Re-Branding Kopi Lokal Khas Kota Sumedang.

(1)

vi

ABSTRAK

RE-BRANDING KOPI LOKAL KHAS KOTA SUMEDANG

Oleh: Karina Permatasari

1164057

Wilayah Jawa Barat memiliki beberapa produk unggulan salah satunya adalah produk kopi yang dikenal dengan nama Java Preanger Coffee. Terdapat 13 Gunung yang berpotensi dijadikan lahan perkebunan kopi di Jawa Barat salah satunya adalah Gunung Manglayang yang termasuk di wilayah Kabupaten Sumedang. Ada beberapa wilayah di Kota Sumedang yang berpotensi dijadikan perkebunan kopi salah satunya wilayah Rancakalong. Pada tahun 2012 diadakan kaping test untuk menganalisis kopi dari beberapa daerah penghasil kopi di Jawa Barat kepada LP PUSLITKOKA Indonesia. Kopi Sumedang menduduki peringkat petama di daerah Jawa Barat dengan final score 84.50 Excellent dengan cita rasa Floral. Pada tahun 2015 Kopi Sumedang sempat diperkenalkan oleh pemerintah Jawa Barat dalam sebuah pameran kuliner. Namun disayangkan tidak didukung oleh identitas visual yang baik, serta promosi yang menarik. Hal tersebut menyebabkan Kopi Sumedang belum dikenal oleh masyarakat Luas. Oleh karena itu melalui tugas akhir ini dirancang sebuah re-branding Kopi Sumedang yang memiliki konsep tradisional, tempo dulu dan alam, beridentitaskan kelokalan produk Kopi Sumedang sebagai Kopi Khas Indonesia. Perancangan rebranding ini meliputi

corporate branding dan promosi sederhana yang bertujuan serta memperkenalkan Kopi

Sumedang. Konsep tradisional diwakili dengan ornamen yang terdapat di logogram, konsep tempo dulu diwakili dengan tone warna yang di pakai, dan konsep natural diwakili dengan keaslian warna alami kopi. Tujuan perancangan Re-branding ini diharapkan dapat menjadi solusi yang baik untuk bisa membangun identitas yang kuat dalam produk kopi Sumedang sehingga siap bersaing di pangsa pasar dunia.


(2)

ABSTRACT

REBRANDING SUMEDANG AUTHENTIC LOCAL COFFEE

Submitted by:

Karina Permatasari 1164057

West Java has several top products. One of them is coffee, which is named Java Preanger Coffee. There are 13 mountains that are potential for coffee plantations in West Java. One of them is Manglayang mountain in Sumedang. There are several areas in Sumedang that are potential for coffee plantations. One of them is in Rancakalong. In 2012, there was a cupping test to analyze coffee from several coffee plantations in West Java by LP PUSLITKOKA Indonesia. Sumedang coffee is in the first rank in West Java with final score 84.50. It is labelled excellent with floral taste. In 2015, Sumedang coffee was introduced in a culinary event by West Java government. However, it was not supported by a good visual identity and attractive promotion. As a result, the coffee was not popular to the society. Therefore, it is needed to design Sumedang coffee branding that has a local identity as Indonesian authentic coffee. The branding of Sumedang coffee is traditional, related with vintage, and natural. The traditional concept is represented by the ornament in the logo, the vintage concept is represented by the color used, and the natural concept is represented by the coffee natural color. This re-branding goal is be expected to be a good solution for building a strong identity in Sumedang coffee product in orden to be ready to compete in the word market.


(3)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II ... 6

2.1 Branding ... 6

2.2 Packaging ... 6

2.3 Teori Warna ... 7

2.4 Layout ... 7

2.5 Promosi ... 8

BAB III... 9

3.1 Data dan Fakta ... 9

3.1.1 Mandatori dan Instansi Terkait ... 9

3.1.2 Data Tentang Gejala / Fenomena yang Terjadi ... 11

3.1.3 Karya Sejenis ... 28

3.2 Analisis Terhadap permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 29


(4)

