Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB 3

BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, keuangan daerah harus dikelola secara tertib,
efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab
serta taat pada peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan
anggaran akan tercermin pada analisis kinerja keuangan masa
lalu yang menjadi dasar perencanaan pengelolaan keuangan
lima tahun ke depan.
3.1.1.

Kinerja Pelaksanaan APBD


Sumber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah; 2) Dana Perimbangan yang meliputi Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), PBHTB, Pajak Penghasilan (PPh) Perorangan
(PPH-21), Provisi Sumber Daya Hutan, Dana Reboisasi, SDA LandRent dan Migas, SDA Bidang Perikanan dan Kelautan, Dana
Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Pendapatan dari dana perimbangan sebenarnya diluar
kendali Pemerintah Daerah karena alokasi dana tersebut
ditentukan oleh Pemerintah Pusat berdasarkan formula yang
telah ditetapkan. Penerimaan dari dana perimbangan sangat
bergantung dari APBN yang dialokasikan pada daerah dan
formula dana alokasi umum (DAU) Kabupaten/Kota yang berlaku.
Dengan demikian untuk menjamin pendapatan daerah,
Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala memfokuskan pada
Intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sedangkan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran (SILPA), Penerimaan Pinjaman Daerah,

Dana Bagi Hasil yang dipisahkan juga menjadi sumber
pendapatan lain. Selain dana dari penerimaan daerah tersebut,
daerah Kabupaten Donggala mengharapkan kucuran dana yang
III | 1

bersumber dari Pemerintah Pusat/propinsi berupa dana Inpres
No. 7 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Sulawesi
Tengah yang mana dana tersebut sesuai dengan kebijakan
bersama Pemerintah propinsi Sulawesi Tengah dan pemerintah
pusat serta Kabupaten/Kota yang diperuntukan bagi kepentingan
pelaksanaan percepatan pembangunan di propinsi Sulawesi
Tengah termasuk Kabupaten Donggala. Sedangkan dana
masyarakat dan swasta juga sangat dibutuhkan dan menentukan
keberhasilan pembangunan di Kabupaten Donggala.
Berdasarkan kondisi pemerintahan, kemasyarakatan, dan
pembangunan yang ada di Kabupaten Donggala, serta
memperhatikan berbagai indikator-indikator penting lainnya
yakni: indikator ekonomi, sosial budaya, politik dan keamanan,
serta memperhatikan usaha-usaha yang telah dilaksanakan
selama ini, dan berpedoman pada ketentuan perundangundangan yang berlaku, maka kinerja pelaksanaan APBD

Pemerintah Kabupaten Donggala dapat dilihat dari pelaksanaan
APBD Tahun Anggaran 2008 - 2012.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Kabupaten Donggala Tahun Anggaran 2008 – 2012 maka dapat
dilihat bahwa kinerja pengelolaan keuangan daerah terus
memperlihatkan perbaikan dan kinerja yang lebih baik. Hal ini
ditandai dengan didapatkannya opini wajar dengan pengecualian
(WDP) atas LKPD Kabupaten Donggala Tahun Anggaran 2009 dan
2010 serta opini Wajar Tanpa Pengecualian(WTP) atas LKPD
Tahun Anggaran 2011 dan 2012. Secara ringkas opini BPK atas
LKPD Kabupaten Donggala Tahun Anggaran 2008 – 2012 dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Gambaran Opini BPK Atas LKPD Kabupaten Donggala
Tahun Anggaran 2008 – 2013
Tahun
Jumlah Aset
Anggara
Opini BPK atas LKPD

(Rp)
n
Tidak Menyatakan Pendapat
1.115.224.171.52
2008
(Disclaimer)
2,46
Wajar Dengan Pengecualian
1.182.137.445.82
2009
(WDP)
9,31
Wajar Dengan Pengecualian
1.106.256.186.14
2010
(WDP)
5,27
1.305.895.635.04
2011
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

3,52
1.439.468.344.10
2012
Wajar Tanpa Pengecualian(WTP)
8,83
III | 2

2013
Wajar Tanpa Pengecualian(WTP)
Sumber: LHP BPK Atas LKPD Kabupaten Donggala Tahun 2008 2013
Tabel 3.1.menggambarkan bahwa jumlah aset Pemerintah
Kabupaten Donggala dari tahun ke tahun khususnya tahun
anggaran 2008-2012 cenderung mengalami pertumbuhan yang
positif. Peningkatan aset ini juga didukung dengan semakin
baiknya kinerja pengelolaan keuangan daerah. Walaupun masih
ada beberapa temuan
yang diakibatkan karena kelemahan
sistem pengendalian intern dan terjadinya ketidakpatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan pada LHP BPK atas
LKPD Kabupaten Donggala, dengan pencapaian opini tersebut

membuktikan bahwa selama 5 (lima) tahun terakhir, Pemerintah
Kabupaten Donggala telah menunjukkan prestasi yang gemilang
dalam menyelenggarakan tata kelola, pertanggung jawaban dan
pelaporan keuangan daerah.
3.1.2.
Analisis Neraca
3.1.2.1 Neraca Daerah
Neraca daerah adalah laporan yang menggambarkan
posisi keuangan pemerintah daerah yang meliputi aset,
kewajiban dan ekuitas danapada suatu saat tertentu.
Neraca daerah sangat penting dalam pengelolaan
pemerintahan daerah karena:
 Memberikan
informasi
kepada
manajemen
Pemerintahan daerah mengenai likuiditas keuangan
daerah.
 Memberikan informasi kepada manajemen Pemerintah
Daerah tentang fleksibilitas keuangan (financial

flexibility)
 Mendorong terciptanya tata pemerintahan yang baik
(good governance).
Oleh karena itu, untuk mengetahui posisi keuangan
pemerintah daerah Kabupaten Donggala maka terlebih
dahulu disajikan rata-rata pertumbuhan neraca daerah
Kabupaten Donggala pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Rata­rata Pertumbuhan Neraca Daerah
Kabupaten Donggala
URAIAN

Rata-Rata
Pertumbuhan
(%)

ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah


(11,92)

Kas di Bendahara Penerimaan

645,23

III | 3

URAIAN
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas Di Badan Layanan Umum Daerah
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pajak

Rata-Rata
Pertumbuhan
(%)
(28,02)
0,00
0,00

436,17

Piutang Retribusi

96,60

Piutang Dana Bagi Hasil

(34,47)

Piutang Dana Alokasi Umum
Piutang Dana Alokasi Khusus
Piutang PFK
Piutang Lain-lain
Persediaan
JUMLAH ASET LANCAR

0,00
0,00
(33,33)

2,78
43,59
(3,48)

INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Non Permanen
Pinjaman Kepada Perusahaan Negara

