Karakteristik Penderita tumor ovarium di RSUD Dr.Pirngadi kota Medan pada tahun 2013

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA TUMOR OVARIUM DI RSUD DR.PIRNGADI KOTA MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

THARANI SELVENDRAN 110100390

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Karakteristik Penderita tumor ovarium di RSUD Dr.Pirngadi kota Medan pada tahun 2013

Nama : Tharani Selvendran NIM : 100100390

___________________________________________________________________ Pembimbing Penguji 1

________________________ _________________________ dr. Hj Wan Naemah Sp.PA dr. Nurchaliza H.Siregar,SpM

NIP: 1960 1001 1987 12 2001 NIP: 197009082000032001 Penguji 2

_________________________ dr. Emil Azlin,SpA

NIP: 140355822

Medan, Januari 2015 Dekan,

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

________________________________________ Prof. Dr. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. TujuanPenelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Anatomi ... 5

2.2. Histologi ... 5

2.3.Epidemiologi ... 7

2.4.Etiologi dan predisposisi tumor ovarium ... 8

2.5. Klasifikasi tumor epithelial ... 13

2.5.1. Tumor epithelial ... 13

2.5.2. Tumor Ovarium sel germinal ... 15

2.5.3. Tumor Sex-Cord stromal ... 16

2.5.4. Tumor Sel lipid ... 17

2.5.5. Sarcoma Ovarium ... 17

2.5.6. Tumor Metastasis ... 18

2.6. Gejala klinis ... 18

2.6.1. Tanda Klinis ... 18

2.7. Diagnosis ... 19


(4)

2.9. Penatalaksanaan ... 21

2.10. Stadium Klinik ... 22

2.11. Pengobatan ... 23

2.12.Komplikasi ... 24

2.13.Prognosis ... 24

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 25

3.1.Kerangka Konsep ... 25

3.2. Definis Operasional ... 26

3.3. Aspek Pengukuran ... 27

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 28

4.1. Jenis Penelitian ... 28

4.2.Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

4.3.Populasi dan Sampel ... 28

4.4.Metode Pengumpulan Data ... 29

4.5.Metode Analisis Data ... 30

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………. 31

5.1.2. Deskriptif Karakteristik Responden……… 31

5.1.2.1. Distribusi Penderita Berdasarkan Kelompok Umur………. 32

5.1.2.2. Distribusi Penderita Berdasarkan Pekerjaan……… 33

5.1.2.3. Distribusi Penderita Berdasarkan Suku……... 34

5.1.2.4. Distribusi Penderita Berdasarkan Gambaran Histopatologi………... 35


(5)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………..… 39

6.1 Kesimpulan………. 39

6.2 Saran……… 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41 LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Pengaruh pemakaian pil kontrasepsi 10

terhadap kejadian kanker ovarium. 2.2. Paritas Resiko Relatif 10

2.3. Faktor Resiko keturunan dari karsinoma ovarium 12

2.4. Klasifikasi Tumor Ovarium Epithelial Menurut WHO 16

2.5. Jenis Tumor Ovarium sel Germinal 19

2.6. Jenis Tumor Sex-Cord Stromal 20

2.7. Gejala dan Tanda Frekuensi Relatif 23

2.8. Stadium Kanker ovarium Menurut FIGO 25

5.1 Distribusi Penderita berdasarkan Umur 38 5.2 Distribusi Penderita berdasarkan Pekerjaan 39 5.3 Distribusi Penderita Berdasarkan Suku 40

5.4 Distribusi penderita berdasarkan gambaran 41 Histopatologi


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini yang berjudul “Karakteristik Penderita tumor ovarium di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan pada Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian laporan proposal karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp PD- KEGH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

2. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa pendidikan.

3. dr. Hj. Wan Naemah, Sp.PA, selaku dosen pembimbing penulis atas kesabaran, waktu dan masukan-masukan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan proposal penelitian.

4. dr.Emil Azlin,Sp. A(K), selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

5. Dr.Nurchaliza H.Siregar selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Keluarga penulis yang tercinta yang telah memberikan dukungan selama ini dalam bentuk moral ataupun materil.


(8)

7. Teman-teman kelompok sesama bimbingan penelitian dan teman- teman penulis lainnya, yang telah memberi bantuan berupa saran, kritikan dan motivasi selama penyusunan penelitian.

Demikianlah ucapan terima kasih ini saya sampaikan. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada semua orang tua untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia kedokteran.

Medan, 7 Januari 2015 Tharani Selvendran (NIM : 100100390)


(9)

ABSTRAK

Penelitian ini adalah mengenai karakteristik penderita tumor ovarium. Tumor ovarium adalah tumor ganas ovarium yang merupakan kumpulan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ectodermal,endodermal dan mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam.Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan pada tahun 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi cross sectional retrospektif dan dilakukan di Instalasi Patologi Anatomi RSUD Dr. Pirngadi.

Terdapat 80 kasus penderita tumor ovarium pada tahun 2013 di RSUD Dr. Pirngadi. Hasil penelitian menunjukkan bahawa kelompok umur yang paling banyak menderita tumor ovarium adalah kelompok umur 46-65 tahun (45.0%) . Frekuensi pekerjaan penderita tumor ovarium yang terbanyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 21 orang (26,5%). Dari hasil penelitian ini, dapat dilihat juga bahwa suku yang paling banyak menderita tumor ovarium adalah suku batak dengan jumlah 38 orang (47,5%). Gambaran histopatologi kanker yang terbanyak pada penderita tumor ovarium surface epithelial stroma tumor adalah yaitu sebanyak 38 kasus (47,5%). Sebagai kesimpulan, diharapkan peningkatan pengetahuan masyarakat, tenaga paramedik dan medis mengenai gejala dini tumor ovarium sehingga stadium dini lebih cepat terdeteksi yang akan memberikan prognosis yang baik.


(10)

ABSTRACT

The research was conducted to study the characteristics of patients with Ovarian tumor. Ovarian tumor are malignant tumors of the ovary which is also derived from the group of tumors with histogenesis which varies, can be derived from all three dermoblast (endodermal,ectodermal and mesodermal ) with either histologic characteristics or biologic characteristics which varies.Ovarian tumor are one of the main causes of deaths among all the other gynaecology cancers.

The aim of this research is to study the characteristics of ovarian tumor patients in RSUD dr. Pirngadi Kota Medan 2013. This research was conducted with descriptive method and cross sectional retrospective approach and was performed at Patology Anatomy Department RSUD dr. Pirngadi Kota Medan 2013.

There were 80 cases of ovarian tumor patients. The result of the research shows that the largest age group who are suffering from ovarian cancer is age group 46-65 (45.0%) The proportion of most affected tribe is Batak which is about 38 patients (47.5%) and most of them are house wives with number of 21 patients (26.5%). The most common histopathology type in this research is surface epithelial stromal tumors where total amount of patients with this type is 38 patients (47,5%).

It is suggested that community, paramedics and medical personnel are more aware of the symptoms of ovarian tumor as the disease can be detected in early stage and to gain good prognosis.


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini adalah mengenai karakteristik penderita tumor ovarium. Tumor ovarium adalah tumor ganas ovarium yang merupakan kumpulan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ectodermal,endodermal dan mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam.Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan pada tahun 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi cross sectional retrospektif dan dilakukan di Instalasi Patologi Anatomi RSUD Dr. Pirngadi.

Terdapat 80 kasus penderita tumor ovarium pada tahun 2013 di RSUD Dr. Pirngadi. Hasil penelitian menunjukkan bahawa kelompok umur yang paling banyak menderita tumor ovarium adalah kelompok umur 46-65 tahun (45.0%) . Frekuensi pekerjaan penderita tumor ovarium yang terbanyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 21 orang (26,5%). Dari hasil penelitian ini, dapat dilihat juga bahwa suku yang paling banyak menderita tumor ovarium adalah suku batak dengan jumlah 38 orang (47,5%). Gambaran histopatologi kanker yang terbanyak pada penderita tumor ovarium surface epithelial stroma tumor adalah yaitu sebanyak 38 kasus (47,5%). Sebagai kesimpulan, diharapkan peningkatan pengetahuan masyarakat, tenaga paramedik dan medis mengenai gejala dini tumor ovarium sehingga stadium dini lebih cepat terdeteksi yang akan memberikan prognosis yang baik.


