Hubungan Hasil Kultur Urin dengan Jenis Batu Saluran Kemih di RSUP H. Adam Malik Medan

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Penyakit batu saluran kemih (BSK) merupakan kejadian terbentuknya batu

di sepanjang saluran kemih, seperti di tubulus ginjal, ureter dan kandung kemih
(Monk dan David, 2010). Penyakit ini adalah penyebab nyeri tersering ketiga
pada saluran kemih, dan umum dijumpai pada hewan maupun manusia (Stoller,
2008).
BSK merupakan agregat polycrystalline yang terbentuk dari beragam
kristaloid dan matriks. Terdapat beberapa jenis BSK yang utama berdasarkan
lokasi terbentuknya batu, yaitu BSK bagian atas yang meliputi batu ginjal hingga
ureter distal, dan BSK bagian bawah yang meliputi batu buli hingga uretra
(Stoller, 2008).
BSK hingga kini menjadi penyakit umum dengan prevalensi dan insidensi
yang meningkat di seluruh dunia, terutama negara-negara industri. Hal ini diduga

disebabkan dampak gaya hidup, pilihan makanan, dan akses ke layanan kesehatan
(Knoll, 2010). Contohnya, di Amerika Serikat, terjadi peningkatan kasus BSK
sebanyak 37% dalam 20 tahun terakhir (Straub & Hautmann dalam Gómez-Núñez
et al, 2011). Dalam laporan sebelumnya prevalensi BSK bervariasi antarlokasi

geografis, secara umum terjadi peningkatan jumlah kasus dari 8% menjadi 19%
pada laki-laki dan dari 3% menjadi 5% pada wanita di negara-negara Barat
(Trinchieri, 2008).
Di Indonesia sendiri, menurut Departemen Kesehatan RI (2004), jumlah
pasien rawat inap penderita BSK di rumah sakit seluruh Indonesia yaitu 17.059
penderita, dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,97%. Jumlah ini menurun pada
tahun 2006 menjadi 16.251 penderita rawat inap, dengan CFR 0,94%
(Departemen Kesehatan RI, 2007).
Kasus BSK sudah tercatat sejak tahun ribuan tahun sebelum masehi,
namun teori pembentukan BSK masih belum sepenuhnya dimengerti dan
mekanismenya berbeda-beda. Akan tetapi, pada dasarnya seluruh proses

Universitas Sumatera Utara

2


mineralisasi dalam konsep biologis memiliki kesamaan, yaitu adanya komponen
kristal dan matriks. Penelitian terbaru menunjukkan batu asam urat dan sistin
terbentuk melalui proses supersaturasi, dan batu struvit terbentuk dari
metabolisme bakteri. Adapun proses pembentukan batu kalsium lebih kompleks
dan belum sepenuhnya dimengerti (Knoll, 2010).
Terkait penyakit batu, ada satu kondisi medis yang sering dihubungkan,
yaitu kejadian infeksi saluran kemih (ISK). ISK ditandai dengan kehadiran bakteri
dalam urin, hingga infeksi parah ginjal beserta sepsis yang dihasilkan.
Kebanyakan ISK disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari flora tinja
usus bawah, seperti E.coli, Enterococcus faecalis, Klebsiella sp., Proteus sp, dan
Pseudomonas sp. (Jawetz, 2008).

Di dalam proses pembentukan BSK ini, sebenarnya ada saling keterkaitan
antara batu dan infeksi, masing-masing dapat sebagai reservoir dan yang lainnya
sebagai penyerta. Kemungkinan pertama adalah infeksi ascending bacteria ke
lokasi sumbatan batu. Ascending bacteria ini lalu mencapai permukaan batu,
menyisip di celahnya, dan menjadi bagian dari batu itu. Kemungkinan kedua
adalah bahwa bakteri urease penyebab ISK kronis mengubah pH urin,
meningkatkan presipitasi, sehingga terbentuklah batu (Gómez-Núñez et al, 2011).

Hal ini dibuktikan dengan hasil kultur urin pada pasien batu ginjal yang golongan
struvit

(MgNH4P04)

ditemukan

bakteri

seperti

Proteus,

Pseudomonas,

Providencia, Klebsiella, Staphylococci, dan Mycoplasma (Stoller, 2008).

Penelitian lain di daerah Asia, seperti Jepang, menemukan bahwa sebagian
besar BSK bagian atas memiliki komponen struvit, baik itu murni ataupun
campuran, yang sering dikaitkan dengan keberadaan bakteri pemecah urea

(Akagashi, 2004). Hal ini menimbulkan dugaan bahwa lokasi terbentuknya batu
akan berhubungan dengan komposisi batu dan jenis bakteri. Namun, ternyata
hubungan jenis batu berdasarkan lokasi, seperti batu ginjal dan batu ureter,
dengan bakteri dalam kultur urin masih jarang diteliti.
Dilatarbelakangi oleh masalah-masalah tersebut, penulis tertarik untuk
membahas mengenai hubungan bakteri pada kultur urin dengan berbagai jenis
BSK. Sehingga, tercetuslah ide untuk membuat suatu karya tulis ilmiah yang

Universitas Sumatera Utara

3

berjudul “Hubungan Hasil Kultur Urin dengan Jenis Batu Saluran Kemih di
RSUP H. Adam Malik Medan”
1.2.

Rumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan antara hasil kultur urin dengan berbagai jenis

BSK di RSUP H. Adam Malik Medan?


1.3.

Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara hasil kultur urin dengan berbagai jenis
BSK di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui distribusi pasien BSK di RSUP H. Adam Malik
Medan berdasarkan kelompok usia.
2. Untuk mengetahui distribusi pasien BSK di RSUP H. Adam Malik
Medan berdasarkan jenis kelamin.
3. Untuk mengetahui distribusi jenis BSK berdasarkan lokasi terbentuknya
batu pada pasien BSK di RSUP H. Adam Malik Medan
4. Untuk mengetahui angka kejadian ISK yang terjadi bersamaan dengan
penyakit batu pada pasien BSK di RSUP H. Adam Malik Medan
5. Untuk mengetahui distribusi jenis bakteri yang didapat dalam kultur
urin pasien BSK di RSUP H. Adam Malik Medan

6. Untuk mengetahui hubungan bakteri yang tumbuh pada kultur dengan
jenis BSK di RSUP H. Adam Malik Medan

1.4.

Manfaat Penelitian
1.

Sebagai informasi bagi klinisi tentang hubungan hasil kultur urin
dengan jenis BSK.

Universitas Sumatera Utara

4

2.

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan tatalaksana penyakit BSK
dan infeksi yang menyertainya.


3.

Sebagai bahan referensi tentang penelitian BSK selanjutnya.

4.

Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan
pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara