Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosio–Feminis terhadap Peran Perempuan dalam Budaya Pahamang (untuk Kematian) dalam Adat Sumba Timur
Abstrak
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan faktor-faktor perempuan tidak
berperan dalam budaya Pahamang dalam kebudayaan Sumba Timur. Diharapkan melalui
penelitian yang dilakukan penulis dapat menemukan apa penyebab perempuan tidak turut
berperan dalam kebudayaan Pahamang. Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis
untuk penelitian ini yaitu metode penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat–sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu,
atau untuk menentukan frekwensi atau penyebaran suatu gejala dan gejala lain dalam
masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu dengan menggunakan
teknik wawancara dan studi dokumentasi yang berhubungan dengan budaya Pahamang. Melalui
wawancara penulis mencoba mendapatkan informasi melalui komunikasi yang dilakukan oleh
penulis dan narasumber. Penulis juga akan menggunakan studi dokumentasi yaitu suatu metode
pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis buku maupun dokumen–dokumen yang
berhubungan dengan apa yang diteliti oleh penulis.
Dari penelitian yang dilakukan penulis menemukan bahwa Kebudayaan Pahamang
sebagai salah satu tradisi yang ada dianut oleh masyarakat Sumba turut menunjukkan perbedaan
peran antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki lebih berperan pada rana publik dan peran
perempuan hanya dibatasi pada rana dosmestik. Keterbatasan peran perempuan
dalam
kebudayaan merupakan hal yang wajar saja bagi masyarakat yang ada di Sumba, dikarenakan
kebiasaaan ini sudah merupakan tradisi dan telah turun temurun dijalankan oleh masyarakat.
Konstruksi masyarakat membuat perempuan merasa dirinya tidak mengalami apa yang disebut
dengan ketertindasan karena mereka telah larut dalam pengajaran budaya yang secara turun
temurun diberikan.
Kata Kunci: Pahamang, Peran perempuan.
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan faktor-faktor perempuan tidak
berperan dalam budaya Pahamang dalam kebudayaan Sumba Timur. Diharapkan melalui
penelitian yang dilakukan penulis dapat menemukan apa penyebab perempuan tidak turut
berperan dalam kebudayaan Pahamang. Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis
untuk penelitian ini yaitu metode penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat–sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu,
atau untuk menentukan frekwensi atau penyebaran suatu gejala dan gejala lain dalam
masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu dengan menggunakan
teknik wawancara dan studi dokumentasi yang berhubungan dengan budaya Pahamang. Melalui
wawancara penulis mencoba mendapatkan informasi melalui komunikasi yang dilakukan oleh
penulis dan narasumber. Penulis juga akan menggunakan studi dokumentasi yaitu suatu metode
pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis buku maupun dokumen–dokumen yang
berhubungan dengan apa yang diteliti oleh penulis.
Dari penelitian yang dilakukan penulis menemukan bahwa Kebudayaan Pahamang
sebagai salah satu tradisi yang ada dianut oleh masyarakat Sumba turut menunjukkan perbedaan
peran antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki lebih berperan pada rana publik dan peran
perempuan hanya dibatasi pada rana dosmestik. Keterbatasan peran perempuan
dalam
kebudayaan merupakan hal yang wajar saja bagi masyarakat yang ada di Sumba, dikarenakan
kebiasaaan ini sudah merupakan tradisi dan telah turun temurun dijalankan oleh masyarakat.
Konstruksi masyarakat membuat perempuan merasa dirinya tidak mengalami apa yang disebut
dengan ketertindasan karena mereka telah larut dalam pengajaran budaya yang secara turun
temurun diberikan.
Kata Kunci: Pahamang, Peran perempuan.