Akuisisi Perseroan Terbatas Dihubungkan terhadap Terjadinya Persaingan Usaha Tidak Sehat.

AKUISISI PERSEROAN TERBATAS DIHUBUNGKAN TERHADAP
TERJADINYA PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
Abstrak

Arus globalisasi memiliki dampak yang luas bagi kehidupan mulai dari
aspek teknologi, komunikasi sampai pada dunia perekonomian, hal itu
ditandai dengan dijalinnya perjanjian-perjanjian internasional dari segi
ekonomi.Perkembangan perekonomian akibat globalisasi mau tidak mau
harus diakui membawa perubahan yang besar khususnya dalam hal
perekonomian Indonesia, sejalan dengan itu dunia bisnis dan usaha juga
mulai mengalami perkembangan yang sangat pesat. Arus globalisasi ekonomi
menyebabkan persaingan usaha di antara para pelaku usaha semakin ketat.
Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya tidak
dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku ekonomi,
oleh karenanya ekspansi bisnis dilakukan oleh pelaku usaha di Indonesia
sebagai alternatif mempertahankan atau mengembangkan usahanya. Namun
keinginan akuisisi yang begitu besar yang dilakukan oleh pelaku usaha tidak
diimbangi oleh aturan akuisisi yang jelas dan komperehensif hal tersebut
menimbulkan ketidakpastian hukum mengingat dampak akuisisi menjadi
rawan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian hukum

normatif, sifat penelitiannya sendiri adalah deskriptif analitis yaitu
menggambarkan titik tolak penelitian analisis terhadap peraturan perundangundangan yaitu UUPT dan Undang-Undang Antimonopoli artinya penulis
menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan dihubungkan
terhadap masalah ada. Selanjutnya penelitian ini berorientasi pada data
primer, data sekunder, dan data tersier.
Akuisisi yang dilakukan oleh Perseroan Terbatas merupakan suatut
indakan yang tidak bertentangan dengan aturan selama akuisisi tersebut tidak
melanggar ketentuan yang telah dibuat seperti aturan tentang persaingan
usaha tidak sehat, namun aturan mengenai akuisisi berdasarkan klasifikasi
perseroan belum memberikan batasan-batasan yang jelas sehingga penulis
berpendapat bahwa harus ada revisi atau penyempurnaan kembali UUPT dan
aturan pelaksana yang terkait dengana kuisisi yang dilakukan perseroan
berdasarkan klasifikasi perseroan tersebut dan jenis akuisisi. Selain itu
penulis melihat fenomena umum yang dapat dilihat secara dini yang dapat
mempermudah KPPU untuk melakukan investigasi terkait terjadinya
monopoli maupun oligopli yang dapat menyebabkan persaingan usaha tidak
sehat dalam suatu pasar.
Kata kunci : Akuisisi, Perseroan Terbatas, dan Persaingan usaha tidak sehat

ACQUISITION OF A LIMITED LIABILITY COMPANY LINKED TO THE

OCCURRENCE OF THE UNFAIR BUSSINESS COMPETITION
Abstract

Globalization has broad impact the lives ranging from aspect of technology,
communication until to the economy, it is characterized by braided the
international agreements in terms of economics. Economic development as a
result of globalization inevitably have to be recognized to bring major changes,
especially in the case of Indonesia's economy, in line with the business world
and the business also began to experience rapid growth. economic globalization
lead to competition between the entrepreneurs getting tighter. in general
Indonesian economic growth and development can’t be separated from the
growth and development of the entrepreneurs, therefore the expansion
performed by the entrepreneurs in Indonesia as an alternative to maintain or
expand its business. But the desire is so large acquisitions made by the
entrepreneurs are not offset by the acquisition rules that are clear and
comprehensive. which creates the uncertainty of law that given the impact of
the acquisition becomes prone and unfair competition.
This research is done by using the method of normative law research, the
nature of the research itself was analytic descriptive analytical study illustrates
the starting point of the legislation that the Indonesian Company Law and antimonopoly Law means the author uses the approach of legislation that are

connected to the existing problems.Further research is oriented on primary
data, secondary data and tertiary data.
Acquisitions made by a limited liability company is an act that is not
against the rules as long as the acquisition does not violate the provisions that
have been made such as the rules on unfair competition, but the rules regarding
the classification of the company’s acquisition by not giving clear boundaries so
that the author argued that there should be a revision or refinements Law
Number of 40 of 2007 on Limited Liability Company and its
implementation of the company and the type of acquisition. Moreover, the
authors looked at the characteristics of the acquisition can be assessed at an
early stage can facilitate business competition supervisory commission to
conduct an investigation related to the monopoly and oligopoly can lead to
unfair competition in market.

Keywords : acquisitions, limited liability company and unfair the competition

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL


i

PERNYATAAN KEASLIAN

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA SIDANG AKHIR

iii

HALAMAN PENGESAHAN

iv

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

v

ABSTRAK


vi

ABSTRACT

vii

KATA PENGANTAR

viii

DAFTAR ISI

xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................