(12)

ABSTRACT

The research was conducted to study the characteristics of patients with Ovarian tumor. Ovarian tumor are malignant tumors of the ovary which is also derived from the group of tumors with histogenesis which varies, can be derived from all three dermoblast (endodermal,ectodermal and mesodermal ) with either histologic characteristics or biologic characteristics which varies.Ovarian tumor are one of the main causes of deaths among all the other gynaecology cancers.

The aim of this research is to study the characteristics of ovarian tumor patients in RSUD dr. Pirngadi Kota Medan 2013. This research was conducted with descriptive method and cross sectional retrospective approach and was performed at Patology Anatomy Department RSUD dr. Pirngadi Kota Medan 2013.

There were 80 cases of ovarian tumor patients. The result of the research shows that the largest age group who are suffering from ovarian cancer is age group 46-65 (45.0%) The proportion of most affected tribe is Batak which is about 38 patients (47.5%) and most of them are house wives with number of 21 patients (26.5%). The most common histopathology type in this research is surface epithelial stromal tumors where total amount of patients with this type is 38 patients (47,5%).

It is suggested that community, paramedics and medical personnel are more aware of the symptoms of ovarian tumor as the disease can be detected in early stage and to gain good prognosis.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Tumor ovarium merupakan salah satu neoplasma yang dijumpai pada sistem genitalia wanita. Tumor ovarium dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu tumor jinak, borderline, dan tumor ganas. Tumor ovarium diperkirakan 30% dari seluruh kanker pada sistem genitalia wanita. Sekitar 80% tumor jinak lebih sering dijumpai pada usia 20-45tahun, sedangkan tumor borderline dijumpai pada usia yang lebih tua, dan tumor ganas umumnya dijumpai pada usia 45tahun dan 65tahun. Peningkatan insidensi kanker ovarium erat hubungannya dengan semakin meningkatnya usia, jumlah paritas dan penggunaan kontrasepsi oral. Angka kejadian tumor ovarium lebih rendah bila dibandingkan dengan tumor servik dan uterus namun kanker ovarium memiliki mortalitas tertinggi di antara tumor ganas ginekologik (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

Pada umumnya kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut, dan sebagian besar tumor sudah menyebar ke organ lain. Penyebab tumor ini demikian berbahaya bukan frekuensinya tetapi letalitasnya karena pertumbuhannya yang tidak menimbulkan gejala, itulah sebabnya tumor ini dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam tapi mematikan (silent killer). Setiap tahun lebih dari 23.000 kasus baru yang terdiagnosa dan sekitar 13.900 di antaranya meninggal dunia. Menurut data statistik American Cancer Society insiden kanker ovarium sekitar 4% dari seluruh keganasan pada wanita dan menempati peringkat kelima penyebab kematian akibat kanker, dimana angka kematian ini tidak banyak berubah sejak 50 tahun yang lalu (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).


(14)

Menurut data terbaru insidensi kanker ovarium dari Surveillance Epidemiology and End Result, 10 tahun terakhir kanker ovarium berada pada urutan kelima penyebab kematian pada kanker ginekologi wanita. Insiden meningkat di negara-negara berkembang seperti di Amerika Utara dan Eropa Barat, kanker ini 90% berasal dari karsinoma sel epitel ovarium (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

Tumor sel germinal mempunyai perbandingan yang signifikan (20%) dari seluruh jenis kanker ovarium di beberapa negara Asia, khususnya di negara Jepang. Menurut data canadian cancer registration, kanker ovarium jenis serosum mencakup 56%, sedangkan jenis musinosum 18% di ikuti endometrioid 16%, clear cell 6% dan mixed epithelilal tumor 3%. Di Indonesia, kanker ovarium menduduki urutan ke enam terbanyak dari keganasan pada wanita setelah kanker servik, payudara, kolorektal, kulit, limfoma. Pada penelitian di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta (1989-1995) didapatkan kanker ovarium jenis epitel 55,98% dan kanker ovarium non epitel 44,02%. Kanker ovarium epitel jenis serosum 44,44%, musinosum 19,66%, endometrioid 10,26%, clear cell 5,13% dan mixed epithelial malignant 0,85%. Menurut Iqbal (2002-2006) dalam penelitian di Medan menemukan 105 kasus kanker ovarium yaitu 84 kasus (80%) jenis epitel dan 21 kasus (20%) kanker ovarium non epitel (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

Menurut Rezkini penelitian yang dilakukan di departemen Patologi Anatomi FKUI/RSUPNCM pada tahun 1997-2006 didapatkan tumor ovarium sebanyak 2266 kasus, dimana jenis non-epitel sebanyak 1592 kasus (70,26%), di ikuti jenis Germ cell sebanyak 578 kasus (25,5%), sex cord sebanyak 96 kasus (4,24%) dengan usia termuda 0-9 tahun dan tertua 80-89 tahun. Hampir 70% kanker ovarium terdiagnosis pada stadium lanjut, menyebar dalam rongga abdomen atas (stadium III) atau lebih luas (stadium IV) dengan angka harapan hidup selama 5 tahun hanya sekitar 15-20%, sedangkan harapan hidup stadium I dan II diperkirakan dapat mencapai 90% dan 70%. Tumor ovarium memiliki entitas patologik yang sangat beragam.


(15)

Keberagaman ini disebabkan oleh adanya tiga jenis sel yang membentuk ovarium normal yaitu : epitel penutup (Coelomic) permukaan yang multipoten. Setiap jenis sel ini menimbulkan beragam tumor pada ovarium (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka peneliti berkeinginan mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium di Kota Medan di RSUD Dr. Pirngadi kota Medan tahun 2013.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah karakteristik penderita tumor ovarium di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2013.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium berdasarkan umur untuk mengetahui usia yang paling rentan terhadap tumor ovarium .

2. Mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium berdasarkan pekerjaan untuk mengetahui bidang pekerjaan mana yang memiliki kerentanan yang tinggi terhadap tumor ovarium.

3. Mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium berdasarkan suku untuk mengetahui suku mana yang sering terkena tumor ovarium .


(16)

4. Mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium berdasarkan gambaran histopatologi untuk mengetahui gambaran prognosisnya.

1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kesadaran dan tambahan informasi kepada masyarakat awam tentang tumor ovarium.

2. Sebagai sarana pengembangan diri dan penerapan pengetahuan yang diperoleh penulis tentang metodologi penelitian.

3. Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.

4. Untuk menambah pengetahuan dalam melakukan penelitian terutama tentang frekuensi penderita tumor ovarium di RSUD Dr Pirngadi Kota Medan tahun 2013.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, yang dengan

mesovarium menggantung dibagian belakang ligamentum latum, kiri dan

kanan.Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Pinggir atasnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang , sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan.Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum. Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satudengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum (Davis.F.A ,2005)

2.2. Histologi

Sistem reproduksi wanita terdiri atas dua ovarium, dua tuba uterina, uterus, vagina, dan genitalia eksterna. Ovarium merupakan suatu badan berbentuk buah kenari dengan ukuran kurang lebih panjang 4 cm, lebar 2 cm, dan tebal 8mm. Ovarium memiliki bagian-bagian yang terdiri dari medulla dan korteks. Bagian medulla ovarium mengandung jalinan vaskular yang luas di dalam jaringan ikat seluler yang longgar.Sementara itu, korteks merupakan tempat folikel ovarium terutama yang mengandung oosit.


(18)

Tidak ada batasan yang jelas antara korteks dan medulla .Permukaan ovarium ditutupi oleh epitel selapis gepeng atau kuboid, yakni epitel germinal.Di bawah lapisan epitel germinal terdapat sebuah lapisan jaringan ikat padat yang tidak berbatas jelas membentuk tunika albugenia.Jaringan korteks ovarium berada dibawah tunika albugenia. Di sini terdapat sejumlah besar folikel ovarium yang sedang berkembang pada fase yang berbeda-beda (Davis.F.A ,2005).

