Mall di Central Park Kuala Namu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Terminologi Judul
Judul yang menjadi usulan proyek adalah “Mall di Central Park Kuala
Namu”, yang merupakan suatu tempat berbelanja serta tempat rekreasi bagi anak-
anak hingga dewasa mencari hiburan,miliki pengertian sebagai berikut :
Malladalah jenis pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan
tertutup dengan suhu yang telah diatur dan memiliki jalur untuk berjalan
dengan teratur di antara toko/retail yang saling berhadapan.1
Di adalah kata hubung yang digunakan sebelum kata keterangan tempat.
Centralatau center (pusat) adalah sebuah tempat dimana aktifitas-aktifitas
tertentu dikonsentrasikan. 2. Menurut Walter Christaller tahun 1933 dalam
teorinyaCentral Place Theorymerupakan suatu lokasi yang dapat melayani
berbagai kebutuhan, terletak di suatu tempat disebut sebagai tempat sentral.3
Park menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kebun yang
ditanami berbagai jenis bunga dan sebagainya (tempat bersenang-senang).4
Kuala Namu merupakan sebuah bandara internasional di kota Medan dan
terbesar kedua di Indonesia yang tereletak di Kabupaten Deli Serdang yang
termasuk kawasan pembangunan Mebidangro.
Berdasarkan pengertian dari tiap kata-kata pada Judul Proyek ini, maka
penulis menetapkan bahwa “Mall di Central Park Kuala Namu ” adalah sebuah
tempat di kawasan Bandara Internasional Kuala Namu (KNO) merupakan pusat
perbelanjaandalam satu bangunan yang memadukan taman serta plaza berupa
atrium yang mencakup banyak kegiatan baik berbelanja, berjalan-jalan,
berkumpul, maupun rekreasi yang berada di Kecamtan Batang Kuis.
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Mal
2
Oxford Dictionary
3
https://agnazgeograph.wordpress.com
http://kbbi.web.id/taman
4
8
Universitas Sumatera Utara
2.2
Tinjauan Umum
Tinjauan umum proyek menjelaskan mengenai Mall berdasarkan pengertian,
klasifikasi, dan karakteristik dari fungsi-fungsi tersebut.
2.2.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan (shopping centre) merupakan tempat perdagangan
eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek.
Menurut Jeffiey D. Fisher, Robert. Martin dan Paige Mosbangh definisi pusat
perbelajaan adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa toko eceran, yang
umumnya dengan satu atau lebih toko serba ada, toko grosir dan tempat parkir.
Istilah pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian, antara lain :
Bentuk usaha perdagangan individual yang dilakukan secara bersama
melalui penyatuan modal dengan tujuan efektivitas komersial (Beddington,
Design for Shopping Centre)
Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distribusi barang/jasa yang bercirikan
komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena
bertujuan untuk memperoleh keuntungan (profit) sebanyak-banyaknya
(Grue, Centers for Urban Environment :Survival of the Cities)
Kompleks perbelanjaan terencana, dengan perngelolaan yang bersifat
terpusat, dengan system menyewakan unit-unit kepada pedagang individu,
sedangkan pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang bertanggung
jawab secara menyeluruh (Beddington, Design for Shopping Centre)
Sekelompok kesatuan pusat perdagangan yagn dibangun dan didirikan pada
sbuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai, dan diatur menjadi
sebuah kesatuan operasi operation unit), berhubungan dengan lokasi,
ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dari unit tersebut. Unit ini juga
menyediakan parkir yang dibuat berhubungan dengan tipe dan ukuran total
toko-toko (Urban Land Institure, Shopping Centre Development Handbook)
Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan
setempat. Selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau
9
Universitas Sumatera Utara
transaksi jual beli, juga berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul atau
berekreasi (Beddington, Design for Shopping Centre)
Menurut Gruen, Victor (1966)
Pusat perbelanjaan adalah suatu tempat yang dipergunakan sebagai wadah
bagi para pedagang yang diatur oleh suatu manajemen terencana yang
memberikan servis bagi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai
fasilitas kota untuk memberikan kenyamanan berbelanja.
Menurut De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock (1973,577)
Pusat perbelanjaan adalah sebuah kompleks yang didalamnya terdapat tokotokoeceran yang disatukan dengan fasilitas -fasilitas yang direncanakan
untukmemberikan kenyaman berbelanja yang maksimum dan keleluasaan
maksimum bagi barang dagangan.
Menurut Beddington, Nadine (1981,1)
Pusat perbelanjaan adalah suatu kompleks perbelanjaan yang terencana
dibawah suatu manajemen pusat yang menyewakan unit-unit pertokoan
kepada para pedagang eceran dengan pengelolaan oleh manajemen yang
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pusat perbelanjaan.
Menurut Dewan Internasional Pusat Perbelanjaan (International Council
ofShopping Center)
Pusat perbelanjaan adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan
komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan,
memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini
berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari pusat
perbelanjaan ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani.
Menurut Maitland, 1987
Shopping
mall adalah pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau
beberapa departement store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil
dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko yang menghadap
ke koridor utama mall atau pedestrian yang merupakan unsur utama dari
sebuah pusat perbelanjaan (mall), dengan fungsi sebagai sirkulasi dan
10
Universitas Sumatera Utara
sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar pengunjung
dan pedagang
Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan
pusat perbelanjaan, yaitu:
a.
Adanya kegiatan jual beli atau pertukaran barang dan jasa
b.
Dapat berfungsi sebagai temapt berkumpul dan berekreasi
2.2.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
a.
Berdasarkan Jangkauan Pelayanan/ Aspek Perkotaan
1) Pusat Perbelanjaan Lokal (Neigbourhood Center)
Luas areal antara 2.720 – 9.290 m2. Melayani kebutuhan sehari-hari yang
meliputi supermarket dan toko-toko yang luas.Lantai penjualan (Gross
Leasable Area /GLA) antara 5.000-40.000 jiwa penduduk (skala
lingkungan).Unit terbesar berupa supermarket, dan luas site yang
dibutuhkan antara 3-10 Ha.
2) Pusat Perbelanjaan Distrik (Community Center)
Luas areal antara 9.290 – 23.225 m2, terdiri at as junior departmen store,
supermarket dengan jangkauan pelayanan antara 40.000-150.000 penduduk,
terletak pada lokasi mendekati pusat-pusat kota (wilayah).
3) Pusat Perbelanjaan Regional (Main Center)
Luas areal antara 27.870–92.900 m2 dengan skala pelayanan antara
150.000–400.000 penduduk. Terdiri dari 1-4 department store dan 50-100
toko retail yang tersusun mengitari pedestrian, dan dikelilingi oleh area
parker (the Community Builders Council of ULI-the Urban Land Instisute,
1977:23).
b.
Berdasarkan Cara Pelayanan
1) Shopping existing personal services
Pembeli dilayani langsung oleh para pelayan. Setelah transaksi, pelayan
langsung meminta pembayaran dan membungkus barang tersebut.
11
Universitas Sumatera Utara
2) Self selection
Pembeli
dapat
memilih
dan
membeli
barang-barang,
kemudian
mengumpulkan ke palayan dan meminta bon pembayaran, lalu ke kasir
untuk membayar dan mengambil barang.
3) Self services
Pembeli dapat memilih dan mengambil barang-barang yang dibutuhkan,
kemudian diletakkan pada keranjang/kereta dorong yang telah disediakan,
lalu langsung dibawa ke kasir untuk pembayaran dan pembungkusan.
c.
Berdasarkan Jenis Barang Yang Dijual
1) Permintaan (demand), yaitu yang menjual kebutuhan sehari-hari yang juga
merupakan kebutuhan pokok.
2) Setengah permintaan (semi demand), yaitu yang menjual barang barang
untuk kebutuhan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
3) Barang yang menarik (impuls), yaitu yang menjual barang-barang mewah
yang menggerakkan hati konsumen pada waktu tertentu untuk membelinya.
4) Drudgery, yaitu yang menjual barang-barang higienis seperti sabun, parfum
dan lain-lain.
d.
Berdasarkan Bauran Jenis Usaha
1) Pusat perbelanjaan berorientasi keluarga
Pusat perbelanjaan ini menyediakan semua hal dalam satu atap (all under
one roof family–oriented shopping centre), dengan luas bersih area yang
disewakan sekitar 400.000 – 500.000 kaki persegi. Dimana didominasi oleh
hy permarket, pusat hiburan, cinema, area bowling dan biliar.
2) Pusat perbelanjaan spesialis (specialist shopping centre)
Jenis pusat perbelanjaan ini lebih kecil dari pada pusat perbelanjaan
berorientasi keluarga dan hanya menawarkan satu jenis perdagangan utama,
yang dilengkapi sejumlah toko lain yang mendukung bisnis utama, seperti
makanan, minuman dan pelayanan pendukung lainnya.
3) Pusat perbelanjaan gaya hidup (lifestyle shopping centre)
12
Universitas Sumatera Utara
Pusat perbelanjaan ini melayani para professional muda yang bekerja di
wilayah kota. Dan menawarkan produk tematis yang terkait dengan gaya
hidup. Luas area ini sekitar 100.000 – 200.000 kaki persegi.
e.
Berdasarkan Kepemilikan
1) Unit Ruang Usaha Dengan Hak Milik Bersusun (Strata Title Lot)
Merujuk pada pusat perbelanjaan dengan unit-unit toko y ang dimiliki oleh
banyak individu dan setiap pemilik unit individu bebas memperlakukan unit
property miliknya sesuai keinginan. Pemilik unit dapat membuka toko ritel,
kantor korporasi kecil, atau menyewakan propertinya karena setiap pemilik
unit membuat keputusan sendiri berdasarkan kepentingan pribadi mereka.
2) Manajemen Kepemilikan Tunggal (Single Owner-Ship Manajemen)
Dimana suatu tim professional di suatu pusat perbelanjaan dilibatkan untuk
memaksimalkan hasil investasi dari satu property. Manajeme n pusat
perbelanjaan bertugas merencanakan, menetapkan nama, memasarkan, serta
mengelola property tersebut.
f.
Berdasarkan Lokasi
1) Pasar (Market)
Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (toko, kios, dan
sebagainya) berderet yang berada di suatu area tertentu pada suatu wilayah
yang dapat bersifat terbuka ataupun berada dalam bangunan. Biasanya
berada dekat kawasan permukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di sekitarnya.
Klasifikasi pasar :
Pasar tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan
biasanya ada proses tawar-menawar yang biasanya terdiri dari kios-kios atau
gerai, dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu
pengelola pasar.
13
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Pasar tradisional di Tomok
(Sumber : www.diarysivika.com)
Pasar modern
Penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli
melihat label harga yang tercantum pada barang, berada dalam bangunan
dan pelayanannya dilakuakan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga.
2) Shopping street
Merupakan kelompok sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko
atau kios terbuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini
merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan
biasa berkembang di kawasan wisata atau pertokoan.
3) Shopping archade
Merupakan pusat perbelanjaan dimana terdapat retail atau toko, baik di
kedua sisi ataupun satu sisi dengan naungan atau atap yang transparan
sehingga menimbulkan suasana gang atau koridor didalamnya. Dan juga
restoran pada shopping arcade biasanya mengambil jalan pada arcade
sebagai area ruang makannya dengan meletakkan meja makan dan kursi.
4) Shopping center
Shopping Center sebagai suatu sarana perdagangan terdiri dari berbagai
jenis. Dilihat dari segi tata bahasa, pengertian pusat perbelanjaan dapat
diuraikan sebagai berikut :
Pusat (center)
14
Universitas Sumatera Utara
- Sebuah titik dimana perhatian orang diarahkan.(Oxford Advanced
Learner’s Dictionary)
- Sebuah
tempat
dimana
aktifitas-aktifitas
tertentu
dikonsentrasikan.(Oxford Advanced Learner’s Dictionary)
- Tempat yang berada ditengah-tengah /mengumpul pada suatu dimana
segala sesuatu dipusatkan pada tempat tersebut.
Perbelanjaan (shopping)
Suatu wadah yang menampung kelompok-kelompok dagang dalam
melakukan kegiatan jual beli, penyaluran, pertukaran, dan pertemuan antara.
5) Department store
Merupakan Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis
barang yang berada di bawah satu atap. Pada perbelanjaan ini transaksi
masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu konsumen memilih
dan mencari benda yang dikehendaki. Penataan barang-barangnya memiliki
tata letak khusus yang memudahan sirkulasi dan mencapai kejelasan akses.
Luas lantainya berkisar antara 10.000 sampai 20.000 m2.
6) Supermarket
Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan cara
pelayanan mandiri (self service). Pemilihan dan pencarian produk dilakukan
secara mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membantu
proses pembayaran. Jumlah bahan makanan yang dijual pada toko jenis ini
kurang dari 15% dari seluruh barang yang diperdagangkan. Luas lantainya
berkisar antara 1.000 m2 sampai dengan 2.500 m2. Setiap supermarket
mempunyai sekuen kejadian, diawali dengan masuknya konsumen hingga
proses pembelian, pembayaran, dan perginya konsumen. Sekuen kejadian
ini perlu dikaji melalui sebuah program yang termasuk di dalamnya adalah
perilaku pembeli dan penjual.
15
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Shopping street, Athens, Greece
(Sumber :www.athensguide.com)
7) Superstore
Merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih dari 2.500
m2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara 5.000 m2 sampai dengan
7.000 m2. Superstore ini menempati satu lantai bangunan dan terletak di
pusat kota. Sistem pelayanan yang digunakan adalah sistem self timer. Oleh
karena sistem pelayanannya mandiri, perlu penataan dan pengelompokan
barang yang jelas sehingga memudahkan pembeli menemukan barang yang
diinginkan.
8) Hypermarket
Merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas lantai minimum
5.000 m2. Hypermarket merupakan simbol perdagangan disuatu kota kota
karena tempat tersebut mencerminkan adanya kecendrungan penduduk yang
mengikuti trend perdagangan dengan munculnya produk-produk yang
ditawarkan. Sistem penjualannya pun dibedakan antara pembeli eceran dan
pembeli sistem grosir. Pada hypermarket yang bergabung dengan plaza atau
shopping park, kecendrungannya adalah ruangan untuk hypermarket
diletakkan di area paling belakang karena membutuhkan lahan bangunan
yang paling luas sehingga tidak menutupi area retail atau counter lain yang
luasannya lebih kecil.
16
Universitas Sumatera Utara
9) Shopping Mall
Merupakan pengembangan dari pusat perbelanjaan yang dipadukan dengan sarana
rekreasi dan hiburan. Dan umumnya bentuknya berupa selasar yang panjang.
Barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari sampai
kebutuhan khusus. Mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha
yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah
terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan
dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.
Gambar 2.3 Discovery Shopping Mall
(Sumber :www.flickr.com, 2016)
g.
Berdasarkan Luas dan Macam-Macam Desain
Mal berdasarkan luas dan macam-macam desain menurut Nadine
Beddington dalam Design for Shopping Centre, Butterworth Scientific, London,
1982:6.
1) Full Mall
Full mall terbentuk oleh sebuah jalan, di mana jalan tersebut sebelumnya
digunakan untuk lalu lintas kendaraan, kemudian diperbaharui menjadi jalur
pejalan kaki, plaza (alun-alun) yang dilengkapi paving, pohon-pohon,
bangku-bangku, pencahayaan dan fasilitas-fasilitas baru lainnya seperti
patung dan air mancur.
17
Universitas Sumatera Utara
2) Transit Mall
Transit mall atau transit way dikembangkan dengan memindahkan lalu
lintas mobil pribadi dan truk ke jalur lain dan hanya mengijinkan angkutan
umum seperti bus dan taksi. Area parkirdirencanakan tersendiri dan
menghindari sistem parkir pada jalan (on-street parking), jalur pejalan kaki
diperlebar dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti : paving, bangku,
pohon-pohon, pencahayaan, patung, air mancur dan lain-lain. Transit mall
telah dibangun di kota-kota dengan rata-rata ukurannya lebih besar dari full
mall maupun semi mall.
3) Semi Mall
Semi mall lebih menekankan pada pejalan kaki, oleh karena itu areanya
diperluas dan melengkapinya dengan pohon-pohon dan tanaman, bangkubangku, pencahayaan dan fasilitas buatan lainnya.Sedangkan jalur
kendaraan dan area parkir dikurangi.
2.2.3 Pengertian Shopping Mall
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa pengertian Shopping Mall yaitu :
1) Shopping Mall diartikan sebagai suatu area pergerakan (linear) pada suatu
area pusat bisnis kota(central city business area ) yang lebih diorientasikan
bagi pejala kaki, berbentuk pedestrian dengan kombinasi plaza dan ruangruang interaksional (Rubenstein, 1978).
2) Shopping Mall adalah pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa
department store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil dan rumah
makan dengan tipoolgi bangunan seperti toko yang menghadap ke koridor
utama mall atau pedestrian yang merupakan unsur utama dari sebuah
shopping mall, dengan fungsi sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi
terselenggaranya interaksi antarpengunjung dan pedagang (Maitland, 1987).
3) Shopping Mall sebagai kelompok kesatuan komersial yang dibangun pada
sebuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai, dan diatur
menjadi sebuah unti operasi, berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko,
dan area perbelanjaan dari unti tersenut. Unit ini juga menyediakan parkir
18
Universitas Sumatera Utara
yang dibuat berhubungan degnan tipe dan ukuran total toko-toko (Urban
Land Institute, 1977).
2.2.4 BentukPusast Perbelanjaan
Menurut Maithland (1987) terdapat tiga bentuk umum mal dengan
keuntungan dan kerugian tersendiri, yaitu :
1) Mal Terbuka (Open Mal) merupakan mal tanpa pelingkup. Semua jalan
yang direncanakan mengutamakan kenyamanan pejalan kaki, letaknya dapat
di pusat kota, sistem penghawaannya dengan sistem penghawaan alami.
Keuntungannya adalah kesan luas dan perencanaan teknis yang mudah
sehingga biaya lebih murah. Kerugiannya berupa kendala climatic control
(berpengaruh terhadap kenyamanan) dan kesan pewadahan kurang.
Gambar 2.4 Mal terbuka
(Sumber :Sihombing, R., 2009)
2) Mal Tertutup (Enclosed Mall)merupakan mal dengan pelingkup atap.
Keuntungannya berupa kenyamanan dengan control iklim, dan kerugiannya
adalah biaya mahal dan terkesan kurang luas.
Gambar 2.5 Mal tertutup
(Sumber :Sihombing, R., 2009)
3) Mal Terpadu (Integrated Mall)
Merupakan penggabungan mal terbuka dan tertutup. Biasanya berupa mal
tertutup dengan akhiran mal terbuka. Bagian yang tertutup diletakkan di
tengah sebagai pusat dan menjadi magnet yang menarik pengunjung untuk
19
Universitas Sumatera Utara
masuk ke pusat perbelanjaan. Bentuk ini merupakan antisipasi terhadap
keborosan energy untuk control iklim serta mahalnya pembuatan perawatan
mal tertutup. Serta bertujuan mengonsentrasikan daya tarik pengunjung
pada mal tertutup.
2.2.5 Karakteristik Pusat Perbelanjaan
1) Karakteristik kegiatan fasilitas perbelanjaan :
- Adanya variasi kegiatan, dengan pola umum, convenience shopping,
comparism shopping (membandingkan harga barang dengan pusat perbelanjaan
lain sebelum membeli).
- Kegiatan berlangsung terus menerus, tidak menetap
- Beban kegiatan relatif sama pada setiap waktu
- Pelaku kegiatan : individu, small group.
2) Karakteristik fisik shopping mall
- Koridor
:
Tunggal
- Lebar koridor
:
8-16 meter
- Parkir
:
Mengelilingi bangunan pusat perbelanjaan
- Pintu masuk
:
Dapat dicapai dari segala arah
- Atrium
:
Di sepanjang koridor
- Magnet
:
Di setiap ujung koridor (hubungan horizontal)
- Jarak antar magnet
:
50-100 meter
3) Variasi barang yang dijual
- Speciality shop
:
Toko yag menjual barang jenis seperti sepatu,
:
Toko yang menjual bermacam-macam barang
pakaian, dan sebagainya.
- Varienty shop
dengan skala kecil.
2.2.6 Elemen-Elemen Pusat Perbelanjaan
Menurut Harvey M. Ruberstain dalam Central City Mall, A. Wiley Intersciene
Publication, New York, 1978), mal merupakan penggambaran dari kota yang
terbentuk oleh elemen-elemen :
20
Universitas Sumatera Utara
1) Magnet(Anchor )
Merupakan transformasi dari “nodes” dapat berfungsi sebagai land mark.
Perwujudannya berupa plaza dalam Shopping Mall.
2) Magnet Sekunder(Secondary Anchor )
Merupakan transformasi dari “district”, perwujudannya berupa retal store,
supermarket, superstore dan bioskop.
3) Street Mall
Merupakan transformasi “paths”, perwujudannya berupa pedestrian yang
menghubungkan magnet-magnet.
4) Pertamanan (Landscaping)
Merupakan transformasi dari “edges” sebagai pembatas pusat pertokoan di
tempat-tempat luar.
2.2.7 Ketentuan Pedestrian Way di Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan biasanya memiliki pedestrian way utama yang berfungsi
sebagai shopping street. Jika terdapat pusat perbelanjaan kedua, maka harus
mempunyai hubungan langsung dengan mal utama dan juga berhubungan dengan
pencapaian ke area parkir.
1) Semua toko secara prinsip memiliki pintu masuk dari pusat perbelanjaan
utama atau dekat dengan pusat perbelanjaan. Toko-toko tersebut juga harus
memiliki entrance tambahan dari parkir/jalan.
2) Jumlah lantai pada pusat perbelanjaan dapat 1 lantai, 2 lantai atau lebih.
Setiap pusat perbelanjaan seharusnya menghindari daerah-daerah yang
curam untuk menghindari gangguan dalam berbelanja dan sumber
kecelakaan.
3) Pusat perbelanjaan dapat :
- Terbuka, dengan perlindungan terhadap musim melalui penggunaan kanopi
menerus sepanjang muka toko.
- Sama sekali terlindung, tetapi berhubungan dengan udara luar.
- Sama sekali tertutup, tetapi menggunakan alat pemanas untuk daerah
beriklim dingin.
21
Universitas Sumatera Utara
2.2.8 Tipologi Pusat Perbelanjaan
Menurut Komposisi Bentuk dan Ukuran :
1) Bentuk L (L Shape)
Gambar 2.6 Mal Bentuk L
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
2) Bentuk Segitiga (Triangle Shaped)
Gambar 2.7 Mal Bentuk Segitiga
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
3) Bentuk Jalur(strip shaped)
Gambar 2.8 Shopping street, Athens, Greece
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
22
Universitas Sumatera Utara
4) Dumb Bell Shaped
Gambar 2.9 Mal Dumb Bell Shaped
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
5) Bentuk U (U shaped)
Gambar 2.10 Mal Bentuk U
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
6) Bentuk Cluster (cluster shaped)
Gambar 2.11 Mal Bentuk Cluster
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
23
Universitas Sumatera Utara
7) Double Dumbbell Shape
Gambar 2.12 Mal Bentuk Double Dumbbell Shape
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
24
Universitas Sumatera Utara
2.3
Lokasi
Lokasi perancangan berada di
Desa Sena, Kecamatan Batang
Kuis, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia.
Gambar 2.13 Peta lokasi perancangan
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
25
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi perancangan merupakan salah satu faktor keberhasilan
suatu perancangan. Kriteria yang diperlukan dalam pemilihan lokasi perancangan
dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kriteria pemilihan lokasi
NO.
KRITERIA
1.
Tinjauan terhadap
struktur kota
2.
Pencapaian dan
akses
3.
Lingkungan dan
pelayanan
4.
Ukuran lahan
5.
Kemudahan
entrance
6.
Kontur tapak
7.
Loading Dock
8.
Peraturan
LOKASI
Berada pada lokasi yang tataguna lahannya
diperuntukan daerah perdagangan, jasa dan
perkantoran.
Serta
terletak
pada
kawasan
pengembangan pusat-pusat pelayanan kota baru.
Pencapaian dan akses harus terdapat angkutan umum
dan pribadi. Dapat mengakomodasi truk untuk
keperluan pengangkutan keluar masuk barang.
Dekat dengan sarana prasarana yang membutuhkan
jasa/pelayanan yang berhubungan dengan berbelanja,
seperti pemukiman penduduk, dan pusat komersil,
hotel transit.
Harus mencukupi untuk program dan fasilitas yang
akan direncanakan yaitu ± 1.5ha.
Entrance harus mudah diakses oleh pengelola,
karyawan dan penggunafasilitas dan pengunjung.
Sebaiknya relative datar untuk memudahkan loading
dock barang.
Loading
dock
untuk
perlengkapan
interior
menggunakan jalan alternative agar tidak mengganggu
kegiatan lainnya.
Tanah milik pemerintah atau pribadi
Nilai lahan relatif sedang untuk daerah komersil.
GSB, KLB, KDB, dsb disesuaikan dengan RDTR
Kecamatan yang bersangkutan
(Sumber : Hasil olah data primer,2016 )
1)
Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Deli Serdang merupakan salah satu kota di kawasan metropolit Mebidangro
(Perpres
No.62
Tahun
2011).
Pengembangan
kawasan
Deli
Serdang
mempengaruhi pertumbuhan infrastruktur di kawasan Deli Serdang khususnya di
26
Universitas Sumatera Utara
kecamatan Batang Kuis yang merupakan jalur utama serta penghubung antara
Bandara Internasional Kuala Namu dengan pusat kota Medan.
Tabel 2.2 Rencana Sistem Perkotaan di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2025
No
Hirarki
1
Pusat Kegiatan
Wilayah
potensial
(PKWp)
Kota
Lubuk Pakam
Pancur Batu
Tanjung
Morawa
Batang Kuis
2
Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)
Percut Sei
Tuan
Hamparan
Perak
3
Pusat
Pelayanan
Kecamatan
Sunggal
Fungsi yang dikembangkan
• Pusat pemerintahan kabupaten;
• Perdagangan dan jasa;
• Kota transit;
• Pusat pelayanan fasilitas sosial dan
umum;
• Permukiman perkotaan
• Perdagangan dan jasa regional
• TOD
• Pendidikan dan olah raga;
• Pariwisata;
• Perumahan dan permukiman.
• Perdagangan dan jasa lokal;
• Industri;
• Perumahan dan permukiman.
• Perdagangan dan jasa lokal;
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• TOD
• Perumahan dan permukiman;
• Kota transit
• Perdagangan dan jasa regional;
• Pengolahan pertanian dan perikanan;
• Perumahan dan permukiman.
• Industri;
• Pusat pendidikan dan olah raga;
• Perdagangan dan jasa;
• Industri;
• Kawasan konservasi
• Pariwisata, dan
• Kegiatan Militer
• Perumahan dan permukiman.
• Perdagangan dan jasa lokal;
• Industri;
• Perumahan dan permukiman.
27
Universitas Sumatera Utara
Deli Tua
• Perdagangan dan jasa regional (pasar
induk sayuran);
• TOD
• Pelayanan sosial
• Perumahan dan permukiman.
Pagar
Merbau
• Perdagangan dan jasa lokal;
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• Perumahan dan permukiman.
(PPK)
Galang
Sibolangit
Gunung
Meriah
STM Hulu
4
Pusat
Pelayanan
Perdesaan
Kutalimbaru
Namo
Rambe
Biru-biru
STM Hilir
Bangun
Purba
Patumbak
• Perdagangan dan jasa lokal;
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• TOD
• Militer
• Perumahan dan permukiman.
• Perdagangan dan jasa lokal;
• Pariwisata;
• Agropolitan
• Kawasan konservasi (Kawasan Suaka
Alam)
• Perumahan dan permukiman.
• Pengolahan pertanian;
• Kehutanan
• Pengolahan pertanian;
• Kehutanan
• Pariwisata
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• Perumahan dan permukiman;
• Kehutanan
• Pengolahan pertanian;
• Perumahan
• Pariwisata
• Pengolahan pertanian;
• Pariwisata
• Pengolahan pertanian;
• Kehutanan
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• Perumahan dan permukiman;
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
28
Universitas Sumatera Utara
Labuhan
Deli
Pantai Labu
• Perumahan;
• Industri;
• Perdagangan dan jasa.
• Pengolahan pertanian dan perikanan;
• RTH;
• Perumahan dan permukiman;
• Perdagangan dan jasa.
• Pengolahan pertanian dan perikanan;
• Transpotasi;
• Perdagangan dan jasa;
(Sumber : RPJPD 2005-2025 Deli Serdang, 2016 )
Berdasarkan tabel 2.2 , maka lokasi yang akan dipilih untuk proyek ini
adalah Kota Batang Kuis karena memiliki sasaran peruntukan perdagangan,
dimana sesuai dengan fungsi bangunan ini sebagai bangunan komersil dan berada
di dekat persimpangan antara Kecamatan Batang Kuis dan Kecamatan Beringin.
2)
Pencapaian
Lokasi perancangan dapat diakses dari gerbang utama Bandara Internasional
Kuala Namu, Gerbang Tol Tanjung Morawadan kereta api.
Gambar 2.14 Pencapaian menuju lokasi perancangan
(Sumber : google maps, 2016)
29
Universitas Sumatera Utara
3)
Lingkungan dan Pelayanan
Lokasi perancangan berada dekat dengan pemukiman penduduk. Selain itu,
lokasi dekat dengan sarana transportasi udara yaituBandara Internasional Kuala
Namu berjarak ± 8,2 km dengan waktu tempuh 8 menit. Serta berada dekat
dengan hotel transit.
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN DESA, JUMLAH PENDUDUK,
DAN RATA-RATA RUMAH TANGGA
2015
Tabel 2.3 Jumlah Rumah Tangga, Jumlah Penduduk dan Rata-Rata Rumah
Tangga Tahun 2014
(Sumber : Badan Statistik Kabupaten Deli Serdang, 2015)
30
Universitas Sumatera Utara
Menurut data dari Badan Statistik Kabupaten Deli Serdang tahun 2015,
jumlah penduduk Kecamatan Batang Kuis 62.348 jiwa dimana 31.617 jiwa lakilaki dan 30.731 jiwa perempuan.
Bandara
Internasional
Kuala Namu
Gambar 2.5
Gambar 2.15 Layanan transportasi udara disekitar lokasi perancangan
(Sumber : google maps, 2016)
The Cluster
Hotel
Gambar 2.16 Layanan penginapan disekitar lokasi perancangan
(Sumber : google maps, 2016)
4)
Status Kepemilikan
Status kepemilikan site merupakan pemilik pribadi. Karena lokasi site
berada dekat dengan pemukiman penduduk.
5)
Nilai Lahan
Nilai lahan lokasi perancangan tergolong sedang di banding dengan lahan
yang berada di kota. Namun kemungkinan besar nilai lahan dapat berubah seiring
dengan perkembangan kawasan. Sebelum Bandar udara direncanakan di daerah
ini, harga lahan sangat murah namun setelah Bandar udara di bangun di kawasan
ini harga lahan pun ikut naik.
31
Universitas Sumatera Utara
6)
Peraturan
Peraturan pembangunan di kawasan ini masih dalam tahap perencanaan. Sehingga
peraturan yang dipakai yaitu peraturan pembangunan fasilitas yang berada di luar
Bandar udara Kualanamu dan juga MEBIDANGRO.
2.3.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi
Gambar 2.17 Lokasi perancangan
(Sumber : google earth, 2016)
Lokasi perancangan
terletak di Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Secara geografis
terletak pada posisi 3°35'58.48" s.d. 3°35'58.94" Lintang Utada dan 98°49'0.28"
s.d. 98°49'0 Bujur Timur. Adapun kondisi tapak perancangan sebagai berikut :
a) Judul Proyek
: Mall di Central Park Kuala Namu
b) Status Proyek
: Fiktif
c) Lokasi Proyek
: Jl. Bandara Kuala Namu
Batas Site
:
- Utara
: Lahan kosong
- Selatan
: Lahan kosong
- Timur
: Jl. Bandara Kuala Namu
- Barat
: Lahan kosong
d) Total luas lahan
: ±4,33 Ha (±43.228m2)
32
Universitas Sumatera Utara
Lahan mall
e) Kontur
: ±2 Ha (2.0156m2)
: Relatif datar
f) Peruntukan Lahan :
- Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok, souvenir
- Pusat kegiatan rekreasi dan wisata
g) KDB
: ≤ 60%
h) KLB
: 8
i) GSB
:
- Utara
: minimal 4 meter
- Timur
: minimal 4 meter
- Selatan
: minimal 11 meter
- Barat
: minimal 4 meter
j) Bangunan Eksisting : Lahan kosong
k) Potensi Lahan
:
- Adanya pengembangan kawasan Bandara Kuala Namu sebagai
Aerotropolis akan membuat tingginya aktivitas yang ada disekitar site
sehingga sangat menguntungkan bila dibangun sarana perbelanjaan untuk
meminimalkan kesenjangan infrastruktur di Mebidangro dan menjawab
kebutuhan masyarakat.
- Akses menuju kawasan ini mudah dan lancar karena merupakan jalan
arteri sekunder dan kondisinya baik dan lalui angkutan umum.
- Lokasi yang dipilih mempunyai tata guna lahan sebagai pusat kegiatan
perdagangan, serta rekreasi dan wisata. Sehingga dapat menjadi
penunjang kebutuhan rekreasi dan menarik turis.
- Berada pada kawasan tidak padat bangunan
- Berada di dekat persimpangan Kecamatan Batang Kuis dan Kuala Namu
- Kabupaten Deli Serdang belum memiliki pusat perbelanjaan yang
bertema taman.
- View positif dari sekeliling lahan berupa lahan hijau kebun penduduk
33
Universitas Sumatera Utara
2.4
Tinjauan Fungsi
2.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Adapun pengguna Mall di Central Park Kuala Namu adalah :
1) Pengelola, adalah pihak yang tergabung dalam struktur badan usaha yang
melakukan kegiatan perkantoran dengan memberikan layanan informasi,
promosi, dan transaksi mengenai ruang sewa serta pengelolaan gedung.
2) Penyewa / penjual, adalah pihak individu atau badan usaha yang
menggunakan ruang dan fasilitas komersial untuk usaha maupun pameran
yang disediakan dengan system sewa. Penyewa / penjual terbagi menjadi 3,
yaitu :
- Penyewa / penjual kecil (small tenant)
- Penyewa / penjual sedang (medium tenant)
- Penyewa / penjual besar (large tenant), yang sekaligus berfungsi sebagai
anchor
3) Pengunjung, adalah pihak yang mengunjungi gedung baik masyarakat
sekitar, turis lokal maupun turis mancanegara,
dengan tujuan masing-
masing seperti berbelanja kebutuhan sehari-hari, berbelanja souvenir,
rekreasi,
melihat
pameran,
dll.
Pengunjung
dibagi
berdasarkan
pertimbangan seperti :
Berdasarkan golongan :
- Masyarakat berpenghasilan menengah
- Masyarakat berpenghasilan lebih
Berdasarkan asal-usul :
- Pengunjung yang datang dari Kota Medan dan sekitarnya
- Pengunjung yang datang dari luar kota Medan
Berdasarkan klasifikasi umur :
- Anak-anak (usia 5-13 tahun)
- Remaja (usia 14-24 tahun)
- Dewasa (usia 25-45 tahun)
- Lanjut usia (usia diatas 46 tahun)
34
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan motivasi tujuan :
- Pengunjung dengan motivasi untuk berbelanja
- Pengunjung dengan motivasi hanya untuk cuci mata
- Pengunjung dengan motivasi untuk rekreasi.
4) Servis, adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti
masalah teknis, kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan.
2.4.2 Deskripsi Perilaku
Berdasarkan sifat aktivitas yang dilakukan pengguna bangunan Mall di
Central Park Kuala Namu dapat dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu :
Bersifat Statis yaitu perilaku pengguna yang lebih bersifat menetap pada
satu tempat atau ruang dalam waktu yang lebih lama dan telah menjadi
rutinitas. Kebiasaan pengguna bersifat ini seperti aktivitas pengelola
pelaksana pameran dan pihak yang mengikuti kegiatan konvensi dan para
pemilik retail sewa.
Bersifat Dinamis yaitu perilaku pengguna bangunan yang cenderung
bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang
lingkup bangunan, diantaranya aktivitas pembeli.
Adapun perilaku atau aktivitas yang terjadi di Mall di Central Park Kuala
Namu adalah :
1) Pengelola
Aktivitas umum yang dilakukan adalah :
- Mengelola dan mengatur jalannya operasional bangunan
- Melakukan kegiatan administrasi
- Melayani kebutuhan konsumen
- Persiapan peralatan dan tempat sebelum kegiatan pertunjukan
- Penyelenggaraan kegiatan penunjang (bekerjasama dengan badan lain
yang bersangkutan)
- Memberikan pelayanan kapada pengguna pusat perdagangan
35
Universitas Sumatera Utara
Mengawasi
Istirahat /
Shalat
Ke Ruangan
Datang
Pulang
Rapat
Gambar 2.18 Diagram alur aktivitas pengelola
(Sumber : Hasil
olah data pribadi, 2016)
2) Pengunjung
Aktivitas umum yang dilakukan adalah :
- Berbelanja
- Melihat pertunjukan atau pameran yang diberikan oleh pihak pengelola
- Jalan-jalan / cuci mata, rekreasi
- Makan atau minum
- Menikmati fasilitas taman, plaza, dan fasilitas penunjang yang ada
Makan &
Minum
Rekreasi
Datang
Ke Ruangan
Istirahat /
Shalat
Pulang
Berbelanja
Parkir
Parkir
Kegiatan
Lain
Gambar 2.19 Diagram alur aktivitas pengunjung
(Sumber : Hasil
olah data pribadi, 2016)
3) Penyewa / penjual
Aktivitas umum yang dilakukan adalah :
- Mengelola retail
36
Universitas Sumatera Utara
- Menjual barang dan jasa
- Melayani kebutuhan konsumen
- Membayar sewa retail
Kegiatan
Jual Beli
Pulang
Datang
Parkir
Istirahat /
Shalat
Parkir
Gambar 2.20 Diagram alur aktivitas penyewa / penjual
(Sumber : Hasil
olah data pribadi, 2016)
Penyewa / penjual menempati ruang untuk kegiatan antara lain
perdagangan, pameran, workshop, dan kegiatan pengunjung lain seperti
foodcourt, taman, bank (ATM).
4) Servis
Aktivitas umum yang dilakukan adalah :
- Membersihkan setiap ruang di bangunan
- Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan di
dalamnya.
- Mengurus loading dock
- Mengurus utilitas bangunan
- Menjaga keamanan
Kegiatan
Servis
Pulang
Datang
Parkir
Istirahat /
Shalat
Parkir
Gambar 2.21 Diagram alur aktivitas servis
(Sumber : Hasil
olah data pribadi, 2016)
37
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Berisikan tentang kebutuhan dan pembagian ruang berdasarkan kelompok
ruang, fungsi ruang, pemakai, kegiatan dan sifat ruang tersebut.
a)
Kebutuhan Ruang
1) Kelompok pengelola
Tabel 2.4 Kebutuhan ruang kelompok pengelola
No
1
Aktivitas
Fasilitas
Mengelola
pemasaran seluruh
3
Mengelola
administrasi
seluruh pusat
perbelanjaan
4
5
6
7
Menerima tamudan
memberikan
informasi
kepadatamu.
Menjaga
kebersihan seluruh
bangunan.
Mengawasi dan
menjaga keamanan
seluruh bangunan
Mengawasi
KinerjaTeknis
sarana
dan orasarana
Ruang
Ruang kerja GM
Ruang tamu
Ruang rapat
Ruang sekretaris
General
manager
sekretaris
Menglola seluruh
bangunan
2
Pelaku
Kantor
Pengelola
Kabag
pemasaran
Sekretaris
Staff
pemasaran
Kabig
administrasi
Sekretaris
Staff
pemasaran
Sifat
Private
Ruang kerja
kabag
Ruang sekretaris
Ruang staff
Private
Ruang kerja
kabag
Ruang rapat
Ruang sekretaris
Ruang staff
Private
Resepsionis
Lobby
Ruang tunggu
Public
House
keeping
Ruang janiator
Pantry
Ruang laundry
Private
Security
Pos security
Ruang cctv
Private
Kabag
teknisi
Sekretaris
Staff bagian
teknisi
Ruang kerja
kabag
Ruang tamu
Ruang sekretaris
Private
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
38
Universitas Sumatera Utara
2) Kelompok pengunjung
Tabel 2.5 Kebutuhan ruang kelompok pengunjung
No
Aktivitas
1
2
3
Berbelanja
Transaksi
Melihat- lihat
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Berbelanja
Membayar
Melihat- lihat
Berbelanja kuliner
Makan dan minum
menggunakan
fasilitas Wi-Fi
Bersantai
Nonton film
Melihat pameran
nongkrong
menggunakan
fasilitas Wi-Fi
Rekreasi
Jalan-jalan
13
Fasilitas
Book
store
Mens and
Ladies
fashion
Fashion
accesoris
Pet shop
Cosmetic
&healty
Grocery
Store
Interior &
Misc
Good
Restaurant
Bakery
shop
Bar
Cafe
Cinema
Amphithea
ter
Children
playing
park
Pengunjung /
pembeli
Pengunjung /
pembeli
Pengunjung /
pembeli
Pengunjung /
pembeli
Plaza
Gym
Olahraga dan
Kebugaran
Merawat tubuh
14
Pelaku
Pengunjung /
pembeli
Salon
Ruang
Retail/toko
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Retail/toko
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Retail/toko
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Bioskop
Ruang
terbuka
Amphitheater
Toilet
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Retail/toko
Gudang
penyimpanan
Toilet/kamar
ganti
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Gudang
Sifat
Public
Public
Public
Public
Public
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
39
Universitas Sumatera Utara
3) Kelompok penyewa / penjual
Tabel 2.6 Kebutuhan ruang kelompok penyewa/penjual
No
Aktivitas
1
2
3
Berbelanja
Transaksi
Melihat- lihat
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Berbelanja
Membayar
Melihat- lihat
Berbelanja kuliner
Makan dan minum
menggunakan
fasilitas Wi-Fi
Bersantai
Nonton film
Melihat pameran
nongkrong
menggunakan
fasilitas Wi-Fi
Rekreasi
Jalan-jalan
13
Fasilitas
Book
store
Mens and
Ladies
fashion
Fashion
accesoris
Pet shop
Cosmetic
&healty
Grocery
Store
Interior &
Misc
Good
Restaurant
Bakery
shop
Bar
Cafe
Cinema
Amphithea
ter
Children
playing
park
Pengunjung /
pembeli
Pengunjung /
pembeli
Pengunjung /
pembeli
Pengunjung /
pembeli
Plaza
Gym
Olahraga dan
Kebugaran
Merawat tubuh
14
Pelaku
Pengunjung /
pembeli
Salon
Ruang
Retail/toko
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Retail/toko
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Retail/toko
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Bioskop
Ruang
terbuka
Amphitheater
Toilet
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Retail/toko
Gudang
penyimpanan
Toilet/kamar
ganti
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Gudang
Sifat
Public
Public
Public
Public
Public
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
40
Universitas Sumatera Utara
4) Kelompok servis
Tabel 2.7 Kebutuhan ruang kelompok servis
No
1
Aktivitas
Fasilitas
Memberi informasi
2
Shalat
Wudhu
3
Buang air
Berdandan
Pusat
informasi
Sifat
Service
Mushola
Toilet
Pengunjung/
pembeli
Penjual/
pedagang
WC
Ruang berias
Service
Kebag teknisi
Staff bagian
teknisi
Ruang
control
Ruang genset
& trafo
Ruang tanki
BBM
Ruang panel
Ruang chiller
Ruang AHU
Ruang GWT
Ruang
pompa
Ruang PAB
Ruang STP
Service
Ruang
keamanan
Service
Loker cs
Toilet cs
Ruang
peralatan
Service
Ruang
Mesin
ATM
Service
4
5
Menjaga stabilitas
dan keamanan
Keamanan
Menjaga kebersihan
Kebersiha
n
Transaksi perbankan
ATM
Center
7
Ruang
Pusat
informasi
Kantor
pengelola
Tempat
sholat
Tempat
wudhu
Tempat
penitipan
Pengelola
Pengunjung/
pembeli
Penjual/
pedagang
Maintenance
kebutuhanmekanikal
elektrikal di
kawasan
6
Pelaku
Pengunjung/
pembeli
Penjual/
pedagang
Mechanic
al
Electrical
Petugas
keamanan
(satpam)
Seluruh
pengguna
Cleaning
service
Pengelola
Pengunjung/
pembeli
Penjual
Service
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
41
Universitas Sumatera Utara
b)
Besaran Ruang
Besaran ruang diterapkan berdasarkan standard, yaitu :
1) Kelompok pengunjung
Tabel 2.8 Besaran ruang kelompok pengelola
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kebutuhan Ruang
Resepsionis
Ruang GM
Ruang wakil GM
Ruang sekretaris
Ruang tamu GM
Ruang kerja kabag
Ruang sekretaris
Ruang tamu
Ruang kerja kabag
Ruang sekretaris
Ruang tamu
Ruang staff
Ruang rapat
Ruang arsip
Toilet
Pantry
Ruang janiator
Standard
(m2/orang)
0.7
4.5
4.5
4.5
5.4
4.5
4.5
5.4
4.5
4.5
5.4
5.6
2
12
3
8
4
Sumber
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
2) Kelompok pengunjung
Tabel 2.9 Besaran ruang kelompok pengunjung
No
1
2
3
4
5
6
7
Kebutuhan Ruang
Hall
Retail
Café
Departemen store
Electronic Store
Furniture Store
Fitness
Standard
(m2/orang)
0.4
2
2
7
2
2
7.1
Sumber
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
42
Universitas Sumatera Utara
8
9
10
11
12
13
14
Book Store
FoodCourt
Bioskop
Game Zone
Restoran
ATM Centre
Supermarket
2
2
2
2
2
1
7
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
3) Kelompok Servis
Tabel 2.10 Besaran ruang kelompok servis
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kebutuhan Ruang
Loading dock
Tempat
pengumpulan
sampah
Gudang
Ruang fiterized tank
(air kotor)
Ruang genset
Ruang PABX
Ruang ME
Ruang kontrol AHU
Ruang chiller
Ruang cooling
tower
Ruang ground tank
Ruang Monitor
R.trafo
Ruang pompa air
Musholah
Lift orang dan
barang
Toilet pria (Umum)
Toilet wanita(Umum)
Standard
(m2/orang)
1.5
Sumber
NAD
50
AS
30
AS
20
AS
60
50
20
40
70
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
50
NAD
80
20
20
20
1.5
NAD
AS
NAD
NAD
NAD
1
NAD
3
3
NAD
NAD
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
43
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
NAD : Neufart Arsitek Data
AS
: Asumsi
2.4.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Tabel 2.11 Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang
Fungsi
Kebutuhan Ruang
Kantor pengelola
Hall
Restoran
Café
Pusat perbelanjaan
Supermarket
Food court
Retail
Mushollah
Area parkir
Persyaratan
Pencapaian mudah
Luas
Memerlukan view yang bagus
Memerlukan view yang bagus, suasana
tenang dan nyaman
Di sesuaikan dengan modul struktur
Memerlukan view yang bagus, suasana
tenang dan nyaman
Di sesuaikan dengan modul struktur
Nyaman dan tenang
Kemudahan dalam pencapaian
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
A. Persyaratan pengelola :
1) Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan :
- Ruang kerja minimum 8 m²
- Ruang kerja minimum 8 m²
- Ruang udara minimum 12 m² pada ruang beraktivitas duduk dan 15 m² pada
ruang beraktivitas gerak
- Untuk ruangan ≤50 m² = 2.50 m
- Untuk ruangan ≥50 m² = 2.75 m
- Untuk ruangan ≥100 m² = 3.00 m
- Untuk ruangan dari 250 – 2000 m² = 3.25 m
2) Berdasarkan “Peraturan Keamanan untuk Tempat Kerja Perkantoran”, untuk
kantor ruangan sel/kecil minimum 8-10 m, ruang kantor besar minimum 1215 m².
3) Lebar minimum jendela adalah 1.25 m.
B. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang bahan makanan :
44
Universitas Sumatera Utara
1) Dapur
- Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari ruang makan atau 27% dari luas
bangunan.
- Permukaan langit-langit harus menutupi seluruh atap ruang dapur.
- Dapur paling sedikit terdiri dari : tempat pencuci peralatan, pengepakan,
persiapan dan administrasi.
2) Ruang makan
- Untuk setiap kursi tersedia ruangan minimal 0,85m2
- Pintu yang menghubungkan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian
luar membuka kearah luar.
3) Gudang bahan makan
- Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuaikan dengan jumlah bahan
makanan.
- Tidak boleh menyimpan bahan lain selain makan.
- Dilengkapi dengan rak-rak tempat penyipanan bahan makanan.
C. Persyaratan tempat penyimpanan bahan makanan dan makan jadi
1) Penyimpanan bahan makanan
- Penempatan terpisah dengan makanan jadi
- Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis.
2) Penyimpanan makanan jadi
- Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan.
D. Persyaratan sanitasi
1) Air bersih
- Harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang
berlaku.
- Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap
tempat kegiatan.
2) Pembuang air limbah
- Sistem pembuangan air limbah harus baik, tidak merupakan sumber
pencemaran, misalnya memakai saluran tertutup.
45
Universitas Sumatera Utara
3) Toilet
- Letak tidak berhubungan langsung ( terpisah dari ) dengan dapur, ruang
persiapan makanan, ruang tamu, dan gudang makanan.
- Didalam toilet harus tersedia jamban, bak air, dan sebagainya.
- Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria.
- Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet pengunjung.
- Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok, dan sabun.
- Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya
cukup.
- Tersedia tempat cuci tangan.
- Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan
cukup.
4) Toilet
- Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat.
Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa
bahan makanan dan makanan jadi cepat membusuk.
- Tersedia pada setiap tempat / ruang yang memproduksi.
5) Tempat cuci tangan
- Jumlah tempat cuci tangan tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat
duduk.
- Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair dan alat pengering.
6) Tempat mencuci peralatan
- Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
- Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bak pencuci, yaitu mengguyur,
menyabun, dan membilas.
7) Tempat pencucian bahan makanan
- Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah dibersihkan.
8) Fasilitas penyimpanan pakaian ( loker ) karyawan
- Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat.
- Loker utnuk pria dan wanita dibuat terpisah.
9) Peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus
46
Universitas Sumatera Utara
2.4.5 Studi Banding Bangunan Fungsi Sejenis
1) Plaza Indonesia
Gambar 2.22 Plaza Indonesia
(Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Plaza_Indonesia, 2016)
Plaza Indonesia diresmikan pada awal tahun 1990, terdiri dari empat lantai
pertokoan kelas atas dengan luas 38.050 m2. Pusat perbelanjaan ini terletak di
Bundaran Hotel Indonesia, tepatnya pada perantara jalan M.H. Thamrin dan jalan
Kebon Kacang Raya di kawasn bisnis utama Jakarta.
Plaza Indonesia juga dilengkapi dengan hotel Grand Hyatt Jakarta, sebuah
hotel bintang lima berlantai 28 yang resmi dibuka juga pada awal tahun 1990.
Hotel ini memiliki lebih dari 300 kamar dengan desain modern minimalis,
restoran-restoran eksklusif, dan fasilitas yang sangat lengkap. Pengembangan
Plaza Indonesia Berlanjut ketika Entertainment X'nter dibuka disebelah gedung
yang ada dengan membidik pangsa pasar anak muda. Kedua gedung disambung
dengan sebuah jembatan yang dikelilingi toko-toko.
Pada tahun 2009, Plaza Indonesia diperluas dengan 42,325 meter persegi
dari luas lantai kotor di 6 tingkat, dengan 24.672 meter persegi lebih banyak
ruang. Tiga tingkat pertama perpanjangan ritel yang terhubung ke pusat
perbelanjaan yang ada. The 4th ke tingkat 6 berdedikasi untuk "konsep gaya hidup
modern" dengan berbagai hiburan dan fasilitas. Perpanjangan ritel memiliki pintu
masuk di Jalan M. H Thamrin menyediakan akses dari jalan utama Jakarta, Jalan
M. H Thamrin dan Jalan Sudirman.
47
Universitas Sumatera Utara
2) Hashimoto Konoha Mall
Gambar 2.23 Hashimoto Konoha Mall
(Sumber : http://www.e-architect.co.uk/japan/konoha-mall-hashimoto, 2016)
-
Arsitek : Jon Jerde
-
Lokasi
: Suburban Bloomington, Minnesota, Amerika
-
Area
: 882.550 meter²
Konoha Mall merupakan mall yang mengusung konsep gaya hidup 'ecorekreasi' tujuannya memperkenalkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan eco-desain
ke ritel untuk menciptakan rasa yang menarik dari tempat dan pengalaman.
Konsep proyek berakar pada unsur-unsur alam dan menawarkan pengalaman yang
berbeda untuk berbelanja, makan, jalan-jalan dan mencari kebutuhan.
Pusat eco-ritel, dirancang oleh The Jerde Partnership, dan dirancang
sebagai tempat berkumpulnya komunitas baru untuk distrik Hashimoto.
Terinspirasi oleh alam sekitarnya dan pengaruh budaya dari Hashimoto, Konoha
Mall adalah solusi ritel inovatif yang mencakup alam dan keberlanjutan, bersama
dengan strategi ritel fundamental, dalam semua elemen. Terdiri dari 84.000 meter
persegi (kira-kira 900.000 kaki persegi) dari fungsi rekreasi ritel termasuk 120
toko-toko khusus dan restoran, jangkar pasar komunitas besar, dan premier food
court. Tempat baru ini diharapkan untuk menarik enam juta pengunjung setiap
48
Universitas Sumatera Utara
tahun dengan penjualan tahunan dari sekitar 13 miliar yen (US $ 150.000.000
USD).
Dari warna, tekstur dan kualitas spasial dari eksterior dan interior, seluruh
proyek berakar pada unsur-unsur alam dan menawarkan pengalaman yang
berbeda untuk berbelanja, makan, mengeksplorasi dan mengembara. Dalam
interior, proyek ini disusun sekitar tiga lapangan utama yang mewakili unsurunsur dari berbagai musim, dengan CenterCourt musim panas yang terinspirasi
besar seba
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Terminologi Judul
Judul yang menjadi usulan proyek adalah “Mall di Central Park Kuala
Namu”, yang merupakan suatu tempat berbelanja serta tempat rekreasi bagi anak-
anak hingga dewasa mencari hiburan,miliki pengertian sebagai berikut :
Malladalah jenis pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan
tertutup dengan suhu yang telah diatur dan memiliki jalur untuk berjalan
dengan teratur di antara toko/retail yang saling berhadapan.1
Di adalah kata hubung yang digunakan sebelum kata keterangan tempat.
Centralatau center (pusat) adalah sebuah tempat dimana aktifitas-aktifitas
tertentu dikonsentrasikan. 2. Menurut Walter Christaller tahun 1933 dalam
teorinyaCentral Place Theorymerupakan suatu lokasi yang dapat melayani
berbagai kebutuhan, terletak di suatu tempat disebut sebagai tempat sentral.3
Park menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kebun yang
ditanami berbagai jenis bunga dan sebagainya (tempat bersenang-senang).4
Kuala Namu merupakan sebuah bandara internasional di kota Medan dan
terbesar kedua di Indonesia yang tereletak di Kabupaten Deli Serdang yang
termasuk kawasan pembangunan Mebidangro.
Berdasarkan pengertian dari tiap kata-kata pada Judul Proyek ini, maka
penulis menetapkan bahwa “Mall di Central Park Kuala Namu ” adalah sebuah
tempat di kawasan Bandara Internasional Kuala Namu (KNO) merupakan pusat
perbelanjaandalam satu bangunan yang memadukan taman serta plaza berupa
atrium yang mencakup banyak kegiatan baik berbelanja, berjalan-jalan,
berkumpul, maupun rekreasi yang berada di Kecamtan Batang Kuis.
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Mal
2
Oxford Dictionary
3
https://agnazgeograph.wordpress.com
http://kbbi.web.id/taman
4
8
Universitas Sumatera Utara
2.2
Tinjauan Umum
Tinjauan umum proyek menjelaskan mengenai Mall berdasarkan pengertian,
klasifikasi, dan karakteristik dari fungsi-fungsi tersebut.
2.2.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan (shopping centre) merupakan tempat perdagangan
eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek.
Menurut Jeffiey D. Fisher, Robert. Martin dan Paige Mosbangh definisi pusat
perbelajaan adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa toko eceran, yang
umumnya dengan satu atau lebih toko serba ada, toko grosir dan tempat parkir.
Istilah pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian, antara lain :
Bentuk usaha perdagangan individual yang dilakukan secara bersama
melalui penyatuan modal dengan tujuan efektivitas komersial (Beddington,
Design for Shopping Centre)
Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distribusi barang/jasa yang bercirikan
komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena
bertujuan untuk memperoleh keuntungan (profit) sebanyak-banyaknya
(Grue, Centers for Urban Environment :Survival of the Cities)
Kompleks perbelanjaan terencana, dengan perngelolaan yang bersifat
terpusat, dengan system menyewakan unit-unit kepada pedagang individu,
sedangkan pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang bertanggung
jawab secara menyeluruh (Beddington, Design for Shopping Centre)
Sekelompok kesatuan pusat perdagangan yagn dibangun dan didirikan pada
sbuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai, dan diatur menjadi
sebuah kesatuan operasi operation unit), berhubungan dengan lokasi,
ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dari unit tersebut. Unit ini juga
menyediakan parkir yang dibuat berhubungan dengan tipe dan ukuran total
toko-toko (Urban Land Institure, Shopping Centre Development Handbook)
Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan
setempat. Selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau
9
Universitas Sumatera Utara
transaksi jual beli, juga berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul atau
berekreasi (Beddington, Design for Shopping Centre)
Menurut Gruen, Victor (1966)
Pusat perbelanjaan adalah suatu tempat yang dipergunakan sebagai wadah
bagi para pedagang yang diatur oleh suatu manajemen terencana yang
memberikan servis bagi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai
fasilitas kota untuk memberikan kenyamanan berbelanja.
Menurut De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock (1973,577)
Pusat perbelanjaan adalah sebuah kompleks yang didalamnya terdapat tokotokoeceran yang disatukan dengan fasilitas -fasilitas yang direncanakan
untukmemberikan kenyaman berbelanja yang maksimum dan keleluasaan
maksimum bagi barang dagangan.
Menurut Beddington, Nadine (1981,1)
Pusat perbelanjaan adalah suatu kompleks perbelanjaan yang terencana
dibawah suatu manajemen pusat yang menyewakan unit-unit pertokoan
kepada para pedagang eceran dengan pengelolaan oleh manajemen yang
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pusat perbelanjaan.
Menurut Dewan Internasional Pusat Perbelanjaan (International Council
ofShopping Center)
Pusat perbelanjaan adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan
komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan,
memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini
berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari pusat
perbelanjaan ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani.
Menurut Maitland, 1987
Shopping
mall adalah pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau
beberapa departement store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil
dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko yang menghadap
ke koridor utama mall atau pedestrian yang merupakan unsur utama dari
sebuah pusat perbelanjaan (mall), dengan fungsi sebagai sirkulasi dan
10
Universitas Sumatera Utara
sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar pengunjung
dan pedagang
Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan
pusat perbelanjaan, yaitu:
a.
Adanya kegiatan jual beli atau pertukaran barang dan jasa
b.
Dapat berfungsi sebagai temapt berkumpul dan berekreasi
2.2.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
a.
Berdasarkan Jangkauan Pelayanan/ Aspek Perkotaan
1) Pusat Perbelanjaan Lokal (Neigbourhood Center)
Luas areal antara 2.720 – 9.290 m2. Melayani kebutuhan sehari-hari yang
meliputi supermarket dan toko-toko yang luas.Lantai penjualan (Gross
Leasable Area /GLA) antara 5.000-40.000 jiwa penduduk (skala
lingkungan).Unit terbesar berupa supermarket, dan luas site yang
dibutuhkan antara 3-10 Ha.
2) Pusat Perbelanjaan Distrik (Community Center)
Luas areal antara 9.290 – 23.225 m2, terdiri at as junior departmen store,
supermarket dengan jangkauan pelayanan antara 40.000-150.000 penduduk,
terletak pada lokasi mendekati pusat-pusat kota (wilayah).
3) Pusat Perbelanjaan Regional (Main Center)
Luas areal antara 27.870–92.900 m2 dengan skala pelayanan antara
150.000–400.000 penduduk. Terdiri dari 1-4 department store dan 50-100
toko retail yang tersusun mengitari pedestrian, dan dikelilingi oleh area
parker (the Community Builders Council of ULI-the Urban Land Instisute,
1977:23).
b.
Berdasarkan Cara Pelayanan
1) Shopping existing personal services
Pembeli dilayani langsung oleh para pelayan. Setelah transaksi, pelayan
langsung meminta pembayaran dan membungkus barang tersebut.
11
Universitas Sumatera Utara
2) Self selection
Pembeli
dapat
memilih
dan
membeli
barang-barang,
kemudian
mengumpulkan ke palayan dan meminta bon pembayaran, lalu ke kasir
untuk membayar dan mengambil barang.
3) Self services
Pembeli dapat memilih dan mengambil barang-barang yang dibutuhkan,
kemudian diletakkan pada keranjang/kereta dorong yang telah disediakan,
lalu langsung dibawa ke kasir untuk pembayaran dan pembungkusan.
c.
Berdasarkan Jenis Barang Yang Dijual
1) Permintaan (demand), yaitu yang menjual kebutuhan sehari-hari yang juga
merupakan kebutuhan pokok.
2) Setengah permintaan (semi demand), yaitu yang menjual barang barang
untuk kebutuhan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
3) Barang yang menarik (impuls), yaitu yang menjual barang-barang mewah
yang menggerakkan hati konsumen pada waktu tertentu untuk membelinya.
4) Drudgery, yaitu yang menjual barang-barang higienis seperti sabun, parfum
dan lain-lain.
d.
Berdasarkan Bauran Jenis Usaha
1) Pusat perbelanjaan berorientasi keluarga
Pusat perbelanjaan ini menyediakan semua hal dalam satu atap (all under
one roof family–oriented shopping centre), dengan luas bersih area yang
disewakan sekitar 400.000 – 500.000 kaki persegi. Dimana didominasi oleh
hy permarket, pusat hiburan, cinema, area bowling dan biliar.
2) Pusat perbelanjaan spesialis (specialist shopping centre)
Jenis pusat perbelanjaan ini lebih kecil dari pada pusat perbelanjaan
berorientasi keluarga dan hanya menawarkan satu jenis perdagangan utama,
yang dilengkapi sejumlah toko lain yang mendukung bisnis utama, seperti
makanan, minuman dan pelayanan pendukung lainnya.
3) Pusat perbelanjaan gaya hidup (lifestyle shopping centre)
12
Universitas Sumatera Utara
Pusat perbelanjaan ini melayani para professional muda yang bekerja di
wilayah kota. Dan menawarkan produk tematis yang terkait dengan gaya
hidup. Luas area ini sekitar 100.000 – 200.000 kaki persegi.
e.
Berdasarkan Kepemilikan
1) Unit Ruang Usaha Dengan Hak Milik Bersusun (Strata Title Lot)
Merujuk pada pusat perbelanjaan dengan unit-unit toko y ang dimiliki oleh
banyak individu dan setiap pemilik unit individu bebas memperlakukan unit
property miliknya sesuai keinginan. Pemilik unit dapat membuka toko ritel,
kantor korporasi kecil, atau menyewakan propertinya karena setiap pemilik
unit membuat keputusan sendiri berdasarkan kepentingan pribadi mereka.
2) Manajemen Kepemilikan Tunggal (Single Owner-Ship Manajemen)
Dimana suatu tim professional di suatu pusat perbelanjaan dilibatkan untuk
memaksimalkan hasil investasi dari satu property. Manajeme n pusat
perbelanjaan bertugas merencanakan, menetapkan nama, memasarkan, serta
mengelola property tersebut.
f.
Berdasarkan Lokasi
1) Pasar (Market)
Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (toko, kios, dan
sebagainya) berderet yang berada di suatu area tertentu pada suatu wilayah
yang dapat bersifat terbuka ataupun berada dalam bangunan. Biasanya
berada dekat kawasan permukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di sekitarnya.
Klasifikasi pasar :
Pasar tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan
biasanya ada proses tawar-menawar yang biasanya terdiri dari kios-kios atau
gerai, dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu
pengelola pasar.
13
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Pasar tradisional di Tomok
(Sumber : www.diarysivika.com)
Pasar modern
Penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli
melihat label harga yang tercantum pada barang, berada dalam bangunan
dan pelayanannya dilakuakan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga.
2) Shopping street
Merupakan kelompok sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko
atau kios terbuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini
merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan
biasa berkembang di kawasan wisata atau pertokoan.
3) Shopping archade
Merupakan pusat perbelanjaan dimana terdapat retail atau toko, baik di
kedua sisi ataupun satu sisi dengan naungan atau atap yang transparan
sehingga menimbulkan suasana gang atau koridor didalamnya. Dan juga
restoran pada shopping arcade biasanya mengambil jalan pada arcade
sebagai area ruang makannya dengan meletakkan meja makan dan kursi.
4) Shopping center
Shopping Center sebagai suatu sarana perdagangan terdiri dari berbagai
jenis. Dilihat dari segi tata bahasa, pengertian pusat perbelanjaan dapat
diuraikan sebagai berikut :
Pusat (center)
14
Universitas Sumatera Utara
- Sebuah titik dimana perhatian orang diarahkan.(Oxford Advanced
Learner’s Dictionary)
- Sebuah
tempat
dimana
aktifitas-aktifitas
tertentu
dikonsentrasikan.(Oxford Advanced Learner’s Dictionary)
- Tempat yang berada ditengah-tengah /mengumpul pada suatu dimana
segala sesuatu dipusatkan pada tempat tersebut.
Perbelanjaan (shopping)
Suatu wadah yang menampung kelompok-kelompok dagang dalam
melakukan kegiatan jual beli, penyaluran, pertukaran, dan pertemuan antara.
5) Department store
Merupakan Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis
barang yang berada di bawah satu atap. Pada perbelanjaan ini transaksi
masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu konsumen memilih
dan mencari benda yang dikehendaki. Penataan barang-barangnya memiliki
tata letak khusus yang memudahan sirkulasi dan mencapai kejelasan akses.
Luas lantainya berkisar antara 10.000 sampai 20.000 m2.
6) Supermarket
Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan cara
pelayanan mandiri (self service). Pemilihan dan pencarian produk dilakukan
secara mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membantu
proses pembayaran. Jumlah bahan makanan yang dijual pada toko jenis ini
kurang dari 15% dari seluruh barang yang diperdagangkan. Luas lantainya
berkisar antara 1.000 m2 sampai dengan 2.500 m2. Setiap supermarket
mempunyai sekuen kejadian, diawali dengan masuknya konsumen hingga
proses pembelian, pembayaran, dan perginya konsumen. Sekuen kejadian
ini perlu dikaji melalui sebuah program yang termasuk di dalamnya adalah
perilaku pembeli dan penjual.
15
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Shopping street, Athens, Greece
(Sumber :www.athensguide.com)
7) Superstore
Merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih dari 2.500
m2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara 5.000 m2 sampai dengan
7.000 m2. Superstore ini menempati satu lantai bangunan dan terletak di
pusat kota. Sistem pelayanan yang digunakan adalah sistem self timer. Oleh
karena sistem pelayanannya mandiri, perlu penataan dan pengelompokan
barang yang jelas sehingga memudahkan pembeli menemukan barang yang
diinginkan.
