Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sendiri sebagai hasil pemebelajaran
perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan pada lima tatanan yaitu tatanan
rumah tangga, sekolah, institusi kesehatan, tempat kerja, dan tempat umum.
Program ini mengajarkan dan menciptakan kondisi perorangan, keluarga,
kelompok, dan masyarakat dengan memberikan komunikasi, informasi, edukasi,
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam perialku hidup
bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (sosial
support), dan pemberdayaan masyarakat (Depkes RI, 2008).
2.2 Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
1. Tujuan Umum
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga
untuk melaksanakan PHBS.
b. Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat
2.3 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Keluarga yang melaksankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat maka setiap
rumah tangga akan meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah

8

Universitas Sumatera Utara

9

tangga yang sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga.
Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabuaten /
Kota dibidang kesehatan adalah pelaksanaan PHBS (Proverawati, 2012)
2.4 Ruang lingkup Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Sekumpulan kegiatan perilaku seseorang dalam kegiatan sehari-hari
dengan pedoman perilaku sehat meliputi lima ruang lingkup:
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh angogta keluarga yaitu

pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut,
dan pengasuh anak
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Institusi Kesehatan
Sasaran PHBS di Institusi Kesehatan adalah pasien, keluarga pasien,
pengunjung, petugas kesehatan di institusi kesehatan, dan karyawan di
institusi kesehatan.
3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat-tempat umum
Sasaran

PHBS

di

Tempat-tempat

umum

adalah

masyarakat


pengunjung/pembeli, pedagang, petugas kebersihan, pengelola, jamaah,
pemelihara atau pengelola tempat ibadah, remaja tempat ibadah, penumpang,
awak angkutan umum, pengelola angkutan umum
4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah

Universitas Sumatera Utara

10

Sasaran pembinaan PHBS di Sekolah adalah siswa, warga sekolah dan
masyarakat lingkungan sekolah
5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Kerja
Sasaran PHBS di tempat Kerja adalah seluruh karyawan yang bekerja di
tempat kerja tersebut
2.5 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
Perilaku Hidup dan Sehat di Rumah Tangga adalah upaya untuk
memberdayakan

anggota


rumah

tangga

agar

tahu,

mau

dan

mampu

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk
mencapai Rumah Tangga ber-PHBS. Rumah tangga yang ber-PHBS adalah
rumah tangga yang melakukan 10 indikator PHBS di rumah tangga yaitu:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi asi eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunaka jamban sehat
7. Memberantas jentik dirumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok didalam rumah
Dari kesepuluh indikator PHBS diatas yang dapat dipraktikkan anak umur 6-

Universitas Sumatera Utara

11

12 tahun yaitu: menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah sekali seminggu,
makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan tidak
merokok didalam rumah
2.5.1 Menggunakan Air bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,
mencuci pakaian dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit dan terhindar
sakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain dapat
dilihat, dirasa, dicium dan diraba. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu,
lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya. Air tidak berasa, tidak berasa asin,
tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia
beracun. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang. Air bersih
bermanfaat bagi tubuh supaya terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare,
Kolera, Disentri, Thypus, Kecacingan, Penyakit mata, penyakit kulit atau
keracunan. ( Proverawati, 2012)
Menurut Chandra (2007) air yang berada di permukaan bumi ini dapat
berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi
menjadi air angkasa (hujan), air permukaan dan air tanah.
a. Air Angkasa
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun pada
saat prespitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer.