1

B. Identifikasi Masalah...............................................................................................


8

C. Tujuan Penelitian...................................................................................................

8

D. Kegunaan Penelitian..............................................................................................

8

E. Kerangka Pemikiran...............................................................................................

9

F. Metode Penelitian.................................................................................................

13

G. Sistematika Penulisan............................................................................................


15

BAB II TINJAUAN TERHADAP AKUISISI YANG DILAKUKAN PERSEROAN
TERBATAS
A. Akuisisi...................................................................................................................

18

1. Pengertian Akuisisi............................................................................................

18

2. Klasifikasi Yuridis Akuisisi Perusahaan............................................................

22

3. Metode Akuisisi................................................................................................

28


4. Larangan-Larangan Dalam Melakukan Akuisisi...............................................

35

B. Perseroan Terbatas................................................................................................

37

1. Pengertian Perseroan Terbatas........................................................................

37

2. Klasifikasi Perseroan Terbatas........................................................................

43

3. Proses Akuisisi Secara Umum........................................................................

49


BAB III HUKUM PERSAINGAN USAHA DI INDONESIA
A. Tinjauan Umum Hukum Persaingan Usaha............................................................

60

B. Sejarah Lahirnya Undang-Undang Antimonopoli...................................................

61

C. Dampak Persaingan................................................................................................

62

D. Falsafah, Asas, dan Tujuan Hukum Persaingan Usaha...........................................

76

E. KPPU dan Tata Cara Perkara..................................................................................


83

BAB IV AKUISISI PERSEROAN TERBATAS DALAM PERSPEKTIF
PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
A. Proses Akuisisi PT Tertutup, Akuisisi PT Terbuka, Akuisisi PT Publik dan Akuisisi

89

Perseroan Group....................................................................................................
1. Akuisisi Perseroan Tertutup............................................................................

95

2. Akuisisi Perseroan Publik dan Terbuka...........................................................

99

3. Akuisisi Perseroan Group................................................................................

107


B. Fenomena Umum Akuisisi Perseroan Terbatas Yang Mengakibatkan Persaingan
Usaha Tidak Sehat..................................................................................................

109

1. Pra -Akuisisi....................................................................................................

117

2. Pasca- Akuisisi.................................................................................................

122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...............................................................................................................

125

B. Saran.........................................................................................................................

127

DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE

128

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dampak globalisasi mulai dari komunikasi, teknologi dan informasi
menyebabkan terjadinya arus perpindahan manusia, unit-unit ekonomi, barang
dan jasa keluar dari batas-batas negara di dunia yang akan mempengaruhi
perkembangan perekonomian dunia. Globalisasi

sudah ada sejak 1820,

gelombang awal globalisasi terjadi antara tahun 1820-1870 menunjukkan bahwa
dunia mengalami peningkatan gross domestic product (GDP)1 dan yang menjadi
objek globalisasi adalah negara berkembang.
Indonesia adalah salah satu negara yang sedang berkembang hal tersebut
terlihat dari beberapa faktor yaitu tingkat pertumbuhan penduduk tinggi,
persebaran penduduk tidak merata, tingkat pengangguran relatif tinggi, ekonomi
masih belum stabil, nilai mata uang masih belum stabil, tingkat produktivitas
rendah,

kualitas

hidup

relatif

rendah,

ketergantungan

pada

sektor

pertanian/primer atau mengambil hasil alam, pendapatan perkapita rendah, dan
adanya kesenjangan antara si miskin dan si kaya.
Faktor di ataslah yang menyebabkan Indonesia sebagai negara berkembang,
oleh karena itu Indonesia merupakan objek globalisasi, hal itu dibuktikan dengan
dimulainya Asean Free Ttrade Area (AFTA) di wilayah ASEAN yang dimulai
1

Indra Putra Yastika, Globalisasi dalam Hubungannya dengan Kesenjangan dan Kemiskinan
2012,(http://www.globalisasi dalam Hubungannya dengan Kesenjangan dan Kemiskinan.html)
16 Oktober 2013.15:47 Wib.