0,00

Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah

0,00

Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Lainnya

0,00

Investasi dalam Surat Utang Negara


0,00

Investasi Non Permanen Lainnya
JUMLAH Investasi Non Permanen

(33,33)
(33,33)

Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan
Penyertaan Modal Perusahaan Patungan
Invertasi Permanen Lainnya
JUMLAH Investasi Permanen
JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG

11,94
0,00
0,00
(33,33)
7,81
7,55

ASET TETAP
Tanah

7,80

Peralatan dan Mesin

12,68

Gedung dan Bangunan

15,77

Jalan, Irigasi, dan Jaringan

15,57

Aset Tetap Lainnya

64,48

Konstruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
JUMLAH ASET TETAP

192,54
0,00
16,32

DANA CADANGAN
Dana Cadangan
JUMLAH DANA CADANGAN

0,00
0,00

ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran

47,73

Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah

(2,88)

Kemitraan dengan Pihak Ketiga

0,00

III | 4

Rata-Rata
Pertumbuhan
(%)
43,71

URAIAN
Aset Tidak Berwujud
Aset Lain-lain

6,61

JUMLAH ASET LAINNYA

7,66

JUMLAH ASET

14,45

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Utang Bunga
Utang Pajak
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - Utang Bank
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Obligasi
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pemerintah Provinsi
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pemerintah Kabupaten/Kota
Pendapatan Diterima Dimuka

(33,33)
0,00
0,00
0,00

- Utang

0,00

- Utang

0,00

- Utang

0,00

- Utang

0,00
0,00

Utang Jangka Pendek Lainnya

548,24

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

550,84

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri-Sektor Perbankan

0,00

Utang Dalam Negeri-Obligasi

0,00

Utang Pemerintah Pusat

0,00

Utang Pemerintah Provinsi

0,00

Utang Pemerintah Kabupaten/Kota

0,00

Utang Luar Negeri-Sektor Perbankan

0,00

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR

0,00
550,84
0,00
0,00

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)

(12,01)

Cadangan untuk Piutang

32,82

Cadangan untuk Persediaan

43,59

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran
Utang Jangka Pendek

551,04

Pendapatan yang Ditangguhkan

616,69

JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR

(0,20)

EKUITAS DANA INVESTASI

0,00

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan dalam Aset Tetap

7,55
16,32

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak
termasuk Dana Cadangan)

7,66

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran
hutang Jangka Panjang

0,00

III | 5

URAIAN
JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI
EKUITAS DANA CADANGAN
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan
JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN

Rata-Rata
Pertumbuhan
(%)
15,76
0,00
0,00
0,00

JUMLAH EKUITAS DANA

14,78

JUMLAH KEWAJIBAN + EKUITAS DANA

14,45

Sumber : DPPKAD Kabupaten Donggala (data diolah, 2014)
Posisi Aset Daerah Kabupaten Donggala mengalami ratarata pertumbuhan 14,45persen selama tahun 2009 – 2013. Hal
tersebut disebabkan oleh tingginya rata-rata pertumbuhan
(16,32persen) asset tetap (tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jalan, jaringan dan instalasi, asset tetap lainnya,
dan konstruksi dalam pengerjaan). Selain itu, juga diakibatkan
tingginya rata-rata pertumbuhan investasi jangka panjang
(investasi permanen dan non permanen) sebesar 7,55 persen,
namun di satu sisi dari gambaran rata-rata pertumbuhan neraca
tersebut, juga terdapat penurunan aset, seperti yang terjadi
pada aset lancar yang menurun sebesar 3,48 persen.
Pada sisi kewajiban dan ekuitas dana Kabupaten
Donggala,terjadi pertumbuhan rata-rata sebesar 550,84persen
selama tahun 2009 – 2013 pada kewajiban, sedangkan ekuitas
dana Kabupaten Donggala tumbuh rata-rata Sebesar 14,78
persen selama tahun 2009 – 2013. Kenaikan tersebut disebabkan
oleh rata-rata pertumbuhan ekuitas dana yang lancarsebesar
-0.20 persen dan Ekuitas dana investasi mengalami rata-rata
pertumbuhan sebesar 15,76 persen.
3.1.3.
Analisis Rasio Keuangan
Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemda dalam
mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melakukan
analisis rasio keuangan terhadap APBD yang di tetapkan dan
dilaksanakannya. Hasil analisis rasio keuangan ini selanjutnya
digunakan sebagai tolok ukur dalam :
1. Menilai kemandirian keuangan daerahdalam membiayai
penyelenggaraan otonomi daerah.
2. Mengukur efektivitas dan efisiensi dalam merealisasikan
pendapatn daerah.
3. Mengukur
sejauh
mana
aktivitas
pemda
dalam
membelanjakan pendapatan daerahnya.
4. Mengukur kontribusi masing-masing sumber pendapatan
dalam pembentukan pendapatan daerah.
5. Melihat pertumbuhan/perkembangan perolehan pendapatan
dan pengeluaran yang dilakukan selama periode tertentu.
III | 6

Oleh karena itu, untuk menilai sejauhmana kinerja
Pemerintah Kabupaten Donggala dalam mengelola keuangan
daerahnya maka terlebih dahulu disajikan Rasio Keuangan
Kabupaten Donggala pada tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3
Analisis Rasio Keuangan
Kabupaten Donggala
Tahun Anggaran 2009 s/d 2013

Sumber : DPPKAD Kabupaten Donggala (data diolah, 2014)
Dari tabel 3.3 diatas, dapat dilihat bahwa rasio Lancar(current
ratio) Pemerintah kabupaten donggala pada tahun 2009sebesar
302,47 Persen mengalami pergerakan yang fluktuatif dan bergerak
menurun pada tahun 2013menjadi 59,82 persen artinya kesehatan
keuangan pemerintah daerah menurun drastis. Pada rasio cepat
(Quick Ratio) pada tahun 2009 sebesar 291, 88 persen mengalami
pergerakan yang fluktuatif dan bergerak menurun pada tahun 2013
sebesar 55,78 mengindikasikan bahwa pemerintah daerah
kabupaten donggala mengalami penurunan dalam hal membayar
hutang dengan cepat.
Pada rasio modal kerja terhadap total aset pada tahun 2009
sebesar 0,05 persen mengalami pergerakan yang fluktuatif namun
tetap bergerak stagnan pada tahun 2013 sebesar 0,05 persen
artinya menunjukkan likuiditas dari total aktiva dan posisi modal
kerja neto dari pemerintah daerah dari tahun 2009 sampai dengan
2013 bernilai tetap.
Pada rasio total hutang terhadap total aset pada tahun 2009,
sebesar 0,00 persen, tahun 2010 sebesar 0,01 persen, tahun 2011
sebesar 0,00 persen dan tahun 2013 sebesar 0,00 persen artinya
kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh
kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka
panjang pada tahun 2009 dan tahun 2013 tetap atau sama.
Pada rasio total hutang terhadap ekuitas dana pada tahun
2009 sebesar 0,00 persen, tahun 2010 sebesar 0,01 persen, tahun
2011 sebesar 0,00 persen dan pada tahun 2013 sebesar 0,00
persen mengindikasikan bahwa pemerintah daerah kabupaten
III | 7

