T1 802009031 BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian
yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya
(Arikunto, 2006). Jenis dari penelitian ini adalah
kuantitatif
komparatif yang bertujuan untuk membandingkan variabel bebas
yang jumlahnya lebih dari satu tetapi memiliki variabel terikat
yang sama (Sugiyono, 2003). Dalam penelitian ini variabel yang
ingin diketahui adalah perbedaan tingkat kreativitas antara Qaryah
Thayyibah dengan SMP 10 Salatiga.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Arikunto (2006) mendefinisikan variabel merupakan suatu
obyek penelitian yang menjadi titik perhatian dalam suatu
penelitian.
Jadi variabel dapat didefinisikan sebagai obyek penelitian
dan merupakan titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam hal
ini variabel penelitian yang menjadi obyek penelitian adalah:
1.
Variabel Tergantung (Y):
Variabel tergantung adalah variabel yang ditimbulkan
atau efek dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
35
36
menjadi variabel tergantung adalah tingkat kreativitas.
2.
Variabel Bebas (X) :
Variabel bebas adalah variabel penyebab atau yang
diduga yang memberikan efek atau pengaruh terhadap
peristiwa lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah jalur pendidikan menengah pertama yang
dibedakan menjadi :
a.
Pendidikan nonformal (Qaryah Thayyibah)
b.
Pendidikan formal (SMP 10 Salatiga)
C. Definisi Operasional
Definisi operasional menurut Suryabrata (1998)
adalah
definisi yang didasarkan atau sifat-sifat hal yang didefinisikan dan
dapat diamati. Definisi operasional yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional
yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut,
sehingga
dapat
digunakan
untuk
menjelaskan
pengertian
operasional dari variabel-variabel penelitian dan menyamakan
persepsi agar terhindar dari kesalahpahaman dalam menafsirkan
variabel-variabel yang perlu didefinisikan.
Pada penelitian ini variabelnya adalah :
1.
Kreativitas
Kreativitas
menciptakan
merupakan
sesuatu
yang
kemampuan
baru,
sebagai
umum
untuk
kemampuan
memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan
dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk
37
melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang
sudah ada sebelumnya.
Kreativitas akan diukur dengan menggunakan aspekaspek/ciri-ciri kreativitas dari Munandar (1999), yaitu ciri
kognitif (aptitude) yang terdiri dari kemampuan berpikir
lancar, kemampuan berpikir luwes (fleksibel), kemampuan
berpikir rasional, kemampuan memperinci (mengelaborasi),
dan kemampuan menilai (mengevaluasi). Alat ukur yang akan
digunakan berupa Tes Kreativitas Figural (TKF) oleh
Munandar (1977) dan Tes Kreativitas Verbal (TKV) yang
digunakan oleh Munandar (1977).
2.
Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta
didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses
pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Dalam
penelitian
ini
membandingkan
dua
jalur
pendidikan yaitu :
a.
Non Formal, adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang.
b.
Formal, adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang. Terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan yang
dimulai dari tingkat SD, SMP, SMU, dan Perguruan
Tinggi.
38
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1.
2.
Karakteristik Populasi
a.
Siswa Qaryah Thayyibah atau SMP 10 Salatiga
b.
Remaja berusia antara 13-15 tahun
Populasi
Azwar (2007) populasi didefinisikan sebagai kelompok
subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian.
Penentuan populasi harus berpedoman pada tujuan dan
permasalahan penelitian (Bungin, 2011). Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai
kuantitas
dan
karakteristik
tertentu
yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2003).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Qaryah
Thayyibah yang berjumlah 7 dan siswa SMP 10 Salatiga yang
berjumlah 630
3.
Sampel
Sampel menurut Arikunto (2006) adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang diteliti. Azwar (2010) juga
mengatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
sehingga harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi wakil
dari
representatif
yaitu
benar-benar
mencerminkan
populasinya (Suryabrata, 2000).
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari siswa
Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga. Menurut Arikunto
(2006) apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil
39
semua, selanjutnya bila subjeknya besar atau lebih dari 100
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih,
tergantung pada:
a.
Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
b.
Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek,
karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data
c.
Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika
sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
Teknik
pengambilan
data
menggunakan
teknik
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
menetapkan ciri sesuai dengan tujuan (Sugiyono, 2003).