Universitas Sumatera Utara


12

b. Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air seperti sungai, danau, telaga,
waduk, rawa, air terjun dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air
hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan
mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.
c. Air Tanah
Air tanah (grand water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang
kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami
proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut,
di dalam perjalanannya ke bawah tanah membuat air tanah menjadi lebih baik dan
lebih murni dibandingkan dengan air permukaan.
2.5.2 Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun
Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis
dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan dan
kebersihan tangan dapat mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit
pada kedua tangan dan lengan serta meminimalisasi kontaminasi ulang. Tujuan
cuci tangan adalah menghilangkan kotoran mekanis dari permukaan kulit dan

mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
Kebiasaan cuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun mempunyai
peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan penyakit infeksi kecacingan,
karena dengan mencuci tangan dengan iar bersih dan sabun dapat lebih efektif
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara

Universitas Sumatera Utara

13

bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus,
bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. ( Proverawati, 2012)
Menurut Proverawati (2012), waktu yang tepat untuk mencuci tangan
sebagai berikut:
1. Setiap kali tangan kita kotor
2. Setelah buang air besar
3. Setelah menceboki bayi atau anak
4. Sebelum makan dan menyuapi anak
5. Sebelum memegang makanan
6. Sebelum menyusui bayi

7. Sebelum menyuapi anak
8. Setelah bersin, batu, membuang ingus, setelah pulang dari berpergian
9. Sehabis bermain/memberi makan/memegang hewan peliharaan
Menurut World Health Organization (2009), langkah-langkah mencuci
tangan pakai sabun yaitu:
1. Basahi kedua tangan dengan air mengalir
2. Beri sabun secukupnya
3. Gosok kedua telapak tangan dan punggung tangan
4. Gosok sela-sela jari kedua tangan
5. Gosok kedua telapak dengan jari-jari rapat
6. Jari-jari tangan dirapatkan sambil digosk ke telapak tangan, tangan kiri ke
kanan dan sebaliknya
7. Gosok ibu jari secara berputar dalam genggaman tangan tangan, dan

Universitas Sumatera Utara

14

sebaliknya
8. Gosokkan kuku jari kanan memutar ke telapak tangan kiri, dan sebaliknya.

9. Basuh dengan air
10. Keringkan tangan dengan tisu
11. Matikan keran air dengan tisu
12. Tangan sudah bersih
2.5.3 Menggunakan Jamban Sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya (Depkes RI, 2009)
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
besar/buang air kecil. Penggunaan jamban kan bermanfaat untuk menjaga
lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber
air yang ada disekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau
serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kecacingan dan penyakit
kulit. Faktorrisiko lain, prilau akan BAB tidak di jamban atau disembarang tempat
menyebabkan pencemaran tanah dan tinja yang berisi telur cacing. Infeksi pada
anak sering terjadi dikarenakan menelan tanah yang tercemat telur cacing atau
melalui tangan yang terkontaminasi telur cacing
Menurut Proverawati (2012), syarat jamban yang sehat adalah:
1. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan

lubang penampungan minimal 10 meter)

Universitas Sumatera Utara

15

2. Tidak berbau
3. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
4. Tidak mencemari tanah sekitarnya
5. Mudah dibersihkan dan aman digunakan
6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7. Penerangan dan ventilasi yang cukup
8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9. Tersedia air, sabun dan alat pembersih
2.5.7 Tidak Merokok
Menurut Proverawati (2012), setiap anggota keluarga tidak boleh
merokok. Rumah merupakan tempat berlindung, termasuk dari asap rokok.
Dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia
berbahaya seperti nikotin, tar dan carbon monoksida (C0). Nikotin dapat
menyebabkan ketagihan dan merusak jantung serta aliran darah. Tar dapat
menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker sedangkan gas CO dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen yang akan
membuat sel-sel dalam tubuh akan mati.merokok secara aktif maupun pasif
membahayakan tubuh. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan
merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit
jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker laring, kanker oseofagus,
bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat
pada janin. Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhandsmoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang perokok karena berada