3.2.2 Analisis SWOT ... 30

BAB IV ... 32

4.1 Konsep Komunikasi ... 32

4.2 Konsep Kreatif ... 32

4.2.1 Konsep Visual ... 32

4.2.2 Konsep Verbal... 35

4.3 Konsep Media ... 35

4.3.1 Timeline Perancangan ... 36

4.3.2 Biaya Perancangan ... 37

4.4 Hasil Karya ... 40

a. Logo ... 40

b. Tagline ... 42

c. Kartu Nama, Kop Surat, Amplop ... 43

d. Kemasan ... 45

e. Member Card ... 48

f. Website ... 49

g. Poster ... 50

h. Bilboard ... 51

i. Media Sosial Instagram ... 52

j. Media Sosial Facebook ... 53

k. X-Banner ... 54

l. Hanger Paper Cup, Paper Cup, Gelas, ... 55

m. Seragam Karyawan (Baju dan Celemek)... 56

n. Tote Bag ... 57

o. Wallpaper Mobil Perusahaan ... 58

BAB V ... 59

5.1 Simpulan ... 59

5.2 Saran ... 59


(5)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Piagam penghargaan dari Gubernur Jawa Barat pada tahun 2014... 9

Gambar 3.2 Dinas Perhutanan dan Perkebunan... 10

Gambar 3.3 Laporan hasil Analisis dari LP PUSLITKOKA Indonesia... 12

Gambar 3.4 Kemasan kopi dari Dinas HutBun... 13

Gambar 3.5 Ketua Petani kelompok petani kopi Tani Maju Mekar... 14

Gambar 3.6 Piagam penghargaan dari Gubernur Jawa Barat pada tahun 2014... 15

Gambar 3.7 Proses Kopi... 15

Gambar 3.8 Pengurus IAKHH dari Dinas Kop UMKM, InDag... 16

Gambar 3.9 Bapa Bonny selaku Manager Cafe Morning Glory pusat... 17

Gambar 3.10 Koffie Fabriek Aroma Bandoeng... 18

Gambar 3.11 Koffie Fabriek Aroma Bandoeng... 19

Gambar 3.26 Gaya Desain kemasan... 27

Gambar 3.28 Warma yang dipakai... 33

Gambar 3.29 Font yang dipakai... 34

Gambar 3.32 Logo Kopi Sumedang... 38

Gambar 3.33 Gambar Ornamen yang dipakai kedalam logogram... 39

Gambar 3.36 Warna Logo... 40

Gambar 3.34 font episode i Logo type... 40

Gambar 3.35 Logo... 41

Gambar 3.37 Kartu Nama, Kop surat, Amplop... 42

Gambar 3.38 Cover Graphic Standrard Manul…... 43

Gambar 3.39 Kemasan Roaster kopi 200gr... 44

Gambar 3.40 Kemasan Powder kopi di kaleng 100gr... 45

Gambar 3.41 Kemasan 3 paket Powder kopi di kaleng 100gr... 46

Gambar 3.42 Member Card... 47

Gambar 3.42 Website... 48

Gambar 3.43 Poster... 49

Gambar 3.44 Billboard... 50


(6)

Gambar 3.46 Poster... 52

Gambar 3.47 X-banner... 53

Gambar 3.48 Hanger Paper Cup, Paper Cup, Mug, Tissu... 54

Gambar 3.49 Seragam Karyawan... 55

Gambar 3.50 Penerapan media pada cafe... 56

Gambar 3.48 Seragam Karyawan... 57


(7)

xii

DAFTAR TABEL

Gambar 1.1 Skema Perancangan... 5

Tabel 3.12 Diagram hasil kuesioner Jenis kelamin responden... 20

Tabel 3.13 Diagram hasil kuesioner tempat tinggal responden... 20

Tabel 3.14 Diagram hasil kuesioner responden suka berwisata... 21

Tabel 3.15 Diagram hasil kuesioner responden dari mana mengetahui ... 21

Tabel 3.16 Diagram hasil kuesioner responden memilih tempat oleh-oleh... 22

Tabel 3.17 Diagram hasil kuesioner responden membeli oleh-oleh... 22

Tabel 3.18 Diagram hasil kuesioner responden mencoba produk baru... 23

Tabel 3.19 Diagram hasil kuesioner responden dalam meminum kopi ... 23

Tabel 3.20 Diagram hasil kuesioner responden menyukai jenis kopi... 24

Tabel 3.21 Diagram hasil kuesioner responden mengetahui kopi Sumedang... 24

Tabel 3.22 Diagram hasil kuesioner responden mengetahui dari kopi Sumedang... 25

Tabel 3.23 Diagram hasil kuesioner responden tertarik dengan kopi Sumedang... 25

Tabel 3.24 Diagram hasil kuesioner responden sering melihat media informasi... 26

