Pemakaian Obat Kumur Pada Masyarakat Usia 26-45 Tahun Di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan Chapter III VI

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif untuk melihat gambaran
pemakaian obat kumur pada masyarakat usia 26-45 tahun di Kecamatan Medan
Selayang Kota Medan.

3.2 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan Augustus 2016 sampai Februari 2017 mulai dari
pengumpulan data sampai pembuatan laporan.

3.3 Populasi dan sampel
Populasi adalah kelompok usia 26-45 tahun di Kecamatan Medan Selayang
Kota Medan. Teknik pengambilan sampel digunakan adalah multistage sampling.
Tahap 1 dipilih kelurahan yang pendudukanya sosial ekonomi tinggi yaitu masyarakat
tinggal di Komplek Perumahan Setia Budi Kelurahan Tanjung Sari dan untuk sosial
ekonomi rendah diambil penduduk yang tinggal di Kampung Susuk Kelurahan
Padang Bulan Selayang I.
Besar sampel penelitian dihitung dengan rumus :


n=

ZaPQ
d2

Keterangan rumus :
n= Jumlah/ besar sampel
Z = 1,96
P = 0,5
Q= 1-P = 0,5
d = 0.05

Universitas Sumatera Utara

n=

(1,96) 2 x0,5 x0,5
= 384.16
(0,05) 2


Jumlah ditambah untuk menghindari apabila ada data responden yang terpilih
tidak lengkap sehingga harus dikeluarkan saat dilakukan perhitungan secara statistik.
Pada penelitian ini ditambah sebanyak 16 orang sampel menjadi 400 sampel.
Komplek Perumahan Setia Budi Kelurahan Tanjung Sari diambil sebanyak 200
responden dan secara random dipilih 5 blok sebanyak 40 orang pada setiap blok.
Kampung Susuk Kelurahan Padang Bulan Selayang I diambil sebanyak 200
responden dan secara random dipilih 5 lingkungan sebanyak 40 orang pada setiap
lingkungan.

3.4 Variabel penelitian dan definsi operasional
3.4.1 Variabel penelitian
1. Pemakaian obat kumur
2. Karakteristik pasien
- Usia
- Jenis Kelamin
- Tingkat Pendidikan
- Pekerjaan
2. Tujuan berkumur
3. Merek obat kumur

4. Frekuensi berkumur

3.4.2 Definisi operasional
1. Pemakaian obat kumur : wujud pemakaian/ penggunaan obat kumur oleh
responden pada kehidupan sehari-harian.
2. Usia : kelompok usia 26-45 tahun.
3. Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
4. Tingkat pendidikan : tingkat pendidikan terakhir yang dijalani oleh
responden yaitu tidak sekolah, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi

Universitas Sumatera Utara

5. Pekerjaan : sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau
pencaharian masyarakat dengan pekerjaan sehari-hari menurut Barker DJP:
a. Kelas 1 : pekerjaan yang membutuhkan pendidikan tinggi seperti dokter,
jaksa/ hakim, direktur bank, direktur perusahaan dan dosen.
b. Kelas 2 : pekerjaan keahlian yang membutuhkan pendidikan menengah
seperti guru, perawat/bidan senior, apoteker, pemilik toko, salon, teknisi dan polisi.
c. Kelas 3 : Pekerjaan yang mempunyai pendidikan dasar seperti perawat,
supir, pengerajin, montir.

d. Kelas 4 : Pekerjaan membutuhkan pendidikan dasar dan biasa memakai
seragam seperti pelayan toko, pelayan restaurant, pelayan hotel, satpam dan tukang
parker.
e. Kelas 5 : Pekerjaan yang tidak memerlukan pendidikan dasar seperti
pesuruh, pembersih jalan, pembantu rumah tangga, buruh dan petani.
2. Tujuan berkumur adalah sesuatu yang diperoleh seseorang setelah
berkumur

yaitu

untuk

menghilangkan

bau

mulut,

mencegah


karies

atau

menyembuhkan penyakit mulut.
3. Merek obat kumur adalah suatu nama produk obat kumur yang dibedakan
berdasarkan kandungan bahan aktifnya yaitu bisguanida, campuran fenol, ammonia
kuaternary, germisida, bahan oksigenase, fluoride.
4. Frekuensi berkumur adalah jumlah berapa kali seseorang memakai obat
kumur dalam sehari yaitu satu kali sehari, dua kali sehari, tiga kali sehari, lebih dari
tiga kali sehari.

