Respon Perubahan Morfologi dan Kandungan Antosianin Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Beberapa Dosis Iradiasi Sinar Gamma

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rosella telah didomestikasi di Sudan barat sebelum 4000 SM; dan pertama
kali tercatat di Eropa pada tahun 1576. Rosella dkenal sebagai tanaman coklat
kemerahan Jamaika pada tahun 1707 di Jamaika, dimana penggunaan secara
umum dari kelopak bunga sebagai makanan pertama kali digunakan di dunia baru
(Benua Amerika), rosella ditanam di Meksiko, bagian dari Amerika Tengah,
Hindia Barat, selatan Florida, Texas dan California pada akhir abad ke-19.
Sekarang ditanam untuk tujuan kuliner di banyak negara tropis. Penggunaan
H. sabdariffa untuk makanan serat telah dikembangkan di daerah lain selain
Afrika (Mohamed et al., 2012).
Rosella telah lama dijadikan minuman kesehatan yang dikonsumsi oleh
masyarakat. Umumnya bagian kelopak bunga rosella dijadikan minuman dalam
bentuk teh. Teh rosella diyakini฀dapat meningkatkan kemampuan seperti yang
telah dimanfaatkan di beberapa negara sebagai tonikum (menetralisir racun)
bertahun-tahun yang lalu. Mekanisme fisik setelah mengkonsumsi฀peningkatan
kemampuan

teh Rosella, dapat dikaitkan dengan kandungan antioksidan dan

protein yang tinggi sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Delapan belas

(18) asam amino terkandung dalam teh Rosella. Antioksidan yang dimilikinya
berupa vitamin C yang mencapai 2,444 mg dalam 100 gram kelopak rosella
kering. Antioksidan lain pada rosella yaitu betakaroten dan antosianin
(Ekanto dan Sugiarto, 2011).

Universitas Sumatera Utara

13

Usahatani bunga rosella memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan
di Indonesia. Hal ini terbukti dari adanya permintaan pasar luar negeri terhadap
rosella kering pada tahun 2007, terutama negara Malaysia sekitar 15 ton per
tahun. Dan untuk memenuhi permintaan tersebut Indonesia hanya mampu
memenuhi sekitar 5 ton sampai 8 ton per tahun. Ini dikarenakan petani bunga
rosella masih terbatas yang disebabkan penggunaan benih yang kurang bermutu,
pengendalian hama dan penyakit yang kurang memadai serta belum menyebarnya
paket teknologi budidaya dari hasil-hasil penelitian ke tingkat petani (Hapni,
2010).
Roselindo 2 merupakan varietas yang berasal dari genotype no.1596
(Jamaika/Rosella ungu cumi). Varietas Roselindo 2 mempunyai keistimewaan

yaitu kandungan Vitamin C dan Antosianin yang cukup tinggi pada kelopak
bunga yaitu sebesar 2.033,524 mg/100g dan 14,697 mg/kg dibandingkan dengan
varietas Roselindo lain. Namun kelemahan varietas ini yaitu potensi hasil kelopak
yang masih rendah daripada Roselindo 1 serta ketahanan terhadap penyakit
Fusarium masih moderat sehingga perlu ada perbaikan terhadap karakter dari
varietas tersebut. Salah satu teknik pemuliaan untuk memperbaiki karakter
Roselindo 2 adalah dengan mutasi (Purdyaningsih, 2015).
Induksi mutasi merupakan salah satu cara meningkatkan keragaman
tanaman. Induksi mutasi dapat dilakukan dengan perlakuan bahan mutagen
terhadap materi reproduktif yang akan dimutasi yang dapat mengubah sebagian
sifat tanaman (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Mutasi atau perubahan materi genetik dapat dideteksi dengan melihat
perubahan pada tingkat struktur gen atau perubahan pada tingkat ekspresinya.
Untuk melihat perubahan tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan antara
mutan dan tipe liarnya. Perubahan dapat terlihat pada tingkat morfologi yang
terlihat oleh mata telanjang, atau pada tingkat lain yang tidak nampak oleh mata.

Secara garis besar penampilan mutan dapat dilihat dari liarnya dengan tiga cara;
perbedaan morfologi, perbedaan tingkat kimia, dan perbedaan tingkat adaptasi
terhadap lingkungan tumbuh. Hasil mutasi yang paling mudah dilihat ialah bila
terjadi perubahan morfologi seperti bentuk, ukuran atau warna (Jusuf, 2001).
Tujuan mutasi adalah untuk memperbesar variasi suatu tanaman yang
dimutasi. Hal itu ditunjukkan, misalnya oleh variasi kandungan gizi atau
morfologi dan penampilan tanaman. Semakin besar variasi, seorang pemulia atau
orang yang bekerja untuk merakit kultivar unggul, semakin besar peluang untuk
memilih tanaman yang dikehendaki. Melalui teknik penyinaran (radiasi) dapat
menghasilkan mutan atau tanaman yang mengalami mutasi dengan sifat–sifat
yang diharapkan setelah melalui serangkaian pengujian, seleksi dan sertifikasi
(Amien dan Carsono, 2008).
Pengaruh mutasi iradiasi sinar gamma dapat mengubah karakter atau sifat
tanaman diantaranya di Malaysia telah membentuk varietas mutan hasil radiasi
yang dikenal dengan nama UKMR-1, UKMR-2, UKMR-3 yang berpotensi
meningkatkan produksi dan karakter dari tanaman asal yaitu rosella aksesi Arab
dan Trengganu (Osman et al., 2011).
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
guna mengetahui pengaruh beberapa dosis iradiasi sinar gamma terhadap


Universitas Sumatera Utara

15

perubahan

morfologi

dan

kandungan

antosianin

tanaman

rosella

(Hibiscus sabdariffa L.)
Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan meneliti pengaruh beberapa dosis iradiasi sinar
gamma terhadap perubahan morfologi dan kandungan antosianin tanaman rosella
(Hibiscus sabdariffa L.)
Hipotesis Penelitian
Perlakuan beberapa dosis iradiasi sinar gamma berpengaruh nyata
terhadap perubahan morfologi dan kandungan dan kandungan antosianin tanaman
rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai
bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara