Akibat Hukum Manipulasi Data Dalam Penghindaran Pajak Pada Perseroan Terbatas

BAB II
PEMBUATAN LAPORAN PADA PERSEROAN TERBATAS

A. Data dalam Perseroan Terbatas
1. Akta pendirian Perseroan Terbatas
Menurut Kitab Undang Undang Hukum Dagang, pendirian PT dilakukan
dengan akta otentik. Akta pendirian yang otentik tersebut kemudian disampaikan
terlebih dahulu kepada Menteri Kehakiman untuk mendapatkan pengesahan.
Pengesahan dari Menteri Kehakiman baru akan diberikan apabila syarat-syarat
dalam anggaran dasar perseroan tidak bertentangan dengan kepentingan umum
maupun kesusilaan. Setelah akta pendirian perseroan disahkan, maka tugas para
pendiri adalah mendaftarkannya pada kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat,
dan baru kemudian diumumkan dalam Berita Negara. Pengesahan dari Menteri,
pendaftaran dan pengumuman dalam Berita Negara juga diberlakukan bagi tiaptiap perubahan dalam syarat-syarat pendirian atau dalam hal waktu perseroan
diperpanjang. 22
Ketentuan Pasal 7 angka 1 UUPT menegaskan bahwa akta notaris
merupakan syarat mutlak untuk adanya PT. Tanpa adanya akta otentik ini akan

22

Mulhadi, Op.Cit., hlm.81-82.


Universitas Sumatera Utara

meniadakan eksistensi PT, sebab akta pendirian yang nantinya yang harus
disahkan oleh Menteri Kehakiman. 23
Pasal 7 angka 1 dan 2 UUPT menyatakan bahwa PT didirikan oleh 2
(dua) orang atau lebih dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan setiap
pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan.
Berdasarkan pasal di atas, dapat dikatakan bahwa untuk mendirikan suatu PT
haruslah dipenuhi unsur-unsur sebagai berikut :
a. Adanya dua orang atau lebih untuk mendirikan perseroan.
b. Ada pernyataan kehendak dari pendiri untuk persetujuan mendirikan
perseroan dengan mewajibkan setiap pendiri mengambil bagian saham
pada saat perseroan didirikan.
c. Perjanjian pendirian perseroan tersebut dinyatakan di hadapan notaris
(notariel) dalam bentuk akta pendirian berbahasa Indonesia yang sekaligus
memuat anggaran dasar perseroan. 24
Undang Undang Perseroan Terbatas menetapkan bahwa pendirian PT
berdasarkan perjanjian yaitu paling sedikit harus ada 2 (dua) orang yang
melakukan perjanjian tersebut. Hal ini terdapat dalam Pasal 7 angka 5 dan 6

UUPT. Apabila setelah perseroan disahkan dan pemegang saham kurang dari 2
(dua) orang, maka dalam kurun waktu 6 (enam) bulan, pemegang saham yang
bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau
mengeluarkan saham yang baru. Apabila sudah melampaui 6 (enam) bulan dan
23

Agus Budiarto, Kedudukan Hukum & Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas
(Edisi kedua) (Bogor: Ghalia, 2009), hlm. 33.
24
Ibid., hlm.34.

Universitas Sumatera Utara

pemegang saham masih kurang dari 2 (dua) orang, maka pemegang saham
bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan atau kerugian perseroan
dan atas permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat
membubarkan PT. 25
2. Anggaran dasar
Akta pendirian yang terdiri dari anggaran dasar dan berbagai keterangan
lainnya mengatur segala hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang membuatnya.

Akta pendirian disebut juga sebagai undang-undang yang mengikat para pihak
yang membuatnya.
Sebelum pengesahan badan hukum PT diperoleh, anggaran dasar hanya
berlaku atau mengikat para pendiri dan para pihak yang mengambil bagian dalam
Perseroan. Pihak ketiga baru dianggap terikat sejak keluarnya surat keputusan
Menteri (Menteri Hukum dan HAM) mengenai pengesahan badan hukum
Perseroan tersebut. Secara hirarkis, anggaran dasar tidak boleh bertentangan
dengan ketentuan mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam
Pasal 1320 sampai dengan 1337 Kitab Undang Undang Hukum Perdata dan juga
tidak boleh menyimpang dari ketentuan perundang-undangan yang lebih tinggi
yang mengaturnya yaitu UUPT. Hal ini ditemukan dalam ketentuan peralihan
Pasal 157 angka 1 UUPT. 26
Ketentuan Pasal 15 angka 1 UUPT menyatakan bahwa anggaran dasar PT
harus memuat, yaitu :
25
26

Loc.cit., hlm.37.
Mulhadi, Loc.Cit., hlm.92.


Universitas Sumatera Utara

a. nama dan tempat kedudukan Perseroan;
b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;
c. jangka waktu berdirinya perseroan;
d. besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;
e. jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk
tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai
nominal setiap saham;
f. nama jabatan dan jumlah anggota direksi dan dewan komisaris;
g. penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS;
h. tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen; dan
i. ketentuan-ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan undang-undang
ini.
3. Modal dan saham Perseroan Terbatas
Menurut neraca perseroan, harta kekayaan perseroan adalah modal sendiri.
Modal sendiri mencerminkan modal yang terdapat pada perseroan untuk tiap
tahun buku berjalan yang terdapat dalam laporan tahunan perseroan. Ilmu hukum
membedakan modal PT ke dalam : 27
a. modal dasar (authorized capital);

b. modal ditempatkan atau dikeluarkan (issued capital);
c. modal disetor (paid-up capital).
Undang Undang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa modal dasar
terdiri atas seluruh nilai nominal saham dalam perseroan. Saat didirikan, saham
27

Ahmad Yahi dan Gunawan Widjaja,Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas (Jakarta:PT
RajaGrafindo Persada, 2000), hlm.42.

Universitas Sumatera Utara

perseroan sekurang-kurangnya 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar PT
harus telah ditempatkan atau dikeluarkan. Penempatan saham tersebut, sekurangkurangnya 50 % (lima puluh persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah
ditempatkan wajib untuk disetor. Saat suatu PT pertama kali didirikan, modal
perseroan adalah modal yang disetor oleh seluruh pendiri perseroan yang menurut
UUPT sekurang-kurangnya harus berjumlah 50% (lima puluh persen) dari nilai
nominal setiap saham yang dikeluarkan dan diambil bagian oleh para pendiri PT.
Menurut UUPT, modal dasar perseroan sendiri ditetapkan sekurang-kurangnya
Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) untuk PT (tertutup) pada umumnya,
dengan pengecualian untuk PT yang bergerak dalam bidang-bidang usaha tertentu

(seperti usaha pembiayaan, perseroan yang didirikan dalam rangka penanaman
modal,dan lain-lain), maupun PT terbuka. 28
4. Laporan keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
suatu perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari
pembuatan laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan suatu
perusahaan kepada pihak dalam maupun pihak luar perusahaan yang memiliki
kepentingan terhadap perusahaan. 29
Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang
diperoleh dalam suatu periode. Laporan keuangan termasuk ke dalam bagian
laporan tahunan. Laporan tahunan disampaikan oleh direksi kepada para
28

Ibid., hlm.43.
Kasmir,Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2008), hlm.7

29

dan 10.


Universitas Sumatera Utara

pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (yang selanjutnya disebut
dengan RUPS) sebagai gambaran kinerja perseroan dan perkembangannya selama
satu tahun. UUPT dalam Pasal 66 angka 1 menyatakan bahwa direksi
menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh dewan
komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku
perseroan berakhir. Laporan tahunan perusahaan harus memuat sekurangkurangnya :
a. laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun
buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku
sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan
arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan
tersebut;
b. laporan mengenai kegiatan PT termasuk laporan tentang hasil atau kinerja
perusahaan;
c. laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dari lingkungan;
d. rincian masalah yang timbul selama satu tahun buku yang mempengaruhi
kegiatan usaha PT;
e. laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh dewan
komisaris selama satu tahun buku yang baru lampau;

f. nama anggota direksi dan anggota dewan komisaris;
g. gaji dan tunjangan bagi anggota direksi dan gaji atau honorarium dan
tunjangan bagi anggota dewan komisaris PT untuk tahun yang baru lampu.

Universitas Sumatera Utara

Setiap perusahaan memiliki kewajiban untuk membuat dan melaporkan
keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan
kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan
terkini. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan
perusahaan sekarang dan ke depan dengan melihat berbagai persoalan yang ada
baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. 30

B. Pembuatan Laporan dalam Perseroan Terbatas
Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus
dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Praktiknya pembuatan laporan
keuangan harus bersifat historis dan menyeluruh.
Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan harus dibuat dan disusun
dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang sedangkan,
bersifat menyeluruh yang artinya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin

yang disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Data masa lalu
perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan merupakan kombinasi dari
: 31
1. Fakta yang telah dicatat;
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi;
3. Pendapat pribadi.

