Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Ibu Dalam Merawat Diri dan Bayinya Selama Periode Nifas di RSUD Dr. Pirngadi Medan

(1)

70

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama :

Alamat :

Menyatakan kesedian menjadi responden pada penelitian yang dilaksanakan oleh

Nama peneliti : Tajun Mursidah Lubis

Judul penelitian : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian ibu dalam Merawat diri dan Bayinya Selama Priode Nifas Di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Saya yakin bahwa penelitian ini tidak mengakibatkan efek samping terhadap fisik dan mental saya dan kerahasiaan indetitasnya saya sangat dijaga oleh peneliti.

Karena itu saya tidak akan menuntut penelii dan hasil penelitiannya dikemudian hari.

Medan, November 2015

Responden


(2)

Instrumen Penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas dini

1. Kuesioner Data Demografi

Petunjuk Pengisian:

a. Saudara diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang tersedia dilembar kuesioner.

b. Isilah titik-titik untuk melengkapi pertanyan dibawah.

c. Tuliskan tanda check list ( √ ) pada kotak untuk pilihan jawaban yang menurut saudara benar.

1. Inisial:

2. Usia : ... 3. Suku bangsa :

( ) Batak ( ) Jawa ( ) Melayu ( ) Minang ( ) Lain-lain, sebutkan... 4. Agama :

( ) Islam ( ) Katolik ( ) Protestan ( ) Hindu ( ) Budha

5. Pendidikan terakhir :

( ) Tidak sekolah ( ) SD ( ) SMP/Sederajat ( ) SMU/Sederajat ( ) Diploma ( ) Sarjana

6. Pekerjaan: ( ) Bekerja ( ) Tidak bekerja 7. Penghasilan/bulan:

( ) < Rp. 1.653.000 ( ) > Rp. 2.037.000

8. Persalinan hidup yang ke : ... 9. Jumlah anak yang lahir hidup: ...


(3)

72

2. Kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian

Tuliskan tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedia untuk pilihan jawaban menurut saudara.

Keterangan: Y = Ya T = Tidak

No Pertanyaan Y T

Pengetahuan

1. Cara membersihkan kemaluan selama masa nifas adalah dari arah depan ke belakang hingga darah nifas sampai bersih

2. Untuk mempercepat kembalinya rahim kebentuk sebelum hamil dapat dilakukan dengan bergerak. 3. Banyak makan ikan dan telur dapat

menyebabkan luka bekas melahirkan lama sembuh dan gatal.

4. Kegiatan-kegiatan ringan setelah melahirkan membantu mempercepat pemulihan tubuh selama masa nifas.

5. Setelah melahirkan ibu harus minum air paling sedikit 8-10 gelas per hari atau minum air minimal 1 gelas setiap sebelum menyusui.

6. Setelah melahirkan ibu harus makan paling sedikit 1 mangkuk sayur atau buah setiap sarapan.

7. Kesulitan buang air besar setelah melahirkan selama masa nifas dapat dihindari dengan cara banyak bergerak.

8. Latihan menahan dan menguncupkan dubur (anus) dapat mengatasi kesulitan buang air kecil pada ibu setelah melahirkan.

9. Perawatan payudara setelah melahirkan merupakan suatu hal yang amat penting.

10. Pemasangan gurita/pemakaian gurita setelah melahirkan dapat mempercepat rahim mengecil kembali seperti sebelum melahirkan.

11. Memandikan bayi baru lahir dengan air dingin dapat mempercepat tubuh bayi menjadi kuat 12. Perawatan tali pusat bayi dilakukan 1 hari sekali. 13. Kelamin bayi baru lahir tidak perlu dibersihkan

karena kelaminnya belum berkembang seperti orang dewasa sehingga tidak kotor.

14. Popok bayi tidak perlu diganti setiap kali bayi buang air karena takut mengganggu tidur bayi.

Motivasi


(4)

.

16. Saya terdorong melakukan perawatan diri selama masa nifas demi menjagakesehatan tubuh

17. Kemandirian dalam melakukan perawatan diri dan bayi saya merupakankepuasan jiwa saya.

18. Saya selalu berupaya keras agar mandiri dalam beraktivitas, terutama dalam merawat diri dan bayi saya setelah melahirkan.

19 Saya selalu berusaha keras untuk mencari informasi tentang perawatan diri dan bayi saya dari tenaga kesehatan.

Budaya

20. Saya menjadikan kebiasaan turun temurun keluarga sebagai pedoman dalam melakukan perawatan diri dan bayi saya.

21. Banyak larangan-larangan bagi saya ketika melakukan perawatan diri dan bayi yang berasal dari orang tua saya

22. Saya mementingkan perkataan orang yang dituakan dalam keluarga saya ketika melakukan proses perawatan diri maupun bayi saya.

23. Saya melakukan perawatan diri dan bayi saya menurut keyakinan budaya saya

Pengalaman

24. Saya pernah diberikan informasi tentang teknik-teknik perawatan diri dan bayi oleh tenaga kesehatan

25. Saya mengerti tentang manfaat perawatan diri dan bayi dari membaca buku

26. Saya mendapat informasi tentang tekni-tekni perawatan diri dan bayi dari orang tua

27. Saya mendapat pengalaman tentang perawatan diri dan bayi saya dari perawatan anak yang lalu.

Jenis Persalinan

28. Ibu bersalin secara normal 29. Ibu bersalin secara seksio sesaria


(5)

74

3. Kuesioner Tingkat Kemandirian Ibu Dalam Merawat Diri dan Bayinya Selama Periode Nifas Dini (Early Postpartum)

Tuliskanlah tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedia untuk pilihan jawaban

menurut saudara.

No

Pernyataan

Dilakukan Sendiri Dibantu

sebagian

Dibantu penuh

1 Membolakbalikkan badan di tempat tidur 2 Duduk di tempat tidur

3 Menyusui bayi dengan berbaring di tempat tidur

4 Menyusui bayi dengan duduk di tempat tidur 5 Berdiri di sisi tempat tidur

6 Berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi untuk berkemih

7 Makan dan minum di tempat tidur 8 Berjalan di sekitar ruangan

9 BAK/BAB ke kamar mandi 10 Mandi ke kamar mandi

11 Mengganti pakaian setelah mandi 12 Menggosok gigi 2 kali sehari

13 Melakukan keramas/ mencuci rambut

14 Mencuci tangan sebelum memegang payudara

15 Mencuci tangan sebelum menggendong bayi 16 Memotong kuku

17 Membasuh kemaluan dengan air setelah BAK/BAB dengan cara cebok dari arah depan ke belakang

18 Mengganti pembalut setiap kali mandi ke kamar mandi

19 Mengganti pembalut setelah BAB/BAK 20 Mengganti pembalut setiap penuh

21 Melakukan perawatan payudara dengan cara membersihkan area putting susu dan


(6)

23 Mengganti posisi menyusui

24 Memompa ASI Apabila bayi tidak mengisap semua ASI

25 Makan 3 kali sehari ditambah selingan 26 Makan dengan gizi seimbang

27 Minum air putih 2-3 liter perhari (8-13 gelas pelastik kecil)

28 Minum susu 1-2 gelas sehari 29 BAK setiap 3-4 jam sekali

30 Mendengarkan suara aliran air agar teransang untuk berkemih jika sulit untuk berkemih

31 Makan buah, sayur dan minum air putih untuk mengatasi susah BAB

32 BAB sekali sehari setelah melahirkan 33 Istirahat/ tidur siang

34 Istirahat/tidur malam

35 Melakukan perawatan tali pusat pada bayi.

36 Memotong kuku bayi yang panjang 37 Mengganti popok yang basah

38 Mengganti pakaian dan membedong bayi dengan rapi

39 Menggendong bayi di ruangan

40 Dapat merawat/membersihkan mata, hidung, telinga dan kelamin bayi


(7)

76

Kategori Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid >35

tahun

8 13.3 14.8 14.8

20-35 tahun

44 73.3 81.5 96.3

<20 tahun

2 3.3 3.7 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0

Total 60 100.0

agama responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 39 65.0 72.2 72.2

katolik 2 3.3 3.7 75.9

budha 2 3.3 3.7 79.6

protestan 11 18.3 20.4 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0

Total 60 100.0

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 6 10.0 11.1 11.1

SMP 13 21.7 24.1 35.2

SMA 25 41.7 46.3 81.5

S1 10 16.7 18.5 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0


(8)

pekerjaan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid bekerja 13 21.7 24.1 24.1

tidak bekerja 41 68.3 75.9 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0

Total 60 100.0

Kategori Ekonomi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 32 53.3 59.3 59.3

tinggi 22 36.7 40.7 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0

Total 60 100.0

persalinan ke

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 16 26.7 29.6 29.6

2 22 36.7 40.7 70.4

3 13 21.7 24.1 94.4

5 3 5.0 5.6 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0


(9)

78

Jumlah anak yang hidup

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 15 25.0 27.8 27.8

2 23 38.3 42.6 70.4

3 12 20.0 22.2 92.6

4 1 1.7 1.9 94.4

5 3 5.0 5.6 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0

Total 60 100.0

Lamanya Persalinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 11 18.3 20.4 20.4

2 14 23.3 25.9 46.3

3 26 43.3 48.1 94.4

4 3 5.0 5.6 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0

Total 60 100.0

kategori pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tinggi 19 31.7 35.2 35.2

sedang 35 58.3 64.8 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0


(10)

kategori motivasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tinggi 52 86.7 96.3 96.3

sedang 2 3.3 3.7 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0

Total 60 100.0

kategori budaya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tinggi 18 30.0 33.3 33.3

sedang 27 45.0 50.0 83.3

rendah 9 15.0 16.7 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0

Total 60 100.0

kategori pengalaman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tinggi 17 28.3 31.5 31.5

sedang 26 43.3 48.1 79.6

rendah 11 18.3 20.4 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0


(11)

80

kategori jenis persalinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid normal 8 13.3 14.8 14.8

seksio 46 76.7 85.2 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0

Total 60 100.0

Kategori Perawatan Mandiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 11 18.3 20.4 20.4

sedang 26 43.3 48.1 68.5

buruk 17 28.3 31.5 100.0

Total 54 90.0 100.0

Missing System 6 10.0


(12)

Kategori

Umur Kategori Ekonomi

kategori

pengetahuan kategori motivasi kategori budaya

kategori pengalaman kategori jenis persalinan Perawatan Mandiri

Spearman's rho Kategori Umur Correlation Coefficient 1.000 -.240 .088 .056 -.016 .010 -.104 -.155

Sig. (2-tailed) . .081 .525 .688 .908 .943 .454 .262

N 54 54 54 54 54 54 54 54

Kategori Ekonomi Correlation Coefficient -.240 1.000 .058 -.163 .095 .134 -.079 .133

Sig. (2-tailed) .081 . .675 .240 .493 .335 .572 .339

N 54 54 54 54 54 54 54 54

kategori pengetahuan Correlation Coefficient .088 .058 1.000 .144 .454** .103 -.198 -.053

Sig. (2-tailed) .525 .675 . .297 .001 .460 .151 .705

N 54 54 54 54 54 54 54 54

kategori motivasi Correlation Coefficient .056 -.163 .144 1.000 .062 .167 .082 .106

Sig. (2-tailed) .688 .240 .297 . .656 .227 .557 .446

N 54 54 54 54 54 54 54 54

kategori budaya Correlation Coefficient -.016 .095 .454** .062 1.000 .312* -.165 -.257

Sig. (2-tailed) .908 .493 .001 .656 . .021 .234 .061

N 54 54 54 54 54 54 54 54

kategori pengalaman Correlation Coefficient .010 .134 .103 .167 .312* 1.000 .013 .341*

Sig. (2-tailed) .943 .335 .460 .227 .021 . .927 .012

N 54 54 54 54 54 54 54 54

kategori jenis persalinan Correlation Coefficient -.104 -.079 -.198 .082 -.165 .013 1.000 .278*

Sig. (2-tailed) .454 .572 .151 .557 .234 .927 . .042

N 54 54 54 54 54 54 54 54

Kategori Perawatan Mandiri Correlation Coefficient -.155 .133 -.053 .106 -.257 .341* .278* 1.000

Sig. (2-tailed) .262 .339 .705 .446 .061 .012 .042 .

N 54 54 54 54 54 54 54 54

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(13)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 37.0

Excludeda 34 63.0

Total 54 100.0

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

perawatan mandiri 1 50.40 551.937 .166 .904

perawatan mandiri 2 50.95 530.261 .628 .900

perawatan mandiri 3 51.00 534.000 .588 .900

perawatan mandiri 4 51.05 524.576 .812 .898

perawatan mandiri 5 51.10 520.305 .879 .897

perawatan mandiri 6 51.05 520.682 .851 .897

perawatan mandiri 7 51.20 521.853 .818 .898

perawatan mandiri 8 51.15 520.766 .824 .898

perawatan mandiri 9 50.50 547.421 .356 .903

perawatan mandiri 10 51.75 531.250 .646 .900

perawatan mandiri 11 51.15 533.608 .589 .900

perawatan mandiri 12 51.20 532.589 .441 .901

perawatan mandiri 13 51.30 531.063 .472 .901

perawatan mandiri 14 50.75 529.250 .645 .899

perawatan mandiri 15 50.75 529.250 .645 .899

perawatan mandiri 16 51.30 535.695 .372 .902

perawatan mandiri 17 50.90 520.411 .826 .897

perawatan mandiri 18 51.10 518.305 .867 .897

perawatan mandiri 19 51.10 518.305 .867 .897

perawatan mandiri 20 50.20 481.642 .287 .925

perawatan mandiri 21 50.20 461.642 .342 .930

perawatan mandiri 22 51.20 527.537 .622 .899

perawatan mandiri 23 50.95 524.261 .734 .898

perawatan mandiri 24 51.25 524.303 .676 .899

perawatan mandiri 25 50.30 554.432 .000 .904

perawatan mandiri 26 50.30 554.432 .000 .904

perawatan mandiri 27 50.50 551.000 .169 .904

perawatan mandiri 28 51.90 533.042 .547 .900

perawatan mandiri 29 50.75 537.145 .434 .901

perawatan mandiri 30 51.10 530.516 .561 .900

perawatan mandiri 31 50.60 548.253 .219 .903

perawatan mandiri 32 51.50 522.368 .765 .898

perawatan mandiri 33 50.50 543.421 .440 .902

perawatan mandiri 34 50.55 539.839 .478 .901

perawatan mandiri 35 51.75 531.461 .542 .900

perawatan mandiri 36 51.05 522.892 .738 .898

perawatan mandiri 37 51.35 520.239 .729 .898

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

92

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Tajun Mursidah Lubis Tempat,Tanggal Lahir: Singkuang, 22 Januari 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl Eka Rasmi Gg. Eka Rosa 2 Medan Johor Kewarganegaraan : Indonesia

Telepon : 0813 4968 4317

Riwayat Pendidikan

Tahun 2000 - 2006 : SD Negeri 382 Singkuang Kec. Muara Batang Gadis Kab. Mandailing Natal - SUMUT

Tahun 1997 - 2000 : MTsN Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT

Tahun 2000 - 2003 : SMA Negeri 1 Panyabungan Selatan Kab. Mandailng Natal - SUMUT Tahun 2004 - 2007 : DIII Keperawatan USU


(24)

Daftar Pustaka

Ambarwati, E. R. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi Enam. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Ri (2010). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta

Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: Egc.

Danuatmaja, Bony. (2003). 40 Hari Pasca Persalinan, Masalah Dan Solusinya. Cetakan I. Jakarta : Puspa Swara.

Gupte, S. (2004). Panduan Perawatan Anak. Edisi 1. Jakarta: Sterling Publisher (P) Ltd.

Hamilton, P. M. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakarta: Egc.

Harianti, E (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Ibu Dalam Merawat Diri Dan Bayinya Selama Periode Nifas Dini Di Klinik Bersalin Kasih Ibu Sejati Medan. Skripsi, Keperawatan Usu.Medan Hayati, N. (2014). Penuntun Praktik Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta:

Egc.

Hidayat, A. A. (2007). Buku Panduan Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

. (2007). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

. (2005) Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, Aziz Alimul. A. (2008). Asuhan Neonatus, Bayi & Balita Buku Praktikum Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : Egc

Hung, C-H. (2004). Predictor Of Pospartum Women Health Status. Jurnal Of Nursing Scolarshipfourt Cauter, 36 (4), 345.

Hutahaean, S. (2009). Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas Dan Ginekologi. Jakarta: Cv. Trans Indonesia.


(25)

68

Komariah, L. (2003). Konstrubusi Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Postpartum Primipara Serta Dukungan Perawat Terhadap Kemandirian Dalam Perawatan Diri Dan Bayi : Studi Di Ruang Rawat Inap Ibu Rsab Harapan Kita : Depok.

Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologis. Edisi 2. Jakarta: Egc.

Maryunani, A. (2009). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: Trans Info Media.

Mc Kinney, Aswill, Murray, James, Gorrie & Droske, (2000). Fundation Of Maternal – Newborn Nursing. (4th Ed). Philipines : Elsevier

Notoatmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2002). Konsep-Konsep Penerapan Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Potter & Perry. (2009). Fundamental Of Nursing, Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.

Putinah. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhungan Dengan Kemandirian Ibu Post Sectio Caesaria Di Rumah Saki Islam Siti Khadijah Palembang. Diambil Pada Tanggal 01 Februari 2016. Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol. 10 No. 3 November 2014 Issn :1829-9377.

Prawirohardjo, S. (2008). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Rukiyah, Y. L. (2011). Asuhan Kebinan Iii (Nifas). Jakarta: Cv. Trans Info Media. Saiffudin, A. B, Dkk. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono P. Saleha, Siti. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta Salemba

Medika.

Setiadi. (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Shelov, S. P. (2005). Panduan Lengkap Perawatan Untuk Bayi Dan Balita. Jakarta: Arcan.