8) Hypermarket
Merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas lantai minimum
5.000 m2. Hypermarket merupakan simbol perdagangan disuatu kota kota
karena tempat tersebut mencerminkan adanya kecendrungan penduduk yang
mengikuti trend perdagangan dengan munculnya produk-produk yang
ditawarkan. Sistem penjualannya pun dibedakan antara pembeli eceran dan
pembeli sistem grosir. Pada hypermarket yang bergabung dengan plaza atau
shopping park, kecendrungannya adalah ruangan untuk hypermarket
diletakkan di area paling belakang karena membutuhkan lahan bangunan
yang paling luas sehingga tidak menutupi area retail atau counter lain yang
luasannya lebih kecil.
16
Universitas Sumatera Utara
9) Shopping Mall
Merupakan pengembangan dari pusat perbelanjaan yang dipadukan dengan sarana
rekreasi dan hiburan. Dan umumnya bentuknya berupa selasar yang panjang.
Barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari sampai
kebutuhan khusus. Mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha
yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah
terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan
dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.
Gambar 2.3 Discovery Shopping Mall
(Sumber :www.flickr.com, 2016)
g.
Berdasarkan Luas dan Macam-Macam Desain
Mal berdasarkan luas dan macam-macam desain menurut Nadine
Beddington dalam Design for Shopping Centre, Butterworth Scientific, London,
1982:6.
1) Full Mall
Full mall terbentuk oleh sebuah jalan, di mana jalan tersebut sebelumnya
digunakan untuk lalu lintas kendaraan, kemudian diperbaharui menjadi jalur
pejalan kaki, plaza (alun-alun) yang dilengkapi paving, pohon-pohon,
bangku-bangku, pencahayaan dan fasilitas-fasilitas baru lainnya seperti
patung dan air mancur.
17
Universitas Sumatera Utara
2) Transit Mall
Transit mall atau transit way dikembangkan dengan memindahkan lalu
lintas mobil pribadi dan truk ke jalur lain dan hanya mengijinkan angkutan
umum seperti bus dan taksi. Area parkirdirencanakan tersendiri dan
menghindari sistem parkir pada jalan (on-street parking), jalur pejalan kaki
diperlebar dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti : paving, bangku,
pohon-pohon, pencahayaan, patung, air mancur dan lain-lain. Transit mall
telah dibangun di kota-kota dengan rata-rata ukurannya lebih besar dari full
mall maupun semi mall.
3) Semi Mall
Semi mall lebih menekankan pada pejalan kaki, oleh karena itu areanya
diperluas dan melengkapinya dengan pohon-pohon dan tanaman, bangkubangku, pencahayaan dan fasilitas buatan lainnya.Sedangkan jalur
kendaraan dan area parkir dikurangi.
2.2.3 Pengertian Shopping Mall
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa pengertian Shopping Mall yaitu :
1) Shopping Mall diartikan sebagai suatu area pergerakan (linear) pada suatu
area pusat bisnis kota(central city business area ) yang lebih diorientasikan
bagi pejala kaki, berbentuk pedestrian dengan kombinasi plaza dan ruangruang interaksional (Rubenstein, 1978).
2) Shopping Mall adalah pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa
department store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil dan rumah
makan dengan tipoolgi bangunan seperti toko yang menghadap ke koridor
utama mall atau pedestrian yang merupakan unsur utama dari sebuah
shopping mall, dengan fungsi sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi
terselenggaranya interaksi antarpengunjung dan pedagang (Maitland, 1987).
3) Shopping Mall sebagai kelompok kesatuan komersial yang dibangun pada
sebuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai, dan diatur
menjadi sebuah unti operasi, berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko,
dan area perbelanjaan dari unti tersenut. Unit ini juga menyediakan parkir
18
Universitas Sumatera Utara
yang dibuat berhubungan degnan tipe dan ukuran total toko-toko (Urban
Land Institute, 1977).
2.2.4 BentukPusast Perbelanjaan
Menurut Maithland (1987) terdapat tiga bentuk umum mal dengan
keuntungan dan kerugian tersendiri, yaitu :
1) Mal Terbuka (Open Mal) merupakan mal tanpa pelingkup. Semua jalan
yang direncanakan mengutamakan kenyamanan pejalan kaki, letaknya dapat
di pusat kota, sistem penghawaannya dengan sistem penghawaan alami.
Keuntungannya adalah kesan luas dan perencanaan teknis yang mudah
sehingga biaya lebih murah. Kerugiannya berupa kendala climatic control
(berpengaruh terhadap kenyamanan) dan kesan pewadahan kurang.
Gambar 2.4 Mal terbuka
(Sumber :Sihombing, R., 2009)
2) Mal Tertutup (Enclosed Mall)merupakan mal dengan pelingkup atap.
Keuntungannya berupa kenyamanan dengan control iklim, dan kerugiannya
adalah biaya mahal dan terkesan kurang luas.
Gambar 2.5 Mal tertutup
(Sumber :Sihombing, R., 2009)
3) Mal Terpadu (Integrated Mall)
Merupakan penggabungan mal terbuka dan tertutup. Biasanya berupa mal
tertutup dengan akhiran mal terbuka. Bagian yang tertutup diletakkan di
tengah sebagai pusat dan menjadi magnet yang menarik pengunjung untuk
19
Universitas Sumatera Utara
masuk ke pusat perbelanjaan. Bentuk ini merupakan antisipasi terhadap
keborosan energy untuk control iklim serta mahalnya pembuatan perawatan
mal tertutup. Serta bertujuan mengonsentrasikan daya tarik pengunjung
pada mal tertutup.
2.2.5 Karakteristik Pusat Perbelanjaan
1) Karakteristik kegiatan fasilitas perbelanjaan :
- Adanya variasi kegiatan, dengan pola umum, convenience shopping,
comparism shopping (membandingkan harga barang dengan pusat perbelanjaan
lain sebelum membeli).
- Kegiatan berlangsung terus menerus, tidak menetap
- Beban kegiatan relatif sama pada setiap waktu
- Pelaku kegiatan : individu, small group.
2) Karakteristik fisik shopping mall
- Koridor
:
Tunggal
- Lebar koridor
:
8-16 meter
- Parkir
:
Mengelilingi bangunan pusat perbelanjaan
- Pintu masuk
:
Dapat dicapai dari segala arah
- Atrium
:
Di sepanjang koridor
- Magnet
:
Di setiap ujung koridor (hubungan horizontal)
- Jarak antar magnet
:
50-100 meter
3) Variasi barang yang dijual
- Speciality shop
:
Toko yag menjual barang jenis seperti sepatu,
:
Toko yang menjual bermacam-macam barang
pakaian, dan sebagainya.
- Varienty shop
dengan skala kecil.
2.2.6 Elemen-Elemen Pusat Perbelanjaan
Menurut Harvey M. Ruberstain dalam Central City Mall, A. Wiley Intersciene
Publication, New York, 1978), mal merupakan penggambaran dari kota yang
terbentuk oleh elemen-elemen :
20
Universitas Sumatera Utara
1) Magnet(Anchor )
Merupakan transformasi dari “nodes” dapat berfungsi sebagai land mark.
Perwujudannya berupa plaza dalam Shopping Mall.
2) Magnet Sekunder(Secondary Anchor )
Merupakan transformasi dari “district”, perwujudannya berupa retal store,
supermarket, superstore dan bioskop.
3) Street Mall
Merupakan transformasi “paths”, perwujudannya berupa pedestrian yang
menghubungkan magnet-magnet.
4) Pertamanan (Landscaping)
Merupakan transformasi dari “edges” sebagai pembatas pusat pertokoan di
tempat-tempat luar.
2.2.7 Ketentuan Pedestrian Way di Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan biasanya memiliki pedestrian way utama yang berfungsi
sebagai shopping street. Jika terdapat pusat perbelanjaan kedua, maka harus
mempunyai hubungan langsung dengan mal utama dan juga berhubungan dengan
pencapaian ke area parkir.
1) Semua toko secara prinsip memiliki pintu masuk dari pusat perbelanjaan
utama atau dekat dengan pusat perbelanjaan. Toko-toko tersebut juga harus
memiliki entrance tambahan dari parkir/jalan.
2) Jumlah lantai pada pusat perbelanjaan dapat 1 lantai, 2 lantai atau lebih.
Setiap pusat perbelanjaan seharusnya menghindari daerah-daerah yang
curam untuk menghindari gangguan dalam berbelanja dan sumber
kecelakaan.
3) Pusat perbelanjaan dapat :
- Terbuka, dengan perlindungan terhadap musim melalui penggunaan kanopi
menerus sepanjang muka toko.
- Sama sekali terlindung, tetapi berhubungan dengan udara luar.
- Sama sekali tertutup, tetapi menggunakan alat pemanas untuk daerah
beriklim dingin.
21
Universitas Sumatera Utara
2.2.8 Tipologi Pusat Perbelanjaan
Menurut Komposisi Bentuk dan Ukuran :
1) Bentuk L (L Shape)
Gambar 2.6 Mal Bentuk L
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
2) Bentuk Segitiga (Triangle Shaped)
Gambar 2.7 Mal Bentuk Segitiga
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
3) Bentuk Jalur(strip shaped)
Gambar 2.8 Shopping street, Athens, Greece
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
22
Universitas Sumatera Utara
4) Dumb Bell Shaped
Gambar 2.9 Mal Dumb Bell Shaped
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
5) Bentuk U (U shaped)
Gambar 2.10 Mal Bentuk U
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
6) Bentuk Cluster (cluster shaped)
Gambar 2.11 Mal Bentuk Cluster
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
23
Universitas Sumatera Utara
7) Double Dumbbell Shape
Gambar 2.12 Mal Bentuk Double Dumbbell Shape
(Sumber : Sihombing, R., 2009)
24
Universitas Sumatera Utara
2.3
Lokasi
Lokasi perancangan berada di
Desa Sena, Kecamatan Batang
Kuis, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia.
Gambar 2.13 Peta lokasi perancangan
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
25
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi perancangan merupakan salah satu faktor keberhasilan
suatu perancangan. Kriteria yang diperlukan dalam pemilihan lokasi perancangan
dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kriteria pemilihan lokasi
NO.
KRITERIA
1.
Tinjauan terhadap
struktur kota
2.
Pencapaian dan
akses
3.
Lingkungan dan
pelayanan
4.
Ukuran lahan
5.
Kemudahan
entrance
6.
Kontur tapak
7.
Loading Dock
8.
Peraturan
LOKASI
Berada pada lokasi yang tataguna lahannya
diperuntukan daerah perdagangan, jasa dan
perkantoran.
Serta
terletak
pada
kawasan
pengembangan pusat-pusat pelayanan kota baru.
Pencapaian dan akses harus terdapat angkutan umum
dan pribadi. Dapat mengakomodasi truk untuk
keperluan pengangkutan keluar masuk barang.
Dekat dengan sarana prasarana yang membutuhkan
jasa/pelayanan yang berhubungan dengan berbelanja,
seperti pemukiman penduduk, dan pusat komersil,
hotel transit.
Harus mencukupi untuk program dan fasilitas yang
akan direncanakan yaitu ± 1.5ha.
Entrance harus mudah diakses oleh pengelola,
karyawan dan penggunafasilitas dan pengunjung.
Sebaiknya relative datar untuk memudahkan loading
dock barang.
Loading
dock
untuk
perlengkapan
interior
menggunakan jalan alternative agar tidak mengganggu
kegiatan lainnya.
Tanah milik pemerintah atau pribadi
Nilai lahan relatif sedang untuk daerah komersil.
GSB, KLB, KDB, dsb disesuaikan dengan RDTR
Kecamatan yang bersangkutan
(Sumber : Hasil olah data primer,2016 )
1)
Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Deli Serdang merupakan salah satu kota di kawasan metropolit Mebidangro
(Perpres
No.62
Tahun
2011).
Pengembangan
kawasan
Deli
Serdang
mempengaruhi pertumbuhan infrastruktur di kawasan Deli Serdang khususnya di
26
Universitas Sumatera Utara
kecamatan Batang Kuis yang merupakan jalur utama serta penghubung antara
Bandara Internasional Kuala Namu dengan pusat kota Medan.
Tabel 2.2 Rencana Sistem Perkotaan di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2025
No
Hirarki
1
Pusat Kegiatan
Wilayah
potensial
(PKWp)
Kota
Lubuk Pakam
Pancur Batu
Tanjung
Morawa
Batang Kuis
2
Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)
Percut Sei
Tuan
Hamparan
Perak
3
Pusat
Pelayanan
Kecamatan
Sunggal
Fungsi yang dikembangkan
• Pusat pemerintahan kabupaten;
• Perdagangan dan jasa;
• Kota transit;
• Pusat pelayanan fasilitas sosial dan
umum;
• Permukiman perkotaan
• Perdagangan dan jasa regional
• TOD
• Pendidikan dan olah raga;
• Pariwisata;
• Perumahan dan permukiman.
• Perdagangan dan jasa lokal;
• Industri;
• Perumahan dan permukiman.
• Perdagangan dan jasa lokal;
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• TOD
• Perumahan dan permukiman;
• Kota transit
• Perdagangan dan jasa regional;
• Pengolahan pertanian dan perikanan;
• Perumahan dan permukiman.
• Industri;
• Pusat pendidikan dan olah raga;
• Perdagangan dan jasa;
• Industri;
• Kawasan konservasi
• Pariwisata, dan
• Kegiatan Militer
• Perumahan dan permukiman.
• Perdagangan dan jasa lokal;
• Industri;
• Perumahan dan permukiman.
27
Universitas Sumatera Utara
Deli Tua
• Perdagangan dan jasa regional (pasar
induk sayuran);
• TOD
• Pelayanan sosial
• Perumahan dan permukiman.
Pagar
Merbau
• Perdagangan dan jasa lokal;
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• Perumahan dan permukiman.