30
31

Op.Cit. ,hlm.7.
Ibid., hlm.12.

Universitas Sumatera Utara

Hal-hal dan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam neraca pada
praktiknya belum tentu menunjukkan nilai yang realisasi (likuidasi). Hal ini
disebabkan karena penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari pendapat
pribadi baik oleh manajemen maupun akuntan. Laporan keuangan bukan
merupakan laporan final dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Bagi suatu

perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan salah satu
tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer
keuangan, yaitu : 32
1. merencanakan;
2. mencari;
3. memanfaatkan dana-dana perusahaan; dan
4. memaksimalkan nilai perusahaan.
Laporan keuangan yang telah dibuat sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan perlu dilakukan pemeriksaan yang bertujuan agar laporan keuangan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan kepada RUPS. Segala hal yang berkaitan
dengan aktivitas perusahaan wajib dilaporkan secara benar sehingga pihak-pihak
yang membutuhkan informasi tentang laporan keuangan perusahaan dapat
membaca dan menganalisis dari laporan keuangan yang telah diperiksa.
Pemeriksaan laporan keuangan dapat dilakukan oleh 2 (dua) pihak, yaitu
pihak dalam (intern) perusahaan dan pihak luar (ekstern) perusahaan. Pemeriksaan
laporan keuangan yang diterima oleh intern perusahaan, artinya oleh pemeriksaan
yang memang sudah disiapkan pihak perusahaan sehingga dalam hal ini mereka
32

Ibid., hlm.6.


Universitas Sumatera Utara

dapat memperoleh data secara bebas sesuai dengan data aslinya. Pemeriksaan ini
dilakukan sesuai dengan fakta yang sesungguhnya sedangkan, pemeriksaan oleh
pihak luar perusahaan dilakukan oleh akuntan publik yang sudah memperoleh
izin. 33Akuntan memiliki kewajiban untuk menganalisis laporan keuangan tersebut
sudah atau belum memenuhi standar akuntansi yang telah ditetapkan sehingga,
apabila sudah memenuhi standar tersebut maka laporan tersebut dapat digunakan
oleh para pihak untuk kepentingan PT tersebut. Pasal 68 angka 3 UUPT
menyatakan bahwa laporan atas hasil audit akuntan publik harus disampaikan
secara tertulis kepada RUPS melalui direksi.
Laporan keuangan terbagi atas beberapa jenis, yaitu :
1. neraca;
2. laporan laba rugi;
3. laporan perubahan modal;
4. laporan arus kas;
5. laporan catatan atas laporan keuangan.
Menurut James C. Van Horne, neraca adalah ringkasan posisi keuangan
perushaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total
kewajiban ditambah total ekuitas pemilik. 34 Neraca memiliki peranan penting
dalam perusahaan karena neraca menunjukkan kodisi keuangan perusahaan
dengan menampilkan hak,kewajiban dan harta yang dimiliki perusahaan.
Contohnya adalah aktiva lancar, aktiva tetap, piutang, modal, utang, dan lain-lain.

33
34

Ibid., hlm.18.
Ibid., hlm.30.