Universitas Sumatera Utara

16

disekitar perokok atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan
sekecil apapun walaupun itu hanya satu batang dalam sehari sedangkan perokok
pasif adalah adalah orang yang bukan merokok tapi menghirup asap rokok orang
lain.
Merokok baik secara aktif maupun secara pasif membahayakan tubuh,
seperti
1. meyebabkan kerontokan rambut
2. gangguan pada mata seperti katarak
3. kehilangan pendengaran lebih awal dibandingkan bukan perokok
4. menyebabkan paru-paru kronis
5. merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap
6. menyebabkan stoke dan serangan jantung
7. tulang lebih muah patah
8. menyebabkan kanker mulut
9. menyebabkan kemandulan dan impotensi
10. menyebabkan kanker rahim dan keguguran
2.6 Penyakit Berbasis Lingkungan
Penyakit berbasis lingkungan adalah ilmu yang mempelajari proses
kejadian atau fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat
yang berhubungan, berakar (bounded) atau memiliki keterkaitan erat dengan satu
atau lebih komponen lingkungan pada sebuah ruang dalam mana masyarakat
tersebut bertempat tinggal atau beraktivitas dalam jangka waktu tertentu. Penyakit

Universitas Sumatera Utara

17

tersebut bisa dicegah atau dikendalikan, kalau kondisi lingkungan yang
berhubungan atau diduga berhubungan dengan penyakit tersebut dihilangkan
(Achmadi, 2013).
Beberapa contoh penyakit berbasis lingkungan, misalnya berbagai
penyakit yang diderita sekali waktu pada sebuah komunitas yang hidup atau
tinggal pada pemukiman padat berdesakan dengan sanitasi dasar yang buruk
(Achmadi, 2011).
2.6.1 ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai
spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan
sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen
penyebabnya, factor lingkungan, dan faktor pejamu. ISPA didefinisikan sebagai
penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang
ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam
waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan
sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan
bernapas (WHO,2008)
ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular
di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya
disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat
tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negara-negara
dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. Begitu pula, ISPA

Universitas Sumatera Utara

18

merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas
pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak (WHO,2008)
Program Pemberantasan Penyakit ISPA (P2 ISPA) membagi penyakit
ISPA dalam dua golongan yaitu pneumonia (radang paru-paru) dan yang bukan
pneumonia. Pneumonia dibagi lagi atas derajat beratnya penyakit, yaitu
pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Pneumonia tidak berat ditandai
secara klinis oleh adanya napas cepat, pneumonia berat ditandai secara klinis oleh
adanya tarikan dinding dada kedalam sedangkan bukan pneumonia ditandai secara
klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding kedalam dan
tanpa adanya napas cepat. (Irianto, 2014)
Saluran pernapasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar
sehingga dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien dari sistem
saluran pernapasan ini. Sudah menjadi suatu kecenderungan bahwa terjadinya
infeksi bakterial mudah terjadi pada saluran napas yang telah rusak sel-sel epitel
mukosanya, yang disebabkan oleh infeksi-infeksi yang terdahulu. Keutuhan gera
lapisan mukosa dan silia dapat terganggu karena asap rokok, gas SO2,
pencemaran udara, dan lain-lain. Makrofag biasanya banyak terdapat di alveoli
dan baru akan dimobilisasi ke tempat-tempat dimana terjadi infeksi. Asap rokok
menurunkan

kemampuan makrofag membunuh

bakteri,

sedang alkohol

menurunkan mobilitas sel-sel ini. Antibodi setempat pada saluran napas, adalah
IgA yang banyak terdapat di mukosa. Kurangnya antibodi ini akan memudahkan
terjadinya infeksi saluran pernapasan (Alsagaff dan Mukty, 2010).

