Analisis Manajemen Kas Pada Pt. Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan

(1)

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton )

PT. Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) adalah salah satu perusahaan anak PT. Wijaya Karya (WIKA) yang khusus bergerak dalam industri beton pracetak. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, WIKA yang didirikan pada tahun 1960 memulai kegiatannya sebagai perusahaan instalatir listrik. Pengembangan Industri Beton Pracetak baru dimulai pada tahun 1978 dengan produk pertamanya adalah Tiang Listrik Beton Prategang berpenampang H untuk keperluan PLN.

PT. Wijaya Karya Beton resmi didirikan pada tanggal 11 Maret 1997 di Jakarta berdasarkan akta pendirian dari Notaris Imas Fatimah, SH nomor 44 tanggal 11 Maret 1997. WIKA telah memulai konsentrasi pada industri beton pracetak di tahun 1977 dengan mengembangkan produk beton pracetak untuk teras perumahan. Sejak saat itu, WIKA bertekad mempertahankan pengembangan produk tersebut untuk mengantisipasi adanya pengembangan perencanaan dan datangnya proyek-proyek infrastuktur lain.

Pengembangan produk tersebut telah menciptakan beberapa hasil seperti tiang beton untuk jalur pendistribusian energi dan bantalan beton pracetak serta produk lainnya seperti bantalan, bantalan rel kereta api, produk beton untuk jembatan, pipa, dinding penahan tanah dan bangunan gedung dan perumahan yang diimplementasikan untuk berbagai macam proyek. Produk-produk ini dihasilkan pada waktu yang tepat dan diprediksikan akan menjadi produk pemimpin dipasaran.


(2)

1974

1. Pembentukan Divisi Perdagangan yang merupakan cikal bakal dari Perseroan.

1978

1. Berawal dari rekayasa panel beton, dibawah pengelolaan Divisi

Perdagangan mulai mendapatkan peluang pada proyek Rumah Sederhana Perumnas

1979

1. Diadakan percobaan pembuatan komponen beton pracetak untuk rumah susun Perumnas diantaranya di rumah susun Tanah Abang, Klender, Palembang, Makassar dan lain-lain di Jabotabek.

2. Divisi Perdagangan dikembangkan menjadi Divisi Perdagangan dan Industri (DPI)

3. DPI merintis rekayasa Tiang Listrik Beton yang diproduksi dengan 4. Sistem sentrifugal menghasilkan bentuk bulat berongga dan tirus

5. Penggunaan sistem beton pracetak pertama kali untuk Bank Dagang Negara (BDN) Tower di Jakata.

1986

1. Mulai memproduksi komponen beton pracetak untuk irigasi dan drainase, fence, catenary poles.

1980

1. Pemecahan Divisi Perdagangan dan Industri menjadi Divisi Perdagangan dan Divisi Produk Beton dan Metal.


(3)

3. Dibangun 3 (tiga) pabrik baru di daerah Kejapanan Pasuruan, Mojosongo Boyolali dan Jatilawang Purwokerto

1983

1. Dirintis rekayasa tiang pancang prategang bulat berongga

2. Mulai direkomendasikannya bantalan jalan rel yang terbuat dari pra cetak untuk menggantikan bantalan jalan rel yang terbuat dari kayu setelah lolos dalam pengujian uji konstruksi di Serpong dan test track di Bandung.

1984

1. Mulai dibangun pabrik baru di Jimbaran Baliuntuk memenuhi kebutuhan di Bali, NTT dan NTB.

1985

1. Dikembangkan rekayasa tiang beton transmisi 150 kv dan berhasil dapat digunakan untuk jaringan transmisi 150 kv di Bali.

2. Penggunaan sistem beton pracetak pertama kali untuk Bank Dagang Negara (BDN) Tower di Jakata.

1986

1. Mulai memproduksi komponen beton pracetak untuk irigasi dan drainase, fence, catenary poles.

1987

1. Pemecahan Divisi Produk Beton dan Metal menjad Divisi Komponen Konstruksi Beton dan Divis Perlengkapan Industri.

1988

1. Mulai memproduksi I-section bridge girder. 2.


(4)

1990

1. Perubahan nama Divisi Komponen Konstruks menjadi Divisi Produk Beton.

2.

Mulai memproduksi bridge voided-slab.

1991

1. Mulai memproduksi sheet pile.

1994

1. Mulai memproduksi sheet pile corrugated type.

1995

1. Mulai memproduksi high-pressure concrete piles. 2. Mendapatkan ISO 9002.

1996

1. Mulai memproduksi balast slab element for railway bridge, foot way component for steel truss bridge dan water control gate structure elements.

1997

1. Pembentukan Perseroan sebagai Anak Perusahaan PT Wijaya Karya.

B. Jenis Usaha

Berawal dari perusahaan yang bergerak di bidang pekerjaan instalasi, WIKA berkembang menjadi perusahaan yang sehat dengan empat pilar bisnis utama yaitu usaha jasa Konstruksi, Industri, Perdagangan dan Realti.Di bidang konstruksi, proyek dengan berbagai skala maupun berteknologi baru berhasil diselesaikan, yang meliputi bidang pekerjaan sipil, arsitektur, makanikal, elektrikal, maupun tata lingkungan.Di bidang industri, WIKA berhasil


(5)

mengembangkan produk-produk yang sangat kompetitif di pasar.

WIKA Beton mendorong setiap unit usahanya yang memiliki potensi untuk berkembang lebih pesat dan memberi nilai tambah bagi menjadi unit usaha yang mandiri. Setelah pembentukan WIKA Beton yang pada awalnya adalah Divisi produk beton pada tahun 1997, WIKA melanjutkan pembentukan PT WIIKA In-trade yang awalnya adalah Divisi Industri dan Peradagangan serta PT WIKA Realty yang awalnya adalah Divisi Realti, pada awal tahun 2000.

WIKA Beton dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, selain Tiang Listrik prategang berpenampang H dikembangkan pula Tiang Listrik Bulat Berongga dengan sistem sentrifugal.Sistem sentrifugal ini pada perkembangannya digunakan juga untuk produksi produk tiang beton lainnya termasuk Tiang Pancang.Disamping itu, WIKA Beton juga mengembangkan produk – produk beton pracetak lain seperti Balok Jembatan, Dinding Penahan Tanah, Pipa, Bantalan Jalan Rel, dan lain – lain. Dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan usaha beton pracetak, maka pada tanggal 11 Maret 1997 dibentuklah PT. Wijaya Karya Beton atau WIKA Beton.

Hasil produksi dari PT. Wijaya Karya Beton adalah : 1. Tiang listrik Beton

Bentuk bulat berrongga dan tirus type 9m/ 100 m, 9 m/ 200 m dan 11 m/ 200 untuk lokasi pemasangan dengan tingkat kesulitan yang tinggi yang diproduksi dengan sistem sentrifugal, Tiang Telefon serta Tiang Listrik Jalan Raya.

2. Tiang Pancang Beton ( TPB )


(6)

bulat berrongga.

3. Komponen Jembatan dan Dermage ( KJD ) 4. Bantalan Beton Prategang

Bantalan Beton Prategang ini disebut juga Bantalan Jalan Rel yang terdiri dari BJR Kereta Api dan BJR Lorry.

5. Sheet Pile Beton

Produk ini dipakai sebagai penahan pinggiran sungai ataupun bendungan. 6. Komponen Pracetak Lainnya.

7. Panel atau Pagar Beton.

8. Jasa Angkutan dan Pemasangan. 9. Pipa Beton berdian pagar beton.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan mencerminkan kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengadakan pengawasan terhadap manusia, peralatan, fasilitas lainnya yang terlibat di dalamnya demi tercapainya tujuan perusahaan yang telah direncanakan dan ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya. Bentuk organisasi yang digunakan oleh perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kebijaksanaan perusahaan dalam mengorganisir bawahannya, karena itu dalam menetapkan kebijaksanaan terlebih dahulu di tetapkan bentuk organisasi yang akan ditetapkan dengan keahliannya.

