LAPORAN.Lokakarya Inovasi Air Sanitasi d

PROSIDING
Innovation Workshop
Water, Sanitation & Public
Housing
Hotel Akmani
Wahid Hasyim, Kota
Jakarta Pusat

10-11 Oktober 2017
Disusun oleh:
Kedeputian Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Bekerjasama dengan
Human Cities Coalition (HCC)

1

Daftar Isi
Daftar Isi............................................................................................................. ………………. 2
Latar Belakang...................................................................................................………………. 3
Tujuan................................................................................................................ ………………. 4

Output................................................................................................................………………. 4
Fasilitator dan Peserta.......................................................................................………………. 5
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan.........................................................………………. 8
Sambutan………………………………………………………………………………………………... 8
Anggaran............................................................................................................ ………………. 12
Agenda............................................................................................................... ………………. 12
Hasil Sesi Innovation Workshop Hari Pertama ..................................................………………. 17
Hasil Sesi Innovation Workshop Hari Kedua .....................................................………………. 25
Penutupan .........................................................................................................………………. 33
Lampiran 1 Event Coverage ..............................................................................………………. 34
Lampiran 2 Media Coverage .............................................................................………………. 35
Lampiran 3 Photo Coverage …………………………………………………………………………. 38
Lampiran 4 Daftar Peserta …………………………………………………………………………… 41

2

1. Latar Belakang
Lebih dari 30.000 orang tinggal di Penjaringan, Jakarta Utara; dengan kepadatan penduduk yang tinggi; kualitas lingkungan, sanitasi
dan sistem pembuangan (drainase) yang buruk; kekurangan air bersih; kurangnya pengolahan serta pengelolaan air limbah. Kondisi
perumahan juga mengkhawatirkan dan didominasi oleh rumah tidak permanen, dimana 37% masyarakat menempati lahan ilegal dan

53% dari mereka menempati rumah sewaan. Akses terhadap fasilitas infrastruktur dasar juga terbatas*.
Untuk mendapatkan air bersih, 80% masyarakat di Penjaringan bergantung pada air yang dibeli dari vendor swasta. Tidak semua
toilet terhubung ke sistem pengolahan air limbah atau septic tank. Tidak semua keluarga memiliki toilet, namun toilet umum tersedia
di 6 (enam) Rukun Tetangga (RT). Saluran pembuangan seringkali tidak tertutup dan tidak dapat menahan, sehingga seringkali
membanjiri jalan. Sekitar 18 dari 23 RT rentan terhadap banjir. Tidak semua sampah padat dikumpulkan dan tumpukan sampah yang
tidak diambil membuat lingkungan menjadi kotor dan berbau. Pemukiman warga yang sempit di dalam wilayah yang kecil menjadi
resiko atas kebakaran*.
Oleh karena itu, Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup bekerjasama dengan HUMAN CITIES COALITION
(HCC) untuk menggelar Innovation Workshop dengan tujuan penyusunan kerangka proposisi bisnis untuk mengatasi masalah air,
sanitasi dan perumahan layak dan terjangkau khususnya bagi warga Penjaringan RW 17 di Jakarta Utara.

Human Cities Coalition
Didirikan oleh AkzoNobel bersama mitra intinya yaitu Arcadis, Human Cities Coalition (HCC) adalah kemitraan publik dan organisasi
swasta (Public Private Partnership – PPP) yang terdiri dari kalangan bisnis, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan
akademisi yang berdedikasi untuk membuat kota lebih inklusif dan berkelanjutan melalui berbagai mitra. HCC bertujuan untuk
menyediakan dan memperbaiki layanan dasar bagi penghuni kawasan kumuh dengan merancang proposisi-proposisi bisnis
pelayanan dasar hidup (rancangan Dampak Sosial) yang dapat dilaksanakan dalam mewujudkan pembangunan urban yang inklusif
serta menjaga dan melayani kebutuhan sosio-ekonomi di kalangan kaum marjinal yang tinggal di daerah kota kumuh.
HCC juga menghubungkan sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat untuk membangun sebuah pusat (hub) yang strategis dalam
memobilisasi sumber daya yang terjangkau, inovatif, dan berkelanjutan. Bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta, HCC


diharapkan menjadi mitra strategi Pemerintah dalam mengatasi masalah sosial di wilayah perkumuhan perkotaan.
3

2.

Tujuan

Tujuan Innovation Workshop ini adalah:
a. merancang solusi inovasi untuk Air & Sanitasi dan peningkatan perumahan yang terjangkau dan layak dihuni
bersama sektor swasta dalam meningkatkan kehidupan yang lebih baik;
b. memberikan arahan dan fokus upaya terpadu lintas sektor tentang kondisi wilayah kumuh di Penjaringan Jakarta
Utara melalui pengelolaan pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan serta konsep perumahan yang
terjangkau bagi warga di wilayah kumuh;
c. menjadi acuan perencanaan, penganggaran, dan pengendalian pelaksanaan kegiatan tahunan bagi berbagai
institusi yang terlibat (pemerintah, swasta, mitra pembangunan) guna mendukung upaya pencapaian target
mengurangi masalah di wilayah kumuh secara terintegrasi, efektif, dan efisien.
d. menjadi salah satu masukan penyusunan rancangan RPJMD 2018-2022 dan Rencana Strategis SKPD terkait.

3.


Output

a. Peserta workshop mendapatkan pandangan tentang kondisi di RW 17 Penjaringan yang kumuh dengan melihat
tiga isu utama dimana warga setempat khususnya yang tinggal di tanah milik DKI Jakarta tidak dapat akses air
bersih dengan harga terjangkau, sanitasi yang layak dan perumahan yang aman, layak dan terjangkau untuk
dihuni.
b. Peserta memberikan masukan dan solusi melalui kegiatan diskusi kelompok dengan landasan 7 (tujuh) kriteria:
1. Melayani kebutuhan pemukim informal dan komunitas kumuh berdasarkan informasi dari masyarakat;
2. Solusi yang bisa diterapkan dan bisa digunakan oleh infrastruktur berbiaya rendah dan sumber daya yang
tersedia (upgrade/retrofitting (siap pasang) infrastruktur yang sudah ada)
3. Usulkan intervensi/solusi yang berdampak dan berkelanjutan;

4

4. Selaraskan dengan kerangka kerja peraturan pemerintah yang relevan dan DKI Jakarta kota utama
perkembangan;
5. Menghasilkan keuntungan atau commercially viable (berpotensi diminati oleh pihak swasta);
6. Sejajar dengan atau melengkapi partner HCC yang ada atau yang baru (in-kind / cash contribution);
7. Solusi inovatif atau mekanisme yang dapat mengurangi harga, meningkatkan transparansi dan mengurangi

hambatan (harga kompetitif dan terjangkau buat masyarakat).
c. Hasil solusi inovasi yang disepakati secara kelompok dalam workshop adalah sebagai berikut:
1. kombinasi solusi air & sanitasi: Kios Air Plus
2. perumahan terjangkau berbasis komunal
3. normalisasi Waduk Pluit
d. Model solusi air dan sanitasi gabungan merupakan solusi untuk meningkatkan akses terhadap air minum dan
sanitasi yang terjangkau. Lokasi tepat akan membantu warga untuk bisa menggunakan toilet yang bersih dan
terjangkau dan pada saat yang sama membeli air yang terjangkau melalui model kios / vendor atau master meter.
Sedangkan solusi inovasi perumahan yang terjangkau untuk masyarakat khususnya yang tinggal di lahan ilegal
adalah proposisi bentuk RUSUN yang terintegrasi dengan kebutuhan sosial dan ekonomi dalam desain saat ini
dan atau yang baru. Normalisasi Waduk Pluit juga menjadi solusi inovasi ketiga bertujuan untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas tampungan volume air serta objek wisata untuk meningkatkan roda perekonomian warga di
Penjaringan.
4.