(26)

Smith, J. E. (2000). Maternal-Newborn Nursing 3rd Ed. Usa: Elsevier Saunders Shvoong. (2009). Standard Asuhan Keperawatan. Dibuka 24 September 2009,

Darihttp://Id.Shvoong.Com/Medicine-And-Health/Pathology/1916963 Standarasuhankeperawatan-Nifas/.

Simkin, Penny, Janet, Keppler (2008). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, & Bayi. Jakarta: Arcan.

Strigh. (2005). Panduan Belajar Perawatan Ibu Bayi & Balita. Jakarta :Egc. United States Agency International Development. (2007). Family Planning For

Women During The Postpartum Period: A Community Approach. America: Diambil Tanggal 26 Mei 2015 Dari Http://Www.Esdproj.Org/ Wahyuni, A. S. (2007). Statistika Kedokteran Disertai Aplikasi Dengan Spss.

Jakarta: Bamboedoea Communication.


(27)

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian ini disusun untuk mengidentifikasi yang mempengaruhi kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas.

Skema 3.1. Kerangka konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Ibu dalam Merawat Diri dan Bayinya Selama Periode Nifas

Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. Umur 2. Pengetahuan 3. Pengalaman ibu 4. Budaya

5. Sosio ekonomi 6. Jenis persalinan 7. Motivasi

Kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas


(28)

3.2 Defenisi Operasional

Variabel penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas.

Tabel 3.1. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil

Ukur Skala Variabel independen: Faktor-faktor yang Mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas

Faktor-faktor yang Melibatkan ibu mampu melakukan perawatan diri dan bayinya pada priode nifas secara mandiri yaitu:

pengetahuan, motivasi, budaya, sosial ekonomi

pengalaman dan usia.

Kuesioner

a. Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu nifas

mengenai perawatan dirinya selama masa nifas

dan perawatan bayinya

Kuesioner Tinggi apabila skor 10-14 Sedang apabila skor 5-9 Rendah apabila skor 0-4 Ordinal

b. Motivasi Kemauan ibu untuk melakukan perawatan diri

dan bayinya selama periode

nifas dini secara mandiri.

Kuesioner Tinggi jika skor 4-5 Sedang jika skor 2-3 Rendah jika skor 0-1 Ordinal c. Jenis Persalin indikasi persalinan yang dilakukan kepada ibu

Kuesioner 1. Bersali n Norma l 2. Bersali


(29)

41

n seksios esaria d. Budaya Segala sesuatu yang

diperoleh ibu nifas dari

adat-istiadat atau turun

temurun mengenai perawatan diri dan bayi

selama periode nifas

Kuesioner Tinggi apabila skor 4 Sedang apabila skor 2-3 Rendah apabila 0-1. Ordinal

e. Sosio Ekonomi Jumlah pendapatan keluarga.

Kuesioner Tertinggi bila skor Rp.>2.037. 000 (lebih besar dari UMR) Terendah bila skor Rp. <1.653.00 (dibawah UMR) Ordinal

f. Pengalaman Segala sesuatu yang di peroleh ibu post partum dimasa yang lalu untuk dijadikan ibu dalam melakukan

perawatan nifas saat ini.

Kuesioner Tinggi jika skor 4 Sedang jika skor 2-3

Rendah jika skor 0-1

Ordinal

g. Usia Usia ibu saat melahirkan

Kuesioner 1. >35 tahun 2. umur 20-35 3. umur <20 Tahun Ordinal Variabel dependen: Kemandirian ibu dalam merawat diri Kemampuan ibu secara mandiri dalam merawat Kuesioner yang terdiri dari 40 pernyataan Kemandiri an baik bila skornya 56-80 Ordinal


(30)

dan bayinya selama periode nifas

dirinya selama masa

nifas dini meliputi. a.Mobilisasi aktivitas adalah kemampuan ibu nifas untuk berjalan bangkit berdiri dan

kembali ke tempat tidur, kursi, kamar mandi dan sebagainyadisampi g kemampuan menggerakkan ekstremitas atas. b.Personal Hygine adalah kebersihan diri ibu nifas seperti mandi menggosok gigi, kebersihan mulut, kebersihan rambut dengan keramas, kebersihan pakaian, kebersihan kaki, kuku, telinga, mata, dan hidung. c.Perwatan

Perineum

adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu nifas.

d.Perawatan payudara

dengan pilihan mandiri = 2 dibantu =1 tidak dilakukan =0 Kemandiri an Sedang bila skornya 28-55 Kemandiri an buruk bila skornya 0-27


(31)

43

adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas untuk memperlancar pengeluaran ASI. e.Nutrisi

adalah gizi dan cairan seimbang bagi ibu nifas untuk proses kesembuhan

sehabis melahirkan

dan untuk

memproduksi air susu yang cukup. f. Eliminasi

adalah pengeluaran air seni atau tinja (BAB/BAK). g.Istirahat dan Tidur

adalah kebutuhan dasar fisiologis untuk istirahat teratur. h.Perawatan bayi meliputi Perawatan alat kelamin, mengganti popok, pemberian

makanan, dan perawatan hidung, telinga, mata.


(32)

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi, 2007). Desain penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti (Notoatmojo, 1993 dalam Setiadi, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu nifas di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Populasi diambil berdasarkan estimasi dari jumlah ibu post partum selama 2 bulan terakhir tahun 2014 di tempat penelitian sebanyak 112 orang (survey awal di RSUD Dr. Pirngadi Medan).


(33)

45

4.2.2 Sampel

Sampel penelitian adalah objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi atau bagian dari populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik convenience sampling yaitu dengan cara menggambil responden yang ada atau tersedia yang memenuhi kriteria (Arikunto, 2005). Kriteria sampel penelitian ini yaitu ibu nifas mulai 6 jam setelah melahirkan dengan kondisi ibu sehat dan bayi sehat.

Jumlah sampel ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

n = + NxdN 2

Keterangan:

N = besar populasi n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan yang diinginkan , 52

Dengan menggunakan rumus tersebut maka besar sampel dalam penelitian ini adalah:

n = + x , 52

n = 87 orang

responden yang di teliti sebanyak 87 orang. Namun karena keterbatasan waktu penelitian di rumah sakit dr pirngadi medan maka responden yang di peroleh hanya 54 orang.


(34)

4.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan. Lokasi ini dipilih karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit pendidikan dan melayani ibu-ibu bersalin secara normal dan seksio sesaria dengan jumlah yang memadai dan bisa dijadikan sebagai sampel penelitian sehingga dapat diperoleh gambaran tentang perawatan mandiri dan selama periode nifas ibu primipara dan multipara. Penelitian akan ini dilakukan mulai bulan 19 Oktober- 24 Desember 2015.

4.4 Pertimbangan Etik

Pertama peneliti mengurus surat rekomendasi penelitian dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian peneliti menyerahkan surat rekomendasi dari Dekan untuk diserahkan ke tempat penelitian yaitu RSUD. dr. Pirngadi Medan. dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu dengan memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Apabila calon responden bersedia, maka calon responden harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Jika calon responden bersedia diteliti tetapi tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan, maka persetujuan dilakukan secara lisan. Jika calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset, dimana tidak memberikan atau


(35)

47

mencamtukan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007).

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk kuesioner yang didasarkan pada tinjauan kepustakaan. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian, yaitu kuesioner data demografi calon responden yang berisi identitas calon responden, kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu nifas, dan kuesioner tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas

4.5.1 Kuesioner Data Demografi

Kuesioner data demografi meliputi nama (inisial), usia, suku bangsa, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan perbulan, persalinan dan jumlah anak yang lahir hidup. Data demografi calon responden bertujuan untuk mengetahui karakteristik calon responden dan mendeskripsikan distribusi frekuensi dan persentase demografi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian ibu nifas dan tingkat kemandirian ibu nifas dalam merawat diri dan bayinya.

4.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Ibu Nifas

Kuesioner Faktor Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya. Kuesioner ini dibagi menjadi 5 bagian yaitu pengetahuan, motivasi, budaya, jenis persalinan dan Pengalaman yang terdiri dari 29


(36)

pernyataan. Dengan menggunakan skala Gutmen Ya dan Tidak. Untuk pertanyaan positif berikan nilai 1 jika responden menjawab Ya (Y), jika menjawab Tidak (T) di beri nilai 0, yang terdiri dari no 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9,15 16, 17, 18, 19, 24, 25, 26, 27, 28, 29. Dan untuk Pertanyaan negatif jika Responden menjawab Ya (Y) di beri nilai 0, Tidak (T) di beri nilai 1, yang terdiri dari no 3, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 20, 21, 22, 23.

