu baru
menemukan. Dalam tahap Heuristik ini, sumber dapat diperoleh melalui 2 cara,
yaitu studi lapangan dan studi kepustakaan. 11 Pada awalnya yang dilakukan
penulis ialah mencari sumber atau data yang ada kaitannya dengan apa yang
dibahas dan kemudian dikumpulkan. Pengumpulan data ini penulis peroleh
melalui berbagai buku, dokumen, jurnal dan skripsi dari Perpustakaan USU.
Berikutnya yakni studi lapangan yang diperoleh melalui wawancara dengan
orang-orang yang berkaitan dengan topik yang dibahas yakni orang-orang yang
bekerja di PT.Aquafarm, LSM dan para pemilik keramba dan penjual ikan di
Ajibata.
2. Kritik Sejarah (Verifikasi), yaitu melakukan kritik terhadap sumber. Bertujuan
untuk memperoleh fakta yang kredibel dengan cara menganalisis isi ataupun
penjelasan dalam sumber tertulis dalam memperoleh fakta yang otentik. Setelah
penulis berhasil mencari sumber atau data, kemudian di kritik terlebih dahulu
11

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hal.

99.

12

apakah sumber atau data dapat digunakan atau tidak. Verifikasi atau kritik
sejarah terdiri dari 2 macam: otentisitas, atau keaslian sumber, atau kritik ekstern,
dan kredibilitas, atau kebisaan dipercayai, atau kritik entern. Kritik ekstern
dilakukan dengan cara menyeleksi sumber-sumber apakah berkaitan dengan
objek penelitian atau tidak. Sementara kritik intern dilakukan dengan cara
menilai kelayakan data untuk mendapatkan kredibilitas atau kebenaran isi dari
sumber tersebut.
3. Interpretasi, yaitu tahap untuk menafsirkan fakta. Membandingkannya untuk
diceritakan kembali. Untuk itu, peneliti melakukan analisa dan sintesa. Analisa
berarti menguraikan sumber-sumber yang telah dikritik sebelumnya. Dari proses
analisa penulis memperoleh fakta-fakta, kemudian fakta-fakta yang telah
diperoleh tersebut, penulis telah sintesakan sehingga mendapat sebuah
kesimpulan.
4. Historiografi, yaitu proses menceritakan rangkaian fakta dalam suatu bentuk
tulisan yang kritis serta analitis. Analitis berarti membutuhkan teori-teori dari
berbagai ilmu sosial yang berguna untuk memberi informasi bagi peristiwa yang
telah diteliti. Penulis telah melakukan langkah ini dengan cara menjabarkan
rangkaian secara kronologis dan sistematis dalam bahasa tulisan yang berbentuk
deskriptif naratif sehingga menghasilkan sebuah karya ilmiah sejarah.

13