2

pada tahun 2003 silam dan disusul dengan (CAFTA) China Free Trade Area
yang memungkinkan bahwa semua produk Cina memasuki pasar Indonesia,
berkaitan dengan hal tersebut Indonesia kian dibanjiri produk-produk luar bukan
hanya produk Cina, produk-produk seluruh negara ASEAN juga ikut serta
menjadi pemasok, dan kini akan muncul Asean Community 2015 yang digagas
oleh kumpulan negara ASEAN dimana salah satu bagiannya adalah Asean
Economic Community 2015 yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing
antar negara, hal tersebut menimbulkan polemik dalam masyarakat, mungkinkah
Indonesia dapat bersaing dengan negara ASEAN lainnya baik dari segi harga
maupun kualitas.
Perkembangan perekonomian akibat globalisasi mau tidak mau harus diakui
membawa perubahan yang besar khususnya dalam hal perekonomian Indonesia,
sejalan dengan itu dunia bisnis dan usaha juga mulai mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Arus globalisasi ekonomi menyebabkan persaingan usaha di
antara para pelaku usaha semakin ketat. Pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi Indonesia pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan
perkembangan pelaku-pelaku ekonomi.
Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka, yang mengakibatkan lebih
mudah dipengaruhi oleh prinsip ekonomi global dan liberalisasi perdagangan,
Dalam hal ini, perekonomian Indonesia berhadapan langsung dan terbuka lebar
dengan perekonomian negara lain terutama melalui kerja sama ekonomi dengan
mitra dagang Indonesia di luar negeri seperti hubungan perdagangan di bidang
ekspor-impor, investasi baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung,

3

pinjam meminjam, dan bentuk-bentuk kerja sama lainnya2. Perekonomian
Indonesia yang belum stabil saat ini membuat para pelaku usaha cemas, hal
tersebut dikarenakan kekhawatiran akan terjadinya gejolak moneter yang akan
menimbulkan kesulitan besar dalam dunia usaha antara lain berdampak pada
pelaku usaha yang tidak dapat atau diperkirakan tidak dapat memenuhi
kewajibannya kepada kreditur asing maupun domestik.
Akibatnya krisis ini juga menimbulkan efek negatif terhadap perusahaanperusahaan di Indonesia yang tidak mampu mengembangkan kegiatannya karena
terbatasnya sumber dana yang dimiliki dan sistem manajemen perusahaan yang
belum memenuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance, dimana
seharusnya penerapannya bertujuan sebagai pengaturan internal yang memuat
filsafat bisnis perusahaan, panduan nilai-nilai yang mengatur cara mengelola
perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis, pedoman menghadapi pelanggan,
distributor, pejabat pemerintah, dan pihak-pihak lainnya yang berhubungan
dengan perusahaan, termasuk di dalamnya aturan yang mengatur perilaku
persaingan sehat dengan pelaku usaha pesaingnya.3
Persaingan usaha yang semakin kompetitif dan ditambah lagi lemahnya
penerapan Good Corporate Governance, menyebabkan terjadinya keterpurukan
dalam sektor ekonomi dan financial di Indonesia. Kondisi diatas menuntut
perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat
bertahan atau bahkan lebih dapat berkembang dengan cara memperbaiki
2

Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi (1), Bandung : Books Terrace & Library, 2007,
hlm. 7

3

Hermansyah,Pokok-pokok Hukum Persaingan usaha Di Indonesia, Jakarta: Prenada Media
Group, 2008, hlm.61

4

eksistensi dan kinerjanya. Strategi yang tepat dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan perusahaan ditempuh dengan melakukan ekspansi baik itu secara
internal maupun eksternal.
Internal dilakukan dengan menambah kapasitas produksi atau membangun
divisi bisnis yang baru sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan dalam
bentuk merger, akusisi, dan konsolidasi dimana pada ekspansi bisnis eksternal
terdapat keuntungan yang sangat signifikan dibanding ekspansi internal mulai
dari segi waktu, biaya, dan tenaga. Keuntungan penghematan tersebut
mendorong para pelaku usaha cenderung menggunakan strategi ekspansi bisnis
eksternal. Skripsi ini menekankan pada akuisisi, merupakan hal lazim yang
dilakukan oleh pelaku usaha guna mempertahankan usaha atau bisnis dalam
suatu bidang usaha tertentu yang digeluti oleh para pelaku usaha.
Akuisisi menjadi metode baru dalam suatu group usaha konglomerat yang
akan memperluas jaringannya, terutama bagi kelompok usaha yang ingin
berkembang pesat dalam kurun waktu yang singkat4. Hal tersebut terjadi karena
alternatif ekspansi bisnis melalui akuisisi cukup praktis dikarenakan tidak perlu
membesarkan suatu usaha dari kecil hingga menjadi besar tapi cukup hanya
membeli perusahaan yang sudah besar di dalam suatu pasar.
Kegiatan Akuisisi di Indonesia dimulai pada tahun 1970 yang dilakukan
oleh bank-bank dengan harapan agar dapat memperkuat struktur modal dan
memperoleh keringanan pajak, Hal ini didukung oleh pemerintah dengan aturanaturan hukumnya. Kegiatan akuisisi oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa
4

Munir Fuady, Hukum Tentang Merger, Bandung, Perseroan Terbatas citra Aditya Bakti,
2008,hlm.1.

