Mendesain Media Pembelajaran Berbasis IC

MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Sistem pembelajaran konvensional di sekolah saat ini diyakini kurang efektif,
konsep-konsep kemampuan otak, kecerdasan, dan kreativitas telah berkembang
dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang teknologi dan komunikasi.
Perkembangan tersebut memberikan pengaruh terhadap penguatan yang ingin
mengoreksi kelemahan dan kekurangan yang ada pada sistem pembelajaran
konvensional. Dalam sistem konvensional, proses transfer of knowledge
dilakukan dengan menggunakan papan tulis sebagai sarana utama, ruangan
dikelola dengan format yang statis dan guru menjadi satu-satunya informan yang
expect dalam bidangnya (teacher centered). Di era globalisasi saat ini TIK
(Teknologi Informasi dan komunikasi) menjadi kebutuhan yang mendasar dalam
menentukan kualitas dan efektifitas proses pembelajaran. Dryden dan Vos
menyimpulkan dari hasil penelitian mereka bahwa dalam sistem pendidikan yang
terbukti berhasil, citra diri ternyata lebih penting dari materi pelajaran 1. Dengan
demikian, konsep pendidikan masa depan ialah diarahkan kepada bagaimana
membangkitkan gairah siswa untuk belajar secara menyenangkan (how student
learn).
Salah satu pendekatan dan metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan
aspek 2 tersebut ialah dengan pemanfaatan information and comunication

technology (ICT) dalam proses pembelajaran. Suryadi dalam salah satu jurnalnya
menerangkan bahwa kebutuhan masyarakat persekolahan untuk memanfaatkan
teknologi dalam pembelajaran merupakan bagian dari reformasi pembelajaran.
Selain membantu menciptakan kondisi belajar yang kondusif bagi siswa, peran
penting dari teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran
1

Lihat Dryden, G & Vos, J, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution). (Bandung:
Kaifa Publishing, 2003).

1

adalah menyediakan seperangkat media dan alat (tool) untuk mempermudah dan
mempercepat pekerjaan siswa, serta tentu saja memberi keterampilan penggunaan
teknologi tinggi (advance skill).2
Selain itu, interaksi antara siswa dan sumber-sumber belajar dapat terjadi
kapan saja dan di mana saja tidak terbatas oleh ruang dan waktu (space and time),
serta proses penyampaian dan penyajian materi pembelajaran maupun gagasan
dapat menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Pendidikan Agama Islam
sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran, dan / atau

latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak
dicapai.3
Dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, agama dapat berperan
sebagai pemersatu (integratif) dan dapat juga sebagai pemecah (disintegratif).
Maka, pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah harus menunjukkan
kontribusinya. Hanya saja perlu disadari bahwa selama ini terdapat berbagai kritik
terhadap pelaksanaan pendidikan agama di sekolah. Salah satunya ialah metode
pembelajaran yang masih tradisional, yaitu; ceramah monoton dan statis
akonstektual, cenderung normatif, lepas dari sejarah, dan semakin akademis, serta
guru sebagai orang yang ahli (expect).
Dengan demikian, kehadiran dan kemajuan ICT di era komunikasi global saat
ini telah memberikan peluang dan perluasan interaksi antara guru dan siswa,
interaksi tidak hanya terbatas di ruang kelas saja. Sehingga di rumah siswa dapat
mengulangi materi dengan baik. Untuk itu, guru PAI dapat memanfaatkan
berbagai jenis media secara bersamaan dalam bentuk multimedia pembelajaran.
Penggunaan multimedia interaktif yang memuat komponen audio-visual
untuk penyampaian materi pembelajaran dapat menarik perhatian siswa untuk
belajar, dan juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
2


Ace Suryadi, Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran, Dalam Jurnal Pendidikan Terbuka
dan Jarak Jauh, Volume 8, Nomor 1, Maret 2007, 83-98.
3
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam
di Sekolah. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 76.

