PRAKTIK LITERASI INFORMASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT (INFORMATION LITERACY PRACTICES IN THE PROCESS OF LIFELONG LEARNING) | Yusup | Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan 11387 28557 2 PB

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 79-94

79

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

PRAKTIK LITERASI INFORMASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN
SEPANJANG HAYAT
(Information Literacy Practices In The Process Of Lifelong Learning)
Pawit M. Yusup1, Encang Saepudin2
1,2
1

Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Padjadjaran
pawit.m.yusup@unpad.ac.id, 2 encang_sapudin@yahoo.com

ABSTRACT - Nowadays the concept of literacy is no
longer associated only with information and media,
but has been touched to the certain aspects of human
life are more specific. In the context of the use of
information and communication technology, for

example, literacy is attached to the ability of people to
use computer equipment both in terms of hardware
and software. Now, literacy has touched a lot of
aspects of human life. This study examines the
literacy attached to a lifelong learning process. By
using qualitative methods which are equipped with
observation and interviews with 15 informants from
among the rural youth in Southern West Java, a
picture that, literacy is not a characteristic of humans
from birth, but rather is a capability that can be
learned, both within the school and out of school.
Literacy even attached to a person's ability to interact
with people and their environment, with culture, with
business, with politics, with life, and with their
livelihood.

merupakan kemampuan yang bisa dipelajari, baik di
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Literasi
bahkan dilekatkan sebagai kemampuan seseorang
dalam

berinteraksi
dengan
masyarakat
dan
lingkungannya, dengan budayanya, dengan bisnisnya,
dengan politiknya, dengan kehidupannya, dengan
penghidupannya.
Kata Kunci: Literasi informasi. Literasi media.
Literasi kehidupan

PENDAHULUAN
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa
menghitung banyaknya informasi yang pernah
dilahirkan karena jumlah informasi yang terus
berkembang tak terbatas seiring dengan semakin
banyaknya jumlah manusia yang dilahirkan dan
semakin

Keywords: Information literacy. Media literacy.
Literacy life.

ABSTRAK - Dalam perkembangan sekarang, konsep
literasi tidak lagi hanya dikaitkan dengan informasi
dan media, namun sudah disentuhkan ke dalam aspekaspek tertentu kehidupan manusia secara lebih
spesifik. Dalam konteks penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi, misalnya, literasi
dilekatkan dengan kemampuan orang untuk
menggunakan perangkat komputer baik dari sisi
perangkat keras maupun perangkat lunaknya.
Sekarang, literasi sudah menyentuh banyak sekali
aspek kehidupan manusia. Penelitian ini mengkaji
literasi yang dilekatkan pada proses pembelajaran
sepanjang hayat. Dengan menggunakan metode
kualitatif yang dilengkapi dengan observasi dan
wawancara terhadap 15 orang informan dari kalangan
pemuda pedesaan di Jawa Barat bagian Selatan,
diperoleh gambaran bahwa, literasi bukan sebuah
karakteristik manusia sejak lahir, namun lebih

banyaknya


gagasan

manusia

yang

melahirkan informasi. Perkembangan ini juga
diikuti oleh perkembangan media dan sumbersumber penyimpannya seperti misalnya berragam
media cetak berupa buku, media cetak bukan
buku, media audio, media audivisual, media
elektronik, media digital, dan media lainnya.
Karena jumlahnya yang sangat banyak, maka
informasi yang sudah disimpan dalam beragam
bentuk media pun masih tidak mungkin dapat
diikuti perkembangannya oleh setiap orang,
sekalipun oleh ahlinya. Terlebih lagi dengan
semakin kompleksnya perkembangan media ke

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP


80

Pawit, dkk.

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

new

arah

media

yang

berbasis

teknologi

kecepatan


pembacaannya,

informasi, menjadikannya semakin sulit untuk

lainnya

diikuti oleh siapapun. Lebih-lebih lagi dengan

informasi yang disimpannya.

ketika

digunakan

dan
untuk

kemampuan
membuka


adanya perkembangan informasi yang yang

Pada kondisi sekarang, dampak dari

berbasis web, yang semakin menunjukkan sifat

masyarakat informasi global (global information

ketidakterbatasan perkembangannya. Keterbatasan

society) sudah dirasakan oleh hampir semua aspek

ini

konteks

kehidupan manusia, dan semua orang ikut terkena

kemampuan manusia yang memiliki batas-batas


dampaknya. Semua sektor kehidupan berlomba

dasar dan ajarnya.

untuk menjadikannya yang terbaik di bidangnya.

terutama

dibandingkan

dengan

Pada kenyataannya, hanya sebagian kecil

Persaingan pun semakin merajalela dan mewarnai

saja informasi yang sudah disimpan dalam

seluruh


memori manusia, terutama memori yang sudah

Lahirnya new media, sebagai istilah generik yang

dialihbentukkan ke dalam media penyimpanan

digunakan untuk menggagas berbagai bentuk

yang dikenal dengan sebutan dokumen, baik

komunikasi interaktif berbasis media elektronik

dokumen

analog

maupun

dokumen


digital

dengan

sendi-sendi

memanfaatkan

kehidupan

teknologi

masyarakat.

informasi,

(Buckland, 2001), juga pada mereka yang

menjadikan proses komunikasi tidak lagi hanya


berminat mengelola dan mengembangkannya

melibatkan orang dengan orang, melainkan juga

secara

perkembangan

antara orang dengan media, orang dengan mesin,

informasi, media dan new media semakin

bahkan mesin dengan mesin, berproses secara

menajam ke arah yang lebih substansial. Orang

interaktif dan sangat menakjubkan. Robot bicara,

tidak lagi cukup dengan hanya membicarakan

mesin bicara, buku bicara, adalah beberapa contoh

secara dominan mengenai bentuk fisik dokumen

yang menggambarkan perkembangan teknologi

ataupun media, melainkan isinya lah yang menjadi

informasi dan komunikasi saat ini.

lebih

serius.

Kini,

titik perhatian dan kemanfaatannya. Orang tidak

Di dunia komunikasi dan perpustakaan,

cukup berbahas tentang buku atau pustaka,

kalau old media berkait dengan media cetak yang

melainkan lebih cenderung membahas isinya.

berciri khas teks dan grafik statis, maka new

Orang membeli buku ke toko pun pertimbangan

media lebih merepresentasikan komunikasi yang

utamanya adalah isinya, bukan bukunya secara

dinamis dan interaktif dengan pelibatan teknologi

fisik, meskipun memang tidak bisa dilepaskan

informasi dan media, yang meliputi: website,

antara buku dan isinya. Demikian pula halnya

streaming audio dan video, chat rooms, e-mail,

dengan media penyimpan informasi lainnya yang

online communities, web advertising, media CD

yang berbasis digital seperti hard disk, flash disk,

ROM dan DVD, memory card, flash disk, hard

memory card, CDR dan DVD, dan media digital

disk, virtual reality environment, integrasi data

lainnya. Hanya saja untuk media digital ini,

digital dengan telepon seperti telepon internet,

pertimbangan orang dalam membelinya adalah

smartphone, kamera digital, video digital, dan

pada

mobile computing. Penggunaan istilah new media

daya

atau

kapasitas

penyimpanannya,

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 79-94

81

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

sendiri mensyaratkan bahwa komunikasi terjadi

bidang komputasi. Sebagai contoh ekstremnya, di

antar

yang

handphone yang sedang Anda pegang saat ini,

melibatkan komputer dengan berbagai perangkat

secara potensial mampu menampung informasi

jaringan

pada

dan sumber-sumber informasi digital, baik yang

teknologi komputer yang menekankan bentuk dan

offline maupun yang online dengan jumlah yang

konteks budaya yang mana teknologi digunakan,

relatif tak terbatas. Anda pun setiap saat bisa

seperti dalam seni, film, perdagangan, sains dan

mencari dan menggunakan informasi dan sumber-

diatas itu semua internet (Sumber: Dewdney and

sumber informasi yang ada di dalamnya untuk

Ride. 2006: 8 & 20, yang dikutip Andika, Dwiki

berbagai kepentingan seperti pekerjaan, ibadah,

(2016). Selain itu, informasi dalam new media

sosial, komunikasi, pendidikan, hiburan, dan

secara individual bisa disebar, ditujukan, atau

lainnya. Data dan informasi dan sumber-sumber

dikomunikasikan secara interaktif, kepada orang

informasi yang disimpan dalam komputer Anda,

lain, baik secara personal, kelompok, atau

jumlahnya bahkan lebih banyak dari yang ada di

sebanyak-banyaknya orang yang sudah dikenal

handphone Anda. Intinya, informasi dan sumber-

maupun yang tidak dikenal (Sumber: Vin Crosbie,

sumber informasi saat sekarang jumlahnya tak

1998 (revised to include world usage figures and

terbatas. Kita sebagai manusia lah yang memiliki

Napster example, 2002.Singkatnya new media

keterbatasan-keterbatasan

diaplikasikan sebagai “online computers and

terutama jika dikaitkan dengan aspek tempat,

multimedia”, yakni sistem perpaduan antara

waktu, dan kemampuannya.

komputer

dan

dan

antar

asesorinya.

Ia

manusia

merujuk

dalam

banyak

hal,

Intinya, data dan informasi yang disimpan

komputer, jaringan komputer dan multimedia
Encarta

dalam komputer dan internet demikian besar

Encyclopedia® 2006). Saat ini hampir semua

sehingga tidak ada seorang pun yang bisa secara

orang sedang berada dalam konteks pergaulan

tuntas mengikuti perkembangannya, meskipun di

yang melibatkan media baru ini. Melalui media

bidang minatnya sendiri, belum lagi data dan

sosial, misalnya, setiap orang bisa bergaul dan

informasi yang sudah terkelola dan disimpan

berkomunikasi dengan orang lain di seluruh dunia

dalam beragam media digital lainnya seperti

tanpa harus mengenalnya secara fisik.

antara lain CD ROM, DVD, hard disk, dan flash

secara

terintegrasi

(Microsoft®

Dari sisi masyarakat sebagai pengguna old

disk.

Dilihat

dari

perspektif

kelompok

media dan new media banyak hal yang bisa digali

peminatannya saja sudah demikian kompleks,

dan dikerjakan untuk kepentingan yang lebih

apalagi jika sudah dikaitkan dengan banyaknya

bermanfaat. Dengan hanya memegang satu unit

penduduk Indonesia yang masih berkutat di

komputer yang dilengkapi dengan beberapa

sekitar kebutuhan pokok (Yusup, Pawit M.; dan

program standar dan tersambung dengan internet,

Komariah, Neneng, 2014); dan faktor inilah yang

orang tidak mungkin bisa ‘menguasainya’ secara

antara lain menyebabkan semakin menambah

tuntas apa yang ada dan mungkin ada di

kesenjangan penguasaan dan akses informasi,

dalamnya, meskipun ia adalah seorang ahli di

terutama informasi digital.

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP

82

Pawit, dkk.

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

Kesenjangan digital (digital divide) sangat

meliterasikan masyarakat melalui membaca dan

dirasakan dalam banyak aspek kehidupan di

belajar, seperti yang tercantum dalam pasal 48

zaman ini, termasuk di satu komunitas kecil

Undang-undang Republik Indonesia nomor 43

masyarakat tertentu baik di desa ataupun di kota,

tahun 2007 tentang Perpustakaan, yakni: (1)

terutama sejak penggunaan internet secara luas

pembudayaan kegemaran membaca dilakukan

dan meningkatnya arus informasi yang sangat

melalui

dominan, yang didukung platform teknologi dan

masyarakat;

sistem informasi. Kesenjangan digital juga terkait

membaca pada keluarga sebagaimana dimaksud

dengan

peluang

pada ayat (1) difasilitasi oleh pemerintah dan

mengakses informasi dan sumber-sumbernya.

pemerintah daerah melalui buku murah dan

Karenanya, sangat diperlukan adanya pihak yang

berkualitas;

berupaya

untuk

membaca pada satuan pendidikan sebagaimana

memperkecil kesenjangan itu. Pihak yang paling

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

bertanggung jawab terhadap penanganan semua

mengembangkan dan memanfaatkan perpustakaan

itu adalah pendidikan dan pelatihan di semua

sebagai proses pembelajaran; (4) pembudayaan

jenjang dan sektornya.

kegemaran

kesetaraan

dengan

memperoleh

sungguh-sungguh

Dalam prakteknya di masyarakat, semua

keluarga,
(2)

(3)

satuan

pendidikan,

pembudayaan

pembudayaan

membaca

pada

dan

kegemaran

kegemaran

masyarakat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

orang melakukan pembelajaran sesuai dengan

melalui

karakteristiknya

tempat-tempat umum yang mudah dijangkau,

masing-masing.

Ada

yang

melakukannya karena warisan orang tua dan
budaya secaraa turun temurun. Ada yang belajar

penyediaan

sarana

perpustakaan

di

murah, dan bermutu.
Makna dari konteks di atas menggambarkan

untuk

bahwa pendekatan literasi informasi melalui

meningkatkan kemampuan diri sesuai dengan

membaca dan belajar sepanjang hayat, terus

tuntutan zaman; ada pula yang melakukannya

dilakukan baik dalam lingkup kecil maupun dalam

karena otodidak. Orang bertanya tentang sesuatu

lingkup

hal kepada orang lain; atau orang mencari

pendidikan formal maupun nonformal, di institusi

informasi dan sumber-sumber informasi mengenai

layanan publik, dan institusi perpustakaan di

cara-cara berwirausaha secara lebih baik; atau

semua jenis dan tingkatan, praktek pendidikan

orang secara

literasi informasi banyak dilakukan, baik langsung

karena

direncanakan

sengaja

secara

sengaja

melakukan

percobaan

memelihara ayam seni adu untuk tujuan usaha;
adalah contoh-contoh belajar dalam praktek yang

yang

lebih

besar.

