Pemberdayaan Anggota Keluarga dalam Pere

'l'l

i

Prosiding Kongres Xtl, Konvensi Nosional
Denpdsar Bali, 74 s,d 16 Novemher 2013

xltll

ABKIN dan

Seminar Internosional Korceting

L4tlti Kultural t{an itlodern

Pemberdayaan Anggota Keluarga Dalam Perencanaan Arah
Karir peserta didik Melalui pelayanan
Konseling Bermartabat dalam Membantu Karakter Budaya Antar Bangsa
Dalam Masyarakat
Multikultural dan Modern


Asmidir Ilyas
asmidir_i lyas@konselor. or g
Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri padang

ABSTRACT

Cgreer matwity is the extent to which individuals are able to make career
relqted
choices independently,
deJined by Super as the"individual's readine$ to cope
with the developmental-and-was
tasks (for) that sngebf developmiznt". It is generally accepted
as comparising both cognitive and affective components.

Readiness for coreer plonning and planful decision
making process is career choice
reality, mastery experiences for pireni and
family or vicarious experiences and,
significant-other of influences and t"tj-"oninpt structure

io, individual
different.-ie s ... growth... explor at ion... e stablishme
nt
Kata krurci : pemberdayan, perencanaan arah karir
@ 2013 Published by ponitio Kgngres Xt! dan Konvensi
Nasionol BK

PEIYDAHULUAN

Kuu

kehancurannya).

Informasi karir atau peke(aan yang
diterima anak sejak dini dalam lrelunrga
melalui kedua orangtua, dan anggota

t"nggutih

Bekerjalah lranru untuk dunia seolah_olah


rja/berknriilah

kaiu

keluarga lainnya merupakan pondasi/sendi
utama dan pertama yang diperoleh anak

untuk

dalam menjalani liku-liku karir/pekerjaan
di masa depan melalui priode membelum,
menyedang dan menyudah atqu proses

akhirat seolqh-olah kamu akan mati besok

.

pogi.


Sesungguhrrya sudah jelas pekerjaan/karir

yafg baik (hakl, normatifl

p!(ellaan/larv yang tidak baii'

ya ng

dan

(haram,

hanya dalam rangka mendapatlwn

dalam lreadaan suci/luhur/bersih atau bail6

tetapi

lredua orang nanyalah yang menjaditran
analwya beragama (majuii, iasrani),

bekega yang baik/bermariabat atau tidaii
be

tidak berke sudahan.

Karl Britton menganggap balwa molma
hidup adalah bekerja, pekerjaan fidah

tidak normative). Setiap anak diiahirlwn

bai Mtidak

api

neraka)

F\u lt n hidup selaryalamanya, dan
befisaha/beke
t.


naro

pekerjaan/karir) dan lreluargamu dari

pantasyirus sya,ah (Apabila suatu uru.san
(pelrerjaan) diserahkan Inpada orqng yang

,.iry ahlinya mita

ampusalwm waahli kum

(peliharalah diimu; termqsuk di dalamnya

t lza wusidal amru ila khori ahlihi

.

)Ntil

rmartabat.


526

rezela'

jugq merupakan aktualisqsi diri

-w
Xll, Konvensi Ndsional
orosiding Kongres
Boli, 74 s.'d 76 Nouembe,r 2073

)Ollll ABKIN dan Seminor lnterndsional Konseling

i

oerrpasar

IfiTODOLoGI
ttP


Narasi kajian kePustakaan

itu

PEMBAHASAN
f,ASIt DAN
flakekat Keluarga

Keluarga pada hakekatnya dapat dipandang
qebagai suatu sub sistern dari suatu kehidupan
-osiat, ai sampingjuga dapat ditilik sebagai Suatu
,irtrr yung berdiri sendiri' Sebagai sub sistem dari
merupakan suatu
kehidupan sosial maka keluarga

ienis

pranata dasar dari suatu masyarakat, yaitu


,*tu

unit sosial yang terkecil yang

bersifat
Pranata
mana-mana.
dasar
di
ada
dan
universal,
yang
lain
adalah
ekonomi/pekerjaan,
masyarakat

'elated


_

0 cope
cepted

aguna, relaeasi dan seni, Sudarja

oemerintah,

iai*itntu (dalam Asmidir llyas 2005)'
Arti dan makna dari keluarga itu

sendiri
bavariasi, sesuai dengan budaya dan kultur yang
berlaku di mana keluarga tersebut berada,
Pengertian keluarga di daerah Minangkabau
belum tentu persis sama dengan pengertian

di Jawa, Bali, Lombok, Sundq Sulawesi


keluarga

Kalimantan serta Maluku atau di negara lain.

choice

dan
Ada yang

s

yang mempunyai

and,

ividual

mendefinisikan keluarga sebagai sesuatu

ciri

kekerabatan (hubungan
hukum (seperti yang diikat
perkawinan yang sah sesuai dengan

darah) dan keabsahan

oleh

tali

naro

sangat intim, sehingga termasuk ke dalam
pengertian
keluarga yang sangat besar
(utendedfamily) seperti di iamping ayah, ibu dan

juga terkandung di dalamnya mertua,

menantq

i

'relunrga

kemenakan dan sebagainya.
dalam
beberapa hal ditemukan pula istilah keluarga yang
tidak ada sangkut pautnya dengan pertalian darah

anggota

scperti

ipat

mamak/paman,

tante,/etek,

Malah

adanya istilah "Keluarga

Minang

zlceriaan

'Tieluarga Bali, Papua, Bugis, Oaya(
-Sapayuang",
fa)\a dan keluarga Besar perusahaan 'X", dan
larn sebagainya (Aziz Saleh; 1991, Sarlito

mbelun

wirawan

' nalav
n fidak

t

rezeh,

liri

dalam mengasuh dan mendidik anak-anak serta
sebagai simbol kelembutan dalam rumah tangga;
dan anak-anak dapat dipandang sebagai anggota
keluarga yang mempunyai tugas.tugas tertentr
(baca: bekerja atav melakukan sesuatu) sesuai

dengan tugas-tugas perkembangannya baik sebagai
laki-laki atau perempuan.

pula

Sebagai suatu sistem, keluarga tentu sesua;

dengan aturan-aturan yang berlaku padt

konsep dari suatu sistem pada umumnya" antar€
lain bila terdapat hubungan kerja sama yanf

baik antara sub-sub sistem dalam keluarga itr
maka fungsi keluarga dalam mencapai tujuannyt

akan dapat berjalan dengan lancar. Sebaliknyz

fungsi keluarga tidak akan bedalan dengan bail

anak-anak

pr1ses

di

Qwclearfamily), yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anak. Namun ada pula yang meridefenisikan
keluarga sebagai suatu kelompok yang dicirikan
oleh adanya hubungan antara anggotanya yang

Cari aPi

d/sendi
eh anak

dipandang sebagai kepala keluarga, pencari
nafl