T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted (TAI) Pada Mata Pelajaran TIK (Studi Kasus SMP Laboratorium Kristen Satya Wacana) T1 Full text

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI) Pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX SMP Laboratorium
Kristen Satya Wacana Salatiga Ajaran 2014/2015

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan sebagai prasyarat penyusunan skripsi
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun Oleh:
Anggraeni Saputri
NIM : 702010002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSTAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
Januari 2015

1)


Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization
(TAI) Pada Mata Pelajaran TIK
(Studi Kasus SMP Laboratorium Kristen Satya Wacana)

Anggraeni Saputri 2) Ir. Christ Rudianto, M.T. 3)Angela A. Setiyanti, S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
Email: 1702010002@student.uksw.edu, 2xrudianto@yahoo.com
angela.setiyanti@staff.uksw.edu
Abstract

Using conventional method in teaching of information and
communication technologies made the possibility of lack of student understanding.
Team Assisted Individualization3is one method appliying media with blog on of
information and communication technologies subject. The research conducted had
proved that there are some the learning achievement and student activities happen to

students in the class. Nevertheless, Team Assisted Individualizationis with uses blog is
a better teaching method than common conventional method as it raises the learning
achievement and activites during the lesson hingher.
Key words: Team Assisted Individualization (TAI) learning methods, Blog,
Students achievement.
Abstrak
Penggunaan metode konvensional pada mata pelajaran teknologi informasi dan
komunikasi membuat pemahaman siswa menjadi kurang. Oleh karena itu dilakukan
penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran Team Assisted Individualization
dengan memanfaatkan media berbantu blog. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar
dan aktivitas belajar siswa yang menerapkan metode pembelajaran Team Assisted
Individualization dengan memanfaatkan media berbantu blog lebih tinggi daripada
kelas yang menggunakan metode konvensional. Hal ini membuktikan bahwa metode
pembelajaran Team Assisted Individualization dengan memanfaatkan media berbantu
blog dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.
Kata kunci: Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI), Blog,
Hasil Belajar.

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Universita Kristen Satya Wacana Salatiga

2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
3 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

1

i

Komputer,

ii

iii

iv

v

vi

1. Pendahuluan

Belajar merupakan suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap
lingkungan. Menurut Winkel di dalam bukunya Jamil Suprihatiningrum
menyatakan bahwa belajar adalah aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan sikap-sikap. Walaupun
belajar
berjalan seiring dengan berjalannya proses kehidupan, namun prosesnya tidak
tercipta begitu saja, melainkan memerlukan kondisi yang dibentuk secara sengaja.
Proses belajar mengajar yang dilakukan secara formal di sekolah seringkali
masih menggunakan format lama. Format lama yang dimaksud adalah cara-cara
mengajar konvensional yang lebih berpusat kepada guru (teacher-centered).
Cara-cara seperti ini muncul karena adanya anggapan bahwa “pikiran
seorang anak seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretancoretan gurunya [2]. Dengan pandangan seperti ini, banyak guru yang masih
menjalankan proses belajar mengajar dengan berorientasi pada penyampaian materi
saja. Hal ini tentu saja berpengaruh pada hasil belajar siswa, termasuk pada
mata pelajaran TIK. Dengan pandangan seperti ini, banyak guru yang masih
menjalankan proses belajar mengajar dengan berorientasi pada penyampaian materi
saja. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, termasuk pada
matapelajaran TIK.
Hal ini terjadi karena banyak siswa yang tidak memahami penyampaian

materi yang dilakukan oleh guru. Selain itu, guru pun hanya menggunakan media
pembelajaran yang sederhana yaitu notepad, guru pun tidak terlalu banyak
mendalami pemahaman siswa karena guru hanya lebih fokus pada mengejar
pencapaian kurikulum. Akhirnya, materi pelajaran selesai dibahas, namun
kemampuan siswa terhadap pencapaian materi belum tercapai dengan baik. Banyak
siswa yang tidak bisa mengikuti alur penyampaian oleh guru karena kemampuan
guru dalam menerapkan metode pembelajaran dan media pembelajaran masih
terbatas.
Penggunaan media blog juga harus didukung dengan metode pembelajaran
yang kreatif. Tetapi pada saat ini di sekolah-sekolah, masih ditemukan
pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional dan media pembelajaran
yang sederhana dan kurang variatif. Akibat dari penggunaan metode konvensional
dan media pembelajaran yang kurang variatif ini membuat siswa menjadi tidak
fokus dan tidak aktif di dalam pembelajaran.
Penyampaian materi hendaknya lebih mengutamakan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran, hal ini diperlukan untuk mrningkatkan hasil belajar
siswa. Tujuan belajar kooperatif adalah untuk memaksimalkan belajar siswa dan
untuk meningkatkan prestasi akademik dan mengurangi kesenjangan pendidikan
khususnya pada level individu [3]. Salah satu metode pembelajaran ini adalah
metode pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

