Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Ibu Dalam Merawat Diri dan Bayinya Se Periode Nifas di RSUD Dr. Pirngadi Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Masa nifas adalah periode yang dimulai dari akhir persalinan sampai
dengan kembalinya organ-organ reproduktif ke keadaan sebelum hamil.
Periodeini berlangsung 6 minggu setelah persalinan (Stright, 2005). Sedangkan
masa nifas dini (early postpartum) adalah periode kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (Mochtar, 1998). Periode ini berlangsung
pada minggu pertama pasca persalinan (Widjanarko, 2009).
Masa nifas dapat dibagi menjadi periode pasca persalinan, periode nifas
dini, dan periode nifas lanjut. Pada masa ini pemulihan kesehatan merupakan hal
yang sangat penting bagi ibu, sebab pada masa kehamilan dan persalinan telah
terjadi perubahan fisik dan psikologis (Ambawati & Wulandari, 2009).
Perubahan fisik yang terjadi pada ibu selama nifas yaitu organ reproduksi
kembali keadaan sebelum hamil (normal) yang disebut involusi, atau tinggi
fundus berada ditengah-tengah antara simfisis dan umbilikus setelah kontraksi
umunya pada multipara dan ibu menyusui pada satu jam post partum tinggi
fundus berada di garis tengah umbilikus, kontaksi dan kosistensi kuat dalam
waktu 12 jam kurang dari 1 cm di atas umbilikus, dan setelah hari ke dua, tinggi
fundus berkurang 1 cm/hari dan tidak teraba lagi di perut pada hari ke 10, Serviks

mengalami edema setelah melahirkan, vagina ruge muncul kembali dalam 3
minggu, Vagina kembali ke dekat ukuran prahamil pada 6 sampai 8 minggu
setelah melahirkan, tapi akan selalu tetap sedikit lebih besar, produksi mukus
1

Universitas Sumatera Utara

2

yang normal biasanya kembali dengan ovulasi, perineum tanpa episiotomi
biasanya kemerahan, debit, atau edema, kebanyakan penyembuhan terjadi dalam
2 minggu pertama, laserasi akan mungkin ada tingkat pertama melalui kulit dan
truktur yang dangkal ke otot derajat kedua meluas melalui spinter anal dan juga
melibatkan dinding rectum anterior (Smith, 2000).
Secara psikologis, setelah melahirkan adaptasi psikologis yang terjadi
yaitu fase taking in, dimana pada pase ini fokus perhatian ibu pada dirinya sendiri.
fase taking hold yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan dimana ibu

merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam
merawat bayi. Fase letting go yaitu menerima tanggung jawab dan ibu mulai

menyesuaikan diri dan keinginan merawat bayinya meningkat pada fase ini
(Ambawati & Wulandari, 2009).
Perubahan secara psikologis disebabkan oleh kehamilan dan melewati
masa persalinan. Menghadapi kondisi saat persalinan sering kali seorang wanita
mengalami guncangan kejiwaan atau perubahan perasaan disertai harus
menghadapi perubahan peran sebagai ibu (Rukiah, dkk, 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa
menjadi orang tua adalah respon dan dukungan dari keluarga dan teman;
hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi; pengalaman
melahirkan dan membesarkan anak yang lalu; pengaruh budaya (Rukiah, dkk
2011). Selain faktor di atas bobak (2004), mengatakan usia juga dapat
mempengaruhi susksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua, usia ibu
sangat mempengaruhi hasil akhir kehamilan. Ibu dan bayi dianggap beresiko

Universitas Sumatera Utara

3

tinggi jika ibu berusia remaja atau berusia lebih dari 35 tahun. Beberapa ibu yang
telah berusia merasa bahwa merawat bayi baru lahir melelahkan secara fisik,

disini banyak wanita yang berusia belum dapat melakukan perawatan mandiri diri
dab bayinya selama priode nifas (Bobak, 2004).
Orem mendeskripsikan perawatan diri sebagai suatu aktivitas yang dimulai
secara individu dan dilakukan di atas kepentingan mereka sendiri dalam
memelihara hidupnya, mencapai fungsi yang menyeluruh, dan meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan. Kemampuan mandiri merupakan suatu hal yang
perlu dipelajari. Mengacu pada hal tersebut maka konsep ini dapat digunakan
sebagai dasar dalam meningkatkan dan memberi kemampuan kepada ibu yang
melakukan perawatan mandiri selama masa nifas (Shvoong, 2009).
Teori orem menjelaskan pelayanan keperawatan penting saat klien tidak
dapat memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan atau sosial, dan
perawat harus mengidentifikasi tentang kebutuhan klien tujuan keperawatannya
adalah untuk meningkatkan kemampuan klien untuk mendapatkan kebutuhannya
(Orem, 2001) dalam Poter & Perry, 2009).
Kemandirian ibu nifas dalam merawat diri dan bayinya dipengaruhi oleh
usia ibu, tipe persalinan, dukungan, pengetahuan ibu, kondisi bayi, jumlah
persalinan, tingkat kelelahan kondisi fisik ibu. Tindakan seksio sesarea
mempengaruhi kesehatan fisik ibu yang akan mempengaruhi kemampuan dan
kemandirian ibu dalam perawatan diri (Bobak, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi adaftasi proses pemulihan cepat atau