(PPK)
Galang
Sibolangit
Gunung
Meriah
STM Hulu
4
Pusat
Pelayanan
Perdesaan
Kutalimbaru
Namo
Rambe
Biru-biru
STM Hilir
Bangun
Purba
Patumbak
• Perdagangan dan jasa lokal;
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• TOD
• Militer
• Perumahan dan permukiman.
• Perdagangan dan jasa lokal;
• Pariwisata;
• Agropolitan
• Kawasan konservasi (Kawasan Suaka
Alam)
• Perumahan dan permukiman.
• Pengolahan pertanian;
• Kehutanan
• Pengolahan pertanian;
• Kehutanan
• Pariwisata
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• Perumahan dan permukiman;
• Kehutanan
• Pengolahan pertanian;
• Perumahan
• Pariwisata
• Pengolahan pertanian;
• Pariwisata
• Pengolahan pertanian;
• Kehutanan
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• Perumahan dan permukiman;
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
28
Universitas Sumatera Utara
Labuhan
Deli
Pantai Labu
• Perumahan;
• Industri;
• Perdagangan dan jasa.
• Pengolahan pertanian dan perikanan;
• RTH;
• Perumahan dan permukiman;
• Perdagangan dan jasa.
• Pengolahan pertanian dan perikanan;
• Transpotasi;
• Perdagangan dan jasa;
(Sumber : RPJPD 2005-2025 Deli Serdang, 2016 )
Berdasarkan tabel 2.2 , maka lokasi yang akan dipilih untuk proyek ini
adalah Kota Batang Kuis karena memiliki sasaran peruntukan perdagangan,
dimana sesuai dengan fungsi bangunan ini sebagai bangunan komersil dan berada
di dekat persimpangan antara Kecamatan Batang Kuis dan Kecamatan Beringin.
2)
Pencapaian
Lokasi perancangan dapat diakses dari gerbang utama Bandara Internasional
Kuala Namu, Gerbang Tol Tanjung Morawadan kereta api.
Gambar 2.14 Pencapaian menuju lokasi perancangan
(Sumber : google maps, 2016)
29
Universitas Sumatera Utara
3)
Lingkungan dan Pelayanan
Lokasi perancangan berada dekat dengan pemukiman penduduk. Selain itu,
lokasi dekat dengan sarana transportasi udara yaituBandara Internasional Kuala
Namu berjarak ± 8,2 km dengan waktu tempuh 8 menit. Serta berada dekat
dengan hotel transit.
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN DESA, JUMLAH PENDUDUK,
DAN RATA-RATA RUMAH TANGGA
2015
Tabel 2.3 Jumlah Rumah Tangga, Jumlah Penduduk dan Rata-Rata Rumah
Tangga Tahun 2014
(Sumber : Badan Statistik Kabupaten Deli Serdang, 2015)
30
Universitas Sumatera Utara
Menurut data dari Badan Statistik Kabupaten Deli Serdang tahun 2015,
jumlah penduduk Kecamatan Batang Kuis 62.348 jiwa dimana 31.617 jiwa lakilaki dan 30.731 jiwa perempuan.
Bandara
Internasional
Kuala Namu
Gambar 2.5
Gambar 2.15 Layanan transportasi udara disekitar lokasi perancangan
(Sumber : google maps, 2016)
The Cluster
Hotel
Gambar 2.16 Layanan penginapan disekitar lokasi perancangan
(Sumber : google maps, 2016)
4)
Status Kepemilikan
Status kepemilikan site merupakan pemilik pribadi. Karena lokasi site
berada dekat dengan pemukiman penduduk.
5)
Nilai Lahan
Nilai lahan lokasi perancangan tergolong sedang di banding dengan lahan
yang berada di kota. Namun kemungkinan besar nilai lahan dapat berubah seiring
dengan perkembangan kawasan. Sebelum Bandar udara direncanakan di daerah
ini, harga lahan sangat murah namun setelah Bandar udara di bangun di kawasan
ini harga lahan pun ikut naik.
31
Universitas Sumatera Utara
6)
Peraturan
Peraturan pembangunan di kawasan ini masih dalam tahap perencanaan. Sehingga
peraturan yang dipakai yaitu peraturan pembangunan fasilitas yang berada di luar
Bandar udara Kualanamu dan juga MEBIDANGRO.
2.3.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi
Gambar 2.17 Lokasi perancangan
(Sumber : google earth, 2016)
Lokasi perancangan
terletak di Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Secara geografis
terletak pada posisi 3°35'58.48" s.d. 3°35'58.94" Lintang Utada dan 98°49'0.28"
s.d. 98°49'0 Bujur Timur. Adapun kondisi tapak perancangan sebagai berikut :
a) Judul Proyek
: Mall di Central Park Kuala Namu
b) Status Proyek
: Fiktif
c) Lokasi Proyek
: Jl. Bandara Kuala Namu
Batas Site
:
- Utara
: Lahan kosong
- Selatan
: Lahan kosong
- Timur
: Jl. Bandara Kuala Namu
- Barat
: Lahan kosong
d) Total luas lahan
: ±4,33 Ha (±43.228m2)
32
Universitas Sumatera Utara
Lahan mall
e) Kontur
: ±2 Ha (2.0156m2)
: Relatif datar
f) Peruntukan Lahan :
- Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok, souvenir
- Pusat kegiatan rekreasi dan wisata
g) KDB
: ≤ 60%
h) KLB
: 8
i) GSB
:
- Utara
: minimal 4 meter
- Timur
: minimal 4 meter
- Selatan
: minimal 11 meter
- Barat
: minimal 4 meter
j) Bangunan Eksisting : Lahan kosong
k) Potensi Lahan
:
- Adanya pengembangan kawasan Bandara Kuala Namu sebagai
Aerotropolis akan membuat tingginya aktivitas yang ada disekitar site
sehingga sangat menguntungkan bila dibangun sarana perbelanjaan untuk
meminimalkan kesenjangan infrastruktur di Mebidangro dan menjawab
kebutuhan masyarakat.
- Akses menuju kawasan ini mudah dan lancar karena merupakan jalan
arteri sekunder dan kondisinya baik dan lalui angkutan umum.
- Lokasi yang dipilih mempunyai tata guna lahan sebagai pusat kegiatan
perdagangan, serta rekreasi dan wisata. Sehingga dapat menjadi
penunjang kebutuhan rekreasi dan menarik turis.
- Berada pada kawasan tidak padat bangunan
- Berada di dekat persimpangan Kecamatan Batang Kuis dan Kuala Namu
- Kabupaten Deli Serdang belum memiliki pusat perbelanjaan yang
bertema taman.
- View positif dari sekeliling lahan berupa lahan hijau kebun penduduk
33
Universitas Sumatera Utara
2.4
Tinjauan Fungsi
2.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Adapun pengguna Mall di Central Park Kuala Namu adalah :
1) Pengelola, adalah pihak yang tergabung dalam struktur badan usaha yang
melakukan kegiatan perkantoran dengan memberikan layanan informasi,
promosi, dan transaksi mengenai ruang sewa serta pengelolaan gedung.
2) Penyewa / penjual, adalah pihak individu atau badan usaha yang
menggunakan ruang dan fasilitas komersial untuk usaha maupun pameran
yang disediakan dengan system sewa. Penyewa / penjual terbagi menjadi 3,
yaitu :
- Penyewa / penjual kecil (small tenant)
- Penyewa / penjual sedang (medium tenant)
- Penyewa / penjual besar (large tenant), yang sekaligus berfungsi sebagai
anchor
3) Pengunjung, adalah pihak yang mengunjungi gedung baik masyarakat
sekitar, turis lokal maupun turis mancanegara,
dengan tujuan masing-
masing seperti berbelanja kebutuhan sehari-hari, berbelanja souvenir,
rekreasi,
melihat
pameran,
dll.
Pengunjung
dibagi
berdasarkan
pertimbangan seperti :
Berdasarkan golongan :
- Masyarakat berpenghasilan menengah
- Masyarakat berpenghasilan lebih
Berdasarkan asal-usul :
- Pengunjung yang datang dari Kota Medan dan sekitarnya
- Pengunjung yang datang dari luar kota Medan
Berdasarkan klasifikasi umur :
- Anak-anak (usia 5-13 tahun)
- Remaja (usia 14-24 tahun)
- Dewasa (usia 25-45 tahun)
- Lanjut usia (usia diatas 46 tahun)
34
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan motivasi tujuan :
- Pengunjung dengan motivasi untuk berbelanja
- Pengunjung dengan motivasi hanya untuk cuci mata
- Pengunjung dengan motivasi untuk rekreasi.
4) Servis, adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti
masalah teknis, kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan.
2.4.2 Deskripsi Perilaku
Berdasarkan sifat aktivitas yang dilakukan pengguna bangunan Mall di
Central Park Kuala Namu dapat dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu :
Bersifat Statis yaitu perilaku pengguna yang lebih bersifat menetap pada
satu tempat atau ruang dalam waktu yang lebih lama dan telah menjadi
rutinitas. Kebiasaan pengguna bersifat ini seperti aktivitas pengelola
pelaksana pameran dan pihak yang mengikuti kegiatan konvensi dan para
pemilik retail sewa.
Bersifat Dinamis yaitu perilaku pengguna bangunan yang cenderung
bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang
lingkup bangunan, diantaranya aktivitas pembeli.
Adapun perilaku atau aktivitas yang terjadi di Mall di Central Park Kuala
Namu adalah :
1) Pengelola
Aktivitas umum yang dilakukan adalah :
- Mengelola dan mengatur jalannya operasional bangunan
- Melakukan kegiatan administrasi
- Melayani kebutuhan konsumen
- Persiapan peralatan dan tempat sebelum kegiatan pertunjukan
- Penyelenggaraan kegiatan penunjang (bekerjasama dengan badan lain
yang bersangkutan)
- Memberikan pelayanan kapada pengguna pusat perdagangan
35
Universitas Sumatera Utara
Mengawasi
Istirahat /
Shalat
Ke Ruangan
Datang
Pulang
Rapat
Gambar 2.18 Diagram alur aktivitas pengelola
(Sumber : Hasil
olah data pribadi, 2016)
2) Pengunjung
Aktivitas umum yang dilakukan adalah :
- Berbelanja
- Melihat pertunjukan atau pameran yang diberikan oleh pihak pengelola
- Jalan-jalan / cuci mata, rekreasi
- Makan atau minum
- Menikmati fasilitas taman, plaza, dan fasilitas penunjang yang ada
Makan &
Minum
Rekreasi
Datang
Ke Ruangan
Istirahat /
Shalat
Pulang
Berbelanja
Parkir
Parkir
Kegiatan
Lain
Gambar 2.19 Diagram alur aktivitas pengunjung
(Sumber : Hasil
olah data pribadi, 2016)
3) Penyewa / penjual
Aktivitas umum yang dilakukan adalah :
- Mengelola retail
36
Universitas Sumatera Utara
- Menjual barang dan jasa
- Melayani kebutuhan konsumen
- Membayar sewa retail
Kegiatan
Jual Beli
Pulang
Datang
Parkir
Istirahat /
Shalat
Parkir
Gambar 2.20 Diagram alur aktivitas penyewa / penjual
(Sumber : Hasil
olah data pribadi, 2016)
Penyewa / penjual menempati ruang untuk kegiatan antara lain
perdagangan, pameran, workshop, dan kegiatan pengunjung lain seperti
foodcourt, taman, bank (ATM).
4) Servis
Aktivitas umum yang dilakukan adalah :
- Membersihkan setiap ruang di bangunan
- Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan di
dalamnya.
- Mengurus loading dock
- Mengurus utilitas bangunan
- Menjaga keamanan
Kegiatan
Servis
Pulang
Datang
Parkir
Istirahat /
Shalat
Parkir
Gambar 2.21 Diagram alur aktivitas servis
(Sumber : Hasil
olah data pribadi, 2016)
37
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Berisikan tentang kebutuhan dan pembagian ruang berdasarkan kelompok
ruang, fungsi ruang, pemakai, kegiatan dan sifat ruang tersebut.
a)
Kebutuhan Ruang
1) Kelompok pengelola
Tabel 2.4 Kebutuhan ruang kelompok pengelola
No
1
Aktivitas
Fasilitas
Mengelola
pemasaran seluruh
3
Mengelola
administrasi
seluruh pusat
perbelanjaan
4
5
6
7
Menerima tamudan
memberikan
informasi
kepadatamu.
Menjaga
kebersihan seluruh
bangunan.