Alasan penggunaan teknik sampel tersebut adalah karena
sampel yang akan peneliti ambil harus memiliki karakteristik
yang sudah ditentukan yaitu (1) sedang bersekolah di salah
satu jalur pendidikan tersebut, (2) berusia 13-15 tahun. Sampel
penelitian ini adalah Qaryah Thayyibah dengan usia 13-15
tahun dengan jumlah 7 siswa dan SMP 10 Salatiga kelas 1, 2,
dan 3 usia 13-15 dengan jumlah 30 siswa.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Wawancara
Wawancara (Interview) merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan
percakapan dengan maksud tertentu (Arikunto, 2006). Metode
ini digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran
40
umum tentang kedua jalur pendidikan tersebut yaitu Qaryah
Thayyibah dan SMP 10 Salatiga.
Pelaksanaan wawancara dilakukan pada fasilitatorfasilitator seperti guru dan pendamping dari masing-masing
jalur pendidikan baik Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga
untuk mengetahui gambaran masing-masing jalur pendidikan
tersebut. Bentuk wawancara yang peneliti gunakan adalah
wawancara bebas, sehingga fasilitator bebas untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan sesuai dengan
data yang ada dilapangan.
2.
Metode Tes TKF dan TKV
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh
individu
kelompok.
(Arikunto,
2006).
Peneliti
menggunakan dua macam alat tes kreativitas, yaitu Tes
Kreativitas Figural (TKF) dan Tes Kreativitas Verbal (TKV).
Kedua
tes
ini
masing-masing
mengukur
kelancaran,
kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dari kemampuan berpikir
kreatif. Kedua alat ini memiliki korelasi sebesar 0,335 yang
berarti bahwa korelasi yang dimiliki tergolong rendah (dalam
Kurnia, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa meski alat ini
mengukur hal yang sama yakni kreativitas, tetapi kedua alat ini
mengukur kreativitas dalam bentuk yang berbeda.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
41
baik tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang
diperoleh kemudian dianalisis, dan dipadukan (disintesis)
membentuk satu hasil kajian sistematis, padu dan utuh.
Pelaksanaan
metode
dokumentasi
ini,
yaitu
dengan
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian,
dan sebagainya (Arikunto, 2006).
Metode Dokumentasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah dengan melihat dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan subjek dan kondisi penelitian, yaitu berupa
data jumlah subjek penelitian dan data seputar kedua sekolah
tersebut yaitu Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang
digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar penelitian
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,
2006). Dalam penelitian ini ada instrument penelitian yaitu alat Tes
Kreativitas Figural dan alat Tes Kreativitas Verbal. Tes Kreativitas
Figural (TKF) mengukur kreativitas dalam bentuk performance
sedangkan Tes Kreativitas Verbal (TKV) mengukur kreativitas
dalam bentuk verbal.
1.
Tes Kreativitas Figural (TKF)
Tes Kreativitas Figural merupakan adaptasi dari Circle
Test dari Torrance pertama digunakan di Indonesia pada tahun
1977 (Utami Munandar dalam Kurnia, 2010). Kemudian tahun
42
1988 dilakukan penelitian standarisasi Tes Kreativitas Figural
(untuk umur 10-18 tahun) oleh Munandar dan koleganya.
Tes Kreativitas Figural mengukur aspek kelancaran,
kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dari kemampuan berpikir
kreatif. Selain itu, juga mengukur kreativitas sebagai
kemampuan untuk membuat kombinasi antara unsur-unsur
yang diberikan, (Bonus orisinalitas). Skor total Tes Kreativitas
Figural yang dihasilkan dari aspek-aspek tersebut diatas
kemudian di konversikan menjadi “Creativity Quotient”.
TKF ini berfungsi untuk mengukur aspek fluency,
flexibility, originality, dan elaboration.
Tabel 1.
Blue Print Tes Kreativitas Figural
No
1
2
3
4
5
Aspek
Indikator
Memikirkan lebih dari satu jawaban,
mencetuskan banyak gagasan
Menghasilkan gagasan, memiliki
Kelenturan sudut pandang yang berbeda,
mampu merubah cara pemikiran
Menentukan cara-cara baru yang
Orisinalitas
efektif, konsep-konsep baru
Bonus
Respon yang mengkombinasikan 2
Original
atau lebih lingkaran
Memperinci secara detail,
Elaborasi
mengembangkan gagasan/produk
JUMLAH LINGKARAN
Jumlah
Lingkaran
Kelancaran
65
Waktu yang dipergunakan dalam tes ini adalah 10 menit
untuk mengembangkan gagasan-gagasan dari lingkaranlingkaran yang sudah tersedia.