Universitas Sumatera Utara

19

Penyakit ISPA merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada anak,
karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. ISPA yang berlanjut menjadi
radang paru-paru sering terjadi pada anak-anak terutama apabila terdapat gizi
kurang dan dikombinasikan dengan keadaan lingkungan yang kurang sehat.
Risiko utama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya infeksi silang, beban
imunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing,
serta tidak tersedianya atau malah berlebihannya pemakaian antibiotik.
(Irianto,2014)
Pada ISPA dikenal tiga cara penyebaran infeksi yaitu: melalui aerosol
yang lembut terutama oleh karena batuk, melalui aerosol yang lebih kasar, terjadi
pada waktu batuk dan bersin-bersin, dan melalui kontak langsung/tidak langsung
dari benda yang telah dicemari jasad renik (hand to hand transmission). Pada
infeksi virus, transmisi diawali dengan penyebaran virus ke daerah sekitar
terutama melalui bahan sekresi hidung. Virus yang menyebabkan ISPA terdapat
10-100 kali lebih banyak di dalam mukosa hidung daripada mukosa faring
(Alsagaff 2010).
2.6.2 Diare
Menurut Syafrudin (2011) Diare merupakan keadaan dimana seseorang
buang air berkali-kali , tinjanya encer dan kadang-kadang muntah. Diare disebut
juga muntaber (muntah berak), muntah mencret atau muntah bocor. Kadangkadang tinjanya juga mengandung darah atau lendir. Diare menyebabkan cairan
tubuh terkuras melalui tinja.
Berbagai penyebab penyakit diare antara lain :

Universitas Sumatera Utara

20

1. Infeksi bakteri : Shigella, Salmonella, E.Coli, golongan Vibrio, Bacillus
cereuc, Clostridium perfringes, Staphylococcus aureus, Camplyobacter
aeromonas.
2. Infeksi virus : Rotavirus, Norwalk, Adenovirus
3. Infeksi parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Balantidium coli, Ascaris, Trichuris, Strongyloides, dan Candida.
4. Aleregi terhadap makanan atau obat tertentu
5. Pamanis buatan
Gejala diare pada umumnya adalah mula-mula anak menjadi cengeng,
gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang, perut mulas,
frekuensi BAB meningkat, tinja makin cair, mungkin mengandung darah atau
lendir, muntah, dan lain-lain (Suharyono, 2008).
Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan
dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan
sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak
di dunia. Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun
2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3
pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Setiap tahunnya 1,5 juta anak
meninggal dunia karena diare (Agtini, 2011).
2.6.3 Kecacingan
Kecacingan adalah sebagai infestasi satu atau lebih cacing parasit usus
yang terdiri dari golongan nematoda usus. (WHO,2011)
Kecacingan sangat sering ditemukan pada anak-anak. Cacingan didapat

Universitas Sumatera Utara

21

ketika telur cacing pada tangan, kotoran, atau kuku tangan masuk kedalam mulut
sewaktu anak menghisap jari tangan atau makan. Telur cacing akan menetas
didalam tubuh dan cacing akan berpindah keusus besar dan meletakkan telurnya
disekitar anus, biasanya pada malam hari. Gejala kecacingan dapat ditandai
dengan gatal yang amat sangat, tidak dapat tidur dan sakit perut ( Irianto, 2014)
Menurut Mardianan (2008) Infeksi Kecacingan merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia yang masih tinggi prevalensinya terutama pada
kelompok umur balita dan anak usia sekolah dasar terutama di daerah pedesaan
dan daerah kumuh perkotaan.
Gejala penyakit kecacingan memang tidak nyata dan sering dikacaukan
dengan penyakit-penyakit lain. Orang (anak) yang menderita cacingan biasanya
lesu, kurang bergairah dan konsentrasi belajar kurang (Menkes, 2006)
Kebiasaan hidup kurang higienis menyebabkan angka terjadinya penyakit
masih cukup tinggi. Infeksi parasit terutama parasit cacing merupakan masalah
kesehatan masyarakat. Penyakit infeksi ini bisa menyebabkan morbiditas. Salah
satunya banyak terjadi pada anak usia anak sekolah yang berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka (Yulianto, 2007).
2.6.4 Tuberklosisi Paru
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi yang dapat mengenai
paru-paru manusia. Sama dengan penyakit infeksi lainnya, tuberculosis
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis sehingga tuberkulosis bukan
merupakan penyakit keturunan dan dapat ditularkan dari seseorang terhadap yang
lain. dahulu (Aditama, 1994).