3.5 Cara pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi responden. Peneliti
dibagikan kuesioner kepada responden untuk mendapatkan data tentang pemakaian
obat kumur.

3.6 Pengolahan data dan analisis data
Pengolahan data dilakukan dengan cara komputerisasi dan selanjutnya data


Universitas Sumatera Utara

diolah secara deskriptif, kemudian dihitung dengan bentuk persentase.

3.7 Etika penelitian
Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup :
1. Ethical Clearance
Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada
Komisi Etik Penelitian Kesehatan berdasarkan ketentuan etika.
2. Lembar persetujuan ( Informed consent )
Peneliti melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada
responden kemudian menjelaskan lebih dulu tujuan penelitian, tindakan yang akan
dilakukan serta menjelaskan manfaat yang diperoleh dari hal-hal lain yang berkaitan
dengan penelitian.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN


4.1 Gambaran Responden
Dari 400 responden yang diperiksa, kelompok umur 26-30 tahun merupakan
jumlah terbanyak yaitu 36,25%, diikuti kelompok umur 31-35 tahun 24,50%.
Kelompok umur 36-40 tahun 23,50% dan kelompok umur 41-45 tahun sebanyak
15,75%. Berdasarkan jenis kelamin, persentase perempuan sebanyak 53,75% dan
laki-laki 46,25%.
Berdasarkan tingkat pendidikan responden yang tamat SMA merupakan
jumlah terbanyak yaitu 51,75%, diikuti tamat PT/ akademik sebanyak 27%, tamat
SD/ SMP sebanyak 19,50%, sedangkan tidak sekolah/ tidak tamat SD sebanyak
1,75%.
Responden yang bekerja, persentase klasifikasi kelas 3 terbanyak yaitu
pekerjaan yang mempunyai pendidikan dasar seperti perawat, supir, pengerajin dan
montir adalah 26,75%, diikuti kelas 2 yaitu pekerjaan keahlian yang membutuhkan
pendidikan menengah seperti guru, bidan, apoteker, pemilik toko, salon dan teknisi
sebanyak 24% dan kelas 4 yaitu pekerjaan yang membutuhkan pendidikan dasar dan
biasanya memakai seragam seperti pelayan toko, pelayan hotel, satpam dan tukang
parkir sebesar 24%. Persentase paling rendah adalah kelas 1 yaitu pekerjaan yang
membutuhkan pendidikan tinggi seperti dokter, jaksa/hakim, direktur bank, direktur
perusahaan dan dosen sebesar 11% dan kelas 5 yaitu pekerjaan yang tidak
memerlukan pendidikan dasar seperti pesuruh, pembersih jalan, pembantu rumah

tangga, buruh dan petani sebanyak 10,25% ( Tabel 1 ).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Karakteristik responden di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan
( n=400 )
Karakteristik
Responden

Distribusi
responden

n

%

Kelompok Usia
( Tahun )

26-30


145

36,25

31-35

98

24,50

36-40

94

23,50

41-45

63


15,75

Laki-laki

185

46,25

Perempuan

215

53,75

Tidak sekolah/
tidak tamat SD
Tamat SD/ SMP

7


1,75

78

19,50

Tamat SMA

207

51,75

Tamat PT/
Akademik
Kelas 1

108

27

44

11

Kelas 2

96

24

Kelas 3

107

26,75

Kelas 4

96

24

Kelas 5

41

10,25

Tidak bekerja

16

4

Jenis kelamin

Tingkat
Pendidikan

Klasifikasi
pekerjaan

4.2 Pemakaian obat kumur
Responden yang menggunakan obat kumur sebanyak 41,50% dan tidak
menggunakan obat kumur adalah 58,50%. Persentase yang memakai obat kumur
terbanyak adalah kelompok usia 26-30 tahun yaitu 55,17% dan kelompok usia 31-35
tahun sebanyak 46,94%. Persentase terbanyak tidak memakai obat kumur adalah
kelompok usia 41-45 tahun sebanyak 77,78% dan kelompok usia 31-35 tahun 72,34%