43
Tinggi nilai tes kreativitas figural ditentukan oleh
banyaknya jawaban yang benar dan memenuhi persyaratan.
Jawaban benar dan memenuhi persyaratan mendapat nilai
yang sudah distandarisasikan.
Penskoran
pada
variabel
kreativitas
digunakan
berdasarkan skor kasar (RS) yang dihasilkan, kemudian
dikonversikan ke dalam skor skala, dimana jumlah dari skor
skala (SS) tersebut dikonversikan lagi pada table CQ (Cretivity
Score). Skor CQ tersebut yang menjadi acuan kreativitas
subjek, dalam hal ini peneliti menggunakan tabel konversi
skor total yang ada pada manual tes kreativitas figural.
2.
Tes Kreativitas Verbal
Tes Kreativitas Verbal merupakan tes kreativitas
pertama yang dikonstruksi di Indonesia pada tahun 1977
(dalam Kurnia, 2010), konstruksi Tes Kreativitas Verbal
berlandaskan model struktur intelek dari Guilford. Tes ini
terdiri dari enam sub-test yang mengukur dimensi konten,
dimensi berpikir verbal, dan berbeda dalam dimensi produk.
Tes ini terdiri dari enam sub-test yaitu permulaan kata,
menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang
sama, macam-macam penggunaan, dan apa akibatnya. Setiap
sub-test terdiri dari empat butir. Tes ini seperti tes Guilford
yang mengukur kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan
elaborasi dalam berpikir. Tahun 1986 (dalam Kurnia, 2010)
dilakukan penelitian standarisasi Tes Kreativitas Verbal oleh
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, bagian Psikologi,
yang menghasilkan nilai baku untuk umur 10-18 tahun, dan
44
pengukuran Creativity Quotient (CQ) berdasarkan konversi
nilai baku (Munandar dalam Kurnia, 2010).
Tabel 2.
Blueprint Tes Kreativitas Verbal
No
1
2
3
4
Aspek
Indikator
Jumlah
Soal
Memikirkan lebih dari satu jawaban,
mencetuskan banyak gagasan
Menghasilkan gagasan, memiliki
Kelenturan sudut pandang yang berbeda,
mampu merubah cara pemikiran
Menentukan cara-cara baru yang
Orisinalitas
efektif, konsep-konsep baru
Memperinci secara detail,
Elaborasi
mengembangkan gagasan/produk
JUMLAH SOAL
Kelancaran
24
Adapun uraian dari sub-tes pada kreativitas verbal,
yaitu:
a.
Tes permulaan kata, yaitu mengukur kelancaran dalam
menghasilkan kata-kata, karena pada tes ini siswa harus
menentukan sebanyak mungkin kata-kata yang memenuhi
persyaratan tertentu.
b.
Tes menyusun kata. Tes ini mengukur kelancaran siswa
dalam membentuk kata sebanyak mungkin dari rangkaian
huruf yang telah disusun dalam suatu kata tertentu.
c.
Tes membentuk kalimat tiga angka. Tes ini bertujuan
untuk mengukur kelancaran dalam menyusun ungkapan
kata-kata, yaitu kemampuan untuk menyusun kalimatkalimat yang terdiri atas tiga kata yang huruf pertama dari
setiap kata telah ditentukan.
45
d.
Tes tentang sifat-sifat yang sama. Tes ini mengukur
kelancaran menyampaikan gagasan-gagasan karena dalam
tes ini siswa harus mampu menemukan dan mencetuskan
gagasan sebanyak mungkin tentang objek yang memiliki
dua sifat tertentu.
e.
Tes tentang macam-macam penggunaan tidak lazim. Tes
ini mengungkapkan fleksibilitas (keluwesan) dalam
berpikir, karena dalam tes ini siswa dipaksa untuk
melepaskan diri dari kebiasaan yang telah ada sebelumnya
(dalam hal ini kebiasaan fungsi dari suatu benda tertentu).
Disamping itu tes ini juga untuk mengukur orisinalitas
dalam pemikiran, yaitu dengan memperhatikan kejarangan
jawaban yang diberikan.
f.
