Efektivitas Pelayanan Jasa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank Tabungan Negara (Studi Pada Bank BTN Kantor Cabang Medan)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang
semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat
memanjang sekaligus dapat berdampak kurang menguntungkan. Sementara itu,
perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat dengan
tantangan yang semakin kompleks. Oleh karena itu, diperlukan berbagai
kebijakan dibidang ekonomi termasuk sektor perbankan, sehingga diharapkan
akan dapat memperbaiki dan memperkukukan perekonomian nasional.
Sektor perbankan yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga
intermediasi dan penunjang sistem pembayaran merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam proses pembangunan nasionl bidang ekonomi. Bank sebagai
lembaga intermediasi dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang
kekurangan dan memerlukan dana, jadi dengan demikian perbankan akan
bergerak dalam kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan bank
melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan sistem pembangunan bagi
semua sektor perekonomian.
Salah satu unsur pokok dalam kesejahteraan rakyat adalah terpenuhinya
kebutuhan masyarakat dalam bidang papan atau perumahan. Kebutuhan akan
perumahan pada masa sekarang ini merupakan masalah nasional. Terutama di

daerah perkotaan, yang seharusnya dicarikan solusinya baik oleh pemrintah

1
Universitas Sumatera Utara

bersama-sama dengan masyarakat selaku pengusaha maupun selaku konsumen
perumahan itu sendiri.
Jika dibandingkan dengan KPR Bank lain, Bank BTN merupakan bank
pertama yang mendapatkan delegasi khusus dari Departemen Keuangan untuk
membantu pemerintah dalam memprogramkan pengadaan rumah bagi rakyat
Indonesia utamanya fokus di soal perbankan. BTN segera bergerak cepat.
Invasi ke beberapa negara untuk study experience dilakukan seperti ke
Belanda dan negara maju lainnya guna mempelajari skema pembiayaan untuk
perumahan rakyat. Akhirnya setelah mempelajari berbagai konsep dan sistem,
tepat pada 10 Desember 1976 BTN secara resmi meluncurkan skim KPR nya
dengan proyek pertamanya di Semarang.
BTN sekian lama menjadi partner setia masyarakat dan membantu mereka
mewujudkan memiliki rumah impian yang meski saat ini masih juga ada yang
menyatakan sulit. Toh dibandingkan dengan yang belum terealisasi pengajuannya,
tercatat sudah ribuan keluarga yang kini tinggal layak dengan rumah yang layak

pula. BTN masih menjadi rujukan terpercaya untuk membantu masyarakat.
Melihat pada perkembang properti di Indonesia yang makin matang kian
harinya, BTN mengaku optimis masih akan terus digandeng sebagai rekan
perbankan ideal untuk masyarakat. Sebagai gambaran saja, sesuai data sensus
yang dilakukan oleh BPS tahun lalu ada deadlock sekitar 13 juta lebih untuk
memenuhi kebutuhan rumah di Indonesia. Sementara dari pihak pengembang
sendiri, mereka hanya mampu membangun sekitar 200 sampai 300 ribu unit.

2
Universitas Sumatera Utara

Kemudian, rata-rata kenaikan kebutuhan rumah itu mencapai 500 sampai
800 ribu unit dan masih akan terus naik karena penduduk setiap tahun selalu
bertambah. Untuk itu Bank BTN selaku mitra masyarakat untuk soal Perbankan
mengakui bahwa fakta tersebut menjadi peluang yang sangat bagus dalam upaya
BTN bersama pengembang membangun dan memberikan hunian yang layak bagi
masyarakat.
Pada awal bergulirnya program KPR BTN, skim pembiayaan masih
bersumber dari BTN dan masyarakat sendiri. Bank Dunia juga memberikan jatah
yang kemudian dana-dana terkumpul untuk KPR kepada masyarakat golongan

menengah ke bawah. Sampai kemudian pada tahun 2003 BTN mulai merubah
skim dengan nama subsidi selisih bunga (SSB).
Untuk golongan menengah ke bawah pemerintah membantu dengan
kebijakan KPR tersebut Artinya, model KPR dikonsep dengan bunga serendah
mungkin selama masa kredit dengan tujuan selama perjalanan kredit tidak terjadi
fluktuasi,

sehingga

diharapkan

pula

agar

masyarakat

bisa

memanage


penghasilannya sendiri untuk mengangsur dengan lebih baik. Ditambah lagi
kemungkinan gaji naik setiap tahun yang juga berperan besar dalam proses
kelancaran angsuran KPR masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada Undang –
undang tahun 2011 Nomor 1 pasal 54 ayat (3) tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman untuk membantu masyarakat berpenghasilan menengah bawah
termasuk masyarakat berpenghasilan rendah dalam perolehan rumah