Struktur organisasi perusahaan yang berlaku pada PT. Wijaya Kara Beton Wilayah Penjualan I Medan Sumatera Utara adalah berbentuk garis lurus, dimana terdapat fungsi staff sebagai pembantu pimpinan dan bertanggung jawab kepada


(7)

pimpinan serta adanya wewenang dan tanggung jawab yang mengalir dalam satu garis lurus dan masing- masing Kasi atau Kepala Seksi bertanggung jawab atas bagian yang ada dibawahnya. Adapun struktur organisasi PT. Wijaya Karya Beton Wilayah Penjualan I Medan Sumatera Utara adalah sabagai berikut:


(8)

D. Struktur Organisasi Pada PT. Wika Beton Penjualan 1 Medan

Gambar. 2.1Struktur Organisasi Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan

Sumber: PT. Wijaya Karya Beton Wilayah Penjualan I Sumatera Utara (2014)

Manajer Wilayah Penjualan 1

Sales Engginer

Kasi Perencanaan Evaluasi & Mutu

Adm. Penjualan Pelaksana Utama

Evaluasi

Pelaksana Adm. Proyek

Kasi Keuangan & Personalia

Perencanaan & Pengendalian

Pusat Pengendalian Dokumen

Adm. Distribusi Pelaksana Distribusi

Pengemudi Kasir & Sekretariat

Adm. Keuangan Akuntansi Personalia


(9)

E. Job Description Pada PT. WIKA BetonWilayah Penjualan I Sumatera Utara

1.Manajer Wilayah Penjualan I

a. Menjamin bahwa manajemen mutu dan kebijakan mutu perusahaan di pahami dan dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh seluruh pegawai di PPU yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Menjabarkan atau menjelaskan sistem manajemen mutu yang terkait dengan unit kerjanya dan kebijakan mutu perusahaan kepada seluruh pegawai yang berada di bawah tanggung jawabnya.

c. Merumuskan rencana mutu (quality plan) sesuai dengan persyaratan kontrak atau sistem produksi dan sistem manajemen mutu, serta merekomendasikan kepada Direksi.

d. Melaksanakan produksi / penyerahan atas produksi yang menjadi tanggung jawabnya sesuai persyaratan debitur atau kontrak dan sistem produksi yang diberlakukan perusahaan.

e. Merumuskan uraian tugas, persyaratan jabatan (uraian jabatan) di unit kerjanya dan merekomendasikan kepada Direksi.

f. Memimpin pertemuan di tingkat PPU secara bersekala sekurang-kurangnya diadakan satu kali dalam tiga bulan untuk meninjau efektifitas dan efisiensi penerapan sistem manajemen mutu.

g. Mengusulkan kemungkinan perubahan atau penyesuaian isi elemen sistem manajemen mutu yang menjadi tanggung jawabnya.

h. Melaksanakan tertib administrasi mutu unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya.


(10)

i. Melaksanakan penyimpanan rekaman mutu unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

j. Melaksanakan kegiatan rutin di unit kerja yang dipimpinnya sebagaimana yang ditetapkan dalam surat keputusan direksi tentang susunan organisasi di PT. Wijaya Karya Beton Wilayah Penjualan I Sumatera Utara

2.Kepala Seksi Keuangan dan Personalia

a. Menyusun konsep rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) bidang Keuangan dan Personalia.

b. Merangkum konsep RKAP dari para Kepala Seksi dan Pelaksana Utama menjadi RKAP Wilayah Penjualan, serta mengusulkan persetujuan Manajer Wilayah Penjualan.

c. Menyusun rencana arus kas.

d. Membantu negosiasi harga dan penyusunan kontrak.

e. Membuat usulan rencana pemilihan bawahan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arahan perkembangan perusahaan.

f. Membuat rencana arua kas dan meninjau secara berkala.

g. Membuat Rencana Anggaran Biaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

h. Menerbitkan dokumen tagihan piutang dan mengupayakan pencairannya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

i. Membuat rencana arus kas dan meninjau secara berkala. j. Membantu negosiasi harga dean penyusunan kontrak.


(11)

k. Membuat permintaan dana ke pusat l. Mengelola keuangan wilayah Penjualan.

m. Mencatat dan mengelola data transaksi, baik yang langsung maupun rekening koran.

n. Menyusun konsep hasil usaha wilayah penjualan.

o. Menyelesaikan kewajiban pajak pada instansi yang berwenang. p. Penyusunan usulan rencana pendidikan dan pelatihan pegawai.