4.5.3 Kuesioner Tingkat Kemandirian Ibu dalam Merawat Diri dan Bayiny

Kuisioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemandirian ibu primipara dan multipara dalam merawat diri selama periode nifas. Perawatan diri terdiri dari personal hygien, pemenuhan nutrisi, perawatan perineum, mobilitas atau mobilisasi, perawatan payudara, kebutuhan istirahat atau tidur, pemenuhan eliminasi. Kuesioner perawatan mandiri terdiri dari 40 pernyataan. Mobilisasi atau aktivitas terdiri dari 1-10 pernyataan, personal hygien terdiri dari pernyataan 11-16, perawatan perineum terdiri dari pernyataan 17-20, perawatan payudara terdiri dari pernyataan 21-24, nutrisi terdiri dari pernyataan 25-28, eliminasi terdiri dari pernyataan 29-32, istirahat atau tidur terdiri dari pernyataan 33-34, perawatan bayi terdiri dari pernyataan 35-40. Untuk jawaban “mandiri” diberi skor 2, jawaban “dibantu” diberi skor 1 dan jawaban “tidak dilakukan” diberi skor 0. Dengan penilaian kemandirian baik bila skornya 56-80, Sedang bila skornya 28-55, kemandirian buruk bila skornya 0-27


(37)

49

4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen (kuesioner) yang digunakan mampu mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu (Setiadi, 2007). Uji validitas yang digunakan pada pengujian ini adalah validitas isi, yakni sejauh mana instrumen penelitian memuat isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu. Isi kuesioner dilakukan uji validas kepada dua orang staf pengajar di Bagian Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Ibu Diah Lestari SST.M.Keb dan Nur Asiah S.Kep.Ns. M. Biomed mengenai kelayakan kuesioner, saat peneliti melakukan uji validas pada kedua dosen validitas peneliti hanya memperbaiki kata-kata yang ada pada kusioner agar lebih mudah dipahami, setelah diperbaiki peneliti sampai kata-kata pada kuisioner lebih mudah dipahami dan validitas selesai kemudian di berikan nilai oleh kedua desen validitas dengan indeks validitasnya 1.

Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen maka dilakukanlah uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang bebeda (Setiadi, 2007). Menurut Nursalam (2002), uji reliabilitas dilakukan di RSUD Haji Medan terhadap 20 orang yang memenuhi kriteria. Uji Reliabilitas kusioner faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dengan menngunakan rumus Kuder Richardson-20 (KR 20), rumus KR 20 merupakan salah satu uji


(38)

reliabilitas untuk instrumen dalam bentuk dikotomi dengan pilihan Ya atau Tidak untuk pertanyaan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayi selama priode nifas, suatu instrumen dikatakan reliable bila nilai Reabilitasnya lebih besar dari 0.632 dengan tingkat kemaknaan 5 % (Arikunto, 2006). Dengan hasil reabilitas 0.75 maka isntrumen ini sudah di katakan reliable dan untuk tingkat kemandirian dengan pilihan jawaban dilakukan sendiri, dilakukan dengan di bantu sebagian, dilakukan dengan di bantu penuh .di uji menggunakan aplikasi komputerisasi dengan analisis Cronbach Alpha. Untuk istrumen yang baru akan reliabel jika memiliki reliabilitas (r) lebih dari 0,70 (Polit & Hungler, 1995). Hasil reliabilitas pada istrumen tingkat kemandirian adalah 0.90 maka instrumen ini sudah di katakan reliable.

4.7 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah wawancara. pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendapat surat izin pelaksaanaan penelitian dari institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara) dan izin dari tempat penelitian (RSUP dr. Pirngadi Medan). Setelah mendapatkan izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Pada saat pengumpulan data, Peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian. lalu responden yang bersedia berpartisipasi meminta untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Kemudian responden di wawancarai dengan panduan lembar kuesioner dan di beri kesempatan bertanya apabila ada pertanyaan yang tidak dipahami. Setelah selesai kemudian peneliti memeriksa


(39)

51

kelengkapannya jika masih ada yang kurang lengkap, maka dapat langsung di lengkapi. Selanjutnya data yang terkumpul di analisa.

4.8 Analisa Data

Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas data dari responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, dilanjutkan dengan memberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data. Kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi.

Pengolahan data demografi yang meliputi nama, usia, suku bangsa, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan per bulan, persalinan dan jumlah anak yang lahir hidup disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dalam bentuk tabel. Data yang didapat melalui kuesioner ini tidak dianalisis.

Pengolahan data tingkat kemandirian ibu nifas disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dalam bentuk tabel. Sedangkan pengolahan data faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas dini meliputi pengetahuan, motivasi, budaya, kepercayaan, pengalaman dan usia dilakukan dengan menggunakan metode analisis korelasi spearman. Metode ini digunakan karena jumlah variabel bebas lebih dari dua variabel, uji kolerai spearman adalah uji non parametrik untuk menghubungkan data dengan skala minimal ordinal. Uji ini penerapannya analog dengan uji parametrik kolerasi person (Wahyuni, 2007).


(40)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini di uraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selam priode nifas dini di RSUD Dr Pirngadi Medan.

5.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah di laksanakan mulai 19 november -24 desember 2015 di RSUD Dr Pirngadi Medan. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 54 orang. Bab ini menguraikan karakteristik demografi responden dan distribusi frekuensi serta persentase tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu.

5.2. karakteristik demografi

Deskripsi karakteristik demografi responden dalam penelitian ini terdiri dari usia ibu, suku bangsa, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan perbulan, riwayat persalinan serta jumlah anak yang lahir hidup. Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu nifas dengan kondisi ibu nifas dan bayi baru lahir sehat.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data karakteristik responden mayoritas berada pada rentang usia 20-35 sebanyak 44 orang (73.3%), Suku Batak sebanyak 25 orang (41.7%), beragama Islam sebanyak 39 orang (65.0%), Pendidikan terakhir SMU sebanyak 25 orang (46.3%), Tidak bekerja sebanyak 41 orang (68.3%), Penghasilan rata-rata <Rp.1653.000 sebanyak 32 orang (53.3%),


(41)

53

Memiliki anak lebih dari satu sebanyak 23 orang (38,3 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1:Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Demografi Responden (N= 54 Orang)

Karakteristik demografi responden Frekuensi (n) %

1. Usia <20 tahun 2 3.3

20-35 tahun 44 73.3

>35 tahun 8 13.3

2. Agama Islam 39 65.0

Katolik 2 3.3

Budha 2 3.3

Protestan 11 18.3

3. Suku Batak 25 41.7

Minang 2 3.3

Jawa 24 40.0

Melayu 2 3.3

Lain-lain 1 1.7

4. Pendidikan terakhir

SD 6 10.1

SMP 13 21.7

SMA 25 41.7

SARJANA 10 16.7

5. Pekerjaan Bekerja 13 21.7

Tidak bekerja 41 68.3

6. Penghasilan keluarga

<Rp.1653.000 32 53.3

>Rp.2037.000 22 36.7

7. Persalinan hidup ke

1 (pertama) 16 26.7

2 (kedua) 22 36.7

3 (ketiga) 13 21.7

5 (kelima) 3 5.0

8. Jumlah anak 1 orang 15 25.0

2 orang 23 38.3

3 orang 12 20.0

4 orang 1 1.7


(42)

5.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Ibu Dalam Merawat Diri dan Bayinya Selama Periode Nifas

Deskripsi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas dalam penelitian ini terdiri dari pengetahuan, motivasi, budaya, pengalaman, usia, sosioekonomi dan jenis persalinan.

Berdasarkan Hasil penelitian diperoleh mayoritas tingkat pengetahuan ibu dalam kategori sedang sebanyak 35 orang (58.3 %), Motivasi dalam kategori tinggi sebanyak 52 orang (86,7%), Budaya dalam kategori sedang sebanyak 27 orang (45,0%), pengalaman dalam kategori sedang sebanyak 25 orang (41,7%), usia dalam kategori sedang sebanyak 44 orang (73,3%), Ekonomi dalam kategori rendah sebanyak 32 orang (53,3%) bersalin secara seksio sesaria (76,7%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2: Distribusi frekuensi dan persentase faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas (N=54 Orang)

Faktor-Faktor

Tinggi Sedang Rendah

Frekuensi (N) Persentasi (%) Frekuensi (N) Persentasi (%) Frekuensi (N) Persentasi (%)

Pengetahuan 19 31,7 35 58,3 0 0

Motivasi 52 86,7 2 3,3 0 0

Budaya 18 30,0 27 45,0 9 15,0

Pengalaman 18 30,0 25 41,7 11 18,3


(43)

55

Tabel 3: Distribusi frekuensi dan persentase faktor usia terhadap tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayi selam periode nifas (N=54 Orang)

Usia Frekuensi Persentase

>35 tahun 8 13.3

20-35 tahun 44 73.3

<20 tahun 2 3.3

Tabel 4: Distribusi frekuensi dan persentase faktor jenis persalinan terhadap tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayi selam periode nifas (N=54 Orang)

Jenis persalinan Frekuensi Persentase

Normal 8 13.3

Seksio 46 76.7

5.4. Tingkat Kemandirian Ibu Nifas Dalam Merawat Diri Dan Bayinya Selama Periode Nifas.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas mayoritas berada dalam kategori Kemandirian sedang sebanyak 21 orang (38,9%). Dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 5: Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tingkat Kemaandirian Ibu Dalam Merawat Diri Dan Bayi Selama Periode Nifas (N=54 Orang).