Metode pembelajaran ini lebih melibatkan peranan siswa karena siswa dituntut
untuk berdiskusi, saling mengajari anggota kelompok dan belajar bertanggung
jawab dengan tugas masing-masing dengan tujuan untuk memperoleh hasil belajar
yang maksimal dibanding dengan kelompok lain.
Pemanfaatan media blog sangat diperlukan untuk penyampaian materi
khususnya dengan menggunakan visualisasi. Oleh karena itu, seorang guru sangat
memerlukan suatu cara mengajar dan media mengajar yang dapat merangsang dan
menarik siswa agar dapat berkembang kemampuannya, baik kemampuan kognitif

1

maupun praktik, baik itu dari segi media maupun dari metode pembelajaran itu
sendiri. Namun cara pengajaran ini jangan sampai menghilangkan peran guru sama
sekali karena bagaimanapun peran guru tetap harus memberikan penyampaian
materi agar ada keseragaman materi diantara siswa.
Pembelajaran berbasis internet memungkinkan adanya pembelajaran secara
sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajaran maupun fasilitator/guru
tidak harus berada di satu tempat yang sama, fasilitas internet yang bisa
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pada dasarnya banyak digunakan
diantaranya facebook, email, blogger dll. Fasilitas yang disediakan meliputi

pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan evaluasi pembelajaran serta
pengelolaan komunikasi antara peserta didik dengan fasilitator-fasilitatornya.
Fasilitas ini memungkinkan adanya kegiatan belajar yang dikelola tanpa adanya
tatap muka langsung diantara pihak-pihak yang terlibat. Oleh karena itu seorang
guru sangat memerlukan cara mengajar yang dapat merangsang siswa agar lebih
aktif dan lebih berkembang kemampuannya, baik kemampuan dari segi kognitif
maupun segi praktik, baik dari segi media pembelajaran ataupun metode
pembelajaran. Namun cara pengajaran ini jangan sampai menghilangkan peran
guru, hal ini dikarenakan bagaimana pun guru harus tetap memberikan
penyampaian materi agar ada keseragaman materi diantara siswa.
Hasil observasi di SMP Laboratorium Kristen Satya wacana Salatiga
menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran pada mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi, guru masih menerapkan metode pembelajaran
konvensional dan media pembelajaran yang sederhana yaitu notepad setiap kali
mengajar. Selama proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak
mendengarkan ketika guru menjelaskan, apabila guru bertanya hanya beberapa
siswa yang menanggapi, beberapa siswa ada yang asik mengobrol dengan teman
sebangku, dan ada pula yang melamun, hal ini menyebabkan hasil belajar siswa
menjadi rendah sehingga membuat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
menjadi kurang.

Mengatasi hal tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru
untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan membuat perencanaan
penggunaan metode pembelajaran maupun media pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, apakah
perbedaan kemampuan akhir siswa antara kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol, serta adakah peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol,

2

2. Kajian Pustaka
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh I Gede Jaka Mahendra
dengan judul skripsi “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Blog pada
Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas VII SMP Negeri
Sukasada” dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Hasil dari penelitian tersebut
yaitu sebelum dilakukannya tindakan hasil belajar siswa rendah, namun setelah
adanya tindakan dengan menggunakan media pembelajaran maka hasil belajar
siswa menjadi meningkat. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah hasil

belajar siswa rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu untuk mata pelajaran
TIK siswa hanya mengandalkan satu buku penunjang yang lebih mirip lembar kerja
siswa, masih sedikit media penunjang untuk pembelajaran seperti internet,
komputer, dan media lainnya [4].
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Suciyah yang meneliti tentang
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Pokok Bilangan
Pecahan dengan Metode Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Team Assisted
Individualization (TAI)”. Hasil dari penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan metode Team Assisted Individualization ada peningkatan hasil
belajar, yang semula pada pelaksanaan tindakan pra siklus, nilai rata-rata 60,72
dengan ketuntasan klasikal 61,11%, nilai rata-ratanya meningkat menjadi 62,50
dengan ketuntasan klasikal 77,78% pada tindakan siklus 1 dan pada pelaksanaan
tindakan siklus II, nilai rata-rata meningkat lagi menjadi 67,78 dengan ketuntasan
klasikal 88,89% [5]. Berdasarkan penjelasan pada penelitian diatas maka ada
perbedaan dan persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang
dilakukan sekarang, persamaan yang ada yaitu penggunaan media pembelajaran
blog, dan menggunakan metode pembelajaran TAI. Perbedaannya adalah pada
penelitian yang pertama menggunakan media blog tetapi tidak menggunakan
metode pembelajaran Team Assisted Individualization sedangkan pada penelitian
kedua hanya menggunakan metode pembelajaran TAI tapi tidak menggunakan