3.Kepala Seksi Perencanaan, Evaluasi Distribusi dan Mutu

a. Menyusun RKAP dalam lingkup tanggung jawabnya.

b. Membantu proses negosiasi harga dengan pelanggan, sub kontraktor atau pemasok sampai dengan terbitnya SKP / kontrak.

c. Menyusun rencana anggaran biaya pelaksanaan semua pesanan / pekerjaan yang akan di tangani oleh wilayah penjualan.

d. Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan secara berkala.

e. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya untuk pelaksanaan pekerjaan.

f. Mengendalikan penerapan sistem manajemen mutu Wilayah Penjualan g. Menerapkan sistem manjemen K3 dalam lingkup tanggung jawabnya serta sistem manajemen lainnya yang dikembangkan oleh perusahaan. h. membuat rencana pembinaan bawahan yang menjadi tanggung

jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan. i. Mengumpulkan data dan melakukan survei bahan baku. j. Mengadakan sleksi sub kontraktor atau pemasok.


(12)

k. Membuat rencana anggaran biaya pelaksana utama tim manajemen Wilayah Penjualan dan mengkoordinasikan proses Finalnya.

l. Membuat daftar supplier.

m. Memilih pemasok yang paling menguntungkan. n. Melaksanakan pengadaan sesuai dengan rencana.

4.Sales Enggineer

a. Menyajikan riset pasar dan kajian posisi perusahaan terhadap pesaing. b. Menyelenggarakan program survey pasar.

c. Menyelenggarakan program kujungan dan promosi kesarang- sarang baru.

d. Mencari data pesaing untuk mengetahui posisi perusahaan. e. Menyiapkan berkas penawaran atau tender.

f. Melaksanakan penjualan produk beton.

g. Mengupayakan perolehan - perolehan pesanan.

5.Pelaksana Utama Distribusi

a. Menyusun perencanaan jadwal distribusi detail dan kebutuhan sumber daya guna sasaran distribusi.

b. Menyelenggarakan penyusunan rencana penyerahan produk c. Mnyelenggarakan penyusunan rencana pemasangan produk

d.Mengelola pelaksanaan distribusi sesuai dengan jadwal dan mutu yang ditetapkan serta proses penyelesaian berita acara serah terimanya. e.Melaksanakan distribusi sesuai rencana penyerahan produk yang telah


(13)

disusun.

d. Melaksanakan penyusunan berita acara serah terima produk dengan pelanggan.

e. Melaksanakan penyediaan pemasangan produk yang dilakukan oleh mitra kerja.

F. Kinerja Usaha Terkini

Arus Kas yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 bersumber dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Masing - masing sebesar Rp123.764 juta pada aktivitas operasi, Rp454.305 juta pada aktivitas investasi dan Rp403.248 juta pada aktivitas pendanaan.

Arus Kas dari Aktivitas Operasi mengalami penurunan sebesar Rp170.084 juta atau sebesar 56,5% dari Rp293.848 juta pada periode 31 Desember 2012 menjadi Rp123.764 juta pada periode 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan komoditi, penurunan harga jual, dan terjadinya peningkatan pengeluaran pada pemasok dan pajak.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada tanggal 31 Desember 2012 yaitu sebesar Rp2.465.168 juta. Arus kas masuk diperoleh dari penerimaan kas pelanggan yang meningkat untuk periode yang berakhir pada periode 31 Desember 2013 menjadi sebesar Rp2.716.664 juta. Arus kas keluar untuk aktivitas operasi digunakan untuk pembayaran kepada pemasok sebesar Rp2.266.464 juta, pembayaran kepada karyawan dan direksi sebesar Rp88.911 juta, pembayaran pajak sebesar Rp124.796 juta, penerimaan bunga sebesar Rp7.279 juta,


(14)

pembayaran bunga sebesar Rp10.968 juta dan untuk operasional perusahaan sebesar Rp109.037 juta. Peningkatan penerimaan dari pelanggan merupakan strategi untuk menekan beban bunga pinjaman, pembayaran kepada pemasok meningkat menyangkut strategi perusahaan untuk dapat menekan beban harga pokok dan material dengan cara memperlancar pembayaran kepada pemasok.

Arus kas pada aktivitas investasi mengalami peningkatan sebesar Rp280.055 juta dari Rp174.250 juta pada periode 31 Desember 2012 menjadi Rp454.305 juta pada periode31 Desember 2013. Hal ini disebabkan oleh aktivitas investasi perusahaan yang meningkat seiring aksi korporasi perusahaan dalam usaha menambah kapasitas produksi dengan penambahan pabrik baruuntuk memenuhi rencana jangka panjang perusahaan.