Tes apa akibatnya. Pada tes ini siswa harus memikirkan
segala kemungkinan yang terjadi akibat dari suatu
kejadian, meskipun kejadian tersebut sebetulnya tidak
terjadi di Indonesia. Sehingga siswa dituntut untuk
menggunakan imajinasinya dan lebih jauh harus dapat
menguraikan
gagasan-gagasannya,
serta
kemampuan
elaborasi agar gagasan yang disampaikan memiliki
keunikan.
Waktu yang dipergunakan pada pengerjaan tes ini sebanyak
80 menit. Jumlah waktu ini cukup bagi subjek untuk menyatakan
gagasan-gagasan mereka.
Dimana setiap bagian tes diberikan
waktu rata-rata sebanyak 13 menit untuk mengerjakannya dan
didalam awal pengerjaannya harus sesuai dengan aba-aba yang
diberikan. Dalam pelaksanaan tes kreativitas verbal, subtes I diberi
46
waktu per item 2 menit untuk 4 item, subtes II diberi waktu per
item 3 menit untuk 4 item, subtes III diberi waktu per item 3 menit
untuk 4 item, subtes IV diberi waktu per item 4 menit untuk 4 item,
subtes V diberi waktu per item 4 menit untuk 4 item, subtes VI
diberi waktu 4 menit untuk 4 item, jadi jumlah waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan tes kreativitas verbal adalah 80
menit.
Tinggi nilai tes kreativitas verbal ditentukan oleh
banyaknya jawaban yang benar dan memenuhi persyaratan.
Jawaban benar dan memenuhi persyaratan mendapat nilai satu (1)
sedangkan untuk jawaban yang salah atau tidak memenuhi
persyaratan mendapat nilai nol (0).
Penskoran
berdasarkan
skor
pada
kasar
variabel
(RS)
yang
kreativitas
digunakan
dihasilkan,
kemudian
dikonversikan ke dalam skor skala, dimana jumlah dari skor skala
(SS) tersebut dikonversikan lagi pada table CQ (Cretivity Score).
Skor CQ tersebut yang menjadi acuan kreativitas subjek, dalam hal
ini peneliti menggunakan tabel konversi skor total yang ada pada
manual tes kreativitas verbal.
G. Validitas dan Reliabilitas
Validitas
dan
reliabilitas
dalam
pengumpulan
data
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang
valid dan reliabel (Sugiyono, 2009).
1.
Validitas
Untuk
mengetahui
sejauh
mana
skala
mampu
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan
47
penelitian, maka diperlukan suatu proses pengujian validitas.
Validitas alat ukur berkaitan dengan kemampuan alat ukur
tersebut dalam mengukur secara tepat keadaan atau atribut
yang diukurnya (Azwar, 2012).
Keterangan:
r xy
: Koefisien korelasi product moment
N
: Jumlah sampel
∑xiyi
: Jumlah skor tiap item kali item total
∑xi
: Jumlah skor tiap item
∑yi
: Jumlah skor total item
∑
: Jumlah kuadrat skor item
∑
: Jumlah kuadrat skor total
2.
Reliabilitas
Selain validitas skala, salah satu ciri dari instrumen
pengukuran
yang
berkualitas
baik
adalah
reliabilitas.
Reliabilitas alat ukur berkaitan dengan kemampuan suatu alat
ukur dalam menghasilkan skor data penelitian yang cermat
dengan eror pengukuran yang kecil (Azwar, 2012). Pada
prinsipnya koefisien reliabilitas (r xx) berada dalam rentang
angka 0 sampai dengan 1,00. Bila koefisien reliabilitas suatu
alat ukur semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti
pengukuran tersebut semakin reliabel (Azwar, 2012).
Cara
yang
digunakan
untuk
menguji
reliabilitas
kuisioner adalah dengan menggunakan Rumus Koefisien
Cronbach Alpha (Azwar, 2003)
48
Dimana :
= Koefisien Cronbach Alpha
= Jumlah item valid
= Rerata korelasi antar item
= Konstanta
H. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam pengolahan data
penelitian ini adalah dengan Independent sample t-test, yaitu untuk
mengamati perbedaan antara rata-rata dua kelompok sampel yang
tidak berhubungan satu sama lain (Purwanto, 2008). Uji ini
khususnya digunakan untuk menentukan apakan ada perbedaan
yang signifikan diantara kedua kelompok yang diteliti.