2

eksperimen semu dan ekplorasi sehingga memberikan pengalaman belajar
daripada hanya sekedar mendengar uraian guru. Selanjutnya, kehadiran media
dalam proses pembelajaran memiliki makna yang sangat urgen, ketidakjelasan
materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Kerumitan materi yang akan disampaikan kepada anak dapat
disederhanakan dengan media. Selain itu, media dapat mewakili apa yang kurang
mampu diucapkan seorang guru melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan
materi yang abstrak dapat dikonkretkan melalui media.
Oleh karena itu, dirasa sudah menjadi suatu kewajiban bagi seorang guru
untuk bias mendesain media pembelajaran PAI berbasis ICT guna mewujudkan
proses belajar menjadi lebih menarik minat siswa.
2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep ICT sebagai Media Pembelajaran?
b. Bagaimana merancang media pembelajaran PAI berbasis ICT?
3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulisan makalah ini bertujuan
untuk:
a. Mengetahui bagaimana konsep ICT sebagai Media Pembelajaran
b. Mengetahui bagaimana merancang media pembelajaran PAI berbasis ICT
B. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis ICT

ICT (Information and Communication Technology) atau yang lebih dikenal
dengan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) adalah berbagai aspek yang
melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengolahan yang digunakan dalam
pengendalian dan pemrosesan informasi serta penggunaannya, hubungan
komputer dengan manusia dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan
kebudayaan.4
4

British Advisory Council for applied Research and Development: Report on Information
Technology; H.M. Stationery Office. 1980.


3

Pengertian

lainnya

diungkapkan

oleh

beberapa

orang

ahli

(Abdul

Kadir,2003:13) antara lain dalam kamus Oxford dituliskan bahwa teknologi

informasi dan komunikasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika
terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan
informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.5
Dengan begitu, TIK/ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan
teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi
mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan
pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
Dalam menghadirkan fungsi teknologi asas praktis, efektif dan efisien
menjadi acuan utama. Artinya kalau kehadirannya justru menyulitkan dan
menambah beban materi dan waktu maka kehadiran TIK justru tidak ada
gunanya. Namun rasanya hal ini tidak akan terjadi di era informasi ini. Di mana
perangkat komunikasi nirkabel sudah merambah sampai ke pelosok pedesaan.
Kehadiran teknologi ini harus digunakan sebaik-baiknya dengan pengelolaan
yang tepat.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau information communication
and technology (ICT) di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang

mendasar dalam mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan. UNESCO
(2003) mendefenisikan “ ICT generally relates to those technologies that are
used for accessing, gathering manipulating and presenting or communicating
information. The technologies could include hardware computer and others
devices, software applications, and connectively, access to the internet, local
5

Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm. 13.

4

networking infrastructure and video conferencing”6. Berdasarkan konseptual
tersebut, peran TIK sebagai alat untuk memungkinkan terjadinya proses
pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan efesien sudah menjadi suatu
keharusan.
Cakupan ICT meliputi; piranti keras dan piranti lunak komputer serta fasilitas
telekomunikasi, perangkat proyektor /LCD, LAN (local area network) dan WAN
(wide area network), serta mesin komputer dan robot. Sedangkan media
pembelajaran yang dimaksud dalam tulisan ini ialah media berbasis ICT dalam

kelompok (a) projected still media, yaitu media yang memerlukan proyektor
untuk menampilkan informasi dalam bentuk gambar/tulisan yang tidak bergerak,
misalnya transparansi slide, slide power point. (b) projected motion media, media
yang memerlukan proyektor untuk menampilkan informasi gambar/tulisan yang
dapat bergerak, misal; film, video (VCD, DVD), komputer dan sebagainya.
Secara umum, media merupakan alat untuk menyampaikan informasi atau
pesan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Media digunakan dalam proses
komunikasi, termasuk dalam kegiatan belajar mengajar. Media tidak hanya
dipahami hanya sebatas benda fisik, namun segala sesuatu yang memungkinkan
seseorang memanfaatkan untuk belajar guna memperoleh pengetahuan,
keterampilan, serta perubahan sikap.
Bidang media pendidikan merupakan suatu yang bersifat ekletik yang
mencerminkan keragaman latar belakang dan minat dari individu-individu yang
bergerak di bidang ini serta kecenderungan yang terlihat dalam pertumbuhannya. 7.
ICT sebagai suatu media dalam pendidikan juga mempunyai sebuah
kecenderungan yang mampu mendorong minat peserta didik dan juga memberi
manfaat yang sangat banyak terhadap proses pembelajaran.