media pembelajaran. Adanya perbedaan dan persamaan pada penelitian tersebut
maka pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran Blog
dengan menggunakan metode pembelajaran TAI untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
Metode Team Assisted Individualization (TAI)
Menurut Robert Slavin dalam buku yang berjudul (Cooperative Learning
Teori, Riset, dan Pratik) merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif dan
pengajaran individual. Pengajaran secara individualisasi ini dipandang perlu karena
siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan dan motivasi yang sangat
beragam. Ketika guru menyampaikan pelajaran kepada bermacam-macam
kelompok, besar kemangkinan ini ada sebagian siswa yang tidak memiliki syarat
kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut dan akan gagal untuk
memperoleh manfaat dari metode pembelajaran tersebut [16]. Di lain pihak, siswa
lain mungkin sudah tahu materi tersebut, atau bisa juga dapat mempelajarinya
dengan sangat cepat sehingga waktu mengajar yang dihabiskan bagi mereka hanya
membuang waktu saja. Metode pembelajaran TAI ini menerapkan bimbingan antar
teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab memberikan pembelajaran
terhadap siswa yang lemah dengan maksud agar siswa yang lemah dapat
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dengan baik dan benar.


3

Proses pembelajaran seperti ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi
siswa di dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilannya, siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapai [6].
Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
Metode pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert E.
Slavin dalam karyanya Cooperatine Learning: Theory, Research and Practice.
Slavin (2005: 187) memberikan penjelasan bahwa dasar pemikiran di balik
individualisasi pembelajaran adalah bahwa para siswa memasuki kelas dengan
pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru
menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam-macam kelompok, besar
kemungkinan ada sebagian siswa yang 53 tidak memiliki syarat kemampuan untuk
mempelajari pelajaran tersebut dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode
tersebut. Siswa lainnya mungkin malah sudah tahu materi itu, atau bisa
mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu pembelajaran yang dihabiskan
bagi mereka hanya membuang waktu.
Tentang manfaat dirancangnya TAI dalam pembelajaran adalah sebagai
tambahan terhadap penyelesaian masalah manajemen dan motivasi dalam programprogram pembelajaran individual. TAI dirancang untuk memperoleh manfaat yang
sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif.
Tipe ini mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model
pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa secara individual, oleh karena itu kegiatan pembelajarannya
lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada model
pembelajaran TAI ini adalah: setiap siswa secara individual belajar model
pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke
kelompokkelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok,
dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai
tanggung jawab bersama [18].
Karakteristik Metode Pembelajaran (TAI )
TAI singkatan dari Team Assisted Individualization, TAI termasuk kategori
pembelajaran kooperatif, dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelomkpok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen serta diikuti dengan
pemberibantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan
pembelajaran kelompok diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran
kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sebelum dibentuk
kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok, siswa
diajarkan menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada
teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerjasama,
menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya.
Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk
bekerjasama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam
kelompok memiliki tugas yang setara, karena pada pembelajaran kooperatif
keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut
bertangung jawab membantu temannya yang lemah dalam kemampuan dan
keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami
permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut [18].