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Kemandirian baik Kemandirian sedang Kemandirian buruk 11 26 17 18.3 43,3 28.3

5.5. Hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas menunjukkan bahwa hanya faktor pengalaman dan jenis persalinan yang memiliki hubungan dengan tingkat kemandirian ibu. Pengalaman dengan


(44)

nilai koefisien korelasi (R)=0,341 dan memiliki nilai signifikan (sig)=0,012 dan jenis persalinan dengan nilai koefisien korelasi (R)=0,278 dan memiliki nilai signifikan (sig)=0,042.dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel : Hasil Uji Bivariat Setiap Variabel

Variable Koefisien kolerasi Signifikan

Pengetahuan -0.053 0.705

Motivasi 0.106 0.446

Budaya -0.257 0.061

Pengalaman 0.341 0.012

Jenis persalinan 0.243 0.042

Usia -0.155 0.262

Sosio ekonomi 0.133 0.339

5.6. Pembahasan

Dalam pembahasan akan dijabarkan mengenai hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas di RSUD Dr Pirngadi Medan.

a. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data mayoritas pengetahuan ibu nifas dalam merawat diri dan bayinya berpengetahuan sedang (58.3%). Jika dilihat dari tingkat pendidikan ibu sekolah menengah sedangkan tingkat pendidikan menentukan terhadap kemampuan merawat diri. Menurut Bobak, (2004) semakin tinggi pendidikan ibu, maka kepeduliannya terhadap perawatan diri semakin baik. Berbeda dengan penelitian Harianti (2010) tingkat pengetahuan ibu berada dalam kategori sedang dan mayoritas ibu sekolah menengah namun tingkat perawatan diri ibu dan bayinya berada dalam kategori baik. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh jenis persalinan bahwa ibu bersalin


(45)

57

secara seksio membutuhkan perawatan yang lebih lama dibandingkan yang bersalin secara normal. Menurut Kasdu (2003) Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap yang lebih lama di rumah sakit, cepat lambatnya kesembuhan ibu dapat di pengaruhi oleh pembedahan. Biasanya hal ini membutuhkan waktu sekitar 3-5 hari setelah operasi.

Adapun didapatkan hasil bivariat bahwa pengetahuan tidak berhubungan dengan tingkat kemandirian ibu dengan nilai koefisien kolerasi (r) -0.053 dan sig=0.705, hal ini sejalan dengan penelitian Harianti (2011), yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas dengan hasil pengetahuan tidak berhubungan dengan tingkat kemandirian ibu hal ini di karenakan pendidikan ibu nifas berada pada jenjang SMA.

b. Motivasi

Berdasarkan hasil penelitian mayoritas motivasi ibu berada dalam kategori tinggi (86,7%). Sesuai dengan pendapat yang di ungkapkan oleh Terry (1986, dalam Notoatmojo, 2007) keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan serta yang menyebabkan dan mendukung tindakan atau perilaku seseorang. Dilihat dari lamanya hari rawat ibu mayoritas dirawat tiga hari, namun tingkat perawatan mandiri ibu berada dalam kategori sedang. Menurut Bobak (2004) apabila ibu telah menerima asuhan yang cukup selama beberapa jam atau beberapa hari pertama maka pada hari kedua atau ketiga keinginan untuk mandiri timbul dengan sendirinya. Adapun hasil uji bivariat motivasi yang di dapatkan oleh peneliti


(46)

bahwa motivasi tidak berhubungan dengan tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya dengan nilai korelasi 0.106 dan nilai sig 0.446 hal ini sejalan dengan penelitian harianti (2011) bahwa motivasi tidak berhubungan dengan tingkat kemandirian ibu dengan nilai korelasi=0.041 dan nilai sig= 0,827. c. Budaya

Hasil penelitian menunjukkan (45,0%) responden selalu menjadikan kebiasaan turun-temurun keluarga sebagai pedoman dalam melakukan perawatan diri dan bayi. Ini menunjukkan bahwa nilai budaya yang dianut individu dijadikan pedoman dalam berperilaku setiap individu dalam kehidupannya. Keanekaragaman dalam kebudayaan baik dalam unsur mata pencaharian, ekologi, kepercayaan/religi, organisasi sosial dan lainnya secara langsung memberikan pengaruh terhadap kesehatan individu. Salah satunya adalah pandangan mengenai kesehatan ibu dan bayi (Dumatubun, 2002). Pengetahuan mengenai cara merawat diri dan bayi selama masa nifas hendaklah didapat dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Kebanyakan ibu muda yang merupakan generasi pertama atau kedua dari keluarganya yang mengikuti adat-istiadat mereka hanya jika ada anggota keluarga yang lebih tua (Bobak, 2004).

Hasil penelitian ditemukan masih banyak keluarga ibu-ibu nifas yang masih mengikuti adat istiadat terutama ibu-ibu muda yang baru melahirkan anak pertama misalnya dalam melakukan perawatan diri ibu nifas banyak larangan-larangan bagi ibu seperti melakukan mobilisasi dan Makan ikan dan telur karena dikhawatirkan akan menyebabkan luka bekas melahirkan lama sembuh. Pantangan makanan yang dilarang sebenarnya mempunyai nilai gizi yang baik


(47)

59

dan dibutuhkan untuk kondisi ibu nifas terutama untuk ibu yang menyusui bayi. Sesuai dengan teori Murray & Mc Kinney (2007) menyetakan bahwa ibu postpartum harus sering bergerak dan mengkonsumsi makanan tinggi serat agar terhindar dari konstipasi dan menurut (Bannet & Brown 1999 dalam Aisyah 2010) mobilisasi dini setelah melahirkan perlu dilakukan untuk meningkatkan tonus otot dan aliran darah balik dari bagian kaki dan bagian bawah abdomen.

d. Pengalaman

Hasil penelitian didapat mayoritas responden adalah (41,7%) dengan kategori pengalaman sedang. Melalui pengalaman ibu di masa yang lalu seseorang dapat belajar cara merawat diri pada priode nifas. Pengalaman ibu yang multipara akan lebih realistis dalam mengantisipasi keterbatasan fisiknya dan dapat lebih mudah beradaptasi terhadap peran dan interaksi sosialnya, apabila ibu sedang mengenal manfaat perawatan diri atau teknik yang akan dilakukan maka ibu akan lebih mudah melakukan perawatan diri pasca persalinan Contohnya jika ibu mengetahui atau pernah melakukan perawatan payudara sebelumnya, maka akan mempengaruhi perilaku perawatan diri pasca persalinan dan ibu lebih mudah melakukan perawatan tersebut. Dukungan dimana ibu yang mendapat dukungan dapat memperkaya kemampuan menjadi orang tua dan mengasuh anak (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004). Menurut Desiyanti (2008) ibu postpartum primipara yang belum memiliki pengalaman melahirkan dan memiliki anak sebelumnya memerlukan banyak bantuan dari kerabat terdekatnya untuk membantu ibu melewati masa-masa tersebut. Bantuan-bantuan tersebut bisa dalam bentuk informasi cara melakukan perawatan diri setelah melahirkan


(48)

ataupun bantuan langsung untuk melakukan perawatan diri, kurangnya informasi tentang perawatan diri dan bayi kemungkinan menyebabkan pengalaman responden dalam kategoti sedang dan berdasarkan hasil di lapangan, sebagian besar responden mengatakan tidak pernah membaca buku tetang perawatan ibu dan bayi, dan informasi yang di dapatkan dari tenaga kesehatan sangat minim.

Hasil ujibivariat yang didapatkan peneliti bahwa pengalaman berpengaruh terhadap tingkat perawatan mandiri ibu nifas dalam merawat diri dan bayinya dengan nilai korelas= 0.341 dan nilai sig 0.012, hal ini sesuai dengan penelitian harianti (2011) bahwa pengalam berpengaruh terhadap tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama priode nifas dengan nilai korelasi=0.362 dan nilai sig=0.046 dimana ibu yang multipara mempunyai pengalam yang tinggi di bandingkan ibu yang primipara dimana ibu multipara mempunyai pengalaman dari anak yang lalu.

e. Sosio ekonomi

Dari hasil penelitian di dapatkan rata-rata penghasilan keluarga dibawah Rp.1653.000 atau di bawah UMR, Kondisi sosio ekonomi menentukan pemenuhan kebutuhan suatu keluarga termasuk kebutuhan untuk melakukan perawatan diri. Keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi akan mengalami peningkatan stress ketika anak lahir karena kebutuhan mereka akan bertambah. Stress dapat mempengaruhi perilaku orang tua dalam melakukan peran barunya termasuk kemampuan ibu untuk melakukan perawatan diri paska melahirkan (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004). Dari hasil data penelitian sebanyak (53.3%) kelas ekonomi keluarga ibu nifas rendah maka akan berpengaruh


(49)

61

terhadap perawatan diri dan bayinya. Hasil uji bivariat sosioekonomi didapatkan oleh peneliti tidak ada hubungan sosioekonomi dengan tingkat perawatan mandiri ibu nifas dengan nilai korelasi=0.133 dan sig= 0.339, hal ini berbeda dengan penelitian Hung (2004) meyebutkan bahwa wanita dengan pendapatan yang tinggi memiliki tingkat depresi yang rendah dan skor dukungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang berpendapatan rendah.

f.Usia

Dari hasil penelitian mayoritas ibu berusia 20-35 tahun sebanyak (73.3%) dimana pada usia palin ideal untuk kehamilan dengan beresiko rendah( Badan Penelitian dan Pengambangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, 2010) umur ibu juga berhubungan langsung dengan tingkat kematangan perkembangan dan pengalaman individu dalam menjalani hidup (Aisyah 2010) Sesuai dengan penelitian harianti (2010) bahwa usia sangat mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas.

