Strategi Persaingan Bisnis Jasa Konstruksi Kapal (Studi kasus tentang penerapan strategi bisnis pada perusahaan konstruksi kapal CV. Marine Construction Belawan)

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

Teori adalah suatu alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep atau defenisi. Kerangka teori penelitian merupakan dasar dari keseluruhan proses penelitian yang akan dilakukan. Di dalamnya dikembangkan, diuraikan dan dikolaborasi hubungan-hubungan di antara variabel-variabel yang telah diidentifikasi melalui proses pengumpulan data awal, baik wawancara atau observasi, dan juga studi literatur dalam kajian pustaka. Menurut Uma Sekaran (1984), yang dimaksud dengan “kerangka teoritis penelitian adalah model konseptual yang menggambarkan hubungan di antara berbagai macam faktor yang telah diidentifikasikan sebagai sesuatu hal yang penting bagi suatu masalah“. Teori penelitian merupakan konsep-konsep serta bagian dari hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai suatu landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sugiyono, 2006:55) dalam bukunya “Metode Penelitian Administrasi”.

Secara teoritis dalam permasalahan penelitian ini yang dibahasa dalam beberapa teori. Dimana teori-teori tersebut berkaitan dengan permasalahan penelitian yang diangkat. Adapun teori-teori tersebut yaitu teori jasa, teori strategi, teori strategi bisnis, teori penerapan strategi bisnis, teori faktor-faktor internal dan eksternal serta teori konstruksi terutama teori konstruksi kapal.


(2)

2.1 Jasa

2.1.1 Pengertian Jasa

Beberapa pengertian jasa menurut para ahli:

1. Menurut Djaslim Saladin (2004:134) pengertian jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

2. Phillip Kotler: jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

3. Adrian Payne: jasa adalah aktivitasyang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang berkaitan dengannya, yang melibatkan interaksi denganatau dengan barang-barang milik tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan.

4. Christian Gronross: jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan danjasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan".


(3)

2.1.2 Ciri-ciri Jasa

Berdasarkan beberapa definisi diatas, disimpulkan ciri-ciri jasa sebagai berikut:

1. Sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu produk fisik.

3. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. 4. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa. 2.1.3 Karakteristik Jasa

Menurut Tjiptono (2004:18) ada lima karakteristik utama jasa, yaitu: 1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan.


(4)

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. 3. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.


(5)

5. Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbagan san pendidikan). 2.1.4 Kategori Penawaran Usaha Jasa

Kategori penawaran jasa dapat dibedakan menjadi lima macam, antara lain:

1. Barang berwujud murni (pure tangible good). Penawaran jasa semata-mata hanya terdiri atas produk fisik, Pada produk ini sama sekali tidak melekat jasa pelayanan Contohnya sabun, pasta gigi samphoo, dan lain-lain.

2. Barang berwujud dengan jasa pendukung (tangible good with a accompanying services). Barang berwujud dengan jasa pendukung merupakan tawaran terdiri atas tawaran barang berwujud diikuti oleh satu atau beberapa jenis jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumen.


(6)

3. Jasa campuran (Hybrid). Jasa campuran merupakan penawaran barang dan jasa dengan proporsi yang sama. Contohnya makanan ditawarkan di restoran disertai yang mengesankan.

4. Jasa pokok disertai dengan barang-barang dan jasa tambahan (major service with accompanying minor goods and service). Penawaran terdiri aras suatu jasa pokok bersama-sama dengan jasa tambahan (pelengkap) dan barang-barang pendukung. Contohnya penumpang pesawat yang membeli jasa angkutan (transportasi) selama menempuh perjalanan ada beberapa produk fisik yang terlibat seperti makanan, koran, dan lain-lain

5. Jasa murni (pure service). Jasa murni merupakan tawaran hanya berupa jasa. Contohnya: panti pijat, konsultasi psikologis, konstruksi dan lain-lain.

2.1.5 Tipe Pemasaran Jasa

Terdapat tiga tipe pemasaran dalam dunia usaha jasa, antara lain: 1. Pemasaran Eksternal (External Marketing)

Strategi pemasaran eksternal ini dikenal dengan 4P (Product, Price, Promotion, Place).