4

Kelebihan Metode Pembelajaran Kooperatif TAI
Metode pembelajaran TAI ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dapat
membantu siswa yang lemah, meningkatkan motivasi belajar pada siswa yang
lemah. Pada metode pembelajaran ini diajarkan untuk bekerja sama dalam suatu
kelompok, menimbulkan rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam
menyelesaikan masalah. Tersedianya banyak cara pengecekan penguasaan agar
siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka
kuasai atau menghadapi kesulitan serius yang membutuhkan bantuan guru, para
siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun bila siswa yang
mengecek kemampuannya ada dibawah siswa yang dicek, programnya mudah
dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak
membutuhkan guru tambahan atau tim guru [7].
Tahapan Metode Pembelajaran TAI
Tahapan Metode Pembelajaran TAI [20]
1.Test penempatan
2.Membentuk kelompok secara heterogen
3.Memberikan bahan ajar
4.Belajar dalam kelompok
5.Kelompok Pengajaran
6.Penilaian dan penghargaan kelompok
7.Pemberian materi
8.Test formatif
Tujuan Media Pembelajaran
Media sebagai alat bantu untuk proses belajar mengajar di kelas, untuk
meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga relevansi antara materi
pelajaran dengan tujuan belajar, dan membantu konsentrasi pembelajaran
dalam proses pembelajaran [9]. Media pembelajaran juga mempunyai peranan
penting sebagai alat bantu untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru
menyampaikan pelajaran, sebagai alat mengangkat atau menimbulkan
persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam
proses pembelajaran dan sebagai sumber belajar bagi siswa [8].
Blog
blog bersal dari kata web blog. Web artinya internet sedangkan blog
mempunyai makna catatan, jadi makna harfiahnya blog adalah sebuah catatan
harian yang ditulis oleh pemiliknya dan di publikasikan di internet. Istilah blog atau
blogging muncul dari adanya tindakan pengeposan/pencatatan pada sebuah jurnal
online. Web blog merupakan suatu situs web yang sering di perbaharui, yang terdiri
atas berbagai postingan, komentar yang di tanggali secara terurut [10].
Kelebihan Media Blog
Peserta didik dapat mencari referensi yang terkait dengan materi secara
cepat, dapat membantu peserta didik yang belum berani berargumen atau
mengutarakan pendapatnya dengan menyediakan layanan kontak pesan atau kolom
komentar, pembelajaran menjadi inovatif dan kreatif. Blog memiliki sifat yang
berdiri sendiri sebagai media, selain itu blog juga cenderung non-formal dalam
penggunaan bahasa yang dipakainya, blog juga memungkinkan terjadinya
interaktifitas antara sumber dengan penerima informasi. Informasi yang di
sampaikan akan langsung di respon, di tambahi, di koreksi dan di perkaya oleh
orang lain [11].

5

Kelemahan Media Blog
Kelemahan media blog rentan terkena virus, hacker, atau spywere. Selain
itu media blog juga mudah di salah gunakan fungsinya, dan tulisan yang ada di
dalam blog kurang dapat di pertanggung jawabkan. Untuk itu, ada beberapa upaya
agar kekurangan tersebut dapat diminimalisir. Diantaranya yakni dengan
menggunakan bahasa pemprograman yang aman, menggunakan desain menarik,
dan memiliki control penulisan artikel yang benar [12].
Hasil belajar (achievement)
Kemampuan-kemampuan yang di miliki oleh siswa sebagai akibat
perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s
performance). Menurut para ahli Gagne (Jamil Suprihatiningrum, 2012: 15)
mengemukakan lima tipe hasil belajar yaitu intellectual skill, cognitive strategy,
verbal information, motor skill, dan attitude [13]. Hasil belajar juga merupakan
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan [14].
3.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design [15].
Bentuk desain penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Desaign Bentuk
desain dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Nonequivalent Control Group Desaign
Kelas
Eksperimen
Kontrol

Pretest
O1
O3

Perlakuan
X
-

Posttest
O2
O4

Penelitian ini berupaya untuk mengetahui penerapan metode
pembelajaran Team Assisted Iindividualization (TAI) berbantu media blog
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di SMP Laboratorium
Kristen Satya Wacana Salatiga. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan
yang ditunjukkan pada gambar 1

6

Identifikasi Masalah
Kajian Pustaka
Perangkat Pembelajaran
Pembuatan instrumen
penelitian

Pembuatan RPP

& media pembelajaran

Pretest

Perlakuan pembelajaran dengan model
konvensional berbantu Notepad

Perlakuan pembelajaran dengan metode
pembelajaran TAI berbantu Blog
Posttest
Pengolahan data dan analisis hasil penelitian
Pembahasan Hasil Penelitian
Penarikan Kesimpulan

Gambar 1 Alur Penelitian Pada Kelas Eksperimen & Kontrol
Tahap awal identifikasi masalah dan tujuan penelitian. Identifikasi masalah
dapat dilihat dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum penelitian
ini dilaksanakan. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar
yang selama ini dilakukan baik dari cara mengajar, penyampaian serta penataan
letak tempat duduk siswa. Tahap kedua yaitu kajian pustaka, dilakukan pencarian
solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang telah ditemukan. Tahap
ketiga, pembuatan perangkat pembelajaran yaitu terdiri dari Rencana Proses
Pembelajaran (RPP) dan materi untuk digunakan pada kelas eksperimen dan
kontrol. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dikelas berjalan secara
terstruktur serta pembuatan instrumen penelitian. Tahap keempat yaitu pemberian
pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
dilakukannya perlakuan. Tahap kelima dengan memberikan perlakuan pada
masing-masing kelas. Kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan metode
pembelajaran konvensional berbantu media notepad sedangkan kelas eksperimen
diberikan perlakuan menggunakan metode pembelajaran TAI berbantu media blog.
Tahap keenam pemberian posttest untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa
setelah mendapat perlakuan yang kemudian akan dapat memperlihatkan seberapa
meningkat metode pembelajaran TAI berbantu media blog dan konvensional dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Tahap ketujuh pengolahan data dan analisis hasil,