Dalam

Sektor

ataupun tidak langsung.
Dengan melihat perkembangan informasi

aspek

dalam berbagai konteks kehidupan manusia yang

kehidupan sehari-hari. Mereka melakukan proses

demikian kompleks seperti dikemukakan di atas,

pembelajaran.

maka pada kenyataannya, manusia itu terus-

dilakukan

oleh

manusia

di

banyak

Terkait dengan paparan di atas, sebagai
lembaga

yang

salah

satu

tugasnya

adalah

menerus belajar. Bukankah mereka setiap saat
berfikir untuk mencapai taraf hidup yang lebih

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 79-94

83

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

baik? Bukankah mereka juga secara terus-menerus

Selatan. Mereka berperan sebagai informan yang

berusaha mendapatkan tambahan keterampilan

bertindak langsung sebagai pencari dan pengguna

secara lebih baik? Bukankah mereka juga mencari

informasi terkait dengan pekerjaannya. Mereka

informasi

belajar

dan

sumber-sumber

informasi

ke

berwirausaha

dengan

menggunakan

banyak sumber? Bukankah semua yang mereka

informasi yang tersebar di berbagai sumber dan

lakukan pada dasarnya dalam rangka memperbaiki

media, utamanya internet. Umumnya mereka

kualitas

kualitas

bekerja di sektor internet marketing. Teknik

belajar,

pengambilan

hidupnya,

penghidupannya?

termasuk

Bukankah

tanpa

data

dimilikinya akan semakin menjauh? Jawaban dari

terhadap

pertanyaan-pertanyaan

yang

Wawancara dilakukan secara tidak berstruktur;

dimaksudkan bentuk-bentuk kegiatan praktik

bentuknya bisa dialog, diskusi, bincang santai,

literasi informasi dalam proses pembelajaran

atau tanya jawab. Data hasil penelitian lapangan

sepanjang hayat.

ini kemudian diolah, diklasifikasikan, dianalisis,

kehidupan

secara

cara

wawancara

itulah

observasi

dengan

kesenjangan informasi dan pengetahuan yang

tersebut

dan

dilakukan

mereka

langsung
sehari-hari.

dan disusun dalam model temuan penelitian yang
bernilai untuk kemaslahatan hidup bermasyarakat.

METODE PENELITIAN
tradisi

Untuk menambah wawasan penelitian ini,

Fenomenologi dari Schutz (1967) digunakan

dilakukan kajian pustaka terkait permasalahan

dalam penelitian ini, terutama untuk menjelaskan

literasi informasi yang digunakan dalam praktek

konteks-konteks penelitian yang meliputi praktik

pembelajaran sepanjang hayat. Konsep dan teori

literasi informasi dalam proses pembelajaran

tentang literasi informasi dan media lebih banyak

sepanjang

dibahas secara

Metode

kualitatif

hayat.

dengan

Konteks-konteks

ini

bisa

aplikatif dalam

tulisan ini.

meliputi: pengalaman berfikir untuk mencapai

Aplikatif dalam hal ini adalah pemberian beberapa

taraf hidup yang lebih baik; motivasi yang terus-

contoh praktek literasi yang terjadi dalam

menerus dalam berusaha untuk mendapatkan

kehidupan masyarakat, terutama ketika mereka

tambahan informasi dan keterampilan secara lebih

melakukan proses pencarian dan penggunaan

baik;

informasi pembelajarannya. Konsep dan konteks

pengalaman

mereka

dalam

mencari
ke

pengalaman mereka yang meliputi: pengalaman

berbagai sumber; pengalaman mereka dalam

berfikir untuk mencapai taraf hidup yang lebih

melakukan upaya memperbaiki kualitas hidupnya,

baik; motivasi yang terus-menerus dalam berusaha

termasuk kualitas penghidupannya; pengalaman

untuk mendapatkan tambahan informasi dan

mereka dalam melakukan proses belajar; dan

keterampilan secara lebih baik; pengalaman

pengalaman

mereka dalam mencari informasi dan sumber-

informasi

dan

sumber-sumber

mereka

dalam

informasi

menambah

sumber

pengetahuan.

informasi

ke

berbagai

sumber;

Sumber data dalam penelitian ini adalah 15

pengalaman mereka dalam melakukan upaya

orang penduduk pedesaan di Jawa Barat Bagian

memperbaiki kualitas hidupnya, termasuk kualitas

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP

84

Pawit, dkk.

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

dalam

menggambarkan betapa perubahan di kalangan

pengalaman

masyarakat sangat cepat, baik dilihat dari sisi

mereka dalam menambah pengetahuan, adalah

individu ataupun secara kelompok dan masyarakat

model kategori dalam konteks literasi informasi.

secara lebih luas. Kondisinya semakin kompleks

Selanjutnya

mengenai

jika dikontekskan ke dalam perkembangan media

pendekatan literasi dan literasi media dalam

teknologi dan informasi dan sumber-sumber

praktik pembelajaran.

penyimpannya.

penghidupannya;
melakukan

pengalaman

proses

belajar;

mereka
dan

dilakukan

kajian

Orang tahu bahwa perubahan yang sangat
cepat pada kebiasaan dan perilaku masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN
Istilah yang lebih baru dari judul di atas
and

banyak dipengaruhi oleh dunia informasi, terlebih

yang

informasi dalam bentuk digital. Dengan informasi

diindonesiakan menjadi literasi informasi, namun

seperti itu, hampir semua aspek dan perilaku

di sini digunakan literasi informasi (information

manusia tidak bisa lepas dari peran manfaat

literacy) saja dengan maksud supaya konsepnya

informasi ini.

adalah

ICT

Literacy

Communication

(Information

serta perubahan-perubahan dalam aspek lainnya,

Technology

Literacy),

lebih luas. Seperti pernah dikemukakan oleh

Lantas, dengan informasi yang demikian

Markauskaite, L. (2006), istilah literasi informasi

dahsyat kekuatannya sehingga bisa mengubah

cukup bervariasi, antara lain sebagai berikut: ICT

hampir segalanya dari manusia dan peradabannya,

literacy, digital literacy, ICT fluency, computer

setiap orang pun tampak berlomba mengejar dan

literacy ,ICT skills, technological literacy, media

ingin menguasai informasi itu, meskipun tentu

literacy, information literacy, eliteracy, generic

saja tidak semua orang sanggup menggapainya.

skills, 21st century skills, multiliteracies, new

Dari sisi inilah tampaknya istilah melek informasi

literacie,

(information literacy) menjadi lebih fenomenal.

masyarakat

informasi,

masyarakat

virtual, masyarakat maya, global village, global
information

society,

digital

divide

Memang, sekecil apapun setiap orang

atau

berhak atas akses informasi sesuai dengan porsi

kesenjangan digital dan kesenjangan informasi,

dan kebutuhannya. Para petani di desa-desa tentu

masyarakat teknologis, budaya pop, budaya

ingin

televisi, dan masih banyak istilah-istilah lain yang

berkaitan dengan program-program pertanian

menggambarkan adanya keterlibatan informasi

terbaru dari pemerintah atau pihak lain. Demikian

dan teknologi komunikasi dan informasi yang

pula dengan seorang peneliti bidang elektronika

sangat dominan dalam kehidupan masyarakat

yang selalu sibuk mencari formulasi baru dalam

dewasa ini. Semua istilah itu pada dasarnya

bidangnya untuk menghasilkan produk-produk

bermaksud

pola

unggulan yang bisa menghasilkan nilai tambah

kehidupan, penghidupan, perilaku, dan budaya

bagi diri dan organisasinya. Intinya, semua orang

manusia di zaman ini sudah sangat berubah dan

perlu melek informasi sesuai dengan bidang,

berbeda dengan dekade sebelumnya. Ia juga

porsi, dan kapasitasnya masing-masing.

menggambarkan

betapa

banyak

mendapatkan

informasi

yang

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 79-94

85

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

Tabel dari Tilley, C.M., dkk (2006) berikut

virtual,

bebas

adalah contoh kategori untuk menggambarkan

realitas

hambatan,

seperti apa dan bagaimana masyarakat virtual

virtual

rekreasi

yang notabene adalah masyarakat informasi
digital,

yang

kehidupanya

dilihat
sebagai

dari

berbagai

manusia,

baik

aspek

Infor emasi

secara

personal maupun kelompok dan masyarakat

Kelompok

Akses,

searching,

diskusi,

pilihan

equalitas,

edukasi,

komunitas

entertainmen

virtual

, legislasi,

secara luas. Aspek-aspek dimaksud adalah:

santai

pendidikan, fantasi, informasi, minat, relasi,

Inter

Hak-hak

Akses,

Bantuan

transaksi. Masing-masing aspek atau kategori

es/

ketidakma

equitas,

teknologis,

selanjutnya dilihat dari aspek dan subkategori

mina

mpuan,

independensi

masyarakat

berikutnya yang menggambarkan koteks atau

t

leadership

, mobilitas,

sipil,

, tujuan

partisipasi,

keterakuan,

moral ,

nilai

penetapan

peradilan

kemanfaatan

diri, visi,

relevandinya. (Lihat Tabel 1).

Tabel 1. Tabel tentatif model masyarakat virtual

sosial

dengan hambatan personalnya
Fenomena: A sense of control
Kate

Properti

Dimensi

Rela

Peran

Pengalaman

Acceptance,

si

masyaraka

kolektif,

identitas,

t,

berbagi

privasi,

dukungan

pengetahuan,

jaringan

kolega/kel

Kepercayaan

sosial

ompok,

diri, peranan

advokasi

nilai guna

Sub-

gori

kategori

Pend

e-learning,

Kesenjangan

Pemberdaya

idika

kapasitas

digital,

an,

n

gedung,

confidens,

komitmen,

literasi

pertukaran

equalitas,

informasi,

informasi,

belajar

literasi

well-being

sepanjang

teknologis

(kesejahteraa

hayat, visi

n), motivasi,

yang

skill

berbagi, visi

suara

sistemik
Tran

e-

Investmen,

Pekerjaan

saksi

commerce

shopping,

jarak jauh,

, pekerja

ordering,

tele-

pembayaran

marketing.

yang
beragam

Tampak dalam Tabel 1 di atas, bahwa ruang

Fant

Aktifitas

Akses,

Double-

lingkup literasi menjadi sangat luas, karena

asi

virtual,

anonimitas,

edged sword

menyangkut banyak aspek tentang informasi dan

komunitas

kommunikat

of

pemberdayaannya oleh masyarakat, menyangkut

virtual,

e, interaksi,

technology

beragam aspek kehidupan masyarakat terkait

keluarga

partisipasi

(dua mata

zamannya, perilakunya, penghidupannya, dan

virtual,

pedang

aspek lainnya yang berlaku di masyarakat.

kehidupan

teknologi),

Penelitian atau kajian mendalam bisa difokuskan

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP

86

Pawit, dkk.

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

pada aspek-aspek tertentu yang relevan dengan

meliputi: (a) memiliki kemampuan kognitif dalam

kepentingan kehidupan dan penghidupan manusia

proses pemecahan masalah yang menggunakan

dalam komunitasnya, misalnya hanya fokus pada

ICT,

aspek pekerjaan jarak jauh saja, aspek identitas

mengelola,

diri anggota masyarakat dalam sistem pergaulan

membuat, dan melakukan komunikasi; dan (b)

global, atau aspek-aspek dan subkategori lainnya

memiliki kemampuan dan pemahaman dalam

sesuai dengan bidang minat sang peneliti.

menggunakan ICT, seperti contohnya paham akan

Sejalan dengan konsep literasi seperti

seperti

contohnya

bisa

mengintegrasikan,

mengakses,
mengevaluasi,

konsep dan operasional dasar, sosial, issu-issu

dipaparkan di atas, Markauskaite, L. (2006)

tentang

mengemukakan beberapa contoh mengenai aspek-

produktifitas, peralatan komunikasi, peralatan

aspek pokok dan kategori tentang ICT Literacy

penelitian, peralatan untuk pemecahan masalah

dimaksud dalam perspektif teoretis, yakni secara

dan pengambilan keputusan.

ringkas disajikan dalam paparan berikutnya.
Perspektif
(Fundamental

pengetahuan
knowledge

dan

inter-literacy:

Perspektif
ICT

kemanusiaan,

peralatan

meliputi

kemampuan menggunakan ICT sebagai bagian

perspective):

integral

konsep

dan

kurikulum dan literasi baru, seperti contohnya

teoretis

literasi era digital, literasi dasar, literasi ilmiah,

mengenai komputer, sistem informasi, jaringan

literasi ekonomi, literasi teknologi, literasi visual,

komputer

dan

digital,

literasi informasi, literasi multikultural, dan

organisasi

informasi,

abstraksi,

kesadaran global. Konsepsi ini menggambarkan

programing,

adanya keterkaitan antar aspek dalam literasi,

universalitas, keterbatasan teknologi, dan dampak-

yang bisa dikembangkan dan diaplikasikan dalam

dampak sosialnya. Dari tema ini saja orang bisa

kehidupan sosial sehari-hari. Sebagai contoh

mengkaji secara fenomenologis maupun kritis

misalnya literasi media media sosial, literasi

namun

sub-sub

organisasi virtual, literasi pendidikan jarak jauh

kategori yang ada dan bisa dikembangkan sesuai

melalui sistem online, literasi perdagangan konten

dengan lingkup relevansinya. Selanjutnya adalah

digital, literasi komunitas peretas, dll.

meliputi

ICT

dasar

etika

pengetahuan

pemahaman

akan

pemikiran

tentang

prinsip-prinsip

informasi,

model

algoritmis

tetap

informasi
dan

dan

komprehensif

tentang

perspektif dasar keahlian ICT (Basic ICT skills

dari

Selanjutnya

literasi

dasar,

adalah

subjek-subjek

perspektif

literasi

dan

situassional (situated literacy perspective), yang

menggunakan

meliputi: kemampuan kritis dalam menggunakan

peralatan ICT, seperti contohnya konsep ICT,

ICT pada berbagai konteks, situasi, dan kondisi,

komputer, word processing (pengolah kata),

seperti

spreadsheets, database, presentasi, informasi dan

masyarakat, aktifitas ekonomi, kehidupan sehari-

komunikasi.

hari dan masalah keluarga, liburan, pelatihan,

perspective),
memiliki

yang

meliputi:

kemampuan

untuk

mengerti

contohnya

kewarganegaraan

dan

Berikutnya adalah Perspektif kemampuan

pendidikan, penyaluran hobi, olah raga, dan

kognitif (Cognitive capabilities perspective), yang

aspek-aspek situasional lainnya. Aspek-aspek ini

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 79-94

87

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

memerlukan keahlian yang memadai dari orang

Pada kondisi masyarakat kita yang masih

yang melakukannya. Intinya, setiap orang atau

sangat beragam tingkat literasinya, termasuk

sekelompok orang, perlu belajar menguasai

literasi ICT aspek pertimbangan kadang sangat

prosedur

atau

relatif. Seseorang membeli handphone dengan

dikerjakannya,

spesifikasi yang tinggi, dimungkinkan karena

atau

melaksanakan

cara
apapun

menggunakan
yang

meskipun dalam lingkup kegiatan yang kecil.

sudah

Contoh ekstremnya adalah, setiap kita membeli

terutama untuk kepentingan fungsiona. Namun

handphone baru, kita belajar menggunakannya

ada

dengan

memiliki

benar,

melalui

membaca

buku

melalui

juga

orang

pertimbangan

membeli

spesifikasi

yang

handphone
tinggi,

matang

yang
namun

panduannya, bertanya kepada teman yang sudah

penggunaannya hanya untuk menerima telpon

berpengalaman menggunakannya, atau melakukan

(panggilan) dari orang lain. Orang dengan kondisi

pembelajarannya secara otodidak.

seperti yang disebutkan terakhir ini cukup banyak
metakognitif

jumlahnya di masyarakat. Mereka tidak bisa

(metacognitive capabilities perspective. Aspek

menggunakan aplikasi seperti menelpon orang

literasi ini meliputi: (a) mampu secara kognitif

lain karena harus mencari nomor telpon yang

dan mampu mengevaluasi secara mandiri dalam

terdaftar di handphonnya. Mereka juga tidak bisa

menggunakan ICT, seperti contohnya memiliki

mengirim pesan kepada orang lain karena harus

adaptabilitas dalam berpikir kritis, mengelola arah

mengetik tombol-tombol di layar handphone yang

pemikiran sendiri yang kompleks, ingin tahu

berukuran kecil. Mereka juga tidak bisa membuka

segala sesuatu yang baru, kreatif dan berani

hampir semua aplikasi yang sudah dipasang di

mengambil risiko, berpikir pada tataran yang

handphone. Mereka hanya mampu menerima

tinggi, dan mengelola suara dengan baik; (b)

panggilan telpon karena sudah diajari oleh

mengelola pengetahuan diri selama menggunakan

anaknya atau oleh orang lain. (Hasil observasi dan

ICT, seperti contohnya produktifitas yang tinggi,

wawancara dengan Car (penduduk Sleman DIY),

menetapkan

dan

Suy (penduduk Pamarican Kabupaten Ciamis,

beragam

Jawa Barat, dan beberapa orang di pedesaan Jawa

peralatan yang ada secara efektif, dan mampu

Barat Bagian Selatan, pada bulan September

menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi

2016).

Perspektif

pengelolaan

kemampuan

prioritas,
hasil,

perencanaan

menggunakan

dan relevansinya. Setiaknya orang akan berfikir

Tampak jelas bahwa literasi informasi atau

secara fungsional dan bahkan kritis ketika akan

dalam konteks di atas disebut dengan ICT

membeli

dengan

Literacy, bahwa kemampuan masyarakat dalam

spesifikasi tertentu. Pertimbangan-pertimbangan

hal pengenalan, pemahaman dan penggunaannya

kognitif biasanya dijadikan dasar seseorang untuk

tidak sama. Dari yang tingkatannya sangat tidak

mencari dan menggunakan peralatan dimaksud

mengetahui sampai dengan yang relatif mahir

sesuai dengan tujuan penggunaannya.

dalam pengenalan dan pemberdayaannya. Dari

seperangkat

handphone

situlah dunia pendidikan dan pembelajaran bisa
ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP

88

Pawit, dkk.

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

berperan di dalamnya. Dunia pendidikan lebih

format, termasuk di dalamnya format tercetak

banyak menggunakan konsep media literacy

maupun format noncetak, format analog maupun

untuk

format digital.

menjelaskan

pembelajarannya,
informasi,

peran-peran

sedangkan

perpustakaan,

teknologi

dunia

dan

Komputer

ilmu

komunikasi

fungsionalnya,

dengan

segala

asesorinya

dan

perangkat
kemampuan-

tampaknya lebih pas jika mengguakan pendekatan

kemampuan yang dimilikinya, bisa digunakan

literasi informasi karena relatif lebih luas.

sebagai

alat

kepentingan

dan

sekaligus

literasi

di

media

dunia

untuk

pendidikan,

pembelajaran, dan di aspek kehidupan lainnya

Literasi media
Seperti sudah diketahui bersama bahwa

yang relevan. Teknologi pembelajaran ketika pada

media adalah pembawa pesan atau penyimpan

dua dekade yang lalu masih berupa pemanfaatan

informasi, maka dengan sendirinya informasi dan

hasil-hasil

media tidak bisa dipisahkan. Kalau diibaratkan,

pendidikan dan pembelajaran secara khusus

informasi adalah isinya maka media adalah

seperti

wadahnya. Dengan demikian maka, dalam banyak

Projector/Overhead Transparency), slide suara,

hal, pemanfaatan informasi berarti juga adalah

video, foto dan sejenisnya yang masih berbasis

pemanfaatan media, sebab informasinya banyak

analog. Sekarang peralatan seperti itu sudah

dibawakan atau disampaikan melalui media.

jarang sekali digunakan. Di toko pun sudah sulit

Dengan

ditemukan.

begitu,

dapat

dikatakan

bahwa

teknologi

contohnya

untuk

OHP/OHT

Komputer

saat

ini

kepentingan

(Overhead

sudah

bisa

pendayagunaan informasi juga berarti adalah

menggantikan semua peran-peran di atas. Dengan

pendayagunaan

komputer dan perangkat fungsionalnya, semua

media,

dan

akhirnya

upaya

memelekkan informasi juga banyak kaitannya

kegiatan

dalam

sistem

pendidikan

dan

dengan memelekkan media, atau dengan kata lain,

pembelajaran, bisa dilakukan. Artinya, hampir

literasi informasi identik dengan literasi media,

semua media pembelajaran yang basisnya adalah

hanya dalam konteks isi dan wadahnya, pesan dan

untuk kepentingan literasi media, bisa digantikan

pembawanya (wadahnya).

oleh komputer dengan spesifikasi yang sesuai.

