KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINI

4

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI
ADMINISTRATOR, SUPERVISOR, DAN PEMIMPIN

OLEH:
PUTU AGUS DELON PRADITYA

1411021008

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
MARET 2015

BAB II

5

PEMBAHASAN


2.1 KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR
Kepala sekolah sebagai administrator peniddikan bertanggung jawab terhadap
kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu,
untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya
memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan
dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan.
Dari materi-materi sajian yang terdahulu telah dipelajari bahwa dalam setiap
kegiatan

administrasi

mengandung

didalamnya

fungsi-fungsi

perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan, kepegawaian, dan pembiayaan.

Kepala sekolah sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan fungsifungsi tersebut ke dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya.
a. Membuat Perencanaan.
Satu fungsi utama dan pertama yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah adalah salah satu yang membuat atau menyusun perencanaan.
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau
lembaga dan bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok.
Tanpa perencanaan atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan
mengalami kesulitan dan bahkan mungkin juga kegagalan.
b. Menyusun Organisasi Sekolah.
Organisasi merupakan fungsi administrasi dan manajemen yang penting
pula di samping perencanaan. Di samping sebagai alat, organisasi dapat pula
dipandang sebagi wadah atau struktur dan sebagai proses.
c. Bertindak sebagai Koordinator dan Pengarah.
Adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh
banyak orang, seperti tergambar di dalam struktur organisasi sekolah,
memerlukan adanya koordinasi serta pengarahan dari pimpinan sekolah.
Adanya koordinasi serta pengarahan yang baik dan berkelanjutan dapat
menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat antar
4


6

bagian atau antarpersonel sekolah, dan atau kesimpangsiuran dalam tindakan.
Dengan kata lain, adanya pengkoordinasian yang baik memungkinkan semua
bagian atau personel bekerja sama saling membantu ke arah satu tujuan yang
telah ditetapkan seperti kerja sama antara urusan kurikulum dan pengajaran
dengan guru-guru, kerja sama antara urusan bimbingan dan konseling dengan
para wali kelas, kerja sama antara bagian tata usaha dengan wali kelas dan
guru-guru, kerja sama antara POMG atau BP3 dengan urusan bimbingan &
konseling dan para wali kelas.
d. Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian.
Dalam uraian terdahulu dikemukakan bahwa pengelolaan kepegawaian
mencakup di dalamnya penerimaan dan penempatan guru dan atau pegawai
sekolah, pembgian tugas pekerjaan guru dan pegawai sekolah, usaha
kesejahteraan guru dan pegawai sekolah, mutasi dan atau promosi gturu dan
pegawai sekolah. Tugas-tugas yang menyangkut pengelolaan kepegawaian ini
sebagian besar dikerjakan oleh bagian tata usaha sekolah seperti pengusulan
guru dan atau pegawai baru, kenaikan pengkat guru-guru dan pegawai
sekolah.
2.2 KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR

Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi syarat-syarat yang essential
yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Melihat definisi tersebut,
maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai
meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi
kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal
mungkin dapat tercapai. Ia harus dapat meneliti dan menentukan syarat -syarat mana
yang telah ada dan mencukupi, mana yang belum ada atau kurang mencukupi yang
perlu diusahakan dan dipenuhi. Manajemen pendidikan di sekolah saat ini perlu di
kemukakan adanya tiga sudut pandang terhadap manajemen ( dalam Suryosubroto,
2004 ).

7

1. Manajemen Pendidikan di sekolah dilihat sebagai suatu gugusan subtansi
(wujud) problema yang meliputi:
a. Bidang pengajaran
b. Bidang kesiswaan
c. Bidang personalia
d. Bidang keuangan
e. Bidang peralatan pengajaran

f. Gedung dan perlengkapan sekolah
g. Bidang hubungan sekolah dengan masyarakat
2. Manajemen dilihat sebagai proses kegiatan, sehingga ada kegiatan pimpinan
(sebagai manajer) dan kegiatan pelaksana. Prosos kegiatan pimpinan berjalan
melalui lima tahap:
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pengarahan (direction)
d. Pengkoordinasian (coordinating)
e. Pengawasan (controling)
3. Manajemen ditinjau dan sebagai kepemimpinan (leardership): dalam hal ini
masalahnya adalah bagaimana cara mengatur tata hubungan antara pemimpin
dengan bawahan. Di sini human relation sebagai factor yang utama.
Ketiga sudut pendang ini perlu dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pimpinan
lembaga pendidikan sebab kenyataan menunjukkan bahwa keberhasilan tugas-tugas
manajemen pendidikan di sekolah banyak tergantung kepada pimpinannya.

8

Karena itu, kepala sekolah sebagai seorang yang bertugas membina

lembaganya agar berhasil mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan harus
mampu mengarahkan dan mengkoordinasi segala kegiatan. Tugas tersebut tidak lain
adalah tugas supervise. Disamping itu juga terkandung beban tugas-tugas manajemen.
Jadi kepala sekolah di samping berperan sebagai berperan sebagai supervisor dan
juga menjadi manajer. (Dalam Suryosubroto, 2004) Tugas dan tanggung jawab kepala
sekolah sebagai manajer adalah :
1. Menguasai Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
2. Bersama-sama guru menyusun program sekolah untuk satu tahun
kegiatan.
3. Menyusun jadwal sekolah.
4. Mengkoordinasi kegiatan penyusunan modal satuan pelajaran.
5. Mengatur pelaksaan evaluasi belajar dengan memperhatikan syarat-syarat
dan norma-norma penilitian.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai manajer kepala sekolah perlu pedoman
pada prinsip-prinsip manajemen pendidikan sekolah. Kepala sekolah sebagai
supervisor berarti bahwa sekolah hendaknya pandai meneliti, mencari dan
menentukan syarat-syarat mana yang diperlukan untuk kemajuan sekolah sehingga
ujuan pendidikan di sekolah itu dapat tercapai dengan maksimal. Dalam bidang
pembinaan kurikulum, tugas kepala sekolah sebagai supervisor sangat penting karena
justru bidang ini adalah factor yang strategis untuk menentukan keberhasilan sekolah

itu. Pelaksanaan supervise di sekolah selalu berkaitan dengan tipe manajemen
pendidikan di sekolah. Dalam hubungan ini penjelasan dari Dr. Oteng Sutisna M.Sc.
( dalam Suryosubroto, 2004 ). Perlu kita kita perhatikan ialah bahwa dalam
manajemen pendidikan di sekolah yang demokratislah sekolah baru akan mampu
menciptakan lingkungan hidup yang demokratis, dimana para guru sebagai pribadipribadi ikut serta dalam mengatur sekolah dan program pengajaran yang demokratis.
Disamping itu didalam penggunaan prosedur yang demokratis akan membuat
personal sekolah lebih kooperatif dan dan member semangat, karena kebanyakan
personal sekolah mengininkan untuk ikut dalam perencanaan kebijaksanaan sekolah.

9

Manajemen pendidikan yang demokratis mendatangkan pertukaran pikiran dan
pandangan dari para guru sehingga mendorong mereka untuk berinisiatif. Oleh karena
itu, kepala sekolah sebagai supervisor dan sekaligis sebagai pemimpin sekolah perlu
memilih penggunaan manajemen pendidikan di sekolah yang demokratis ini karena
dengan demikian kepala sekolah akan banyak dibantu dengan datanya banyak saranasarana yang berharga dari anak buahnya. Dan kepala sekolah yang bijaksana pasti
mampu memilih pikiran-pikiran yang terbaik yang berasal dari guru.
2.3 KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan
pengawasan, meningat kemauan tenaga kependidikan, membuka kominikasi dua

arah, dan mendelegasikan tugas. pengetahuan administrasi dan pengawasan.
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai Pemimpin dapat
dianalisi dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kepemimpinan, visi dan misi
sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi.
Kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat yaitu:
1. Jujur percaya diri,
2. Tanggung jawab
3. Berani mengambil resiko dan keputusan
4. Berjiwa besar
5. Emosi yang stabil
6. Teladan.
Dalam implementasinya, kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis
dari sifat kepemimpinannya yakni demokratis, otoriter, laissez-faire. Ketiga sifat
tersebut sering dimiliki secara bersamaan oleh seorang pemimpin sehingga dalam
melaksanakn kepemimpinannya, sifat-sifat tersebut muncul secara situasional. Oleh
karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin mungkin bersifat demikratis, otoriter,
dan mungkin bersifat laissez-faire.
Meskipun kepala sekolah ingin selalu bersifat demokratis, namun seringkali
situasi dan kondisi menuntut untuk bersikap lain; misalnya harus otoriter. Dalam hal