lambatnya pasca melahirkan dipengaruhi oleh citra dan pengetahuan mengenai

Universitas Sumatera Utara

4

bayi baru lahir, kesehatan fisik dan mental, kondisi keuangan, serta dukungan
yang didapat dari keluargadan teman-teman (Simkin, dkk, 2008).
Menurut penelitian harianti (2010), ada dua faktor yang mempengaruhi
tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas dini
yaitu pengalaman (koefisien korelasi (R) = 0,362 dan usia (Sig = 0,032) dengan
koefisien korelasi (R) = 0,387 yang artinya hubungan faktor pengalaman dan usia
terhadap tingkat kemandirian ibu positif dengan interpretasi lemah. Sedangkan
faktor pengetahuan, motivasi, budaya dan kepercayaan tidak mempengaruhi
tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas dini
karena memiliki nilai Sig > 0,05.
Setiap ibu post partum harus diinformasikan mengenai apa yang harus
mereka lakukan bila menemui hal-hal apa yang dirasakannya sebagai masalah dan
kebutuhan, tidak semua ibu post partum anak pertama tidak memahami perawtan
masa nifas, ibu post partum dengan anak ke dua atau lebih pun bisa tidak/kurang

memahami perawatan ibu dan bayinya. Untuk itu sebaiknya ibu post partum
diberikan bimbingan antisipasi yang berhubungan dengan ibu, bayi dalam
hubungannya dengan orang lain. Setelah bersalin ibu memasuki masa nifas
dimana sebelum pulang dari tempat rawat harus dibarikan petunjuk perawatan
yang baik terhadap diriya maupun terhadap bayinya (Rukiyah, dkk, 2011).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, di negara berkembang sekitar 70%
ibu nifas tidak mendapatkan perawatan nifas (United States Agency International
Development, 2007). Dalam upaya meningkatkan keberhasilan pelayanan

kesehatan, khususnya pada kemandirian perawatan diri ibu dan bayinya selama

Universitas Sumatera Utara

5

masa nifas sangatlah diperlukan pembentukan strategi yang lebih cepat. Ibu nifas
harus diajarkan dan dimotivasi untuk melakukan perawatan post partum pada
pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik bersalin dan tempat-tempat
praktek bidan dan pusat pelayanan kesehatan untuk memastikan bahwa ibu nifas
memahami pentingnya layanan postpartum (United States Agency International

Development, 2007)

Berdasarkan survey awal yang dilakukan di RSUD. Dr. Pirngadi Medan.
Menyatakan bahwa jumlah pos patum spontan sebanyak 199 orang dan seksio
sebanyak 477 orang pada tahun 2014. Rata-rata pemulangan ibu pospartum
normal jika tidak ada komplikasi 24 jam pasca persalinan. Dan pasien seksio
sesaria rata-rata dipulangkan tiga hari pasca melahirkan. Namun ada beberapa ibu
nifas yang di rawat lebih dari rata-rata normal hari rawat di sebabkan oleh
terjadinya komplikasi seperti perdarahan, infeksi, dan lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya belum
optimal juga bisa di sebabkan minimnya informasi yang diberikan perawat
tentang perawatan nifas.
Berdasarkan fenomena di atas yang menyatakan kemandirian ibu dalam
merawat diri serta bayinya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk meneliti “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian
Ibu Dalam Merawat Dirinya dan Banyinya Selama Priode Nifas di RSUD. Dr
Pirngadi Medan”.

Universitas Sumatera Utara


6

1.2 Rumusan Masalah
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam
merawat diri dan bayinya selama periode nifas RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat perawatan mandiri ibu dalam merawat diri dan bayinya selama priode
nifas RSUD Dr. Pirngadi Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.

Mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan diri
dan bayinya.

2.

Mengidentifikasi pengalaman ibu nifas tentang perawatan diri

dan bayinya

3.

Mengidentifikasi usia ibu nifas yang melakukan perawatan diri
dan bayinya.

4.

Mengidentifikasi gambaran budaya ibu nifas yang malakukan
perawatan diri dan bayinya

5.

Mengidentifikasi motivasi ibu nifas dalam melakukan perawatan
diri dan bayinya.

6.

Mengidentifikasi gambaran


sosioekonomi ibu nifas yang

melakukan perawatan diri dan bayinya.

Universitas Sumatera Utara

7

7.

Mengidentifikasi jenis persalinan ibu nifas yang melakukan
perawatan diri dan bayinya

8.

Mengidentifikasi

Tingkat


Kemandirian

ibu

nifas

dalam

melakukan perawatan diri dan bayi nya selama priode nifas
9.

Mengidentifikasi hubungan pengetahuan, pengalaman, usia,
budaya, motivasi dan sosio ekonomi, jenis persalinan terhadap
tingkat kemandirian dalam melakukan perawatan diri dan bayinya
selama priode nifas.

1.4 Manfaat
1.4.1 Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan pengetahuan
bagi perawat terutama perawat maternitas mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya
selama periode nifas.
1.4.2 Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menyediakan informasi kepada tenaga
pendidik untuk memberikan penekanan materi sesuai dengan masalah yang
ada di rumah sakit dan masyarakat terutama mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama
periode nifas.

Universitas Sumatera Utara

8

1.4.3 Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian dapat menjadi data dasar untuk melakukan penelitian
selanjutnya dan untuk menambah referensi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya
selama periode nifas.

Universitas Sumatera Utara