7

hal ini dilakukan untuk mendapatkan sebuah kesimpulan seberapa besar perbedaan
yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tahap terakhir pembahasan hasil penelitian dan penarikan kesimpulan, tahap
akhir ini dilakukan untuk mengetahui apakah penelitian ini dapat tercapai dengan
baik atau tidak.
Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran TAI berbantu media blog
terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut: (1) Siswa diberi apersepsi, siswa
ditanya tentang materi sejarah dan perkembangan internet serta perkembangan
jaringan komputer. (2) Siswa menjawab pertanyaan sesuai apersepsi. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dan sejauh mana siswa memahami
materi. (3) Siswa dibentuk ke dalam kelompok yang heterogen dari jenis kelamin
dan tingkat akademik. Setelah kelompok heterogen terbentuk, guru menyampaikan
peraturan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
TAI. (4) Guru mempersentasikan materi berbantu media blog untuk memudahkan
penyampaian materi dan efisiensi waktu. Materi ini berisi teori dan gambar tentang
sejarah dan perkembangan internet serta perkembangan jaringan komputer. (5)
Guru memberikan tugas kelompok yang harus dikerjakan setiap kelompok. Tugas
ini berupa lembar diskusi yang akan dikerjakan oleh masing-masing kelompok,
selain itu digunakan untuk melatih siswa belajar berkomunikasi, bekerja sama
untuk mencapai tujuan dalam kelompok. Setiap anggota kelompok belajar secara
mandiri dan harus memahami materi. Jika ada anggota kelompok yang belum
paham maka siswa yang sudah memahami materi harus memberikan pembelajaran
dan pengarahan kepada anggota yang belum paham. Setelah siswa bekerja secara
kelompok, masing-masing anggota diberikan kuis berupa soal yang dikerjakan
secara individu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
setelah bekerja secara berkelompok. (6) Setelah siswa mengerjakan kuis, skor yang
diperoleh setiap individu direkapitulasi. Skor individu juga menentukan skor
kelompok. Jadi, anggota kelompok yang memperoleh nilai kuis tinggi dapat
menyumbangkan nilainya untuk skor kelompok. Hal ini memicu siswa dalam
kelompok untuk bekerja sama dan meningkatkan kepedulian antar anggota
kelompok.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX di SMP
Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga tahun ajaran 2014/2015. Sampel
yang akan dijadikan subjek penelitian diambil dua kelas yaitu siswa kelas IXC
(kelas eksperimen) dan IXA (kelas kontrol) dengan jumlah masing-masing
siswa sebanyak 27 siswa untuk kelas IXC dan 26 siswa untuk kelas IXA
Berdasarkan pertimbangan guru TIK di SMP Laboratorium Kristen Satya
Wacana Salatiga yaitu kelas IXC dan IXA jadwal pelajaran lebih efisien,
memiliki kemampuan yang berbeda dibandingkan kelas yang lain.
Instrumen yang digunakan observasi, soal tes pretest-posttest dan
lembar observasi aktivitas. Observasi digunakan untuk mengetahui mengamati
pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa siswa
selama proses pembelajaran dikelas. Indikator aktivitas terdiri dari (1) turut
serta dalam melaksnakan tugas belajarnya (2) Terlibat dalam pemecahan
masalah (3) Bertanya kepada siswa atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya (4) berusaha mencari berbagai informasi yang
diperlukan untuk pemecahan masalah (5) melaksanakan diskusi kelompok
sesuai dengan petunjuk guru (6) menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasill
yang diperolehnya (7) melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah
sejenis (8) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
8

diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya
[17]. Hasil pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui perbandingan
peningkatan hasil belajar antara kelas kontrol dan eksperimen baik sebelum
perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan pada masing-masing kelas.
Metode wawancara bertujuan untuk melihat pedoman wawancara tentang
konsep peserta didik di SMP Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga
mengenai materi sejarah dan perkembangan internet serta perkembangan jaringan
komputer. Wawancara ini akan dilakukan tiap-tiap individu untuk melihat pendapat
dari masing-masing peserta didik dan guru.
Tabel 2. Pedoman wawancara [17]
No
1