3
Universitas Sumatera Utara

Pembelian rumah dari konsumen kepada perusahaan pengembang pada
dasarnya terdapat 2 (dua) cara yaitu : sistem tunai bertahap, yaitu dalam
melakukan pembelian rumah, konsumen membayarkan secara bertahap dengan
jangka waktu antara 6 bulan sampai 1 tahun. Sistem kredit pemilikan rumah,
dalam sistem ini konsumen membeli rumah dengan cara kredit yang
pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, yaitu antara 5 tahun
sampai dengan 12 tahun. Kredit kepemilikan rumah yang ditawarkan pihak
perusahaan pengembang dengan didukung pendananya oleh pihak bank
merupakan salah satu solusi bagi calon konsumen perumahan untuk dapat segera

memiliki perumahan. Proses pembelian rumah antara konsumen dengan
perusahaan pengembang dimana dalam perjanjian

tersebut telah disepakati

tentang tanah dan bangunan, dimana bangunan gedung yang harus memenuhi
persyaratan sebagai mana dapat dilihat pada undang-undang Pasal 7 ayat 1 yaitu
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung
Tahun 2010, rasio kecukupan modal (CAR) Bank BTN tercatat sebesar
16,74%. Rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Bank BTN per 31 Desember
2010 sebesar 108,42. Sesuai komitmen Bank BTN untuk menjadi pemimpin pasar
pembiayaan perumahan di Indonesia yang telah menjadi fokus usaha sejak tahun
1974, maka di tahun 2010 Bank BTN secara konsisten kembali menempati posisi
pertama sebagai bank dengan pangsa pasar tertinggi (27%) dalam penyaluran
kredit pemilikan rumah (KPR) di Indonesia. Total pinjaman yang disalurkan
meningkat sebesar 26,55% mencapai Rp 51,55 triliun dibanding periode yang
sama di akhir tahun 2009 sebesar Rp 40,73 triliun. Pencapaian ini jauh di atas

4

Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan kredit secara nasional yang hanya berkisar di angka 22% di tahun
2010. Selain itu, Bank BTN sangat dominan dalam penyaluran KPR Subsidi
dimana menguasai 97% total pemberian KPR subsidi baru hingga 31 Desember
2010.
Mengacu kepada strategi bisnis 2012, Bank BTN menargetkan komposisi
antara kredit perumahan dengan kredit non-perumahan maksimal di posisi 85% :
15%. Hingga akhir Desember 2010, 90,9% kredit yang disalurkan merupakan
kredit perumahan yang terdiri dari 72,69% untuk KPR, 11,03% untuk kredit
konstruksi perumahan serta sisanya kredit bagi industri terkait perumahan. Tujuan
kami mendiversifikasikan kredit pada kredit non perumahan maksimal sebesar
15% dari total penyaluran kredit adalah untuk mengurangi risiko konsentrasi
pinjaman, mengurangi maturity mismatch dan meningkatkan Net Interest Margin
(NIM). Namun hal ini tidak mengurangi fokus dalam menjadi pemimpin dalam
pembiayaan perumahan di Indonesia.
Prinsip kehati-hatian mewarnai Bank BTN dalam menjalankan fungsi
intermediasi perbankan yang tercermin dari stabilnya angka rasio kredit
bermasalah/ Net Performing Loan (NPL) di angka 3,26% di tengah tingginya
pertumbuhan kredit sepanjang 2010. Dari sisi pelayanan bagi nasabah kredit, di

tahun 2010 Bank BTN melanjutkan upaya percepatan proses kredit melalui
program Loan Origination System (eLoan) seraya melakukan penyempurnaan
Credit Scoring Model (CSM). Standarisasi proses aplikasi kredit 1 - 5 - 1 (1 hari
persetujuan kredit, maksimal 5 hari proses kredit setelah dokumen lengkap, 1 hari
proses pencairan kredit) juga terus ditingkatkan penerapannya di seluruh kantor
cabang Bank BTN.