Tabel 3.25 Diagram hasil kuesioner responden memilih gaya visual disukai... 26

Tabel 4.30 Timeline Perancangan ... 36

Tabel 3.27 Perbandingan terhadap karya sejenis... 28


(8)

DAFTAR LAMPIRAN


(9)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah seperti jenis tanaman, jenis tanah, kandungan unsur hara, suhu, iklim. Salah satunya perkebunan kopi, wilayah dari Sabang sampai Merauke memiliki kualitas kopi yang memiliki cita rasa kualitas baik, bahkan Indonesia menjadi pemasok kopi ke empat di dunia. Wilayah penghasil kopi yang sudah terkenal adalah kopi Gayo Aceh, kopi Bali (Kintamani), dan kopi Toraja. Wilayah Jawa Barat memiliki produk unggulan kopi yang dikenal dengan nama Java

Preanger Coffee, daerah penghasil kopi mulai dari Gunung Cikuray, Gunung

Papandayan, Gunung Malabar, Gunung Caringin, Gunung Tilu, Gunung Patuha, Gunung Halu, Gunung Beser, Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Manglayang, Pangalengan dan salah satunya berada di wilayah kabupaten Sumedang.

Kabupaten Sumedang memiliki perkebunan kopi di wilayah Cimalaka, Cakra Buana, Wado, namun wilayah tersebut tidak terpelihara dengan baik hanya khusus didaerah Rancakalong saja yang dipelihara dengan baik dan memiliki wilayah sebagian besarnya perkebunan kopi sejak dahulu. keterbatasan petani memiliki kendala dalam memproses dari awal penanaman hingga menjadi produk tepung kopi. Sehingga pada tahun 2006 dari Dinas Perhutanan dan Perkebunan mencoba penyuluhan kepada petani kopi untuk bisa di praktekan dalam proses pengolahan kopi.

Proses penyuluhan metode penerapan kopi yang cukup lama kepada petani membuat hasil produk olahan kopi ini baru di perkenalkan pada tahun 2011 kepada pemerintahan Jawa Barat. Sehinga pada tahun 2012 diadakannya kaping test untuk analisis kopi dari beberapa daerah penghasil kopi di Jawa Barat kepada Laboratorium Penguji Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Hasilnya menyatakan bahwa nilai


(10)

yang dimiliki dari kopi Sumedang menduduki peringkat petama di daerah Jawa Barat dengan hasil final score 84.50 Excellent, karena memiliki cita rasa Floral.

Pada umumnya secara geografis kopi yang baik tumbuh di dataran tinggi 1300M, sedangkan kota Sumedang memiliki dataran yang rendah dibandingkan dengan wilayah penghasil kopi lainnya di Jawa Barat. Menurut hasil wawancara yang dilakukan dalam keunggulan dari kopi Sumedang dilihat dari Proses pemeliharaan, cara pengolahan yang baik dan kandungan unsur hara yang mendukung.

Dijadikan Produk Kopi Sumedang pada saat ini banyak diteliti oleh orang asing dan banyak dicari oleh pengusaha cafe dalam negeri. Sebagian besar petani kopi menjual

green bean saja kepada pengusaha cafe, sampai saat ini produk kopi Sumedang belum

diperjual belikan ke masyarakat luas khususnya daerah Sumedang. Masyarakat diwilayah Sumedang dan didaerah lain tidak mengetahui keberadaan produk kopi Sumedang dikarenakan identitas kopi Sumedang yang belum jelas dan promosi yang masih kurang, oleh karena itu diperlukan suatu rancangan strategi Re-Branding kopi Sumedang yang menarik.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Bedasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan identifikasi permasalahan sebagai berikut:

Bagaimana merancang strategi Re-Branding yang efektif dan promosi yang menarik untuk memperkenalkan kualitas kopi lokal khas Sumedang pada masyarakat melalui Desain komunikasi visual?