6


http://en.unesco.org/

7

Gene L. Wilkinson, Media dalam Pembelajaran, Terj. Zulkarimen Nasution, (Jakarta :
Rajawali. 1984), hlm. 1

5

AECT (Association of Education and Comunication Technology, 1977)
memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Selain itu Gagne dan
Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi
alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang
terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide,
foto, gambar, grafik, televisi, dan computer. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya
media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar.
ICT atau TIK mencakup semua teknologi yang dapat digunakan untuk

menyimpan, mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi dalam
proses komunikasi. Yang termasuk teknologi ini adalah:
a. Teknologi Komputer
Media pembelajaran berbasis komputer atau bisa disebut pembelajaran
berbantuan komputer (computer assisted instructional/ CAI) adalah salah satu
media pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi
belajar peserta didik. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran
interaktif

dapat

diwujudkan

dalam

berbagai

bentuk,

diantaranya


program computer-assisted learning (CAL), konferensi komputer, surat elektronik
atau elektronik mail (email), dan komputer multimedia yang kemudian disebut
multimedia pembelajaran interaktif. Pembelajaran melalui CAI ini, bersifat
offline, sehingga dalam penggunaannya tidak tergantung pada adanya akses ke
internet.
Program pembelajaran berbantuan komputer ini memanfaatkan seluruh
kemampuan komputer, terdiri dari gabungan hampir seluruh media, yaitu: teks,
grafis, gambar, photo, audio, video, dan animasi. Seluruh media tersebut secara
konvergen akan saling mendukung dan melebur menjadi satu media yang luar
biasa kemampuannya. Salah satu keunggulan media komputer ini yang tidak
6

dimiliki oleh berbagai media lain, ialah kemampuannya untuk menfasilitasi
interaktifitas peserta didik dengan sumber belajar (content) yang ada pada
komputer (man and machine interactivity).8
b. Teknologi Multimedia
Media pembelajaran yang termasuk ke dalam teknologi multimedia adalah
kamera digital, kamera video, player suara, player video, dan lain lain.
Multimedia sering diartikan sebagai gabungan dari banyak media atau setidaktidaknya terdiri lebih dari satu media. Multimedia dapat diartikan sebagai
komputer yang dilengkapi dengan CD player, sound card, speaker dengan
kemampuan memproses gambar gerak, audio, dan grafis dalam resolusi yang
tinggi. Program multimedia secara umum dapat digolongkan dalam empat
kategori, yaitu:
1) Hiburan (entertaiment), yaitu seperti game dan film interaktif
2) Pendidikan, yakni untuk keperluan pendidikan formal, nonformal, pengayaan,
dan penyegaran.
3) Referensi, seperti ensiklopedia.
4) Bisnis, antara lain company profile, program financial dan lain-lain.

c. Teknologi Telekomunikasi
Yang termasuk media telekomunikasi adalah telepon seluler, dan faximile.
Teknologi komunikasi ini sekarang berkembang semakin pesat. Kini tidak hanya
dalam bentuk telepon seluler dan faximile saja namun bermacam-macam, seperti
Handphone, e-mail, facebook, twitter dan lain sebagainya. Namun seiring
perkembangan yang semakin pesat, teknologi komunikasi dituntut agar mampu
memberikan manfaat yang banyak terhadap dunia pendidikan.
d. Teknologi Jaringan Komputer
8

Bambang Warsita, Tekhnologi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hlm. 137-

138

7

Teknologi ini terdiri dari perangkat keras seperti LAN, internet, wifi, dan lainlain. Selain itu juga terdiri dari perangkat lunak pendukungnya atau aplikasi
jaringan seperti web, e-mail, html, java, php, aplikasi basis data dan lain-lain.
Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi untuk pembelajaran
adalah pengembanagan e-dukasi.net yang berbasis internet. E-dukasi.net adalah
portal pendidikan yang menyediakan bahan belajar, fasilitas komunikasi, dan
interaksi antar komunitas pendidikan. Situs atau portal pembelajaran yang
dikembangkan ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penyediaan bahan belajar
yang meliputi seluruh mata pelajaran untuk seluruh jenjang dan jalur pendidikan,
bimbingan belajar, bimbingan dan penyuluhan atau konsultasi, tutorial, remidial,
email, forum diskusi, mailing list, dan lain lain.
Dengan adanya teknologi internet ini sistem penyampaian dan komunikasi
atau (delivery system and comunication) antara peserta didik dan guru, guru
dengan guru atau peserta didik dengan peserta didik lain, dan peserta didik
dengan sumber belajar dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan cara, baik
secara bersamaan (syncronous) maupun tidak (asyncronuos).9
2. Pengertian dan Karakteristik PAI
PAI diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini,
memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional 10. Menurut
PUSKUR Depdiknas tujuan PAI adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
9

Bambang Warsita, Tekhnologi Pembelajaran, hlm.159

10

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam
di Sekolah. Hlm. 76.