5
Universitas Sumatera Utara

KPR BTN merupakan bank yang khusus menyediakan kredit perumahan
dan property bagi nasabahnya. Bagi nasabah yang ingin memiliki rumah sendiri
tapi tak memiliki uang yang cukup untuk memiliki secara kontan, bisa
mengajukan kredit ke bank KPR BTN. Bank KPR BTN merupakan perusahaan
BUMN yang memang bergerak dalam pembiayaan kredit perumahan dan property
yang diakui kinerjanya dan dijamin oleh pemerintah
Jadi memang lebih bijak mengajukan kredit rumah melalui KPR BTN
karena tingkat suku bunga dan masa kredit lebih ringan. Memang rumah
merupakan salah satu dari lima kebutuhan pokok manusia. Rumah yang sehat dan
nyaman adalah damabaan bagi semua orang. Namun sayangnya sekarang ini

memiliki rumah sendiri merupakan mimpi yang mahal. Terutama bagi kalangan
menengah ke bawah. Oleh karena itu sebagagian nasabah KPR BTN adalah dari
golongan pegawai negeri sipil, pengusaha menengah dan pegawai swasta dan
masih banyak lagi.
Seiring dengan kemajuan zaman, nasabah yang datang ke BTN tak hanya
sekedar menabungkan dananya melainkan juga mengajukan kredit, melainkan
kebutuhan jasa perbankan lainnya, seperti, kartu kredit, money charger, giro dan
lain sebagainya. Namun produk unggulangan adalah KPR yang terbagi atas KPR
BTN sejahtera dan KPR BTN Platinum.
Seperti lembaga perbankan lainnya, Bank BTN juga melayani jasa di
bidang financial dan kredit. Namun yang menjadi pembedaan adalah fasilitas
KPR BTN dalam istilah marketingnya adalah diferential product. KPR BTN
menjadi jembatan penghubung antara mimpi dan kenyataan mendapatkan rumah
pribadi masyarakat Indonesia. Terutama bagi nasabah yang bergaji menengah

6
Universitas Sumatera Utara

seperti PNS atau nasabah dari golongan kelas bawah namun memiliki prospek
pemasukan yang bagus karena usahanya stabil.

Fungsi KPR BTN di kota besar di Indonesia sangatlah membantu
masyarakat Indonesia untuk mendapatkan hunian sendiri. Seperti anda ketahui
harga tanah di kota besar Indonesia seperti di Sumatera Utara cenderung mahal
dan tiap tahun naik. Otomatis golongan masyarakat kelas menengah sangat berat
membeli hunian dengan pembayaran kontan.
Pemerintah mengerti betul akan masalah kepemilikan hunian pribadi bagi
masyarakat golongan menengah ke bawah. Oleh karena itu melalui KPR BTN,
pemerintah menyediakan dana untuk dipakai sebagai pinjaman pembelian rumah
pribadi dan property. Posisi KPR BTN sebagai lembaga pembiayaan kredit
pembelian rumah dengan harga yang terjangkau dengan bunga kredit yang kecil.
Berdasarkn latar belakang masalah yag telah diuraikan di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul,”Efektivitas Pelayanan
Jasa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank Tabungan Negara”. (Studi
Pada Bank BTN Kantor Cabang Medan).

1.2.Perumusan Masalah
Pada dasarnya penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data
yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Kedudukan
masalah yang akan diteliti sangat sentral dalam suatu penelitian. Oleh karena itu,
pemilihan masalah penelitian haruslah dipertimbangkan secara sungguh-sungguh.

(Faisal, 2007: 37).

7
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah,”Bagaimana Efektivitas
Pelayanan Jasa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank Tabnungan Negara.
(Studi Pada Bank BTN Cabang Medan)”.

1.3.Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentunya mempunyai sasaran yang
hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui
sebelumnya, suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya
bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu
pengertahuan itu sendiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab perumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, yakni untuk menganalisis Efektivitas Pelayanan Jasa
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank Tabungan Negara (Studi Pada Bank
BTN Cabang Medan)”


1.4.Manfaat Penelitian
Selain dari tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, ada juga manfaat
yang diharapkan yakni:
1. Manfaat secara Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan bagi
pemerintah atau lembaga-lembaga lain yang membutuhkan serta menjadi

8
Universitas Sumatera Utara

acuan dalam merencanakan efektivitas pelayanan jasa Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) pada Bank Tabungan Negara kantor Cabang Medan.
2. Manfaat secara Akademis
Sebagai suatu tahapan untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan berfikir dan bahan referensi yang kemudian dituangkan
dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai syarat untuk menyelesaikan studi
Strata-1

di

Departemen

Ilmu

Administrasi

program

studi ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.