Sebuah folikel ovarium teridiri atas sebuah oosit yang dikelilingi oleh satu atau lebih lapisan sel folikel. Folikel dbagi ke dalam tiga fase perkembangan , yaitu folikel primordial , folikel berkembang , dan Folikel de Graaf atau matang (Davis.F.A ,2005).

Folikel primordial paling banyak dijumpai saat sebelum kelahiran . Terdiri atas sebuah oosit primer dengan inti dan anak inti besar yang dibungkus oleh selapis sel folikel gepeng . Sementara folikel berkembang , stroma ovarium yang mengelilingi folikel akan berdeferensiasi menjadi teka interna dan teka eksterna .Teka eksterna kaya akan vascular dan teka eksterna terutama terdiri atas jaringan ikat . Tidak ada pembuluh darah dalam lapisan granulosa (Davis.F.A,2005).

Sewaktu folikel berkembang pula, terbentuk ruang-ruang kecil diantara sel folikel yang berisi cairan folikel. Folikel ini disebut folikel sekunder. Kemudian ruang-ruang ini menyatu dan akhirnya hanya membentuk satu ruang besar yang disebut antrum . Sel-sel dari lapisan granulosa berkumpul pada satu bagian dinding folikel, membentuk bukit kecil sel-sel , yaitu kumulus ooforus , yang mengandung oosit . Kumulus ooforus ini menonjol ke dalam antrum . Oosit tidak akan bertumbuh lagi dan dilapisi oleh sel granulosa tipis yang disebut korona radiata . Folikel ini kini bernama Follicle de Graaf atau matang (Davis.F.A ,2005).

Proses ovulasi terdiri atas pecahnya folikel matang dan pelepasan ovum . Ovum bersama zona pelucida, sel-sel yang meliputinya, dan beberapa cairan antrum meninggalkan ovarium dan masuk ke dalam tuba uterine .


(19)

Setelah ovulasi , sel granulosa dan sel-sel dari teka interna yang menetap dalam ovarium membentuk kelenjar endokrin sementara yang disebut korpus luteum yang mensekresikan progesterone dan estrogen (Davis.F.A ,2005).

2.3. Epidemiologi

Di antara kanker genitalia wanita, insidens kanker ovarium berada di urutan ketiga, setelah kanker serviks dan endometrium. Jumlah kanker ovarium mencakup 6% dari seluruh kanker pada wanita dan merupakan kanker tersering keenam pada wanita di Amerika Serikat (tidak termasuk kanker kulit). Tumor ovarium juga mempresentasikan 30% dari seluruh kasus kanker genitalia wanita. Selain itu, karena kebanyakan dari neoplasma ovarium ini tidak dapat dideteksi secara dini, tumor ovarium kebanyakan muncul sebagai kanker yang fatal, sehingga mengakibatkan kematian pada 50% dari seluruh kasus kanker genitalia wanita (O.Hopfer,et.al.,2005). Ada berbagai tipe dari tumor ovarium, baik yang jinak maupun ganas. Sekitar 80% dari seluruh kasus bersifat jinak, dan sebagian besarnya ditemukan pada wanita muda yang berusia antara 20-45 tahun. Tumor ganas lebih sering ditemukan pada wanita berusia 40-65 tahun (O.Hopfer,.D,Zwahler.,M.F.Fey,.S.Aebi., 2005).

2.4. Etiologi dan Predisposisi Tumor Ovarium

Etiologi dari kanker ovarium sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun beberapa penulis telah melaporkan bahwa terdapat hubungan antara kejadian kanker ovarium ini dengan beberapa faktor lingkungan termasuk paparan dengan makanan, virus, dan bahan-bahan industri (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

• Faktor Makanan

Makanan yang banyak mengandung lemak hewan telah dilaporkan akan meningkatkan risiko untuk menderita kanker ovarium. Beberapa negara seperti Swedia di mana konsumsi lemak hewan per kapitanya tinggi, mempunyai insiden


(20)

kanker ovarium yang tinggi dibanding dengan negara Jepang dan China yang konsumsi lemak hewan per kapitanya rendah . Juga dilaporkan insiden kanker ovarium yang tinggi didapati pada populasi dengan konsumsi kopi per kapitanya tinggi. Byers dalam penelitiannya menjumpai adanya hubungan diet yang rendah serat dan kurang vitamin A dengan peningkatan insiden kanker ovarium (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

• Faktor Bahan-Bahan Industri

Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa asbes dan komponen dari talk (hydrous magnesium trisilicate) merupakan penyebab dari terjadinya neoplasma epitel ovarium. Keal dan juga Graham dalam penelitiannya menemukan peningkatan kejadian neoplasma ovarium pada wanita-wanita yang dalam pekerjaannya terpapar dengan asbes. Henderson melakukan penelitian pada babi hutan dan kelinci yang dipaparkan dengan asbes, ternyata terjadi perubahan sel epitel ovariumnya menjadi atipik.

Juga dilaporkan pada wanita yang menggunakan talk pada pembalut wanitanya atau sebagai powder pengering di daerah vulva dan perineum, ternyata partikel dari talk dapat ditemukan pada sel epitel pada ovarium yang normal, kista ovarium serta pada kanker ovarium (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

• Faktor Infeksi Virus

Dugaan bahwa virus juga terlibat sebagai penyebab kanker ovarium masih diperdebatkan. Dijumpai kasus-kasus kanker ovarium yang ternyata mempunyai riwayat terinfeksi virus mumps (parotitis epidemika) atau menderita infeksi virus mumps yang subklinis. Juga ada laporan yang menghubungkan penyebab kanker ovarium ini dengan infeksi dari virus rubella dan virus influenza (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).


(21)

• Faktor Paparan Radiasi

Dugaan adanya pengaruh paparan dari radiasi terhadap ovarium telah mendapat perhatian dari banyak peneliti. Dari penelitian case control terbukti adanya peningkatan risiko menderita kanker ovarium pada wanita yang terpapar oleh radiasi, dengan risiko relatif sebesar 1,8. Walaupun ada juga penelitian yang tidak menemukan hubungan antara kejadian kanker ovarium pada wanita-wanita yang terpapar oleh radiasi (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

Hipotesis Incessant Ovulation

Pada saat terjadi ovulasi akan terjadi kerusakan pada epitel ovarium. Untuk proses perbaikan kerusakan ini diperlukan waktu tertentu. Apabila proses ovulasi dan kerusakan epitel ini terjadi berkali-kali terutama jika sebelum penyembuhan sempurna tercapai, atau dengan kata lain masa istirahat sel tidak adekuat, maka proses perbaikan tersebut akan mengalami gangguan sehingga dapat terjadi transformasi menjadi sel-sel neoplastik .

Hal ini dapat menerangkan tentang terjadinya penurunan kejadian kanker ovarium pada wanita yang hamil, menyusui atau menggunakan pil kontrasepsi, oleh karena selama hamil, menyusui, dan menggunakan pil kontrasepsi tidak terjadi ovulasi (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

• Faktor Hormonal

Pengaruh pemakaian terapi sulit hormonal pada wanita menopause terhadap kejadian kanker ovarium masih diperdebatkan. Hildreth dkk. tidak menjumpai peningkatan risiko kejadian kanker ovarium pada pemakai terapi sulih hormonal. Rodriguez melaporkan pemakaian terapi sulih hormonal pada wanita menopause dengan estrogen saja selama 10 tahun, meningkatkan risiko relatif kejadian kanker ovarium sebesar 2,2.


(22)

Pada penelitian-penelitian lainnya didapatkan adanya pengaruh hormon gonadotropin, androgen dan progesteron dalam meningkatkan risiko terhadap kejadian kanker ovarium. Pemakaian pil kontrasepsi juga dapat menurunkan risiko terhadap kejadian karsinoma ovarium sebanyak 30% sampai 60% (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

Tabel 2.1. Pengaruh pemakaian pil kontrasepsi terhadap kejadian kanker ovarium.

