Identifikasi Anak dengan Gangguan Spektr

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

Identifikasi anak dengan gangguan
spektrum autistik

Departemen PENDIDIKAN KHUSUS
Fakultas ilmu pendidikan
Universitas pendidikan indonesia
2015
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

kATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat rahmat
dan karuniaNya buku ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Buku berjudul IDENTIFIKASI ANAK DENGAN GANGGUAN SPEKTRUM
AUTISTIK ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Anak dengan Gangguan Spektrum Autistik semester genap yang diampu oleh
Dra. Oom Siti Homdijah, M.Pd.
Buku ini berisi prosedur melakukan asesmen terhadap anak yang

terindikasi menyandang ASD, berikut pelaksanaannya mulai dari tahap
identifikasi, tahap asesmen, dan bagaimana melakukan penilaian serta
interpretasi dari hasil inventori guru, wawancara guru, dan rating scale yang
disusun asesor.
Buku ini dibuat salah satunya untuk mengenalkan konsep asesmen anak
ASD pada masyarakat luas, agar lebih bijak mengambil tindakan sebelum menjudge anak yang dianggap bermasalah secara psikologi dan akademik.
Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan bantuan
dalam penyusunan buku ini, baik dalam bentuk materil maupun moril yang tidak
mampu disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak, semoga Allah Swt.,
memberikan ganjaran dengan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.
Penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi
pembaca, dan umumnya bagi era baru dunia pendidikan.
Terdapatnya kesalahan dalam tulisan ini ialah hal yang wajar sebagai
konsekuensi logis dari proses pembelajaran. Karena itu penulis sangat terbuka
untuk menerima kritik yang membangun.

Bandung, Mei 2015

Penyusun


Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

i

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR — i
DAFTAR ISI — ii
LATAR BELAKANG — v

1.

AUTISM SPECTRUM DISORDER DAN PROSEDUR
IDENTIFIKASINYA
Autism Spectrum Disorder — 1
Karakteristik — 2

Diagnostic Statistical Manual — 3
Klasifikasi — 4

Prosedur Identifikasi — 6

2.

HASIL IDENTIFIKASI DAN ANALISIS
Identitas Anak — 9
Inventori — 10
Wawancara Guru — 15
Wawancara Orang Tua — 17
Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif — 21

3.

PENUTUP
Kesimpulan — 25

DAFTAR PUSTAKA — 26
LAMPIRAN — 27

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik


ii

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

DAFTAR gambar

Gambar 1.1. Prosedur Identifikasi — 6
Gambar 3.1. Hasil Inventori Guru ZEY — 21
Gambar 3.2. Hasil Inventori Guru AIY — 22

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

iii

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

DAFTAR tabel

Tabel 2.1. Hasil Inventori Guru ZEY — 10

Tabel 2.2. Hasil Inventori Guru AIY — 12

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

iv

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

Latar belakang
Setiap orang berhak memeroleh pendidikan, hambatan apapun yang
melatarbelakanginya. Pendidikan ramah anak adalah pendidikan yang mampu
diakses oleh setiap anak tanpa terkecuali, dengan berfokus pada potensi yang
mereka miliki, bukan pada hambatan mereka.
Anak yang mempunyai hambatan perkembangan atau child with

developmental impairment sangat memerlukan perhatian dan waktu yang penuh
dalam layanan pendidikannya. Sebagaimana yang terjadi pada anak dengan
spekstrum autistik atau Autism spectrum Disorder (ASD) meliputi anak yang
mempunyai hambatan interaksi, komunikasi, dan perilaku.
Kompleks masalah yang dialami anak ASD tidak hanya mengakibakan

hambatan dalam belajar namun juga dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
Meskipun demikian, tidak berarti anak ASD tidak mempunyai potensi yang bisa
dikembangkan. Sekitar 20% dari populasi ASD memiliki taraf kecerdasan ratarata sampai di atas rata-rata.
Upaya

pendidikan

yang

dirancang

secara

khusus

membutuhkan

keterlibatan berbagai ahli sesuai tingkat hambatan dan kebutuhan yang dialami
anak. Di sinilah pentingnya kerja sama dan koordinasi berbagai pihak terkait
dalam upaya penanganan anak dan menjalankan peranannya sebagai tim

penanganan yang komprehensif.
Salah satu pihak terkait yang dimaksud adalah tenaga pendidik. Dalam
ranah pendidikan, tahap pertama dalam penanganan anak autis adalah
melakukan asesmen untuk mengetahui tingkat hambatan dan kemampuan anak
sebagai dasar pertimbangan dan pengembangan program pembelajaran. Atas
dasar itulah kami melaksanakan dan membuat buku observasi ini, sebagai wujud
nyata peranan pendidik dalam upaya penanganan anak ASD.

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

v

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

1
Autism spectrum disorder (ASD)
dan prosedur identifikasinya

Autism Spectrum Disorder
Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang

berhubungan dengan komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gelaja
tampak pada usia sebelum 3 tahun. Autis juga merupakan suatu konsekuensi
dalam kehidupan mental dari kesulitan perkembangan otak yang kompleks yang
mempengaruhi

banyak

fungsi-fungsi

persepsi,

imajinasi

dan

perasaan

(Trevarthen, dkk, 1998).
Autis muncul pada tahun 1943 oleh Leo Kanner (Trevarthen, 1998).
Karakteristik di bawah ini tampak sebelum usia 30 bulan atau 2,5 tahun, yaitu:

1.

Tidak mampu untuk membangun hubungan sosial

2.

Gagal menggunakkan bahasa secara normal dengan maksud komunikasi

3.

Terobsesi untuk memelihara kesamaan

4.

Ketertarikan yang sangat kuat untuk satu benda

5.

Potensialitas kognitif bagus
Autistik adalah suatu keadaan dimana sorang anak berbuat semaunya


sendiri baik secara berpikir maupun berprilaku. Keadaan ini mulai terjadi sejak
usia masih muda, biasanya sekitar usia 2 – 3 tahun. Autistik ditandai oleh ciriciri utama, antara lain:
1.

Tidak peduli dengan lingkungan sosialnya.

2.

Tidak bereaksi normal dalam pergaulan sosialnya.

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

1

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
3.

Perkembangan bicara dan bahasa tidak normal (penyakit kelainan mental
pada anak= autistic-children).


4.