1.5.Kerangka Teori
Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub pokok,
sub variable atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2002: 92)
Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah
yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan
referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan
pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang
diteliti. Adapun kerangka teori dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1.5.1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas (berjenis kata benda) berasal dari kata dasar efektif (kata sifat).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga tahun 2003: 284 Efektif
adalah

9
Universitas Sumatera Utara

1. ‘ada efeknya’ (akibatnya, pengaruhnya, kesannya);
2. ‘manjur atau mujarab’ (tt obat);
3. ‘dapat membawa hasil; berhasil guna’ (tt usaha, tindakan); ‘mangkus’;
4. ‘mulai berlaku’ (tt undang-undang, peraturan).

Sementara itu, efektivitas memiliki pengertian ‘keefektifan’. Keefektifan
adalah
1. ‘keadaan berpengaruh’; ‘hal berkesan’;
2. ‘kemanjuran’; ‘kemujaraban’ (tt obat);
3. ‘keberhasilan’ (tt usaha, tindakan); ‘kemangkusan’;
4. ‘hal mulai berlakunya’ (tentang undang-undang, peraturan.

Sondang P. Siagian (2001 : 24) Efektivitas adalah pemanfaatan sumber
daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankannya
Abdurahmat (2003:92) Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya,
sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.
Richard M. Steers, (1985 : 46) Efektivitas adalah “sejauh mana organisasi
melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau mencapai semua sasaran”.
Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi
kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya

10
Universitas Sumatera Utara

yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya”
(Kurniawan, 2005:109).
Menurut Ravianto (1989:113) pengertian efektivitas adalah seberapa baik
pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai
dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat
diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya.
Hidayat (1986) Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.
Schemerhon John R. Jr. (1986:35) Efektifitas adalah pencapaian target
output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya
(OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut
efektif ”.
Prasetyo Budi Saksono (1984) Efektifitas adalah seberapa besar tingkat
kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input.
Gibson (2002) Efektivitas adalah pencapaian sasaran yang telah disepakati
atas usaha bersama.
Hidayat (1996), Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai.
Memperhatikan pendapat para ahli di atas, bahwa konsep efektivitas
merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional, artinya dalam
mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki
walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan. Kata efektif

11
Universitas Sumatera Utara

sering dicampur adukkan dengan kata efisien walaupun artinya tidak sama,
sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif.

1.5.2. Pendekatan Terhadap Efektivitas
Pendekatan efektivitas dilakukan dengan acuan berbagai bagian yang
berbeda dari lembaga, dimana lembaga mendapatkan input atau masukan berupa
berbagai macam sumber dari lingkungannya. Kegiatan dan proses internal yang
terjadi dalam lembaga mengubah input menjadi output atau program yang
kemudian dilemparkan kembali pada lingkungannya.
1. Pendekatan sasaran (Goal Approach)
Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil
merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalam
pengukuran efektivitas dimulai dengan identifikasi sasaran organisasi dan
mengukur tingkatan keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut.
Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas dengan
pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil maksimal
berdasarakan sasaran resmi “Official Goal” dengan memperhatikan permasalahan
yang ditimbulkannya, dengan memusatkan perhatian terhadap aspek output yaitu
dengan mengukur keberhasilan programdalam mencapai tingkat output yang
direncanakan. Dengan demikian, pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana
organisasi atau lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.

12
Universitas Sumatera Utara

2. Pendekatan Sumber (System Resource Approach)
Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu
lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya. Suatu
lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara
keadaan dan system agar dapat menjadi efektif.
Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu
lembaga terhadap lingkungannya, karena lembaga mempunyai hubungan yang
merata dalam lingkungannya dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber
yang terdapat pada lingkungan seringkai bersifat langka dan bernilai tinggi.
3. Pendekatan Proses (Internal Process Approach)
Pendekatan proses menganggap sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan
dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan
dengan lancer dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara
terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan
memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber
yang dimiliki lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan
lembaga

1.5.3. Pengertian Pelayanan
Pelayanan merupakan ujung tombak dari upaya pemuasan
pelanggan dan sudah merupakan keharusan yang wajib dioptimalkan baik
oleh individu maupun organisasi, karena dari bentuk pelayanan yang