(7)

2. Pemasaran Internal (Internal Marketing)

Pemasaran jasa tidak cukup hanya dengan pemasaran eksternal (4P) tetapi harus diikuti dengan peningkatan kualitas atau keterampilan para personil yang ada dalam perusahaan. Selain itu juga harus ada kekompakan atau suatu tim yang tangguh dari personil yang ada dalam perusahaan tersebut, khususnya dalam menghadapi para pelanggan sehingga membawa kesan tersendiri yang meyakinkan pelanggan.

3. Pemasaran Interaktif (Interaktif Marketing)

Kepuasan konsumen tidak hanya terletak pada mutu jasa, misalnya dengan restoran yang megah dan makanannya yang bergizi tetapi juga harus dipadukan dengan melakukan service quality improvement supaya peningkatan pelayanan benar-benar meyakinkan para pelanggannya.

2.2 Strategi

2.2.1 Pengertian Strategi Menurut Para ahli

1. Menurut (Rangkuti, 2009, p3), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan utamanya adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas fungsi manajemen, konsumen, distributor, dan pesaing. Jadi, perencanaan strategis penting untuk memperoleh


(8)

keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada. Untuk memahami konsep perencanaan strategis, kita perlu memahami pengertian konsep mengenai strategi.

2. Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David, p.15, 2004).

3. Strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).

Dari pengertian menurut para ahli diatas, saya menyimpulkan bahwa pengertian strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan

pelaksanaan

kuruntertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,


(9)

2.2.2 Perumusan Strategi

Perumusan Strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan costumer value terbaik.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi bisnis, yaitu:

1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.

2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.

3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.

4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai

alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.

5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.


(10)

2.2.3 Tingkat-tingkat Strategi

Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins(1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy, dan functional strategy.

1. Enterprise Strategy

Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat

2. Corporate Strategy

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidan yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi nonprofit.


(11)

3. Business Strategy

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para pengusaha, para pengusaha, para donor, dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik. 4. Functional Strategy

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:

a. Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.

b. Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making, representing, dan integrating.

c. Strategi isu, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui yang selalu berubah (J.Salusu, p.101, 1996).


(12)

2.2.4 Jenis-jenis Strategi

Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi Kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi defensive, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan.

Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut: 1. Strategi Integrasi

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok dan / atau pesaing.

2. Strategi Intensif

Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi-intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada akan ditingkatkan.

3. Strategi diversifikasi

Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konstentrik.


(13)

Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambahkan produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat. 4. Strategi Defensif

Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi atau likuidasi. Rasionalisasi biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan rekrukturisasi melalui penghematan biaya dan asset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai startegi berbalik atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karwayan, dan media. Divestasi adalah menjual suatu divis atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan


(14)

pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan.Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.

5. Strategi Umum Michael Porter

Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relative tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen (David, p.231, 2004).

2.2.5 Posisi strategi dasar

Porter mengambarkan ada 3 strategi dasar, yaitu:

1. Posisi strategis berdasar keanekaragaman (variety-based) melibatkan produksi atau penyediaan sebagian dari produk atau jasa dalam industri tertentu. Contoh: Jiffy Lube International adalah perusahaan yang mengadopsi posisi strategis berdasar keanekaragaman.


(15)

2. Posisi strategis berdasar kebutuhan (needs-based) melibatkan usaha untuk melayani hampir seluruh kebutuhan dari kelompok pelanggan tertentu. Termasuk didalamnya adalah mengidentifikasi target pasar. Sebagai contoh: sebuah perusahaan yang memfokuskan pada para pensiunan.

3. Posisi strategis berdasar akses (access-based) melibatkan sebagian pelanggan yang berbeda dari pelanggan lainnya dalam hal faktor-faktor seperti lokasi geografis atau ukuran. Hal ini menimbulkan perbedaan kebutuhan dalam melayani para pelanggan tersebut. Contoh: Perusahaan Edward Jones mengadopsi posisi strategis berdasar akses, dimana kantor pialang sahamnya sebagan besar terletak di kota-kota kecil yang tidak dilayani oleh kantor pialang lainnya yang lebih besar.

Memilih sebuah posisi strategi adalah hal yang penting karena hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk memfokuskan usaha-usahanya atau akibatnya perusahaan berisiko mencoba menjadi segalanya untuk semua orang.


(16)

2.2.6 Konsep Strategi

Menurut Mintzberg (2007), konsep strategi sekurang-kurangnya mencakup lima arti yang saling terkait, dimana strategi adalah suatu:

1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjangnya.

2. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi ataupun inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi.

3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya.

4. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya.

5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabui para pesaing.

2.3 Strategi Bisnis

2.3.1 Pengertian Strategi Bisnis

Sebuah strategi bisnis biasanya adalah sebuah dokumen yang jelas mengartikulasikan arah bisnis akan mengejar dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Dalam rencana bisnis standar, hasil strategi bisnis dari tujuan dibentuk untuk mendukung misi lain dari bisnis.


(17)

Pada tahap analisis pengembangan strategi bisnis, salah satu dari beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis pasar perusahaan, sumber daya, hambatan untuk kesuksesan dan keuntungan tertentu. Tujuan dari analisis strategi adalah untuk mengindentifikasi apa bisnis yang ingin dicapai, kekuatan itu dapat membawa mencapai tujuan dan kelemahan yang diperlu ditanganin sebelum integrasi dan implementasi.

Strategi bisnis merupakan serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk menyediakan nilai bagi pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengeksploitasikan kompetensi inti dari pasar produk tunggal atau produk individual dan spesifik (RD. Jatmiko 2004:135) dalam buku “Manajemen Stratejik”.

Dan menurut pengertian lainnya yaitu strategi bisnis ini sering disebut juga strategi bisnis secara fungisional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi, strategi distribusi, strategi organisasi, strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.3.2 Formulasi Strategi Bisnis

Formulasi strategi meliputi penilaian terhadap lingkungan dan pengembangan strategi. Formulasi strategi bisnis mencakup pembuatan keputusan pada tingkat tinggi divisi bisnis atau unit bisnis.


(18)

Proses formulasi strategi bisnis disebut juga strategik yang meliputi beberapa kegiatan yang sistematis. Adapun kegiatan yang sistematis tersebut meliputi:

1. Menetapkan arah strategik organisasi

Langkah pertama manajemen puncak dalam proses perumusan strategi adalah menetapkan arah strategik organisasi yang meliputi visi, misi dan nilai-nilai yang dikembangkan dalam organisasi. Visi sering disebut sebagai scenario masa depan organisasi. Pernyataan tentang visi dan misi sering kali mengalamai kerancuan. Visi berfungsi sebagai sumber inspirasi dan motivasi yang memiliki nilai-nilai intrinsik tertentu. Oleh sebab itu, visi harus realistis artinya visi dapat dicapai oleh kemampuan-kemampuan dan resources yang ada dalam organisasi.

2. Mengidentifikasi lingkungan dan analisis SWOT

Perencanaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan bisnis yang relevan dengan kondisi perusahaan saat ini dan melakukan analisis tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam lingkungan bisnis

3. Merumuskan tujuan strategik

Pada fase ini, rumusan visi, misi dean tujuan itu, diterjemahkan ke dalam tujuan-tujuan strategik yaitu tujuan-tujuan yang dirumuskan pada tingkat korporat atau pada level puncak dalam hierarki manajerial. Kemudian tujuan-tujuan pada tingkat korporat atau


(19)

organisasi, diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan strategik pada tingkat fungsional atau divisional (divisi pemasaran, divisi SDM, dan sebagainya) dan operasional (unit).

4. Mengembangkan alternatif-alternatif strategik

Strategi-strategi bisnis, terkait dengan misi dan tujuan yang diemban organisasi. Strategi SDM adalah upaya menyediakan SDM yang memiliki kompetensi dan motivasi yang tinggi melalui fungsi-fungsi MSDM. Kualitas SDM yang tersedia diharapkan mampu mendukung implementasi strategi bisnis tertentu sebagai upaya mencapai misi dan tujuan yang telah digariskan.

5. Memilih strategi

Strategi bisnis yang dirancang masih bersifat intended strategy yaitu strategi dalam tatanan konseptual yang dirumuskan oleh manajer puncak melalui proses pengembalian keputsan yang rasional yang dikembangkan sebagai rencana strategis. Jika dalam implementasi terdapat keadaan-keadaan yang tidak terduga sehingga strategi yang diterapkan menjadi kurang efektif dalam pencapaian tujuan maka strategi harus direvisi.

Oleh sebab itu, dalam perumusan strategi pada tingkat korpora untuk mengurangi kemungkinan dalam konsep intended strategy, para manajer tingkat bawah dapat dilibatkan dalam proses perumusan strategi-strategi yang secara fundamental dikembangkan dari pengalaman yang mereka peroleh dilapangan.


(20)

2.4 Penerapan Strategi Bisnis

Berdasarkan argumentasi seorang professor bisnis di Harvard, Michael Porter ada 2 strategi dasar bisnis yang dapat diterapkan oleh perusahaan, yaitu :

1. Strategi diferensiasi produk memerlukan penambahan beberapa fitur atau pelayanan atas produk Anda yang tidak diberikan oleh para pesaing. Dengan melakukan hal ini, perusahaan akan dapat menetapkan harga premium ke para pelanggannya.

2. Strategi biaya rendah (low-cost) memerlukan perjuangan untuk menjadi penghasil suatu produk atau jasa yang paling efisien. Kadang-kadang, sebuah perusahaan dapat berhasil baik dalam menghasilkan produk yang lebih baik dari para pesaingnya dengan biaya yang lebih rendah dari biaya rata-rata untuk industri tersebut. Akan tetapi, biasanya perusahaan harus memilih di antara kedua strategi tersebut. Apabila mereka berkonsentrasi untuk menjadi penghasil produk yang biayanya paling rendah, mereka harus melepas beberapa keistimewaan penambah nilai yang mungkin membedakan produk mereka dengan produk lainnya.

2.4.1 Tahapan dalam penerapan strategi bisnis/perusahaan 1. Mengembangkan Strategic Vision

Strategic business vision merefleksikan aspirasi manajemen mengenai arah masa depan organisasinya; dan juga memberikan


(21)

gambaran secara rinci mengenai “ke mana kami akan pergi”. Visi ini menerangkan tujuan perusahaan jangka panjang dan membentuk identitas organisasi. Strategic vision menunjukkan arah organisasi ke arah tertentu dan grafik jalur strategis yang harus diikuti organisasi. 2. Menetapkan Tujuan Strategis

Maksud dari menetapkan tujuan adalah untuk mengkonversi pernyataan visi dan misi managerial menjadi target kinerja spesifik – hasil dan keluaran yang ingin dicapai organisasi. Menetapkan tujuan dan kemudian mengukur apakah mereka telah mencapainya atau belum dapat membantu manajer untuk mengikuti perkembangan organisasi.Menetapkan sasaran atau tujuan kinerja diperlukan dari seluruh manajer. Setiap unit dalam perusahaan memerlukan target yang konkret dan kinerja yang dapat diukur dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Disini tujuan perusahaan yang luas diperinci menjadi target-target khusus untuk setiap unit organisasi dan manajer di level yang lebih rendah memegang tanggung jawab untuk mencapainya. Dengan demikian diharapkan, iklim yang berorientasi hasil (result oriented culture) akan terbentuk di seluruh perusahaan.

3. Merumuskan Strategi Bisnis

Strategi perusahaan merepresentasikan jawaban manajemen terhadap sejumlah pertanyaan bisnis seperti:


(22)

a) Apakah akan berkonsentrasi dalam satu bisnis atau membangun kelompok bisnis yang beraneka ragam,

b) Apakah ingin menjangkau konsumen yang lebih luas atau fokus pada pasar yang sempit,

c) Apakah mengembangkan jalur produk yang luas atau yang lebih spesifik, atau

d) Apakah mengejar keuntungan kompetitif berdasarkan pada rendahnya biaya atau superioritas produk atau kemampuan organisasi yang unik.

4. Eksekusi Strategi

Visi dan strategi tak akan ada atinya apa-apa tanpa bisa di eksekusi secara tuntas dan optimal. Untuk membantu agar strategi dapat diimplementasikan dengan baik, dibutuhkan sejumlah hal, antara lain: pada semua level muncul kepemimpinan yang kuat dan berorientasi pada tindakan (action oriented leadership), kapabilitas organisasi yang adaptif, dan juga keterkaitan antara strategi dan kebijakan remunerasi para karyawan. Selain itu, keberhasilan pelaksanaan strategi juga akan ditopang oleh dukungan sistem IT yang kuat dan juga adanya keterkaitan alokasi anggaran dengan strategi.

5. Evaluasi Strategi Bisnis

Proses pelaksaaan strategi harus dievaluasi secara reguler. Dalam fase evaluasi inidapat dilihat aakah segalanya sudah berjalan dengan


(23)

baik, dan elemen apa saja yang masih belum sempurna pelaksanaannya dan meleset dari target yang telah ditetapkan.

