ANALISIS SEMIOTIK TENTANG REPRESENTASI F

PENDAHULUAN
Dewasa

Film
ini

oleh

yang

Ellen Perry ini perdana diputar di

merupakan salah satu bentuk dari media

Irlandia pada tanggal 21 Oktober 2011

massa sudah mengalami perkembangan

dan menampilkan bintang seperti Perry

yang sangat besar hingga mampu


Eggleston,

mempengaruhi pola pikir khalayak.

Hoskins

Danesi (2010, h. 134) memaparkan,

tanggal 9 Oktober 2014 pukul 12.38

“Film merupakan teks yang memuat

WIB). Film ini menceritakan seorang

serangkaian

yang

anak yatim yang berumur sebelas tahun


mengakibatkan adanya ilusi gerak dan

bernama Will Brennan yang merupakan

tindakan

nyata”.

seorang Kopite atau fans klub sepak

Awalnya sebuah film berfungsi untuk

bola Liverpool. Semenjak kematian

hiburan

semakin

ibunya 3 tahun yang lalu, Will Brennan


berkembangnya zaman klasifikasi yang

ditinggal ayahnya Garreth Brennan

semakin beragam terkadang mengubah

yang pergi karena depresi akibat sang

fungsi film itu sendiri. Film merupakan

istri. Will dititipkan ayahnya di sebuah

fenomena

yang

asrama merangkap sekolah di bawah

berhubungan dengan tanda, film dapat


asuhan Sister Noell dan Carmell di

mempengaruhi

daerah Kent Inggris Selatan. Tiga tahun

citra

dalam

film

yang disutradarai

fotografi

kehidupan

semata,


namun

komunikasi

dan

membentuk

Damian

Lewisdan, Bob

(www.imdb.com,

masyarakat berdasarkan muatan pesan.

berlalu

Oleh karena itu film sangat relevan


muncul dan berniat mengambil Will

dengan penelitian yang menggunakan

untuk menebus waktu tiga tahun yang

analisis

dijalani Will tanpa sosok sang ayah.

semiotika,

demikian

halnya pada film “Will”.

pula

Salah


dan

satu

Garreth

diakses

usaha

tiba-tiba

Gareth

saja

untuk

1


mengambil hati sang anak adalah

drama secara umum. Fungsi utama

dengan mengajak Will menyaksikan

genre

langsung Final Champions League 2005

klasifikasi sebuah film. Seperti halnya

di Istanbul Turki. Sayangnya umur

film “Will” yang secara umum dapat

Gareth

untuk


dikategorikan sebagai genre drama.

menepati janjinya menyertai anaknya

Namun apabila diamati lebih dalam lagi

pergi ke Turki. Will yang memperoleh

film ini merupakan campuran dari

warisan

genre drama, petualangan dan juga

tak

cukup

dua


panjang

tiket

nonton

Final

adalah

untuk

Champion League 2005, nekat pergi

olahraga

seorang diri melintasi daratan Eropa

merupakan genre film yang mudah


menuju

memenuhi

diterima oleh semua kalangan karena

impian bersama ayah dan dirinya

alur ceritanya yang menarik dan mudah

menyaksikan

dimengerti serta tidak terlalu banyak

Istanbul

demi

Liverpool

FC,

klub

(sport).

memudahkan

kebanggaan mereka berdua bertarung

menggunakan

melawan AC Milan.

(2003,

Perjuangan Will Brennan dalam
mengejar

impiannya

pertandingan

Liverpool

menyaksikan
FC

secara

h.

efek

93)

Genre

drama

khusus.

berpendapat,

Baksin
“Film

dengan tema drama lebih menekankan
pada sisi human interest yang bertujuan
mengajak penonton ikut merasakan

langsung tersebut bertujuan mengajak

kejadian

penonton ikut merasakan kejadian yang

sehingga penonton merasa seakan-akan

dialami tokohnya. Film “Will” sendiri

berada di dalam film tersebut”.