13
Universitas Sumatera Utara

diberikan tercermin kualitas individu atau organisasi yang memberikan
pelayanan.
Pengertian pelayanan menurut Sianipar (1998: 4) adalah sebagai
berikut:
“Cara melayani, menyiapkan atau menjamin keperluan seseorang
atau sekelompok orang. Melayani adalah meladeni atau membantu mengurus
keperluan atau kebutuhan seseorang sejak diajukan permintaan sampai
penyampaian atau penyerahannya”.
Menurut The Liang Gie ( 1997 : 23 ) yang mendefinisikan pelayanan sebagai
berikut “Pelayanan bagi masyarakat atau kegiatan dari organisasi yang dilakukan
untuk mengamalkan dan mengabdikan diri pada masyarakat”.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah cara
melayani,

membantu

menyiapkan,

mengurus,

menyelesaikan

keperluan,

kebutuhan seseorang atau sekelompok orang artinya objek yang dilayani adalah
masyarakat yang terdiri dari individu, golongan dan organisasi ( sekelompok
organisasi).
Kegiatan pelayanan dalam suatu organisasi memiliki peran penting dan
strategi, terutama bagi organisasi yang berorientasi pada pelayanan jasa, hal itu
tercermin pada pengertian pelayanan yang dikemukakan oleh Moenir ( 2000: 12)
pelayanan adalah setiap kegiatan oleh pihak lain yang ditujukan untuk memenuhi
kepentingan orang banyak, pelayanan ini sifatnya selalu kolektif, sebab pelayanan
kepentingan itu masih termasuk dalam rangka pemenuhan hak dan kebutuhan
bersama dalam pengertian pelayanan

14
Universitas Sumatera Utara

1.5.4. Kredit Pemilikan Rumah
1.5.4.1.Pengertian Kredit Pemilikan Rumah
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang
diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli
atau memperbaiki rumah. Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR:
1. KPR Subsidi
Yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan
menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau
perbaikan rumah yang telah dimiliki.
2. KPR Non Subsidi
Yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan
KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku
bunga dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan (www.bi.go.id, diakses
pada tanggal 14 Maret 2013)
1.5.4.2.Persyaratan KPR
Secara umum persyaratan dan ketentuan yang diperlakukan oleh bank
untuk nasabah yang akan mengambil KPR relatif sama. Baik dari sisi administrasi
maupun dari sisi penentuan kreditnya. Untuk mengajukan KPR, pemohon harus
melampirkan:
1. KTP suami dan atau istri (bila sudah menikah)
2. Kartu Keluarga
3. Keterangan penghasilan atau slip gaji.

15
Universitas Sumatera Utara

4. Laporan keuangan (untuk wiraswasta)
5. NPWP Pribadi (untuk kredit di atas Rp. 100 juta)
6. SPT PPh Pribadi (untuk kredit di atas Rp. 50 juta).
7. Foto kopi sertifikat induk dan atau pecahan (bila membelinya dari developer)
8. Foto kopi sertifikat (bila jual beli perorangan)
9. Foto kopi IMB

1.5.4.3.Biaya Proses KPR
Pada umumnya fasilitas KPR pemohon akan dikenakan beberapa biaya,
diantaranya: biaya appraisal, biaya notaris, provisi bank, biaya asuransi
kebakaran, biaya premi asuransi jiwa selama masa kredit.

1.5.4.4.Keuntungan KPR
1. Tidak perlu dana besar untuk memiliki rumah. Rumah merupakan sebuah aset
yang memiliki nilai yang sangat besar. Karena nilainya besar itu pulalah, harga
sebuah rumah tentu juga tidak semurah komoditi lainnya. Sebuah rumah di jogja
misalnya, harga dari tipe 36 bisa mencapai beberapa ratus juta. Tentu tidak semua
orang mempunyai uang sebesar itu. Namun disinilah keuntungan KPR tersebut.
KPR bisa membuat orang langsung memiliki rumah dengan dana yang tidak
besar. Asal lulus syarat KPR, seseorang bisa memiliki sebuah rumah tanpa dana
yang besar diawal.