2.4.2 Implementasi Penerapan Strategi bisnis

Untuk implementasi penerapan strategi bisnis tidak cukup hanya dengan menyusunaction plandan menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan. Agar implementasi strategi dapat berjalan dengan baik, perusahaan harus melakukan perubahan aspek organisasi lainnya seperti struktur, sistem, komposisi dan kompetensi SDM, kompetensi organisasi, gaya kepemimpinan, bahkan budaya perusahaan. Jadi strategi yang baik tidak dapat dipisahkan dari manajemen perubahan yang baik.

Proses ini meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan harapan-harapan organisasi dengan orang-orang, peningkatan kerja dan mengevaluasi efektivitas strategi bisnis.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam proses implementasi strategi bisnis adalah:

1. Desain tugas

Tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab individu mungkin perlu didesain kembali agar kinerja kerja individu dan kelompok dapat ditingkatkan. Tetapi sebelum itu, sebaiknya didahului dengan menganalisis jabatan-jabatan yang ada dalam organisasi


(24)

2. Struktur Organisasi

Apabila dalam suatu organisasi mengalami perubahan dalam strategi bisnis maka bentuk struktur organisasi harus disesuaikan dengan strategi bisnis yang diterapkan.

3. Kompensasi

Merupakan pemberian penambahan atau pengecualian dalam pengambilan keputusan yang diberikan kepada karyawan apabila terjadi sesuatu yang tidak direncanakan ataupun tidak diinginkan. Pemberian kompensasi diberikan sesuai hak karyawan masing-masing.

4. Sistem

Sistem merupakan serangkaian aturan yang menyebabkan proses bisnis dapat dijalankan. Oleh sebab itu, mekanisme pengambilan keputusan, sistem penilaian, dan sebagainya harus bisa mendorong kerja karyawan.

5. Proses

Variabel ini perlu dipertimbangkan agar proses layanan dari awal sampai ahir terjamin efektivitas dan efisiensinya.

6. Teknologi

Faktor teknologi memegang peran penting dalam meningkatkan sistem informasi dalam organisasi. Sistem pelayanan akan lebih efektif melalui penerapan teknologi yang strategis.


(25)

Untuk memiliki strategi yang baik selain diperlukan konseptor strategi yang baik, juga pemimpin perubahan yang efektif. Pemimpin perusahaan harus mampu berperan sebagai pemimpin perubahan. Di tingkat pelaksanaan, pemimpin perubahan perlu didukung oleh para talenta yang menjadi agen perubahan.

2.5 Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang terdapat dalam perusahaan itu sendiri. Faktor internal dalam perusahaan akan ikut mempengaruhi dalam penyusunan dan penentuan masa depan perusahaan misalnya faktor manajemen, faktor sumber daya manusia nya, faktor pemasarannya, faktor keuangan dan fakor internal lainnya.

2.6 Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang perusahaan terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi perusahaan menerima atau menolaknya.

Faktor external environment ini dibagi dalam subkategori yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu:

a. Remote environment (faktor dalam lingkungan jauh), fator lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya diluar dan biasanya terlepas dari setiap situasi operasi perusahaan tunggal. Lingkungan yang memberikan perusahaan opportunities dan threaths. Faktor-faktor yang mendasari lingkungan jauh ini adalah Faktor-faktor ekonomi,


(26)

b. Industry environment (faktor dalam lingkungan industri), menurut Porter (1997) dalam “Competitive strategy” (strategi bersaing), mendorong konsep lingkungan industri kepermukaan pemikiran strategi dan perencanaan usaha. Ada lima (5) kekuatan yang membentuk kompetensi dalam industri dan sifat serta tingkat kompetisi dalam suatau industri tergantung pada 5 Competitive forces (5 kekuatan tersebut) yaitu The threat of new entrants (ancaman pendatang baru), The bargaining power customers (daya tawar pelanggan), The bargaining power suppliers (daya tawar pemasok), ancaman produk atau The threats of substitues products or services (jasa substitusi) dan The jockeying among current contestants atau rivalry among existing firms (persaingan diantara kontestan yang ada).

c. Operating environment (faktor dalam lingkungan operasi), faktor dalam lingkungan operasional juga dinamakan Competitive/task environment (lingkungan bersaing atau tugas). Terdiri dari faktor-faktor dalam situasi bersaing yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh sumber daya dalam pemasaran yang menguntungkan barang dan jasanya. Diantara yang paling penting dari faktor-faktor tersebut adalah posisi bersaing perusahaan, komposisi pelanggannya, reputasi diantara pemasok dan kreditur dan kemampuannya menarik karyawan yang mampu.


