Pemakaian Obat Kumur Pada Masyarakat Usia 26-45 Tahun Di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Plak adalah deposit lunak yang terbentuk akibat perlekatan biofilm pada
permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut.1,2 Tindakan
pengendalian plak secara rutin perlu dilakukan untuk mencegah akumulasi plak dan
perlekatan plak pada permukaan gigi. Akumulasi plak dental merupakan faktor
etiologi utama penyakit periodontal. Awalnya, plak dental akan menginduksi
terjadinya gingivitis yang dapat berkembang menjadi periodontitis.3 Oleh karena itu,
cara terbaik untuk mencegah dan menyembuhkan gingivitis adalah kontrol plak.4
Kontrol plak secara mekanis seperti menyikat gigi dan menggunakan benang
gigi telah diterima secara universal untuk menjaga kesehatan mulut sejak awal
1960-an. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa kebanyakan pasien tidak
efektif membersihkan bagian interdental untuk menyingkirkan plak gigi secara rutin.
Daerah interdental adalah salah satu tempat yang sering terjadi akumulasi plak,
perkembangan karies dan periodontitis.1
Obat kumur adalah larutan yang digunakan untuk membantu memberikan
kesegaran pada rongga mulut serta membersihkan mulut dari plak dan organisme
yang menyebabkan penyakit mulut. Di antaranya adalah senyawa fenolik, campuran
quaternary ammonium, agen oksigenasi, halogen, garam logam.5 Obat ini tergolong

obat bebas, masyarakat dapat membelinya tanpa resep dari dokter. 6
Obat kumur erat kaitannya dengan kedokteran gigi, dokter gigi sering
meresepkan dan atau menganjurkan pemakaian obat kumur untuk tindakan
pencegahan dan pengobatan lesi-lesi ringan di dalam mulut. Banyaknya jenis obat
kumur yang beredar di pasaran saat ini menimbulkan berbagai pertanyaan oleh
masyarakat awam mengenai manfaat obat kumur dan obat kumur mana yang
sebaiknya digunakan.7

Universitas Sumatera Utara

Penelitian Tatiana VM dkk telah dilakukan di Scotland tentang penggunaan
obat kumur di masyarakat, menyatakan bahwa wanita cenderung lebih banyak
menggunakan obat kumur yaitu 47,2% dibanding laki-laki sebanyak 41,5%.
Prevalensi penggunaan obat kumur pada kelompok usia 25-34 tahun yaitu 56% dan
kelompok usia 65-74 tahun 36,4%.8 Penelitian Rutherford L di Scotland juga
menyatakan penggunaan obat kumur tertinggi di antara mereka yang berusia 25-34
tahun yaitu 49% dan menurun seiring dengan bertambahnya usia 75 tahun ke atas
yaitu 26%.9
Menurut penelitian Tsitaishivili L dkk tentang pemakaian obat kumur pada
masyarakat di Georgia, tingkat pendidikan tinggi SMA, D3 dan perguruan tinggi pada

dewasa cenderung lebih banyak menggunakan obat kumur yaitu 22,2% dibandingkan
dengan tingkat pendidikan rendah yaitu SD, SMP. Masyarakat yang berpendapatan
rendah menyatakan bahwa mereka tidak memiliki uang untuk layanan kesehatan.
Masyarakat yang berpendapatan tinggi yang berpenghasilan setara dengan Rp
3,100,000 per bulan cenderung lebih menggunakan obat kumur sebanyak 41,4%
dibandingkan dengan masyarakat yang berpendapatan rendah yang sumber
pendapatan berasal dari uang pensiun atau bantuan sosial.10
Obat kumur sering digunakan untuk kontrol plak sehari-hari, khususnya bagi
individu dengan oral higiene yang buruk. Obat kumur memberikan fungsi untuk
menyingkirkan plak, memberi rasa segar dan menghilangkan bau mulut serta
mengurangi jumlah populasi bakteri di rongga mulut.11 Menurut penelitian Siddiqui
MJ dkk tentang pemakaian obat kumur pada masyarakat di Malaysia menyatakan
bahwa tujuan utama pemakaian obat kumur untuk mencegah halitosis 36,5% dan
penyakit mulut adalah 30,9 %.12
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti penelitian terhadap
pemakaiann obat kumur pada masyarakat usia 26-45 tahun di Kecamatan Medan
Selayang Kota Medan.

1.2 Rumusan masalah
Bagaimana pemakaian obat kumur pada masyarakat usia 26-45 tahun di


Universitas Sumatera Utara

Kecamatan Medan Selayang Kota Medan?

1.3 Tujuan penelitian
Tujuan umum:
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pemakaian obat kumur pada
masyarakat usia 26-45 tahun di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.
Tujuan khusus:
1.Untuk mengetahui prevalensi pemakaian obat kumur berdasarkan jenis
kelamin.
2.Untuk mengetahui prevalensi pemakaian obat kumur berdasarkan
kelompok usia 26-45 tahun.
3.Untuk mengetahui prevalensi pemakaian obat kumur berdasarkan
pendidikan.
4.Untuk mengetahui prevalensi pemakaian obat kumur berdasarkan
pekerjaan.
5.Untuk mengetahui tujuan pemakaian obat kumur.


1.4 Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti, diharapkan mampu menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman melakukan penelitian
2. Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat menjadi sumber data dan acuan
untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
3. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan informasi mengeani
tujuan, fungsi dan pemakaian obat kumur.

Universitas Sumatera Utara