5

Efek Indonesia mulai berlangsung pada tahun 1989 hingga sekarang kegiatan
akuisisi masih berlangsung di Indonesia.
Perkembangan akuisisi di Indonesia diwarnai dengan pasang surut hal
tersebut berkaitan dengan pasang surut bisnis perekonomian negara artinya pada
saat bisnis dan ekonomi suatu negara tertentu mengalami peningkatan maka
pada prinsipnya akuisisipun banyak dilakukan namun sebaliknya jika kondisi
perekonomian atau bisnis suatu negara mengalami resesi maka kegiatan
akuisispun menurun. Hal tersebut merupakan keadaan alamiah dan dipandang
wajar karena akuisisi dimaknai sebagai upaya untuk memperluas sebuah usaha
yang membutuhkan modal.
Akuisisi mulai dikenal di Indonesia sejak diaturnya Undang-undang
Perseroan Terbatas yakni Undang-Undang No 1 tahun 1995 Tentang Perseroan
Terbatas yang merupakan tonggak awal dikenalnya akuisisi dimana dalam
peraturan tersebut diatur mengenai akusisi secara komperehensif, bersamaan
dengan hal tersebut akuisisi mulai dikenal dalam dunia usaha Indonesia. Dalam
perkembangan akusisi di dunia usaha terbagi atas 2 periode yakni pasca UndangUndang Perseroan Terbatas No 1 tahun 1995 dan sebelum diundangkannya
Undang-Undang Perseroan

Terbatas. Bukan berarti sebelum diundangkan

Undang-Undang Perseroan Terbatas akuisisi tidak digunakan sebagai strategi
bisnis oleh pelaku usaha, ada beberapa pelaku usaha yang sudah menggunakan
akuisisi sebagai strategi bisnis dalam mengembangkan usaha mereka namun
berbeda pada saat diundangkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No 1

6

Tahun 1995 para pelaku usaha Di Indonesia mulai berbondong-bondong
mengembangkan usahanya melalui akuisisi.
Dewasa ini akuisisi diatur dalam Undang-Undang No 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas. Secara komperehensif akuisisi diartikan sederhana
yaitu pengambilalihan. Pengertian akusisi dapat ditemukan dalam Pasal 1 ayat
(11) Undang-Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yaitu:
“pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum
atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham perseroan

yang

mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut.”
Efesiensi yang didapat oleh pelaku usaha dengan meminimalisir
pengeluaran dan mendapatkan keuntungan yang maksimal mengarahkan pelaku
usaha mampu menerapkan prinsip ekonomi yakni menghasilkan keuntungan
banyak dengan pengeluaran yang sedikit, namun ada kalanya prinsip-prinsip
ekonomi disalah tafsirkan oleh pelaku usaha dengan menerobos ketentuan
perundang-undangan lain yang berlaku, hal tersebut dibuktikan dengan melihat
kenyataan yang terjadi saat ini, banyak transaksi akuisisi yang dilakukan oleh
perseroan terbatas didorong oleh motif untuk meningkatkan kekuatan pasar di
pasar bersangkutan, baik peningkatan pada satu perusahaan maupun peningkatan
pasar pada sekelompok perusahaan.
Motif peningkatan kekuatan pasar tersebut bertentangan dengan prinsip
usaha fair yang menimbulkan persaingan usaha tidak sehat diantara para pelaku
usaha padahal secara eksplisit telah diatur dalam Pasal 28 ayat (2) UndangUndang No 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Prakitik Monopoli dan Persaingan

7

Usaha Tidak Sehat yaitu : “Pelaku usaha dilarang melakukan pengambilalihan
saham perusahaan lain apabila tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat” pasal di atas
mengisyaratkan bahwa para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya tidak
melakukan perbuatan yang dapat merugikan para pihak.
Pembahasan akuisisi perseroan terbatas kaitannya terhadap persaingan
usaha tidak sehat sebelumnya sudah pernah dibahas oleh Susilawaty P.N.
Siringringo mahasiswa strata 1 program Kekhususan Hukum Ekonomi
Universitas Padjajaran dalam penyusunan skripsi yang diberi judul “ Praktik
Akuisisi PT Terbuka Oleh Anak Perusahaan Suatu PT Terbuka Yang Lain
Dalam Kajian Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas dan Undang-Undang No 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat” Skripsi di atas mengkaji
mekanisme akuisisi yang dilakukan sebuah perusahaan terbuka yakni PT
London Sumatera Indonesia Plantation Tbk., oleh PT Salim Invomas Pratama
sebagai anak perusahaan PT indofood Sukses Makmur Tbk., mekanisme yang
dimaksud adalah akuisisi yang dilakukan perusahaan tersebut sesuai dengan
UUPT atau Undang-Undang Antimonopoli.
Berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan, Penulis dalam hal ini
mengkaji akuisisi perseroan terbatas berdasarkan klasifikasi perseroan itu
sendiri. Selain itu penulis juga mengkaji fenomena

akuisisi yang dapat

menyebabkan persaingan usaha tidak sehat di dalam pasar global. Berdasarkan
paparan diatas penulis menyusun judul yaitu “AKUISISI PERSEROAN

8

TERBATAS DIHUBUNGKAN DENGAN

TERJADINYA PERSAINGAN

USAHA TIDAK SEHAT DI INDONESIA”

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1.

