Analisis Fungsi dan Makna Nomina Shourai dan Mirai dalam Kalimat Bahasa Jepang

ABSTRAK
ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA NOMINA SHOURAI DAN MIRAI DALAM
KALIMAT BAHASA JEPANG

Bahasa tidak terlepas dari ucapan atau kalimat yang mengandung makna. Tiap-tiap
bahasa memiliki struktur kalimatnya masing-masing dan unsur kalimatnya pun memiliki
fungsi masing-masing. Semua unsur saling berhubungan sehingga membentuk kalimat yang
dapat dipahami oleh lawan bicara.
Semantik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang makna.
Objek kajian semantik antara lain makna kata, relasi makna, makna frase, dan makna kalimat.
Skripsi yang berjudul “Analisis Fungsi dan Makna Nomina Shourai dan Mirai dalam
Kalimat Bahasa Jepang” ini membahas mengenai fungsi dan makna. Kedua kata tersebut
merupakan salah satu contoh kata yang bersinonim dalam bahasa Jepang. Kata shourai dan
mirai memiliki arti yang sama yaitu ‘masa depan’. Akan tetapi, dalam semantik dua buah
ujaran yang bersinonim tidak akan sama persis. Hal ini terjadi karena berbagai faktor, di
antaranya nuansa makna. Selain itu, kedua kata tersebut juga dianalisis berdasarkan pada
makna kontekstual, yaitu makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan
konteks. Sehingga belum tentu keduanya bisa saling menggantikan kedudukan dalam sebuah
kalimat. Artinya ada yang bisa dan ada pula yang tidak bisa menggantikan.
Dalam penulisan skripsi ini membahas masing-masing 6 buah contoh kalimat yang
memakai kata shourai dan mirai. Seluruh kalimat untuk penelitian ini diambil secara acak

dari beberapa majalah dan buku bahasa Jepang seperti 3 buah kalimat dari buku Minna no
nihonggo Chuukyuu I tahun 2001, 1 buah kalimat dari buku Nihonggo So-matome N2 tahun
2010, 3 buah kalimat dari majalah Nipponia No. 31 tahun 2004, 1 buah kalimat dari majalah
Nipponia No. 33 tahun 2005, 1 buah kalimat dari majalah Nipponia No. 29 tahun 2004, 2

81

Universitas Sumatera Utara

buah kalimat dari majalah Nipponia No. 2 tahun 1997, dan 1 buah kalimat dari majalah
Nipponia No. 12 tahun 2000.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui makna kata shourai dan mirai secara
umum, kemudian mengetahui perbedaan shourai dan mirai dalam kalimat bahasa Jepang.
Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara
menguraikan pengertian shourai dan mirai berdasarkan beberapa teori linguistik bahasa
Jepang. Setelah itu barulah dilakukan analisis dari segi semantik (konteks kalimat), apakah
kedua kata tersebut dapat saling menggantikan posisinya di dalam kalimat. Kemudian kata
shourai dan mirai digolongkan ke dalam kelas kata meishi.
Secara umum kata shourai dan mirai memiliki makna ‘masa depan’. Kata shourai
jarang sekali dapat diganti dengan mirai. Namun ada beberapa kata mirai yang dapat

digantikan dengan shourai. Tetapi nuansa makna yang dihasilkan menjadi berbeda. Artinya
ada yang bisa dan ada yang tidak bisa saling menggantikan.
Kata shourai memiliki makna ‘masa depan’ yang tenggang waktunya lebih singkat
jika dibandingkan dengan mirai. Shourai juga bisa digunakan pada hal-hal yang didatangkan,
seperti buku yang didatangkan dari Cina. Shourai merupakan masa depan yang menyangkut
orang-orang, negara, dan lapisan masyarakat. Ketika kalimat yang kita ucapkan mengandung
kalimat shourai maka hasil dari kalimat tersebut haruslah memiliki efek positif. Shourai
digunakan untuk menyatakan prospek, yaitu harapan atau kemungkinan. Selain sebagai
nomina, shourai juga dapat digunakan sebagai adverbia atau kata keterangan.
Kata mirai memiliki makna ‘masa depan’ yang bisa terasa lama namun bisa juga
terasa singkat. Tetapi dibandingkan shourai, tenggang waktunya lebih lama. Bisa 100 tahun,
200 tahun bahkan sampai ke alam setelah kematian. Mirai mewakili 3 fase waktu yaitu masa
lalu, saat ini, dan masa yang akan datang. Konsep mirai banyak ditemukan dalam agama
Budha. Selain itu mirai dapat menunjukkan masa depan sampai ke kehidupan setelah
82

Universitas Sumatera Utara

kematian, yaitu alam baka atau akhirat. Mirai juga dipakai dalam istilah barat. Antonimnya
adalah kako (masa lalu). Sinonimnya adalah Shourai.

Berdasarkan seluruh kalimat yang diperoleh dari majalah Nipponia, buku Minna no
Nihongo, dan So-Matome, kata shourai yang paling sering dipakai dan digunakan dalam
kalimat. Karena kata shourai memiliki nuansa makna masa depan yang menyangkut lapisan
masyarakat, harapan, dan cita-cita. Sedangkan kata mirai sedikit digunakan karena selain
memiliki nuansa makna masa depan yang intensitas waktunya panjang, mirai lebih mengacu
pada hal-hal rohani dan keagamaan. Maka dari itu, kata ini jarang digunakan dalam koran
ataupun majalah.

83

Universitas Sumatera Utara