Keterangan:
t
: nilai t-test yang dicari
: Mean sampel 1
: Mean sampel 2
: Varians sampel 1
: Varians sampel 2
: Jumlah kelompok sampel 1
: Jumlah kelompok sampel 2
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian
yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya
(Arikunto, 2006). Jenis dari penelitian ini adalah
kuantitatif
komparatif yang bertujuan untuk membandingkan variabel bebas
yang jumlahnya lebih dari satu tetapi memiliki variabel terikat
yang sama (Sugiyono, 2003). Dalam penelitian ini variabel yang
ingin diketahui adalah perbedaan tingkat kreativitas antara Qaryah
Thayyibah dengan SMP 10 Salatiga.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Arikunto (2006) mendefinisikan variabel merupakan suatu
obyek penelitian yang menjadi titik perhatian dalam suatu
penelitian.
Jadi variabel dapat didefinisikan sebagai obyek penelitian
dan merupakan titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam hal
ini variabel penelitian yang menjadi obyek penelitian adalah:
1.
Variabel Tergantung (Y):
Variabel tergantung adalah variabel yang ditimbulkan
atau efek dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
35
36
menjadi variabel tergantung adalah tingkat kreativitas.
2.
Variabel Bebas (X) :
Variabel bebas adalah variabel penyebab atau yang
diduga yang memberikan efek atau pengaruh terhadap
peristiwa lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah jalur pendidikan menengah pertama yang
dibedakan menjadi :
a.
Pendidikan nonformal (Qaryah Thayyibah)
b.
Pendidikan formal (SMP 10 Salatiga)
C. Definisi Operasional
Definisi operasional menurut Suryabrata (1998)
adalah
definisi yang didasarkan atau sifat-sifat hal yang didefinisikan dan
dapat diamati. Definisi operasional yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional
yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut,
sehingga
dapat
digunakan
untuk
menjelaskan
pengertian
operasional dari variabel-variabel penelitian dan menyamakan
persepsi agar terhindar dari kesalahpahaman dalam menafsirkan
variabel-variabel yang perlu didefinisikan.
Pada penelitian ini variabelnya adalah :
1.
Kreativitas
Kreativitas
menciptakan
merupakan
sesuatu
yang
kemampuan
baru,
sebagai
umum
untuk
kemampuan
memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan
dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk
37
melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang
sudah ada sebelumnya.
Kreativitas akan diukur dengan menggunakan aspekaspek/ciri-ciri kreativitas dari Munandar (1999), yaitu ciri
kognitif (aptitude) yang terdiri dari kemampuan berpikir
lancar, kemampuan berpikir luwes (fleksibel), kemampuan
berpikir rasional, kemampuan memperinci (mengelaborasi),
dan kemampuan menilai (mengevaluasi). Alat ukur yang akan
digunakan berupa Tes Kreativitas Figural (TKF) oleh
Munandar (1977) dan Tes Kreativitas Verbal (TKV) yang
digunakan oleh Munandar (1977).
2.
Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta
didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses
pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Dalam
penelitian
ini
membandingkan
dua
jalur
pendidikan yaitu :
a.
Non Formal, adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang.
b.
Formal, adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang. Terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan yang
dimulai dari tingkat SD, SMP, SMU, dan Perguruan
Tinggi.
38
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1.
2.
Karakteristik Populasi
a.
Siswa Qaryah Thayyibah atau SMP 10 Salatiga
b.
Remaja berusia antara 13-15 tahun
Populasi
Azwar (2007) populasi didefinisikan sebagai kelompok
subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian.
Penentuan populasi harus berpedoman pada tujuan dan
permasalahan penelitian (Bungin, 2011). Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai
kuantitas
dan
karakteristik
tertentu
yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2003).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Qaryah
Thayyibah yang berjumlah 7 dan siswa SMP 10 Salatiga yang
berjumlah 630
3.
Sampel
Sampel menurut Arikunto (2006) adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang diteliti. Azwar (2010) juga
mengatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
sehingga harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi wakil
dari
representatif
yaitu
benar-benar
mencerminkan
populasinya (Suryabrata, 2000).
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari siswa
Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga. Menurut Arikunto
(2006) apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil
39
semua, selanjutnya bila subjeknya besar atau lebih dari 100
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih,
tergantung pada:
a.
Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
b.
Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek,
karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data
c.
Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika
sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
Teknik
pengambilan
data
menggunakan
teknik
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
menetapkan ciri sesuai dengan tujuan (Sugiyono, 2003).