Pemakaian Pil Kontrasepsi Resiko Tidak Pernah 1.0 Pernah 0.75 3 bulan sampai 4 tahun 0.6 – 0.7 5 sampai 10 tahun 0.4 Lebih dari 10 tahun 0.2 (Whittemore.,1992)

• Faktor Paritas

Banyak peneliti yang melaporkan bahwa kejadian karsinoma ovarium menurun pada wanita-wanita yang mempunyai banyak anak dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah melahirkan dengan risiko relatif berkisar antara 0,5 sampai 0,8. Keadaan ini memperkuat dasar dari hipotesis incessant ovulation (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).


(23)

Tabel 2.2. Paritas Risiko Relatif

Paritas Faktor Resiko Nulipara 1.0 1 anak dari kehamilan awam 0.6 2 anak dari kehamilan aterm 0.53 ≥ 6 dari kehamilan aterm 0.29 (Negri et al.,1991)

• Faktor Ligasi Tuba dan Histerektomi

Tindakan ligasi tuba fallopii dalam rangka program keluarga berencana dan juga tindakan histerektomi ternyata menurunkan risiko kejadian kanker ovarium. Mekanisme terjadinya penurunan risiko karena tindakan pembedahan ginekologi ini sampai sekarang belum jelas. Ada yang mengatakan bahwa dengan dilakukan ligasi tuba ataupun histerektomi akan mengakibatkan terjadinya pemutusan hubungan pintu masuk partikel talk dari daerah perineum menuju ovarium (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

• Faktor Genetik dan Familial

Adanya hubungan yang erat antara terjadinya kanker ovarium dengan faktor genetik sudah diketahui sejak lama. Di Amerika Serikat risiko sepanjang hidup (lifetime risk) seorang wanita untuk mendapat kanker ovarium adalah 1 dalam 70 atau 1,4%.Pada penelitian Hildreth dkk. didapatkan estimasi odds ratio untuk terjadinya kanker ovarium pada wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium mutasi pada gene adalah 18 dibandingkan dengan wanita yang tanpa riwayat keluarga. Hampir sebanyak 10% dari kanker ovarium disebabkan oleh karena adanya BRCA1 yang berlokasi pada kromosom 17q dan gene BRCA2 yang berlokasi pada kromosom 13q (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).


(24)

Berdasarkan penelitian epidemiologi, dikenal 3 kelainan genetik yang berhubungan dengan kanker ovarium. Namun kelainan genetik ini tidak hanya menyebabkan keganasan pada ovarium saja, akan tetapi juga menyebabkan keganasan pada organ lain secara bersamaan, sehingga merupakan suatu sindroma. Ada tiga sindroma yang dikenal, sesuai dengan urutan yang paling banyak dijumpai yaitu:

1. Hereditary Breast/ovarian cancer syndrome (HBOC) 2. Hereditary site-specific ovarian cancer

3. Hereditary nonpolyposis colon cancer syndrome(HNPCC)

Adanya riwayat keluarga yang menderita karsinoma mamma dan kanker ovarium merupakan faktor risiko terhadap kejadian kanker ovarium pada seseorang, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3. Faktor risiko keturunan dari karsinoma ovarium Faktor resiko Resiko relatif Riwayat kanker payudara pada keluarga

-tidak ada 1,0 -ada pada keluarga tingkat pertama 2,1 -ada pada pribadi yang bersangkutan 10 Riwayat kanker ovarium pada keluarga

-tidak ada 1,0 -ada 1 orang pada keluarga tingkat pertama 3,1 -ada >2 orang pada keluarga tingkat pertama 4,6-15 (Whittemore et al.,1992)


(25)

2.5. Klasifikasi Tumor Ovarium

Tumor ovarium dikelompokkan atas 6 kelompok, yaitu: 1. Tumor epitelial

2. Tumor sel germinal

3. Tumor sex - cord dan stromal 4. Tumor sel lipid

5. Sarkoma

6. Tumor metastasis 2.5.1. Tumor epithelial

Insidensi tumor ovarium epithelial sekitar 60 – 80% dari semua faktor tumor ovarium. Di RSCM Jakarta tahun 1989-1992 ditemukan 1.726 kasus kanker ginekologi, diantaranya 13,6% adalah kanker ovarium. Umumnya 72% adalah kanker ovarium epithelial yang datang dalam stadium lanjut, sedangkan stadium I – II 42,5%. Mortalitas karena kanker ovarium adalah 22,6% dari 327 kematian kanker ginekologi (Aziz.M.F, et al.,2006).

Tabel 2.4. Klasifikasi Tumor Ovarium Epitelial Menurut WHO 1.Serous tumors

Benign

Cystadenoma and papillary cystadenoma Surface Papilloma

Adenofibroma and cystadenoma Tumor of low malignant potential Malignant

Adenocaricinoma

Surface papillary adenocarcinoma


(26)

2.Mucinous tumors Benign

Cystadenoma

Adenofibroma and cystadenofibroma Tumor of low malignant potential Intestinal type

Endocervical like Malignant

Adenocarcinoma

Malignant adenofibroma

Mural nodule arising in mucinous cystic tumor 3.Endometrioid tumors

Benign

Adenoma and cystadenoma

Adenofibroma and cystadenofibroma Tumor of low malignant potential Endmetrioid tumors (continued) Malignant

Adenocarcinoma Adenoacanthoma

Adenosquamous carcinoma

Malignant adenofibroma with a malignant stromal heterologous Undifferentiated sarcoma

4.Clear cell tumors Benign

Tumor of low malignant potential Malignant

Adenocarcinoma 5.Transitional cell tumors Brenner’s tumors

Proliferating Brenner’s tumor Malignant Brenner’s tumor Transitional cell carcinoma (non-Brenner type)


(27)

6.Squamous cell carcinoma

7.Mixed epithelial tumors (specify types) Benign

Tumor of low malignant potential Malignant

8.Undifferentiated carcinoma

(Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006). 2.5.2. Tumor Ovarium Sel Germinal

Tumor sel germinal berasal dari sel germinal primordial ovarium. Kira - kira 20 - 25% tumor ovarium berasal dari germ sel. Tetapi hanya 3% yang ganas. Tumor ganas ovarium sel germinal ditemukan 5% dari semua kanker ovarium di negara -negara barat, sedangkan -negara – -negara oriental dan masyarakat kulit hitam tumor ganas ini lebih sering yaitu 15% dari semua kasus (Aziz.M.F,

Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

Tabel 2.5. Jenis Tumor Ovarium sel Germinal 1. Disgerminoma

2. Teratoma A. Immature B. Mature

• Solid

• Cystic

a. Dermoid cyst (mature cystic teratoma)

b.Dermoid cyst with malignant transformation


(28)

C.Monodermal and highly specialized

• Struma ovarii

• Carcinoid

• Struma ovarii and Carcinoid

• Others 3. Endodermal sinus tumor 4. Embryonal carcinoma 5. Polyembryoma 6. Choriocarcinoma 7. Mixed forms

____________________________________________________________________ (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

2.5. Tumor Sex – Cord Stromal

Tumor sex- cord stromal ovarium ditemukan 5 – 8% dari semua keganasan ovarium. Tumor ini berasal dari sex – cord, stromal ovarium, atau mesenchim. Tumor ini biasanya merupakan kombinasi beberapa elemen seperti sel “wanita”(sel granulosa dan teka) dan sel “laki - laki” (sel sertoli dan Leydig) (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

Tabel 2.6. Jenis Tumor Sex - Cord Stromal 1. Granulose – stromal – cell tumors

A. Granulosa - cell tumors

B. Tumors in thecoma – fibroma group 1) Thecoma

2) Fibroma – fibrosarcoma 3) Sclerosing stromal tumor


(29)

A. Well – differentiated 1) Sertoli cell tumor

2) Sertoli – Leydig – cell tumor 3) Leydig – (hillus )cell tumor B. Moderately differentiated

C. Poorly differentiated (carcomatoid) D. With heterologous elemens

3. Gynandroblastoma 4. Unclassified

____________________________________________________________________ (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

2.5.4. Tumor Sel Lipid

Tumor sel lipid ini ditemukan pada kurang dari 0,1% dari semua tumor ganas ovarium dan biasanya unilateral. Tumor ini umumnya berkaitan dengan virilisasi dan kadang – kadang dengan kegemukan, hipertensi, dan intoleransi glukosa.Tumor sel lipid ini disebut juga dengan nama tumor sel steroid dan dibedakan atas:

Stromal luteomas

Leydig (hillus) cell tumor

Steroid cell tumor not otherwise specific (NOS) (Aziz.M.F,

Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006). 2.5.5. Sarcoma Ovarium

Berdasarkan kandungan elemen didalamnya, sarcoma dibedakan atas sarcoma of purely origin dan heterologous sarcoma yang mengandung nonovarian elemen. Sarcoma ovarium ini ditemukan pada kurang dari 1% dari seluruh tumor ganas ovarium.