Hal ini menunjukkan perkembangan kemampuan untuk belajar dan bentuk perilaku pengajaran yang dibutuhkan (Potter & Perry, 2006). Dan pada masa ini seseorang baik mempunyai anak, karena pada masa ini seseorang mudah berdaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas. dan ibu dengan usia remaja akan beresiko tinggi mengalami perkembangan dan konflik yang berhubungan dengan sebagai peran menjadi orang tua (Matteson, 2001 dalam aisyah 2010). Hasil uji bivariat didapatkan peneliti bahwa usia tidak memiliki hubungan dengan tingkat kemandirian ibu dimana nilai korelasi=-0.155 dan nilai sig= 0.262 hal ini berbeda dengan penelitian harianti (2011) bahwa usia


(50)

berhubungan dengan tingakat kemandirian ibu dengan nilai korelasi 0,387 dan nilai sig=g = 0,032).

g. Jenis persalinan

Dari data hasil penelitian di dapatkan mayoritas ibu bersalin secara seksio (76.7%). Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap yang lebih lama di rumah sakit. Hal ini tergantung dari cepat lambatnya kesembuhan ibu akibat proses pembedahan. Biasanya hal ini membutuhkan waktu sekitar 3-5 hari setelah operasi (Kasdu, 2003; Danuatmaja, 2003). Persalinan mempengaruhi cara perawatan diri pada ibu post partum meskipun kebutuhan perawatan pasca partum antara ibu yang melahirkan pervaginam dan seksio sesaria tetap sama (McKinney, Ashwill, Murray, James, Gorrie, & Droske, 2000) Hasil penelitian menunjukkan ketidak mampuan itu untuk melakukan perawatan bayi yaitu memandikan bayi, merawat tali pusar, perawatan mata, telinga dan hidung, perawatan kelamin. Sedangkan hasil penelitian ibu bersalin secara normal atau pervaginam sebanyak 13.3 % dimana disini ibu 6-8 jam sudah mampu beraktivitas untuk melakukan perawatan diri dan bayinya. Jenis persalinan akan mempengaruhi cara perawatan diri pada ibu postpartum meskipun kebutuhan perawatan pasca partum antara ibu melahirkan pervaginam dan seksio sesaria tetap sama (McKinney dan murray 2007). Hasil uji bivariat yang di dapatkan oleh peneliti bahwa jenis persalinan berpengaruh terhadap tingkat kemandirian iobu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas dengan nilai korelasi= 0.243 dan nilai sig=0.042 hal ini sesuai dengan hasil penelitian Komariah (2003) terhadap 134 responden ibu post partum dengan persalinan pervaginam memiliki


(51)

63

tingkat kemandirian dalam melakukan perawatan diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan seksio sesaria.

5.2.2. Tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama

priode nifas

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kemandirian ibu nifas dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas di RSUD Dr Pirngadi Medan mayoritas ditemukan kemampuan ibu nifas berada dalam kategori sedang (38.9%). Dalam penelitian ini ibu nifas memiliki tingkat kemandirian yang sedang dalam merawat diri dan bayinya saat nifas. Dalam hal ini ibu nifas dibantu oleh perawat ataupun suami/keluarga karena suami/keluarga merasa memiliki tanggung jawab untuk membantu memulihkan kondisi ibu setelah melahirkan. Menurut Simkin (2008) ibu primipara biasanya melakukan perawatan diri pascasalin dengan seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat diri maupun bayinya. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam kehidupannya seperti suami, keluarga/kerabat terdekat atau dokter/tenaga kesehatan. Swasono (1998) juga mengungkapkan bahwa keluarga berperan sebagai sistem pendukung yang kuat bagi anggota-anggotanya, khususnya dalam penanganan masalah kesehatan keluarga. Bila salah satu anggota keluarga sakit atau mengalami perubahan kondisi kesehatan, seperti halnya ibu nifas, maka anggota keluarga yang lain akan berusaha untuk membantu memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga tersebut ke kondisi semula. Sebanyak 33.3% Pernyataan kemandirian kemandirian buruk ibu dalam melakukan perawatan diri dan bayi selama priode nifas karena kebanyakan ibu


(52)

nifas memiliki pengetahuan rendah dan sedang tentang perawatan mandiri menurut Bobak, 2004 Demikian juga dengan pendidikan semakin tinggi pendidikan ibu, maka kepeduliannya terhadap perawatan diri semakin baik.

Berbeda dengan penelitian harianti (2010) tingkat kemandirian ibu berada dalam tingkat kemandirian baik. Mungkin hal ini di sebabkan oleh jenis persalian dimana ibu yang bersalin secara seksio merupakan suatu pembedahan guna melahirkan bayi lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus jenis persalinan tersebut akan mempengaruhi kondisi fisiologis dan akan mempengaruhi caraperawtan diri pada ibu post partum meskipun kebutuhan perawatan pasca pastum antara ibu yang melahirkan secara vaginam dan seksiosesaria tetap sama sesuai dengan teori Kasdu (2003) Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap yang lebih lama di rumah sakit. Hal ini tergantung dari cepat lambatnya kesembuhan ibu akibat proses pembedahan. Biasanya hal ini membutuhkan waktu sekitar 3-5 hari setelah operasi. Selama menjalani perawatan di rumah sakit, bayi berada di unit perawatan khusus bayi untuk sementara waktu. Setelah seminggu atau dua minggu, ibu biasanya memerlukan bantuan keluarga atau tetangga untuk melakukan perawatan bayi. Ibu juga merasa tidak mampu untuk mengganti popok, memandikan, merawat tali pusar bayi (Murkoff, 2007). Hal ini juga terlihat dari hasil penelitian dimana ibu tidak mampu untuk melakukan perawatan bayi yaitu memandikan bayi, merawat tali pusar, perawatan mata, telinga dan hidung, perawatan kelamin.


(53)

BAB V1

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran Mengenai Foktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Ibu Dalam Merawat Diri Dan Bayinya Selama Periode Nifas di Rumah Sakit dr.Pirngadi Medan.

6.1. Kesimpulan

Karekteristik responden yang menjadi penelitian ini dapat dikatakan mayoritas ibu berusia 20-35 tahun , berpendidikan SMA, dan untuk tingkat pengetahuan ibu dalam kategori sedang (58.3%), motivasi kategori tinggi (86.7%), budaya kategori sedang (45.0%), pengalaman kategori sedang (41.7%), usia kategori sedang (73.3%),dan ekonomi karegori rendah (53.3%). Dan Tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas berada pada kategori sedang (38.9%). Ada dua faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kemandirian ibu yaitu Pengalaman dengan nilai koefisien korelasi (R)=0,341 dan memiliki nilai signifikan (sig)=0,012 dan jenis persalinan dengan nilai koefisien korelasi (R)=0,278 dan memiliki nilai signifikan (sig)=0,042.

6.2. Saran

6.2.1. Untuk Praktik Keperawatan

Dalam praktik keperawatan perlu meningkatkan pemberian adukasi kesehatan tetang cara perawatan diri setelah melahirkan khususnya peningkatan kebutuhan nutrisi, istirahat dan memberikan informasi yang lengkap mengenai


(54)

kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya terutama bagi ibu seksiosesaria selama nifas. Informasi yang diberikan diharapkan dapat merubah perilaku ibu menjadi perilaku yang mandiri dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas.

6.2.2.Untuk Pendidikan Keperawatan

Memasukkan program pendidikan kesehatan bagi klien terutama ibu post partum tentang kemandirian perawtan diri nifas sebagai salah satu kompetensi yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan, baik DIII keperawatan maupun S1 keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada ibu postpartum.

6.2.3 Penelitian Selanjutnya

Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti sebagian dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemandirian ibu, maka disarankan peneliti selanjutnya melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas dengan melakukan observasi pada ibu nifas.


(55)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Konsep Masa nifas 2.1.1 Pengertian Nifas

Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari. Menurut Bobak, et. al., (2004), periode post partum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Pengertian lainnya, masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009).

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2002: N-23).

Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu. Selama masa ini, saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (Obstetri William). Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil . lama masa nifas 6-8 minggu (Sinopsis Obstetri).

Periode pospartum (masa nifas) periode ini meliputi waktu pemulihan plasenta dan membran ke keadaan sistem reproduksi wanita pada kondisi sebelum hamil (Smith, 2000).