Ruang lingkup perancangan “Re-Branding kopi lokal khas Sumedang” dibatasi pada salah satu kelompok petani kopi Tani Maju Mekar yang berpotensi untuk mengembangkan produk kopi khas Sumedang yang berkualitas karena sudah memiliki piagam penghargaan dari Gubernur Jawa Barat. Perancangan ini dibatasi pada target market kalangan menengah dan menengah atas sesuai dengan harga yang relatif mahal dari produk kopi khas Sumedang. Target wilayah di Jawa Barat dan kota-kota besar yang sering melintasi kota Sumedang seperti Jakarta, Bandung, dan Cirebon.


(11)

Universitas Kristen Maranatha 3 1.3 Tujuan Perancangan

Kopi Sumedang memiliki identitas yang jelas dan menarik untuk dinikmati oleh para masyarakat pecinta kopi sebagai salah satu gaya hidup saat ini, Sehingga kopi Sumedang semakin dikenal oleh masyarakat luas sebagai kopi lokal khas Indonesia. bisa memicu perkembangan pariwisata Sumedang sehingga kota Sumedang dapat dikenal oleh masyarakat luas.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan sebagai berikut:

a. Wawancara

Dilakukan dengan beberapa narasumber yang bersangkutan dengan produk kopi Sumedang adalah sebagai berikut untuk mengetahui memperkuat data-data mengenai kopi Sumedang :

- Bapak Budi Jatmika selaku penangung jawab sektor kopi Sumedang dari Dinas Perhutani dan Perkebunan kabupaten Sumedang

- Bapak Sulaeman selaku ketua kelompok petani kopi Tani Maju Mekar Desa Nagarawangi kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.

- Bapak Zaeni Adlan selaku pengurus Industri Agro Kimia dan hasil Hutan dari Dinas Koprasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Perindustian dan Perdagangan kabupaten Sumedang.

- Bapak Bonny selaku Manager Cafe Morning Glory pusat di Sentrasari. - Anak dari Bapa Widya Pramata selaku pemilik Koffie Fabriek Aroma

Bandoeng.

b. Observasi

Observasi dilakukan dengan observasi langsung ke petani kopi di daerah Rancakalong kabupaten Sumedang, ke Dinas Hut Bun dan Dinas Koperasi UMKM, INDAG, ke cafe- cafe, ke tempat penjualan oleh-oleh kopi khas Jawa Barat. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keberadaan kopi Sumedang.


(12)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dengan adanya Perancangan strategi Re-Branding kopi lokal khas kota Sumedang, diharapkan dapat menjadi solusi yang baik untuk bisa membangun Identitas yang kuat dalam produk kopi Sumedang agar bisa siap bersaing di pangsa pasar Dunia. Kelebihan yang dimiliki oleh kopi Sumedang agar bisa tersampaikan dengan baik melalui media promosi yang mendukung, serta media utama seperti kemasan yang mewakili identitas produk kopi Sumedang.

5.2 Saran

Dalam pembahasan topik Re-Branding Kopi Lokal Khas Kota Sumedang ini, masih terbuka luas dalam pembahasannya. Masih bisa dibahas dari segi media yang perlu dilengkapi lagi serta pendukung strategi promosi yang baik lagi untuk bisa meningkatkan dan mengangkat identitas produk kopi Sumedang yang baru.


(13)

Universitas Kristen Maranatha 60

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, 2002. Manageman Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabetha.

Ind, Nicholas, 2003. Beyond Branding: How the New Values of Transparency and

Integrity are changing the worlds of Brands. Great Britain : Kogan Page.

Gunarsa, Delli. 2011. Cerdas Mengemas Produk Makanan dan Minuman. Jakarta : PT.Agro Media Pustaka.

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Krasovec, Sandra A. 2007. Desain Kenasan. Erlangga.