Bagaimanakah akuisisi Perseroan Tertutup, perseroan Publik, Perseroan
Terbuka dan Perseroan Group?

2.

Bagaimana Akuisisi perseroan terbatas yang menyebabkan persaingan
usaha tidak sehat?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan hukum ini adalah :
1.

Untuk mengetahui mekanisme akuisisi yang dilakukan oleh perseroan
terbatas berdasarkan jenisnya

2.

Untuk memperoleh gambaran akuisisi perseroan terbatas yang dapat
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dalam pasar global

D. KEGUNAAN PENELITIAN

1.

Kegunaan penulisan hukum ini memberikan kontribusi terhadap ilmu
hukum, khususnya hukum perusahaan dan hukum anti monopoli yang
dewasa ini berkembang dengan pesat ditengah-tengah perkembangan

9

arus globalisasi. Sehingga kajian-kajian hukum yang memiliki aspek
hukum perusahaan dan hukum antimonopoli terus dikembangkan, oleh
karena itu penulisan hukum diharapkan memiliki sedikit andil dalam
memperkaya ilmu pengetahuan.
2.

Secara praktis penulisan hukum ini ditujukan sebagai pengetahuan
mengenai bagaimana pengaruh penguasaan pasar global oleh perseroan
terbatas yang melakukan akuisisi.

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Indonesia adalah negara hukum hal tersebut tercantum dalam Pasal 1 ayat
(3) Undang-Undang Dasar 1945, artinya dalam setiap tindakan negara harus
didasarkan pada hukum atau harus dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.
Negara hukum identik dengan adanya aturan perundang-undangan sebagai dasar
yang bertujuan untuk memberikan kepastian hukum, kemanfaatan hukum dan
keadilan. Segala aspek dalam kehidupan di atur dalam peraturan perundangundangan termasuk aspek dalam bisnis diatur dalam peraturan perundangundangan. Undang–Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
merupakan salah satu aturan yang mengatur mengenai kegiatan suatu perusahaan
dalam melakukan bisnisnya hal tersebut perlu diatur mengingat bahwa
perusahaan dewasa ini menjadi pilar pembangunan ekonomi.
Perusahaan adalah istilah ekonomi yang dipakai dalam KUHD dan
perundang-undangan di luar KUHD, namun dalam KUHD tidak didefinisikan

10

secara resmi mengenai perusahaan. Molengraaf memberikan definisi mengenai
perusahaan yaitu “Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan
secara terus menerus, bertindak keluar, untuk memperoleh penghasilan, dengan
cara memperdagangkan atau menyerahkan barang atau mengadakan perjanjian
perdagangan.”5
Berbeda dengan pendapat Molengraaff, Polak merumuskan Perusahaan
sebagai berikut: “Baru dapat dikatakan perusahaan apabila diperlukan
perhitungan laba dan rugi yang dapat diperkirakan dan dicatat dalam
pembukuan.” 6Sedangkan di dalam rumusan perundang-undangan definisi dari
perusahaan diatur dalam pasal 1 huruf b Undang-undang No 3 tahun 1982
Tentang wajib daftar perusahaan ditentukan sebagai berikut “perusahan adalah
setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan
terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara
Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.”
Dilihat dari kriteria jumlah pemilik, perusahaan diklasifikasikan menjadi
perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan. Perusahaan perseorangan
didirikan dan dimiliki oleh satu orang pengusaha, sedangkan perusahaan
persekutuan didirikan dan dimiliki oleh satu orang pengusaha, sedangkan
perusahaan persekutuan didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang pengusaha
yang bekerja sama dalam satu persekutuan. Dilihat dari status pemiliknya
perusahaan diklasifikasikan menjadi perusahaan swasta dan perusahaan
negara.Perusahaan swasta didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta sedangkan
5
6

Abdulkadir Muhamad, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung, Citra Adtya Bakti,2010, hlm.7.
Ibid, hlm.8