Universitas Sumatera Utara

22

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi oleh Mycobacterium
tuberculosis adalah adanya sumber infeksi yaitu penderita dengan kasus terbuka
atau hewan yang menderita tuberkulosis (walaupun jarang ada), jumlah basil
sebagai penyebab infeksi harus cukup, virulensi yang tinggi dari basil
tuberkulosis, dan daya tahan tubuh yang menurun yang memungkinkan basil
berkembang biak dan keadaan ini menyebabkan timbulnya penyakit tuberculosis
paru (Alsagaff dan Mukty, 2010).
Sebagian besar basil Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam
jaringan paru melalui airborene disease. Keadaan ini hanya berlangsung beberapa
saat dan akan berhenti bila jumlah kuman yang masuk sedikit dan telah terbentuk
daya tahan tubuh yang spesifik terhadap basil ini. Pada permulaan infeksi, basil
tuberculosis masuk ke dalam tubuh yang belum mempunyai kekebalan,
selanjutnya tubuh mengadakan perlawanan dngan cara yang umum yaitu melalui
infiltrasi sel-sel radang ke jaringan tubuh yang mengandung tuberkulosis. Reaksi
tubuh ini disebut reaksi non spesifik (tahap pra-alergis) yang berlangsung kurang
lebih 3-7 minggu. Setelah reaksi radang non spesifik dilampaui, reaksi tubuh
memasuki tahap alergis yang berlangsung kurang lebih 3-7 minggu (Alsagaff dan
Mukty, 2010).
Penularan yang sering terjadi ialah melalui saluran pernapasan yang
dikenal sebagai droplet infection, dimana basil tuberkulosis dapat masuk sampai
ke alveol. Penularan lebih mudah terjadi bila ada hubungan yang erat dan lama
dengan penderita tuberkulosis paru aktif, yakni golongan penderita yang lebih
dikenal sebagai open case. Bentuk penularan lain adalah melalui debu yang

Universitas Sumatera Utara

23

beterbangan di udara yang mengandung basil tuberkulosis (Alsagaff dan Mukty,
2010).
Penularan yang sering terjadi ialah melalui saluran pernapasan yang
dikenal sebagai droplet infection, dimana basil tuberkulosis dapat masuk sampai
ke alveol. Penularan lebih mudah terjadi bila ada hubungan yang erat dan lama
dengan penderita tuberkulosis paru aktif, yakni golongan penderita yang lebih
dikenal sebagai open case. Bentuk penularan lain adalah melalui debu yang
beterbangan di udara yang mengandung basil tuberkulosis (Alsagaff dan Mukty,
2010).
2.6.5 Penyakit Kulit
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling utama yang perlu diperhatikan.
Kulit juga merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian
tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya. Kulit
memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan dari luar. Mengingat pentingnya kulit sebagai pelindung organorgan
tubuh didalamnya, maka kulit perlu dijaga kesehatannya. Selain sebagai pelindung
tubuh, kulit juga memiliki nilai estetika, kulit wajah yang segar, lembab, halus,
lentur dan bersih akan tampak lebih indah (Indrawati, 2012)
Menurut Harahap (2000) salah satu bagian tubuh yang cukup sensitif
terhadap berbagai macam penyakit adalah kulit. Kulit merupakan pembungkus
yang elastik yang melindungi tubuh pengaruh lingkungan. Lingkungan yang sehat
dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya,