donggala tidak terbebani oleh utang dan mengindikasikan bahwa
kondisi keuangan pemerintah daerah kabpuaten donggala dari
tahun 2009 sampai 2013 berada pada posisi sehat dan tidak
memiliki kelebihan utang (over-leverage).
Pada rasio derajat desentralisasi pada tahun 2009 sebesar
0,08 persen dan pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi
sebesar 0,05 persen mengindikasikan kemampuan pemerintah
daerah kabupaten donggala guna membiayai pembangunan
desentralisasi fiskal pada tahun 2013 mengalami penurunan
sebesar 0,03 persen dibandingkan pada tahun 2009.
Pada rasio ketergantungan keuangan daerah pada tahun
2009 sebesar 0,84 persen dan pada tahun 2013 mengalami
penuruan menjadi sebesar 0,81 persen mengindikasikan bahwa
pada tahun 2013 kinerja pemerintah daerah dibidang sektor publik
mengalami penurunan dibanding pada tahun 2009. Pemerintah
daerah pada tahun 2013 mengalami peningkatan ketergantungan
terhadap bantuan dari pihak luar seperti hibah, bantuan pemerintah
pusat maupun provinsi dan berkurang partisipasi masyarakat dalam
melakukan pembangunan Pendapatan asli daerah (PAD) yang di
peroleh dari masyarakat melalui pajak, retribusi daerah yang
menjadi komponen utama dalam pendapatan asli daerah (PAD).
3.1.4.
Analisis Laporan Realisasi Anggaran
Laporan
Realisasi Anggaran yang dipublikasikan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala sangat bermanfaat untuk
menilai kinerja pemerintah daerah.LRA merupakan Laporan
Pertanggung jawaban keuangan daerah yang utama. Berdasarkan
LRA dapat dilakukan analisis berupa analisis pendapatan, Analisis
Belanja dan Analisis Pembiayaan.
3.1.4.1. Analisis Pendapatan
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi fiscal, Pemerintah Daerah dituntut untuk memiliki
kemandirian keuangan daerah yang lebih besar. Dengan tingkat
kemadirian keuangan yang lebih besar berarti daerah tidak akan
lagi sangat tergantung pada bantuan dari pemerintah pusat dan
propinsi melalui dana perimbangan. Semakin tinggi tingkat
kemandirian keuangan maka daerah dapat memberikan
pelayananpublik yang lebih berkualitas, melakukan investasi dan
sebagainya.Oleh karena itu pentingnya analisis pendapatan bagi
pemerintah daerah. Berikut ini teknik analisis pendapatan:
a. Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Sumber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan
Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain
III | 8

Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan yang meliputi
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), PBHTB, Pajak Penghasilan
(PPh) Perorangan (PPH-21), Provisi Sumber Daya Hutan, Dana
Reboisasi, SDA Land-Rent dan Migas, SDA Bidang Perikanan
dan Kelautan, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi
Khusus(DAK).
Pendapatan dari dana perimbangan sebenarnya diluar
kendali Pemerintah Daerah karena alokasi dana tersebut
ditentukan oleh Pemerintah Pusat berdasarkan formula yang
telah ditetapkan. Penerimaan dari dana perimbangan sangat
bergantung dari APBN yang dialokasikan pada daerah dan
formula dana alokasi umum (DAU) Kabupaten/Kota yang
berlaku. Dengan demikian untuk menjamin pendapatan
daerah,
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Donggala
memfokuskan
pada
Intensifikasi
dan
ekstensifikasi
pendapatan asli daerah (PAD).
Selain dana dari penerimaan daerah tersebut, daerah
Kabupaten Donggala mengharapkan kucuran dana yang
bersumber dari Pemerintah Pusat/propinsi berupa dana Inpres
Percepatan yang mana dana tersebut sesuai dengan
kebijakan bersama Pemerintah propinsi Sulawesi Tengah dan
pemerintah pusat serta Kabupaten/Kota yang diperuntukan
bagi kepentingan pelaksanaan percepatan pembangunan di
propinsi Sulawesi Tengah termasuk Kabupaten Donggala.
Sedangkan dana masyarakat dan swasta juga sangat
dibutuhkan dan menentukan keberhasilan pembangunan di
Kabupaten Donggala.
Terkait dengan pendapatan daerah, Total Pendapatan
daerah Kabupaten Donggala mengalami pertumbuhan yang
fluktuatif, dari sebesar Rp. 445.774.514.600,90 pada tahun
2009
mengalami
Kenaikan menjadi
sebesar
Rp.788.243.573.933,93

pada tahun 2013 dengan Rata-rata Pertumbuhan Sebesar
15,69 persen Setiap Tahunnya. Dari pertumbuhantotal
pendapatan tersebut, Pendapatan Asli Daerah (PAD)
mengalami pertumbuhansebesar 8,11 persen atau dari
nilai realisasi sebesar Rp.33.870.326.649.90 padatahun
2009 menjadi sebesar Rp.41.337.534.716,39 pada tahun
2013, Dana Perimbangan mengalami pertumbuhan sebesar
14,35 persen dari sebesar Rp.373.232.835.946,00 pada
tahun 2009 menjadi sebesar Rp.637.677.790.603,00 pada
tahun 2013, sedangkan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang
Sah memiliki rata-rata pertumbuhan yang paling besar
yaitu
sebesar
50,99
persen
dari
sebesar
III | 9

Rp.38.671.352.002,00 pada tahun 2009 menjadi sebesar
Rp.109.228.248.614,00 pada tahun 2013.
Untuk
lebih
jelasnya
rata-rata
pertumbuhan
Pendapatan Daerah Kabupaten Donggaladari tahun
anggaran 2009sampai tahun 2013 dapat dilihat pada tabel
3.4 berikut ini:

III | 10

             Tabel 3.4
            Rata­Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
           Kabupaten DonggalaTahun 2009– 2013

III | 10

Sumber: Realisasi APBD Kabupaten DonggalaTahun 2009– 2013 (Diolah, 2014)