Alasan penggunaan teknik sampel tersebut adalah karena
sampel yang akan peneliti ambil harus memiliki karakteristik
yang sudah ditentukan yaitu (1) sedang bersekolah di salah
satu jalur pendidikan tersebut, (2) berusia 13-15 tahun. Sampel
penelitian ini adalah Qaryah Thayyibah dengan usia 13-15
tahun dengan jumlah 7 siswa dan SMP 10 Salatiga kelas 1, 2,
dan 3 usia 13-15 dengan jumlah 30 siswa.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Wawancara
Wawancara (Interview) merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan
percakapan dengan maksud tertentu (Arikunto, 2006). Metode
ini digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran
40
umum tentang kedua jalur pendidikan tersebut yaitu Qaryah
Thayyibah dan SMP 10 Salatiga.
Pelaksanaan wawancara dilakukan pada fasilitatorfasilitator seperti guru dan pendamping dari masing-masing
jalur pendidikan baik Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga
untuk mengetahui gambaran masing-masing jalur pendidikan
tersebut. Bentuk wawancara yang peneliti gunakan adalah
wawancara bebas, sehingga fasilitator bebas untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan sesuai dengan
data yang ada dilapangan.
2.
Metode Tes TKF dan TKV
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh
individu
kelompok.
(Arikunto,
2006).
Peneliti
menggunakan dua macam alat tes kreativitas, yaitu Tes
Kreativitas Figural (TKF) dan Tes Kreativitas Verbal (TKV).
Kedua
tes
ini
masing-masing
mengukur
kelancaran,
kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dari kemampuan berpikir
kreatif. Kedua alat ini memiliki korelasi sebesar 0,335 yang
berarti bahwa korelasi yang dimiliki tergolong rendah (dalam
Kurnia, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa meski alat ini
mengukur hal yang sama yakni kreativitas, tetapi kedua alat ini
mengukur kreativitas dalam bentuk yang berbeda.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
41
baik tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang
diperoleh kemudian dianalisis, dan dipadukan (disintesis)
membentuk satu hasil kajian sistematis, padu dan utuh.
Pelaksanaan
metode
dokumentasi
ini,
yaitu
dengan
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian,
dan sebagainya (Arikunto, 2006).
Metode Dokumentasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah dengan melihat dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan subjek dan kondisi penelitian, yaitu berupa
data jumlah subjek penelitian dan data seputar kedua sekolah
tersebut yaitu Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang
digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar penelitian
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,
2006). Dalam penelitian ini ada instrument penelitian yaitu alat Tes
Kreativitas Figural dan alat Tes Kreativitas Verbal. Tes Kreativitas
Figural (TKF) mengukur kreativitas dalam bentuk performance
sedangkan Tes Kreativitas Verbal (TKV) mengukur kreativitas
dalam bentuk verbal.
1.
Tes Kreativitas Figural (TKF)
Tes Kreativitas Figural merupakan adaptasi dari Circle
Test dari Torrance pertama digunakan di Indonesia pada tahun
1977 (Utami Munandar dalam Kurnia, 2010). Kemudian tahun
42
1988 dilakukan penelitian standarisasi Tes Kreativitas Figural
(untuk umur 10-18 tahun) oleh Munandar dan koleganya.
Tes Kreativitas Figural mengukur aspek kelancaran,
kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dari kemampuan berpikir
kreatif. Selain itu, juga mengukur kreativitas sebagai
kemampuan untuk membuat kombinasi antara unsur-unsur
yang diberikan, (Bonus orisinalitas). Skor total Tes Kreativitas
Figural yang dihasilkan dari aspek-aspek tersebut diatas
kemudian di konversikan menjadi “Creativity Quotient”.
TKF ini berfungsi untuk mengukur aspek fluency,
flexibility, originality, dan elaboration.
Tabel 1.
Blue Print Tes Kreativitas Figural
No
1
2
3
4
5
Aspek
Indikator
Memikirkan lebih dari satu jawaban,
mencetuskan banyak gagasan
Menghasilkan gagasan, memiliki
Kelenturan sudut pandang yang berbeda,
mampu merubah cara pemikiran
Menentukan cara-cara baru yang
Orisinalitas
efektif, konsep-konsep baru
Bonus
Respon yang mengkombinasikan 2
Original
atau lebih lingkaran
Memperinci secara detail,
Elaborasi
mengembangkan gagasan/produk
JUMLAH LINGKARAN
Jumlah
Lingkaran
Kelancaran
65
Waktu yang dipergunakan dalam tes ini adalah 10 menit
untuk mengembangkan gagasan-gagasan dari lingkaranlingkaran yang sudah tersedia.