(30)

Sarcoma ini mempunyai sifat tumbuh cepat sehingga pada saat ditemukan tumor sudah dalam stadium lanjut dan telah bermetastasis(Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

2.5.6. Tumor Metastasis

Kira – kira 5% tumor metastasis ke ovarium berasal dari organ lainnya terutama dari organ genitalia interna, payudara, dan traktus gastrointestinal. Gejala dan tandanya dapat menyerupai tumor primer dari ovarium baik secara klinis maupun patologis. Tumor metastasis ke ovarium yang sering disangka sebagai tumor primer ovarium adalah tumor adenokarsinoma dari kolon. Makroskopik tumornya kistik dan secara histologi menyerupai adenokarsinoma musinosum atau adenokarsinoma endometriod (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

2.6. Gejala Klinis

Pada stadium awal kanker ovarium ini tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik biasanya ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin. Umumnya lebih dari 60% penderita didiagnosis setelah berada pada stadium lanjut.

Pada stadium lanjut biasanya dijumpai gejala-gejala penekanan pada rongga abdomen berupa rasa mual, muntah, hilang nafsu makan, dan gangguan motilitas usus (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).


(31)

2.6.1. Tanda Klinis

Adanya massa di dalam rongga pelvis merupakan tanda yang penting dari kanker ovarium. Pada wanita yang berusia di atas 40 tahun, adanya massa dengan diameter > 5 cm diperlukan perhatian khusus, karena 95% dari kanker ovarium mempunyai diameter tumor > 5 cm.

Namun jika ditemukan massa kistik soliter yang berukuran antara 5–7 cm pada wanita usia reproduksi, kemungkinan merupakan suatu kista fungsional yang dapat mengalami regresi spontan dalam 4 - 6 minggu kemudian. Gejala dan tanda klinis dari kanker ovarium yang biasa dijumpai adalah sebagai berikut:

Tabel 2.7. Gejala dan Tanda Frekuensi Relatif 1. Pembesaran Perut

2. Nyeri Perut

3. Gejala –gejala dyspepsia 4. Gangguan buang air kecil/besar 5. Penurunan berat badan

6. Gangguan Haid

7. Pembesaran kelenjar inguinal (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006). ____________________________________________________________________

2.7. Diagnosis

Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul dan atau di rongga panggul , maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya , lokalisasi , permukaan , konsistensi , apakah dapat digerakkan atau tidak ) , perlulah ditentukan jenis tumor tersebut . Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri , terpisah dari tumor (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).


(32)

Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlu lebih cermat dan disertai pemeriksaan tambahan . Di negara-negara berkembang , karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa menjadi besar sehingga mengisi seluruh rongga perut .

Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah pembesaran yang dilakukan dengan teliti , kesukaran ini biasanya dapat diatasi (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

Apabila sudah ditentukan bahawa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau non-neoplastik . Tumor non-neoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala kearah peradangan genital , dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena perlengketan . Kista non-neoplastik umumnya tidak menjadi besar dan diantaranya pada suatu saat biasanya menghilang sendiri (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

2.8. Pemeriksaan Penunjang

Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan differensial diagnosis.Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah :

1. Laparoskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.


(33)

2. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

3. Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

4. Parasintesis

Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding tertusuk (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

2.9. Penatalaksanaan

Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor non-neoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala atau keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).


(34)

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

2.10. Stadium Klinik

Tabel 2.8. Stadium kanker ovarium menurut FIGO Staging Keterangan

I Tumor terbatas pada ovarium

IA : Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada pertumbuhan tumor di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.

IB :Tumor terbatas pada dua ovarium, kapsul tumor utuh , tidak ada pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium , tidak ada sel tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum. IC: Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu faktor yaitu kapsul tumor pecah , pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium , ada sel tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum

II Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis IIA : Tumor meluas ke uterus dan/atau ke tuba tanpa sel tumor di cairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.


(35)

tumor di cairan asites ataupun biasan cairan di rongga peritoneum.

IIC : Perluasan di pelvis (IIA atau IIB) dengan sel tumor dicairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.

III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor pada rongga peritoneum di luar pelvis dengan / atau

metastasis kelenjar getah bening regional . IIIA : Metastasis mikroskopik di luar pelvis

IIIB : Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi kurang dari 2 cm.

IIIC : Metastasis makroskopikdi luar pelvis dengan besar lesi lebih dari 2cm dan / atau metastasis ke kelenjar getah bening

IV Metastasis jauh ( di luar ronga peritoneum ) .

(Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006). 2.11. Pengobatan

Pengobatan utama pada kanker ovarium adalah dengan cara pembedahan yang ditujukan untuk mengangkat masa tumor dan melakukan penentuan stadium (surgical staging), selanjutnya jika diperlukan dilanjutkan dengan pemberian terapi adjuvant seperti: pemberian obat-obat sitostatika atau kemoterapi, radioterapi, dan

immunoterapi. Tindakan pembedahan yang baku untuk penentuan stadium (surgical staging) pada karsinoma ovarium dilaksanakan sebagai berikut:

• Insisi kulit vertikal (midline) sampai melewati umbilikus.

• Inspeksi dan palpasi seluruh organ intraperitoneal dan permukaan peritoneum rongga pelvis dan rongga abdomen atas.

• Pengambilan cairan asites bila ada, atau bilasan rongga peritonium di

• Empat tempat yaitu: subdiafragma, pelvis (cavum Douglas), rongga parakolik kiri dan kanan.


(36)

• Biopsi seluruh lesi yang dicurigai.

• Jika tidak dijumpai massa di luar ovarium, dilakukan biopsi di beberapa tempat dari peritoneum di cavum Douglas dan cekungan paracolik kiri dan kanan, peritoneum kandung kemih, mesenterium, dan diafragma.

• Explorasi rongga retroperitoneal.

• Pengangkatan kelenjar getah bening pelvis dan para aorta, atau paling tidak dilakukan pengambilan contoh untuk pemeriksaan histopatologi.

• Jika memungkinkan ovarium harus diangkat secara utuh.

• Biopsi atau reseksi beberapa daerah perlengketan.

• Infrakolik omentektomi

• Total abdominal histerektommi dan salfingo –ooforektomi bilateral serta pengangkatan seluruh massa tumor .

• Dengan dilakukan pembedahan yang sempurna di atas (complete surgical staging) terlihat bahawa prosedur pembedahan tersebut cukup luas dan akan mengakibatkan wanita kehilangan fungsi reproduksinya . Tindakan pembedahan ini disebut tindakan pembedahan radikal . Jika ditemukan kanker ovarium pada wanita usia muda yang masih memerlukan fungsi reproduksinya , maka tindakan bedah radikal ini dapat dihindari dengan syarat-syarat tertentu , sehingga tidak perlu dilakukan pengangkatan uterus dan ovarium yang sehat . Tindakan pembedahan ini disebut dengan pembedahan konservatif (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).

2.12. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada tumor ovarium diantaranya adalah torsi , rupture, perdarahan dan menjadi keganasan. Potensi kistadenoma ovarium jinak menjadi ganas sudah dipostulasikan,kista dermoid dan endometriosis dapat berubah menjadi ganas, akan tetapi dalam persentase yang relatif sedikit (Aziz.M.F, Andrijono.,Saifuddin.A.B.,2006).


(37)

2.13. Prognosis

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovarium ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam keadaan stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.

Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk. Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma. (Newton.S.,Hickey,M.,Marrs,J., 2009) (Coleman.R.L.,Santoso,J,T., 2001).

Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2% . (Newton.S.,Hickey,M.,Marrs,J., 2009) (Coleman.R.L.,Santoso,J,T., 2001).


(38)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karekteristik Penderita tumor ovarium Karakteristik Penderita

• Umur

• Suku

• Pekerjaan

• Gambaran Histopatologi


(39)

3.2. Definisi Operasional

a) Tumor Ovarium merupakan salah satu neoplasma yang dijumpai pada sistem genitalia wanita. Tumor ovarium dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu tumor jinak, bordeline, dan tumor ganas.

b) Umur adalah jumlah tahun hidup pasien penderita tumor ovarium sejak lahir sampai ulang tahun terakhir dan dihitung berdasarkan kalender Masehi.

c) Suku-suku bangsa adalah segolongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama dan identitas berdasarkan kesatuan kebudayaan.

d) Gambaran histopatologi adalah gambaran mikroskopis tumor ovarium sesuai dengan yang tercatat dalam rekam medis menurut klasifikasi WHO.

(i) Jinak (ii) Borderline (iii) Ganas


(40)

Variabel Hasil Ukur Skala Ukur Umur - 20-45 tahun Rasio - 46-65 tahun

- >65 tahun

Suku - Batak Nominal - Jawa

- Aceh - Minang - Nias - Karo

- Tidak dicantum

Pekerjaan - Wiraswasta Nominal - Pelajar

- Supir

- Ibu rumah tangga - Guru

- Pekerja Fabrik

Gambaran Mikroskopis Nominal Histopatologi

3.3. AspekPengukuran

Cara ukur : Analisis Data Sekunder Rekam medik Alat ukur : Rekam Medis


(41)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk melihat karekteristik penderita tumor ovarium di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2013. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah studi cross sectional retrospektif.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengambil data rekam medis departemen Patologi Anatomi di RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan. Pemilihan lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah sakit pendidikan dan juga merupakan rumah sakit rujukan yang memiliki data rekam medis yang baik.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga September 2014. 4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua penderita yang di diagnosis dengan tumor ovarium di Instalasi Patologi Anatomi RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2013.


(42)

4.3.2. Sampel

Besar sampel diperoleh dengan metode total sampling. Total sampling adalah teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden /sampel. Dalam penelitian ini keseluruhan dari populasi penelitian adalah merupakan sampel karena perlu didapatkan jumlah secara keseluruhan penderita tumor ovarium.

a) Kriteria inklusi

Dari kriteria inklusi, yang diambil sebagai data adalah penderita yang sudah didiagnosis tumor ovarium pada rentan usia 0-65 yang dirawat inap dan dirawat jalan di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2013.

b) Kriteria eksklusi

Dari kriteria eksklusi, yang tidak diambil sebagai data adalah data yang sudah memenuhi kriteria inklusi namun memiliki data yang tidak lengkap dalam informasi pasien dalam rekam medis contohnya suku, umur atau pekerjaan pasien tidak tercatat.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data sekunder penelitian ini adalah penderita yang mengalami tumor ovarium yang diperoleh melalui data rekam medis dari RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2013. Sebelum data diambil, peneliti mengajukan surat izin penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara kepada Direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Kemudian menggunakan rekam medis RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dalam pengambilan data tumor ovarium pada tahun 2013.


(43)

Setelah itu, lihat data semua penderita yang mengalami tumor ovarium tersebut dan isi lembaran check list yang sesuai dengan data yang dibutuhkan. Setelah selesai, peneliti akan mendapatkan surat selesai penelitian dari RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

4.5. Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan bantuan SPSS ver. 17 ( Statistical Package for the Social Science version 17), kemudian ditampilkan secara deskriptif dengan menggunakan table distribusi dan dilakukan pembahasan sesuai dengan pustaka yang ada.


(44)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah dr.Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUD dr. Pirngadi beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No.47 Medan merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan milik pemerintah Kota Medan dan merupakan rumah sakit rujukan di wilayah kota Medan. Penelitian ini dilakukan pada pasien yang didiagnosa dengan tumor ovarium di RSUD dr. Pirngadi Medan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Jumlah sampel yang direncanakan adalah 80 orang. Sampel dipilih dengan melihat data rekam medik yang tertulis dengan pasien didiagnosis dengan tumor ovarium.

Gambar 5.1 Alur Pengambilan Sampel Sampel Penelitian

Jumlah orang 80 penderita

Memenuhi kriteria tumor ovarium


(45)

5.1.2.1. Distribusi Penderita berdasarkan Kelompok Umur Tabel 5.1. Distribusi Penderita berdasarkan Umur

Umur (tahun) Frekuensi(n) Persentase (%) <11 tahun 1 1.3 12-25 tahun 2 2,5

26-45 tahun 25 31,3 46-65 tahun 36 45,0 >65 tahun 16 20,0

JUMLAH 80 100 Dari tabel 5.1. dapat memperlihatkan bahwa frekuensi tertinggi penderita tumor ovarium terdapat pada kelompok umur 46-65 tahun sebanyak 36 penderita (45,0%) dan diikuti oleh kelompok umur 26-45 tahun sebanyak 25 penderita (31,3%). Frekuensi terendah penderita tumor ovarium terdapat pada kelompok umur <11 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1,3%) dan 12-25 tahun sebanyak 2 penderita (2,5%). Didapati bahwa penderita yang berumur >65 tahun sebanyak 16 penderita (20,0%).


(46)

5.1.2.2. Distribusi Penderita berdasarkan Pekerjaan. Tabel 5.2. Distribusi Penderita berdasarkan Pekerjaan.

Pekerjaan Frekuensi(n) Persentase (%) Wiraswasta 22 27,5

Petani 8 10 IRT 31 38,5 Tidak bekerja 18 22,5

Pelajar 1 1,3 JUMLAH 80 100

Dari tabel 5.2. didapati bahwa frekuensi pekerjaan penderita tumor ovarium tertinggi adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 31 penderita (38,5%). Frekuensi wiraswasta sebanyak 22 penderita (27,5%) dan diikuti oleh yang tidak bekerja sebanyak 18 orang (22,5%). Frekuensi petani sebanyak 8 penderita (10%). Frekuensi pekerjaan penderita terendah adalah pelajar sebanyak 1 penderita (1,3%) .


(47)

5.1.2.3. Distribusi Penderita Berdasarkan Suku. Tabel 5.3. Distribusi Penderita Berdasarkan Suku.

Suku Frekuensi(n) Persentase (%) Batak 38 47,5

Jawa 7 8,8 Aceh 9 11,3 Minang 4 5,0

Tidak dicantum 22 27,5 JUMLAH 80 100 Dari tabel 5.3. didapati bahwa frekuensi suku penderita tumor ovarium tertinggi adalah suku Batak yaitu sebanyak 38 orang (47,5%) diikuti suku Aceh sebanyak 9 orang (11,3%) serta frekuensi bagi suku Jawa adalah sebanyak 7 orang (8,8%) . Frekuensi suku penderita tumor ovarium terendah adalah Minang yaitu sebanyak 4 orang (5,0%) . Data yang tidak dicantum pada rekam medis adalah 22 orang (27,5%).


(48)

5.1.2.4 Distribusi penderita berdasarkan gambaran histopatologi. Tabel 5.4 Distribusi penderita berdasarkan gambaran histopatologi.

Gambaran Frekuensi (n) Persentase (%) Histopatologi

Tumor ovarium primer 41 51,3 tipe epithelial

-Musinosum 22

-Serosum 10

-Endometrioid 6

-Clear cell 3

Tumor ovarium primer 23 28,8 tipe sel benih -Kista Dermoid 11

-Disgerminoma 8

-Teratoma 4

Tumor ovarium primer 9 11,3 tipe stromal -Sarcoma 9

Tumor ovarium primer 7 8,8 tipe sex-cord stromal -Sertoli-Leydig 2

-Mixed tumor 1

-Granulosa cell tumor 4

JUMLAH 80 100

Dari tabel 5.4 didapati bahwa frekuensi gambaran histopatologi yang tertinggi adalah tumor ovarium primer tipe epithelial yaitu sebanyak 41 orang (51,3 %), diikuti tumor ovarium primer tipe sel benih sebanyak 23 orang (28,8%).