Indikator
aspek yang berkaitan dengan pengalaman

2
3
4
5
6

aspek yang berkaitan dengan pendapat
aspek yang berkaitan dengan perasaan
aspek tentang pengetahuan konsep
aspek yang berkenaan dengan indera
aspek yang berkaitan dengan latar belakang

9

4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian pada kelas eksperimen dilakukan selama 3 minggu dengan 2
kali pertemuan. Materi yang diajarkan adalah Sejarah dan perkembangan
internet serta jaringan komputer.
Langkah-langkah proses belajar dapar dilihat pada tabel 4dibawah ini.
Tabel 3 Langkah - langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Pertemuan 1
 Dilakukan observasi keaktifan dengan mengisi checklist
 Media pembelajaran notepad
 Materi pelajaran : pengenalan internet
Pemberian soal pretest
Pertemuan
2  Dilakukan
observasi  Dilakukan observasi keaktifan
(treatment 1)
keaktifan dengan mengisi
dengan mengisi checklist
checklist
 Materi pelajaran : Sejarah dan
 Materi pelajaran: Sejarah dan
Perkembangan Internet
Perkembangan Internet
 Media pembelajaran : blog
dengan menggunakan metode
 Media pembelajaran notepad
pembelajaran TAI
 Pemberian tugas didalam
kelas
 Diskusi bersama didalam kelas
 Pemberian materi yang dapat
diakses melalui blog
Pertemuan
3  Dilakukan
observasi  Dilakukan observasi keaktifan
(treatment 2)
keaktifan dengan mengisi
dengan mengisi checklist
checklist
 Materi pelajaran : Jaringan
 Materi pelajaran : Jaringan
Komputer
Komputer
 Media
pembelajaran:
blog
dengan menggunakan metode
 Media pembelajaran notepad
pembelajaran TAI
 Pemberian tugas individu
didalam kelas
 Membuat kelompok diskusi yang
dikelompokkan
menjadi
8
 Pemberian soal posttest dan
kelompok diskusi yang masingangket
masing berisi 4 siswa
 Soal diskusi diambil dari buku
paket TIK
 Presentasi
hasil
diskusi
kelompok
 Pemberian soal posttest

10

No
1
2
3
4
5
6
7
8

Tabel 4 Hasil Perhitungan Observasi Aktivitas Siswa di Kelas
Persentase Kelas
Indikator
Kontrol
Eksperimen
Turut serta dalam melaksanakan tugas
66.67
77.90
belajarnya
Terlibat dalam pemecahan permasalahan
67.27
80
Bertanya kepada siswa lain atau kepada
guru apabila tidak memahami persoalan
65.38
74.33
yang dihadapinya
Berusaha mencari berbagai informasi yang
62.54
80
diperlukan untuk pemecahan masalah
Melaksanakan diskusi kelompok sesuai
0
100
dengan petunjuk guru
Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil
66.67
80
yang diperolehnya
Melatih diri dalam memecahkan soal atau
83.67
90
masalah sejenis
Kesempatan menggunakan atau
menerapkan apa yang telah diperolehnya
100
100
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan
yang dihadapi

Total Persentase=











X 100%

64.05%

85.75%

(Denis : 2013) [19]
Berdasarkan perhitungan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa total
persentase keaktifan siswa dikelas kontrol sebesar 64.05 % masuk dalam
kategori cukup baik sedangkan keaktifan pada kelas eksperimen 85.75%
masuk dalam kategori sangat baik. Penilaian dilakukan dengan cara
menggunakan daftar yang berisi indikator kemudian siswa diamati per
individu dengan mengisi lembar observasi yang dibuat. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran TAI berbantu media
blog berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK.
Berdasarkan jumlah persentase ketuntasan masing-masing kelas dapat
disimpulkan bahwa persentase ketuntasan kelas eksperimen lebih tinggi dan
tercapai dibandingkan kelas kontrol. Hal ini berarti pemberian perlakuan pada kelas
eksperimen menggunakan metode pembelajaran TAI berbantu media blog lebih
tinggi dalam proses peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan kelas
kontrol berbantu media notepad yang proses pembelajaran hanya dilakukan dengan
menggunakan metode pembelajaran konvensional. Kesimpulan yang dapat diambil
adalah bahwa perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran
TAI berbantu media blog lebih dapat meningkatkan kemampuan siswa terhadap
hasil belajar daripada kelas kontrol yang menggunakan media notepad dengan
metode pembelajaran konvensional Pada kelas eksperimen penggunaan media
pembelajaran dan metode pembelajaran yang lebih variatif membuat siswa dapat fokus
dan aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran menggunakan metode TAI membuat siswa
aktif bertanya, berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas baik tugas
individu maupun kelompok. Media pembelajaran blog membantu siswa lebih fokus,
apalagi materi pembelajaran dapat diakses diluar jam sekolah.