Pengertian media literacy itu sendiri
adalah sebuah perluasan informasi dan keahlian

Praktik literasi informasi

berkomunikasi yang responsif terhadap perubahan

Secara umum, istilah literasi diartikan

zaman, terutama perubahan yang demikian cepat

sebagai kemampuan membaca dan menulis huruf

pada

sebagai

Latin kalau di Indonesia. Kebalikannya adalah

pembawa pesan informasinya (Considine, 1995).

illiterate yang diindonesiakan menjadi buka huruf

Dalam tataran praktis, media literacy berkait

atau buka aksara, maksudnya aksara Latin seperti

dengan kemampuan seseorang untuk mengakses,

yang sedang Anda baca ini, sebab meskipun

menganalisis,

dan

seseorang memiliki kemampuan membaca dan

mengkomunikasikan informasi dalam beragam

menulis huruf lain seperti Arab, misalnya, tetap

sektor

informasi

dan

media

mengevaluasi,

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 79-94

89

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

dikatakan sebagai buta huruf atau buta aksara.

seseorang dan masyarakat dengan lingkungannya,

Indonesia sudah menetapkan bahwa huruf yang

dengan budayanya, dengan bisnisnya, dengan

digunakan sebagai alat komunikasi pendidikan

politiknya. Literasi tidak cocok digunakan secara

dan yang diberlakukan secara nasional adalah

sendirian tanpa konteks.

huruf Latin ini. Bahkan bukan hanya di Indonesia

Kalau

dilihat

lebih

jauh,

maka

bisa

saja, di hampir seluruh dunia, penggunaan aksara

dibedakan antara literasi dasar dan literasi

Latin ini digunakan dalam banyak hal. (Lihat

fungsional. Yang pertama lebih menggambarkan

Yusup, Pawit M., (2010).

kemampuan dasar seseorang atau masyarakat pada
bisa

level bisa membaca dan menulis. Kira-kira kalau

didefinisikan sebagai kemampuan teknis dalam

di kita adalah lulusan pendidikan yang paling

men-decode atau mereproduksi lambang-lambang

dasar yang masuk kategori literasi dasar ini,

tulisan, hasil cetakan, atau tulisan dalam kalimat

misalnya setingkat TK dan SD. Sementara itu

dan kata-kata dalam bentuk lambang tulisan.

yang dikonsepsikan sebagai literasi fungsional

(Harvey J. Graff, 2006, dalam Microsoft Encarta

adalah, disamping seseorang atau masyarakat

Dictionary,

sudah bisa membaca dan menulis, juga memiliki

Secara

khusus

2007).

istilah

Dalam

literasi

perkembangan

selanjutnya literasi dikaitkan dengan kemampuan

kemampuan

berkomunikasi secara tertulis, bukan bahasa dan

gambaran kegiatannya dalam berinteraksi dengan

komunikasi lisan. Sekarang konsep literasi juga

manusia lain dalam lingkungan sosialnya secara

sudah digunakan secara lebih bervariasi dalam

fungsional. Termasuk ke dalam kategori ini antara

konteks kemampuan memahami perkembangan

lain adalah seseorang atau masyarakat sudah

teknologi, khususnya teknologi informasi dan

memiliki

kemampuan

komunikasi, seperti komputer dengan segala

membaca

surat

perangkat fungsionalnya, baik dari sisi hardware

petunjuk arah dan lainnya dalam kehidupan

maupun software-nya. Kemampuan menggunakan

bersosialisasi dan perjalanan, mengerti peta

komputer di zaman sekarang semakin dibutuhkan

perjalanan, membaca dan menggunakan media

karena aspek kemanfaatannya yang demikian

non konvensional seperti handphone yang tidak

banyak. Grafik, matematik, data, informasi, dan

hanya untuk mengirim SMS dan berkomunikasi

belakangan pengetahuan, sekarang sudah bisa

lisan, komputer yang tidak hanya untuk mengetik

diolah dengan bantuan sistem komputer.

teks, mesin ATM yang tidak hanya digunakan

Literasi bukan sebuah karakteristik manusia
sejak lahir, bukan unsur dasar kemampuan

untuk

menghitung

dan

kabar,

gambaran-

kemauan

membaca

untuk

petunjuk-

untuk pengambilan uang tunai, dll.
Kini

dengan

semakin

manusia, namun lebih merupakan kemampuan

perkembangan

yang bisa dipelajari, baik di lingkungan sekolah

komunikasi

maupun

dalam

electronic banking, menjadikan semakin nyata

perkembangan teakhir, ada kecenderungan literasi

faktor literasi untuk konteks tersebut. Dengan

digunakan sebagai kemampuan dalam berinteraksi

melihat konteks literasi seperti itu maka sekarang

di

luar

sekolah.

Bahkan

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP

teknologi

cepatnya

seperti

informasi

komputer,

internet,

dan
dan

90

Pawit, dkk.

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

pengertian literasi menjadi semakin bervariasi dan

teknologi informasi. Bukankah kita (maksudnya

kompleks. Di atas sudah dikemukakan beberapa

penulis dan Anda) tidak mungkin bisa menguasai

contoh seperti literasi sosial, literasi pergaulan,

secara utuh hasil-hasil dari teknologi baru yang

literasi

berubah dan berkembang secara sangat cepat,

hukum,

literasi

teknologi,

literasi

penghidupan, pengetahuan lokal, dsb.
Kampanye

literasi

apalagi teknologi informasi yang setiap saat
sudah

berubah sesuai dengan karakter dan kreatifitas

dicanangkan oleh UNESCO (United Nations

pengembangnya. Sekadar contoh kasus dalam

Educational,

Cultural

penggunaan komputer, pada umumnya orang

Organization) sebagai organisasi dunia, yang

hanya tertarik pada program-program pengolah

menunjukkan angka literasi naik (tumbuh) dari

kata (word) saja dan hanya sedikit yang meminati

sekitar 60 persen pada tahun 1970, menjadi 77,4

bidang

persen pada tahun 1995. Meskipun demikian,

penggunaan terbesar program-program komputer

angka illiteracy (buta aksara) pun meningkat

untuk bisnis dan perkantoran adalah database,

sejalan dengan pertumbuhan penduduk dunia.

spreadsheet, dan belakangan grafik.