Universitas Sumatera Utara

Neraca dibuat dalam satu periode tertentu yakni dalam 1 (satu) tahun tetapi dapat
juga dibuat sebelum 1 (satu) tahun tergantung dengan ketentuan yang terdapat
dalam perusahaan tersebut.
Laporan laba rugi adalah laporan yang dibuat untuk menunjukkan
keuntungan dan kerugian yang didapat oleh perusahaan terhadap kegiatan dalam
perusahaan tersebut dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi menampilkan
asal dari pendapatan yang dimiliki oleh perusahaan beserta jumlahnya dan juga
menampilkan jumlah uang yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Laporan laba rugi memberikan laporan yang menunjukkan apakah suatu
perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian. Apabila pendapatan yang
diterima lebih besar dibandingkan pengeluarannya maka perusahaan untung dan
berlaku sebaliknya, apabila pengeluaran lebih besar daripada pendapatan maka
perusahaan rugi.
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan jumlah
modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Laporan ini hanya dibuat apabila
terdapat perubahan modal yang terjadi baik karena penambahan atau pengurangan
modal.
Laporan arus kas adalah laporan yang menujukkan segala sesuatu kegiatan
yang berhubungan dengan kas baik itu kas masuk maupun kas keluar. Kas masuk
berupa pendapatan ataupun hasil dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh
perusahaan sedangkan kas keluar berupa pengeluaran terhadap kegiatan usaha
yang dilakukan oleh perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Laporan catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang berisi
mengenai catatan dari laporan keuangan yang kurang jelas karena terkadang
dalam laporan keuangan terdapat beberapa hal yang kurang dimengerti sehingga
diperlukan laporan catatan yang memberikan penjelasan terhadap hal tersebut.
Neraca dan laporan laba rugi dari laporan keuangan setelah mendapat
pengesahan RUPS diumumkan dalam 1 (satu) surat kabar yang paling lambat
dilakukan 7 (tujuh) hari setelah pengesahan RUPS. Hal ini diatur dalam pasal 68
angka 4 dan 5 UUPT.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (selanjutnya disebut dengan IAI),
laporan keuangan sebagai pertanggung jawaban kepada pihak ekstern (luar
perusahaan) harus disusun sedemikian rupa sehingga memenuhi keperluan untuk
: 35
1. memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan
tertentu guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusankeputusan ekonomi;
2. menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan
perubahan-perubahan kekayaan bersih perusahaan;
3. menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam
menaksir kemampuan memperoleh laba dari perusahaan;

35

Djarwanto, Pokok-Pokok Analisis Keuangan Edisi 2 (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,
2004), hlm. 7.

Universitas Sumatera Utara

4. menyajikan informasi lain yang diperlukan mengenai perubahan-perubahan
dalam harta dan kewajiban, serta mengungkapkan informasi lain yang sesuai
dengan kepentingan pemakai.
Perusahaan besar yang banyak pemegang sahamnya, di samping laporan
keuangan yang telah disebutkan sebaiknya ditambah keterangan-keterangan
mengenai : 36
1. kondisi dan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi;
2. usaha-usaha yang lalu, sekarang, maupun yang akan datang;
3. luasnya produksi;
4. kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan;
5. penelitian dan pengembangan;
6. pemasaran (marketing) dan pengiklanan (advertising);
7. rencana-rencana dalam belanja modal dan pembelanjaan di masa-masa yang
akan datang;
8. kebijaksanaan mengenai dividen dan sebagainya.
Laporan keuangan yang telah disajikan wajib diaudit oleh akuntan publik.
UUPT tidak mewajibkan setiap perusahaan untuk melakukan audit terhadap
laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan
publik bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Pasal 68 UUPT
menyatakan bahwa direksi wajib menyerahkan laporan keuangan PT kepada
akuntan publik untuk diaudit apabila :

36

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

1. kegiatan usaha perseroan adalah menghimpun dan/atau mengelola dana
masyarakat;
2. perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat;
3. perseroan merupakan perseroan terbuka;
4. perseroan merupakan persero;
5. perseroan mempunyai aset dan/atau jumlah peredaran usaha dengan jumlah
nilai paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah); atau
6. diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

C. Transparansi dalam Pembuatan Laporan Perseroan Terbatas
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
(selanjutnya disebut dengan SAK). Standar Akuntansi Keuangan merupakan
aturan-aturan yang harus digunakan dalam pengukuran dan penyajian laporan
keuangan. Standar Akuntansi Keuangan juga berfungsi sebagai pedoman dan
acuan bagi pihak eksternal sebagai penjelasan dalam penyusunan laporan
keuangan dikarenakan perbedaan dalam penyusunan laporan keuangan sehingga
memudahkan pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan untuk membaca
dan menganalisis.
Menurut Dwi Martani,dkk, macam-macam standar akuntansi keuangan
yang berlaku di Indonesia adalah : 37

37

Dwi Martani, dkk, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (Jakarta : Salema
Empat, 2012) , hlm.16.