Fasilitator dan Peserta

Fasilitator untuk kegiatan ini adalah:
a. Konsultan dari Arcadis
b. Tim HCC dari Netherlands


5

Adapun peserta lokakarya terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

SKPD terkait di Provinsi DKI Jakarta
Kementerian Perumahan untuk Rakyat
BAPPENAS
Lembaga Swadaya Masyarakat / Non-Government Organization (NGO)
Swasta
Komunitas RW 17 Penjaringan Kelembagaan
Tabel 1. Daftar Undangan Peserta Innovation Workshop – Water, Sanitation and Public Housing
UNSUR


PESERTA UNDANGAN

Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta

1. Kepala Bappeda Provlnsi DKI Jakarta
2. Kepala Dinas Cipta Karya DKl Jakarta
3. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
4. Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta
5. Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta
6. Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta
7. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi
DKI Jakarta
8. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
Provinsi DKI Jakarta
9. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Up. Bidang
Kesehatan Masyarakat
10. Kepala Dinas Sosal Provinsi DKI Jokarta
11. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah serta


6

UNSUR

PESERTA UNDANGAN

Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
12. Kepala Biro Perekonomian Provinsi DKI Jakarta
13. Kepala Biro PKLH Provinsi DKI Jakarta
14. Kepala Biro Tata Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta
15. Lurah Penjaringan
16. Dirut PD PAM Jaya
17. Dirut PD PAL Jaya
18. Sekretariat UCLG ASPAC
PEMERINTAH PUSAT

INGO / NGO

Komunitas RW 17
Penjaringan


1.

Direktur Pengairan dan lrigasi, BAPPENAS

2.
3.
4.
5.

Direktur Perkotaan, Perumahan dan Pemukiman, BAPPENAS
Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral, BAPPENAS
Direktur Pendanaan Luar Negeri Bilateral, BAPPENAS
Kepala BBWS Citiwung-Cisadane, Ditjen SDA, KEMENPUPR

1.

Slum Dwellers International

2.


UCLG ASPAC

3.

USAID IUWASH PLUS

4.

World Bank

5.

Islamic Development Bank

6.

Asian Development Bank

7.


International Financial Cooperation (IFC)

8.

Wahana Visi Indonesia

1. Bapak Konedi

7

UNSUR

PESERTA UNDANGAN
2. Bapak Basri
3. Ibu Bismi
4. Ibu Efi

Dunia Usaha

1. Pimpinan PT. AkzoNobel Decorative Paints of Indonesia
2. Pimpinan Arcadis
3. Pimpinan Human Cities Coalition (HCC)
4. Perwakilan PT Pam Lyonnaise Jaya (PALYJA)
5. PT Yamaha Indonesia
6. PT SMI

5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Lokakarya ini diadakan pada tanggal 10-11 Oktober 2017. Adapun Lokasi kegiatan bertempat di ruangan Lentini, Akmani Hotel, KH
Wahid Hasyim, Kota Jakarta Pusat

6. Sambutan & Prosesi Pembukaan Acara Workshop
a. Fleur Henderson - Direktur HCC menyampaikan:
 Terima kasih kepada semua hadirin yang telah datang dan memberikan dukungan terhadap inisiatif program dan kolaborasi
yang hendak ditawarkan HCC.


Megakota merupakan sebuah penggerak pertumbuhan ekonomi, tetapi tekanan amat kuat terhadap infrastruktur, seperti
jalan-jalan, limbah, jalur air dan sumber daya air serta listrik cenderung memojokkan megakota mencapai titik patah.
Masyarakat urban miskin sering membayar harga yang sangat mahal; rumah-rumah mereka dibangun sendiri, sempit,
kelebihan penghuni, seringkali berada di atas tanah ilegal, kesulitan memperoleh sarana air minum, sanitasi dan listrik yang
cukup.

8



Tujuan jangka panjang HCC adalah merangkul semua pemangku kepentingan bergabung mengupayakan kemitraan
pemerintah dan swasta (Public Private Partnership – PPP) untuk merancang proposisi-proposisi bisnis pelayanan dasar
hidup yang dapat dilaksanakan untuk berkontribusi sepenuhnya mewujudkan pembangunan urban yang inklusif dan
berkelanjutan.



Inklusif – melibatkan semua, khususnya masyarakat miskin urban. Kami bekerja dengan meletakkan kebutuhan manusia
sebagai pusat perhatian dan menyediakan sebuah platform untuk menolong mereka dapat berjuang dan bukan sekadar
bertahan hidup.



Keberlanjutan – menstimulasi terobosan solusi bertahan lama melalui proposisi bisnis yang menyatukan kerjasama
pemerintah dan perusahaan swasta. Koalisi akan bertindak sebagai pengelola terpercaya yang bertujuan menggerakkan
stimulan-stimulan berbeda yang dimiliki para pemangku kepentingan (pemerintah dan mitra-mitra swasta) hingga
menemukan titik temu paling banyak dari semuanya.



HCC hendak memberdayakan sebuah mekanisme pembiayaan gabungan untuk membiayai proposisi-proposisi bisnis ini.
Pengembangan urban dan layanan kebutuhan hidup dasar merupakan tanggung jawab pemerintah, namun pemenuhannya
dapat dilakukan oleh semua unsur masyarakat, termasuk kalangan swasta. Selama dua hari dalam Lokakarya Inovasi ini kita
akan melangkah ke depan memasuki fase awal dan mengidentifikasi solusi-solusi inovasi yang paling memungkinkan untuk
mengupayakan peningkatan akses air, sanitasi, dan perumahan terjangkau bagi masyarakat RW 17 Penjaringan, Jakarta
Utara.

b. Jun de Dios - Presiden Direktur Akzonobel


Kepedulian merupakan DNA staf dan perusahaan kami. Akzonobel memiliki sejarah panjang berupaya memberikan kembali
kepada masyarakat dimana kami beroperasi. Dan kita semua bertemu di sini dalam kepedulian berbagi satu misi, yakni
meningkatkan kehidupan masyarakat Jakarta.



Salah satu tantangan terbesar dari kecepatan laju urbanisasi adalah bagaimana membuat megakota-megakota kita tetap
manusiawi, tempat nyaman aman untuk hidup dan bekerja.
9



Bertahun-tahun kami berkolaborasi dengan para mitra relevan untuk aktif menjawab tantangan itu. Salah satunya adalah
dengan menginisiasi Human Cities Coalition; sebuah koalisi unik yang menggandeng berbagai kalangan luas mitra:
internasional dan lokal, swasta dan pemerintah, korporasi dan akar rumput, praktisi dan akademisi, pada tahun 2016 sebagai
sebuah pendekatan baru dan kolaboratif mendukung Agenda Urban Baru PBB yang akan membentuk pengembangan kotakota masa depan yang inklusif, aman, resistan dan berkelanjutan (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-11).