Lamb, Hair, McDaniel, 2001. Pemasaran. Jakarta :PT Salemba Emban Raya

Murphy, John and Michael Rowe. 1998. How to Design Trademarks & Logos : North

Light Books.

Rustan, Surianto, 2008. Layout, Dasar & Penerapannya. PT. Gramedia.

Sulasmi, Darmaprawira W.A, 2002. Warna Teori dan Kreatifitas Penggunanya edisi-2. Bandung : penerbit ITB.


(1)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN


(2)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah seperti jenis tanaman, jenis tanah, kandungan unsur hara, suhu, iklim. Salah satunya perkebunan kopi, wilayah dari Sabang sampai Merauke memiliki kualitas kopi yang memiliki cita rasa kualitas baik, bahkan Indonesia menjadi pemasok kopi ke empat di dunia. Wilayah penghasil kopi yang sudah terkenal adalah kopi Gayo Aceh, kopi Bali (Kintamani), dan kopi Toraja. Wilayah Jawa Barat memiliki produk unggulan kopi yang dikenal dengan nama Java Preanger Coffee, daerah penghasil kopi mulai dari Gunung Cikuray, Gunung Papandayan, Gunung Malabar, Gunung Caringin, Gunung Tilu, Gunung Patuha, Gunung Halu, Gunung Beser, Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Manglayang, Pangalengan dan salah satunya berada di wilayah kabupaten Sumedang.

Kabupaten Sumedang memiliki perkebunan kopi di wilayah Cimalaka, Cakra Buana, Wado, namun wilayah tersebut tidak terpelihara dengan baik hanya khusus didaerah Rancakalong saja yang dipelihara dengan baik dan memiliki wilayah sebagian besarnya perkebunan kopi sejak dahulu. keterbatasan petani memiliki kendala dalam memproses dari awal penanaman hingga menjadi produk tepung kopi. Sehingga pada tahun 2006 dari Dinas Perhutanan dan Perkebunan mencoba penyuluhan kepada petani kopi untuk bisa di praktekan dalam proses pengolahan kopi.

Proses penyuluhan metode penerapan kopi yang cukup lama kepada petani membuat hasil produk olahan kopi ini baru di perkenalkan pada tahun 2011 kepada pemerintahan Jawa Barat. Sehinga pada tahun 2012 diadakannya kaping test untuk analisis kopi dari beberapa daerah penghasil kopi di Jawa Barat kepada Laboratorium Penguji Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Hasilnya menyatakan bahwa nilai


(3)

Universitas Kristen Maranatha 2 yang dimiliki dari kopi Sumedang menduduki peringkat petama di daerah Jawa Barat dengan hasil final score 84.50 Excellent, karena memiliki cita rasa Floral.

Pada umumnya secara geografis kopi yang baik tumbuh di dataran tinggi 1300M, sedangkan kota Sumedang memiliki dataran yang rendah dibandingkan dengan wilayah penghasil kopi lainnya di Jawa Barat. Menurut hasil wawancara yang dilakukan dalam keunggulan dari kopi Sumedang dilihat dari Proses pemeliharaan, cara pengolahan yang baik dan kandungan unsur hara yang mendukung.

Dijadikan Produk Kopi Sumedang pada saat ini banyak diteliti oleh orang asing dan banyak dicari oleh pengusaha cafe dalam negeri. Sebagian besar petani kopi menjual green bean saja kepada pengusaha cafe, sampai saat ini produk kopi Sumedang belum diperjual belikan ke masyarakat luas khususnya daerah Sumedang. Masyarakat diwilayah Sumedang dan didaerah lain tidak mengetahui keberadaan produk kopi Sumedang dikarenakan identitas kopi Sumedang yang belum jelas dan promosi yang masih kurang, oleh karena itu diperlukan suatu rancangan strategi Re-Branding kopi Sumedang yang menarik.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Bedasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan identifikasi permasalahan sebagai berikut:

Bagaimana merancang strategi Re-Branding yang efektif dan promosi yang menarik untuk memperkenalkan kualitas kopi lokal khas Sumedang pada masyarakat melalui Desain komunikasi visual?