(27)

2.7 Konstruksi Kapal 2.7.1 Pengertian konstruksi

Konstruksimerupakan suatu kegiatan membangunmaupun

Dalam sebuah bidangatau

sebagai bangunan atau satuanpada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi struktur kapal adalah bentuk secara keseluruhan dari struktur perbaikan kapal. contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Bangunan, dan lain lain.Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susuna (jembatan, rumah, kapal, dan lain sebagainya).Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

2.7.2 Pengertian dan Jenis-jenis Kapal 2.7.2.1 Pengertian Kapal

Kapal adalah kendaraan pengangkut atau alat transportasi laut dimana berfungsi untuk mengangkut penumpang dan barang di laut (sungai, dsb) seperti halnya membawa dipisahkan antara kebiasaannya kapal dapat membawa perahu tetapi perahu tidak dapat membawa


(28)

2.7.2.2Jenis-jenis Kapal

1. Berdasarkan tenaga penggerak

a. Kapal bertenaga manusia (Pendayung)

b.

c.

d. atau

2. Berdasarkan jenis pelayarannya a. Kapal permukaan

b. Kapal selam

c. Kapal bantalan udara 3. Berdasarkan fungsinya

a. Kapal perang b. Kapal barang c. Kapal tanker d. Kapal feri

e. Kapal penumpang f. Kapal Tongkang, dll


(29)

2.7.3 Pengertian Konstruksi Kapal

Kapal sebagai sarana transportasi selain mengalami beban muatan juga mengalami beban konstruksinya sendiri. Konstruksi kapal secara umum berarti komponen-komponen suatu bangunan yang mendukung suatu bangunan kapal. Konstruksi kapal merupakan proses pembanguna didahului oleh desain dan dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi kapal yang diawali dengan selanjutnya diluncurkan ke laut untuk selanjutnya dilakukan finishing. Untuk menentukan kapal menggunakan konstruksi apa tergantung pada sisi panjang panel panel plat pada posisi muka belakang.

2.7.4 Peranan Konstruksi Kapal

Peranan konstruksi kapal ialah membuat suatu konstruksi yang kokoh dan kuat dengan berat konstruksi yang seringan-ringannya. Karena dengan kontruksi yang kuat tetapi ringan, maka akan mendapatkan daya muat yang besar sehingga hal ini akan menguntungkan, yaitu pada kapal niaga akan dapat mengangkut muatan yang lebih besar. Kontruksi kapal harus dibuat kuat dan kokoh sehingga dapat menahan/mengatasi gaya dialami oleh kapal pada waktu berlayar.


(30)

2.7.5 Sistem-sistem Konstruksi Kapal

Sistem-sistem konstruksi kapal pada dasarnya badan kapal terdiri dari komponen-komponen yang letaknya arah melintang dan memanjang. Dalam menyusun komponen-komponen tersebut secara keseluruhan dikenal beberapa cara yang biasa dipakai dalam praktek antara lain:

1. Sistem Konstruksi Memanjang

Sistem konstruksi Memanjang adalah konstruksi dimana padanya bekerja beban yang diterima oleh rangka konstruksi dan diuraikan pada hubungan-hubungan kaku melintang kapal dengan pertolongan balok-balok memanjang.

Keuntungan dari sistem konstruksi memanjang adalah:

a. Dengan adanya balok-balok memanjang yang tidak terpotong akan memperbesar modulus penampang melintang kapal. b. Dengan melekatnya balok-balok memanjang pada pelat dasar

ganda berarti akan lebih kaku konstruksi-konstruksi tersebut serta memperbesar kestabilannya.

Kerugian dari sistem konstruksi memanjang adalah:

a. Mengharuskan membuat dinding sekat melintang yang banyak pada kapal.

b. Memperbesar jumlah lubang palka.

c. Mempersatukan operasi pemuatan dan pembongkaran barang. d. Sulit mengangkat barang-barang berukuran besar.