Frekuensi gambaran histopatologi bagi tumor ovarium primer tipe stromal yaitu sebanyak 9 orang (11,3%) dan frekuensi gambaran histopatologi terendah adalah tumor ovarium primer tipe sex-cord stromal sebanyak 7 penderita (8,8%).


(49)

5.2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data sekunder rekam medis di RSUD dr.Pirngadi,Kota Medan pada tahun 2013, diperoleh data mengenai karakteristik penderita tumor ovarium. Data- data tersebut akan digunakan sebagai dasar dari pembahasan hasil akhir penelitian ini dan dijabarkan sebagai berikut.

5.2.1. Distribusi Penderita Berdasarkan Umur

Pada penelitian ini, usia penderita tumor ovarium yang termuda adalah 11 tahun dan tertua adalah 73 tahun. Sihombing (2002) mendapatkan hal yang sama dimana usia termuda adalah 11 tahun dan tertua adalah 73 tahun. Rezkini (2009) melaporkan bahwa rentang umur termuda adalah 10 tahun dan umur tertua adalah 89 tahun. Dari distribusi data, didapati penderita terbanyak pada kelompok umur 46– 65 tahun (45%) dan 26-45 tahun (31,3%). Hal ini hampir sama dengan Rezkini (2009) yang mendapatkan kelompok umur 40–49 tahun (25,92%) dan 50–59 tahun (19,75%) serta Taufiqoh (2012) di Medan menjumpai kelompok umur 40 -49 tahun (24%) dan 50-59 tahun (29,2%).

Hasil penelitian ini juga hampir sama dengan penelitian lain di RSUP H. Adam Malik, yaitu Taufiqoh (2012) mendapat insiden penderita tumor ovarium tertinggi pada kelompok umur 40–49 tahun sebanyak 40%, dan 51–60 tahun sebesar 30,4%. Insiden kanker meningkat sesuai peningkatan usia dan memerlukan waktu yang lama, sesuai faktor resiko yang terpapar oleh penderita (Taufiqoh,2012).


(50)

5.2.3. Distribusi Penderita Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan distribusi data dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi pekerjaan penderita yang tercatat, tertinggi adalah ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebanyak 31 orang (38,5%), diikuti dengan yang wiraswasta yaitu sebanyak 22 orang (27,5%) dan seterusnya diikuti oleh tidak bekerja sebanyak 18 orang (22,5%) .Frekuensi pekerjaan bagi petani adalah sebanyak 8 orang (10%) dan yang terendah adalah pelajar yaitu sebanyak 1 orang (1,3%). Hasil ini hampir sama dengan penelitian lain di RSUP H.Adam Malik Medan yaitu (Sihombing .,Sirait.M.A.,2002) dengan pekerjaan terbanyak sebagai ibu rumah tangga sebesar ( 87%), dan diikuti oleh yang tidak bekerja (22,9%). Hal ini mungkin disebabkan karena ibu rumah tangga dan yang tidak bekerja masing- masing berkemungkinan karena gaya hidup dan kelebihan konsumsi makanan yang berlemak (Sihombing .,Sirait.M.A.,2002)

5.2.4. Distribusi Penderita Berdasarkan Suku

Dari distribusi data didapati suku Batak merupakan kelompok terbanyak menderita tumor ovarium sebanyak 38 orang (47,5%), dapat dilihat pada tabel distribusi, diikuti suku Aceh sebanyak 9 orang (11,3%) dan suku Jawa sebanyak 7 orang (8,8%) serta Karo sebanyak 2 orang (2,5%) dan terendah dijumpai pada suku Nias sebanyak 1 orang (1,3%). Beberapa penelitian di pusat RSUPN Cipto Mangunkusumo mendapatkan hasil yang hampir sama seperti Sihombing (2002) dimana mendapatkan angka 43,1% pada penderita suku Batak, Fauzan (2009) mendapatkan 51,9% penderita suku Batak, Taufiqoh (2012) mendapatkan penderita suku Batak sebesar 54,2%, Johari(2009) 42,9%.

Sebagai bandingan dengan hasil penelitian di sentra lain di Indonesia, Sirait (2007) mendapatkan suku terbanyak adalah suku Jawa (73,6%) di RSUD dr. Soetomo Surabaya dan Sihombing (2002) di mendapatkan angka 46,7% pada suku Bugis.


(51)

Perbedaan yang didapat pada penelitian ini dibandingkan dengan sentra lain mungkin dipengaruhi oleh lokasi rumah sakit dan suku terbanyak di daerah tersebut (Fauzan,2009). Pada suku Batak telah ditemukan alel gen yang potensial sebagai penyebab kerentanan timbulnya tumor ovarium yaitu BRCA1 dan BRCA2 (Cannistra.S.A,2004)

5.2.5. Distribusi Penderita Berdasarkan Gambaran Histopatologi

Dari distribusi data dapat dilihat tumor ovarium primer tipe epithelial merupakan jenis yang tersering sebanyak 41 orang (51,3%), kemudian tumor ovarium primer tipe sel benih sebanyak 23 orang (28,8%) serta tumor ovarium tipe primer stromal sebanyak 9 orang (11,3 %) .Gambaran histopatologi yang terendah adalah tumor ovarium primer tipe sex-cord stromal sebanyak 7 orang (8,8%). Hal ini hampir sama dengan penelitian lain di RSUP H.Adam Malik Medan, mendapatkan hasil tumor ovarium primer tipe epithelial yang terbanyak (54,5%), diikuti tumor ovarium primer tipe sel benih (41,8 %) dan tumor ovarium tipe stromal (3,8%), Rezkini (2009) juga mendapatkan jenis histopatologis terbanyak tumor ovarium primer tipe epithelial (58,3%), diikuti tumor ovarium primer tipe sel benih (37,5%) dan tumor ovarium primer tipe sex-cord stromal (4,2%). Tumor ovarium primer tipe epithelial dan tumor ovarium primer tipe sel benih paling banyak dijumpai di daerah endemis tumor ovarium. Sementara tumor ovarium primer tipe stromal dan tumor ovarium primer tipe sex-cord stromal lebih sering dijumpai di Eropa dengan prognosis yang lebih buruk (Fauzan,2009).


(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada penderita tumor ovarium pada tahun 2013, dapat diambil kesimpulan seperti berikut:

1. Penderita tumor ovarium pada tahun 2013 di RSUD dr.Pirngadi,Kota Medan yang terbanyak pada usia 46-60 tahun.

2. Penderita tumor ovarium pada tahun 2013 di RSUD dr.Pirngadi,Kota Medan yang terbanyak adalah yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 31 orang.

3. Penderita tumor ovarium pada tahun 2013 di RSUD dr.Pirngadi,Kota Medan yang terbanyak adalah suku Batak yaitu sebanyak 38 orang.

4. Penderita tumor ovarium pada tahun 2013 di RSUD dr.Pirngadi,Kota Medan yang terbanyak gambaran histopatologi berdasarkan WHO yang terbanyak adalah tumor ovarium primer tipe epithelial sebanyak 41orang. Dimana bagi jenis musinosum adalah sebanyak 22 penderita dan diikuti dengan jenis serosum 10 penderita , kemudian jenis endometrioid 6 penderita dan yang terakhir bagi tumor ovarium primer tipe epithelial adalah jenis Clear cell sebanyak 3 penderita.


(53)

6.2. Saran

1. Diharapkan peningkatan pengetahuan masyarakat, tenaga paramedis dan medis mengenai gejala dini tumor ovarium sehingga stadium dini lebih cepat terdeteksi yang akan memberikan prognosa yang lebih baik.

2. Data rekam medis perlu dilengkapkan dan dirapikan sehingga informasi yang ingin digali dapat dibaca dengan lebih mudah dan sempurna misalnya yang berhubungan dengan faktor-faktor risiko tumor ovarium berupa biodata penderita.