Mengawasi dan
menjaga keamanan
seluruh bangunan
Mengawasi
KinerjaTeknis
sarana
dan orasarana
Ruang
Ruang kerja GM
Ruang tamu
Ruang rapat
Ruang sekretaris
General
manager
sekretaris
Menglola seluruh
bangunan
2
Pelaku
Kantor
Pengelola
Kabag
pemasaran
Sekretaris
Staff
pemasaran
Kabig
administrasi
Sekretaris
Staff
pemasaran
Sifat
Private
Ruang kerja
kabag
Ruang sekretaris
Ruang staff
Private
Ruang kerja
kabag
Ruang rapat
Ruang sekretaris
Ruang staff
Private
Resepsionis
Lobby
Ruang tunggu
Public
House
keeping
Ruang janiator
Pantry
Ruang laundry
Private
Security
Pos security
Ruang cctv
Private
Kabag
teknisi
Sekretaris
Staff bagian
teknisi
Ruang kerja
kabag
Ruang tamu
Ruang sekretaris
Private
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
38
Universitas Sumatera Utara
2) Kelompok pengunjung
Tabel 2.5 Kebutuhan ruang kelompok pengunjung
No
Aktivitas
1
2
3
Berbelanja
Transaksi
Melihat- lihat
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Berbelanja
Membayar
Melihat- lihat
Berbelanja kuliner
Makan dan minum
menggunakan
fasilitas Wi-Fi
Bersantai
Nonton film
Melihat pameran
nongkrong
menggunakan
fasilitas Wi-Fi
Rekreasi
Jalan-jalan
13
Fasilitas
Book
store
Mens and
Ladies
fashion
Fashion
accesoris
Pet shop
Cosmetic
&healty
Grocery
Store
Interior &
Misc
Good
Restaurant
Bakery
shop
Bar
Cafe
Cinema
Amphithea
ter
Children
playing
park
Pengunjung /
pembeli
Pengunjung /
pembeli
Pengunjung /
pembeli
Pengunjung /
pembeli
Plaza
Gym
Olahraga dan
Kebugaran
Merawat tubuh
14
Pelaku
Pengunjung /
pembeli
Salon
Ruang
Retail/toko
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Retail/toko
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Retail/toko
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Bioskop
Ruang
terbuka
Amphitheater
Toilet
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Retail/toko
Gudang
penyimpanan
Toilet/kamar
ganti
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Gudang
Sifat
Public
Public
Public
Public
Public
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
39
Universitas Sumatera Utara
3) Kelompok penyewa / penjual
Tabel 2.6 Kebutuhan ruang kelompok penyewa/penjual
No
Aktivitas
1
2
3
Berbelanja
Transaksi
Melihat- lihat
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Berbelanja
Membayar
Melihat- lihat
Berbelanja kuliner
Makan dan minum
menggunakan
fasilitas Wi-Fi
Bersantai
Nonton film
Melihat pameran
nongkrong
menggunakan
fasilitas Wi-Fi
Rekreasi
Jalan-jalan
13
Fasilitas
Book
store
Mens and
Ladies
fashion
Fashion
accesoris
Pet shop
Cosmetic
&healty
Grocery
Store
Interior &
Misc
Good
Restaurant
Bakery
shop
Bar
Cafe
Cinema
Amphithea
ter
Children
playing
park
Pengunjung /
pembeli
Pengunjung /
pembeli
Pengunjung /
pembeli
Pengunjung /
pembeli
Plaza
Gym
Olahraga dan
Kebugaran
Merawat tubuh
14
Pelaku
Pengunjung /
pembeli
Salon
Ruang
Retail/toko
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Retail/toko
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Retail/toko
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Bioskop
Ruang
terbuka
Amphitheater
Toilet
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Retail/toko
Gudang
penyimpanan
Toilet/kamar
ganti
Penitipan
barang
Hall
Kasir
Gudang
Sifat
Public
Public
Public
Public
Public
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
40
Universitas Sumatera Utara
4) Kelompok servis
Tabel 2.7 Kebutuhan ruang kelompok servis
No
1
Aktivitas
Fasilitas
Memberi informasi
2
Shalat
Wudhu
3
Buang air
Berdandan
Pusat
informasi
Sifat
Service
Mushola
Toilet
Pengunjung/
pembeli
Penjual/
pedagang
WC
Ruang berias
Service
Kebag teknisi
Staff bagian
teknisi
Ruang
control
Ruang genset
& trafo
Ruang tanki
BBM
Ruang panel
Ruang chiller
Ruang AHU
Ruang GWT
Ruang
pompa
Ruang PAB
Ruang STP
Service
Ruang
keamanan
Service
Loker cs
Toilet cs
Ruang
peralatan
Service
Ruang
Mesin
ATM
Service
4
5
Menjaga stabilitas
dan keamanan
Keamanan
Menjaga kebersihan
Kebersiha
n
Transaksi perbankan
ATM
Center
7
Ruang
Pusat
informasi
Kantor
pengelola
Tempat
sholat
Tempat
wudhu
Tempat
penitipan
Pengelola
Pengunjung/
pembeli
Penjual/
pedagang
Maintenance
kebutuhanmekanikal
elektrikal di
kawasan
6
Pelaku
Pengunjung/
pembeli
Penjual/
pedagang
Mechanic
al
Electrical
Petugas
keamanan
(satpam)
Seluruh
pengguna
Cleaning
service
Pengelola
Pengunjung/
pembeli
Penjual
Service
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
41
Universitas Sumatera Utara
b)
Besaran Ruang
Besaran ruang diterapkan berdasarkan standard, yaitu :
1) Kelompok pengunjung
Tabel 2.8 Besaran ruang kelompok pengelola
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kebutuhan Ruang
Resepsionis
Ruang GM
Ruang wakil GM
Ruang sekretaris
Ruang tamu GM
Ruang kerja kabag
Ruang sekretaris
Ruang tamu
Ruang kerja kabag
Ruang sekretaris
Ruang tamu
Ruang staff
Ruang rapat
Ruang arsip
Toilet
Pantry
Ruang janiator
Standard
(m2/orang)
0.7
4.5
4.5
4.5
5.4
4.5
4.5
5.4
4.5
4.5
5.4
5.6
2
12
3
8
4
Sumber
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
2) Kelompok pengunjung
Tabel 2.9 Besaran ruang kelompok pengunjung
No
1
2
3
4
5
6
7
Kebutuhan Ruang
Hall
Retail
Café
Departemen store
Electronic Store
Furniture Store
Fitness
Standard
(m2/orang)
0.4
2
2
7
2
2
7.1
Sumber
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
42
Universitas Sumatera Utara
8
9
10
11
12
13
14
Book Store
FoodCourt
Bioskop
Game Zone
Restoran
ATM Centre
Supermarket
2
2
2
2
2
1
7
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
3) Kelompok Servis
Tabel 2.10 Besaran ruang kelompok servis
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kebutuhan Ruang
Loading dock
Tempat
pengumpulan
sampah
Gudang
Ruang fiterized tank
(air kotor)
Ruang genset
Ruang PABX
Ruang ME
Ruang kontrol AHU
Ruang chiller
Ruang cooling
tower
Ruang ground tank
Ruang Monitor
R.trafo
Ruang pompa air
Musholah
Lift orang dan
barang
Toilet pria (Umum)
Toilet wanita(Umum)
Standard
(m2/orang)
1.5
Sumber
NAD
50
AS
30
AS
20
AS
60
50
20
40
70
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
50
NAD
80
20
20
20
1.5
NAD
AS
NAD
NAD
NAD
1
NAD
3
3
NAD
NAD
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
43
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
NAD : Neufart Arsitek Data
AS
: Asumsi
2.4.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Tabel 2.11 Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang
Fungsi
Kebutuhan Ruang
Kantor pengelola
Hall
Restoran
Café
Pusat perbelanjaan
Supermarket
Food court
Retail
Mushollah
Area parkir
Persyaratan
Pencapaian mudah
Luas
Memerlukan view yang bagus
Memerlukan view yang bagus, suasana
tenang dan nyaman
Di sesuaikan dengan modul struktur
Memerlukan view yang bagus, suasana
tenang dan nyaman
Di sesuaikan dengan modul struktur
Nyaman dan tenang
Kemudahan dalam pencapaian
(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)
A. Persyaratan pengelola :
1) Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan :
- Ruang kerja minimum 8 m²
- Ruang kerja minimum 8 m²
- Ruang udara minimum 12 m² pada ruang beraktivitas duduk dan 15 m² pada
ruang beraktivitas gerak
- Untuk ruangan ≤50 m² = 2.50 m
- Untuk ruangan ≥50 m² = 2.75 m
- Untuk ruangan ≥100 m² = 3.00 m
- Untuk ruangan dari 250 – 2000 m² = 3.25 m
2) Berdasarkan “Peraturan Keamanan untuk Tempat Kerja Perkantoran”, untuk
kantor ruangan sel/kecil minimum 8-10 m, ruang kantor besar minimum 1215 m².
3) Lebar minimum jendela adalah 1.25 m.
B. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang bahan makanan :
44
Universitas Sumatera Utara
1) Dapur
- Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari ruang makan atau 27% dari luas
bangunan.
- Permukaan langit-langit harus menutupi seluruh atap ruang dapur.
- Dapur paling sedikit terdiri dari : tempat pencuci peralatan, pengepakan,
persiapan dan administrasi.
2) Ruang makan
- Untuk setiap kursi tersedia ruangan minimal 0,85m2
- Pintu yang menghubungkan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian
luar membuka kearah luar.
3) Gudang bahan makan
- Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuaikan dengan jumlah bahan
makanan.
- Tidak boleh menyimpan bahan lain selain makan.
- Dilengkapi dengan rak-rak tempat penyipanan bahan makanan.
C. Persyaratan tempat penyimpanan bahan makanan dan makan jadi
1) Penyimpanan bahan makanan
- Penempatan terpisah dengan makanan jadi
- Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis.
2) Penyimpanan makanan jadi
- Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan.
D. Persyaratan sanitasi
1) Air bersih
- Harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang
berlaku.
- Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap
tempat kegiatan.
2) Pembuang air limbah
- Sistem pembuangan air limbah harus baik, tidak merupakan sumber
pencemaran, misalnya memakai saluran tertutup.
45
Universitas Sumatera Utara
3) Toilet
- Letak tidak berhubungan langsung ( terpisah dari ) dengan dapur, ruang
persiapan makanan, ruang tamu, dan gudang makanan.
- Didalam toilet harus tersedia jamban, bak air, dan sebagainya.
- Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria.
- Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet pengunjung.
- Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok, dan sabun.
- Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya
cukup.
- Tersedia tempat cuci tangan.
- Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan
cukup.
4) Toilet
- Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat.
Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa
bahan makanan dan makanan jadi cepat membusuk.
- Tersedia pada setiap tempat / ruang yang memproduksi.
5) Tempat cuci tangan
- Jumlah tempat cuci tangan tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat
duduk.
- Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair dan alat pengering.
6) Tempat mencuci peralatan
- Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
- Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bak pencuci, yaitu mengguyur,
menyabun, dan membilas.
7) Tempat pencucian bahan makanan
- Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah dibersihkan.
8) Fasilitas penyimpanan pakaian ( loker ) karyawan
- Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat.
- Loker utnuk pria dan wanita dibuat terpisah.
9) Peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus
46
Universitas Sumatera Utara
2.4.5 Studi Banding Bangunan Fungsi Sejenis
1) Plaza Indonesia
Gambar 2.22 Plaza Indonesia
(Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Plaza_Indonesia, 2016)
Plaza Indonesia diresmikan pada awal tahun 1990, terdiri dari empat lantai
pertokoan kelas atas dengan luas 38.050 m2. Pusat perbelanjaan ini terletak di
Bundaran Hotel Indonesia, tepatnya pada perantara jalan M.H. Thamrin dan jalan
Kebon Kacang Raya di kawasn bisnis utama Jakarta.
Plaza Indonesia juga dilengkapi dengan hotel Grand Hyatt Jakarta, sebuah
hotel bintang lima berlantai 28 yang resmi dibuka juga pada awal tahun 1990.
Hotel ini memiliki lebih dari 300 kamar dengan desain modern minimalis,
restoran-restoran eksklusif, dan fasilitas yang sangat lengkap. Pengembangan
Plaza Indonesia Berlanjut ketika Entertainment X'nter dibuka disebelah gedung
yang ada dengan membidik pangsa pasar anak muda. Kedua gedung disambung
dengan sebuah jembatan yang dikelilingi toko-toko.
Pada tahun 2009, Plaza Indonesia diperluas dengan 42,325 meter persegi
dari luas lantai kotor di 6 tingkat, dengan 24.672 meter persegi lebih banyak
ruang. Tiga tingkat pertama perpanjangan ritel yang terhubung ke pusat
perbelanjaan yang ada. The 4th ke tingkat 6 berdedikasi untuk "konsep gaya hidup
modern" dengan berbagai hiburan dan fasilitas. Perpanjangan ritel memiliki pintu
masuk di Jalan M. H Thamrin menyediakan akses dari jalan utama Jakarta, Jalan
M. H Thamrin dan Jalan Sudirman.
47
Universitas Sumatera Utara
2) Hashimoto Konoha Mall
Gambar 2.23 Hashimoto Konoha Mall
(Sumber : http://www.e-architect.co.uk/japan/konoha-mall-hashimoto, 2016)
-
Arsitek : Jon Jerde
-
Lokasi
: Suburban Bloomington, Minnesota, Amerika
-
Area
: 882.550 meter²
Konoha Mall merupakan mall yang mengusung konsep gaya hidup 'ecorekreasi' tujuannya memperkenalkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan eco-desain
ke ritel untuk menciptakan rasa yang menarik dari tempat dan pengalaman.
Konsep proyek berakar pada unsur-unsur alam dan menawarkan pengalaman yang
berbeda untuk berbelanja, makan, jalan-jalan dan mencari kebutuhan.
Pusat eco-ritel, dirancang oleh The Jerde Partnership, dan dirancang
sebagai tempat berkumpulnya komunitas baru untuk distrik Hashimoto.
Terinspirasi oleh alam sekitarnya dan pengaruh budaya dari Hashimoto, Konoha
Mall adalah solusi ritel inovatif yang mencakup alam dan keberlanjutan, bersama
dengan strategi ritel fundamental, dalam semua elemen. Terdiri dari 84.000 meter
persegi (kira-kira 900.000 kaki persegi) dari fungsi rekreasi ritel termasuk 120
toko-toko khusus dan restoran, jangkar pasar komunitas besar, dan premier food
court. Tempat baru ini diharapkan untuk menarik enam juta pengunjung setiap
48
Universitas Sumatera Utara
tahun dengan penjualan tahunan dari sekitar 13 miliar yen (US $ 150.000.000
USD).
Dari warna, tekstur dan kualitas spasial dari eksterior dan interior, seluruh
proyek berakar pada unsur-unsur alam dan menawarkan pengalaman yang
berbeda untuk berbelanja, makan, mengeksplorasi dan mengembara. Dalam
interior, proyek ini disusun sekitar tiga lapangan utama yang mewakili unsurunsur dari berbagai musim, dengan CenterCourt musim panas yang terinspirasi
besar seba