(31)

2. Sistem Konstruksi Melintang

Sistem konstruksi melintang kapal adalah konstruksi dimana beban yang bekerja pada konstruksi diterima oleh pelat kulit dan balok-balok memanjang dari kapal dengan pertolongan balok-balok-balok-balok yang terletak melintang kapal.

Keutungan dari konstruksi melintang:

a. Menghasilkan konstruksi yang sederhana b. Mudah dalam pembangunannya

c. Kekuatan melintang kapal baik sekali dengan adanya gading-gading utama

d. Memperkecil ruang palka

Keburukan dari konstruksi melintang adalah:

a. Modulus penampang melintang kapal adalah kecil dimana balok-balok memanjang hanya pelat geladak, dasar ganda dan kulit dasar serta penumpu tengah yang tidak terpotong dan penumpu geladak

b. Kestabilan dari pelat kulit lebih kecil

c. Sistem konstruksi yang hanya dipakai pada kapal-kapal yang pendek dimana kekuatan memanjang kapal sebagai akibat momen lengkung kapal tidak besar dan tidak begitu berbahaya


(32)

3. Sistem Konstruksi kapal kombinasi (campuran)

Mengingat akan kekurangan-kekurangan pada sistem konstruksi melintang maka timbul pemakaian sistem konstruksi kombinasi. Sistem konstruksi kombinasi adalah gabungan dari sistem konstruksi melintang dan sistem konstruksi memanjang.


(1)

2.7 Konstruksi Kapal 2.7.1 Pengertian konstruksi

Konstruksimerupakan suatu kegiatan membangunmaupun

Dalam sebuah bidangatau

sebagai bangunan atau satuanpada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi struktur kapal adalah bentuk secara keseluruhan dari struktur perbaikan kapal. contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Bangunan, dan lain lain.Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susuna (jembatan, rumah, kapal, dan lain sebagainya).Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

2.7.2 Pengertian dan Jenis-jenis Kapal 2.7.2.1 Pengertian Kapal

Kapal adalah kendaraan pengangkut atau alat transportasi laut dimana berfungsi untuk mengangkut penumpang dan barang di laut (sungai, dsb) seperti halnya membawa

dipisahkan antara


(2)

2.7.2.2Jenis-jenis Kapal

1. Berdasarkan tenaga penggerak

a. Kapal bertenaga manusia (Pendayung)

b.

c.

d. atau

2. Berdasarkan jenis pelayarannya a. Kapal permukaan

b. Kapal selam

c. Kapal bantalan udara 3. Berdasarkan fungsinya

a. Kapal perang b. Kapal barang c. Kapal tanker d. Kapal feri

e. Kapal penumpang f. Kapal Tongkang, dll


(3)

2.7.3 Pengertian Konstruksi Kapal

Kapal sebagai sarana transportasi selain mengalami beban muatan juga mengalami beban konstruksinya sendiri. Konstruksi kapal secara umum berarti komponen-komponen suatu bangunan yang mendukung suatu bangunan kapal. Konstruksi kapal merupakan proses pembanguna didahului oleh desain dan dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi kapal yang diawali dengan selanjutnya diluncurkan ke laut untuk selanjutnya dilakukan finishing. Untuk menentukan kapal menggunakan konstruksi apa tergantung pada sisi panjang panel panel plat pada posisi muka belakang.

2.7.4 Peranan Konstruksi Kapal

Peranan konstruksi kapal ialah membuat suatu konstruksi yang kokoh dan kuat dengan berat konstruksi yang seringan-ringannya. Karena dengan kontruksi yang kuat tetapi ringan, maka akan mendapatkan daya muat yang besar sehingga hal ini akan menguntungkan, yaitu pada kapal niaga akan dapat mengangkut muatan yang lebih besar. Kontruksi kapal harus dibuat kuat dan kokoh sehingga dapat menahan/mengatasi gaya dialami oleh kapal pada waktu berlayar.


(4)

2.7.5 Sistem-sistem Konstruksi Kapal

Sistem-sistem konstruksi kapal pada dasarnya badan kapal terdiri dari komponen-komponen yang letaknya arah melintang dan memanjang. Dalam menyusun komponen-komponen tersebut secara keseluruhan dikenal beberapa cara yang biasa dipakai dalam praktek antara lain:

1. Sistem Konstruksi Memanjang

Sistem konstruksi Memanjang adalah konstruksi dimana padanya bekerja beban yang diterima oleh rangka konstruksi dan diuraikan pada hubungan-hubungan kaku melintang kapal dengan pertolongan balok-balok memanjang.