III | 11

b. Proporsi Realisasi Jenis Pendapatan Terhadap Total
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala
Selain analisis pertumbuhan pendapatan, kinerja
keuangan dapat juga dilihat dari proporsi masing-masing
realisasijenis
pendapatan
terhadap
total
realisasi
pendapatan. Hal ini dilakukan untuk melihat potret
pendapatan pemerintah daerah secara menyeluruh.pada
sisi Pendapatan Asli Daerah tahun 2009 menyumbangkan
persentase terbesar dibanding tahun berikutnya dengan
tingkat persentase 7,60 persen sedangkan tahun 20112012 terus mengalami penurunan hingga persentasenya
mencapai 5,24 persen pada tahun 2013. Pada sisi dana
perimbanganproporsi realisasi terhadap total realisasi
pendapatan mengalami fluktuatif dimana pada tahun 2009
sebesar 83,73 persen dan pada tahun 2012 mengalami
kenaikan menjadi 84,49 persen namun pada tahun 2013
mengalami penurunan menjadi 80,90 persen namun
diantara proporsi masing-masing realisasijenis pendapatan
terhadap total realisasi pendapatan dana perimbangan ini
yang mempunyai presentase Rata-rata proporsi kelompok
pendapatan terbesar. Dan pada sisi lain-lain pendapatan
daerah yang sahproporsi realisasi terhadap total realisasi
pendapatan mengalami fluktuatif dimana pada tahun 2009
sebesar 8,68 persen dan pada tahun 2011 mengalami
kenaikan menjadi 22,19 persen namun pada tahun 2013
mengalami penurunan menjadi 13,86 persen.
Berikut ini Tabel 3.5 menunjukkan rata-rata proporsi
kelompok pendapatan terhadap total total realisasi
pendapatan pemerintah daerah Kabupaten Donggala pada
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013:

III | 11

Tabel 3.5
Proporsi Realisasi Jenis Pendapatan Terhadap Total Realisasi Pendapatan
Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013
2009
2010
2011
2012
Uraian
(%)
(%)
(%)
(%)
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah

100%
7,60%

100%
4,25%

100%
4,55%

100%
5,42%

2013 (%)
Unaudite
d
100%
5,24%

Pajak daerah

2,93%

2,57%

2,36%

3,18%

2,97%

Retribusi daerah

0,49%

0,52%

0,78%

1,01%

1,08%

Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

0,21%

0,28%

0,35%

0,10%

0,24%

3,97%
83,73%

0,87%
79,52%

1,06%
73,26%

1,14%
84,49%

0,94%
80,90%

Dana bagi hasil pajak /Bagi Hasil Bukan Pajak

4,62%

5,97%

4,45%

4,46%

4,27%

Dana alokasi umum

64,75%

64,10%

58,99%

69,67%

66,43%

Dana alokasi khusus
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Hibah
Dana darurat

14,36%
8,68%
0,00%
0,00%

9,46%
16,23%
0,00%
0,00%

9,82%
22,19%
0,30%
0,00%

10,36%
10,08%
0,02%
0,00%

10,19%
13,86%
0,18%
0,00%

No.
1
1.1.
1.1.1
.
1.1.2
.
1.1.3
.
1.1.4
.
1.2.
1.2.1
.
1.2.2
.
1.2.3
.
1.3.
1.3.1
1.3.2

Lain-lain PAD yang sah
Dana Perimbangan

III | 12

Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah
1.3.3 lainnya
3,56%
2,21%
1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus
4,47%
13,13%
1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
0,65%
0,90%
Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014)

3,35%
17,96%
0,58%

2,33%
7,28%
0,45%

1,67%
11,03%
0,98%

III | 13

c. Proporsi Realisasi Pendapatan Terhadap Anggaran
Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala
Analisis pertumbuhan pendapatan dapat dilihat dari
kinerja keuangan dengan melihat proporsi realisasi
pendapatan terhadap anggaran pendapatan. Hal ini
dilakukan untuk melihat bagaimanapemerintah daerah
kabupaten donggala mengefektifkan realisasi pendapatan
terhadap
anggaran
pendapatan
secara
menyeluruh.bahwapada
proporsi
masing-masing
realisasipendapatan terhadap total anggaran pendapatan.
pada sisi Pendapatan tahun 2009 menyumbangkan nilai
sebesar 106,43 persen, persentase terbesar dibanding
tahun berikutnya terus mengalami penurunan hingga pada
atahun 2013 persentasenya mencapai 99,54 persen begitu
juga dengan realisasi pendapatan terhadap anggaran
pendapatan yang terjadi pada nilai pendapatan asli daerah
(PAD) pada tahun 2009 mendapatkan presentase sebesar
203,54 persen dan tahun-tahun berikutnya menurun
hingga pada tahun 2013 realisasi pendapatan terhadap
anggaran anggaran sebesar 100,90 persen. Lain lagi yang
terjadi pada realisasi pendapatan terhadap anggaran
pendapatan pada lain-lain pendapatan daerah yaang sah
yang mengalami fluktuatif tapi cenderung menurun pada
tahun 2009 sebesar 117,23 persen dan pada tahun 2013
sebesar 93,83 persen Berikut ini Tabel 3.6 menunjukkan
rata-rata Realisasi Pendapatan Terhadap Anggaran
Pendapatan Daerah Kabupaten Donggalapada tahun 2009
sampai dengan tahun 2013:

III | 13

Tabel 3.6
Proporsi Realisasi Pendapatan Terhadap Anggaran Pendapatan
Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2009­2013

No.
1
1.1.
1.1.1
.
1.1.2
.
1.1.3
.
1.1.4
.
1.2.
1.2.1
.
1.2.2
.
1.2.3
.
1.3.
1.3.1

Uraian
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah

2009

2010

2011

2012

(%)

(%)

(%)

(%)

106,43%
203,54%
112,03%

104,64%
142,98%
125,25%

103,08%
124,58%
109,96%

100,46%
128,21%
128,67%

2013 (%)
Unaudite
d
99,54%
96,28%
102,14%

96,50%

96,40%

95,30%

98,17%

82,89%

233,55%

171,93%

272,03%

50,00%

100,00%

755,51%

408,24%

190,27%

214,21%

95,81%

101,09%
124,36%

102,63%

100,58%
110,40%

100,06%
101,11%

100,90%
120,34%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

108,14%
0,00%

92,80%
5,05%

93,38%
37,88%

Pajak daerah
Retribusi daerah
Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
Dana Perimbangan
Dana bagi hasil pajak /Bagi Hasil Bukan Pajak

151,93%
100,00%

Dana alokasi umum

100,00%
100,00%

Dana alokasi khusus
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Hibah

117,23%
0,00%

100,00%
107,38%
0,00%

III | 14

1.3.2

Dana darurat
0,00%
0,00%
Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah
1.3.3 lainnya
155,92%
155,44%
1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus
100,00%
102,56%
1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
100,00%
100,00%
Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014)