11

perusahaan negara didirikan dan dimiliki oleh negara, sering disebut Badan
Usaha Milik Negara. Dilihat dari bentuk hukumnya, perusahaan diklasifikasikan
menjadi perusahaan badan hukum dan perusahaan non badan hukum.7
Salah satu contoh perusahaan badan hukum adalah perseroan terbatas, yaitu
badan hukum yang merupakan persekutuan Modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham. Sebagai badan hukum perseroan

terbatas dianggap

layaknya orang-perorangan secara individu yang dapat melakukan perbuatan
hukum sendiri, memiliki harta kekayaan sendiri, dan dapat dituntut serta
menuntut di depan pengadilan.
Menjadi badan hukum, perseroan terbatas harus memenuhi persyaratan dan
tata cara pengesahan perseroan terbatas sebagaimana yang diatur dalam UndangUndang Perseroan Terbatas yaitu pengesahan dari menteri Hukum dan Ham
Republik Indonesia. Tata cara tersebut antara lain pengajuan dan pemeriksaan
nama perseroan terbatas yang akan didirikan dan pembuatan anggaran dasar dan
pengesahan anggaran dasar oleh menteri. Sebagai persekutuan modal, kekayaan
perseroan terbatas terdiri dari modal yang seluruhnya terbagi dalam bentuk
saham.
Para pendiri perseroan terbatas berkewajiban untuk mengambil bagian
modal itu dalam bentuk saham, dan mereka mendapat bukti surat saham sebagai
bentuk penyertaan modal. Tanggung jawab para pemegang saham terbatas hanya
pada modal atau saham yang dimasukkannya ke dalam perseroan . Segala utang

7

Ibid, hlm. 83

12

perseroan tidak dapat ditimpakan kepada harta kekayaan pribadi para pemegang
saham, melainkan hanya sebatas modal saham para pemegang saham itu yang
disetorkan kepada perseroan .
Perseroan terbatas diklasifikasikan atas 4 Jenis yaitu Perseroan Tertutup,
perseroan

Publik, Perseroan

Terbuka dan Perseroan Group hal tersebut

tercantum dalam Pasal 1 angka 6 dan 7 Undang-Undang No 40 Tahun 2007
Tentang perseroan terbatas Perseroan terbatas diklasifikasikan atas 4 Jenis yaitu
Perseroan

Tertutup, perseroan

Publik, Perseroan

Terbuka dan Perseroan

Group hal tersebut tercantum dalam Pasal 1 angka 6 dan 7 Undang-Undang No
40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Perseroan

terbatas dalam melakukan kegiatan usahanya terkadang

memerlukan Modal dalam mengembangkan usahanya dan bertahan terhadap
arus persaingan yang semakin kompetitif

diantaranya dengan melakukan

Perluasan usaha ( ekspansi ) merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh
suatu perusahaan dalam rangka untuk menambah kapasitas pabrik, menambah
unit produksi, menambah divisi baru, dan bentuk yang lainnya, umumnya
diartikan sebagai ekspansi intern. Ekspansi yang dilakukan oleh Perseroan
terbatas rentan mengakibatkan resiko terjadinya pemusatan ekonomi dalam
bentuk posisi dominan yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat
diantara pelaku usaha di Indonesia. Persaingan usaha tidak sehat berdasarkan
rumusan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yaitu: “ Persaingan antar
pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran barang

13

dan / atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau
menghambat persaingan usaha”

F. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ilmiah pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dan
metode keilmuan dengan demikian maka penguasaan metode ilmiah merupakan
persyaratan untuk memahami jalan pikiran yang terdapat dalam langkah-langkah
penelitian. Langkah-langkah penelitian mencakup apa yang diteliti, bagaimana
penelitian dilakukan serta untuk apa hasil penelitian digunakan.8
1.

Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang dilakukan adalah yuridis normatif dengan
mempertimbangkan bahwa titik tolak penelitian analisis terhadap
peraturan perundang-undangan9 yang berkaitan akuisisi yang dilakukan
oleh sebuah Perseroan terbatas

2.

Pendekatan Penelitian
Sehubungan dengan sifat penelitian yang digunakan yakni yuridis
normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan hukum
dengan melihat peraturan-peraturan,baik bahan hukum primer, maupun
bahan hukum sekunder, atau pendekatan masalah dengan cara melihat
dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.

8

9

Sumber Data

Badher Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum (Bandung, CV. Mandar Maju, 2008,
hlm.10.
Jonny, Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Normatif, Cetakan Ketiga (Malang: Bayu
Media Publishing, 2007), hlm. 39.

14

Adapun sumber data dari penelitian ini adalah bahan-bahan hukum
yang dikaji meliputi:
a.

Bahan Hukum Primer
Yakni bahan hukum yang terdiri dari perundang-undangan, seperti
undang-undang No 5 tahun 199 tentang larangan praktik Monopoli
dan persaingan usaha tidak sehat,

Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan pemerintah No
57 2010 tentang penggabungan usaha
b.

Bahan Hukum Sekunder
Yakni bahan hukum yang terdiri atas buku-buku teks (texkbook)
yang ditulis oleh para ahli hukum, jurnal-jurnal hukum, pendapat
para sarjana, kasus-kasus hukum, yurisprudensi dan hasil
seminar/simposium

yang

berkaitan

dengan

permasalahan

penelitian.
c.

Bahan Hukum Tersier
Yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti
kamus hukum, encyclopedia dan lain-lain

4.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a.