43
Tinggi nilai tes kreativitas figural ditentukan oleh
banyaknya jawaban yang benar dan memenuhi persyaratan.
Jawaban benar dan memenuhi persyaratan mendapat nilai
yang sudah distandarisasikan.
Penskoran
pada
variabel
kreativitas
digunakan
berdasarkan skor kasar (RS) yang dihasilkan, kemudian
dikonversikan ke dalam skor skala, dimana jumlah dari skor
skala (SS) tersebut dikonversikan lagi pada table CQ (Cretivity
Score). Skor CQ tersebut yang menjadi acuan kreativitas
subjek, dalam hal ini peneliti menggunakan tabel konversi
skor total yang ada pada manual tes kreativitas figural.
2.
Tes Kreativitas Verbal
Tes Kreativitas Verbal merupakan tes kreativitas
pertama yang dikonstruksi di Indonesia pada tahun 1977
(dalam Kurnia, 2010), konstruksi Tes Kreativitas Verbal
berlandaskan model struktur intelek dari Guilford. Tes ini
terdiri dari enam sub-test yang mengukur dimensi konten,
dimensi berpikir verbal, dan berbeda dalam dimensi produk.
Tes ini terdiri dari enam sub-test yaitu permulaan kata,
menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang
sama, macam-macam penggunaan, dan apa akibatnya. Setiap
sub-test terdiri dari empat butir. Tes ini seperti tes Guilford
yang mengukur kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan
elaborasi dalam berpikir. Tahun 1986 (dalam Kurnia, 2010)
dilakukan penelitian standarisasi Tes Kreativitas Verbal oleh
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, bagian Psikologi,
yang menghasilkan nilai baku untuk umur 10-18 tahun, dan
44
pengukuran Creativity Quotient (CQ) berdasarkan konversi
nilai baku (Munandar dalam Kurnia, 2010).
Tabel 2.
Blueprint Tes Kreativitas Verbal
No
1
2
3
4
Aspek
Indikator
Jumlah
Soal
Memikirkan lebih dari satu jawaban,
mencetuskan banyak gagasan
Menghasilkan gagasan, memiliki
Kelenturan sudut pandang yang berbeda,
mampu merubah cara pemikiran
Menentukan cara-cara baru yang
Orisinalitas
efektif, konsep-konsep baru
Memperinci secara detail,
Elaborasi
mengembangkan gagasan/produk
JUMLAH SOAL
Kelancaran
24
Adapun uraian dari sub-tes pada kreativitas verbal,
yaitu:
a.
Tes permulaan kata, yaitu mengukur kelancaran dalam
menghasilkan kata-kata, karena pada tes ini siswa harus
menentukan sebanyak mungkin kata-kata yang memenuhi
persyaratan tertentu.
b.
Tes menyusun kata. Tes ini mengukur kelancaran siswa
dalam membentuk kata sebanyak mungkin dari rangkaian
huruf yang telah disusun dalam suatu kata tertentu.
c.
Tes membentuk kalimat tiga angka. Tes ini bertujuan
untuk mengukur kelancaran dalam menyusun ungkapan
kata-kata, yaitu kemampuan untuk menyusun kalimatkalimat yang terdiri atas tiga kata yang huruf pertama dari
setiap kata telah ditentukan.
45
d.
Tes tentang sifat-sifat yang sama. Tes ini mengukur
kelancaran menyampaikan gagasan-gagasan karena dalam
tes ini siswa harus mampu menemukan dan mencetuskan
gagasan sebanyak mungkin tentang objek yang memiliki
dua sifat tertentu.
e.
Tes tentang macam-macam penggunaan tidak lazim. Tes
ini mengungkapkan fleksibilitas (keluwesan) dalam
berpikir, karena dalam tes ini siswa dipaksa untuk
melepaskan diri dari kebiasaan yang telah ada sebelumnya
(dalam hal ini kebiasaan fungsi dari suatu benda tertentu).
Disamping itu tes ini juga untuk mengukur orisinalitas
dalam pemikiran, yaitu dengan memperhatikan kejarangan
jawaban yang diberikan.
f.