Universitas Sumatera Utara

24

lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit
antara lain penyakit kulit
Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit kulit adalah kebersihan
perorangan yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan rambut dan kulit kepala,
kebersihan kuku, intensitas mandi dan lain- lain (Perry, 2005).
Penyakit kulit menurut Ganong (2006), merupakan peradangan kulit
epidermis dan dermis sebagai respons terhadap faktor endogen berupa alergi atau
eksogen berasal dari bakteri dan jamur. Gambarannya polimorfi, dalam artian
berbagai macam bentuk, dari bentol-bentol, bercak-bercak merah, basah,
keropeng kering, penebalan kulit disertai lipatan kulit yang semakin jelas, serta
gejala utama adalah gatal.
Kurangnya air bersih khususnya untuk menjaga kebersihan diri, dapat
menimbulkan berbagai penyakit kulit. Hal ini terjadi karena bakteri yang selalu
ada pada kulit mempunyai kesempatan untuk berkembang. Penyakit akibat
kurangnya air bersih adalah segala macam penyakit kulit yang disebabkan jamur
dan bakteri. (Slamet, 2007)
Menurut Irianto (2014) Kelainan kulit akibat infeksi jamur antara lain
disebabkan oleh segolongan jamur dermatofita, ragi candida dan jamur malassezia
furtur. Kelainan kulit akibat infeksi jamur dapat berupa:
1. Panu: penyakit panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai
rasa gatal saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau
merah tergantung kepada warna kulit sipenderita. Penyakit ini biasanya
menyerang kulit yang paling banyak menghasilkan keringat.

Universitas Sumatera Utara

25

2. Kurap: berupa infeksi kulit berbentuk bulat-bulat besar dengan diameter 3-4
cm, pinggirnya meninggi dan berwarna merah sedangkan bagian tengahnya
bersisik halus dan menimbulkan rasa gatal.
3. Tinea Pedis: penyakit yang disebabkan oleh jamur pada kaki terutama pada
telapak kaki dan sela-sela jari kaki.
4. Psoriasis: penyakit kulit dimana siklus hidup sel-sel kulit sangat cepat sehingga
terbentuk sisik keperakan yang tebal dan gatal, kering bercak merah. Gejala
yang timbul dapat berupa kulit kemerahan yang dapat terjadi di kulit kepala,
siku, punggung dan lutut.
5. Ringworm: penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak lingkaran dikulit
terasa sangat gatal dan menyebabkan bekas jika sering digaruk. Lingkungan
yang lembab dan hangat seperti kamar uap, sauna, dan kolam renang adalah
tempat yang paling sempurna bagi jamur ringrow untuk berkembang biak.
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau. Penyakit ini
sangat mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan kemanusia dan
sebaliknya. Skabies disebabkan oleh sarcoptes scabei, tungau ini berbentuk
bundar dan mempunyai empat pasang kaki. Sarcoptes betina yang berada
dilapisan kulit stratum korneum dan lusdium membuat trowongan kedalam
lapisan kulit. Didalam terowongan ini sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu
singkat telur menetas menjadi hypopi yakni sarcoptes muda. Akibat terowongan
yang digali sarcoptes betina dan hypopi memakan sel-sel dilapisan kulit itu
sehingga penderita merasa gatal. ( Irianto, 2014)

Universitas Sumatera Utara

26

2.7 Bencana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu
yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan.
Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh alam
(Poerwadarminta, 2006)
Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana,
kerentanan, dan kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian.
2.8 Pengungsi
United Nation High Commissioner for Refugees (UNHCR) memberikan
definisi tentang pengungsi adalah setiap orang yang berada di luar negara warga
negaranya atau jika ia tidak memiliki warga negara, negara dimana dia bertempat
tinggal sebelumnya, karena ia memiliki atau pernah memiliki rasa takut akan
persekusi karena alasan ras, agama, kewarganegaraan atau pendapat politik dan
tidak dapat, atau karena suatu ketakutan, tidak bermaksud untuk mendapatkan
dirinya perlindungan dari pemerintah negara kewarganegaraanya atau jika dia
tidak memiliki kewarganegaraan, untuk kembali ke negara dimana dia pernah
bertempat tinggal sebelumnya. (UNHCR, 2007)