Universitas Sumatera Utara

(Tabel 5).
Tabel 2. Pemakaian obat kumur menurut kelompok usia responden di Kecamatan
Medan Selayang Kota Medan (n=400)
Kelompok Usia
( Tahun )
26 – 30

Pemakaian obat kumur
Ya ( % )
Tidak ( % )
80 ( 55,17 )
65 ( 44,83 )

n
145

31 – 35

46 ( 46,94 )

52 ( 53,06 )

98

36 – 40

26 ( 27,66 )

68 ( 72,34 )

94

41 – 45
Jumlah

14 ( 22,22 )
166 (41,50 )

49 ( 77,78 )
234 ( 58,50 )

63
400

Persentase perempuan yang menggunakan obat kumur lebih banyak
dibandingkan dengan laki-laki yaitu perempuan sebanyak 44,65% dan laki-laki
37,84% (Tabel 6).

Tabel 3. Pemakaian obat kumur menurut jenis kelamin responden di Kecamatan
Medan Selayang Kota Medan.
Jenis Kelamin

Pemakaian obat kumur

Total

Ya ( % )

Tidak ( % )

Laki- Laki

70 ( 37,84 )

115 ( 62,16 )

185

Perempuan

96 ( 44,65 )

119 ( 55,35 )

215

Jumlah

166 ( 41,50 )

235 ( 58,50 )

400

Semakin tinggi pendidikan, semakin banyak responden yang menggunakan
obat kumur yaitu tamat PT/ Akademik 67,60% dan tamat SMA sebanyak 40,10%.
Responden yang tingkat pendidikan tamat SD/SMP menggunakan obat kumur
sebanyak 12,82% (Tabel 7).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. Pemakaian obat kumur menurut tingkat pendidikan responden di Kecamatan
Medan Selayang Kota Medan.
Tingkat
Pendidikan

Pemakaian obat kumur
Ya ( % )

Tidak ( % )

Total

Tidak sekolah/ tidak
tamat SD
Tamat SD/ SMP

-

7 ( 100 )

7

10 ( 12,82 )

68 ( 87,18 )

78

Tamat SMA

83 ( 40,10 )

124 ( 59,90 )

207

Tamat PT/
Akademik
Jumlah

73 ( 67,60 )

35 ( 32,40 )

108

166 ( 41,50 )

234 ( 58,50 )

400

Semakin tinggi klasifikasi pekerjaan responden persentase responden yang
menggunakan obat kumur cenderung lebih tinggi, pada klasifikasi pekerjaan kelas 1
sebanyak 77,27% dan kelas 2 sebanyak 67,71%. Persentase terbanyak yang tidak
menggunakan obat kumur pada kelas tidak bekerja sebanyak 100% dan kelas 5
sebanyak 90,24% ( Tabel 8 ).

Tabel 5. Distribusi
pemakaian
obat kumur
menurut
klasifikasi
pekerjaanresponden
responden di
di
Pemakaian
obat kumur
menurut
klasifikasi
pekerjaan
Kecamatan
KecamatanMedan
MedanSelayang
SelayangKota
KotaMedan.
Medan.
Klasifikasi
pekerjaan

Pemakaian obat kumur

Total

Ya ( % )

Tidak ( % )

Kelas 1

34 ( 77,27 )

10 ( 22,73 )

44

Kelas 2

65 ( 67,71 )

31 ( 32,29 )

96

Kelas 3

42 ( 39,25 )

65 ( 60,75 )

107

Kelas 4

21 ( 21,88 )

75 ( 78,12 )

96

Kelas 5

4 ( 9,76 )

37 ( 90,24 )

41

Tidak bekerja

-

16 ( 100 )

16

Jumlah

166 ( 41,50 )

234 ( 58,50 )