Reaksi/pengamatan terhadap lingkungan terbatas atau berulang-ulang dan
tidak padan.
Autistik bukan suatu gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan

gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan social, kemampuan
berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar, sehingga anak autism seperti hidup
dalam dunianya sendiri. Autistik tidak termasuk golongan penyakit tetapi suatu
kumpulan gejala kelainan perilaku dan kemajuan perkembangan. Dengan kata
lain, pada anak autism terjadi kelainan emosi, intelektual dan kemauan
(gangguan pervasif).

Karakteristik
Karakteristik anak autis secara nyata mempunyai kesulitan untuk belajar
berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Banyak juga di antara mereka suka
menyakiti dirinya sendiri dan berperilaku sangat ekstrim misalnya suka
melakukan kegiatan gerak yang sama selama berjam-jam setiap waktu atau
stereotype (Alloy, L.B 2005: 93).
Karakteristik lainya dari segi intelegensi autism rendah, IQnya yang rendah
(60% penderita autism memiliki IQ dibawah 50). Namun demikian, 20% dari
anak autism masih mempunyai IQ > 70. Kemampuan khusus seperti membaca,
berhitung, menggambar, melihat penanggalan, atau mengingat jalanan yang
banyak lika-likunya kurang. Anak autism berarti anak yang kurang bias bergaul
atau kurang bias mengimbangi anak sebayanya. Tetapi tidak sampai seperti anak
down syndrome yang idiot, atau anak yang gerakan otaknya kaku, pada anak
dengan kelainan jaringan otak.

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

2

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

Diagnostic Statistical Manual (DSM IV)
DSM IV yang dikembangkan oleh American Psychiatric Association (APA,
1994) adalah sebagai berikut :
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi social yang ditunjukkan oleh paling sedikit
dua di antara yang berikut ini:
a. Ciri gangguan yang jelas dalam penggunaan berbagai perilaku nonverbal
(bukan lisan) seperti kontak mata, ekspresi wajah, gesture, dan gerak
isyarat untuk melakukan interaksi sosial.
b. Ketidakmampuan mengembangkan hubungan pertemanan sebaya yang
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
c. Ketidakmampuan turut merasakan kegembiraan orang lain.
d. Kekurangmampuan dalam berhubungan emosional secara timbal balik
dengan orang lain.
2. Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi yang ditunjukkan oleh paling sedikit
salah satu di antara yang berikut ini:
a. Keterlambatan atau kekurangan secara menyeluruh dalam berbahasa lisan
(tidak disertai usaha untuk mengimbanginya dengan penggunaan gestur
atau mimic muka sebagai cara alternatif dalam berkomunikasi).
b. Ciri gangguan yang jelas pada kemampuan untuk memulai atau
melanjutkan pembicaraan dengan orang lain meskipun dalam percakapan
sederhana.
c. Penggunaan bahasa yang repetitif (diulang-ulang) atau stereotip (meniruniru) atau bersifat idiosinktratik (aneh)
d. Kurang beragamnya spontanitas dalam permainan pura-pura atau meniru
orang lain yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
3. Pola minat perilaku yang terbatas, repetitif, dan stereotip seperti yang
ditunjukkan oleh paling tidak satu dari yang berikut ini:

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

3

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
a. Meliputi keasyikan dengan satu atau lebih pola minat yang terbatas atau
stereotip yang bersifat abnormal baik dalam intensitas maupun fokus.
b.

Kepatuhan yang tampaknya didorong oleh rutinitas atau ritual spesifik
(kebiasaan tertentu) yang nonfungsional (tidak berhubungan dengan
fungsi).

c.

Perilaku gerakan stereotip dan repetitive (seperti terus menerus membukatutup genggaman, memuntir jari atau tangan atau menggerakan tubuh
dengan cara kompleks.

d.

Keasyikan yang terus-menerus terhadap bagian-bagian dari sebuah benda.

Klasifikasi
Dodd (2005) menuliskan derajat hambatan pada anak autis yang
dibedakan dalam kelompok: asperger syndrome, rett syndrome, child

disintegratif disorders, pervasive developmental disorders – not other wise (PDDNOS).



Asperger Syndrome
Asperger syndrome oleh para praktisi sering disebut sebagai anak autis

yang high functioning. Mereka memiliki kecerdasan di atas rata-rata anak pada
umumnya. Asperger (Dianne Zager, 2005) menggambarkan bahwa asperger
syndrome merupakan hambatan qualitatif dalam hubungan sosial yang timbal
balik, dimanifestasikan dengan hubungan yang tidak luwes, sensitivitas,
kesadaran yang memadai tentang keunikan sudut pandang, perasaan dan sikap
terhadap orang lain. Asperger Syndrome gagal untuk mengapresiasi makna
isyarat non-verbal, tujuan sosial, kedalaman dan rentang status perasaan dan
bahwa komentar dan prilaku memiliki dampak emosional terhadap orang lain.
(Klin, Schultz, Rubin, Bronen & Volkmar, 2001; Shamay-Tsoory, Tomer, Yaniv
&Aharon Perezt, 2002 dalam Dianne Zager, 2005).

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

4

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
Asperger syndrome tidak memiliki hambatan berarti dalam bahasa dan
perkembangan kognitif mereka mereka juga tidak mengalami keterlambatan.
Dengan intervensi yang tepat dalam berkomunikasi dan berinteraksi serta
intervensi perilaku secara dini, mereka dapat berkembang optimal dan bisa
mencapai tingkat akademik yang tinggi.



Rett Syndrome
Rett Syndrome mulai ditemukan oleh seorang dokter dari Austria yang

bernama Andreas Rett. Tahun 1966 Rett melaporkan bahwa ada 22 orang anak
perempuan dengan sindrom yang terdiri dari: gerakan tangan yang stereotip,
demensia, perilaku autistik, ataksia, pertumbuhan terhenti. Rett Syndrome
memiliki karakteristik pola kognitif dan stagnasi secara fungsional berikut
kemunduran pertumbuhan dan perkembangan otak. Rett Syndrome kebanyakan
(sebanyak 80%) dialami oleh anak-anak perempuan. (Richard Van Acker,
Jennifer A. Loncola, Eryn Y. Van Acker dalam Fred R. Volkmar, Rhea Paul, Amy
Klin, Donald Cohen, 2005).