10

tersebut sikap kepemimpinan otoriter lebih cepat digunakan dalam pengambilan suatu
keputusan. Dengan demikian ketiga sifat tersebut oleh kepala sekolah sebagai
pemimpin, maka dalam menjalankan roda kepemimpinannya disekolah, kepala seklah
dapat menggunakan strategi yang tepat susuai dengan tingkat kematangan para tenaga
kependidikan, dan kondisi yang tepat antara perilaku tugas dan perilaku hubungan.
Strategi tersebut dapat dilaksanakan dalam gaya medikte, menjual, melibatkan dan
mendelegasikan.
Gaya medikte dapat digunakan ketika para tenaga kependidikan berada dalam
tingkat kematangan rendah, sehingga perlu petunjuk serta pengawasan yang jelas.
Gaya ini disebut medikte karena pemimpin dituntut untuk mengatakan apa,
bagaimana kapan dan dimana tugas dilakukan. Gaya ini ditekankan pada tugas,
sedangkan hubungan hanya dilakukan sekedarnya saja.
Gaya menjual dapat digunakan ketika kondisi tenaga kependidikan disekolah
berada pada tahap rendah sampai moderat, sehingga mereka telah memiliki
kemampuan untuk meningkat kemampuan profesionalismenya tetapi belum didukung
oleh kemampuan yang memadai. Gaya ini disebut menjual karena pemimpin banyak
memberikan petunjuk. Dalam tingkat kematangan tenaga kependidikan seperti ini
maka diperlukan tugas (talk) serta tinggi serta hubungan (relationship) yang tinggi

agar dapat memelihara dan meningkatkan kemampuan dan kemauan yang telah
dimiliki
Gaya melibatkan dapat digunakan ketika tingkat kematangan tenaga
kependidikan disekolah berada pada tingkat kematangan moderat sampai tinggi,
ketika mereka mempunyai kemampuan tetapi kurang memiliki kemauan kerja dan
kepercayaan diri dalam meningkatkan profesionalismenya. Gaya ini disebut
melibatkan karena kepala sekolah dengan tenaga kependidikan lain bersama-sama
berperan di dalam proses pengambilan keputusan. Dalam kematangan seperti ini
upaya tugas (task) tidak digunakan, namun upaya hubungan (relationship) senantiasa
ditingkatkan dengan membuka komunikas dua arah dan iklim yang transparahan.
Gaya mendelegasikan dapat digunakan oleh kepala sekolah, jika tenaga
kependidikan telah memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghadapi suatu

11

persoalan, demikian pula kemauan untuk meningkatkan profesionalismenya. Gaya ini
disebut mendelegasikan, sehingga para tenaga kependidikan dibiarkan melaksanakan
kegiatan sendiri, melalui pengasan umum, karena mereka berada pada tingkat yang
tinggi. Dalam tingkat kematangan yang tinggi, upaya tugas (task) hanya diperlukan
sekedarnya saja, demikian pula upaya hubungan (relationship)

2.4 KOMPETENSI KEPRIBADIAN
1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin :
a. Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap
melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi.
b. Memiliki komitmen, loyalitas, dedikasi, etos kerja yang tinggi dalam setiap
melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi.
c. Tegas dalam dalam mengambil sikap dan tindakan sehubungan dengan
pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.
d. Disiplin dalam melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi.
2. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah:
a. Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap kebijakan, teori, praktik
baru sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsinya.
b. Mampu secara mandiri mengembangkan diri sebagai upaya pemenuhan rasa
keingintahuannya terhadap kebijakan, teori, praktik baru sehubungan
dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.
3. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi:
a. Kecenderungan untuk selalu menginformasikan secara tranparan dan
proporsional kepada orang lain atas segala rencana, proses pelaksanaan, dan
keefektifan, kelebihan dan kekurangan pelaksanaan suatu tugas pokok dan
fungsi.
b. Terbuka atas saran dan kritik yang disampikan oleh atasan, teman sejawat,
bawahan, dan pihak lain atas pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.
4. Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan
sebagai kepala sekolah:

12

a. Memiliki stabilitas emosi dalam setiap menghadapi masalah sehubungan
dengan suatu tugas pokok dan fungsi
b. Teliti, cermat, hati-hati, dan tidak tergesa-gesa dalam melaksanakan suatu
tugas pokok dan fungsi
c. Tidak mudah putus asa dalam menghadapai segala bentuk kegagalan
sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.
5. Memiiki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan:
a. Memiliki minat jabatan untuk menjadi kepala sekolah yang efektif.
b. Memiliki jiwa kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
2.5 KOMPETENSI MANAJERIAL
1. Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan:
a. Menguasai teori perencanaan dan seluruh kebijakan pendidikan nasional
sebagai landasan dalam perencanaan sekolah, baik perencanaan strategis,
perencanaan orpariosanal, perencanaan tahunan, maupun rencana angaran
pendapatan dan belanja sekolah,
b. Mampu menyusun rencana strategis (renstra) pengembangan sekolah
berlandaskan kepada keseluruhan kebijakan pendidikan nasional, melalui
pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan strategis yang
memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencara strategis baik
c. Mampu menyusun rencana operasional (Renop) pengembangan sekolah
berlandaskan kepada keseluruhan rencana strategis yang telah disusun,
melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan renop
yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencana operasional yang
baik.
d. Mampu menyusun rencana tahunan pengembangan sekolah berlandaskan
kepada keseluruhan rencana operasional yang telah disusun, melalui
pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan tahunan yang
memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencana tahunan yang baik.

13

e. Mampu

menyusun

rencana

anggaran

belanja

sekolah

(RAPBS)

berlandaskan kepada keseluruhan rencana tahunan yang telah disusun,
melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan RAPBS yang
memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan RAPBS yang baik.
f. Mampu menyusun perencanaan program kegiatan berlandaskan kepada
keseluruhan rencana tahunan dan RAPBS yang telah disusun, melalui
pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan program kegiatan
yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan perencanaan program
yang baik.
g. Mampu menyusun proposal kegiatan melalui pendekatan, strategi, dan
proses penyusunan perencanaan program kegiatan yang memegang teguh
prinsip-prinsip-prinsip penyusunan proposal yang baik.
2. Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan:
a. Menguasai teori dan seluruh kebijakan pendidikan nasional dalam
pengorganisasian

kelembagaan

sekolah

sebagai

landasan

dalam

mengorganisasikan kelembagaan maupun program insidental sekolah.
b.

Mampu mengembangkan struktur organisasi formal kelembagaan sekolah
yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan melalui pendekatan,
strategi, dan proses pengorganisasian yang baik.

c.

Mampu mengembangkan deskripsi tugas pokok dan fungsi setiap unit
kerja melalui pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik.

d.

Menempatkan personalia yang sesuai dengan kebutuhan

e.

Mampu mengembangan standar operasional prosedur pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi setiap unit kerja melalui pendekatan, strategi, dan proses
pengorganisasian yang baik

f.

Mampu melakukan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan sesuai
dengan prinsip-prinsip tepat kualifikasi, tepat jumlah, dan tepat persebaran.

g.

Mampu mengembangkan aneka ragam organisasi informal sekolah yang
efektif dalam mendukung implementasi pengorganisasian formal sekolah

14

dan sekaligus pemenuhan kebutuhan, minat, dan bakat perseorangan
pendidikan dan tenaga kependidikan
3. Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal:
a. Mampu mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, sasaran, dan program
strategis sekolah kepada keseluruhan guru dan staf.
b. Mampu mengkoordinasikan guru dan staf dalam merelalisasikan
keseluruhan rencana untuk mengapai visi, mengemban misi, mengapai
tujuan dan sasaran sekolah
c. Mampu berkomunikasi, memberikan pengarahan penugasan, dan
memotivasi guru dan staf agar melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
masing-masing sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah
ditetapkan
d. Mampu membangun kerjasama tim (team work) antar-guru, antar- staf,
dan antara guru dengan staf dalam memajukan sekolah
e. Mampu melengkapi guru dan staf dengan keterampilan-keterampilan
profesional agar mereka mampu melihat sendiri apa yang perlu dilakukan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing
f. Mampu melengkapi staf dengan ketrampilan-ketrampilan agar mereka
mampu melihat sendiri apa yang perlu dan diperbaharui untuk kemajuan
sekolahnya
g. Mampu memimpin rapat dengan guru-guru, staf, orangtua siswa dan
komite sekolah
h. Mampu melakukan pengambilan keputusan dengan menggunakan
strategi yang tepat
i. Mampu menerapkan manajemen konflik
4. Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal:
a. Mampu merencanakan kebutuhan guru dan staf berdasarkan rencana
pengembangan sekolah

15

b. Mampu melaksanakan rekrutmen dan seleksi guru dan staf sesuai tingkat
kewenangan yang dimiliki oleh sekolah
c. Mampu mengelola kegiatan pembinaan dan pengembangan profesional
guru dan staf
d. Mampu melaksanakan mutasi dan promosi guru dan staf sesuai
kewenangan yang dimiliki sekolah
e. Mampu mengelola pemberian kesejahteraan kepada guru dan staf sesuai
kewenangan dan kemampuan sekolah
5. Mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan
secara optimal:
a. Mampu merencanakan kebutuhan fasilitas (bangunan, peralatan, perabot,
lahan, infrastruktur) sekolah sesuai dengan rencana pengembangan
sekolah
b. Mampu mengelola pengadaan fasilitas sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
c. Mampu mengelola pemeliharaan fasilitas baik perawatan preventif
maupun perawatan terhadap kerusakan fasilitas sekolah
d. Mampu mengelola kegiatan inventaris sarana dan prasarana sekolah
sesuai sistem pembukuan yang berlaku.
e. Mampu mengelola kegiatan penghapusan barang inventaris sekolah
6. Mampu mengelola hubungan sekolah – masyarakat dalam rangka pencarian
dukungan

Ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah:

a. Mampu merencanakan kerjasama dengan lembaga pemerintah, swasta
dan masyarakat
b. Mampu melakukan pendekatan-pendekatan dalam rangka mendapatkan
dukukungan dari lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat
c. Mampu memelihara hubungan kerjasama dengan lembaga pemerintah,
swasta dan masyarakat
7. Mampu mengelola kesiswaan, terutama dalam rangka penerimaan siswa baru,
penempatan siswa, dan pengembangan kapasitas siswa:

16

a. Mampu mengelola penerimaan siswa baru terutama dalam hal
perencanaan dan pelaksanaan penerimaan siswa baru sesuai dengan
kebutuhan sekolah
b. Mampu mengelola penempatan dan pengelompokan siswa dalam kelas
sesuai dengan maksud dan tujuan pengelompokan tersebut.
c. Mampu mengelola layanan bimbingan dan konseling dalam membantu
penguatan kapasitas belajar siswa
d. Mampu menyiapkan layanan yang dapat mengembangkan potensi siswa
sesuai dengan kebutuhan, minat, bakat, kreativitas dan kemampuan
e. Mampu menetapkan dan melaksanakan tata tertib sekolah dalam
memelihara kedisiplinan siswa
f. Mampu mengembangkan sistem monitoring terhadap kemajuan belajar
siswa
g. Mampu mengembangkan sistem penghargaan dan pelaksanaannya
kepada siswa yang berprestasi
8. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar sesuai
dengan arah dan tujuan pendidikan nasional:
a. Menguasai seluk beluk tujuan nasional, tujuan pembangunan nasional,
dan tujuan pendidikan nasional, regional, dan lokal secara tepat dan
kompherensif sehingga memiliki sikap positif akan pentingnya tujuantujuan tersebut sebagai arah penyelenggaraan pendidikan dan terampil
menjabarkannya menjadi kompetensi lulusan dan kompetensi dasar.
b. Memiliki wawasan yang tepat dan komprehensif tentang kedirian peserta
didik sebagai manusia yang berkarakter, berharkat, dan bermartabat, dan
mampu mengembangan layanan pendidikan sesuai dengan karakter,
harkat, dan martabat manusia.
c. Memiliki pemahaman yang komprehensif dan tepat, dan sikap yang
benar tentang esensi dan tugas profesional guru sebagai pendidik
d. Menguasai seluk beluk kurikulum dan proses pengembangan kurikulum
nasional sehingga memiliki sikap positif terhadap kebaradaan kurikulum

17

nasional yang selalu mengalami pembaharuan, serta terampil dalam
menjabarkannya menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan
e. Mampu mengembangkan rencana dan program pembelajaran sesuai
dengan kompetensi lulusan yang diharapkan
f. Menguasai metode pembelajaran efektif yang dapat mengembangkan
kecerdasan intelektual, spritual, dan emosional sesuai dengan materi
pembelajaran
g. Mampu

mengelola

kegiatan

pengembangan

sumber

dan

alat

pembelajaran di sekolah dalam mendukung pembelajaran aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan
h. Menguasai teknik-teknik penilaian hasil belajar dan menerapkannya
dalam pembelajaran
i. Mampu menyusun program pendidikan per tahun dan per semester
j. Mampu mengelola penyusunan jadwa pelajaran per semester
k. Mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi program pembelajaran
dan melaporkan hasil-hasilnya kepada stakeholders sekolah.
9. Mampu mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan efisien:
a. Mampu merencanakan kebutuhan keuangan sekolah sesuai dengan
rencana pengembangan sekolah, baik untuk jangka pendek maupun untuk
jangka panjang.
b. Mampu mengupayakan sumber-sumber keuangan terutama yang
bersumber dari luar sekolah dan dari unit usaha sekolah.
c. Mampu mengkoordinasikan pembelanjaan keuangan sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan berdasarkan asas prioritas dan
efisiensi
d. Mampu mengkoordinasikan kegiatan pelaporan keuangan sesuai
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
10. Mampu mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung kegiatankegiatan sekolah:

18

a. Mampu mengelola administrasi surat masuk dan surat keluar sesuai
dengan pedoman persuratan yang berlaku
b. Mampu mengelola administrasi sekolah yang meliputi administrasi
akademik, kesiswaan, sarana/prasarana, keuangan, dan hubungan
sekolah-masyarakat
c. Mampu mengelola administrasi kearsipan sekolah baik arsip dinamis
maupun arsip lainnya
d. Mampu mengelola administrasi akreditasi sekolah sesuai dengan prinsipprinsip tersedianya dokumen dan bukti-bukti fisik
11. Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan kesiswaan di sekolah:
a. Mampu mengelola laboratorium sekolah agar dapat dimanfaatkan secara
optimal bagi kepentingan pembelajaran siswa
b. Mampu mengelola bengkel kerja agar dapat dimanfaatkan secara optimal
bagi kepentingan pembelajaran keterampilan siswa
c. Mampu mengelola usaha kesehatan sekolah dan layanan sejenis untuk
membantu siswa dalam pelayanan kesehatan yang diperlukan
d. Mampu mengelola kantin sekolah berdasarkan prinsip kesehatan, gizi,
dan keterjangkauan
e. Mampu mengelola koperasi sekolah baik sebagai unit usaha maupun
sebagai sumber belajar siswa
f. Mampu mengelola perpustakaan sekolah dalam menyiapkan sumber
belajar yang diperlukan oleh siswa
12. Mampu menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam menciptakan inovasi
yang berguna bagi pengembangan sekolah:
a. Mampu bertindak kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pekerjaan
melalui cara berpikir dan cara bertindak
b. Mampu memberdayakan potensi sekolah secara optimal ke dalam
berbagai kegiatan-kegiatan produktif yang menguntungkan sekolah