0,00%

0,00%

0,00%

168,43%
100,23%
94,61%

100,02%
100,00%
51,01%

81,68%
100,00%
75,60%

III | 15

3.1.4.2. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Donggala
Analisis belanja dilakukan untuk melihat efisiensi anggaran
dan untuk mengevaluasi apakah Pemerintah daerah telah
menggunakan APBD secara ekonomis, efisien dan efektif. Dalam
kurun waktu lima tahun terakhir ini, belanja Pemerintah daerah
kabupaten Donggala mengalami Fluktuasi dari tahun ketahun.
Total belanja daerah Kabupaten Donggala mengalami
pertumbuhan yang fluktuatif, dari Rp.455.726.311.652,00 pada
tahun 2009 menjadi Rp.789.259.660.108,53 pada tahun 2013
dengan Rata-rata Pertumbuhan Sebesar 14,99 persen Setiap
Tahunnya. Dari pertumbuhan total belanja tersebut, Belanja
Tidak Langsung mengalami pertumbuhansebesar 9,73 persen
atau dari nilai realisasi sebesar Rp.281.100.151.359,00 pada
tahun 2009menjadi sebesar Rp.401.668.373.799,00 pada tahun
2013,
sedangkan
pada
belanja
langsung
mengalami
pertumbuhan
sebesar
24,02
persen
dari
sebesar
Rp.174.626.160.293,00 pada tahun 2009 menjadi sebesar
Rp.387.591.286.309,53 pada tahun 2013.
Untuk lebih jelasnya rata-rata pertumbuhan belanja Daerah
Kabupaten Donggala dari tahun anggaran 2009 sampai tahun
2013dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini:

III | 15

Tabel 3.7
Rata­Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah
Kabupaten DonggalaTahun 2009 – 2013

Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014)

III | 16

a. Proporsi Realisasi Jenis Belanja Terhadap Total
Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Donggala
Analisis pertumbuhan Belanja dapat dilihat dari kinerja
keuangan dengan melihat proporsi realisasi Jenis Belanja
terhadap realisasi total belanja. Hal ini dilakukan untuk
melihat bagaimana pemerintah daerah kabupaten donggala
mengefisienkan realisasi jenis belanja terhadap realisasi total
belanja secara menyeluruh.pada sisi Belanja Tidak Langsung
tahun 2009 menyumbangkan persentase terbesar dibanding
tahun berikutnya dengan tingkat persentase 61,68 persen
sedangkan tahun 2010-2013 mengalami tingkat fluktuatif
hingga persentasenya mencapai 50,89 persen pada tahun
2013. Sedangkan pada sisi belanjan langsung proporsi
realisasi belanja terhadap total realisasi belanja mengalami
fluktuatif kenaikan dimana pada tahun 2009 sebesar 38,32
persen dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi
49,11 persen.
Berikut ini Tabel 3.5 menunjukkan rata-rata proporsi
realisasi jenisbelanja terhadap total realisasi belanja
pemerintah daerah Kabupaten Donggala pada tahun 2009
sampai dengan tahun 2013:
Tabel 3.8
Proporsi Realisasi Jenis Belanja Terhadap Realisasi Total
Belanja Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2009­2013
N
o

2013
(%)
unaudit
ed

2009
(%)

2010
(%)

2011
(%)

2012
(%)

1

Belanja Tidak
Langsung
Belanja Pegawai

61,68
%
48,46%

57,43
%
49,91%

50,07
%
43,56%

57,62
%
47,36%

2

Belanja Bunga

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

4

Belanja Hibah

10,98%

3,73%

3,70%

6,05%

3,51%

5

Belanja Bantuan Sosial

0,46%

0,48%

0,57%

1,81%

1,83%

6

0,18%

0,39%

0,22%

0,20%

0,18%

1,46%

2,87%

1,83%

1,70%

1,73%

8

Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan
Keuangan
Belanja Tidak Terduga
Belanja Langsung

1

Belanja Pegawai

0,05%
42,57
%
3,41%

0,19%
49,93
%
4,62%

0,50%
42,38
%
4,54%

0,10%

B

0,14%
38,32
%
3,61%

A

7

Uraian

50,89%
43,53%

49,11%
4,29%
III | 17

2
3

Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Modal
Total Belanja

17,24%

16,11%

19,83%

19,58%

18,94%

17,47%
100,00
%

23,05%
100,00
%

25,48%
100,00
%

18,26%
100,00
%

25,88%
100,00
%

Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014)

N
o
A
1

b. Proporsi Realisasi
Belanja Terhadap Anggaran
Belanja Daerah Kabupaten Donggala
Analisis pertumbuhan belanja juga dapat dilihat dari kinerja
keuangan dengan melihat proporsi realisasi Belanja terhadap
anggaran Belanja.Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana
pemerintah daerah kabupaten donggala mengefisienkan
realisasi
Belanja
terhadap
anggaran
Belanjasecara
menyeluruh.bahwapada
proporsi
masing-masing
realisasibelanja terhadap total anggaran belanja. pada sisi
Belanja tidak langsung tahun 2009 menyumbangkan nilai
sebesar 97,74 persen, persentase terbesar dibanding tahun
berikutnya terus mengalami penurunan hingga pada tahun
2013 persentasenya menjadi 96,32 persen begitu juga
dengan realisasi belanja terhadap anggaran belanja yang
terjadi pada nilai belanja langsung yang mengalami tingkat
presentase yang fluktuatif pada tahun 2009 mendapatkan
presentase sebesar 97,62 persen dan pada tahun 2012
mengalami kenaikan sebesar 102,18 persen namun pada
tahun 2013 menurun menjadi 91,37 persen. Berikut ini Tabel
3.6 menunjukkan rata-rata Realisasi Belanja Terhadap
Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Donggala pada tahun
2009 sampai dengan tahun 2013:
Tabel 3.9
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2009-2013
2013
2009
2010
2011
2012
(%)
Uraian
(%)
(%)
(%)
(%)
unaudite
d
Belanja Tidak
97,74
96,39
94,71
87,03
96,32%
Langsung
%
%
%
%
94,47
Belanja Pegawai
98,89% 96,52%
95,45% 97,16%
%