Library research (penelitian perpustakaan) yaitu dengan cara
mempelajari bahan-bahan hukum yang terkait dan berhubungan

15

dengan permasalahan yang akan diteliti, kemudian dianalisis untuk
menginterprestasikan dengan hukum yang berlaku.
b.

Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara
mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan penulisan
hukum ini yaitu KPPU

5.

Analisa Data
Adapun sumber data yang berupa bahan hukum yang diperoleh dari
studi kepustakaan, aturan perundang-undangan dan artikel serta hasil
wawancara dimaksud diuraikan dan dihubungkan sedemikian rupa,
sehingga disajikan dalam penulisan yang lebih sistematis. Data primer
dan data sekunder yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan
metode analisis kuantatif dengan logika deduktif yakni berpikir dari hal
yang umum menuju kepada hal yang khusus atau spesifik dengan
menggunakan perangkat normatif sehingga dapat memberikan jawaban
yang jelas atas permasalahan yang diidentifikasi

G. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memperoleh gambaran umum secara singkat dan jelas tentang materi
suatu pokok pikiran yang tercakup dalam laporan ini, perlu dikemukakan
sistematika penulisan hukum ini. Penulisan hukum ini dibagi menjadi beberapa
bab yaitu:

16

1.

PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang,
identifikasi masalah, tujuan penulisan, kegunaan penulisan, kerangka
pemikiran, metode penulisan dan sistematika penulisan.

2.

TINJAUAN

TERHADAP

AKUISISI

YANG

DILAKUKAN

PERSEROAN TERBATAS
Berisi mengenai tinjauan atas Perseroan

terbatas yang melakukan

akusisi dalam rangka menyongsong era globalisasi yang terbagi dari
beberapa point yaitu mengenai Perseroan terbatas, aturan dan Jenis
Ekspansi Bisnis yang dilakukan oleh Perseroan terbatas.

3.

TINJAUAN TERHADAP PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
Berisi megenai beberapa point yang memaparkan bagaimana Akuisisi
yang tidak melanggar aturan perundang-undangan dan Akusisi yang
melanggar peraturan Perundang-undangan

4.

AKUISISI

PERSEROAN

TERBATAS

DIHUBUNGKAN

TERJADINYA PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
Berisi mengenai jawaban-jawaban atas permasalahn yang ada dalam
penulisan hukum mengenai akuisisi yang dilakukan oleh sebuah
Perseroan terbatas dilihat dari prespektif Undang-Undang No 5 tahun

17

1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tudak
sehat.
5.

PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran atas penulisan hukum ini

1

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1.

Tindakan akuisisi merupakan bentuk strategi perseroan, namun harus
dilakukan melalui pertimbangan yang mapan agar nantinya tidak
menjadi masalah di kemudian hari. Perseroan adalah bentuk badan
hukum yang memiliki karakter dan sifatnya masing-masing seperti
perseroan terbuka/publik, tertutup dan perseroan group, meski berbeda
karakter dan sifat dimungkinkan untuk melakukan tindakan akuisisi,
namun UUPT tidak secara jelas dan komperehensif mengatur akuisisi
yang dilakukan oleh perseroan yang berbeda karakter dan sifat. Akuisisi
Perseroan Tertutup adalah pengambilalihan saham/ aset yang dilakukan
badan hukum berupa perseroan merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham yang jumlahnya
terbatas dan adanya hubungan kekerabatan/keluarga antara pemilik
saham tersebut, sedangkan Akuisisi Publik dan Terbuka adalah
pengambilalihan/ diambilalih yang dilakukan oleh perseroan terbatas
yang bersifat terbuka dimana sahamnya dimiliki oleh masyarakat,
dimana akuisisi dilakukan dengan memperhatikan ketentuan transaksi
material, benturan kepentingan dan harus terbuka terhadap informasi

2

terkait transaksi akuisisi yang dilakukan. Akuisisi perseroan group
sendiri adalah pengambilalihan

saham /aset yang dilakukan oleh

perseroan dimana perseroan tersebut merupakan salah satu anak/induk
suatu perseroan.
2.

Akuisisi berpeluang menciptakan pasar yang monopolistik untuk itulah
masyarakat harus dapat melihat fenomena umum akuisisi yang dapat
mengakibatkan

monopoli,

oligopoli

atau

monopsoni

yang

mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat. Berdasarkan kasus yang
terjadi penulis berpendapat bahwa fenomena umum akuisisi yang
berpotensi menimbulkan monopoli adalah akuisisi dilakukan oleh
perseroan yang memiliki pasar bersangkutan yang sama baik secara
produk maupun geografis dengan perseroan targetnya, selain akuisisi
dilakukan oleh pemegang power market. Selain itu akuisisi yang
menimbulkan monopoli juga dapat ditandai dengan rusaknya struktur
pasar global yang ada dan timbulnya kerugian bagi pihak ketiga akibat
adanya praktik monopoli.