Child Disintegrative Disorder
Child Disintegrative Disorder merupakan bentuk regresif Pervasive

Depelopment Disorders yang lain dan mulai digambarkan sebagai disintegrative
psychosis oleh Heller pada awal tahun 1990 an. Satu persepuluh umumnya sama
seperti autis (Volkmar, Klin, Marras, 1997 dalam Zager, 2005). Perkembangan
anak CDD nampak sempurna seperti anak-anak pada umumnya pada sekurangkurangnya dua tahun pertama kehidupannya, keterampilannya menghilang
sekurang-kurangnya dua dari bidang-bidang berikut: bahasa, keterampilan
sosial, bermain, keterampilan gerak, dan toileting.

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

5

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS



Pervasive Developmental Disorders-not other wise (PDD-Nos)
PDD-Nos tidak mudah untuk diidentifikasi, dilihat dari usia terjadinya PDD-

Nos tidak ada ketentuan, hambatan dalam keterampilan sosial bisa ada bisa tidak
ada, keterampilan komunikasi cukup sampai baik, rentang IQ tunagrahita berat
sampai normal.

Prosedur Identifikasi
Gambar 1.1 Prosedur Identifikasi
Tabel Inventori

Wawancara Guru

Wawancara Orangtua

Analisis Data

Hasil

Bagan di atas merupakan prosedur atau tahapan identifikasi yang
dilaksanakan oleh kelompok, berikut akan dipaparkanmengenai penjelasan dari
setiap bagiannya:



Tabel Inventori
Pada tahap ini, kelompok membuat tabel inventori berupa instrumen

identifikasi dengan membuat pernyataan-pernyataan mengenai interaksi sosial,

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

6

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
komunikasi, dan perilaku sebagai hasil pengembangan dari Diagnostic Statistical

Manual (DSM IV). Tabel inventori ini ditujukan untuk diisi oleh guru juga
diperuntukkan untuk kelompok mengamati perilaku anak.
Dalam instrumen yang kami susun, terdapat beberapa pernyataan yang
mewakili beberapa perilaku anak. Guru maupun kelompok mahasiswa yang
mengisi dan melakukan pengamatan hanya mengisi dengan membubuhkan
tanda ceklis pada kolom Ya jika pernyataan yang diajukan memang sesuai
dengan perilaku yang ditunjukkan oleh anak. Begitupun sebaliknya, guru
maupun kelompok mahasiswa bisa membubuhkan tanda ceklis pada kolom Tidak
jika pernyataan tidak nampak pada anak. Hasil dari tabel inventori ini bisa
dijadikan acuan untuk kelompok yang sedang melakukan pengamatan untuk
menduga terlebih dahulu terhadap anak yang di identifikasi.



Wawancara Guru
Dalam tahap ini, kelompok membuat instrumen wawancara sebagai

keterangan pendukung dari tabel inventori kepada guru. Hasil dari wawancara
terhadap guru ini diharapkan bisa mendukung hasil dugaan sementara dari
pernyataan-pernyataan tabel inventori.



Wawancara Orangtua
Pada tahap ini, kami membuat instrumen wawancara kepada orang tua

untuk memperkuat kembali data sebelumnya. Instrumen wawancara ini
mencakup informasi keadaan anak pada sebelum kelahiran, pada saat kelahiran
dan setelah kelahiran.

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

7

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS



Analisis data
Pada tahap ini kelompok menganalisis data dari hasil inventori, wawancara

orangtua

dan

wawancara

guru

untuk

mengidentifikasi

apakah

anak

menunjukkan karakteristik yang dimiliki oleh anak autis atau tidak.



Hasil
Pada tahap ini, tahap dimana keseluruhan data telah di analisis kemudian

disimpulkan secara deskriptif.

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

8

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

2
Hasil identifikasi dan analisis

Identitas Anak





Subyek 1
Nama

: ZEY

TTL

: Bandung, 23 Agustus 2007

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 7 tahun 8 bulan

Anak ke

:1

Alamat

: Jalan Tentram Dalam No 16

Agama

: Islam

Sekolah

: SLB Muhammadiah

Subyek 2
Nama

: AIY

TTL

: Bandung 09 Juni 2002

Jenis Kelamin

: laki-laki

Umur

: 12 tahun 10 bulan

Anak ke

:2

Alamat

: Jalan Citepus II RT/RW 06/06

Agama

: Islam

Sekolah

: SLB Muhammadiah

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

9

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

Inventori
Tabel 2.1 Hasil Inventor Guru ZEY
No
I.
1
2
3
4

5
6
7

8
9
10

11
12

13
14

15

Pernyataan
INTERAKSI SOSIAL
Tidak ada kontak mata dengan
orang lain
Sulit memahami ekspresi wajah
oranglain
Sulit mengembangkan hubungan
dengan teman sebaya
Kurang bisa berbagi kesenangan,
minat, atau keberhasilan secara
spontan dengan orang lain
Kurang tampak hubungan emosi
yang timbal balik
Kurang empati terhadap orang lain
Tidak dapat mengawali interaksi dan
merespon untuk berinteraksi
Sulit menerima bahwa kemungkinan
orang bisa salah
Kurang dapat menerima perubahan
Kurang bisa membaca isyarat sosial
(gestur, bahasa tubuh) yang
diungkapkan oleh orang lain
Tidak ada keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain
Tidak ada respon ketika diajak
bicara

Berperilaku seolah-olah orang lain
tidak ada
Kalau memeluk atau berjabat
tangan terlalu keras

Tidak mau dipeluk

Ya

Tidak



Keterangan








Dapat mengawali
interaksi tapi
sebentar



Dapat membaca
isyarat tubuh
orang tetapi
sebentar



Bisa
memunculkan
respon tetapi
sebentar



Kalau memeluk
tidak terlalu
keras, suka
dipeluk kalau
sedang moody










Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

10

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
16
17
18
II.
19
20
21

22

Tidak menyadari peran orang lain
dalam proses interaksi
Tidak bisa bermain pura-pura
Tidak bisa mengikuti aturan dalam
permainan
KOMUNIKASI
Lambat dalam perkembangan bicara
atau sama sekali tidak bisa bicara
Kurang mampu memulai
pembicaraan
Pemakaian bahasa
stereotipe/berulang-ulang/bahasa
aneh (idiosycantric)