16
Universitas Sumatera Utara

2. Bisa langsung ditempati dengan membeli sebuah rumah secara KPR kita bisa
langsung menempatinya tanpa harus menunggu KPR tersebut lunas. Sama seperti
ketika kita mengkredit sebuah kendaraan bermotor. Hanya saja, memang syarat
KPR lebih "njlimet" daripada syarat dari kredit lainnya.
3. Nilainya meningkat terus Selain emas, properti adalah sebuah komoditi yang
nilainya tahan terhadap inflasi. Dengan nilai yang terus meningkat dibandingkan
dengan uang kertas, properti atau rumah bisa menjadi tabungan masa depan yang
lebih prospektif dibandingkan deposito manapun. Ini karena deposito masih
terikat oleh sistem uang sedangkan properti tidak. Dengan membeli rumah secara
KPR, kita seperti menabung dengan kenaikan investasi yang signifikan. Tentu
didalam memilih sebuah rumah untuk dibeli, kita juga perlu mempertimbangkan
aspek peningkatan dari investasi tersebut. Karena sama seperti investasi lainnya,
properti juga merupakan investasi yang memiliki resiko dan peluang. Dengan
mengetahui dan mengendalikan peluang investasi properti ini kita bisa
memperolah keuntungan KPR yang lebih nyata.
4. Terkadang rumah yang dibeli bisa mencicil sendiri ini adalah perpaduan antara
manfaat KPR no 3 yang telah kita sebutkan diatas dengan perpaduan jiwa bisnis.
Jiwa bisnis yang dimaksud di sini adalah adanya kecermatan kita dalam
menangkap peluang untuk menyewakan sebuah rumah. Di berbagai buku properti
dapat kita temu berbagai kasus yang menyebutkan bahwa beberapa rumah yang
strategis memiliki potensi untuk memiliki nilai sewa yang sangat tinggi. Jika nilai
sewa ini lebih tinggi daripada besarnya biaya angsuran KPR, dapat dikatakan
bahwa rumah tersebut mencicil angsurannya sendiri.

17
Universitas Sumatera Utara

1.5.4.5. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Bila membeli rumah dari perorangan, pastikan bahwa sertifikat yang ada tidak
bermasalah dan ada IMB sesuai dengan kondisi bangunan yang ada. Bila membeli
rumah dari Developer, pastikan bahwa Developer dimaksud telah mempunyai
ijin-ijin, antara lain :
a. Ijin Peruntukan Tanah : Ijin Lokasi, Aspek Penata-gunaan lahan, Site Plan
yang telah disahkan, dsb.
b. Prasarana sudah tersedia
c. Kondisi tanah matang
d. Sertifikat tanah minimal SHGB atau HGB Induk atas nama developer
e. IMB Induk
f. Kenali reputasi penjual (perorangan atau developer).
g. Jangan melakukan transaksi jual beli di bawah tangan, artinya apabila
rumah yang akan dibeli masih dalam status dijaminkan di bank, maka
lakukanlah pengalihan kredit pada Bank yang bersangkutan dan dibuat
akte jual beli di hadapan notaris. Jangan sekali-kali melakukan transaksi
pengalihan kredit “di bawah tangan”, artinya atas dasar kepercayaan saja
dan tanda buktinya hanya berupa kwitansi biasa, karena bank tidak
mengakui transaksi yang seperti ini.
Disebarkan (www.bi.go.id, diakses pada tanggal 14 Mei 2013, jam 20:59

18
Universitas Sumatera Utara

1.5.5. Standar Operasional Prosedur
Paradigma governance membawa pergeseran dalam pola hubungan antara
pemerintah dengan masyarakat sebagai konsekuensi dari penerapan prinsipprinsip corporate governance. Penerapan prinsip corporate governance juga
berimplikasi

pada

perubahan

manajemen

pemerintahan

menjadi

lebih

terstandarisasi, artinya ada sejumlah kriteria standar yang harus dipatuhi instansi
pemerintah dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya. Standar kinerja ini
sekaligus dapat untuk menilai kinerja instansi pemerintah secara internal mupun
eksternal. Standar internal yang bersifat prosedural inilah yang disebut dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP).
Perumusan SOP menjadi relevan karena sebagai tolok ukur dalam menilai
efektivitas dan efisiensi kinerja instansi pemerintah dalam melaksanakan program
kerjanya. Secara konseptual prosedur diartikan sebagai langkah - langkah
sejumlah instruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki. Proses
yang dikehendaki tersebut berupa pengguna-pengguna sistem proses kerja dalam
bentuk aktivitas, aliran data, dan aliran kerja. Prosedur operasional standar adalah
proses standar langkah - langkah sejumlah instruksi logis yang harus dilakukan
berupa aktivitas, aliran data, dan aliran kerja.
Dilihat dari fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem kerja & aliran
kerja yang teratur, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan; menggambarkan
bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan
yang berlaku; menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung;
sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan

19
Universitas Sumatera Utara

harian sebagaimana metode yang ditetapkan; menjamin konsistensi dan proses
kerja yang sistematik; dan menetapkan hubungan timbal balik antar Satuan Kerja.
Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem,
mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu
tugas untuk mencapai tujuan instansi pemerintah. SOP sebagai suatu
dokumen/instrumen memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang
bersifat efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar yang sudah baku.
Pengembangan instrumen manajemen tersebut dimaksudkan untuk memastikan
bahwa proses pelayanan di seluruh unit kerja pemerintahan dapat terkendali dan
dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai suatu instrumen
manajemen, SOP berlandaskan pada sistem manajemen kualitas (Quality
Management System), yakni sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktekpraktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian
dari suatu proses dan produk (barang dan/atau jasa) terhadap kebutuhan atau
persyaratan tertentu. Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari
proses kerja.
Hal ini mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar
kerja. Sistem ini berlandaskan pada pencegahan kesalahan, sehingga bersifat
proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Secara konseptual,
SOP merupakan bentuk konkret dari penerapan prinsip manajemen kualitas yang
diaplikasikan untuk organisasi pemerintahan Oleh karena itu, tidak semua prinsipprinsip manajemen kualitas dapat diterapkan dalam SOP karena sifat organisasi
pemerintah berbeda dengan organisasi privat. Tahap penting dalam penyusunan

20
Universitas Sumatera Utara

Standar operasional prosedur adalah melakukan analisis sistem dan prosedur
kerja, analisis tugas, dan melakukan analisis prosedur kerja.
1. Analisis Sistem dan Prosedur Kerja
Analisis sistem dan prosedur kerja adalah kegiatan mengidentifikasikan
fungsi fungsi utama dalam suatu pekerjaan, dan langkah-langkah yang diperlukan
dalam melaksanakan fungsi sistem dan prosedur kerja. Sistem adalah kesatuan
unsur atau unit yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi sedemikian
rupa, sehingga muncul dalam bentuk keseluruhan, bekerja, berfungsi atau
bergerak secara harmonis yang ditopang oleh sejumlah prosedur yang diperlukan,
sedang prosedur merupakan urutan kerja atau kegiatan yang terencana untuk
menangani pekerjaan yang berulang .
2. Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan proses manajemen yang merupakan penelaahan
yang mendalam dan teratur terhadap suatu pekerjaan, karena itu analisa tugas
diperlukan dalam setiap perencanaan dan perbaikan organisasi. Analisa tugas
diharapkan dapat memberikan keterangan mengenai pekerjaan, sifat pekerjaan,
syarat pejabat, dan tanggung jawab pejabat. Di bidang manajemen dikenal
sedikitnya 5 aspek yang berkaitan langsung dengan analisis tugas yaitu :
a. Analisa tugas, merupakan penghimpunan informasi dengan sistematis dan
penetapan seluruh unsur yang tercakup dalam pelaksanaan tugas khusus.
b. Deskripsi tugas, merupakan garis besar data informasi yang dihimpun dari
analisa tugas, disajikan dalam bentuk terorganisasi yang mengidentifikasikan
dan menjelaskan isi tugas atau jabatan tertentu. Deskripsi tugas harus disusun

21
Universitas Sumatera Utara

berdasarkan fungsi atau posisi, bukan individual; merupakan dokumen umum
apabila terdapat sejumlah personel memiliki fungsi yang sama; dan
mengidentifikasikan individual dan persyaratan kualifikasi untuk mereka serta
harus dipastikan bahwa mereka memahami dan menyetujui terhadap
wewenang dan tanggung jawab yang didefinisikan itu.
c. Spesifikasi tugas berisi catatan-catatan terperinci mengenai kemampuan
pekerja untuk tugas spesifik
d. Penilaian tugas, berupa prosedur penggolongan dan penentuan kualitas tugas
untuk menetapkan serangkaian nilai moneter untuk setiap tugas spesifik dalam
hubungannya dengan tugas lain
e. Pengukuran kerja dan penentuan standar tugas merupakan prosedur penetapan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas dan menetapkan
ukuran yang dipergunakan untuk menghitung tingkat pelaksanaan pekerjaan.
Melalui analisa tugas ini tugas-tugas dapat dibakukan, sehingga dapat dibuat
pelaksanaan tugas yang baku. Setidaknya ada dua manfaat analisis tugas
dalam penyusunan standar operasional prosedur yaitu membuat penggolongan
pekerjaan yang direncanakan dan dilaksanakan serta menetapkan hubungan
kerja dengan sistematis.
3. Analisis Prosedur Kerja
Analisis prosedur kerja adalah kegiatan untuk mengidentifikasi urutan
langkah-langkah pekerjaan yang berhubungan apa yang dilakukan, bagaimana
hal tersebut dilakukan, bilamana hal tersebut dilakukan, dimana hal tersebut
dilakukan, dan siapa yang melakukannya. Prosedur diperoleh dengan
merencanakan terlebih dahulu bermacam-macam langkah yang dianggap perlu