Scientific

sebenarnya

and

program

kreatif

lainnya,

meskipun

Badan dunia ini pun memperkirakan bahwa pada

Para pemimpin politik di seluruh dunia

tahun 1995, lebih dari 885 juta penduduk dunia

sekarang telah mendukung adanya program

tidak memiliki kemampuan dasar membaca dan

bantuan untuk meningkatkan literasi di segala

menulis. Apalagi jika yang dimaksudkannya

bidang kehidupan, khususnya bagi anak-anak dan

adalah illiteracy fungsional. (Harvey J. Graff,

bahkan orang dewasa. Mereka juga sudah

2006, dalam Microsoft Encarta Dictionary, 2007).

mendukung gagasan bahwa pengentasan illiteracy

Kondisi Indonesia dianggap lebih parah lagi

merupakan kewajiban pemerintah dan merupakan

angka literasinya. Penelitian dari Unesco (2012)

hak bagi setiap orang untuk mencapainya. Di

menggambarkan

Indonesia

Indonesia, program-program pemberantasan buta

menempati urutan 64 dari 65 negara. Tingkat

huruf sudah terkenal sejak lama, dan ini

membaca siswa Indonesia menempati urutan ke

sebenarnya adalah satu bentuk kegiatan dalam

57 dari 65 negara (PISA, 2010). Indeks minat

rangka peningkatan literasi. Dalam hal kategori

baca menunjukkan angka 0,001; artinya setiap

literasi seperti tergambarkan di atas, tampaknya

1.000 penduduk hanya satu yang membaca.

memang banyak progam yang pada dasarnya

Tingkat melek huruf orang dewasa menempati

bernuansa peningkatan literasi ini. Sebut saja

posisi 65,5%. (Sumber: http://www.republika.co.id/

Kejar Paket A, Kejar Paket B, dan Kejar Paket C,

berita/koran/didaktika/14/12/15/

semua itu adalah program yang dimaksudkan

bahwa:

literasi

ngm3g840-literasi-

indonesia-sangat-rendah.

Dengan melihat ukuran literasi dalam
konteks seperti di atas maka jangan-jangan kita

untuk meningkatkan literasi berdasarkan tingkatan
pendidikan yang setara dengan SD, SMP, dan
SMU/K.

pun termasuk dalam kategori illiteracy di bidang

Dari uraian tentang literasi seperti itu, maka

pemahaman dan pendayagunaan informasi dan

dapat diambil intinya bahwa literasi adalah

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 79-94

91

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

kemampuan teknis dari seseorang atau masyarakat
terhadap penguasaan suatu hasil dari budaya

Praktik literasi media

masyarakat sendiri. Hal ini bisa jadi akan

Dikaitkan dengan literasi media (media

bervariasi pemahamannya jika sudah dikaitkan

literacy), maka pendekatan literasi informasi

dengan

literasi

relatif lebih praktis permasalahannya. Orang tidak

teknologi artinya kemampuan seseorang dalam

serta merta bisa lepas dari literasi informasi tanpa

penguasaan hasil-hasil teknologi; literasi grafis

melalui tahapan-tahapan pendayagunaan media

menggambarkan seseorang dalam menguasai

sebagai pembawa pesan informasi. Artinya,

teknik grafis; litersi media lebih menggambarkan

informasi yang diberdayakan atau dimanfaatkan

penguasaan teknik tentang penggunaan media

secara optimal hanya dengan cara langsung

untuk keperluan kerja dan sosialnya. Demikian

ataupun tidak langsung memanfaatkan media

pula dengan literasi informasi; konsep ini lebih

sebagai pembawa pesan informasi dimaksud.

menggambarkan kemampuan teknis seseorang

Orang bisa mendapatkan informasi dari televisi,

dan masyarakat atas informasi secara lebih

dari CD ROM, dari DVD, dari flash disk, dari

fungsional.

komputer, dari internet, dari film-film atau video

konteks

tertentu.

Misalnya

Dikatakan sudah melek informasi jika

digital, itu semua pada hakekatnya adalah dalam

seseorang atau masyarakat sudah menyadari arti

rangka memanfaatkan media, namun dalam

pentingnya

dan

konteks ini bukan sekadar sebagai penonton.

informasi

Kalau orang sudah memiliki keahlian dalam

didudukkan sebagai barang sosial, maupun jika

memanfaatkan beragam jenis media dimaksud,

informasi sudah didudukkan sebagai komoditas

terlepas

bisnis dan komersial. Dalam hal yang terakhir ini,

memanfaatkan media tersebut, dapat dikatakan

kita

bahwa orang tadi sudah lepas dari literasi media.

informasi

penghidupannya,

sepenuhnya

baik

bagi

kehidupan

dalam

sudah

hal

memahami

akan

pentingnya informasi sebagai komoditas unggulan

dari

mahir

atau

tidaknya

dalam

(Lihat Yusup, Pawit M., (2010).

saat ini. Tapi sayangnya, tidak semua orang bisa

Seperti sudah dikemukakan pada bagian

memahami keberadaan informasi dan sumber-

yang lalu bahwa literasi media adalah sebuah

sumber informasi untuk menunjang kehidupan

perluasan keahlian berkomunikasi dan penguasaan

dan sosial di jaman kini, apalagi menguasainya.

informasi yang responsif terhadap perubahan

Sebagai konsumen, kita pun tidak sepenuhnya

zaman, terutama perubahan yang demikian cepat

bisa memanfaatkan semua informasi secara

pada

optimal, terutama informasi yang tercipta dari

pembawa pesan-pesan informasinya (Considine,

hasil teknologi baru, apalagi mereka yang tingkat

1995). Dalam tataran praktis, literasi media

pendidikannya di bawah kita. Sebagai bahan

berkait dengan kemampuan untuk mengakses,

renungan, coba perhatikan nasib tenaga kerja

menganalisis,

Indonesia yang sebagian besar adalah lulusan

mengkomunikasikan informasi dalam beragam

SMU/K ke bawah.

format, termasuk di dalamnya format tercetak

sektor

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP

informasi

dan

media

mengevaluasi,

sebagai

dan

92

Pawit, dkk.

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

maupun format noncetak, format analog maupun

kemampuan dasar literasi, hingga sampai kepada

format

pada

kondisi masyarakat yang betul-betul memahami

kemampuan orang dalam menggunakan media

dan memiliki kemampuan menggunakan beragam

yang mengandung informasi dan sumber-sumber

media

informasi tertentu yang jumlahnya semakin tak

kepentingan kehidupan dan penghidupannya.

terbatas dan kompleks. Orang membeli komputer

Tugas-tugas ini dilakukannoleh perpustakaan

baru dengan spesifikasi yang baru, berarti orang

sepanjang perjalanannya.

digital.

Jadi

titik

beratnya

tersebut perlu belajar dalam menggunakannya.
Orang

membeli

handphone

baru

dengan

komunikasi

dan

informasi

untuk

Melalui penyediaan informasi dan sumbersumber

informasi

termasuk

media

sebagai

spesifikasi yang baru, juga harus belajar cara

pembawa pesan informasi dimaksud, yang isinya

menggunakannya secara benar sesuai dengan yang

sesuai

dianjurkan dalam manualnya.

masyarakat di semua tingkatan, pperpustakaan

dengan

kebutuhan

segenap

anggota

sudah ikut ambil bagian dalam program literasi
informasi.