Sulit memahami kata ganti seperti
saya, aku, kamu, anda, mereka,dia.
23
Tidak ada gestur ataupun mimik
24
Tidak bisa mempertahankan
pembicaraan yang lama
25
Tampak seperti orang yang tuli.
26
Kata-kata yang digunakan tidak
sesuai artinya
27
Senang menarik-narik tangan orang
lain untuk meminta sesuatu
28
Echolalia : Mengulang kata-kata
yang diucapkan oleh orang lain
29
Tidak mampu mengekspresikan
perasaan maupun keinginan
30
Sukar memahami kata-kata bahasa
orang lain dan sebaliknya
31
Gangguan aprosodia/intonasi seperti
bicara yang datar
III. PERILAKU
32
Keasyikan dengan satu atau lebih
pola-pola minat yang terbatas dan
stereotipe, baik dalam intensitas
maupun fokusnya
33
Tampak tidak fleksibel atau kaku
dengan rutinitas/ritual yang khusus,
atau tidak bermanfaat






Tidak bisa




Sering
mengucapkan
ayah,ayah,ayah
secara berulang


















Tidak selalu datar

Disekolah senang
pada pensil warna
sampai digigit
sampai habis

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

11

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
34
35
36
37

38

39

40
41
42
43

44

Gerakan motorik yang diulang-ulang
(motorik stereotipe)
Keasyikan pada bagian benda
tertentu
Mengurutkan obyek dengan cara
tertentu
Memperlihatkan keterikatan yang
kuat dengan benda mati seperti
mainan tertentu
Berjalan mondar mandir atau
berlari-lari atau berputar-putar;
mengeksplor lingkung dengan
memukul-mukul, membaui, atau
menyeentuh obyek atau manusia;
Memperlihatkan kesensitifan untuk
suara-suara tertentu seperti suara
orang bernyanyi, suara vacum
cleaner yang gaduh
Tidak bisa menunggu untuk
mengantri.
Memperlihatkan respon terganggu
dengan suhu atau sakit;
Kurang memiliki rasa takut atau
menyadari bahaya yang nyata
Memiliki ketertarikan untuk pola
visual, lampu atau permukaan yang
mengkilap
Tidak tertarik bermain berkelompok
bersama-sama dengan teman



Ada tapi sebentar



Pada pensil warna





Belum pernah
Anak tertarik
pada pensil warna














Tabel 2.2 Hasil Inventori Guru AIY
No
I.
1
2
3

Pernyataan
INTERAKSI SOSIAL
Tidak ada kontak mata dengan
orang lain
Sulit memahami ekspresi wajah
oranglain
Sulit mengembangkan hubungan
dengan teman sebaya

Ya


Tidak

Keterangan




Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

12

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
4

5
6
7
8
9
10

Kurang bisa berbagi kesenangan,
minat, atau keberhasilan secara
spontan dengan orang lain
Kurang tampak hubungan emosi
yang timbal balik
Kurang empati terhadap orang lain
Tidak dapat mengawali interaksi
dan merespon untuk berinteraksi
Sulit menerima bahwa
kemungkinan orang bisa salah
Kurang dapat menerima perubahan
Kurang bisa membaca isyarat sosial
(gestur, bahasa tubuh) yang
diungkapkan oleh orang lain

11

Tidak ada keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain

12

Tidak ada respon ketika diajak
bicara
Berperilaku seolah-olah orang lain
tidak ada
Kalau memeluk atau berjabat
tangan terlalu keras
Tidak mau dipeluk
Tidak menyadari peran orang lain
dalam proses interaksi
Tidak bisa bermain pura-pura
Tidak bisa mengikuti aturan dalam
permainan
KOMUNIKASI
Lambat dalam perkembangan
bicara atau sama sekali tidak bisa
bicara
Kurang mampu memulai
pembicaraan
Pemakaian bahasa
stereotipe/berulang-ulang/bahasa
aneh (idiosycantric)
Sulit memahami kata ganti seperti
saya, aku, kamu, anda,
mereka,dia.

13
14
15
16
17
18
II.
19

20
21

22













Kadang-kadang
bisa mengerti
isyarat tubuh
orang lain
Jarang, kalaupun
ada dia suka jahil
duluam







Berjabat tangan
saja,memeluk t





Bisa bicara tetapi
lambat





Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

13

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
23
24
25
26
27
28
29
30
31
III.
32

33

34
35
36
37

38

39

Tidak ada gestur ataupun mimik
Tidak bisa mempertahankan
pembicaraan yang lama
Tampak seperti orang yang tuli.
Kata-kata yang digunakan tidak
sesuai artinya
Senang menarik-narik tangan
orang lain untuk meminta sesuatu
Echolalia : Mengulang kata-kata
yang diucapkan oleh orang lain
Tidak mampu mengekspresikan
perasaan maupun keinginan
Sukar memahami kata-kata bahasa
orang lain dan sebaliknya
Gangguan aprosodia/intonasi
seperti bicara yang datar
PERILAKU
Keasyikan dengan satu atau lebih
pola-pola minat yang terbatas dan
stereotipe, baik dalam intensitas
maupun fokusnya
Tampak tidak fleksibel atau kaku
dengan rutinitas/ritual yang
khusus, atau tidak bermanfaat
Gerakan motorik yang diulangulang (motorik stereotipe)
Keasyikan pada bagian benda
tertentu
Mengurutkan obyek dengan cara
tertentu
Memperlihatkan keterikatan yang
kuat dengan benda mati seperti
mainan tertentu
Berjalan mondar mandir atau
berlari-lari atau berputar-putar;
mengeksplor lingkung dengan
memukul-mukul, membaui, atau
menyeentuh obyek atau manusia;
Memperlihatkan kesensitifan untuk
suara-suara tertentu seperti suara
orang bernyanyi, suara vacum
cleaner yang gaduh












Bisa,jika perintah
sederhana
Datar dan tidak
jelas
Setiap hari harus
mewarnai







Sangat tertarik
pada baju





Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

14

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS


40

Tidak bisa menunggu untuk
mengantri.

41

Memperlihatkan respon terganggu
dengan suhu atau sakit;
Kurang memiliki rasa takut atau

menyadari bahaya yang nyata
Memiliki ketertarikan untuk pola
visual, lampu atau permukaan yang
mengkilap

42
43



Bisa, kalau ada
guru dan di
bimbing, apabila
mandiri tidak bisa



Wawancara Guru



ZEY
Interaksi Sosial
Berdasarkan hasil wawancara kepada Ibu Sri selaku guru ZEY di SLB
Muhammadiyah mengenai interaksi sosial anak disekolah, guru memaparkan
bahwa dalam proses interaksi dengan teman-temannya maupun dengan guru
di sekolah, ZEY tidak memiliki keinginan untuk mengadakan interaksi terlebih
dahulu, tetapi ketika diajak untuk berinteraksi terkadang ada ekspresi muka
yang ditunjukan anak walaupun hanya sebentar, setelah itu kontak mata yang
dilakukan anak pada saat interaksi pun jarang terjadi dan hanya sebentar.
Dalam hubungannya dengan teman sebaya, anak cenderung asik dengan
dunianya sendiri sehingga tidak memiliki teman dekat disekolahnya, termasuk
dalam hal berbagi dengan temannya pun hampir tidak dilakukan oleh anak.
Pada saat istirahat di sekolah pun anak hanya asik dengan kegiatannya sendiri,
kegiatan yang dilakukan anak pada saat istirahat yaitu makan. Kemudian,
anak cenderung tidak suka mengungkapkan kesenangan maupun kesedihan
terhadap sesuatu.

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

15

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
Komunikasi
Menurut hasil wawancara khususnya dalam aspek komunikasi,
kemampuan bicara anak belum begitu berkembang.anak hanya bisa
mengucapkan bebrapa kata saja, itupun kata yang sama. Sehingga, anak
tidak banyak mengadakan kontak komunikasi dengan teman sebaya maupun
guru, anak cenderung langsung menarik tangan gurunya jika menginginkan
sesuatu hal. Maka dari itu, sangat sedikit bahasa anak yang mudah dimengerti
oleh orang lain.
Perilaku
Hasil wawancara terhadap perilaku anak di sekolah, anak cenderung
memiliki ketertarikan terhadap suatu hal yaitu ketertarikannya yang ekstrim
terhadap pensil warna. Dalam menunjukkan ketertarikannya ini, anak sering
menggigit crayon sampai habis. Hal tersebut selalu dilakukan anak setiap hari
di sekolah. Menurut gurunya, anak memiliki rutinitas tertentu yang harus
selalu dilakukan, yaitu pada jam 10 pagi, anak harus selalu makan. Dalam
rutinitasnya tersebut, anak terlihat produktif meskipun belum bisa makan
secara mandiri dan masih memerlukan bantuan. Di sekolah anak tidak
memiliki kebiasaaan atau pola gerakan tertentu yang berulang.



AIY
Interaksi Sosial
Berdasarkan hasil pemaparan guru, dalam hal interaksi sosial anak
disekolah, anak cenderung asik sendiri sehingga tidak memiliki teman
sebayanya yang dekat.

Dalam mengungkapkan keinginannya untuk

berinteraksi, anak jarang mengekspresikannya melalui ekspresi wajah
maupun kontak mata. Kemudian, anak cenderung tidak senang berbagi,
kadang-kadang jika ingin melakukan interaksi dengan orang lain anak

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

16

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
cenderung jahil terhadap orang-orang disekitarnya tetapi belum bisa
mengekspresikan kesangan maupun kesedihannya.
Komunikasi
Sejauh ini, dari hasil pemaparan gurunya dalam hal kemampuan
bicaranya, anak sudah menunjukkan progres, dahulu anak hampir tidak
pernah

mengungkapkan

keinginannya.

Sekarang

sudah

mulai

ada

perkembangan, meskipun kata-kata yang diungkapkannya masih sederhana
dan sejauh ini sudah dapat dimengerti oleh gurunya. Misalnya mengatakan
salam jika bersalaman, mengatakan makan jika lapar.
Perilaku
Untuk aspek perilaku yang ditunjukkan anak di sekolah, anak cenderung
menunjukkan perilaku yang ekstrim terhadap minatnya yaitu mewarnai.
Setiap hari anak harus selalu melakukan rutinitasnya tersebut. Dalam
rutinitasnya tersebut, terlihat produktifitas yang ditunjukkan anak, anak
jadimau belajar jika mewarnai terlebih dahulu. Dalam perilaku anak yang
menunjukkan

pola

gerakan

tertentu,

menurut

gurunya

anak

tidak

menunjukkan perilaku gerakan yang diulang-ulang. Tetapi setiap harinya
anak selalu membuka baju dan memainkanbaju tersebut sehingga tidak mau
memakai baju di sekolah.

Wawancara Orang Tua



ZEY
Pre Natal
Sebelum kelahiran, ibu tidak memiliki penyakit, tetapi pada saat
sebelum mengandung ZEY ibu mengidap penyakit TB (kelenjar di leher). Ibu
tidak mengkonsumsi obat-obatan pada saat mengandung. Umur kandungan
ZEY adalah 9 bulan 1 minggu.

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

17

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
Natal
Anak saat dilahirkan dalam keadaan normal (menangis). Ibu melahirkan
di bidan secara normal dan tidak menggunakan alat bantu apapun. Ibu tidak
mengalami pendarahan pada saat melahirkan. Ibu memiliki sepupu yang
merupakan anak berkebutuhan khusus yaitu tunagrahita.
Post Natal
Pada masa setelah dilahirkan anak tidak mengalami masalah
pencernaan. Perkembangan bahasa anak pada usia sebelum 3 tahun adalah
normal. Anak bisa memanggil ayah dan ibu kepada orangtuanya, bahkan
mampu menyanyikan lagu anak populer seperti “topi saya bundar”. Selain
ekspresif, perkembangan bahasa reseptif anak juga normal, anak dapat
memahami lagu yang sedih bahkan sampai menangis.
Saat memasuki usia 2,5 tahun ZEY menunjukkan perubahan. Anak jadi
tidak mau berbicara, suka menyendiri, dan menunjukkan ketertarikan
terhadap suatu barang dengan intensitas yang lama. Contohnya ketertarikan
ZEY terhadap bungkus kopi, tutup gelas, bola, dan selendang. Saat diasesmen,
ZEY menunjukkan ketertarikannya terhadap bola dan selendang.
Pada usia 3 tahun ZEY semakin membuat khawatir kedua orang tuanya
sehingga Posyandu menyarankan mereka untuk merujuk ZEY ke RSHS. Hasil
tes BERA menunjukkan pendengaran anak yang normal. Menurut diagnosa
Dokter, ZEY menyandang hyperactive (bukan autis), namun dokter
menyarankan agar ZEY tidak sering dibiarkan menyendiri karena menurutnya
bila

terus

dibiarkan,

perilaku

ZEY

akan

semakin

menunjukkan

kecenderungannya sebagai anak autis.
Ketika menginginkan sesuatu, ZEY mengungkapkannya dengan
menarik tangan ibu/ayahnya tanpa berkata-kata. Setelah umur ZEY lebih dari
3 tahun perilaku-perilaku aneh semakin tampak seperti menggunakan bahasa
yang diulang-ulang seperti “kakaka” dan motorik stereotip seperti melihat jari-

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

18

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
jari tangannya lalu meremas-remas tangannya. Saat diajak mengobrol atau
dipanggil namanya, ZEY tidak menunjukkan kontak mata. Anak tidak biasa
bermain dengan teman di lingkungan rumahnya karena setiap pulang sekolah
anak selalu naik ke kamar atas dan bermain sendiri dengan melakukan
perilaku yang diulang-ulang seperti memutar-mutar kerudung, selendang,
atau baju yang panjang. Tidak hanya itu, ZEY juga suka memutar-mutar bola,
guling, atau barang apapun dengan menggunakan kakinya.
Ekspresi muka anak ketika diajak berbicara adalah datar dan tampak
acuh tak acuh. Sehingga tidak menunjukkan interaksi yang baik dengan
keluarga, tetangga, maupun teman-temannya. ZEY selalu diingatkan untuk
menyalami tangan kedua orang tuanya ketika hendak berangkat sekolah, ZEY
selalu menurut jika hanya 3 orang yang disalaminya. Jika lebih dari itu, ZEY
tidak mau bahkan sampai tantrum. Anak tidak dapat berbagi kesenangan
dengan orang lain, juga acuh terhadap teman sebayanya. Rutinitas anak
setiap hari sama kecuali pada hari libur. Pada saat sekolah anak bangun,
mandi, sarapan lalu berangkat sekolah. Setiap berangkat sekolah anak selalu
diantar oleh pamannya tidak mau oleh orang lain, apabila tidak dengan
pamannya maka anak mengamuk. Pada hari libur anak selalu mengamuk
karena biasanya sekolah tetapi libur.



AIY
Pre Natal
Ketika mengandung, Ibu dalam keadaan sehat dan tidak mengkonsumsi
obat-obatan. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit. AIY lahir saat usia
kandungan baru 7 bulan (premature). Ibu melahirkan di bidan dengan normal.

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

19

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
Natal
Keadaan AIY saat lahir adalah normal (menangis). Pada saat melahirkan
Ibu tidak menggunakan alat bantu apapun dan tidak terjadi pendarahan.
Sebelumnya di keluarga ini tidak ada anak berkebutuhan khusus.
Post Natal
Sesudah kelahiran AIY tidak mempunyai masalah dalam pencernaannya.
Dalam aspek perkembangan bahasa AIY mampu mengucapkan “Mama” dan
“Bapak” sebelum usia satu tahun. Tetapi setelah usia 1,5 tahun AIY
menunjukkan perubahan dalam perkembangan bahasanya. AIY tidak
memanggil “Mama” maupun “Bapak” dan tidak ingin berbicara. Tetapi seiring
usia yang bertambah dan mulai bersekolah AIY mengalami peningakatan
dalam

berbicara.

Apabila

AIY

menginginkan

sesuatu,

pasti

akan

mengungkapkan, misalnya “Pak lapar, Pak Lapar” sambil memegang perut.
Apa yang diinginkan anak harus selalu dituruti apabila tidak maka anak akan
mengamuk dengan cara membenturkan kepala ke tembok secara berulangulang.
Awalnya anak kesulitan beradaptasi di lingkungan rumahnya sehingga
sering dijauhi, namun akhirnya teman-teman di dekat rumahnya pun mau
bermain bersana AIY, seperti menonton DVD. Selain menonton AIY tidak mau
bermain, menurut penuturan ayahnya AIY tidak bisa bermain permainan
seperti anak lainnya, contohnya bermain kelereng, bermain pura-pura. Ketika
anak diajak berbicara, sesekali AIY menunjukkan kontak mata, misalnya saat
menyatakan keinginan untuk makan. Ekspresi anak saat diajak berbicara tidak
datar. Ketika menginginkan sesuatu AIY pasti mengungkapkannya dengan
kata-kata sederhana dan diulang-ulang. AIY dapat berbagi makanan dengan
adik atau kakaknya.
Saat ini AIY tertarik pada baju merah muda milik ibunya dengan cara
memakai baju itu setiap pulang sekolah. Rutinitas AIY setiap hari sama

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

20

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
apabila ada yang berbeda maka akan tantrum. Ayahnya menghindari perilaku
tantrum AIY dengan cara mengajaknya bermain.

Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif



Data Kuantitatif
Berdasarkan hasil inventori guru maka dihasilkan skor data dengan rumus

sebagai berikut :
� �� � ℎ�

� =







�ℎ�
� �

×

%

Gambar 3.1 Hasil Inventori Guru ZEY
100%
90%
80%
70%
60%
Interaksi Sosial

50%

Komunikasi
40%
Perilaku
30%
20%
10%
0%
ZEY

Grafik diatas merupakan skor inventori guru yang didadapat dari ZEY
dalam aspek interaksi sosial, komunikasi dan perilaku dengan perhitungan
sebagai berikut :

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

21

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
• Interaksi Sosial:

• Komunikasi

• Perilaku

:

:

×

%=

, %

×

%=

, %

×

%=

, %

Gambar 3.2 Hasil Inventori Guru AIY
100%
90%
80%
70%
60%
Interaksi Sosial

50%

Komunikasi
40%
Perilaku
30%
20%
10%
0%

AIY

Grafik diatas merupakan skor inventori guru yang didadapat dari AIY dalam
aspek interaksi sosial, komunikasi dan perilaku dengan perhitungan sebagai
berikut :
• Interaksi Sosial:

×

%=

, %

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

22

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
• Komunikasi

• Perilaku



:

:

Data Kualitatif

×

%=

, %

×

%=

, %

ZEY
Berdasarkan hasil grafik yang disajikan, ZEY mendapatkan skor dalam
aspek interaksi sosial 72,222 %, aspek komunikasi 84,615% dan aspek
perilaku 76,923 %. Berdasarkan wawancara guru dan wawancara orangtua
aspek interaksi sosial ZEY baik di sekolah maupun di rumah mengalami
kesamaan yaitu anak tidak memiliki keinginan untuk mengadakan kontak
sosial terlebih dahulu sehingga baik dirumah maupun di sekolah anak tidak
memiliki kedekatan dengan teman sebaya di sekitarnya, anak cenderung asik
dengan dunianya sendiri, dari aspek komunikasi ZEY, menurut orang tua dan
guru anak mengalami keterlambatan dalam berbicara sehingga anak
cenderung langsung menarik tangan guru maupun orang tua jika
menginginkan sesuatu. Selanjutnya, aspek perilaku yang ditunjukan ZEY
cenderung memiliki ketertarikan yang ekstrim terhadap suatu benda misalnya
ketertarikan terhadap selendang, pensil warna dan bola, kemudian anak
memiliki rutinitas sehari-hari yang harus dilakukan oleh anak setiap harinya
di rumah maupun di sekolah.

AIY
Berdasarkan hasil grafik yang disajikan, AIY mendapatkan skor dalam
aspek interaksi sosial 88,88%, aspek komunikasi 84,615% dan aspek perilaku
61,538%. Berdasarkan wawancara guru dan wawancara orangtua dari aspek
interaksi sosial AIY masih belum memiliki keinginan untuk mengadakan

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

23

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
kontak sosial terlebih dahulu, anak cenderung terlalu asik dengan dunianya
sendiri, sehingga dia tidak memiliki teman yang dekat dengannya. Kemudian,
dalam aspek komunikasi AIY memiliki perkembangan dalam hal berbicara,
khususnya mengatakan kata-kata yang sederhana untuk mengkomunikasikan
keinginannya. Selanjutnya, aspek perilaku AIY di rumah maupun di sekolah
memiliki ketertarikan terhadap sesuatu hal yang ekstrim misalnya memutar
video sama yang diulang-ulang dan ketertarikannya terhadap baju dan
memiliki rutinitas sehari-hari yang harus dilakukan di sekolah maupun
dirumah.

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

24

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

3
penutup

Kesimpulan
Proses identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik terbagi
kedalam 3 prosedur yaitu pelaksanaan mengisi table inventori kepada guru wali
kelas anak berdasarkan DSM IV, lalu menindaklanjuti dengan wawancara guru
untuk lebih mengetahui bagaimana kondisi dan aktifitas anak yang dilakukan di
sekolah. Setelah itu dilanjutkan ke prosedur terakhir yaitu wawancara orang tua,
dalam wawancara ini lebih pada aktivitas anak di rumah. Setelah data terkumpul,
kami menganalisis data hasil inventory dan wawancara untuk mendapatkan hasil
akhir identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik.
Berdasarkan analisis data, ZEY dan AIY termasuk anak dengan gangguan
spektrum autistik dengan ciri-ciri menurut DSM IV dalam Theo Peeters (2009)
yaitu gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, gangguan kuantitatif dalam
komunikasi dan pola minat prilaku yang terbatas, repetitif dan stereotif.

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

25

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

DAFTAR PUSTAKA
Homdijah, O. --. Identifikasi Anak Dengan Gangguan Autis. [Online]. Diakses di:
http://oshomdijah.blogspot.com/2013/08/identifikasi-anak-dengangangguan-autis.html
Peeters, Theo. (2009). Panduan Autistik Terlengkap. Jakarta: Dian Rakyat.

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

26

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

lampiran
1. Tabel inventori guru
2. Format wawancara guru
3. Format wawancara orang tua
4. Dokumentasi kegiatan
5. Biodata penyusun

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

27

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
Lampiran 1

Tabel Inventori Guru
No
1
2
3
4

5
6
7
8
9
10

11
12
13
14
15
16
17
18

Pernyataan
I. INTERAKSI SOSIAL
Tidak ada kontak mata dengan
orang lain
Sulit memahami ekspresi wajah
oranglain
Sulit mengembangkan hubungan
dengan teman sebaya
Kurang bisa berbagi kesenangan,
minat, atau keberhasilan secara
spontan dengan orang lain
Kurang tampak hubungan emosi
yang timbal balik
Kurang empati terhadap orang lain
Tidak dapat mengawali interaksi dan
merespon untuk berinteraksi
Sulit menerima bahwa kemungkinan
orang bisa salah
Kurang dapat menerima perubahan
Kurang bisa membaca isyarat sosial
(gestur, bahasa tubuh) yang
diungkapkan oleh orang lain
Tidak ada keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain
Tidak ada respon ketika diajak
bicara
Berperilaku seolah-olah orang lain
tidak ada
Kalau memeluk atau berjabat
tangan terlalu keras
Tidak mau dipeluk
Tidak menyadari peran orang lain
dalam proses interaksi
Tidak bisa bermain pura-pura
Tidak bisa mengikuti aturan dalam
permainan

Ya

Tidak

Keterangan

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

28

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

19
20
21

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

32

33

34
35
36

II. KOMUNIKASI
Lambat dalam perkembangan bicara
atau sama sekali tidak bisa bicara
Kurang mampu memulai
pembicaraan
Pemakaian bahasa
stereotipe/berulang-ulang/bahasa
aneh (idiosycantric)
Sulit memahami kata ganti seperti
saya, aku, kamu, anda, mereka,dia.
Tidak ada gestur ataupun mimik
Tidak bisa mempertahankan
pembicaraan yang lama
Tampak seperti orang yang tuli.
Kata-kata yang digunakan tidak
sesuai artinya
Senang menarik-narik tangan orang
lain untuk meminta sesuatu
Echolalia : Mengulang kata-kata
yang diucapkan oleh orang lain
Tidak mampu mengekspresikan
perasaan maupun keinginan
Sukar memahami kata-kata bahasa
orang lain dan sebaliknya
Gangguan aprosodia/intonasi seperti
bicara yang datar
III. PERILAKU
Keasyikan dengan satu atau lebih
pola-pola minat yang terbatas dan
stereotipe, baik dalam intensitas
maupun fokusnya
Tampak tidak fleksibel atau kaku
dengan rutinitas/ritual yang khusus,
atau tidak bermanfaat
Gerakan motorik yang diulang-ulang
(motorik stereotipe)
Keasyikan pada bagian benda
tertentu
Mengurutkan obyek dengan cara
tertentu