dikategorikan

tokohnya,

Fanatisme yang ditunjukan Will

yang

dalam film tersebut merupakan bentuk

merupakan pengembangan dari genre

kecintaannya akan klub sepak bola

drama

family

film

dialami

dengan

genre

sebagai

yang

sport

2

Liverpool FC yang membuat dirinya

memberi sesuatu, dalam berfikir dan

mampu melakukan hal-hal yang di luar

memutuskan, dalam mempersepsi dan

dugaan seperti menempuh perjalanan

memahami sesuatu. Seseorang yang

jauh

untuk

memiliki fanatisme biasanya tidak dapat

langsung

memahami apa-apa yang ada di luar

pertandingan Final Champions League

dirinya, tidak paham akan masalah

Liverpool FC di Turki. Berdasarkan hal

orang lain dan tidak peka selain paham

tersebut peneliti ingin meneliti bentuk-

yang mereka yakini. Fanatisme dapat

bentuk tanda yang muncul dari sosok

berawal

tokoh utama Will Brennan dalam

masing, namun faktor penting lain yang

menunjukan sisi fanatismenya terhadap

tidak

Liverpool FC. Menurut Supelli (2011,

lingkungan. Suporter klub Liverpool FC

h.

merupakan

yang dalam film diwakili oleh tokoh

pemahaman yang menganggap bahwa

Will Brennan menjadi tokoh sentral

keyakinannya sudah sahih dan ajek,

dalam memahami tanda-tanda yang

sehingga segala macam bentuk kritik

muncul dari seorang suporter. Suporter

yang ditujukan pada keyakinannnya

dalam sepak bola erat kaitannya dengan

adalah

tidak

dukungan yang dilandasi oleh perasaan

diperkenankan”. Fanatisme dapat hadir

cinta terhadap klub sepak bola yang

dalam berbagai aspek kehidupan seperti

didukungannya.

sendirian

menyaksikan

21)

hanya
secara

“Fanatisme

sesuatu

yang

agama, politik bahkan dari olahraga
sekalipun.

Fanatisme

mampu

dari

dapat

pengalaman

disingkirkan

masing-

adalah

Pada dasarnya karena film ini
sangat

berhubungan

dengan

tanda,

mempengaruhi seseorang dalam berbuat

maka analisis semiotik tepat digunakan

sesuatu,

dalam penelitian ini. Peneliti melakukan

menempuh

sesuatu

atau

3

penelitian dengan cara menganalisis,

yaitu

mengidentifikasi, mendokumentasi, dan

penandaannya berupa makna denotasi

mengklarifikasi jenis-jenis utama tanda,

dan konotasi. Teks yang dimaksud

serta

dalam

bukan hanya berkaitan dengan linguistik

aktivitas yang bersifat penggambaran

saja, tetapi semua yang terkodifikasi.

fanatisme dari tokoh Will. Peneliti

Hal

menggunakan

dipaparkan oleh Sobur (2006, h. 123)

cara

dikarenakan

penggunaannya

analisis
semiotik

semiotik
membahas

menggunakan

tersebut

“Semiotik

dua

senada

dapat

sistem

dengan

digunakan

yang

untuk

tentang makna dan tanda yang sangat

meneliti berbagai macam teks seperti

kental dalam film ini. Semiotik sendiri

film, berita, iklan fashion, fiksi, puisi,

memiliki fungsi untuk menganalis dan

drama”.

menemukan makna tanda termasuk hal-

peneliti

hal yang tersembunyi di balik sebuah

menelusuri tanda-tanda apa saja yang

tanda (teks, iklan, berita). Analisis

ada dalam film ini. Terutama bagaimana

semiotik Roland Barthes merupakan

tanda-tanda

metode

merepresentasikan

yang

paling

tepat

untuk

menganalisis tanda-tanda yang muncul

Berdasarkan
merasa

hal

tertarik

dalam

film

fanatisme

tersebut
untuk

ini
sepak

bola.

dalam film, karena menurutnya semua

Penelitian akan lebih difokuskan

objek kultural dapat diolah secara

pada

tekstual,

dapat

merupakan tokoh sentral dalam film ini.