3. Penelitian lanjutan yang berkaitan dengan epidemiologi penyakit tumor ovarium harus diupayakan agar penanganan terhadap penyakit ini lebih baik.

4. Penelitian lanjutan tentang tumor ovarium boleh difokuskan pada suku Batak karena suku Batak merupakan suku yang paling sering dijumpai dalam penelitian ini. Masyarakat Batak juga harus diperingatkan supaya sentiasa mempunyai pola makan dan hidup yang sehat.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah.N.M., Hilmawati.A.R.,1992.KarsinomaOvarii di RSUD Dr

Soetomoselama 6 tahun. Majalah Obstetri dan Ginekologi.Vol 2.No 2. Hal 281- 289.

Cannistra.S.A.,2004.Medical progress cancer of the ovary.The New England Journal of Medicine.Hal : 2519-2529.Available from :

Curran,R.C. &Jones,E.L.,1985.Female Generative System, Including Breast. Gross Pathology,A Colour Atlas.4ͭ ͪ ed.Hal :116-117.

Coleman,L.R.,Santoso ,J.T.,2001.Ovarian Cancer. Gyn Oncology Handbook. Hal: 50-61 .

Di Palma.T.,Lucci.V.,Cristofaro.T.,Filippone, Zannini.M.,2014.A role for PAX8 in the tumorigenic phenotype of ovarian cancer cells.BMC cancer. Available from :

Djuwita.I.,Fatmawati,Mohamad.K.,Fakrudin.M.,Winarto.A.,2010. Primordial Follicles Development of Immature Mice Ovary after FSH and Ovary Cutting Treatments.Jurnal KedokteranYarsi .Vol:18 .No.1.Januari –April 2010. Page:001- 008.

Eroschenko,V.P.,2008.Female Reproductive System. diFiore’s Atlas of Histology with Functional Correlations.11ͭ ͪ ed.Hal :438,445,447,449,451).

Farid Aziz.M, Andrijono, Abdul Bari Saifuddin,2006.Kanker Ovarium.Buku Acuan Nasional ,OnkologiGinekologi .1ˢ ͭ ed.Hal:468-524.


(55)

Fauzan.R.,2009.Gambaran factor penggunaan kontrasepsi terhadap angka kejadian kanker ovarium di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta berdasarkan gambaran histopatologik tahun 2003-2007.Hal: 20-30.

Garg.G.,Vangvervong.S.,Zeng.C.,2014.Conjugation to a SMAC mimetic potentiates sigma-2 ligand induced tumor cell death in ovarian cancer. Molecular Cancer. Available from

Hadibroto,B.R.,2005.Laparoskopi pada Kista Ovarium.The Journal of Medical School,University of Sumatera Utara. Vol.38.No.3.Hal : 261-264.

Hopfer,O.,Zwahler,D.,Fey,M.F.,Aebi.S,2005. The Notch Pathway in Ovarian Carcinoma and Adenomas .British Journal of Cancer.Hal : 93, 709-718. Available from

Immanuel,S.,Nuranna,L.,Desman,F.,1994.PetandaGanas (Antigen

Karsinoembrionik,Korionik Gonadotropin subunit Beta dan Alfa Fetoprotein) pada Neoplasma Ovarium Ganas. Majalah Patologi Klinik

Indonesia.Vol.2.No.1.Indonesia Association of Clinical Pathologists.Hal :13-19. Kannan.K.,Coarfa.C,Rajapakshe.K.,(2014). CDKN2D-WDFY2 Is a Cancer Specific Fusion Gene Recurrent in High-Grade Serous Ovarian

Carcinoma.PLOSGenetics.Vol 10.Issue 3. Available from:

Kannan.A.,Laws.J.M.,Pawar.S.,Haschek.M.W.,2014.Dysregulated Estrogen Receptor Signaling in the Hypothalamic-Pituitary-Ovarian Axis Leads to Ovarian

Epithelial Tumorigenesis in Mice. PLOS Genetics.Vol 10.Isuue 3.Available From

Netter,F.H.,MD,2011.Uterus,Vagina and Supporting Structures.Atlas of Human Anatomy. 5ͭ ͪ ed. Hal :355.


(56)

Newton,S.,Hickey,M.,Marrs,J.,2009. Ovarian Cancer.Mosby’s Oncology Nursing Advisor .Page:82-84.

Rezkini.P.,2009.Hubungan antara usia pasien dengan derajat keganasan tumor ovarium primer tipe sel benih di Bagian Patologi Anatomi FKUI/RSUPN.CM. Hal:5-41.

Sander.S.A.M.,2004.Tumor epitel permukaan Ovarium. Atlas Berwarna Patologi Anatomi. Jilid 2.Hal 8-10.

Sianipar,O.,2000.Kemajuan Diagnosis Keganasan dengan penanda tumor. Indonesian Journal of Clinical Pathology.Vol 17.Hal:18-23.

Sirait.M.A.,Sihombing.M.,2002.Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium di RS Dr.Cipto Mangunkusumo.

Sastoasmoro,S.,Ismael.S.,(2013).Studi Cross-sectional .Dasar- dasar Metodologi Penelitian Klinis. Ed ke-4.Hal 129-144.

Taufiqoh.S.,2012. Hubungan antara umur ibu dengan tingkat keganasan kista ovarium di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya.Vol.5.No.2.Hal :53-56 Venes,D.,M.D,M.S.J.,2009.Taber’s Cyclopedic Medical Dictionary.21ͭ ͪ

ed.F.A.Davis Company.Page :1666-1667.

Wei.W.,Mok.C.S.,Oliva.E.,Mahapatra.G.,2013.FGF18 as a prognostic and therapeutic biomarker in ovarian cancer. The journal of Clinical Investigation. Vol 10. Number 10.Available from

Young,R.C.,Knapp,R.C.,Fuks,Z.,DiSaia.P.J.,1985.Cancer of The Ovary.Cancer Principles and Practice of Oncology.2ⁿᵈ ed.Page: 1083-1111.


(57)

Lampian 1.

Statistics

umur pekerjaan suku

Gambaran histopatologi

N Valid 80 80 80 80

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0-11 1 1.3 1.3 1.3

12-25 2 2.5 2.5 3.8

26-45 25 31.3 31.3 35.0

46-65 36 45.0 45.0 80.0

>65 16 20.0 20.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid wiraswasta 22 27.5 27.5 27.5

petani 8 10.0 10.0 37.5

IRT 31 38.8 38.8 76.3

tidak bekerja 18 22.5 22.5 98.8

pelajar 1 1.3 1.3 100.0


(58)

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid batak 38 47.5 47.5 47.5

jawa 7 8.8 8.8 56.3

aceh 9 11.3 11.3 67.5

minang 4 5.0 5.0 72.5

tidak dicantum 22 27.5 27.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

Gambaranhistopatologi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tumor ovarium primer

tipe epithelial

41 51.3 51.3 51.3

tumor ovarium primer tipe sel benih

23 28.8 28.8 80.0

tumor ovarium primer tipe stromal

9 11.3 11.3 91.3

tumor ovarium primer tipe sex-cord stromal

7 8.8 8.8 100.0

Total 80 100.0 100.0


(59)

(60)

(61)

(62)

(1)

Statistics

umur pekerjaan suku

Gambaran histopatologi

N Valid 80 80 80 80

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0-11 1 1.3 1.3 1.3

12-25 2 2.5 2.5 3.8

26-45 25 31.3 31.3 35.0

46-65 36 45.0 45.0 80.0

>65 16 20.0 20.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

46

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid batak 38 47.5 47.5 47.5

jawa 7 8.8 8.8 56.3

aceh 9 11.3 11.3 67.5

minang 4 5.0 5.0 72.5

tidak dicantum 22 27.5 27.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

Gambaranhistopatologi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tumor ovarium primer

tipe epithelial

41 51.3 51.3 51.3

tumor ovarium primer tipe sel benih

23 28.8 28.8 80.0

tumor ovarium primer tipe stromal

9 11.3 11.3 91.3

tumor ovarium primer tipe sex-cord stromal

7 8.8 8.8 100.0

Total 80 100.0 100.0


(3)

(4)

(5)

(6)