HCC merupakan salah satu cara untuk membuat dampak yang lebih besar dalam masyarakat dan membangun kemitraan
berkelanjutan sehingga dapat memberikan dampak langsung nyata pada masyarakat. Kami percaya kita akan menjadi lebih
berdaya saat semua pihak berkolaborasi mengupayakan megakota kita layak hidup untuk kita semua.



Berharap kita semua dapat berdiskusi dengan lancar dan menhadirkan solusi yang menguntungkan masyarakat Jakarta dan
meningkatkan kualitas kehidupan mereka melalui keberlangsungan kerja sama antara kita semua.

c. DR. Ir Oswar M Mungkasa MURP – Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan


Dengan jumlah 28,2 juta penduduk Jakarta menempati nomor dua kota berpenduduk terbesar di dunia. Dalam 10 tahun ke
depan diperkirakan Jakarta akan menjadi nomor satu, sementara dalam hal sanitasi Jakarta menjadi yang terburuk.



Isu Jakarta sebagai metropolitan sangat kompleks: polusi tinggi, penurunan permukaan tanah tujuh sentimeter per tahun,
lokasi kumuh (ringan hingga berat). Setiap metropolis mempunyai lokasi kumuh yang harus ditangani. Pemprov DKI sedang
berusaha menangani lokasi kumuh, namun tidak secara artifisial (hanya menyentuh permukaan tanpa membawa perubahan
mendasar).



Diperlukan cara tidak biasa - out of the box, butuh inovasi untuk menyelesaikan permasalahan metropolis Jakarta.
Kerjasama lintas bidang institusi secara bersama diharapkan dapat menyelesaikan masalah. Pemerintah, LSM, masyarakat,
lembaga sosial, swasta.



Jelas tidak mudah untuk menggabungkan berbagai institusi untuk menyelaraskan pemahaman dan kepedulian serta
menyatukan kepentingan agar dapat menghadirkan solusi yang tidak saja mampu menyelesaikan masalah, tetapi juga harus
berkelanjutan.
10



Itu bisa tercapai dengan syarat: solusi itu harus merupakan kebutuhan bersama (bukan keinginan pihak tertentu saja),
bersifat terjangkau, perencanaan ini harus menjadi bagian program pemerintah (sinergi dan terpadu), inklusif (semua orang
terlibat) sehingga ada rasa memiliki yang memastikan program berjalan.



Diharapkan dari lokakarya dua hari ini, kita semua punya kesamaan pandangan tentang masalah yang dihadapi oleh RW 17
untuk dapat mengusulkan peta jalan dan tahap-tahap penyelesaiannya serta rencana aksi nyata mewujudkannya.



Lokakarya Inovasi pertama ini tidak akan menjadi pertemuan terakhir. Masih akan ada seri pertemuan yang mengikat
partisipasi kita dan mengarahnya pada kesepakatan kerja bersama.



Berharap bisa tercipta kolaborasi yang sukses dan bersifat jangka panjang hingga bertahun-tahun ke depan lewat lokakarya
yang dibiayai oleh HCC ini.

1. Pemutaran video – latar belakang masalah megakota Jakarta (dan Penjaringan sebagai bagiannya) serta peran Human Cities
Coalition
2. Penyerahan tanda mata dari HCC kepada Pemprov DKI Jakarta (diterima oleh Bapak DR. Ir Oswar M Mungkasa MURP)
3. Doa pembukaan (menurut cara masing- masing) dipimpin oleh Arlan Rahman, HCC Indonesia
4. Lokakarya Inovasi resmi dibuka oleh Bapak DR. Ir Oswar M Mungkasa MURP

7.

Anggaran

Kegiatan Innovation Workshop on Water, Sanitation and Public Housing sepenuhnya dibiayai oleh Human Cities Coalition beserta
dukungan ekspertis dari Arcadis dan AkzoNobel.

11

8. Agenda
Agenda 2 hari Innovation Workshop dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Hari

Aktivitas

Human Cities Coalition - Jakarta Innovation Workshop
10 Oktober 2017
Jam
Durasi
Fasilitator
Metode

1

Registrasi

8:30

30
menit

N/A

1

Indonesia
Raya - Lagu
Kebangsaan

9:00

5
menit

Farahlisa R
Mokodomp
it (Aya)

40
menit

Kordinasi
oleh MC :
Esther K
Sianipar

1

Acara
pembukaan

9:05

1

Doa Bersama

9:45

1

Agenda

9:50

1

Aktivitas
"Circle"

10:10

1

Coffee Break
& Interaksi
Sosial

10:40

5
menit
20
menit

Partisipan untuk mendapatkan tag nama

MC (Esther K Sianipar) mempersilahkan agar peserta berdiri ditempat

1. Opening Remarks dari HCC Ms Fleur Handerson
2. Opening remarks dari AkzoNobel Mr. Jun De Dios (President Direktur)
3. Pembukaan dan Pembicara Utama: Bapak Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa
MURP sebagai Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup

Arlan

---

Chris

Struktur Agenda & Struktur Workshop selama dua hari

30
menit

Chris

Dalam lingkaran besar, setiap peserta memberikan komentar 30 detik
tentang apa yang ingin mereka capai dalam workshop ini.

20
menit

Esther K
Sianipar

Saling berkenalan dengan bertanya Nama, dari organisasi mana dan satu
hal yang menarik (surprise) tentang dirinya.

SESI 2 - PENGENALAN PERMASALAHAN
12

1

1

Presentasi
tentang Isu
Perumahan
Masyarakat
miskin yang
Terjangkau,
Air & Sanitasi

"Witness
Triads"

11:00

11:30

30
menit

30
menit

1
Makan Siang
12:00
1 jam
SESI 3 - TANTANGAN UNTUK SOLUSI
Presentasi
tentang Solusi
Inovatif untuk
1
perumahan
13:00
1 jam
sosial, air dan
sanitasi yang
terjangkau
1
"World Café
14:00
1 jam
Tantangan
30
Untuk Solusi
menit

Fleur
Handerson

Chris

Esther

Fleur
dibantu
oleh Esther
Chris

Pengenalan visual untuk tantangan seperti yang dialami oleh masyarakat
di Penjaringan. Tampilkan infografis

Saksi Triad: Peserta dibagi dalam 3 kelompok - satu kelompok untuk tanya
jawab, satu kelompok untuk penjawab, satu kelompok sebagai saksi. Tiap
kelompok akan diberikan pertanyaan sebagai berikut. 1) Apa hubungan
Anda dengan perumahan sosial, air dan sanitasi? 2) Apa visi Anda untuk
masa depan perumahan sosial, air dan sanitasi dan 3) Bagaimana (Anda
atau) organisasi Anda berkontribusi terhadap visi tersebut? Setiap
anggota kelompok menjawab pertanyaan sekaligus. Waktu diberikan 5
menit untuk tiap pertanyaan. Saksi di tiap kelompok mencatat
jawabannya. Waktu apabila ada pertanyaan kira-kira 30 menit. Kelompok
kemudian presentasi jawaban mereka ke kelompok utama. Tiap saksi
dapat mencatat jawabannya di flipchart.
N/A