Tes apa akibatnya. Pada tes ini siswa harus memikirkan
segala kemungkinan yang terjadi akibat dari suatu
kejadian, meskipun kejadian tersebut sebetulnya tidak
terjadi di Indonesia. Sehingga siswa dituntut untuk
menggunakan imajinasinya dan lebih jauh harus dapat
menguraikan
gagasan-gagasannya,
serta
kemampuan
elaborasi agar gagasan yang disampaikan memiliki
keunikan.
Waktu yang dipergunakan pada pengerjaan tes ini sebanyak
80 menit. Jumlah waktu ini cukup bagi subjek untuk menyatakan
gagasan-gagasan mereka.
Dimana setiap bagian tes diberikan
waktu rata-rata sebanyak 13 menit untuk mengerjakannya dan
didalam awal pengerjaannya harus sesuai dengan aba-aba yang
diberikan. Dalam pelaksanaan tes kreativitas verbal, subtes I diberi
46
waktu per item 2 menit untuk 4 item, subtes II diberi waktu per
item 3 menit untuk 4 item, subtes III diberi waktu per item 3 menit
untuk 4 item, subtes IV diberi waktu per item 4 menit untuk 4 item,
subtes V diberi waktu per item 4 menit untuk 4 item, subtes VI
diberi waktu 4 menit untuk 4 item, jadi jumlah waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan tes kreativitas verbal adalah 80
menit.
Tinggi nilai tes kreativitas verbal ditentukan oleh
banyaknya jawaban yang benar dan memenuhi persyaratan.
Jawaban benar dan memenuhi persyaratan mendapat nilai satu (1)
sedangkan untuk jawaban yang salah atau tidak memenuhi
persyaratan mendapat nilai nol (0).
Penskoran
berdasarkan
skor
pada
kasar
variabel
(RS)
yang
kreativitas
digunakan
dihasilkan,
kemudian
dikonversikan ke dalam skor skala, dimana jumlah dari skor skala
(SS) tersebut dikonversikan lagi pada table CQ (Cretivity Score).
Skor CQ tersebut yang menjadi acuan kreativitas subjek, dalam hal
ini peneliti menggunakan tabel konversi skor total yang ada pada
manual tes kreativitas verbal.
G. Validitas dan Reliabilitas
Validitas
dan
reliabilitas
dalam
pengumpulan
data
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang
valid dan reliabel (Sugiyono, 2009).
1.
Validitas
Untuk
mengetahui
sejauh
mana
skala
mampu
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan
47
penelitian, maka diperlukan suatu proses pengujian validitas.
Validitas alat ukur berkaitan dengan kemampuan alat ukur
tersebut dalam mengukur secara tepat keadaan atau atribut
yang diukurnya (Azwar, 2012).
Keterangan:
r xy
: Koefisien korelasi product moment
N
: Jumlah sampel
∑xiyi
: Jumlah skor tiap item kali item total
∑xi
: Jumlah skor tiap item
∑yi
: Jumlah skor total item
∑
: Jumlah kuadrat skor item
∑
: Jumlah kuadrat skor total
2.
Reliabilitas
Selain validitas skala, salah satu ciri dari instrumen
pengukuran
yang
berkualitas
baik
adalah
reliabilitas.
Reliabilitas alat ukur berkaitan dengan kemampuan suatu alat
ukur dalam menghasilkan skor data penelitian yang cermat
dengan eror pengukuran yang kecil (Azwar, 2012). Pada
prinsipnya koefisien reliabilitas (r xx) berada dalam rentang
angka 0 sampai dengan 1,00. Bila koefisien reliabilitas suatu
alat ukur semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti
pengukuran tersebut semakin reliabel (Azwar, 2012).
Cara
yang
digunakan
untuk
menguji
reliabilitas
kuisioner adalah dengan menggunakan Rumus Koefisien
Cronbach Alpha (Azwar, 2003)
48
Dimana :
= Koefisien Cronbach Alpha
= Jumlah item valid
= Rerata korelasi antar item
= Konstanta
H. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam pengolahan data
penelitian ini adalah dengan Independent sample t-test, yaitu untuk
mengamati perbedaan antara rata-rata dua kelompok sampel yang
tidak berhubungan satu sama lain (Purwanto, 2008). Uji ini
khususnya digunakan untuk menentukan apakan ada perbedaan
yang signifikan diantara kedua kelompok yang diteliti.
Keterangan:
t
: nilai t-test yang dicari
: Mean sampel 1
: Mean sampel 2
: Varians sampel 1
: Varians sampel 2
: Jumlah kelompok sampel 1
: Jumlah kelompok sampel 2