Pembelajaran sepanjang hayat
Lantas,

apa

dan

bagaimana

tugas

Tugas

selanjutnya

adalah

secara

proaktif melaksanakan program-program literasi

perpustakaan dalam memerankan fungsinya ikut

informasi

serta meningkatkan literasi informasi dan literasi

berkesinambungan kepada kelompok masyarakat

media ini? Jawabnya kira-kira sama dengan

di semua tingkatan dan usia, sehingga dalam

penjelasan tugas-tugas dan fungsi dan tugas

praktiknya perpustakaan bisa berfungsi sebagai

perpustakaan secara umum, yaitu untuk mengubah

fasilitator pembelajaran sepanjang hayat.

dan

literasi

media

secara

kemampuan anggota masyarakat ke arah yang
lebih literat, terutama kemampuan dalam hal

SIMPULAN

penguasaan informasi dan media sebagai bentuk

Praktik literasi informasi dalam proses

pendayagunaan hasil-hasil teknologi, khususnya

pembelajaran sepanjang hayat sebenarnya melekat

teknologi komunikasi dan informasi. Program-

dengan karakter manusia pada umumnya sebagai

program pelatihan, seminar, lokakarya, diskusi

makhluk pembelajar. Sesuai dengan pekerjaannya,

panel, kuliah klasikal, dsb., itu pada dasarnya

manusia

adalah program untuk

meningkatkan

meningkatkan literasi,

melakukan

proses

kemampuan

belajar
diri.

guna

Hal

ini

termasuk literasi informasi dan media. Program-

dijalankannya di lingkungan keluarga dalam

program tadi berusaha meningkatkan angka

bentuk

literasi di semua tingkatan masyarakat, dari mulai

memiliki kemempuan yang setara atau bahkan

mengubah kemampuan teknis anggota masyarakat

melebihi orang tuanya. Setelah dunia pendidikan

pada

beralih ke lembaga pendidikan formal, praktek

tingkat

yang

paling

dasar,

misalnya

membelajarkan

masyarakat yang masih tergolong buta huruf

literasi

(illiterate), sampai meningkatkan kemampuan

andalannya,

anggota

masyarakat

yang

sudah

memiliki

pembelajaran
dan

anak-anaknya

dijadikan

semakin

banyak

supaya

program
anggota

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 79-94

93

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

masyarakat yang mengikuti proses pembelajaran
dimaksud.

Intinya, kegiatan literasi informasi dan juga
literasi

media

itu

dilakukan

oleh

orang

Sejalan dengan telah banyaknya lembaga

perorangan, keluarga, ataupun lembaga, yang

formal yang bergerak dalam dunia pendidikan dan

tujuannya untuk mempertahankan survivabilitas

pembelajaran, praktik literasi informasi dan

pengetahuan

litterasi media pun dilakukan secara lebih

personal individual maupun secara kelembagaan

terprogram. Sekarang, program-program literasi

dan sosial.

yang

dimilikinya,

baik

secara

informasi dan media sudah dilakukan oleh
institusi

perpustakaan

Perpustakaan

di

semua

Sekolah

jenisnya.

lebih

banyak

DAFTAR PUSTAKA
Andika, Dwiki (2016).. Definisi dan Manfaat New

mempraktekkan proses literasinya pada para

Media.

siswa, mulai dari siswa sekolah dasar sampai

https://www.it-jurnal. com/definisi-dan-

siswa sekolah menengah atas (SD sampai

manfaat-new-media/

SMU/K). Perpustakaan Perguruan Tinggi lebih
fokus

mempraktekkan

program-program

IT-JURNAL.Com.

Link:

Buckland, Michael, (1998). Preprint of article
published

in

Document

Numérique

awal

(Paris) 2, no. 2 (1998): 221-230. Journal

perkuliahan, mahasiswa dikenalkan dengan segala

of the American Society for Information

fasiltas

oleh

Science 48, no. 9 (Sept 1997): 804-809,

perguruan tinggi. Untuk bidang literasi informasi,

reprinted in Hahn, T. B. & M. Buckland,

biasanya dilakukan oleh perpustakaan perguruan

eds. Historical Studies in Information

tinggi.

Science.

literasinya

pada

mahasiswa.

pembelajaran

yang

Pada

dimiliki

Sementara itu, di perpustakaan umum,

Medford,

NJ:

Information

Today, 1998, pp. 215-220.

praktek literasi melekat dengan kegiatan yang

Buckland, Mickael (2001). What is a "digital

secara rutin diprogramkan oleh perpustakaan.

document"? Journal of the American

Perpustakaan secara proaktif memperkenalkan

Society for Information Science."What is

segala informasi dan sumber-sumber informasi

a 'document'?" Journal of the American

yang

luas.

Society for Information Science 48, no. 9

Sedangkan untuk jenis perpustakaan khusus atau

(Sept 1997): 804-809, reprinted in Hahn,

perpustakaan instansi, perpustakaan lebih banyak

T. B. & M. Buckland, eds. Historical

secara

menyampaikan

Studies in Information Science. Medford,

informasi dan sumber-sumber informasi yang

NJ: Information Today, 1998, pp. 215-

berkaitan

220.

dikelolanya

aktif

kepada

mengelola

dengan

visi

masyarakat

dan

dan

misi

lembaga

penaungnya, kepada masyarakat secara lebih

Considine, David. 1995. An Introduction to Media

terbatas yang berada di bawah naungan lembaga

Literacy: The What, Why and How To’s.

induknya tadi.

Published in the Fall 1995 issue of

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP

94

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

Pawit, dkk.

Telemedium, The Journal of Media

http://www2.marilia.

Literacy, Volume 41, Number 2.

unesp.br/revistas/index.php/bjis/issue/view

Markauskaite, L., (2006). "Towards an integrated
analytical framework of information and
communications

technology

literacy:

from intended to implemented and
achieved

Information

dimensions"

Research, 11(3) paper 252 [Available at
http://InformationR.net/ir/113/paper252.html].
Microsoft®

Encarta

Microsoft

Encyclopedia®
Encarta

2006).

Encyclopedia.

Microsoft Corporation.
Tilley, C.M., Bruce, C.S., Hallam, G. & Hills,
A.P.,

(2006).

"A

model

for

the

development of virtual communities for
people with long-term, severe physical
disabilities" Information Research, 11(3)
paper

253

[Available

http://InformationR.net/

at
ir/11-

3/paper253.html].
Undang-undang Republik Indonesia nomor 43
tahun

2007

tentang

Perpustakaan,

termasuk penjelasannya.
Yusup, Pawit M., (1988). Pedoman Mencari
Sumber

Informasi,

Remadja

Karya,

Bandung.
Yusup, Pawit M., (2010). Teori dan Praktek
Komunikasi Instruksional. Bumi Aksara,
Jakarta.
Yusup, Pawit M.; dan Komariah, Neneng (2014).
Health Information Seeking And Use
Among Rural Poor Families In West
Java, Indonesia. Brazilian Journal of
Information Science: Research Trends:
Vol

8,

No

1/2

(2014).

Link:

/289