22
Universitas Sumatera Utara

untuk melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian prosedur kerja dapat
dirumuskan sebagai serangkaian langkah pekerjaan yang berhubungan,
biasanya dilaksanakan oleh lebih dari satu orang, yang membentuk suatu cara
tertentu dan dianggap baik untuk melakukan suatu keseluruhan tahap yang
penting. Analisis terhadap prosedur kerja akan menghasilkan suatu diagram
alur (flow chart) dari aktivitas organisasi dan menentukan hal-hal kritis yang
akan mempengaruhi keberhasilan organisasi. Aktivitas-aktivitas kritis ini perlu
didokumetasikan dalam bentuk prosedurprosedur dan selanjutnya memastikan
bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas itu dikendalikan oleh prosedur-prosedur
kerja yang telah terstandarisasi Prosedur kerja merupakan salah satu
komponen penting dalam pelaksanaan tujuan organisasi sebab prosedur
memberikan beberapa keuntungan antara lain memberikan pengawasan yang
lebih baik mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana hal tersebut
dilakukan; mengakibatkan penghematan dalam biaya tetap dan biaya
tambahan; dan membuat koordinasi yang lebih baik di antara bagian-bagian
yang berlainan. Dalam menyusun suatu prosedur kerja, terdapat beberapa
prinsip yang harus diperhatikan yaitu :
a. Prosedur kerja harus sederhana sehingga mengurangi beban pengawasan;
b. Spesialisasi harus dipergunakan sebaik-baiknya;
c. Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu;
d. Berusaha mendapatkan arus pekerjaan yang sebaik-baiknya;
e. Mencegah kekembaran (duplikasi) pekerjaan;
f. Harus ada pengecualian yang seminimun-minimunya terhadap peraturan;
g. Mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu;

23
Universitas Sumatera Utara

h. Prosedur harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang berubah;
i. Pembagian tugas tepat;
j. Memberikan pengawasan yang terus menerus atas pekerjaan yang dilakukan;
k. Penggunaan urutan pelaksanaan pekerjaaan yang sebaik-baiknya;
.

1.6.Definisi Konsep
Konsep

merupakan

istilah

dan

definisi

yang

digunakan

untuk

menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu
yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial. Melalui konsep ini kemudian peneliti
diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu
istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya
(Singarimbun, 1995: 33). Oleh karena itu, untuk menemukan batasan yang lebih
jelas maka penulis dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang
penulis teliti, maka penulis mengemukakan defenisi konsep dari penelitian ini
yaitu :
Efektifitas adalah tingkatan sejauh mana suatu organisasi dapat
melaksanakan kegiatan atau fungsi- fungsinya sehingga dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan secara optimal alat alat
dan sumber-sumber yang ada.
Pelayanan jasa KPR adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, membantu masyarakat yang tidak mampu untuk

24
Universitas Sumatera Utara

memiliki rumah yang layak serta memiliki rumah dengan cicilan suku bunga
Bank yang ringan dan dana yang rendah.
Maka dapat disimpulkan, efektifitas pelayanan jasa KPR adalah tingkatkan
sejauh mana suatu organisasi dapat melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsinya
dalam memelihara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membantu
masyarakat yang tidak mampu untuk memiliki rumah yang layak serta memiliki
rumah dengan biaya cicilan bunga Bank yang ringan dan dana yang rendah

25
Universitas Sumatera Utara

1.7.Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalh sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, dan
sistematika penulisan

BAB II : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum mengenai karakteristik
lokasi penelitian
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan
dokumentasi yang akan dianalisis.
BAB V : ANALISA DATA
Bab ini memuat analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dan
memberikan interpretasi atas permasalahan yang ditelliti

26
Universitas Sumatera Utara

BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang akan diperoleh dari hasil
penelitian

27
Universitas Sumatera Utara