Keuntungan dari sistem konstruksi memanjang adalah:

a. Dengan adanya balok-balok memanjang yang tidak terpotong akan memperbesar modulus penampang melintang kapal. b. Dengan melekatnya balok-balok memanjang pada pelat dasar

ganda berarti akan lebih kaku konstruksi-konstruksi tersebut serta memperbesar kestabilannya.

Kerugian dari sistem konstruksi memanjang adalah:

a. Mengharuskan membuat dinding sekat melintang yang banyak pada kapal.

b. Memperbesar jumlah lubang palka.


(5)

2. Sistem Konstruksi Melintang

Sistem konstruksi melintang kapal adalah konstruksi dimana beban yang bekerja pada konstruksi diterima oleh pelat kulit dan balok-balok memanjang dari kapal dengan pertolongan balok-balok-balok-balok yang terletak melintang kapal.

Keutungan dari konstruksi melintang:

a. Menghasilkan konstruksi yang sederhana b. Mudah dalam pembangunannya

c. Kekuatan melintang kapal baik sekali dengan adanya gading-gading utama

d. Memperkecil ruang palka

Keburukan dari konstruksi melintang adalah:

a. Modulus penampang melintang kapal adalah kecil dimana balok-balok memanjang hanya pelat geladak, dasar ganda dan kulit dasar serta penumpu tengah yang tidak terpotong dan penumpu geladak

b. Kestabilan dari pelat kulit lebih kecil

c. Sistem konstruksi yang hanya dipakai pada kapal-kapal yang pendek dimana kekuatan memanjang kapal sebagai akibat momen lengkung kapal tidak besar dan tidak begitu berbahaya


(6)

3. Sistem Konstruksi kapal kombinasi (campuran)

Mengingat akan kekurangan-kekurangan pada sistem konstruksi melintang maka timbul pemakaian sistem konstruksi kombinasi. Sistem konstruksi kombinasi adalah gabungan dari sistem konstruksi melintang dan sistem konstruksi memanjang.


Dokumen yang terkait

Strategi Persaingan Bisnis (Studi Etnografi tentang Penerapan Strategi Persaingan Bisnis pada Perusahaan Otobus CV. Makmur di Kota Medan)

1 43 126

Strategi Persaingan Bisnis (Studi Etnografi Tentang Penerapan Strategi Persaingan Bisnis Pada Perusahaan Otobus CV. Makmur Di Kota Medan)

2 46 126

Strategi Persaingan Bisnis Jasa Konstruksi Kapal (Studi kasus tentang penerapan strategi bisnis pada perusahaan konstruksi kapal CV. Marine Construction Belawan)

3 78 118

Strategi Persaingan Bisnis Jasa Konstruksi Kapal (Studi kasus tentang penerapan strategi bisnis pada perusahaan konstruksi kapal CV. Marine Construction Belawan)

0 0 12

Strategi Persaingan Bisnis Jasa Konstruksi Kapal (Studi kasus tentang penerapan strategi bisnis pada perusahaan konstruksi kapal CV. Marine Construction Belawan)

0 0 2

Strategi Persaingan Bisnis Jasa Konstruksi Kapal (Studi kasus tentang penerapan strategi bisnis pada perusahaan konstruksi kapal CV. Marine Construction Belawan)

0 0 6

Strategi Persaingan Bisnis Jasa Konstruksi Kapal (Studi kasus tentang penerapan strategi bisnis pada perusahaan konstruksi kapal CV. Marine Construction Belawan)

0 0 1

Strategi Persaingan Bisnis Jasa Konstruksi Kapal (Studi kasus tentang penerapan strategi bisnis pada perusahaan konstruksi kapal CV. Marine Construction Belawan)

0 0 16

Strategi Persaingan Bisnis (Studi Etnografi tentang Penerapan Strategi Persaingan Bisnis pada Perusahaan Otobus CV. Makmur di Kota Medan)

0 1 14

Strategi Persaingan Bisnis (Studi Etnografi Tentang Penerapan Strategi Persaingan Bisnis Pada Perusahaan Otobus CV. Makmur Di Kota Medan)

0 0 14