Konflik Tanah Warisan Pada Keluarga Batak Toba (Studi kasus Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir)

ABSTRAK

Tanah merupakan sumber kesejahteraan

bagi manusia yang mengandung

berbagai macam kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan manusia diartikan sebagai nilai
ekonomi (nilai religio-magis tanah) dan nilai sosial. Hubungan tanah dengan manusia
membuat perubahan dalam tata susunan pemilikan dan penguasan tanah yang
memberikan pengaruh pada pola hubungan antar manusia sendiri. Fungsi sosial dengan
konsep pertanahan dapat diartikan bahwa tanah sebagai lahan hidup manusia yang pada
dasarnya selalu hidup bersosial yang berfungsi untuk memfalitasi kegiatan sosial manusia
sebagai suatu upaya dalam pengembangan implementasi pertanahan agar berjalan
semestinya.
Masyarakat memiliki pandangan yang berbeda dalam mengasumsikan hak milik
sehingga terjadi perebutan tanah secara tidak merata. Penelitian ini di rumuskan sebagai
berikut:Bagaimana terjadinya perebutan tanah warisan di Kecamatan Ajibata Kabupaten
Toba Samosir?Bagaimana cara penyelesaian konflik tanah warisan pada keluarga Batak
Toba?Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan
pendekatan kualitatif, dimana jumlah mengalami kasus perebutan tanah warisan ini
sebanyak 10 informan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab konflik perebutan tanah
warisan pada masyarakat Batak Toba adalah karena ketidakadilan dalam pembagian tanah
warisan dalam suatu keluarga, tidak memiliki keturunan laki-laki, sehingga tanah warisan
yang telah dibagikan, diminta kembali oleh saudara laki-laki yang masih memiliki
hubungan darah. adanya perbedaan pendangan mengenai batas-batas tanah warisan.
Penyebab terjadinya konflik perebutan tanah warisan ini, pada dasarnya disebabkan
karena tidak adanya bukti otentik/sertifikat kepemilikan tanah. Selain itu, konflik ini
dipicu karena orang tua tidak dengan tegas membagikan harta warisan semasa hidupnya,
Proses penyelesaian konflik perebutan tanah warisan yang dilakukan pada masyarakat
BatakToba tidak terlepas dari campur tangan pemerintah dan pihak lainnya.

i
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAC
Soil is a source of well-being for humans that contains a wide variety of natural
resources that can be utilized humans are defined as economic value ( the value of religio magical land) and social value.Land relations with humans to make changes in the
arrangement of ownership and land tenure that gives effect to the pattern of the relationship
between humans themselves.Social functions with the concept of land means that the land as
the land of human life which is basically always a social life which serve to provide social

activities of man as an effort in the development of the implementation of the land in order to
run properly .

The community has a different view in assuming ownership rights over land,
causing uneven. The problem in this research are being formulated as follows: How the
struggle Ajibata inherited land in the district of Toba Samosir ? How does conflict resolution
in the family inherited land Batak Toba?The method used in this research is a case study with
a qualitative approach , where the number of informants who have inherited land seizure
cases as much as 10 informants .

The results of this study indicate that the cause of the conflict over land inheritance
on Toba Batak society is because of injustice in the distribution of the estate in a family , do
not have a male offspring, so that the estate that has been shared , requested back by a brother
who still has a relationship blood. the difference in views about the boundaries of the estate .
The causes of conflicts over inheritance of land, essentially due to the absence of authentic
proof /certificate of land ownership. Moreover, this conflict was triggered because the parents
do not explicitly share the estate during his lifetime, process for resolving conflicts over land
inheritance conducted in Toba Batak society is inseparable from the interference of the
government and other parties


ii
Universitas Sumatera Utara