2

Belanja Bunga

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

4

Belanja Hibah

97,90%

98,98%

95,29
%

17,69%

88,32%
III | 18

5

Belanja Bantuan Sosial

81,94%

82,88%

6

Belanja Bagi Hasil

97,45%

99,99%

7

Belanja Bantuan
Keuangan

75,98%

97,51%

8

Belanja Tidak Terduga

63,83%

26,58%

B

Belanja Langsung

97,62
%

87,04
%

1

Belanja Pegawai

96,22%

95,93%

2

Belanja Barang dan
Jasa

96,28%

96,47%

3

Belanja Modal

99,29%

80,43%

89,75
%
99,99
%
97,89
%
129,3
1%
94,28
%
101,4
6%
93,44
%
93,73
%

92,00%

93,34%

99,91%

99,84%

99,78%

98,94%

61,47%

63,36%

102,18
%

91,37%

94,39%

93,32%

91,42%

89,48%

115,64
%

92,49%

Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014)

c. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Pemerintah
daerah
Kabupaten
Donggala
dalam
pengalokasian anggaran belanja daerah memperhatikan alokasi
anggaran untuk belanja aparatur dan belanja public, dimana
total realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur pada
tahun 2009 sebesar Rp.263.323.165.118,00 mengalami kenaikan
setiap tahunnya dan pada tahun 2013 menjadi sebesar
Rp.445.484.715.384,00
yang
terdiri
darirealisasi
belanja
pemenuhan kebutuhan aparatur pada belanja tidak langsung
tahun 2009 daerah sebesar Rp.220.855.610.474,00 mengalami
kenaikan setiap tahunnya dan pada tahun 2013 menjadi
Rp.343.548.485.477,00, begitu pula pada sisi realisasi belanja
pemenuhan kebutuhan aparatur pada belanja langsung tahun
2009 sebesar Rp.42.467.554.644,00 mengalami kenaikan setiap
tahunnya
dan
pada
tahun
2013
menjadi
sebesar
Rp.101.936.229.907,00. Total realisasi belanja pemenuhan
kebutuhan aparatur daerah kabupaten donggala tahun 2009
sebesar Rp.263.323.165.118,00 pada tahun 2013 naik menajdi
Rp.445.484.715.384,00 Berikut ini Tabel 3.10 menunjukkan
Realisasi Belanja pemenuhan kebutuhan aparatur daerah
kabupaten donggala pada tahun 2009 sampai dengan tahun
2013:

III | 19

Tabel 3.10
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Daerah Kabupaten Donggala
Tahun 2009­2013

III | 20

Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014)

III | 21

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Keuangan daerah dikelola sesuai dengan ketentuan dalam
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No.
58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan
Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 tahun 2006.
Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, serta peraturan perundang-undangan lain
yang terkait.
Asas umum pengelolaan keuangan daerah yang telah
menjadi komitmen pemerintah daerah adalah bahwa : “keuangan
daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan,
efektif,
efisien,
ekonomis,
transparan
dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan
keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu system terintegrasi,
diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.”
APBD merupakan instrumen yang menjamin terciptanya
disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan
kebijakan pendapatan maupun belanja daerah. Agar APBD dapat
disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar, maka
landasan administratif dalam pengelolaan anggaran daerah yang
mengatur antara lain prosedur dan teknis penganggaran harus
diikuti secara tertib dan taat azas.
Beberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan
anggaran daerah, antara lain adalah: 1) pendapatan yang
direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional
yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan
belanja
yang
dianggarkan
merupakan
batas
tertinggi
pengeluaran belanja; 2) penganggaran pengeluaran harus
didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang
cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum
tersedia
atau
tidak
mencukupi
anggarannya
dalam
APBD/Perubahan APBD; 3) semua penerimaan dan pengeluaran
daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus
dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening Kas
Umum Daerah.
Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah
penyelarasan kebijakan (policy), perencanaan (planning) dengan
penganggaran (budget) antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih.Penyusunan APBD
pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan
ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan
sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan
mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran
III | 21

secara baik. Perubahan APBD dimungkinkan jika terjadi
perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan
umum APBD, terdapat keadaan yang menyebabkan harus
dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar
kegiatan, dan antar jenis belanja, serta terjadi keadaan yang
menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya dan harus
digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun berjalan.
Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang
akuntabel
dan
transparan,
pemerintah
daerah
wajib
menyampaikan pertanggungjawaban, berupa : 1) Laporan
Realisasi Anggaran, 2) Neraca, 3) Laporan Arus Kas, dan 4)
Catatan atas Laporan Keuangan yang disusun sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan dan diaudit oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran
Pemerintah
daerah
Kabupaten
Donggala
dalam
pengalokasian anggaran belanja daerah perlu memperhatikan
alokasi anggaran untuk belanja aparatur dan belanja publik.
Adapun proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
terhadap total pengeluaran dapat dilihatpada tabel 3.11 berikut
ini:
Tabel 3.11
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Donggala
Total
Total belanja
pengeluaran
untuk
(Belanja +
Prosenta
pemenuhan
Pembiayaan
se
kebutuhan
No
Uraian
Pengeluaran)
aparatur (Rp)
(Rp)
(a) / (b)
(a)
(b)
x 100%
Tahun
263.323.165.11
456.076.311.65
1
Anggaran
57,74%
8,00
2,00
2009
Tahun
322.388.039.41
530.359.098.93
2
Anggaran
60,79%
6,00
8,43
2010
Tahun
372.036.300.18
675.847.615.40
3
Anggaran
55,05%
2,00
4,31
2011
Tahun
424.682.413.39
674.731.114.87
4
Anggaran
62,94%
0,00
1,25
2012
5
Tahun
445.484.715.38
792.259.660.10
56,23%
III | 22

Anggaran
2013

4,00

8,53

Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah,
2014)

Presentase anggaran belanja untuk pemenuhan kebutuhan
aparatur terhadap total pengeluaran (belanja + pembiayaan
pengeluaran)
Kabupaten
Donggala
mengalami
fluktuatif
penurunan pada tahun 2009 sebesar 57,74 persen dan
penurunan pada tahun 2013 menjadi 56,23 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala
setiap tahunnya mengurangi proporsi alokasi anggaran untuk
pemenuhan kebutuhan aparatur.Kondisi tersebut mencerminkan
pola pengelolaan keuangan daerah yang semakin baik, karena
alokasi anggaran belanja publik semakin besar.
Pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama
kabupaten donggalamerupakan pengeluaran pemerintah daerah
yang utama,total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas
utama kabupaten donggala pada tahun 2009 sebesar
Rp.288.189.443.309,00 mengalami kenaikan
sebesar Rp.415.418.102.662,00 dengan rata-rata sebesar 9,60
persen. Nilai total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas
utama kabupaten donggala di dapatkan dari Belanja tidak
langsung tahun 2009 sebesar Rp.216.869.900.950,00 mengalami
kenaikan pada tahun 2013 menjadi Rp.289.079.892.175,00
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,92 persen, begitu pula
pada sisi belanja langsung Pengeluaran wajib dan mengikat serta
prioritas utama kabupaten pada donggalamengalami fluktuasi
pada tahun 2009 sebesar Rp.3.867.504.018,00 mengalami
kenaikan pad tahun 2013 sebesar Rp.10.472.470.162,00 dengan
rata-rata 39,52 persen.
Pada tabel 3.12 dibawah dapat dilihat perkembangan
pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama kabupaten
donggala tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.