Universitas Sumatera Utara

1. SAK digunakan untuk entitas yang memiliki akuntabilitas publik yaitu entitas
terdaftar atau dalam proses pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia
(yang menggunakan dana masyarakat seperti asuransi, perbankan, dan dana
pensiun).
2. SAK untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP), yaitu entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan dalam penyusunan
laporan keuangan tujuan umum (general purpose financial statement).
3. SAK Syariah yaitu standar yang digunakan untuk entitas yang memiliki
transaksi syariah atau yang berbasis syariah. SAK Syariah terdiri atas
kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar
penyajian laporan keuangan, dan standar khusus transaksi syariah.
4. Standar Akuntansi Pemerintah (selanjutnya disebut dengan SAP) yaitu standar
akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan instansi
pemerintahan baik pusat maupun daerah.
Manfaat pembuatan laporan keuangan berdasarkan SAK adalah :
1. untuk keseragaman laporan keuangan;
2. untuk membantu auditor untuk memeriksa laporan keuangan;
3. untuk memudahkan pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan untuk
memahami dan menganalisis.
Sifat dan keterbatasan laporan keuangan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia
1984 adalah sebagai berikut: 38

38

Ikatan Akuntan Indonesia, Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (Jakarta:Rineka Cipta,
1991), hal.7.

Universitas Sumatera Utara

1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang
telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satusatunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari taksiran dan berbagai
pertimbangan.
4.Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula,
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta pos tertentu mungkin tidak
dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap
kelayakan laporan keuangan.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian; bila
terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba
bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
6. Laporan

keuangan

lebih

menekankan

pada

makna

ekonomis

suatu

peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas).
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan
pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari
informasi-informasi yang dihasilkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat
kesuksesan antar perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan
umumnya diabaikan.
Penyusunan

laporan

keuangan

dalam

perusahaanharus

memenuhi

kewajiban untuk menaati asas iktikad baik, asas kepantasan dan juga Good
Corporate Governance (selanjutnya disebut dengan GCG). GCG adalah cara
pengelolaan perusahaan yang memberikan jaminan terhadap sistem dan proses
pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan. Secara umum terdapat lima
prinsip dasar dari GCG yaitu: 39
1. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan
informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban

organ

perusahaan

sehingga

pengelolaan

perusahaan

terlaksana secara efektif.
3. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam
pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan
perundangan yang berlaku.
4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari
pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundanganundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

39

Fitrawansyah, Fraud & Auditing (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), hlm.73 dan 74.

Universitas Sumatera Utara

5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di
dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Prinsip GCG yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan
meningkatkan kualitas laporan keuangan serta dapat memenuhi hak para
pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat dan
transparan mengenai informasi segala kegiatan perusahaan yang juga merupakan
kewajiban dari perusahaan.
Transparansi dalam laporan keuangan adalah penyediaan informasi
perusahaan dengan terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi, jelas dan dapat
dimengerti sehingga memudahkan para pihak yang hendak menggunakan
informasi tersebut untuk pengambilan keputusan dalam perusahaan. Transparansi
dalam laporan keuangan juga merupakan cara bagi para investor untuk menilai
tingkat kesehatan perusahaan tersebut.
Transparansi dalam GCG harus menjamin adanya penyusunan laporan
keuangan yang akurat mengenai keadaan keuangan, kinerja perusahaan,
kepemilikan, dan pengelolaan. Salah satu bentuk dari pelaksanaan prinsip GCG
adalah memberikan akses informasi seluas-luasnya kepada masyarakat. Saat ini,
belum banyak perusahaan yang mengetahui manfaat dari disclosure atau
transparansi laporan keuangan.
Transparansi memiliki hubungan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu
full disclosure principle yang berarti penyusunan laporan keuangan dengan

Universitas Sumatera Utara

memberikan informasi yang lengkap untuk mempermudah dalam pengambilan
keputusan dalam perusahaan serta menghindarkan para pihak yang memerlukan
laporan keuangan menjadi tersesat atau keliru sehingga mengakibatkan kerugian.
Transparansi juga berhubungan dengan prinsip keandalan dalam prinsip akuntansi
yang dimana catatan atau laporan keuangan yang didasarkan atas data atau
informasi yang tersedia yang dapat dibuktikan atau ditelusuri kebenarannya
sehingga catatan atau laporan keuangan tersebut menjadi akurat dan berguna. 40

40

Konsep
dan
prinsip
akuntansi
dalam
GAAP,
https://www.academia.edu/8346110/Konsep_dan_prinsip_akuntansi_Dalam_GAAP_Generally_A
ccepted_Accounting_Principles (diakses tanggal 28 Maret 2016)

Universitas Sumatera Utara