11

Hasil Tes
dapat dilihat pada bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
rata pretest yang berbeda yaitu 69,07dan 71,34. Sehingga dapat
nilai rata-rata
disimpulkan bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen dan kelas
ol terhadap materi yang disampaikan relatif berbeda. Kemudian dapat
kontrol
dilihat juga hasil nilai rata-rata
rata rata posttest dari kelas eksperimen sebesar 91,11%
dan pada kelas kontrol sebesar 80,19% dari nilai rata-rata
rata rata posttest yang
dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen lebih
baik dari pada kelas kontrol. rata-rata pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel
5 di bawah ini:
Tabel 5 Rata-rata pretest dan posttest
Kelas
Kontrol
Eksperimen

Pretest
71,34
69,07

Posttest
80,19
91,11

RATA-RATA
RATA HASIL PRETEST DAN POSTTEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
100
80
60

Eksperimen

40

Kontrol

20
0
Rata-rata
rata pretest

Rata-rata posttest

Gambar 2 Grafik Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

12

Dari tabel 5, rata-rata nilai pada kelas kontrol mengalami penurunan. Hal
ini disebabkan karena pada saat proses belajar mengajar, siswa di kelas kontrol
masih belum memahami materi yang diajarkan dan masih ribut saat proses
belajar mengajar berlangsung. Selain itu, banyaknya materi pada notepad
membuat siswa malas dalam membaca dan malas dalam mecatat serta siswa asik
mengobrol dengan teman sebangku. Sehingga pemahaman siswa tentang materi
pelajaran menjadi kurang. Sedangkan pada kelas eksperimen, mengalami
peningkatan pada rata-rata nilai posttest. Dilihat dari antusias siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar menggunakan media dan metode
pembelajaran yang baru.
Selain itu bukti yang mendukung bahwa hasil belajar siswa SMP
Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga meningkat yaitu dengan
melakukan wawancara dengan siswa mengenai media dan penerapan metode
yang telah diterapkan pada proses pembelajaran yang telah diterapkan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Menurut para siswa, media yang digunakan sangat
bagus dan menarik sehingga siswa menaruh perhatian penuh pada materi yang
diajarkan dikelas yang sedang berlangsung. Melalu media juga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa bisa memahami dengan baik
apa yang diajarkan oleh guru. Menurut guru pengajar TIK bahwa media dan
metode pembelajaran yang digunakan sangat kreatif karena langsung melibatkan
siswa untuk turut berpikir secara cepat dan tepat serta dapat membuat siswa yang
tadinya tidak suka berdiskusi dengan teman yang lain selain teman sebangku saat
materi disampaikan. Hal ini disebabkan karena adanya media yang baru dan
metode pembelajaran yang membuat siswa dapat berperan aktif dalam
berjalannya proses belajar mengajar di kelas.
Keberhasilan dari penerapan metode pembelajaran TAI berbantu
media blog terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK dapat
dilihat dari analisis data yang telah dilakukan dengan menghitung uji
normalitas, yang memperlihatkan bahwa kemampuan awal siswa kelas
kontrol dan eksperimen sama (terdistribusi normal). Hasil lain yaitu uji
homogenitas yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol
berasal dari varian yang sama. Kedua hasil analisis uji statistik dilihat
dengan membandingkan hasil nilai pretest dan posstest antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji t pretest menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelas kontrol dan eksperimen
sebelum adanya perlakuan. Perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen
dan kontrol terjadi ketika kelas eksperimen mendapat perlakuan.
Setelah treadment peneliti mewawancarai peserta didik tentang
pengalaman penerapan metode pembelajaran TAI, siswa mengatakan bahwa
dengan adanya penerapan metode pembelajaran TAI berbantu media blog
ini dapat menimbulkan pendapat-pendapat yang baru. Misalnya saja dahulu
siswa tidak terbiasa guru menjelaskan materi dengan media berbantu blog
dan berdiskusi dengan teman sebangku, kini mereka harus berdiskusi
dengan teman yang lainnya selain teman sebangku, kini mereka harus
terbiasa melihat guru menjelaskan materi dengan media berbantu blog,
tetapi setelah guru mengenal metode pembelajaran dan media pembelajaran
berbantu media blog siswa tersebut sangat antausias untuk belajar secara
berkelompok selain teman sebangkunya.