400

Tujuan utama memakai obat kumur persentase terbanyak adalah untuk

Universitas Sumatera Utara

menghilangkan bau mulut sebanyak 78,92% diikuti mencegah gigi berlubang
sebanyak 10,24% dan menyembuh sariawan 10,24% (Tabel 9).

memakai
obat
kumurobat
responden
di Kecamatan
Selayang
Tabel 6. Tujuan
Distribusi
tujuan
memakai
kumur menurut
tingkat Medan
n
di
Kota Medan.
Tujuan memakai obat
kumur
Menghilangkan bau mulut

n

%

131

78,92

Mencegah gigi berlubang

17

10,24

Menyembuh sariawan

17

10,24

Menghambat terjadi
karang gigi
Jumlah

1

0,60

166

100

Persentase pemakaian obat kumur satu kali sehari adalah sebanyak 55,55 %
dan pemakaian obat kumur dua kali sehari sebanyak 38,89%, sedangkan pemakaian 3
kali sehari 5,56%.

Tabel 7. Frekuensi pemakaian obat kumur pada responden di Kecamatan Medan
Selayang Kota Medan
Frekuensi pemakaian
obat kumur
Satu kali sehari

n

%

50

55,55

Dua kali sehari

35

38,89

Tiga kali sehari

5

5,56

Jumlah

90

100

Merek obat kumur yang digunakan oleh responden adalah Listerine sebanyak
77,71% dan Betadine, Isodine dan Septadine sebanyak 10,24% sedangkan merek lain
jarang digunakan oleh responden (Tabel 13).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 8. Distribusi
merek
obatpada
kumur
pada responden
di Kecamatan
Selayang
Merek obat
kumur
responden
di Kecamatan
MedanMedan
Selayang
Kota
Kota
Medan.
Medan.
Bahan Aktif Obat Kumur
(Merek)
Asam benzoate, asam
borat, eukaliptol, metil
salisat, menthol, timol dan
alkohol ( Listerine )

n

%

129

77,72

Povidon Iodin
( Betadine )

17

10,24

Sodium Floride ( Oral B,
Systema, Total Care,
Colgate Total )

20

12,04

Total

166

100

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
PEMBAHASAN

Responden terdiri atas 185 laki-laki dan 215 perempuan. Pemakaian obat
kumur pada perempuan lebih tinggi dibanding dengan laki-laki yaitu pada perempuan
sebanyak 44,65 persen dan laki-laki sebanyak 37,84 persen. Hal ini sesuai dengan
penelitian Macfarlane TV dkk yang menyatakan pemakaian obat kumur pada
perempuan 47,20 persen lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yaitu 41,50
persen.8 Hal ini juga sesuai dengan penelitian The Scottish Health Survey
menyatakan bahwa perempuan cenderung lebih banyak memakai obat kumur yaitu 45
persen dibanding laki-laki 36 persen.9 Hasil penelitian ini menunjukkan perempuan
lebih tinggi kepeduliannya terhadap kesehatan rongga mulut dibandingkan laki-laki.8
Persentase pemakaian obat kumur terbanyak adalah pada kelompok umur
26-30 tahun yaitu 55,17 persen. Hal ini sejalan dengan penelitian Macfarlane TV
dkk yaitu kelompok usia terbanyak pemakaian obat kumur adalah kelompok usia
25-34 tahun sebanyak 56 persen dan hasil penelitian The Scottish Health Survey
melaporkan pemakaian obat kumur terbanyak adalah pada kelompok usia 25-34 tahun
sebanyak 49 persen. Hal ini mungkin dikarenakan responden kelompok usia 26- 30
tahun lebih mementingkan tentang kesehatan rongga mulut dibandingkan responden
kelompok usia 41-45 tahun8,9
Pemakaian obat kumur yang berpendidikan tamat PT/Akademik adalah
67,60 persen diikuti tamat SMA sebanyak 40,10 persen. Hal ini sejalan dengan
penelitian ANA Andayani, yaitu responden berpendidikan tamat PT/Akademik yang
memakai obat kumur adalah 61 persen diikuti 30 persen yang berpendidikan sarjana
muda.30 Hal ini mungkin dikarenakan responden berpendidikan tinggi mempunyai
pengertian

dan

memahami

tentang

kebersihan

rongga

mulut,

responden

berpendidikan rendah kurang termotivasi meningkatkan kesehatan rongga mulut dan
memiliki kesadaran yang rendah untuk menjaga kebersihan rongga mulut.31
Tujuan responden memakai obat kumur adalah untuk menghilangkan bau