8

ketakwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara11. Visi PAI di sekolah umum adalah
terbentuknya sosok anak didik yang memiliki karakter, watak dan kepribadian
dengan landasan iman dan ketakwaan serta nilai-nilai akhlak atau budi pekerti
yang kokoh yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan perilaku sehari-hari,
untuk selanjutnya memberi corak bagi pembentukan watak bangsa. Dari defenisi
dan tujuan tersebut dapat dipahami bahwa secara implisit PAI memang lebih
diarahkan ke “dalam” yakni peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan praktik atau ritual ajaran agama.
C. Mendesain Media Pembelajaran Berbasis ICT
Dalam proses pembelajaran dikenal berbagai pola pembelajaran. Pola
pembelajaran adalah model yang menggambarkan kedudukan dan peran guru
serta peserta didik dalam proses tersebut. Maka dalam proses pemanfaatan media
pembelajaran berbasis ICT dalam pembelajaran PAI, dan penggunaan media
harus didasarkan pada pertimbangan bahwa media tersebut dapat memfasilitasi
terjadinya proses belajar dan dapat meningkatkan pemahaman serta memberikan
kemudahan terhadap materi yang disampaikan. Dengan itu, guru harus
menyesuaikan antara materi dengan media yang digunakan.
Sebelum memahami karakteristik media pembelajaran, yang pertama harus
dilakukan oleh guru ialah analisis tujuan dan karaktersitik bidang studi. Aspekaspek penting yang akan dibahas dalam langkah ini mencakup pengertian tujuan
dan karakteristik bidang studi. Klasifikasi tujuan dikaitkan dengan klasifikasi tipe
isi bidang studi dan struktur isi bidang studi. Hasil analisis ini akan menjadi
masukan untuk menetapkan media yang akan digunakan. Strauss dan Frost (1999)
menyebutkan sembilan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
media, yaitu; (1) kendala sumber daya lembaga; (2) kesesuaian dengan materi
pembelajaran; (3) karakteristik pembelajar; (4) sikap dan keterampilan guru; (5)
11

Ahmad Munjin Nasih, dkk, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama. Islam,
(Malang : PT Refika Aditama, 2009), hlm. 9.

9

tujuan pembelajaran; (6) hubungan dalam proses pembelajaran; (7) lokasi
pembelajaran; (8) waktu pembelajaran; (9) tingkat kekayaan media.
Kita bisa mengambil sebuah contoh materi yang disajikan, yakni pembahasan
tentang bersuci, khususnya kajian tentang berwudu’. Maka, media pembelajaran
yang digunakan ialah gambar, dan slide Power Point, serta video. Pemilihan
media tersebut berdasarkan suatu pertimbangan bahwa tujuan materi tersebut
untuk memberikan pemahaman dan keterampilan berwudu’ secara baik dan benar.
Maka, pertama, guru mendemonstrasikan materi dengan menggunakan gambar
yang tidak bergerak. Gambar tersebut mendemonstrasikan langkah-langkah dalam
berwudu’. Kedua, guru memanfaatkan slide power point untuk menjelaskan
bacaan yang digunakan dalam berwudu. Dan ketiga, video. berfungsi untuk
mendemostrasikan tata cara berwudu yang baik dan benar, yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk mempraktikkan tata cara tersebut. Di
samping, murid bisa belajar secara mandiri di luar kelas.
Dari proses pembelajaran dengan media berbasis ICT seperti ini, sebagaimana
yang sudah pernah penulis uji cobakan, menunjukkan bahwa pemahaman siswa
tentang materi lebih mendalam dan menyenangkan. Dan bagi guru, pemanfatan
media tersebut memudahkan dan sangat membantu dalam menjelaskan bacaan
dan tata cara berwudhu tersebut dengan efektif dan efisien dalam proses belajar
mengajar yang dikelola oleh guru.
Berdasarkan observasi, proses pembelajaran sangat dinikmati oleh peserta
didik dan terciptanya interaksi dua arah antara guru dan siswa dengan baik.
Sehingga tercipta kondisi yang kondusif dan memotivasi siswa. Di sisi lain,
pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT memberikan kesenangan,
kemudahan, dan kecepatan dalam belajar, dan melibatkan siswa dalam
kecanggihan teknologi tinggi (advanced skill). Situasi ini sebenarnya menjadi
faktor yang sangat penting dan esensial untuk mencapai efektivitas belajar.
Di sini teknologi mampu membangkitkan emosi positif dalam proses
pembelajaran. Belajar wudu dengan menggunakan video lebih mengasikkan dan
10

memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami bagaimana tata cara
berwudu dengan baik, pembelajaran ini menyenangkan karena dilengkapi dengan
gambar yang menarik dan suara yang digunakan dalam pembelajaran.
Perlu diungkap di sini, bahwa tidak semua pesan-pesan dalam pembelajaran
PAI dapat memanfaatkan media pembelajaran berbasis ICT. Sebagai contoh;
bagaimana membentuk kesadaran keimanan peserta didik kepada Allah SWT,
Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Hari Akhir, dan
Takdir, atau kita sebut dengan Rukun Iman. Maka, hal-hal yang berkaitan dengan
penumbuhan dan pengembangan nilai-nilai Aqidah dan Akhlak, pendekatan
teknologis dirasa tidak cukup. Untuk materi ini, Noeng Muhajir dalam Muhaimin
menyatakan bahwa pembelajaran nilai lebih cocok dengan pendekatan strategi
konvensional, yaitu dengan jalan memberikan nasehat atau indoktrinasi.12 Dengan
kata lain, strategi ini ditempuh dengan jalan memberitahukan secara langsung
bagaimana cara memahami konsep-konsep keimanan dan ketauhidan, nilai-nilai
mana yang baik dan yang kurang baik. Dengan demikian, pemanfaatan ICT dalam
pembelajaran PAI lebih cocok digunakan pada pembahasan fiqih atau ibadah.
D. Kesimpulan
Tekhnologi pendidikan atau dalam kaitan ini teknologi pembelajaran adalah
media yang digunakan dalam pembelajaran, dengan adanya serta pemanfaatan
media

tersebut

memberikan

kemudahan

dan

keefektifan

pelaksanaan

pembelajaran khususnya dalam pembelajaran PAI. Oleh karena itu melalui
teknologi infomasi dalam pembelajaran PAI sangat memberikan peranan dalam
upaya menciptakan disiplin pembelajaran dan memudahkan interaksi antara
pendidik dan peserta didik.
Peran teknologi informasi dalam pembelajaran PAI adalah sebagai sarana atau
media supaya para peserta didik dapat dengan mudah memahami apa yang
12

Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan, Pengembangan
Kurikulum, hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan, (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2003),
hlm. 93

11

diajarkan oleh guru, sehingga dapat memudahkan peserta didik mencapai
keberhasilan dalam belajar. ICT memiliki tiga fungsi utama yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) sebagai alat (tools) untuk membantu
pembelajaran, (2) sebagai ilmu pengetahuan (science), (3) sebagai bahan dan alat
bantu untuk pembelajaran (literacy).
Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran menjadi hal mutlak mengingat
kondisi permasalahan pendidikan yang makin kompleks. Pendidikan berbasis TIK
hanya akan berhasil apabila dikelola dan ditangani dengan terencana, sistematis
dan terintegrasi. Di samping itu, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran juga
memberikan tanggung jawab dan otoritas kepada guru untuk menentukan apa dan
bagaimana ia membawa siswa ke dalam proses pembelajaran yang bermakna
(meaningful tasks). Seorang guru harus menjadi sumber pengetahuan dan
mendemonstrasikan kemampuan intelektualnya untuk membimbing siswa untuk
mencapai tujuan tertentu. Guru sebagai fasilitator harus mampu menciptakan
kondisi dan tugas belajar yang menarik, merangsang siswa untuk belajar, serta
bertanggung jawab untuk mengembangkan karakter dan kepribadian siswa yang
sangat heterogen dalam kelas. Akan tetapi, yang pasti dalam pemanfaatan media
pembelajaran berbasis ICT, yang perlu diketahui dan dimiliki oleh seorang guru
ialah kompetensi. Kompetensi yang dimaksud ialah kompetensi pedagogik,
profesional, pribadi dan sosial sebagaimana yang diamanatkan dalam UUGD
tahun 2006.

12

Daftar Pustaka
Ace Suryadi, Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran, Dalam Jurnal Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 8, Nomor 1, Maret 2007.
Ahmad Munjin Nasih, dkk, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama.
Islam, Malang : PT Refika Aditama, 2009.
Bambang Warsita, Tekhnologi Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008.
Dryden, G & Vos, J, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution). Bandung:
Kaifa Publishing, 2003.
Gene L. Wilkinson, Media dalam Pembelajaran, Terj. Zulkarimen Nasution, Jakarta :
Rajawali. 1984

13

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
………….,

Arah

Baru

Pengembangan

Pendidikan

Islam,

Pemberdayaan,

Pengembangan Kurikulum, hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan,
Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2003.
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Bandung: Alfabeta, 2009.
http://en.unesco.org/

14