13

5. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantu Media Blog
berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar TIK di kelas IXC di SMP
Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga. Hal ini dapat dilihat dari sikap
siswa yang lebih senang dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran
dikelas. Dalam pembelajaran kelompok siswa yang cenderung malas dan bosan
lebih dapat mengikuti pembelajaran yang dilakukan dengan pembentukan
kelompok menggunakan penerapan metode pembelajaran TAI. Selain itu media
pembelajaran berbantu blog juga mendapat tanggapan positif dari siswa dan
dampat membantu dalam penyampaian materi dikelas. Selain itu membuat dapat
menarik perhatian siswa dikelas dan membuat suasana kelas tidak gaduh seperti
yang terjadi pada kelas kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan hasil aktivitas siswa pada kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu kelas eksperimen 85.75% >
kelas kontrol 64.05%. Perhitungan rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol
meningkat dari hasil pretest sebesar 71.34 dan hasil posttest meningkat menjadi
80.19 sedangkan kelas eksperimen hasil belajar siswa 69.07 meningkat menjadi
91.11. Di lihat dari hasil wawancara dengan siswa yang lebih senang dan
antausias dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran kelompok,
antausias siswa meningkat pada saat berdiskusi dan pada saat guru menerapkan
metode pembelajaran TAI berbantu media blog membuat hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran TIK menjadi meningkat.
6. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka disarankan pada
penelitian selanjutnya dapat melaksanakan penelitian yang sama dengan memperbaiki
beberapa kekurangan yang ada dalam penelitian ini, maupun dengan melakukan variasi
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memotivasi
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah sehingga timbul suatu
keyakinan dalam diri siswa bahwa tidak ada sesuatu yang tidak bisa diselesaikan atau
sulit asalkan mereka mau mempelajarinya.
Sedangkan untuk guru, guru dapat menerapkan metode pembelajaran kooperatif
tipe Team Assisted Individualization (TAI) berbantu media blog untuk penyampaian
materi dalam pembelajaran TIK untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa
tertarik dan antausias dalam mengikuti proses pembelajaran. Sebagai guru hendaknya
bijaksana dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang
akan diajarkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

14

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Winkel (2007:59). Strategi Pembelajaran, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: ArRuzz Media.

[2]

Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar.Jakarta: Erlangga.

[3]

Suprihatiningrum, Jamil. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.

[4]

I Gede Jaka Mahendra 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Blog
pada Mata Pelajaran TIK Kelas VII SMP Negeri Sukasada.

[5]

Suciyah 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi
Pokok Bilangan Pecahan dengan Metode Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

[6]

Miftahul Huda,M.Pd. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[7]

Suprihatiningrum, Jamil. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.

[8]

Nana Sudjana dan Ahmad Riva, 1990. Media Pengajaran, Bandung: Penerbit C.V
sinar Baru bandung.

[9]

Sanaky, 2009. Media Pembelajaran.Yogyakarta: Safiria Insania Press.

[10] https://hendradp.wordpress.com/2008/07/06/kelebihan-dan-kekuranganblog/diakses jam 23:17 (26/11/2014)
[11] https://hendradp.wordpress.com/2008/07/06/kelebihan-dan-kekuranganblog/diakses jam 23:17 (26/11/2014)
[12] https://hendradp.wordpress.com/2008/07/06/kelebihan-dan-kekuranganblog/diakses jam 23:17 (26/11/2014)
[13] Suprihatiningrum, Jamil. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
[14] Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
[15] Sugiyono, 2012.Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan RnD. Bandung:
CV Alfabeta.
[16] Slavin, Robet E 2008. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Pratik. Bandung:
Nusa Media.
[17] Arikunto, Suharsimi (2008). Penelitian Tindakan kelas. Jakarta : Bumi Aksara
[18] http://eprints.walisongo.ac.id/110/2/Badruzaman_Tesis_Bab2.pdf

15

[19] Puranama, Denis. 2013. Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa
Kelas XI
IPS 2 Sma Negeri 1 Turen pada Pokok Bahasan Turunan dengan Pembelajaran Kooperatif
tipe Teams Games Turnament (TGT) : Universitas Negeri Malang.
[20] Dikutip dari Devy R. Waryuman . Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted
Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata PelajaranTeknologi
Informasi Dan Komunikasi (dalam Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori,
Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media)

16

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25