Universitas Sumatera Utara

mulut sebanyak 78,92 persen dan sariawan sebanyak 10,24 persen. Hal ini sejalan
dengan penelitian Wirth T dkk yaitu tujuan responden memakai obat kumur untuk
menghilangkan bau mulut persentasenya sebanyak 75,34 persen.32
Merek obat kumur yang digunakan oleh responden adalah Listerine 79
persen. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian ANA Andayani yaitu
Listerine merupakan merek pilihan sebanyak 76 persen.30 Hal ini juga sejalan dengan
survey T Syaifa yaitu Listerine merupakan merek terbanyak dipakai yaitu 76 persen.
Hal ini dikarenakan Listerine melakukan kampanye periklanan dan secara bertahap
mengubah persepsi konsumen maupun saluran distribusi di kalangan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pemakaian obat kumur pada responden kelompok
usia 26-45 tahun di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan dapat disimpulkan :
1. Pemakaian obat kumur lebih tinggi pada perempuan yaitu sebanyak 44,65%
dibandingkan laki-laki sebanyak 37,84%.
2. Pemakaian obat kumur berdasarkan kelompok usia 26-45 tahun terbanyak
adalah pada kelompok umur 26-30 tahun sebanyak 55,17%, diikuti kelompok usia
31-35 tahun sebanyak 46,94%, kelompok usia 36-40 tahun sebanyak 27,66% dan
kelompok usia 41-45 tahun sebanyak 22,22%.
3. Pemakaian obat kumur berdasarkan pendidikan tertinggi adalah yang
berpendidikan tamat perguruan tinggi/ akademik sebanyak 67,60%, diikuti yang
berpendidikan tamat SMA sebanyak 40,10% dan tamat SD/SMP sebanyak 12,82%.
4. Pemakaian obat kumur berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah kelas 1 yang
pekerjaan yang membutuhkan pendidikan tinggi seperti dokter, jaksa/ hakim, direktur
bank, direktur perusahaan, dosen sebanyak 77,27%, diikuti kelas 2 yang pekerjaan
keahlian yang membutuhkan pendidikan menengah seperti guru, bidan, apoteker,
pemilik toko, salon dan teknisi sebanyak 67,71%, kelas 3 yang pekerjaan yang
mempunyai pendidikan dasar seperti perawat, supir, pengerajin dan montir sebanyak
39,25%, kelas 4 yang pekerjaan membutuhkan pendidikan dasar dan biasanya
memakai seragam seperti pelayan toko, pelayan restaurant, pelayan hotel, satpam dan
tukang parkir sebanyak 21,88% dan kelas 5 yang pekerjaan yang tidak memerlukan
pendidikan dasar seperti pesuruh, pembersih jalan, pembantu rumah tangga, buruh
dan petani sebanyak 9,76%.
5. Tujuan pemakaian obat kumur adalah untuk menghilangkan bau mulut
78,92%, mecegah gigi berlubang 10,24%, menyembuh sariawan 10,24% dan
menghambat terjadi karang gigi 0,60%.

Universitas Sumatera Utara

6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disarankan:
1. Kepada masyarakat untuk menggunakan obat kumur sesuai anjuran
pemakaian sebanyak 2 kali sehari setelah menyikat gigi.
2. Kepada masyarakat untuk diperhatikan anjuran pemakaian obat kumur agar
tidak terjadi efek samping seperti xerostomia atau iritasi pada mulut jika dipakai
dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus.
3. Kepada pengusahaan obat kumur disarankan untuk menambah penjelasan
tentang manfaat pemakaian obat kumur.

Universitas Sumatera Utara