3

B. SARAN
1.

Penulis berharap UUPT disempurnakan kembali melalui revisi dan
mengatur

secara

komperehensif

mengenai

jenis-jenis

akuisisi

dilakukan oleh perseroan berdasarkan karakter Perseroan dan merevisi
undang-undang Antimonopoli terkait sistem pemberitahuan yang
sudah tidak relevan lagi.
2.

Pemerintah melalui KPPU dapat secara dini mendeteksi akuisisi yang
berpotensi menimbulkan monopoli, oligopoli dan monopsoni dengan
cara melakukan ceklis perseroan yang melakukan akuisisi, selanjutnya
mengamati proses akuisisi. Fenomena umum akuisisi yang akan
berpotensi menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dapat dijadikan
petunjuk agar KPPU dapat menyusun suatu Prognosis.

DAFTAR PUSTAKA

Buku & Bahan Ajar
Abdul Moin, Merger, Akuisisi, & Divestasi: Edisi kedua, Yogyakarta: Ekonisia,
2010.
Adam Smith, An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,
London: Modern Library edition, 1973,
Abdulkadir Muhamad, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung: Citra Adtya
Bakti,2010,
Arie Siswanto, “Hukum Persaingan usaha”, Penerbit Ghalia, Indonesia.

Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi (1), Bandung : Books Terrace &
Library, 2007.
Badher Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Bandung: Mandar
Maju, 2008.
C.s.t, Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita, 1992.

Edwin Mansfield, Principles of Microekonomics, WW Norton & Company,
New York, 3rd editon, 1980,
Gunawan Widjaja, Merger dalam Persfektif Monopoli, Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa, 1999.

Hermansyah,Pokok-pokok Hukum Persaingan usaha Di Indonesia, Jakarta:
Prenada Media Group, 2008.
Hendy M. Fahruddin, Go Public Strategi Pendanaan dan peningkatan nilai
perusahaan, Jakarta, Elex Media Komputindo.
Iswi Hariyani, Serfianto dan Cita Yustisia, Merger, Konsoloidasi akuisisi,
&Pemisahan Perusahaan
Jonny, Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Normatif, Cetakan Ketiga
Malang: Bayu Media Publishing, 2007.
Munir Fuady, Hukum Tentang Merger, Bandung, Perseroan

terbatas

citra

Aditya Bakti, 2008.
Miranda Anwar, Pencatatan Saham-Tinjauan umum Jakarta : Universitas
Indonesia, 2008.
Normin S. Pakpahan, Pokok-Pokok Pikiran Kerangka kerja Acuan Pembuatan
RUU Tentang Persaingan, Jurnal Hukum Bisnis”.vol tahun 1999.
Suhasril dan Mohammad Taufik Makarao, Hukum Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Indonesia Ghalia Indonesia, 2010
Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta :Sinar Grafika, 2011

Makalah & Jurnal
Felix Oentoeng Soebagjo, Hukum Tentang Akuisisi Perusahaan Di Indonesia,
Makalah disampaikan pada pidato pengukuhan Guru Besar tetap dalam
Ilmu Hukum keperdataan pada fakultas Hukum Universitas Indonesia,
Depok, 12 November 2008.

I Made B Tirthayatra, Peraturan Bapepam Atas Merger dan Akuisisi, Makalah
Mansor Isa, Reverse Takeovers in Malaysia: Motives, Regulations and Market
Reaction, Malaysian Journal of Economic Studies, Volume XXXIX,
Number 1 & 2, (June – December 2002)
Kamus
Bryan A Garner, Black Law Dictionary, Ninth Edition, Texas, 2009.

John Black, Nigar Hashimzade and Gareth Myles, Oxford dictionary of economic,
Edisi ke-iv London : University press 2012.

Perundang-Undangan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 Tentang Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan, Peleburan, dan
Pengambilalihan Perseroan Terbatas
Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan
Akuisisi Bank
Peraturan Pemerintah No.57 Tahun 2010 Tentang Penggabungan atau Peleburan
Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang dapat

mengakibatkan terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat.

Sumber Lain
Badan Pengawas Pasar Modal, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
danLembaga Keuangan Tentang Benturan Kepentingan Transaksi
Tertentu, Kep.No.32/PM/2000

Inti sari Undang-Undang Persaingan suatu Upaya Mendukung Persaingan Usaha
Sehat, Cides.Jakarta hlm. 1997,hlm 24-28

Data yang didapat berasal dari Keputusan KPPU No. 28/KPPU/PDPT/XI/2013
Tentang Pendapat KPPU mengenai pemberitahuan pengambilalihan saham
PT TAM oleh PT MP.
Data yang didapat berasal dari Keputusan KPPU No. 09/KPPU-L/2009 Tentang
Keputusan KPPU terkait akuisisi Carrefour terhadap Alfa

(http://www.globalisasi dalam Hubungannya dengan Kesenjangan dan
Kemiskinan.html)