III | 23

Tabel 3.12
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Donggala
Tahun Anggaran 2009­2013

Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014)

III | 24

3.2.2 Analisis Pembiayaan
Penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit maupun
surplus.Defisit terjadi ketika pendapatan lebih kecil dibandingkan
dengan belanja serta pengeluaran pembiayaan, sedangkan
surplus terjadi ketika pendapatan lebih besar dibandingkan
belanja dan pengeluaran pembiayaan.Untuk menutup defisit dan
surplus diperlukan pembiayaan daerah.
Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Donggala mengalami
peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2009 sebesar
Rp.445.774.514.600,90 menjadi Rp.788.243.573.933,39 pada
tahun 2013. Namun demikian, realisasi pendapatan pada tahun
2013 masih lebih kecil dibanding belanja daerah sebesar
Rp.789.259.660.108,53 dan pengeluaran pembiayaan daerah
sebesar Rp.3.000.000.000,00 sehingga terjadi defisit riil anggaran
sebesar Rp.1.016.086.175,14.
Kabupaten Donggala mengalami defisit anggaran pada
tahun 2009,2011,2012 dan 2013 karena realisasi pendapatan
daerah Kabupaten Donggala pada tahun tersebut lebih kecil
dibanding belanja dan pengeluaran pembiayaan daerah. Namun
demikian, pada tahun sebelumnya yaitu 2010 kabupaten
Donggala mengalami surplus anggaran.Hal tersebut disebabkan
oleh rendahnya presentase alokasi anggaran belanja dan
pengeluaran pembiayaan daerah.Untuk lebih jelasnya penutup
defisit riil daerah kabupaten Donggala dari tahun 2009 sampai
tahun 2013dapat dilihat pada tabel 3.13berikut ini:

III | 25

Tabel 3.13
Penutup Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Donggala
Tahun 2009­2013
No
1

Uraian
Realisasi Pendapatan Daerah

2009

2010

2011

2012

2013

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp) Unaudited

445.774.514.600,
90

549.069.715.507,
65

664.784.184.898,
88

667.247.743.697,
78

788.243.573.933,3
9

455.726.311.652,
00

528.326.147.258,
43

673.847.615.404,
31

673.367.278.862,
25

789.259.660.108,5
3

Dikurangi realisasi:
2

Belanja Daerah

3

Pengeluaran Pembiayaan Daerah

A

Defisit riil

350.000.000,00

2.032.951.680,00

2.000.000.000,00

1.363.836.009,00

3.000.000.000,00

(9.951.797.051,10
)

20.743.568.249,2
2

(9.063.430.505,43
)

(6.119.535.164,47
)

(1.016.086.175,14
)

48.009.893.478,4
3

37.703.196.427,3
3

70.834.758.104,5
5

52.287.956.425,6
5

52.287.956.426,65

48.009.893.478,4
3
37.708.096.427,3
3

14.606.544.978,0
0
52.309.741.405,3
3
71.020.357.974,5
5

70.834.758.104,5
5
59.771.327.599,1
2

59.771.327.599,1
2
52.287.956.425,6
5

Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:
4

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran
sebelumnya

5

Pencairan Dana Cadangan

6

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan

7

Penerimaan Pinjaman Daerah

8

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah

9

Penerimaan Piutang Daerah

B

Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah

AB

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan

52.287.956.426,65
48.271.870.251,51

III | 26

Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014

III | 27

Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala perlu mencari
alternatif pembiayaan untuk menutupi defisit riil anggaran
melalui Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran
sebelumnya, Pencairan Dana Cadangan, Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan, Penerimaan Pinjaman
Daerah, Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah, dan
Penerimaan Piutang Daerah.
Adapun komposisi penutup defisit riil anggaran Kabupaten
Donggala pada tabel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.14
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Donggala Tahun 2009-2013
N
o.

1
2
3
4
5
6
7

Uraian
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA)
Tahun Anggaran
sebelumnya
Pencairan Dana
Cadangan
Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah Yang
di Pisahkan
Penerimaan Pinjaman
Daerah
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman
Daerah
Penerimaan Piutang
Daerah
Sisa lebih pembiayaan
anggaran tahun
berkenaan

Proporsi Dari Total Defisit Riil
201
2009
2011 2012
2013
0
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(482,4
2)

181,
76

(781,5 (854,4
4)
4)

(5.146,
02)

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

70,4
1

-

-

-

(378,9
1)

342,
37

(659,4 (854,4
8)
4)

(4.750,
77)

Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah,
2014)

Selama tahun 2009-2013 penutup defisit riil anggaran di
Kabupaten Donggala adalah tidak menggunakan Pencairan Dana
Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan,
Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah, dan penerimaan piutang daerah. Tetapi seratus
persen menggunakan dana Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SiLPA) tahun anggaran sebelumnya kecuali pada tahun
2010sekitar 70,41 persen dari total defisit riil anggaran
Kabupaten Donggala ditutupi oleh penerimaan piutang daerah.
III | 27

Sumber dana Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
tahun
anggaran
sebelumnya
selama
tahun
2009–
2013didominasi oleh sisa penghematan belanja atau akibat
lainnya dari tahun 2009 sebesar 28,49 persen, tahun
2010sebesar 63.16 persen, tahun 2011 sebesar 65,67 persen,
tahun 2012 sebesar 90,31 dan tahun 2013 sebesar 107,57
persen adapun rata-rata perumbuhannya sebesar 83,83 persen.
Adapun sumber dana Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SiLPA) tahun anggaran sebelumnya seperti yang digambarkan
dalam Tabel 3.15dan Adapun gambaran Sisa Lebih (riil)
Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kabupaten Donggala
dapat dilihat pada tabel 3.16 berikut :

III | 28

Tabel 3.15
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan anggaran
Kabupaten Donggala
Tahun Anggaran 2009-2013

Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014)

III | 28

Adapun   gambaran   Sisa   Lebih   (riil)   Pembiayaan   Anggaran
Tahun   Berkenaan   Kabupaten   Donggala   dapat   dilihat   pada   tabel
3.16 berikut :
Tabel 3.16
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
Kabupaten Donggala
No.
1

2

3

Uraian
Saldo kas neraca
daerah
Dikurangi:
Kewajiban kepada
pihak ketiga
sampai dengan
akhir tahun belum
terselesaikan
Kegiatan lanjutan
Sisa Lebih (Riil)
Pembiayaan
Anggaran

2009

2010

2011

2012

(Rp)
37.836.232.1
37,33

(Rp)
70.621.329.304
,55

(Rp)
59.485.567.599
,12

(Rp)
52.170.819.95
5,65

2013
Unaudited
(Rp)
48.271.870.250
,51

(78.172.341,8
5)

(10.078.172.34
1,85)