(56)

2.1.2 Konsep Kemandirian. 2.1.2.1. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) , kemandirian adalah hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Menurut Rahmawati (2005) dikutip dari Lie dan Prasasti (2004) menyatakan bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegitan atau tugas sehari-hari atau dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya.

Kemandirian mempunyai lima komponen utama yaitu (1). Bebas, artinya bertindak atas kehendaknya sendiri bukan karena orang lain dan tidak tergantung pada orang lain (2). Progresif dan ulet, artinya berusaha untuk mengejar prestasi, tekun dan terencana dalam mewujudkan harapannya (3). Inisiatif, yaitu mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif, terkendali dari dalam dimana individu mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya serta mampu mempengaruhi lingkungan dan atas usahanya sendiri (5). Kemantapan diri (harga diri dan percaya diri ) termasuk dalam hal ini mempunyai kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya (Masrun dalam Irianti Pergola, 1997) .

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk mengontrol perilakunya dan menyelesaikan masalahnya secara bebas, bertanggung jawab, percaya diri dan penuh inisiatif serta dapat memperkecil ketergantungannya pada orang lain.


(57)

11

2.1.3 Tahapan Masa Nifas

Masa nifas seperti di jelaskan di atas merupakan rangakaian setelah proses persalinan dilalui seorang wanita, beberapa tahapan masa nifas, yaitu: 1. Puerperium dini yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolekan berdiri

dan berjalan.

2. Puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu.

3. Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila selama hamil atau persalinan memiliki komplikasi. (Rukiah, dkk, 2011).

2.1.4 Adaptasi Psikologi Ibu Nifas

Kesejahteraan emosional ibu selama priode nifas pasca natal dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kelehan, pemberian makanan yang sukses, puas dengan peranan sebgai ibu, cemas dengan kesehtannya sendiri atau bayinya serta tingkat dukungan yang tersedia untuk ibu. (Rukiyah, 2011).

Secara psikologis, setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan gejala-gejala psiatrik, demikian juga pada masa menyusui. Meski demikian ada juga ibu yang tidak mengalami hal ini, agar perubahan psikologis yang di alami tidak berlebihan, ibu perlu mengetahui tentang hal- hal yang lebih lanjut. Wanita banyak mengalami perubahan emosi selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu, baberapa penulis berpendapat dalam minggu I setelah melahirkan, banyak wanita menunjukkan


(58)

gejala psiatrik, terutama depresi ringan sampai berat serta gejala-gejala neurosis traumatic. Biasanya penderita dapat sembuh kembali tampa atau dengan pengobatan. dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu (Ambawati, 2009).

Rubin melihat beberapa tahap fase aktifitas penting sebelum seseorang menjadi ibu.

1. Taking on: pada fase ini disebut meniru, pada taking in fantasi wanita tidak hanya meniru tetapi sudah membayangkan peran yang dilakukan pada tahap sebelumnnya. Pengalaman yang berhubungan dangan masa lalu dirinya (sebelum proses) yang menyenangkan, serta harapan untuk masa yang akan datang.

2. Taking in: priode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, ibu baru pada umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada tubuhnya, peningkatan nutrisis ibu mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu mungkin bertambah

3. Taking Hold: priode ini berlangsung pada hari 2-4 hari post partum ibu menjadi orang tua yang sukses dengan tanggung jawab terhadap bayinya, Pada masa ini ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal tersebut.

4. Letting go: periode terjadi setiap ibu pulang ke rumah. Pada ibu yang bersalin di klinik dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarganya. Dan depresi postpartum terjadi pada priode ini (Rukiyah, 2011).


(59)

13

2.2 Perawatan Nifas

2.2.1 Perawatan Diri Ibu Nifas Selama Masa Nifas

Pasca persalinan biasanya seorang wanita akan banyak mengalami perubahan pada dirinya, baik perubahan fisik maupun psikologis. Karena hal tersebut, pada masa ini pemulihan kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi wanita. Wanita diharapkan mampu melakukan pemenuhan perawatan pada dirinya agar tidak mengalami gangguan kesehatan (Rukiyah, 2011).

Tujuan perawatan masa nifas

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologis maka kesehatan ibu dan bayinya selalu terjaga.

2. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh).

3. Untuk mendateksi masalah-masalah yang terjadi pada ibu dan bayi. 4. Mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun pada

bayinya.

5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayi dan perawatan bayi sehat; memberikan pelayanan keluarga berencana (Saifuddin, 2006).

Kebersihan diri ibu sehabis bersalin sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi masa nifas disebabkan di beberapa bagian tubuh


(60)

terdapat luka seperti:bekas inplantasi plasenta, luka jalan lahir, proses pengembalian fungsi tubuh kesebelum hamil sehingga memerlukan asuhan seperti:

1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.

2. Mengajarkan ibu bagaimana membersikan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitas vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil.

3. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah di cuci dengan baik, dan keringkan dibawah matahari atau di setrika.

4. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum atau sesudah membersihkan daerah kelamin.

5. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari atau menyentuh daerah luka (Rukiyah, 2011).

2.2.2 Perawatan Vulva atau Perineum pada Post Partum

Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spritual) dalam rentang sakit sampai sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post partum adalah selang waktu kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perineum adalah periode pemulihan


(61)

15

dari perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan, perineum (masa nifas) atau priode pasca persalinan umumnya berlangsung selama 6-12 minggu (Hutahean, 2009). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta samapi dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil. (Rukiyah, dkk, 2011).

Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan. Sedangkan menurut Moorhouse, et. al., (2001). Adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi.

Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk mencegah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri padaperalatan penampung lochea (pembalut) (Feerer, 2001). Menurut Hamilton (2002), lingkup keperawatan perineum adalah: mencagah kontaminasi dari rektum; menangani denga lembut pada jarungan yang terkena trauma; bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri atau bau.


(62)

Waktu perawatan menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah

1. Saat mandi yakni: pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

2. Setelah buang air kecil: pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

3. Setelah buang air besar: diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran di sekitas anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknnya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.

Langkah-langkah penatalalsanaan, antara lain: 1. Persiapan

Ibu post partum: perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka.

Alat dan bahan: alat yang digunakan adalah botol, baskom, dan gayung atau shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang di gunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik (Fereer, 2001).


(63)

17

2. Penatalaksanaan

Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi rasa kidaknyamanan kebersihan, mecegah infeksi, dan meningkatkan penyembuhan dengan prosedur pelaksaan menurut Hamilton (2002), adalah sebagai berikut:

a. Mencuci tangannya.

b. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat.

c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke rektum dan letakkan pembalut tersebut kedalam kantung plastik.

d. Berkemih dan BAB ke toilet.

e. Semprotkan keseluruh perineum dengan air hangat.

f. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang.

g. Pasang pembalut dari depan ke belakang. h. Cuci tangan kembali.

3. Evaluasi

Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah, perineum tidak lembab, posisi pembalut tepat ibu merasa nyaman.

2.2.3 Mobilisasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kanan atau ke kiri untuk mencagah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke dua


(64)

diperbolahkan duduk, hari ke 3 berjalan-jalan kecil (Wiknjosastro dalam Prawirohardjo, 2005).

Selain itu, ibu juga membutuhkan penyembuhan tubuhnya dari persalinan mereka. Oleh karenanya, ibu dianjurkan untuk melakukan aktivitas secara bertahap, memberikan jarak antara aktivitas mereka, dan untuk istirahat sebelum mereka menjadi keletihan (Hamilton, 1995).

2.2.4 Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis untuk istirahat teratur. Jumlah kebutuhan istirahat bervariasi, bergantung pada kualitas tidur, status kesehatan, pola aktivitas, gaya hidup dan umur seseorang. Kehamilan, menyusui dan perubahan status kesehatan seperti pembedahan juga meningkatkan kebutuhan istirahat (Poter dan Ferry, 2005).

Kelelahan dan kurang tidur merupakan tantangan besar bagi pemulihan fisik dan emosi (Simkin, Whalley, & Keppler, 2008). Istirahat dan tidur Ibu postpartum sering terganggu karena harus memenuhi kebutuhan bayi pada malam hari sehingga sering terbangun, waktu tidur lebih sedikit, pola tidur tidak teratur (Hung, 2005). Ibu primipara, sering cemas atau tidak nyaman karena rutinitas di lingkungannya dan juga kemampuan merawat bayi yang masih kurang Sehingga ibu mengalami sulit tidur (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004).

Anjurkan ibu supaya istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selama bayi tidur.


(65)

19

Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat involusi uteri dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan defresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri (Eny dan Diah, 2009).

2.2.5 Diet

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25% karena berguna untuk proses kesembuhan karena habis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi,semua itu akan meningkat dari kebutuhan biasanya (Ambawati & Wulandari, 2009).

Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh dan produksi ASI, menu makanan seimbang yang harus di konsumsi adalah dalam porsi yang cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet dan pewarna, disamping itu harus mengandung sumber energi, protein, mineral vitamin dan air (Ambawati & Wulandari, 2009).