19

c. Mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan (kreatif, inovatif, dan
produktif) di kalangan warga sekolah
13. Mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran
siswa:
a. Mampu menata lingkungan fisik sekolah sehingga menciptakan suasana
nyaman, bersih dan indah
b. Mampu membentuk suasana dan iklim kerja yang sehat melalui
penciptaan hubungan kerja yang harmonis di kalangan warga sekolah
c. Mampu menumbuhkan budaya kerja yang efisien, kreatif, inovatif, dan
berorientasi pelayanan prima
14. Mampu mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan
program dan pengambilan keputusan:
a. Mampu mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem
informasi
b. Mampu menyusun format data base sekolah sesuai kebutuhan
c. Mampu mengkoordinasikan penyusunan data base sekolah baik sesuai
kebutuhan pendataan sekolah
d. Mampu menerjemahkan data base untuk merencanakan program
pengembangan sekolah
15. Terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah:
a. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
manajemen sekolah.
b. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komukasi dalam
pembelajaran, baik sebagai sumber belajar maupun sebagai alat
pembelajaran.
16. Terampil mengelola kegiatan produksi dalam mendukung sumber pembiayaan
sekolah dan sebagai sumber belajar sisiwa:
a. Mampu merencanakan kegiatan produksi sesuai dengan potensi sekolah.

20

b. Mampu membina kegiatan produksi sesuai dengan prinsip-prinsip
pengelolaan yang profesional dan akuntabel.
c. Mampu melaksanakan pengawasan kegiatan produksi dan menyusun
laporan.
d. Mampu mengembangkan kegiatan produksi dan pemasarannya.
17. Mampu melaksana-kan pengawasan terhadap pelaksana-an kegiatan sekolah
sesuai standar pengawasan yang berlaku:
a. Memahami peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan
standar pengawasan sekolah
b. Melakukan pengawasan preventif dan korektif terhadap pelaksanaan
kegiatan sekolah
2.6 KOMPETENSI KEWIRASWASTAAN
Kompetensi Kewirausahaan dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 terdiri
atas lima kompetensi, yaitu:
a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah. Kompetensi ini merupakan jiwa, sikap dan
perilaku kewirausahaan yang haarus dimiliki oleh kepala sekolah di seluruh
jenjang pendidikan.
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah sebagai sumber belajar peserta didik. Kompetensi ini dimilliki oleh
kepala sekolah SMK.

21

2.7 KOMPETISI SUPERVISI
1. Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat:
a. Mampu merencanakan supervisi sesuai kebutuhan guru.
b. Mampu melakukan supervisi bagi guru dengan menggunakan teknikteknik supervisi yang tepat.
c. Mampu menindaklanjuti hasil supervisi kepada guru melalui antara lain
pengembangan profesional guru, penelitian tindakan kelas.
2. Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidikan
sesuai dengan prosedur yang tepat:
a. Mampu menyusun standar kinerja program pendidikan yang dapat
diukur dan dinilai.
b. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi kinerja program pendidikan
dengan menggunakan teknik yang sesuai.
c. Mampu menyusun laporan sesuai dengan standar pelaporan monitoring
dan evaluasi.
2.8 KOMPEETISI SOSIAL
1. Terampil bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah:
a. Mampu bekerja sama dengan atasan bagi pengembangan dan
kemajuan sekolah.
b. Mampu bekerja sama dengan guru, staf/karyawan, komite sekolah, dan
orang tua siswa bagi pengembangan dan kemajuan sekolah.
c. Mampu bekerja sama dengan sekolah lain dan instansi pemerintah
terkait dalam rangka pengembangan sekolah.
d. Mampu bekerja sama dengan dewan pendidikan kabupaten atau kota
bagi pengembangan sekolah
2. Mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan:

22

a. Mampu berperan aktif dalam kegiatan informal di luar sekolah.
b. Mampu berperan aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan.
c. Mampu berperan aktif dalam kegiatan keagamaan, kesenian, olahraga
atau kegiatan masyarakat lainnya.
d. Mampu melibatkan diri dalam pelaksanaan program pemerintah.
3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain:
a. Mampu menggali persoalan dari lingkungan sekolah (berperan sebagai
problem finder).
b. Mampu dan kreatif menawarkan solusi (sebagai problem solver).
c. Mampu melibatkan tokoh agama, masyarakat, & pemerintah dalam
memecahkan masalah kelembagaan.
d. Mampu bersikap obyektif tidak memihak dalam mengatasi konflik
internal sekolah.
e. Mampu bersikap simpatik atau tenggang rasa terhadap orang lain.
f. Mampu bersikap empatik atau sambung rasa terhadap orang lain.