Arus kas pada aktivitas pendaaan mengalami peningkatan sebesar Rp408.247 juta dari Rp4.999 juta pada periode 31 Desember 2012 menjadi Rp403.248 juta pada periode 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan untuk memenuhi kas pada seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan yang didapat dari pihak non - pengendali dan melakukan penyetoran modal kembali pada pihak non – pengendali tersebut yaitu investor maupun kreditor.


(1)

E. Job Description Pada PT. WIKA BetonWilayah Penjualan I Sumatera Utara

1.Manajer Wilayah Penjualan I

a. Menjamin bahwa manajemen mutu dan kebijakan mutu perusahaan di pahami dan dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh seluruh pegawai di PPU yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Menjabarkan atau menjelaskan sistem manajemen mutu yang terkait dengan unit kerjanya dan kebijakan mutu perusahaan kepada seluruh pegawai yang berada di bawah tanggung jawabnya.

c. Merumuskan rencana mutu (quality plan) sesuai dengan persyaratan kontrak atau sistem produksi dan sistem manajemen mutu, serta merekomendasikan kepada Direksi.

d. Melaksanakan produksi / penyerahan atas produksi yang menjadi tanggung jawabnya sesuai persyaratan debitur atau kontrak dan sistem produksi yang diberlakukan perusahaan.

e. Merumuskan uraian tugas, persyaratan jabatan (uraian jabatan) di unit kerjanya dan merekomendasikan kepada Direksi.

f. Memimpin pertemuan di tingkat PPU secara bersekala sekurang-kurangnya diadakan satu kali dalam tiga bulan untuk meninjau efektifitas dan efisiensi penerapan sistem manajemen mutu.

g. Mengusulkan kemungkinan perubahan atau penyesuaian isi elemen sistem manajemen mutu yang menjadi tanggung jawabnya.

h. Melaksanakan tertib administrasi mutu unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya.


(2)

i. Melaksanakan penyimpanan rekaman mutu unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

j. Melaksanakan kegiatan rutin di unit kerja yang dipimpinnya sebagaimana yang ditetapkan dalam surat keputusan direksi tentang susunan organisasi di PT. Wijaya Karya Beton Wilayah Penjualan I Sumatera Utara

2.Kepala Seksi Keuangan dan Personalia

a. Menyusun konsep rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) bidang Keuangan dan Personalia.

b. Merangkum konsep RKAP dari para Kepala Seksi dan Pelaksana Utama menjadi RKAP Wilayah Penjualan, serta mengusulkan persetujuan Manajer Wilayah Penjualan.

c. Menyusun rencana arus kas.

d. Membantu negosiasi harga dan penyusunan kontrak.

e. Membuat usulan rencana pemilihan bawahan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arahan perkembangan perusahaan.

f. Membuat rencana arua kas dan meninjau secara berkala.

g. Membuat Rencana Anggaran Biaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

h. Menerbitkan dokumen tagihan piutang dan mengupayakan pencairannya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

i. Membuat rencana arus kas dan meninjau secara berkala. j. Membantu negosiasi harga dean penyusunan kontrak.


(3)

k. Membuat permintaan dana ke pusat l. Mengelola keuangan wilayah Penjualan.

m. Mencatat dan mengelola data transaksi, baik yang langsung maupun rekening koran.

n. Menyusun konsep hasil usaha wilayah penjualan.

o. Menyelesaikan kewajiban pajak pada instansi yang berwenang. p. Penyusunan usulan rencana pendidikan dan pelatihan pegawai.

3.Kepala Seksi Perencanaan, Evaluasi Distribusi dan Mutu

a. Menyusun RKAP dalam lingkup tanggung jawabnya.

b. Membantu proses negosiasi harga dengan pelanggan, sub kontraktor atau pemasok sampai dengan terbitnya SKP / kontrak.

c. Menyusun rencana anggaran biaya pelaksanaan semua pesanan / pekerjaan yang akan di tangani oleh wilayah penjualan.

d. Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan secara berkala.

e. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya untuk pelaksanaan pekerjaan.

f. Mengendalikan penerapan sistem manajemen mutu Wilayah Penjualan g. Menerapkan sistem manjemen K3 dalam lingkup tanggung jawabnya serta sistem manajemen lainnya yang dikembangkan oleh perusahaan. h. membuat rencana pembinaan bawahan yang menjadi tanggung

jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan. i. Mengumpulkan data dan melakukan survei bahan baku. j. Mengadakan sleksi sub kontraktor atau pemasok.