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

29

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
37

38

39

40
41
42
43

44

Memperlihatkan keterikatan yang
kuat dengan benda mati seperti
mainan tertentu
Berjalan mondar mandir atau
berlari-lari atau berputar-putar;
mengeksplor lingkung dengan
memukul-mukul, membaui, atau
menyeentuh obyek atau manusia;
Memperlihatkan kesensitifan untuk
suara-suara tertentu seperti suara
orang bernyanyi, suara vacum
cleaner yang gaduh
Tidak bisa menunggu untuk
mengantri.
Memperlihatkan respon terganggu
dengan suhu atau sakit;
Kurang memiliki rasa takut atau
menyadari bahaya yang nyata
Memiliki ketertarikan untuk pola
visual, lampu atau permukaan yang
mengkilap
Tidak tertarik bermain berkelompok
bersama-sama dengan teman

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

30

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
Lampiran 2

format wawancara Guru
Interaksi Sosial
1. Bagaimana anak berinteraksi? (kontak mata, ekspresi muka, sikap tubuh, dll)
2. Bagaimana hubungan anak dengan teman sebaya? Apakah memiliki teman
dekat?
3. Bagaimana sikap anak ketika memeroleh sesuatu yang menyenangkan?
Seberapa senang anak berbagi?
4. Bagaimana perilaku anak pada jam di luar pelajaran (istirahat)? Seaktif apa
kegiatan anak?
5. Bagaimana cara anak mengungkapkan kesenangan dan kesedihan terhadap
sesuatu?

Komunikasi
6. Seberapa baik kemampuan bicara anak?
7. Sebesar apa minat anak dalam memulai suatu pembicaraan?
8. Apakah bahasa anak mudah dimengerti oleh orang lain?
9. Permainan apa yang paling anak sukai? Apakah anak memiliki kelompok
bermain tertentu?

Perilaku
10. Apakah anak memiliki ketertarikan terhadap sesuatu hal yang ekstrim?
(berupa minat, kegiatan)
11. Apakah anak memiliki rutinitas atau ritual khusus? Seberapa besar
produktivitas anak dari rutinitas tersebut?
12. Bagaimana gerak mototik anak? Apakah memiliki kebiasaan /pola gerakan
tertentu yang berulang?
13. Apakah anak memiliki ketertarikan yang ekstrim terhadap bagian benda
tertentu?

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

31

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
Lampiran 3

format wawancara orang tua

Pre Natal
1. Apakah Ibu memiliki penyakit ketika mengandung?
2. Apakah ibu meninum obat-obatan saat mengandung?
3. Siapakah yang menolong anak pada saat lahir?
4. Berapa umur kandungan anak ini?
Natal
1. Bagaimana keadaan anak pada saat lahir?
2. Apakah anak ini di bantu dengan alat penolong misalnya tang atau alat-alat
lainnya pada saat dilahirkan?
3. Apakah pada saat melahirkan ibu mengalami pendarahan?
4. Apakah pada saat lahir anak menangis?
5. Apakah ada diantara saudara yang lain mengalami kebutuhan khusus?
Post Natal
1. Apakah anak mempunyai masalah dalam pencernaan?
2. Bagaimana perkembangan bicara pada anak dari mulai lahir hingga saat ini?
3. Bagaimana bahasa anak ketika memulai pembicaraan?
4. Bagaimana bahasa yang digunakan anak ketika di rumah? Apakah ada bahasa
yang diulang-ulang terhadap pertanyaan yang dilontarkan?
5. Bagaimana cara anak bermain dengan teman di lingkungan rumah?
6. Bagaimana sikap anak ketika di ajak berbicara? Apakah ada kontak mata?
7. Bagaimana ekspresi muka anak ketika di ajak berbicara?
8. Bagaimana sikap anak ketika sedang berinteraksi dengan keluarga ataupun
tetangga?
9. Bagaimana penggunaan bahasa tubuh anak ketika menginginkan sesuatu
barang?

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

32

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
10. Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya?
11. Bagaimana cara anak berbagi kesenangan dengan teman sebayanya?
12. Bagaimana kepedulian anak terhadap teman sebayanya?
13. Apakah anak memiliki ketertarikan terhadap satu benda dengan intensitas
yang sering? Bagaimana cara anak menunjukkan prilaku ketertarikannya?
14. Bagaimana rutinitas anak setiap hari? Apakah prilaku pada hari ini sama
dengan prilaku hari kemarin?
15. Bagaimana perilaku anak ketika di rumah? Apakah ada prilaku anak yang di
ulang-ulang misalnya membenturkan kepala, mengepak-ngepakkan tangan,
berputar-putar?

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

33

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
Lampiran 4

Dokumentasi kegiatan

Subyek 1: ZEY

Subyek 2: AIY

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

34

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

BIODATA PENYUSUN

NAMA

: Hamidah Muniroh

NIM

: 1305084

TTL

: Delft (Belanda), 1 Januari 1995

JENIS KELAMIN

: Perempuan

STATUS

: Mahasiswa

INSTANSI

: Universitas Pendidikan Indonesia

DEPARTEMEN/PRODI

: Pendidikan Khusus

NAMA

: Neng Tria Sutriani

NIM

: 1305035

TTL

: Garut, 6 Juli 1995

JENIS KELAMIN

: Perempuan

STATUS

: Mahasiswa

INSTANSI

: Universitas Pendidikan Indonesia

DEPARTEMEN/PRODI

: Pendidikan Khusus

NAMA

: Ria Megantari

NIM

: 1300017

TTL

: Kuningan, 4 Desember 1994

JENIS KELAMIN

: Perempuan

STATUS

: Mahasiswa

INSTANSI

: Universitas Pendidikan Indonesia

DEPARTEMEN/PRODI

: Pendidikan Khusus

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

35

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
NAMA

: Weni Winarti

NIM

: 1305537

TTL

: Garut, 3 Februari 1996

JENIS KELAMIN

: Perempuan

STATUS

: Mahasiswa

INSTANSI

: Universitas Pendidikan Indonesia

DEPARTEMEN/PRODI

: Pendidikan Khusus

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

36