diterapkan dalam kultur olahraga sepak

Penelitian dengan tema besar fanatisme

bola. Sehingga melalui analisis ini

dalam film memang sudah pernah

mampu diketahui bagaimana isi pesan

dilakukan sebelumnya. Namun pada

yang hendak disampaikan dalam teks,

penelitian kali ini peneliti mencoba

hal

tersebut

juga

tokoh

Will

Brennan

yang

4

mempersempit pembahasan penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

yang memfokuskan pada satu tokoh

Pada tinjauan pustaka, peneliti akan

utama yaitu Will Brennan. Hal tersebut

membahas tentang film serta teori-teori

dilakukan karena pada penelitian kali

pendukung yang mengarah pada inti

ini peneliti akan lebih menggali makna-

analisis penggambaran fanatisme dalam

makna fanatisme dalam sepak bola yang

film

muncul dari sosok anak kecil. Tanda-

memiliki banyak hal yang dapat diteliti,

tanda yang mucul dari tokoh Will

namun dalam penelitian ini peneliti

Brennan

memfokuskan pada tanda-tanda yang

yang

merepresentasikan

“Will”.

Film

muncul

Liverpool FC akan menjadi fokus utama

menggunakan

dalam penelitian ini, baik itu dari atribut

Analisis Roland Barthes dirasa cocok

khas yang digunakan, ekspresi wajah

digunakan dalam penelitian ini untuk

dan

memfokuskan penelitian pada satu jalur

Liverpool
tersebut

FC
berada.

ketika
hingga

mendukung
latar

Berdasarkan

film

dasarnya

fanatisme terhadap klub sepak bola

perilaku

dalam

pada

analisis

saja guna memahami konsep denotasi

pada

dan konotasi sikap fanatisme tokoh Will
pada film “Will”.

meneliti tentang penelitian semiotik

Kajian Film Drama Sport

judul

Semiotik

Film merupakan wadah untuk

Fanatisme

berkreasi dan menyampaikan pesan

Terhadap Klub Sepak Bola Liverpool

yang di dalammnya terdapat unsur-

FC pada Tokoh Will Brennan dalam

unsur informasi dan edukasi serta

Film “Will”.

hiburan. Menurut Baksin (2003, h. 2)

Tentang

“Analisis

semiotik.

tokoh

uraian di atas muncul keinginan untuk

dengan

dengan

Representasi

“Film

merupakan

penjelmaan

5

keterpaduan antara berbagai unsur, yaitu

dalam kategori film drama sport karena

unsur sastra, teater, seni, teknologi dan

dalam film tersebut terdapat unsur-

sarana publikasi”. Pada dunia perfilman

unsur drama yang menceritakan tentang

genre dapat didefinisikan sebagai jenis

kehidupan tokoh utamanya yaitu Will

atau klasifikasi dari sekelompok film

Brennan. Film dengan genre drama

yang memiliki tokoh atau pola yang

sport

pada dasarnya sama dengan

sama (khas) seperti setting, isi dan

genre

drama

subyek cerita, tema, struktur cerita, aksi

dijadikan sebagai landasan, hanya saja

atau peristiwa, periode gaya, situasi,

realita yang diangkat dari kehidupan

ikon, mood, serta tokoh. Menurut

merupakan hal-hal yang bersinggungan

Imanjaya (2006, h. 85) dalam bukunya

dengan dunia olahraga.

”A-Z About Film Indonesia” perfilman

Sinematografi

sendiri terdiri atas beberapa genre,

Menurut Kamarulzaman (2005, h. 642)

antara lain: genre action, genre komedi,

dalam Kamus Ilmiah Serapan Bahasa

genre

Indonesia,

horror,

dan

genre

drama.

secara

umum

“Sinematografi

yang

diartikan

Beberapa film memiliki genre lebih dari

sebagai ilmu dan teknik pembuatan film

satu atau kombinasi genre. Kombinasi

atau ilmu, teknik, dan seni pengambilan

genre

sering

gambar film dengan sinematograf”.

diistilahkan genre hibrida (campuran).

Sinematografi sendiri memiliki struktur

Seperti halnya dalam film “Will” yang

film yang dimana secara fisik sebuah

dapat

film dapat dipecah menjadi unsur-unsur,

dalam

sebuah

dikategorikan

film

sebagai

genre

drama sport, karena film ini merupakan

yaitu shot, adegan, dan sekuen.

campuran dari genre drama dan juga
olahraga (sport). Film “Will” masuk

Representasi

6

Representasi menurut Piliang

konsep yang digunakan merujuk pada

(2003, h. 21) merupakan suatu tindakan

proses

yang

atau

melalui sistem penandaan yang tersedia

lewat

seperti dialog, tulisan, video, film,

menghadirkan

mempresentasikan

sesuatu

maupun

produk

sesuatu yang di luar dirinya, biasanya

fotografi dan sebagainya.

berupa tanda atau simbol. Menurut John

Fanatisme

pemaknaan

Fiske (2004, h. 287), “Representasi

Fanatisme secara umum adalah

adalah sesuatu yang merujuk pada

pandangan terhadap sesuatu yang tidak

proses dimana realitas disampaikan

bersandarkan pada teori dan kenyataan,

dalam komunikasi, lewat kata-kata,

namun

bunyi,

kombinasinya”.

sehingga menjadi suatu kebiasaan yang

mengandung

sulit diluruskan atau dihentikan. Supelli

citra,

Simbol-simbol

atau
yang

dianut

mendalam

makna dalam film dapat digunakan

(2011,

untuk merepresentasikan konsep. Hal

“Fanatisme

tersebut tentu bermanfaat untuk mencari

yang menganggap bahwa keyakinannya

representasi dari tanda-tanda fanatisme

sudah sahih dan ajek, sehingga segala

pada diri tokoh Will Brennan dalam

macam bentuk kritik yang ditujukan

film.

pada keyakinannnya adalah sesuatu
Film

sebagai

h.21)

sangat

menyatakan

merupakan

bahwa,

pemahaman

bahasa

yang tidak diperkenankan”. Fanatisme

memberikan tanda-tanda tempat makna

biasanya tidak rasional, oleh karena itu

diproduksi. Singkatnya citraan visual

argumen rasional pun susah digunakan

dalam film merupakan konsep-konsep

untuk meluruskannya, sehingga dapat

yang akan dipertukarkan dalam proses

disebut sebagai orientasi dan sentiment

representasi.

yang mempengaruhi seseorang dalam

Representasi

adalah

7

berbuat sesuatu, menempuh sesuatu

signification),

atau memberi sesuatu, dalam berfikir

pertama (first order) dan tatanan kedua

dan memutuskan, dalam mempersepsi

(second order). Barthes menempatkan

dan memahami sesuatu.

makna denotasi sebagai tatanan pertama

Semiotika Roland Barthes

pertandaan, sedangkan konotasi dan

Roland Barthes adalah salah satu
tokoh linguistik yang berperan dalam
pengembangan

semiologi

terdiri

dari

tatanan

mitos sebagai tatanan kedua pertandaan.
METODE PENELITIAN

pasca

Penelitian

ini

merupakan

Saussure. Barthes melengkapi tanda

penelitian dengan menggunakan metode

linguistik penanda dan petanda dengan

analisis semiotik Roland Barthes, yaitu

menyatakan

analisis semiotik menggunakan dua

bahwa

semua

objek

kultural dapat diolah secara tekstual.

konsep

Semiotika

konotatif.

dapat

digunakan

untuk

besar

yaitu

Jenis

denotatif

penelitian

dan
yang

meneliti berbagai macam teks, seperti

digunakan adalah penelitian deskriptif

film, iklan, fashion, fiksi, puisi, dan

dengan paradigma interpretatif.
Objek dari penelitian ini adalah

drama, dengan begitu analisis semiotik
film “Will” yang disutradarai oleh Ellen
Roland Barthes dirasa sangat cocok
Perry

dengan

durasi

97

menit.

guna meneliti tanda-tanda yang muncul
Penelitian ini berfokus pada deskripsi
pada tokoh Will Brennan dalam film
representasi

fanatisme

tokoh

Will

“Will”.
Barthes memiliki sebuah model

Brennan dalam film tersebut.
Unit analisis dalam penelitian ini

sistematis dalam menganalisis makna

yaitu gambar, dialog, dan penokohan

dari tanda-tanda, dalam modelnya dua

lainnya tentang fanatisme tokoh Will

tatanan

Brennan terhadap Liverpool FC dengan

pertandaan

(order

of

8

menggunakan analisis semiotik Roland

data yang disajikan berasal dari gambar

Barthes.

bergerak

Sumber data yang digunakan

yang

potongan-potongan

diubah

menjadi

gambar.

Metode

peneliti adalah sumber data primer.

pengumpulan data pada penelitian ini

Sumber data primer dari penelitian ini

akan difokuskan pada scene, shot,

adalah gambar dari film “ Will” (2011)

audio, angle, setting, lightning.

karya Ellen Perry.

Penelitian

ini

menggunakan

Pengumpulan data di penelitian

analisis semiotik Roland Barthes karena

ini menggunakan metode pengamatan

cocok untuk penelitian sebuah film

film dengan menentukan shot yang

yang lebih menekankan teks sebagai

dianggap

media tanda dengan pemaknaan dua

penting

dan

mampu

menonjolkan sikap fanatisme tokoh Will

tahap denotasi dan konotasi.

Brennan. Pemaknaan semiotik yang ada

PEMBAHASAN

dalam shot juga merupakan hal yang

Representasi Fanatisme Tokoh Will
Brennan Ditunjukkan Melalui Scenescene Kesehariannya di Asrama:

penting bagi peneliti, sebab hal itu
merupakan

aspek

yang

dapat

Shot 1

diaplikasikan dengan analisis semiotik.
Peneliti mengumpulkan data
dengan cara menonton film “Will”.
Selama menonton peneliti mencatat
adegan-adegan yang perlu diteliti sesuai

Time : 00:05:37

dengan bahan yang diperlukan oleh
peneliti.

Peneliti

juga

menyertakan

penjelasan teknik pengambilan gambar
dari tiap-tiap shot yang diambil, karena

9

Shot 2
Time : 00:05:48
Tabel 1 a. Unit Analisis Teknis
Visual

Shot
1. Long Shot
2. Medium
Shot

Camer
a
Angle
Eye
Level
Eye
Level

Lighting
Key
Lightnin
g
Key
Lightnin
g

Tabel 1 b. Unit Analisis Teknis
Audio

Dialog

Backsound

1. Simon :
“Mungkin
ke planet
yang jauh”
2. Will :
“Steven
Gerrard
adalah
seorang
supernova,
betul kan?”

-

Sound
Effect
-

Tabel 3. Unit Analisis Setting
Waktu
Tempat Aktivitas
1. Malam
Kamar
Will melihat
Hari
Asrama
buku gambar
miliknya
2. Malam
Kamar
Will
Hari
Asrama
bertanya
tentang
supernova
pada Simon
Sumber : Data Diolah Peneliti
Analisis Roland Barthes :
Denotasi
Pada shot pertama terlihat Will sedang
melihat buku gambar miliknya sambil
duduk di kasur. Menggunakan teknik
pengambilan gambar long shot secara
eksplisit
kamar

dapat
Will

terlihat
yang

background

dihiasi

atribut

Liverpool FC. Pada shot kedua Will
terlihat serius bertanya kepada Simon

-

-

Tabel 2. Unit Analisis Penokohan
Mimik Muka
Kostum
1. Will nampak
Seragam
santai melihat
Sekolah
buku gambar
miliknya
2. Will nampak
Seragam
serius bertanya
Sekolah
kepada Simon

tentang pendapatnya mengenai Steven
Gerrard

yang

dianggap

seorang

supernova.

Menggunakan

teknik

pengambilan

gambar

medium

shot

bertujuan untuk menekankan wajah
seseorang

dan

gerakan

tangannya

(Semedhi, 2011, h. 55) dan Eye Level
dimana kamera ditempatkan sejajar
dengan mata subjek.

10

Pada shot kedua tampak Will dengan

yang selalu ingin memiliki kedekatan

ekspresi

serius

menyatakan

Steven

dengan klub idolanya. Selain itu melalui

Gerrard

adalah

supernova

karena

dekorasi

kamarnya

kemampuannya di atas lapangan yang

memperlihatkan

cemerlang

bahwa

dengan

diiringi

suara

backsound seriosa. Supernova sendiri
merupakan fenomena alam yang dimana

dia

angkasa

persamaan

bintang

merupakan

orang

lain

fans

klub

Pada shot kedua tampak Will
bertanya

menjadikan

kepada

ingin

Liverpool FC lewat komunikasi visual.

terjadi ledakan pada sebuah bintang di
yang

Will

kepada
Steven

Simon

tentang

Gerrard

dengan

tersebut tampak sangat cemerlang. Shot

supernova, secara tersirat Will mencari

ini menggunakan teknik pengambilan

pembenaran

close up bertujuan menonjolkan wajah

idolanya Steven Gerrard melalui sudut

aktor/aktris secara utuh (Semedhi, 2011,

pandang orang lain. Selain itu gesture

h. 55) untuk menunjukkan bagaimana

tangan Will yang berbincang sambil

ekspresi wajah Will saat menyebut

menggambar memperlihatkan bahwa

Steven Gerrard sebagai supernova.

Will memiliki bakat menggambar dan

Konotatif

gambar-gambar pemain sepak bola yang

Pada lapis konotatif, arti pengambilan

ada di kamarnya merupakan hasil

gambar pada shot pertama adalah untuk

karyanya.

menunjukkan dekorasi kamar Will yang

sepak bola Will menunjukkan ekspresi

penuh dengan berbagai macam atribut

kekagumannya kepada sosok pemain

Liverpool FC. Secara tersirat sutradara

Liverpool FC sebagai salah satu bentuk

ingin

fanatismenya.

menunjukkan

bahwa

Will

akan

Melalui

kehebatan

gambar

sosok

pemain

merupakan fans Liverpool FC sejati

11

Selain itu hal tersebut secara
tersirat menunjukkan bahwa Steven

supernova merupakan sebuah fenomena
luar angkasa.

Gerrard bagi Will merupakan sosok
Hasil Analisis
idola atau pahlawan yang dijadikan
Berdasarkan dari beberapa scene
sebagai

panutan

dalam

hidupnya
yang dianalisis oleh peneliti sebelumnya

layaknya anak-anak lain yang memiliki
dapat
sosok

pahlawan

dalam

diinterpretasikan

bahwa

hidupnya.
penggunaan tanda dalam film Will

Ucapan Will tersebut merupakan salah
berupa audio serta visual. Hal tersebut
satu

bentuk

ungkapan

untuk
disebabkan audio dan visual merupakan

menunjukkan kekaguman yang sering
komponen penting dalam membentuk
dilakukan oleh para fans kepada pemain
sebuah film. Berbagai sifat fanatisme
sepak bola idolanya. Seringkali fans
Will Brennan terhadap klub sepak bola
mendeskripsikan pemain sepak bola
Liverpool FC tersebut direpresentasikan
idolanya dengan berbagai ungkapan
sedemikian rupa oleh sang sutradara
yang mewakili suatu hal yang luar biasa
yaitu Ellen Perry. Selain itu berdasarkan
atau fenomena lainnya. Jadi bahasa
hasil penelitian yang dilakukan, film ini
yang

berbeda

sebenarnya
mencoba merepresentasikan fanatisme

mempengaruhi

pemakainya

untuk
sepak bola oleh supporter dari sisi

berpikir, melihat lingkungan, dan alam
positif. Hal ini nampak berbeda dengan
semesta di sekitarnya dengan cara
penelitian lain dengan tema besar
berbeda (Mulyana, 2005, h. 251).
serupa.

Dimana

umumnya

lebih

Seperti Will yang menyebut Steven
menggambarkan fanatisme supporter
Gerrard sebagai supernova di dunia
sepak bola erat kaitannya dengan halsepak

bola,

walaupun

sebenarnya
hal negatif.

12

Secara tidak langsung film ini
melalui

pesan-pesan

yang

tampak

klub mampu memberikan nilai positif
berupa motivasi dalam meraih mimpi

maupun tersirat telah merubah sudut

dan cita-cita.

pandang masyarakat yang selama ini

Kesimpulan

menganggap fanatisme terhadap klub

Berdasarkan

hasil

sepak bola adalah perbuatan yang hanya

semiotik

akan

seperti

interpretasi peneliti terhadap perumusan

perkelahian antar supporter dan segala

masalah, dapat disimpulkan bahwa

macam kerusuhan. Melalui film ini

tokoh

peneliti melihat representasi fanatisme

representasi

terhadap klub sepak bola tidak selalu

terhadap klub sepak bola Liverpool FC.

berhubungan dengan hal negatif seperti

Selain itu juga dapat menjadi gambaran

yang selama ini masyarakat pandang.

secara umum dari keadaan sebenarnya

Fanatisme terhadap sepak bola ternyata

akan suporter sepak bola yang mampu

juga
positif

berujung

kerugian,

Roland

analisis

Will

Barthes

Brennan
dari

serta

merupakan

rasa

fanatisme

mampu

memberikan

dampak

melakukan hal apa saja untuk dapat

bagi

suporternya

apabila

menunjukkan

rasa

fanatismenya

disalurkan dengan cara yang positif

terhadap klub. Representasinya dari

pula. Seperti halnya dalam film ini yang

fanatisme tersebut ditampilkan lewat

mencoba memberikan sudut pandang

berbagai tanda yang muncul lewat

baru tentang representasi fanatisme

ekspresi wajah Will Brennan yang

dengan menampilkan hal positif dari

terlihat

sosok anak kecil bernama Will Brennan.

Liverpool FC, dialog yang dilakukan

Melalui tokoh Will Brennan fanatisme

Will

supporter sepak bola terhadap sebuah

Liverpool FC, dan yang tampak secara

antusias

yang

sering

saat

membahas

membicarakan

13

eksplisit

adalah

Brennan

dalam

penampilan
film

yang

Will

Sehingga nantinya dapat memberikan

sering

sumbangan ilmu pengetahuan mengenai

menggunakan jersey Liverpool FC.

kajian analisis semiotik pada film

Secara keseluruhan tanda-tanda
yang

muncul

dalam

film

ini

memperlihatkan dampak positif dari
fanatisme, hal ini cenderung berbeda
dengan

kebanyakan

film

dampak

DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. (2007). Komunikasi
Massa Suatu Pengantar Edisi
Revisi. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.

tentang

fanatisme sepak bola lainnya yang lebih
menunjukkan

tentang fanatisme supporter sepak bola.

negatif

Baksin, Askurifai. (2003). Membuat
Film Indie Itu Gampang.
Bandung : Katarsis.

dari

fanatisme terhadap sepak bola. Artinya,

Barker, Chris. (2004). Cultural Studies
Teori
dan
Praktik.
Yogyakarta: Kreasi Wacana.

fenomena fanatisme yang muncul dalam
masyarakat tidak selalu berhubungan
dengan hal yang negatif.
Saran
Peneliti berharap pada penelitian
lebih lanjut film “Will” dapat dianalisis
menggunakan metode yang berbeda
atau metode yang sama namun dengan
sudut pandang yang berbeda, sehingga
dapat

tergali

makna

yang

lebih

mendalam dan akan mampu menguak
lebih

banyak

makna-makan

serta

ideology baru dalam dunia perfilman.

Benthal & Graham. (2003). The Effect of
Sport Setting on Fan
Attendance
Motivation. Journal of Sport
Behavior, Vol. 26

Cohen, David. (2009). Body Language:
Apa yang Perlu Anda
Ketahui. Penerjemah: Avin
Saputra. Tangerang: Karisma
Publishing Group.
Corey, Melinda & George. (2002). The
American Film Institute:
Desk Reference. New York:
Derling Kinderly Publishing,
Inc.
Danesi, Marcel. (2010). Pengantar
Memahami Semiotika Media.
Yogyakarta: Jalasutra.
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu,
Teori
dan
Filsafat

14

Komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti.

Oleh Yulita Tirtiseputro).
Jakarta: PT BIP.

Ekman, Paul. (2007). Membaca Emosi
Orang. Penerjemah: Abdul
Qodir, Yogyakarta: Think.

Liliweri, Alo. (2007). Makna Budaya
dalam Komunikasi Antar
Budaya. Yogyakarta.: LKis.

Eriyanto. (2001). Analisis Wacana:
Pengantar Analisis Teks
Media. Yogyakarta: LKIS.

Littlejohn, Stephen W. (2011). Theories
of Human Communication.
Tenth
Edition.
USA:
Wadsworth/Thomson
Learning.

Fiske, John. (2004). Cultural and
Communication
Studies:
Sebuah Pengantar Paling
Komprehensif. Yogyakarta:
Jalasutra.
Haryatmoko. (2003). Mencari Akar
Fanatisme Ideologi, Agama,
atau Pemikiran.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
Imanjaya, Ekky. (2006). A-Z About
Film Indonesia. Bandung:
Mizan.
Indriana, Dina. (2011). Ragam Alat
Bantu Media Pengajaran.
Yogyakarta : Diva
Press.
Kamarulzaman, Aka. (2005). Kamus
Ilmiah
Serapan
Bahasa
Indonesia.
Yogyakarta:
Absolut.
Kasiram, Moh. (2008). Metodologi
Penelitian
KualitatifKuantitatif. Malang: UIN
Press.
Kriyantono, Rachmat. (2007). Teknik
Praktis Riset Komunikasi.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Mudjiono, Yoyon. (2011). Kajian
Semiotika Dalam Film. Jurnal
Ilmu Komunikasi, Vol. 1,
No.1
Muhammad, Arni. (2007). Komunikasi
Organisasi. Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara.
Mulyana,

Deddy.
(2008).
Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.

Munadi,

Y.
(2008).
Media
Pembelajaran:
Sebuah
Pendekatan Baru. Ciputat:
Gaung Persada Press.

McArdle, David. (2000). From Boot
Money to Bosman: Football,
Society and the Law. London:
Cavendish
Publishing
Limited.
Naratama. (2006). Menjadi Sutradara
Televisi. Jakarta: Grasindo.
Nierenberg, G. & Calero, H. (2007).
Membaca Pikiran Orang
Seperti
Membaca Buku. Penerjemah:
Lita, dkk. Yogyakarta: Think.

Kumar, Vijaya. (2005). All You Wanted
About Body Language (terj.

15

Noviani, Ratna. (2002). Jalan Tengah
Memahami
Iklan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nugroho, Rizal. (2013). Pemain Kedua
Belas.
Yogyakarta.
EKSPRESI.
Nurgiyantoro, Burhan. (2000). Teori
Pengkajian
Fiksi.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Nurudin.

(2007).
Pengantar
Komunikasi Massa. Jakarta:
Rajawali Press.

Pease, Allan. (2004). The Definitive
Book of Body Languages.
Australia: Pease International
PTY.LTD.
Pilliang, Yasraf. (2003). Hipersemiotika
Tafsir Cultural Studies Atas
Matinya Makna. Bandung:
Jalasutra.
Pratista, Himawan. (2008). Memahami
Film. Yogyakarta: Homerian
Pustaka.
Riper, Van. (2002). Science In Popular
Culture: A Reference Guide.
Westport:
Greenwood Press.

Suatu Pengantar.
Ghalia Indonesia.

Bogor.

Siagian, Gayus. (2006). Menilai Film.
Jakarta: Dewan Kesenian
Jakarta.
Sobur, Alex. (2004). Analisis Teks
Media Suatu Pengantar
Untuk Analisis Wacana,
Analisis
Semotika,
dan
Analisis Framing. Bandung:
Remadja Rosdakarya.
Supelli,

Karlina.
(2011).
Dari
Kosmologi
Ke
Dialog:
Mengenal
Batas
Pengetahuan,
Menentang
Fanatisme. Jakarta: Mizan
Media Utama.

Suptandar, Pamudji. (2007). Sistem
Pencahayaan Pada Desain
Interior. Jakarta: Universitas
Trisakti.
Tinarbuko, Sumbo. (2008). Semiotika
Komunikasi
Visual.
Yogyakarta: Jalasutra.
Wahyudi, Hari. (2009). The Lands of
Hooligans
Kisah
Para
Perusuh
Sepak
Bola.
Yogyakarta: Garasi.

Sangidu. (2004). Penelitian Sastra:
Pendekatan, Teori, Metode,
Teknik, dan Kiat. Yogyakarta:
Gama Media.
Sayuti, Sumito. (2000). Berkenalan
Dengan
Prosa
Fiksi.
Yogyakarta: Gama Media.
Semedhi,

Bambang.
Sinematografi-

(2011).
Videografi

16