Universitas Sumatera Utara

27

Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa
keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat
dampak buruk bencana. (UU RI No. 24 Tahun 2007)
Sedangkan dalam Ensiklopedia Indonesia pengungsi adalah seseorang atau
sekelompok orang yang meninggalkan suatu wilayah guna menghindari suatu
bencana atau musibah. Bencana ini dapat berbentuk banjir, tanah longsor,
tsunami, kebakaran, dan lain sebagainya yang diakibatkan oleh alam. Dapat pula
bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia secara langsung. Misalnya perang,
kebocoran nuklir dan ledakan bom.
Pengungsi dapat dibagi menjadi dua, yakni :
1. Pengunsi Internal
Adalah orang-orang atau kelompok-kelompok orang yang dipaksa atau
terpaksa melarikan diri atau meninggalkan rumah mereka atau tempat tinggal,
sebagai akibat pertikaian bersenjata, perselisian internal, tindak kekerasan yang
meluas, pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia, bencana alam atau bencana
akibat ulah manusia, dan yang tetap berada dalam wilayah kekuasaan mereka itu
sendiri.
Pengungsi Internal atau Internally Displace Persons (IDPs) adalah
pengungsi yang keluar dari wilayah tertentu dan menempati wilayah lain tetapi
masih dalam satu daerah kekuasaaan satu negara. Pengungsi internal biasanya
merupakan penduduk migran terpaksa akibat konflik bersenjata atau akibat dari
situasi-situasi rawan lainnya (seperti tindak kekerasan, bencana alam, bencana
akibat ulah manusia) yang tidak melintasi perbatasan negaranya. Pengungsi

Universitas Sumatera Utara

28

internal juga dapat diartikan sebagai seseorang atau kelompok masyarakat yang
berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain sebagai akibat dari bencana alam dan
atau bencana sosial yang menimbulkan kecemasan dan ketakutan yang dapat
mengancam setiap jiwa individu dan kelompok. Berbagai pertikaian dan
kekerasan, baik yang disebabkan oleh prasangka etnis (etnocentris), dan agama
(religiosentris), maupun sebagai dampak kecemburuan penduduk lokal dengan
pendatang yang berbasis ketimpangan dan perbedaan akses atas penguasaan
sumber-sumber daya ekonomi, telah berakibat pada pengungsian besar-besaran
warga masyarakat dari berbagai daerah.
2.

Pengungsian Internasional
Menurut Konvensi Jenewa 1951 tentang status Pengungsi, Pengungsi

Internasional dapat didefinisikana sebagai pengungsi lintas batas adalah seseorang
yang oleh karena rasa takut yang wajar akan kemungkinan dianiaya berdasarkan
ras, agama, kebangsaan, keanggotaan pada suatu kelompok sosial tertentu, atau
karena pandangan politik, berada di luar negeri kebangsaannya, dan tidak bisa
atau karena rasa takut itu, tidak berkehendak berada di dalam perlindungan negeri
tersebut (UNHCR, 2007).
Defenisi tersubut menunjukan bahwa istilah pengungsi diperuntukkan bagi
orang-orang yang melintas batas negaranya, dalam arti melarikan diri atau
meninggalkan negerinya dan memasuki negara lain untuk menghindarkan diri dari
bahaya yang mengancamnya. Dalam pandangan umum mereka dikategorikan
sebagai pengungsi internasional atau yang disebut sebagai Refugees.

Universitas Sumatera Utara

29

2.9 Kerangka Konsep

Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
1. Menggunakan air bersih
2. Mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun
3. Menggunakan
jamban
sehat
4. Tidak merokok

Keluhan Penyakit Berbasis
lingkungan pada Anak Umur
6-12 tahun Korban Erupsi
Gunung Sinabung:
1. ISPA
2. Diare
3. Kecacingan
4. Tuberklosis Paru
5. Penyakit kulit

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Stres dan Mekanisme Koping Remaja Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Erupsi Gunung Sinabung Kabanjahe Kabupaten Karo

0 0 10

Stres dan Mekanisme Koping Remaja Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Erupsi Gunung Sinabung Kabanjahe Kabupaten Karo

0 0 2

Stres dan Mekanisme Koping Remaja Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Erupsi Gunung Sinabung Kabanjahe Kabupaten Karo

0 0 7

Stres dan Mekanisme Koping Remaja Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Erupsi Gunung Sinabung Kabanjahe Kabupaten Karo

0 0 29

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

0 1 13

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 2

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 7

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017 Chapter III VI

0 0 30

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 4

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 25