Contoh solusi inovatif yang diprakasai oleh organisasi yang bertujuan
untuk memecahkan tantangan ini secara global dan lokal

Siapkan 5-7 meja (tergantung jumlah peserta). Maksimal 4-5 orang per
meja. Tiap meja memilih pencatatnya. Tiga pertanyaan akan diberikan
sbb: 1) Apa tantangan perumahan / air / sanitasi sosial yang dihadapi
Jakarta / Penjaringan? 2) Bagaimana tantangan ini dapat diatasi? 3)
Langkah apa yang bisa Anda lakukan pada workshop besok harinya untuk
mengatasinya? Harvesters memberi umpan balik ke grup utama.
13

Fasilitator mencatat di flipchart

SESI 4 - PENUTUPAN HARI 1

1

Rangkuman
Hari 1

15:30

15
menit

Chris

Rangkuman hari pertama: Fasilitator bertanya "Apa hal yang paling
pertama kita lakukan hari ini? Membawa jawaban sampai seseorang
mengatakan" pendaftaran. " Kemudian bertanya, Lalu kegiatan apa yang
kita lakukan secara kronologis sepanjang hari ini? 2) Fasilitator minta
peserta untuk rekap ringkasan tiap sesi 3) Penutup: Apa satu hal yang
Anda alami atau pelajari selama lokakarya yang baru bagi Anda? 3)
Peserta dari masyarakat Penjaringan diharapkan menyampaikan
pemikiran mereka dengan tegas ke grup besar

1

Agenda Hari 2

15:45

15
menit

Chris

---

1

Penutupan
Hari 1

16:00

Human Cities Coalition - Jakarta Innovation Workshop
11 Oktober 2017
Hari
Aktivitas
Jam
Durasi
Fasilitator
HARI 2
SESI 5 - RINGKASAN HARI 1 & RINGKASAN FOKUS SOLUSI

2

Pendaftaran &
Ringkasan
Hari

9:00

20
menit

Chris
dibantu MC
(Esther)

Metode

Semua peserta duduk dalam roundtable (per hari 1) dan berkeliling
ruangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: 1) Apa hal
yang menonjol dari sesi kemarin? 2) Solusi mana yang paling Anda sukai?
3) Apa ekspektasi Anda untuk hari ini?

14

2

2

2

Menyelaraska
n Ekspektasi
Rangkuman
Solution
Fokus dari
Hari 1
Coffee Break
& Interaksi
Sosial

Chris

Peserta bertanya apakah lokakarya hari pertama telah memenuhi
harapan mereka sejauh ini? Hal apa yang ingin mereka harapkan atau
pelajari?

9:30

10
menit

Chris

1) Kelayakan 2) Keinginan 3) Kelonggaran pada flipchart (pra-ditarik).
Berdasarkan kegiatan "World Café" - 8 - 10 solusi utama akan dieksploras
lebih lanjut. Shortlist pilihan 4 solusi untuk sesi open space.

9:40

30
menit

N/A

---

9:20

10
menit

SESI 6 - "OPEN SPACE" & PPP KANVAS
2

Pengenalan
PPP / Kasus
Bisnis

10:20

30
menit

HCC &
Team

1 jam
HCC &
10
Team
menit
2
Makan Siang
12:00
1 jam
N/A
SESI 7 - KONSEP BISNIS DI DISKUSI "OPEN SPACE"
2

"Open Space

10:50

2

Open Space Finalisasi
kanvas PPP

13:00

1 jam

Presentati
14:00
1 jam
Kanvas PPP
SESI 8 - KONSEP BISNIS PRESENTASTI
2

Fasilitator menunjukkan kanvas PPP dan melewati satu kanvas dengan
peserta. Setiap pertanyaan harus dijawab pada tahap ini.

Kanvas PPP dengan Sticky Notes (Letakkan jawaban mereka pada masing
masing item untuk setiap topik). - 4 kelompok fokus pada solusi yang
berbeda
N/A

Chris

Mengumpulkan semua jawaban dalam format final setiap topik. Peserta
mengikuti topik yang sama

Chris

Masing-masing grup mempresentasikan Kanvas PPP mereka (untuk
didokumentasikan)

15

2

2

Perbaikan
Solusi
Meningkatkan
Solusi Bisnis
Presentasi
Konsep Bisnis
yang
Disempurnak
an

2

Penghargaan

2

Komitmen &
Langkah
Selanjutnya

15:00

30
menit

HCC &
Team

Dari 4 kelompok; 2 kelompok 2 akan bekerja sama untuk meninjau
pendekatan PPP Canvas / solusi bisnis untuk periode kritik atau T & J

15:30

30
menit

HCC &
Team

Bacalah presentasi bisnis 8 -10 menit masing-masing

16:00

10
menit

HCC &
Team

---

HCC &
Team

Peserta meninjau peta sumber daya, dan secara pribadi berkomitmen
untuk membantu bagian tertentu dari setiap solusi. Catatan yang sangat
hati-hati harus diambil oleh tim HCC pada tahap ini. Tim HCC mengulangi
tahap prototipe dan mencantumkan komitmen ini dan menambahkannya
sendiri. LANGKAH-LANGKAH IDEAL DARI SETIAP PESERTA

Rekaman hari: Fasilitator bertanya "Apa hal pertama yang kita lakukan
hari ini? Membawa jawaban sampai seseorang mengatakan" pendaftaran.
"Kemudian bertanya, lalu apa? Latihan berjalan secara kronologis
sepanjang hari sampai akhir hari. Penghargaan diberikan untuk solusi"
paling inovatif, paling ekonomis, dll "

16:10

20
menit

SESI 9 - PENUTUPAN HARI 2

2

Meringkas
Hari 2 &
Penghargaan

16:30

10
menit

Chris

2

Pembicara
Penutupan
Acara

16:40

10
menit

Fleur, Pak
Jun dan
Pak Oswar

2

Doa penutup

16:50

5
menit

Esther

Penutupan oleh HCC dan terima kasih atas partisipasinya atas usaha
mereka dalam workshop.
---

16

2

Sertifikat
kehadiran

16:55

15me
nit

Fleur

2

Foto peserta
kelompok

17:10

15
menit

Esther

Berikan sertifikat untuk peserta
Dokumentasi foto

9. Hasil Sesi Innovation Workshop
HARI PERTAMA, 10 OKTOBER 2017
A. Lingkaran Keterbukaan
Peserta diberikan waktu 30 detik untuk memperkenalkan diri dan menyatakan harapannya dari lokakarya ini. Berikut
rekap harapan para peserta:
 Ingin mendapatkan wawasan dan solusi yang mungkin dilakukan secara bisnis untuk menjawab masalah di
Penjaringan.
 Bisa membuat perubahan di wilayah Penjaringan khususnya manfaat bagi RW 17.
 Mau bisa menjawab kegelisahan masyarakat yang sulit air bersih.
 Agar masukan yang masyarakat sudah sampaikan kepada HCC dapat segera direalisasikan agar air layak minum
dapat diperoleh dengan lebih murah.
 Warga dan banyak keluarga di Penjaringan bisa dapat air yang tidak bau dan layak minum.
 Ingin mendengarkan beberapa perspektif warga dan pemerintah.
 Membangun kolaborasi antara pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat.
 Pemerintah dapat memfasilitasi kebutuhan masyarakat agar dapat menolong diri mereka sendiri, sehingga HCC dan
seluruh mitra dapat mendukung secara maksimal.
 Ingin mendapat pemahaman tentang pembelajaran yang diperoleh dalam proses pembentukan kolaborasi dan bisnis.
17











Berbagi pengalaman dan pembelajaran memfasilitasi masyarakat mengalirkan air di wilayah sulit akses.
Bisa mendapatkan pengetahuan tentang pengelolaan dan pemenuhan air bersih secara berkelanjutan yang bisa
diusulkan kepada pemerintah provinsi.
Bisa bersama-sama menghasilkan solusi peningkatan akses air dan sanitasi yang bisa didukung oleh organisasi
kemanusiaan dan masyarakat di kecamatan Penjaringan.
Solusi yang menguntungkan semua pihak: masyarakat, pemerintah, institusi pendukung.
Berkontribusi memberikan usulan inovatif yang bisa menyelesaikan permasalahan sosial.
Ajang pembelajaran untuk selalu melibatkan masyarakat sipil dalam menghadirkan perubahan.
Hasil lokakarya diharapkan menjadi rekomendasi nyata untuk mengatasi masalah.
Bukan hanya menjadi modul belaka, namun menjadi aksi nyata. Fokus masalah di RW 17 sudah dipetakan dalam
pertemuan sebelumnya sehingga tinggal dibahas hari ini, sementara besok bisa lakukan kunjungan lapangan.
Memberikan pemahaman bahwa bukan hanya air bersih, tetapi juga pencemaran air sudah menjadi hal krusial yang
perlu ditanggulangi bersama.

B. Sesi 2: Hasil Analisis Kebutuhan RW 17 Penjaringan dan Inspirasi Solusi
Hasil Analisis Kebutuhan ini dihasilkan HCC dalam kerja sama dengan SDI dan masyarakat Penjaringan dengan
menerapkan metode wawancara, diskusi kelompok terarah, kunjungan lapangan. Hasil analisis kebutuhan ini dapat
sekaligus diverifikasi dan dikonfirmasi:

Air


Kebutuhan mendesak terhadap air bersih menjadi masalah utama di pemukiman permanen maupun sementara, di atas tanah
milik sendiri maupun legal di RW 17 maupun illegal. Meskipun umumnya masyarakat yang tinggal di pemukiman resmi memiliki
akses terhadap kebutuhan hidup mendasar (karena penyediaan air bersih terkait dengan kepemilikan tanah atas rumah yang
ditinggali).

18







75% masyarakat mempunyai akses air di rumah mereka. Tetapi lebih dari 80%
masyarakat membeli air dari penyedia air swasta. Setiap keluarga memperoleh
4 galon, tiap galon berisi 18 liter air seharga rata-rata Rp 2.000 (menjadi Rp
300.000/bulan).
Air dibeli dari tangki, kios dan penjual jalanan. Di 2 RT dengan kepemilikan
tanah yang jelas, air disediakan, kebanyakan oleh Palyja, dua kali seminggu.
Namun umumnya air yang bisa diakses di Penjaringan baik melalui pipa,
maupun master meter, tetapi kualitas air buruk. Sehingga masyarakat harus
membeli air bersih dan air minum.
Air yang dijual di kios-kios air isi ulang mahal dengan kualitas air yang tidak
diketahui dengan jelas oleh pembeli karena ketidaktahuan terhadap proses
filternya. Pemipaan air dengan master meter juga amat terbatas menyangkut
kualitas air dan tidak semua rumah punya akses ke pipa tersebut.

Dasar

Rusun
Di rumah, air berasal dari
instalasi pemurnian air

Isu




Solusi
?




Alur air tidak stabil
Penyulingan kurang,
belum bagus untuk air
minum
Meningkatkan kualitas
penyulingan
Dimasukkan dalam
sistem regular PAM?

Kios Air Swasta
Pengelola membeli air Rp
3.550/m3. Air disimpan dalam
tangki-tangki air dan
didistribusikan kepada
penduduk, dengan gerobak
dorong dan ember.
 Harga mahal
 Kualitas kadang bagus,
kadang buruk





Menurunkan harga
(bagaimana?)
Mulai penggunaan filter
Transparansi tentang
harga dan kualitas air
Menjalankan kios air
Palyja

Air Pipa Melalui Master Meter
Air dibagi untuk kluster per 10-20 KK. Ada meteran
PAM resmi tiap satu lokasi dan masyarakat memiliki
jaringannya.








Aliran air yang tidak stabil
Tidak semua orang punya akses ke master
meter
Kualitas air tidak baik untuk minum
Menambah aliran air
Meningkatkan kualitas air
Memperluas program master meter

19

Sanitasi






Tidak ada jaringan pengelolaan limbah.
Dalam rumah-rumah milik sendiri biasanya ada toilet yang kebanyakan
membuang kotoran ke lubang resapan, atau ke septic tank.
Diperkirakan 85% masyarakat punya toilet sendiri. Setidaknya di 6 dari 23 RT,
masyarakat buang air dalam kantong plastik yang dibuang ke tempat sampah
atau tempat terbuka mana pun.
Rata-rata sebuah keluarga membayar Rp 350.000/bulan atau Rp 2.000 per
hari untuk menggunakan toilet. Sistem pembayarannya adalah secara tunai
setiap kali penggunaan toilet.
RT 1-10 Toilet
RT 11-15 Toilet Komunal
RT 16-23 Toilet Pribadi dan Toilet Komunal
Pribadi
Lubang resapan
Dasar
Septic tank
Isu
Tidak ada  Ketersediaan terbatas
 Perawatan sering buruk
isu besar?  Tidak selalu bersih dan terawat  Sedot tinja sangat tidak teratur, terutama karena akses
 Bayar per pakai
yang sempit dan ketepatan keberadaan jalan
Lumpur kotoran bercampur dengan air
tanah
Solusi
?

Tidak
diperlukan
solusi






Tambah jumlah toilet?
Menata ulang sistem
pembersihan dan pembayaran
toilet?
Pembayaran tiap bulan

Adakah solusi mudah yang dapat dilaksanakan?

Perumahan
Rusun
Dasar
Isu

4.000 orang
 Rata-rata biaya per

Sewa
7.000 orang
Biaya tiap bulan tinggi
(Rp 550.000) untuk

Di luar area Rusun
Milik Sendiri
7.000 orang

20

Solusi?

bulan tinggi (Rp 800
ribu untuk sewa dan
layanan dasar)
 Air terbatas
 Sewa jangka panjang
tetapi tidak bisa
memiliki tanah/unit
rusun
Tingkatkan ketersediaan
layanan dasar (khususnya
air)

sewa dan layanan
dasar)
 Tidak ada kepastian kepemilikan/risiko pengusiran akibat menunggak bayar
 Kualitas rumah bermacam-macam




Menata kepemilikan tanah
Membangun model Rusun 2.0 yang mengatasi berbagai isu saat ini

Koreksi dan komentar tambahan sikon:
 Dari RW 17 – pemukiman di sisi barat Waduk Pluit memiliki toilet rumah namun tanpa septic tank. Pembuangan
kotoran langsung disalurkan ke Waduk Pluit. WC gantung sudah disosialisasikan tidak lagi diperbolehkan. Kemudian
jumlah warga yang langsung buang limbah ke waduk sudah berkurang setelah pembersihan waduk Pluit yang
dilakukan oleh Pemprov DKI.
 Palyja - Kualitas air dari pemipaan yang disediakan PAM telah sesuai standar Permenkes, sehingga air sudah bisa
diminum setelah direbus terlebih dulu. Sambungan-sambungan pipa pun sudah disediakan dan disupervisi oleh PAM.
 Dari PAM Jaya- Beberapa sambungan bersifat sementara, tidak dilihat sebagai penyelesaian jangka panjang, namun
air yang disalurkan dalam sambungan air itu sudah memenuhi standar air bersih.
 PD PAL – masalah sanitasi yang didengar dari pengurus RW 17 sangat membahayakan karena bakteri dalam feses
sangat mencemari air waduk yang menjadi air baku untuk olahan Palyja. Berdasarkan hasil penelitian kualitas air
tahun 2014 dari BPLHD DKI dinyatakan bahwa Sungai Ciliwung tercemari bakteri E.coli mencapai 2 juta individu per
100 cc, padahal standar baku mutunya 2 ribu individu per 100 cc. PD PAL mempunyai berbagai program yang siap
dikerjasamakan seperti Grebeg Keluarahan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2) dengan program cicilan dan
berhadiah (RT/RW terbaik dapat hp, dll) serta memberikan peluang anggota masyarakat menjadi enumerator yang
mendapat insentif 10% per L2T2 terlaksana.

21

C. Witness Triad
Peserta membagi diri dalam kelompok tiga orang. Masing-masing kelompok beranggotakan orang dari latar belakang
yang berbeda-beda. Tiap orang dalam kelompok bergantian peran sebagai penanya dan penjawab untuk pertanyaan
sebagai berikut:
 Apa hubungan Anda dengan perumahan sosial, air dan sanitasi?
 Apa visi Anda untuk masa depan perumahan masyarakat, air dan sanitasi?
 Bagaimana Anda atau organisasi Anda berkontribusi terhadap visi tersebut?

D. Sesi 3: Memilih Solusi Yang Pas Dengan Ukuran Masalah
Bapak Deputi Gubernur Oswar berpesan untuk mencari solusi di luar kebiasaan, solusi yang sesuai dan memberikan
dampak perubahan yang signifikan. Ini yang akan kita lakukan sekarang.
Sudah banyak upaya dalam hal air dan sanitasi coba dilakukan selama ini, kami masih sedang mencari cara
memecahkan masalah status tanah. Karena itu kita harus mencari solusi yang memecahkan isu jangka pendek dan
menengah, berupa perbaikan dan peningkatan kecil, sederhana dan tidak terlalu mahal untuk menambah pada upayaupaya positif yang sudah ada.
Dengan adanya rusun, sebuah langkah awal kepemilikan rumah terjangkau sudah dimulai. Namun untuk menjawab
kebutuhan masyarakat, skala solusi yang jauh lebih besar diperlukan. Dibutuhkan solusi yang lebih holistik dan proposisi
jangka panjang berupa model baru rusun. Ini membutuhkan waktu, mekanisme pembiayaan dan perubahan kebijakan
agar bisa terlaksana.
E. World Cafe
Peserta dibagi ke dalam 5 kelompok. Tiap meja memilih pencatatnya. Dalam kelompok, peserta harus sepakat
menuliskan jawaban pada kertas flipchart atas tiga pertanyaan sebagai berikut:
22

1. Apa tantangan perumahan/air/sanitasi sosial yang dihadapi Jakarta/Penjaringan?
Secara umum kelompok mengidentifikasi tantangan sebagai berikut:
 Kualitas dan kuantitas air buruk.
 Bahan baku air untuk diolah tidak memadai.
 Harga air bersih mahal.
 Mafia menguasai jalur pasokan air.
 Banyak jalur koneksi air ilegal (pencurian air)
 Kurangnya lahan untuk membangun sarana sanitasi.
 Biaya mahal untuk memakai toilet.
 Pola pikir dan perilaku masyarakat yang kurang sadar akan sanitasi yang sehat, suka BAB sembarangan.
 Kurang sosialisasi sanitasi yang baik.
 Tidak ada sistem penyedotan tinja.
 Kemauan politik.
 Bayar sewa rumah mahal
2. Bagaimana kita bisa mengatasi tantangan di seputar masalah air, sanitasi dan perumahan di Jakarta?
Pilih tiga prioritas jawaban cara mengatasi terbaik berdasarkan 7 kriteria PPP.
Hasil rekap tiga prioritas cara berdasarkan jawaban 5 kelompok sebagai berikut:
Kelompok 1
a. Perbaikan jaringan-jaringan pipaair atau sweeping air illegal
b. Pembuatan titik MCK di lokasi strategis
c. Tersedianya kios air dari operator atau Palyja dengan mobil tangki air

Kelompok 2
a. Memperjelas status pertanahan
b. De-link tenure with service, abaikan status tanah kalau mau membangun demi kebaikan masyarakat
23

c. Solusi air dan sanitasi harus saling terkait (holistik)
Kelompok 3
a. Melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dalam tertib masyarakat di rumah vertikal
b. Membuat rain-water harvesting
c. Menyediakan rumah vertikal dengan jangka waktu tinggal tertentu
d. Mengubah air limbah menjadi air penyiram taman dan toilet
Kelompok 4
a. Kehendak politik dari pemerintah yang kuat untuk mensejahterakan masyarakat
b. Pemerataan jumlah penduduk di tiap kota di Indonesia
c. Melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk mengambil bagian dalam implementasi dan partisipasi
pembangunan
Kelompok 5
a. Menyinergikan peran semua pihak
b. Membangun toilet umum dan IPAL komunal
c. Memberikan pelatihan kewirausahaan kepada penghuni rusun sehingga mereka tidak pindah rusun
Hasil diskusi akan ditajamkan oleh HCC dan Fasiliator untuk menjadi usulan salah satu model kasus bisnis yang akan
didiskusikan lebih dalam pada hari hari kedua lokakarya.
Tanggapan penutup hari 1 - Blessymiyanda - Asisten Deputi Gubernur Tata Ruang dan Lingkungan
 Hasil diskusi ini pasti akan ditindaklanjuti. Ini merupakan gerakan yang dilakukan pemerintah untuk menggalang
kepedulian banyak pihak, khususnya swasta untuk mengupayakan bersama kesejahteraan masyarakat.
 Tata ruang wilayah Penjaringan memang milik negara namun tanah negara bisa saja digunakan untuk kepentingan
terbaik masyarakat. Ada peraturan pemerintah yang mengatur itu dan besok bisa kita bahas.
 Simpul KPBU OK Oce dianggarkan 1,5 miliar untuk sosialisasi.
24

HARI KEDUA, 11 OKTOBER 2017
A. Pembukaan Dan Rekap Kegiatan Kemarin
Fasilitator menyapa peserta yang sudah datang dan sekilas merekap seluruh rangkaian kegiatan lokakarya hari 1.
B. Sesi 4: Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU) oleh Blessymiyanda - Asisten Deputi Gubernur
Tata Ruang dan Lingkungan
Landasan hukum diadakan KPBU:
 Perpres Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Infrastruktur;
 Permen PPN/Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
 Peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Dalam Penyediaan Infrastruktur;
 PMK Nomor 190/PMK.08/2015 tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan Dalam Rangka Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
 Permendagri Nomor 96 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment)
Dalam Rangka Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha Untuk Penyediaan Infrastruktur di Daerah
(ditetapkan pada tanggal 17 November 2016, dIundangkan pada tanggal 22 November 2016).
Dari sudut regulasi, ketersediaan infrastruktur yang memadai dan berkesinambungan yang merupakan kebutuhan
mendesak sementara APBN terbatas. Presiden Jokowi menjadikan investasi infrastruktur sebagai prioritas utama dan
menekankan perlunya melibatkan Badan Usaha Sektor Privat, termasuk investor Luar Negeri dalam pembiayaan proyek
infrastruktur, serta melakukan perubahan paradigma pembangunan dari membelanjakan menjadi menghasilkan.

25

KPBU adalah kerjasama antara pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/BUMN/BUMD, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya
Badan Usaha dengan memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak. Badan usaha yang dimaksud mencakup
perusahaan, koperasi, badan hukum asing/penanam modal asing.
Jenis infrastruktur yang dapat di-PKBU-kan antara lain: transportasi, jalan, sumber daya air dan irigasi, air minum, sistem
pengelolaan air limbah terpusat, sistem pengelolaan persampahan, elekomunikasi dan informatika; ketenagalistrikan,
minyak dan gas bumi dan energi terbarukan, infrastruktur konservasi energi, fasilitas perkotaan, fasilitas pendidikan,
kesehatan, lembaga pemasyarakatan, dan perumahan rakyat.
Pengembalian Investasi Badan Usaha melalui: (1) pembayaran oleh pengguna dalam bentuk tarif, (2) Availability
Payment (3) bentuk lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Penganggaran dana Availability Payment dilakukan dengan memperhitungkan biaya modal, biaya operasional dan/atau
keuntungan Badan Usaha Pelaksana.

C. Sesi 5: Solusi Sanitasi Baru Untuk Jakarta oleh Ahndry Harnafiah - PD PAL Jaya

26

Baru 4% jaringan sanitasi di Jakarta memakai sistem perpipaan air limbah, sisanya lebih banyak menggunakan tangki
septik atau cubluk yang terlalu dekat dengan sumber air, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Seharusnya
limbah harus diolah dulu dan tidak langsung masuk ke tanah.
Pemprov DKI mengeluarkan Perda No.3 tahun 2013 yang mengatur pernyerahan tanggung jawab layanan penyedotan
tangki septik dari Dinas Kebersihan kepada PD PAL Jaya sebagai perusahaan pengelola air limbah di Jakarta, termasuk
pengumpulannya. Dilengkapi 31 truk sedot, 30 petugas terlatih, dan 2 Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja di Pulo Gebang
dan Duri Kosambi.
Jasa layanan yang ditawarkan:
 Jangka panjang: perpipaan
 Jangka menengah: Bio PAL - Pengelolaan air limbah sistem setempat dan komunal
 Jangka pendek: Layanan Lumpur Tinja Terjadwal Kondisi (L2T2) dengan program Grebeg kelurahan, sekolah, rumah
ibadah yang mengundang keterlibatan anggota masyarakat menjadi enumerator (mendapat 10% biaya per
penyedotan). Biaya L2T2 sebesar Rp 330.000, normal 1-3 tahun sekali tergantung kondisi limbah.
Kontak hotline 021 83702136 dan layananlumpurtinja@paljaya.com.

Saat ini layanan PD PAL Jaya belum sampai ke Penjaringan, hanya menunggu surat dari RW 17 untuk PD PAL Jaya siap
melakukan pemetaan langsung di lokasi. Diperkirakan minggu depan sudah ada realisasi rencana ini. Untuk memasuki
area dalam gang sempit, PD PAL Jaya mempunyai truk berukuran kecil 3m 3 dan selang yang bisa menjangkau hingga
300 m.
D. Sesi 6: PPP (Public Private Partnership)
Mengapa memakai metode PPP? Setiap pihak yang memberikan sesuatu akan memperoleh kembali.

27

Secara ideal, harusnya semua upaya penyediaan layanan dasar dibiayai oleh pemerintah, namun anggaran pemerintah
tidak banyak untuk bisa menjawab semua kebutuhan masyarakat. Sehingga dibutuhkan solusi cerdas dan dibutuhkan
pihak swasta untuk menjembatani dan menutup kekurangan dana.
Model pembiayaan model bisnisnya bisa berupa hibah,
pinjaman, penggantian biaya riil yang dikeluarkan. Peran
masing-masing pemangku kepentingan dan apa yang
akan diperoleh akan terlihat jelas dalam Kanvas PPP
proyek unggulan.

E. Sesi 7: Usulan Model Bisnis untuk RW 17
Tim HCC telah mereview dan mengompilasi 16 usulan solusi kemari dan memunculkan dua bentuk kasus bisnis, yakni:
28

1. Kombinasi Solusi Air & Sanitasi: Kios Air Plus (bisa diberikan nama lain)
Dasar-dasar pemikiran (harap divalidasi):
 Meningkatkan lokasi yang sudah ada lebih berdasarkan preferensi pemerintah.
 Lokasi dipilih dimana ada kebutuhan masyarakat banyak.
 Kios air juga menyediakan sebagian air untuk fasilitas sanitasi.
 Ada potensi “subsidi silang” yang bisa dijajaki (X% extra air untuk membayar fasilitas sanitasi)?
 Jajaki kemungkinan memberlakukan sistem pembayaran dengan voucer atau mobile.

2. Model Rusun Baru – Rusun 2.0
 Bersifat lebih jangka panjang
 Lebih memiliki ketegasan hukum agar masyarakat bisa memilih untuk dapat memiliki atau tetap menyewa.
29






Jajaki kemungkinan untuk mengaitkan kewajiban pengembang menyediakan 20% perumahan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah dengan aturan skema ‘availability payment’.
Masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan dan proses desain. Namun tetap harus dipikirkan agar rusun
tersebut tetap terjangkau agar masyarakat dapat membayar, baik untuk dimiliki maupun disewa. Bisa jadi untuk
menurunkan dana warga bisa membantu pembangunannya, bergotong royong mengatur menjaga kebersihan,
memelihara fasilitas rusun, dan diperkenankan membuka toko untuk warga berjualan.
Sistem pembayaran Rusun 1.0 sebagai dasarnya? Rusun 2.0 tidak boleh lebih mahal, komponen apa yang harus
ditambahkan agar bisa nol beban?

Tanya & Jawab
 T: Apa sudah ada perencanaan Palyja dan PAM untuk mengatasi masalah di Penjaringan? Apa hasil temuan mereka?
Karena perencanaan program dan kegiatan pemerintah selalu sudah direncanakan satu tahun sebelumnya.
Perencanaan solusi untuk RW 17 ini juga perlu dimasukkan dalam musrembang.
J:(Presentasi PAM Jaya - Hartuti Sriwardhani): Sejak tahun
2010 PAM jaya telah memiliki 4 master meter di Penjaringan
dan sejak normalisasi Waduk Pluit tahun 2014 jumlah air baku
untuk diolah sudah bertambah, walaupun tetap kurang untuk
dapat memenuhi kebutuhan air seluruh Jakarta. PAM sedang
usaha untuk menyediakan sambungan baru untuk rusun,
membutuhkan dukungan Pemprov DKI Jakarta. Sungai di
Jakarta banyak yang tercemar sehingga tidak bisa menjadi air
baku air minum. Kurangnya air baku mengakibatkan suplai air
terbatas dan akhirnya PAM Jaya belum mampu menjangkau
ke semua wilayah Jakarta (lihat peta pelayanan penyediaan
air di Jakarta).

30



T: Dapatkan memberikan masukan untuk usulan kasus bisnis lain? Hendak mengusulkan model bisnis normalisasi
waduk pluit dan pengelolaan air untuk dijual. Ada banyak keuntungan kegiatan ini untuk bisa secara komprehensif
mengatasi keterbatasan air baku untuk air minum serta untuk sanitasi. Selain itu normalisasi dapat mengendalikan
banjir.
J: Usulan solusi itu bisa menjadi model bisnis untuk dilanjutkan pembuatan kanvas PPP-nya.

F. Penyusunan Kanvas Public Private Partnership
Dari tiga usulan proposal bisnis, peserta dipersilakan untuk memilih masuk ke grup diskusi mana yang sesuai dengan
minat dan keahlian masing-masing. Dalam kelompok, peserta akan berdiskusi dan mengisi lembar Kanvas PPP yang
telah disiapkan di meja masing-masing.
Ada 4 kelompok yang secara bertahap dibimbing mengisi Kanvas PPP:
 1 kelompok membahas normalisasi Waduk Pluit;
 1 kelompok membahas Rusun 2.0;
 2 kelompok membahas Kios Air Plus.
Kelompok Diskusi Normalisasi Waduk Pluit:
 Preposisi nilai: meningkatkan kuantitas dan kualitas tampungan volume air, objek wisata.

31



Tata kelola: Peraturan Pemerintah No. 121 tahun 2015 tentang
Pengusahaan Sumber Daya Air.

Kelompok Diskusi
Rusun 2.0




Kegiatan utama: Penentuan lokasi yang sesuai mata pencarian
Tata kelola: Perpres No. 38 tahun 2015 tentang Kerja Sama
Pemerintah dengan Badan UsahaTata kelola PKBU
Dampak: mengurangi kawasan kumuh

Kelompok Diskusi Kios Air Plus 1
 Nilai preposisi: Kios Air & Toilet Umum (Artasi) RW 17
 Sumber daya utama: Komitmen masyarakat
 Mitra utama: Pemerintah

32





Kelompok Diskusi Kios Air Plus 2
Dampak: Terjaminnya kesehatan masyarakat
Sumber daya utama: air baku
Kegiatan utama: suplai air bersih

G. Penutupan Workshop
Kesan & Pesan Peserta Selama Proses Workshop
Dari perwakilan Pemprov DKI
 Rosita – Dinas UMKM: Refleksi saya sering kali diri kita kurang memperhatikan warga kita. Pemerintah mencoba
melakukan penataan untuk masyarakat kawasan kumuh, bahkan dengan berupaya melawan oknum yang
menghambat atau mengambil keuntungan pribadi dari masyarakat dan harapannya masyarakat mendukung ini.
Kelanjutan lokakarya kiranya dilakukan pendampingan bagi SKPD yang akan terlibat dalam rencana aksi. Dan dari
sisi staf pemerintah, semoga lokakarya ini tidak sekadar menjadi pengisi E-kin (E-kinerja) namun bersedia
menindaklanjuti agar bisa mengetahui kemajuan isu ini ke depannya.

33

Yosi Lusia – Sekda Biro Penataan Kota & lingkungan Hidup (Biro PKLH): Dengan menghadirkan warga RW 17
Penjaringan dan SKPD terkait, besar harapan agar rencana aksi ini bisa benar-benar direalisasikan. Lurah
mengikuti dan menyesuaikan perencanaan berdasarkan perkembangan diskusi di sini sehingga bisa terus
menjadikan Jakarta lebih baik lagi.
Dari perwakilan swasta
 Djoni Paryadi – PT YAMAHA: Lokakarya ini sangat efektif. HCC mendapatkan konfirmasi atas fakta dan gagasan
yang coba diajukan. Namun undangan yang datang dari pihak swasta murni masih kurang sehingga lain
kesempatan perlu dieksplorasi lagi sehingga meningkatkan kemungkinan mendapatkan funding.
Dari perwakilan INGO
 Dewi Sukowati – Wahana Visi Indonesia: Lokakarya ini mempertemukan institusi berbeda dengan gerak yang
berbeda untuk sama-sama merespons isu yang sama. Dalam sebuh program, yang paling diperlukan adalah
penyiapan masyarakat. Ini harus menjadi penekanan semua pihak agar edukasi berkelanjutan terhadap
masyarakat perlu dilakukan.
Dari perwakilan masyarakat Penjaringan RW 17
 Konedi – Sekretaris RW 17: Dari lokakarya inikami berharap agar solusi bisa segera diwujudkan untuk bisa
menjawab masalah masyarakat
 Bismi - PKK Penjaringan: Semoga hasil lokakarya ini bisa cepat membawa perubahan bagi wilayah saya yang
berpenduduk banyak namun mck sangat jarang.


Lampiran 1: EVENT COVERAGE
The Innovative Workshop was posted on the Governor Deputy’s DKI Jakarta website:
http://tarulh.com/2017/10/10/innovation-workshop-human-cities-coalition-dalam-hal-air-minum-sanitasi-dan-rumah-susun/

Press Release:
34

Lampiran 2: Media coverages


https://swa.co.id/kumparan/human-cities-coalition-tingkatkan-akses-air-bersih



http://www.rumahhokie.com/beritaproperti/human-cities-coalition-fokus-meningkatkan-akses-air-bersih-di-wilayah-kumuhjakarta/

35



https://kumparan.com/swaonline/human-cities-coalition-tingkatkan-akses-air-bersih-di-wilayah-kumuh-jakarta



https://sumaterapost.co/dki-jakarta-akzonobel-melalui-hcc-menyasar-peningkatan-akses-air-bersih-sanitasi-perumahankumuh/



http://visi.news/2017/10/25/1605/



http://www.housing-estate.com/read/2017/10/26/akzonobel-gagas-human-cities-coalition-untuk-tangani-dampak-urbanisasi/



http://www.humas.id/akzonobel-dan-hcc-bangun-kerjasama-dengan-pemprov-dki-untuk-kurangi-masalah-pemukimankumuh-di-jakarta/

36

37

Lampiran 3: Photos dari acara Innovation Workshop Oct 10-11, 2017
https://drive.google.com/drive/folders/0B5XEjCmgPkbZMjNkTFhLdE00eDQ

38

39

40

41

Lampiran 4: Absence peserta Innovation Workshop tgl 10 Oktober, 2017

42

Absence peserta Innovation Workshop tgl 11 Oktober, 2017

43