Menurut Prawirohardjo (2005), diet yang di berikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori, mengandung cukup protein, cairan, serta banyak buah-buahan dikarenakan mengalami hemokonsentrasi, bagi ibu masa nifas yang menysui dalam hal nutrisi harus:


(66)

2. Makan dan diet berimbang untuk medapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.

3. Minum sedikinya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali menyusui).

4. Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.

5. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

2.2.6 Eliminasi

1. Miksi

Miksi di sebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4 jam, ibu diusahakan dapat membuang air kecil sendiri, bila tidak dilakukan dengan tindakan sebagai berikut:

a. Dirangsang dengan mengalirkan air kran di dekat klien. b. Mengkompres air hangat di atas simpisis

Bila tidak berhasil dengan cara di atas maka dilakukan kateterisasi. Karena prosedur kateterisasi membuat klien tindak nyaman dan beresiko infeksi saluran kencing tinggi untuk ketetrisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam post partum, douwer keteter diganti setelah 48 jam (Ambawati & Wulandari, 2009).

2. Defekasi

Biasanya 2-3 hari post partum masih sulit buang air besar, jika klien pada hari ke tiga belum juga buang air besar maka diberikan laksan


(67)

21

supositoria dan munim air hangat. Agar dapat buang air besar secara teraturdapat dilakukan denga diit teratur, pemberian cairan yang banyak, makan yang cukup serat dan olah raga.

Setelah kelahiran akan rentan terhadap infeksi oleh karena itu penting sekali agar daerah-daerah tersebut dijaga agar tetap kering dan bersih, untuk membersihkannya dan mencucinyanya dari arah depan ke belakang nasihatkan kepada ibu untuk memberihkan vulva setelah BAK/BAB (Rukiyah, dkk 2011).

2.2.7 Perawatan Payudara

Anatomi dan fisiologi payudara, secara vertikal payudara terletak diantara kosta ke II dan IV, secara hirizontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada di jaringa sub kutan, tepatnya di antara jaringan sub kutan superfisial dan profundus, yang menutupi muskulus pectoralis mayor. Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada wanita hamil adalah 200 gram, pada wanita hamil aterm 400-600 gram dan pada masa lakstasi sekisar 400-600-800 gram (Ambawati & Wulandari, 2009).

Menurut Rukiyah, dkk (2011), payudara terdiri dari beberapa bagian, yakni:

1. Kalang payudara: letaknya menelilingi puting susu, warna kegelapan, mengandung kelenjar-kelenjar Montgomery yang menghasilkan kelenjar sebun yang bertindak sebagai pelumas selama kehamilan dan sepanjang masa post partum.


(68)

2. Putting susu: terdiri dari jaringan yang erektil, terdapat lubang-lubang kecil merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat syaraf, pembuluh getah bening, serat-serat otot polos yang memiliki kerja seperti spincter dalam mengendalikan aliran susu.

3. Lobus yang terdiri dari 15 sampai 20 lobus, masing-masing lobus terdiri dari 20-40 mlobus, tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli.

4. Alveoli mengandung sel-sel acini yang menghasilkan susu serta dikelilingi oleh sel-sel miopitel yang berkontraksi mendorong susu ke luardari alveoli.

5. Laktiferus sinus/ampula: bertindak sebagai waduk sementara bagi air susu, payudara mendapat pasokan dari arteri mammary internal dan ekternal serta bercabang dari arteri-arteri intercostalis, venanya diatur dalam bentuk bundar disekekliling puting susu. Cairan limfa mengalir bebas keluar diantaranya payudara dan terus ke node-node limfa didalam axial dan mediastinum.

JKPKKR (2007), Ibu dapat melakukan perawatan payudara selama menyusui dengan cara sebagi berikut.

1. Ibu dapat mengatur ulang posisi menyusui jika mengalami kesulitan. 2. Ibu mengeringkan payudara setelah menyusui, untuk mencegah lecet dan

retak oleskan sedikit ASI ke puting, keringkan dulu sebelum menggunakan pakean. Lecet dan retak pada puting susu tidak berbahaya 3. Jika ibu mengalami mastitis/tersumbatnya saluran ASI anjurkan ibu


(1)

6. saya. Juli Hardiyanty, Elda Rahmadani, Riski Saima Putri, Muhayyul Immah, Nasla Sabila, Dan Ibrahim Husen adik yang menjadi semangat untukku. 7. Seluruh Dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara yang telah banyak memberikan pendidikan kepada saya selama proses perkuliahan dan staf non akademik yang membantu memfasilitasi saya secara administratif.

8. Teristimewa kepada teman-temanku Nurhalimah Hrp, Khodijah Siregar, Nuraisyah, Buat teman seperjuanganku teman-teman Ekstensi Keperawatan Stambuk 2014 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang tak pernah henti menasehatiku dan memberi motivasi untuk belajar dan segera menyelesaikan kuliah dengan baik.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia dan rahmat dari-Nya kepada semua pihak yang telah membantu saya.. Harapan saya semoga skripsi ini bermanfaat dalam memberikan informasi di bidang kesehatan terutama keperawatan.

Medan, Juni 2015


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Mamfaat ... 7

1.4.1 Praktek Keperawarawatan ... 7

1.4.2 Pendidikan Keperawatan ... 7

1.4.3 Penelitian Keperawatan ... 8

BAB II TINJAUAN TEORI ... 9

2.1 Konsep Masa Nifas... 9

2.1.1 Pengertian Nifas ... 9

2.1.2 Konsep Kemandirian ... 10

2.1.2.1. Pengertian ... 10

2.1.3 Tahapan Masa Nifas... 11

2.1.4 Adaptasi Psikologis ... 11

2.2 Perawatan Nifas ... 13

2.2.1 Perawatan Diri Ibu Nifas Selama Nifas ... 14

2.2.2 Perawatan Vulva Atau Perineum Pada Post Partum 14 2.2.3 Mobilisasi ... 17

2.2.4 Pemenuhan kebutuhan istitahat dan tidur ... 18

2.2.5 Diet ... 19

2.2.5 Eliminasi ... 20

2.2.6 Perawatan Payudara ... 21

2.3 Perawatan Bayi Baru Lahir ... 24

2.3.1 Memandikan Bayi ... 24

2.3.2 Merawat Tali Pusat Bayi ... 26

2.3.3 Perawatan Mata, Hidung dan Telinga ... 27

2.3.4 Perawatan Kulit Dan Kuku ... 28

2.3.5 Mengganti Popok ... 29

2.3.6 Menggendong dan Mengatur Bayi... 29

2.3.7 Memberikan Makan dan Minum... 30

2.4 Konsep Kemandirian ... 30

2.4.1 Pengertian ... 30

2.4.2 Tingkat Kemandirian ... 32


(3)

2.5.2 Pengetahuan ... 34

2.5.3 Pengalaman ... 35

2.5.4 Sosio Ekonomi ... 36

2.5.5 Motivasi ... 36

2.5.6 Jenis Persalinan ... 37

2.5.7 Budaya ... 38

BAB III KERANGKA KONSEP ... 39

3.1 Kerangka Koseptual ... 39

3.2 Defenisi Operasinal ... 40

BAB IV METODE PENELITIAN ... 44

4.1 Desain Penelitian ... 44

4.2 Populasi dan Sampel... 44

4.2.1 Populasi ... 44

4.2.2 Sampel ... 45

4.3 Lokasi Penelitian ... 46

4.4 Pertimbangan Etik ... 46

4.5 Instrumen Penelitian ... 47

4.5.1 Kuesioner Data Demografi ... 47

4.5.2 Kuesioner Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Ibu Nifas ... 47

4.5.3 Kuesioner Tingkat Kemandirian Ibu dalam Merawat Diri dan Bayinya ... 48

4.6 Validitas dan Rehabilitas Instrumen ... 48

4.7 Pengumpulan Data... 50

4.8 Analisa Data ... 50

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 52

5.1. Hasil Penelitian... 52

5.1.1.Karakteristik Demografi... 52

5.1.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Ibu Dalam Merawat Diri Dan Bayinya Selama Priode Nifas... 54

5.1.3. Tingkat Kemandirian Ibu... 55

5.1.4. Hubungan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Ibu Dalam Merawat Diri Dan Bayinya Selama Priode Nifas... 55

5.2. Pembahasan... 56

5.2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Ibu Dalam Merawat Diri Dan Bayinya Selama Priode Nifas... 56

5.2.2. Hubungan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Ibu Dalam Merawat Diri Dan Bayinya Selama Priode Nifas ... 61


(4)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 64 6.1. Kesimpulan... 64 6.2. Saran... 64 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Defenisi Operasional Variabel Penelitian... 40 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Demografi

Responden ... 53 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Ibu Dalam Merawat

Diri Dan Baynya Selama Periode Nifas ... 54 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tingkat Kemandirian

Ibu Dalam Merawat Diri Dan Bayinya Selama Periode Nifas . 55 Tabel 5.4. Hasil Uji Bivariat ... 55


(6)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1. Kerangka konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Ibu dalam Merawat Diri dan