Ruang lingkup perancangan “Re-Branding kopi lokal khas Sumedang” dibatasi pada salah satu kelompok petani kopi Tani Maju Mekar yang berpotensi untuk mengembangkan produk kopi khas Sumedang yang berkualitas karena sudah memiliki piagam penghargaan dari Gubernur Jawa Barat. Perancangan ini dibatasi pada target market kalangan menengah dan menengah atas sesuai dengan harga yang relatif mahal dari produk kopi khas Sumedang. Target wilayah di Jawa Barat dan kota-kota besar yang sering melintasi kota Sumedang seperti Jakarta, Bandung, dan Cirebon.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.3 Tujuan Perancangan

Kopi Sumedang memiliki identitas yang jelas dan menarik untuk dinikmati oleh para masyarakat pecinta kopi sebagai salah satu gaya hidup saat ini, Sehingga kopi Sumedang semakin dikenal oleh masyarakat luas sebagai kopi lokal khas Indonesia. bisa memicu perkembangan pariwisata Sumedang sehingga kota Sumedang dapat dikenal oleh masyarakat luas.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan sebagai berikut:

a. Wawancara

Dilakukan dengan beberapa narasumber yang bersangkutan dengan produk kopi Sumedang adalah sebagai berikut untuk mengetahui memperkuat data-data mengenai kopi Sumedang :

- Bapak Budi Jatmika selaku penangung jawab sektor kopi Sumedang dari Dinas Perhutani dan Perkebunan kabupaten Sumedang

- Bapak Sulaeman selaku ketua kelompok petani kopi Tani Maju Mekar Desa Nagarawangi kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.

- Bapak Zaeni Adlan selaku pengurus Industri Agro Kimia dan hasil Hutan dari Dinas Koprasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Perindustian dan Perdagangan kabupaten Sumedang.

- Bapak Bonny selaku Manager Cafe Morning Glory pusat di Sentrasari. - Anak dari Bapa Widya Pramata selaku pemilik Koffie Fabriek Aroma

Bandoeng.

b. Observasi

Observasi dilakukan dengan observasi langsung ke petani kopi di daerah Rancakalong kabupaten Sumedang, ke Dinas Hut Bun dan Dinas Koperasi UMKM, INDAG, ke cafe- cafe, ke tempat penjualan oleh-oleh kopi khas Jawa Barat. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keberadaan kopi Sumedang.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 59

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dengan adanya Perancangan strategi Re-Branding kopi lokal khas kota Sumedang, diharapkan dapat menjadi solusi yang baik untuk bisa membangun Identitas yang kuat dalam produk kopi Sumedang agar bisa siap bersaing di pangsa pasar Dunia. Kelebihan yang dimiliki oleh kopi Sumedang agar bisa tersampaikan dengan baik melalui media promosi yang mendukung, serta media utama seperti kemasan yang mewakili identitas produk kopi Sumedang.

5.2 Saran

Dalam pembahasan topik Re-Branding Kopi Lokal Khas Kota Sumedang ini, masih terbuka luas dalam pembahasannya. Masih bisa dibahas dari segi media yang perlu dilengkapi lagi serta pendukung strategi promosi yang baik lagi untuk bisa meningkatkan dan mengangkat identitas produk kopi Sumedang yang baru.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 60

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, 2002. Manageman Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabetha.

Ind, Nicholas, 2003. Beyond Branding: How the New Values of Transparency and Integrity are changing the worlds of Brands. Great Britain : Kogan Page. Gunarsa, Delli. 2011. Cerdas Mengemas Produk Makanan dan Minuman. Jakarta :

PT.Agro Media Pustaka.

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Krasovec, Sandra A. 2007. Desain Kenasan. Erlangga.

Lamb, Hair, McDaniel, 2001. Pemasaran. Jakarta :PT Salemba Emban Raya

Murphy, John and Michael Rowe. 1998. How to Design Trademarks & Logos : North Light Books.

Rustan, Surianto, 2008. Layout, Dasar & Penerapannya. PT. Gramedia.

Sulasmi, Darmaprawira W.A, 2002. Warna Teori dan Kreatifitas Penggunanya edisi-2. Bandung : penerbit ITB.