(4.835.765.066,
85)

(67.195.329,85
)

(1.279.238.424,
85)

37.758.059.7
95,48

60.543.156.962
,70

54.649.802.532
,27

52.103.624.62
5,80

46.992.631.825
,66

Sumber : DPPKAD Kabupaten Donggala (data diolah, 2014)
3.3. Kerangka Pendanaan
Kerangka
Anggaran
pembangunan
daerah
akan
memberikan gambaran anggaran pembangunan yang diperlukan
untuk pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan kemampuan
fiskal Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala. Anggaran
pembangunan daerah tersebut pendanaannya bersumber antara
lain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan
pendanaan dari masyarakat.
APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah
dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terdiri atas pendapatan
daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah (penerimaan
dan pengeluaran pembiayaan daerah). Dimana secara umum
komponen Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah ini dapat
dikategorikan ke dalam 2 jenis: pertama, penerimaan daerah
terdiri dari pendapatan daerah yang merupakan perkiraan
terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber
pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah yang
merupakan semua penerimaan yang harus dibayar kembali baik
pada tahun anggaran bersangkutan maupun pada tahun
anggaran berikutnya; dan kedua, pengeluaran daerah yang
terdiri dari belanja daerah yang merupakan perkiraan beban
pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil dan merata
agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat
khususnya
dalam
memberikan
pelayanan
umum
dan
pengeluaran pembiayaan daerah adalah pengeluaran yang akan
III | 29

diterima kembali pada tahun anggaran terkait maupun pada
tahun berikutnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mencantumkan
bahwa sumber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Hasil Perusahaan milik Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah; 2) Dana Perimbangan, Dana Alokasi Umum, dan
Dana Alokasi Khusus; 3) Kelompok-lain-lain pendapatan daerah
yang sah meliputi Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak
dari Pemerintah Kab/Kota, Dana Penyesuaian dan Dana Alternatif
Khusus, dan Dana Bantuan Keuangan. Sedangkan pembiayaan
bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA),
Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah (DCD),
dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. Selain
dana dari penerimaan daerah tersebut, daerah menerima dana
yang bersumber dari Pemerintah Pusat berupa dana
dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan yang mana dana
tersebut sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang
diperuntukan bagi kepentingan pelaksanaan pembangunan di
Kabupaten Donggala.
Gambaran Proyeksi Belanja dan pengeluaran pembiayaan
wajib dan mengikat serta prioritas utama kabupaten donggala
Tahun Anggaran 2014 – 2019 seperti yang di gambarkan pada
Tabel 3.17 berikut ini:

III | 30

Tabel 3.17
Proyeksi Belanja dan pengeluaran pembiayaan wajib dan mengikat serta prioritas utama
Kabupaten Donggala
Tahun Anggaran 2014 s/d 2019

Sumber : DPPKAD Kabupaten Donggala (data diolah, 2014)
III | 31

Berdasarkan data-data sebelumnya terutama pertumbuhan
realisasi belanja dan pengeluaran pembiayaan wajib yang
mengikat serta prioritas utama pemerintah daerah kabupaten
donggala pada tahun 2009 – 2013 maka didapatkan tingkat
pertumbuhan sekitar -9,60 persen pertahun, sehingga dengan
total belanja dan pengeluaran pembiayaan wajib mengikat serta
prioritas utama daerah sebesar Rp.415.418.102.662,00 pada
tahun dasar maka diproyeksikan akan menjadi sebesar Rp.
487.690.763.875,83,- pada akhir tahun anggaran 2019. Dimana
dari jumlah total tersebut di dapat dari tingkat pertumbuhan
belanja tidak langsung sebesar 9,26 persen dimana pada tahun
dasar sebesar Rp.404.945.632.500,00 diproyeksikan akan
menjadi Rp.468.720.700.317,59 dan juga di dapatkan dari
tingkat belanja langsung tingkat pertumbuhan sebesar 39,52
persen
yang
mana
pada
tahun
dasar
sebesar
Rp.10.472.470.162,00 di proyeksikan pada tahun 2019 menjadi
Rp.18.970.063.558,06.
Gambaran Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
Kabupaten Donggala Tahun Anggaran 2014 – 2018 seperti yang
di gambarkan pada Tabel 3.18 berikut ini:

III | 32

Tabel 3.18
Proyeksi Sisal Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
Kabupaten Donggala 
Tahun Anggaran 2014­2019

Sumber : DPPKAD Kabupaten Donggala (data diolah, 2014)

III | 33

Berdasarkan data-data sebelumnya terutama pertumbuhan
saldo kas neraca daerah pada tahun 2009 - 2013 maka
didapatkan tingkat pertumbuhan sekitar -11,92 persen pertahun,
sehingga dengan jumlah saldo kas neraca daerah sebesar
Rp.48.271.870.250,51 pada tahun dasar maka diproyeksikan
akan menjadi sebesar Rp.22.537.657.961,19,- pada akhir tahun
anggaran 2019. Sedangkan untuk kewajiban kepada pihak ketiga
sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan didapatkan
tingkat pertumbuhan -11.92 persen pertahun yang diproyeksikan
menjadi sebesar Rp.597.263.746,37 pada akhir tahun anggaran
2018.
Gambaran Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah kabupaten
donggala Tahun Anggaran 2014 – 2018 seperti yang di
gambarkan pada Tabel 3.19 berikut ini:

III | 34

Tabel 3.19
Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah 
Untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Donggala
Tahun Anggaran 2014­2019

Sumber : DPPKAD Kabupaten Donggala (data diolah, 2014)

III | 35

Tabel 3.19 menggambarkan bahwa pendapatan daerah pada
tahun 2014 diproyeksikan sebesar Rp.827.655.752.630,06 dan
meningkat setiap tahunnya sehingga pada tahun 2018
diproyeksikan dapat menjadi Rp.1.056.321.777.178,81.Selain
proyeksi pendapatan tersebut, sisa riil perhitungan Anggaran
diproyeksikan juga akan mengalami penurunan seiring semakin
efektifnya pelaksanaan anggaran pada tahun 2014-2018 dari
Rp.41.390.328.960,39
pada
tahun
2014
dan
menjadi
Rp.21.940.394.214,82 pada tahun 2018.Atas jumlah proyeksi
tersebut, belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan
mengikat serta prioritas utama pada tahun 2014-2019,
khususnya untuk pembiayaan aparatur dan peningkatan invetasi
Pemerintah
Daerah
diperkirakan
sekitar
Rp.426.079.487.485,15pada
tahun
2014
dan
sebesar
Rp.487.690.763.875,34 pada tahun 2019.Berdasarkan hasil
perhitungan
total
penerimaan
yang
dikurangi
dengan
Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas
Utama, maka diperoleh kapasitas riil kem