(4)

k. Membuat rencana anggaran biaya pelaksana utama tim manajemen Wilayah Penjualan dan mengkoordinasikan proses Finalnya.

l. Membuat daftar supplier.

m. Memilih pemasok yang paling menguntungkan. n. Melaksanakan pengadaan sesuai dengan rencana.

4.Sales Enggineer

a. Menyajikan riset pasar dan kajian posisi perusahaan terhadap pesaing. b. Menyelenggarakan program survey pasar.

c. Menyelenggarakan program kujungan dan promosi kesarang- sarang baru.

d. Mencari data pesaing untuk mengetahui posisi perusahaan. e. Menyiapkan berkas penawaran atau tender.

f. Melaksanakan penjualan produk beton.

g. Mengupayakan perolehan - perolehan pesanan.

5.Pelaksana Utama Distribusi

a. Menyusun perencanaan jadwal distribusi detail dan kebutuhan sumber daya guna sasaran distribusi.

b. Menyelenggarakan penyusunan rencana penyerahan produk c. Mnyelenggarakan penyusunan rencana pemasangan produk

d.Mengelola pelaksanaan distribusi sesuai dengan jadwal dan mutu yang ditetapkan serta proses penyelesaian berita acara serah terimanya. e.Melaksanakan distribusi sesuai rencana penyerahan produk yang telah


(5)

disusun.

d. Melaksanakan penyusunan berita acara serah terima produk dengan pelanggan.

e. Melaksanakan penyediaan pemasangan produk yang dilakukan oleh mitra kerja.

F. Kinerja Usaha Terkini

Arus Kas yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 bersumber dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Masing - masing sebesar Rp123.764 juta pada aktivitas operasi, Rp454.305 juta pada aktivitas investasi dan Rp403.248 juta pada aktivitas pendanaan.

Arus Kas dari Aktivitas Operasi mengalami penurunan sebesar Rp170.084 juta atau sebesar 56,5% dari Rp293.848 juta pada periode 31 Desember 2012 menjadi Rp123.764 juta pada periode 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan komoditi, penurunan harga jual, dan terjadinya peningkatan pengeluaran pada pemasok dan pajak.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada tanggal 31 Desember 2012 yaitu sebesar Rp2.465.168 juta. Arus kas masuk diperoleh dari penerimaan kas pelanggan yang meningkat untuk periode yang berakhir pada periode 31 Desember 2013 menjadi sebesar Rp2.716.664 juta. Arus kas keluar untuk aktivitas operasi digunakan untuk pembayaran kepada pemasok sebesar Rp2.266.464 juta, pembayaran kepada karyawan dan direksi sebesar Rp88.911 juta, pembayaran


(6)

pembayaran bunga sebesar Rp10.968 juta dan untuk operasional perusahaan sebesar Rp109.037 juta. Peningkatan penerimaan dari pelanggan merupakan strategi untuk menekan beban bunga pinjaman, pembayaran kepada pemasok meningkat menyangkut strategi perusahaan untuk dapat menekan beban harga pokok dan material dengan cara memperlancar pembayaran kepada pemasok.

Arus kas pada aktivitas investasi mengalami peningkatan sebesar Rp280.055 juta dari Rp174.250 juta pada periode 31 Desember 2012 menjadi Rp454.305 juta pada periode31 Desember 2013. Hal ini disebabkan oleh aktivitas investasi perusahaan yang meningkat seiring aksi korporasi perusahaan dalam usaha menambah kapasitas produksi dengan penambahan pabrik baruuntuk memenuhi rencana jangka panjang perusahaan.

Arus kas pada aktivitas pendaaan mengalami peningkatan sebesar Rp408.247 juta dari Rp4.999 juta pada periode 31 Desember 2012 menjadi Rp403.248 juta pada periode 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan untuk memenuhi kas pada seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan yang didapat dari pihak non - pengendali dan melakukan penyetoran modal kembali pada pihak non – pengendali tersebut yaitu investor maupun kreditor.