Peranan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang dalam Mengamankan Harta Perusahaan (Studi Kasus pada 15 Apotik di Bandung).

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

In a company, inventory has meaning which necessary for continuity of company life. If inventory too much or too a few, hence both will harm company. Therefore, required correct commercial stock internal control system, causing can assist company management in deciding how much/many level of available merchandise inventory as according to requirement of company.

Writer takes research sample by 15 dispensaries in Maranatha and its surroundings by using sample method random teams ( Cluster Sampling) based on geographical position to know are there influence between roles of trade stock internal control system in protecting company possession.This research done by using quantitative data with data processing applies simple regression. Data collecting technique applied is with field study and book research. with a few research technique that is : questionaire and interview. Data processed by using simple regression analysis. Before the data processed, data is tested beforehand by using validity test and reliability.

Based on result of regression analysis, writer obtains value R-square 0,980. From result of the calculation proves that merchandise inventory internal control system has role equal to 98,% in protecting merchandise inventory stock. This thing can be seen from existence of structure organization that is adequate enough, fufilled it internal control system elements, existence of goods purchasing procedure, consignment of goods and outflow of goods. However writer also finds existence of lacking of commercial stock internal control system in dispensary that is requires of determination of limit a minimum and commercial stock purchasing maximum to avoid extravagance and merchandise heaping.

Key words : Internal control system of merchandise inventory and security and safety of merchandise inventory at dispensary


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Dalam suatu perusahaan, persediaan mempunyai arti yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Apabila persediaan terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka keduanya akan merugikan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengendalian intern persediaan barang dagangan yang tepat, sehingga dapat membantu manajemen perusahaan dalam memutuskan berapa besarnya persediaan barang dagangan yang tersedia sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Penulis mengambil sampel penelitian pada 15 apotik di Maranatha dan sekitarnya dengan menggunakan metode sampel random berkelompok (Cluster Sampling) berdasarkan letak geografis untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara peranan sistem pengendalian intern persediaan barang dagang dalam mengamankan harta perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data kuantitatif dengan pengolahan data menggunakan regresi sederhana. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan penelitian lapangan dan penelitian pustaka. dengan beberapa teknik penelitian yaitu : kuesioner dan wawancara. Data tersebut diolah dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Sebelum data tersebut diolah, data tersebut diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

Berdasarkan hasil analisis regresi, penulis memperoleh nilai R-square sebesar 0,980. Dari hasil perhitungan tersebut membuktikan bahwa sistem pengendalian intern persediaan barang dagangan mempunyai peranan sebesar 98,% dalam mengamankan persediaan barang dagang. Hal ini dapat terlihat dari adanya struktur organisasi yang cukup memadai, terpenuhinya unsur-unsur sistem pengendalian intern, adanya prosedur pembelian barang, penerimaan barang dan pengeluaran barang. Akan tetapi penulis juga menemukan adanya kekurangan dalam sistem pengendalian intern persediaan barang dagangan di apotik yaitu diperlukannya penentuan batas minimum dan maksimum pembelian persediaan barang dagangan untuk menghindari pemborosan dan penumpukan barang dagangan.

Kata-kata kunci : Sistem pengendalian internal persediaan barang dagang dan keamanan persediaan barang dagang pada apotik.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACT...vii

ABSTRAK...viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR...xiii

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR GRAFIK...xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 3

1.4 Kegunaan Penelitian... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 5

2.1 Kajian Pustaka... 5

2.1.1 Sistem... 5


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi... 7

2.1.2.1 Unsur-unsur dan karakteristik Sistem Informasi Akuntansi 8

2.1.2.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi... 10

2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan... 11

2.1.3.1 Fungsi yang terkait dalam Sistem Persediaan... 12

2.1.3.2 Jaringan dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan... 12

2.1.4 Sistem Pengendalian Intern... 14

2.1.4.1 Tujuan Sitem Pengendalian Intern... 15

2.1.4.2 Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern... 17

2.1.4.3 Keterbatasan Pengendalian Intern... 20

2.1.5 Sistem Pengendalian Intern Persediaan... 22

2.1.6 Persediaan... 23

2.1.6.1 Definisi Persediaan... 23

2.1.6.2 Metode Pencatatan Persediaan... 24

2.1.6.3 Metode Penilaian Persediaan... 26

2.1.7 Apotik... 28

2.1.7.1 Pengertian Apotik... 28

2.1.7.2 Ketentuan-ketentuan Umum tentang Perapotikan... 28

2.2 Rerangka Pemikiran... 30

2.3 Pengembangan Hipotesis... 31

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN... 32


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.2 Metode Penelitian... 32

3.2.1 Sumber Data... 32

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data... 33

3.2.3 Populasi dan Sampel... 34

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data... 35

3.2.5 Metode Analisis…………... 35

3.2.6 Definisi Operasional Variabel... 37

3.2.7 Uji Validitas dan Realibilitas... 39

3.2.7.1 Uji Validitas... 39

3.2.7.2 Uji Reliabilitas... 39

3.2.7.2.1 Reliabilitas Variabel Independen... 40

3.2.7.2.2 Reliabilitas Variabel Dependen... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 41

4.1 Hasil Analisis Sistem Informasi Akuntansi Apotik... 41

4.1.1 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Terkait Sistem Akuntansi Apotik... 47

4.1.2 Sistem Pengelolaan Apotik... 43

4.1.3 Fungsi dan Tugas Apotik………... 51

4.1.4 Dokumen………... 52

4.2 Pembahasan... 52

4.2.1 Analisa Sistem Pengendalian Internal Persediaan pada 15 Apotik di Bandung………. 53


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha 4.2.2 Peranan Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang dalam

Mengamankan Harta Perusahaan pada beberapa Apotik di

Bandung………. ... 55

4.2.2.1 Analisa Respon Karyawan ... 55

4.2.2.1.1 Analisa Respon Karyawan Apotik terhadap Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang... 55

4.2.2.1.2 Analisa Respon Karyawan Apotik dalam Mengamankan Harta Perusahaan... 72

4.2.3 Analisa Regresi Sederhana... 91

4.2.4 Pengujian Hipotesis... 93

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 95

5.2 Saran... 97

DAFTAR PUSTAKA... 98

LAMPIRAN... 100


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Skema Alur Pelayanan Resep……… 48


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Operasional Variabel……….. 38

Tabel 4.1 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 1…... 56 Tabel 4.2 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 2…... 57 Tabel 4.3 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 3…... 58 Tabel 4.4 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 4…... 59 Tabel 4.5 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 5…... 60 Tabel 4.6 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 6…... 61 Tabel 4.7 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 7…... 62 Tabel 4.8 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 8…... 63 Tabel 4.9 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 9…... 64 Tabel 4.10 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 10…... 65 Tabel 4.11 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 11…... 66 Tabel 4.12 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 12…... 67 Tabel 4.13 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 13…... 68 Tabel 4.14 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 14…... 69 Tabel 4.15 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 15…... 70 Tabel 4.16 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 16…... 71 Tabel 4.17 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 17…... 72 Tabel 4.18 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 1…... 73 Tabel 4.19 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 2…... 74 Tabel 4.20 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 3…... 75


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.21 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 4…... 76 Tabel 4.22 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 5…... 77 Tabel 4.23 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 6…... 78 Tabel 4.24 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 7…... 79 Tabel 4.25 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 8…... 80 Tabel 4.26 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 9…... 81 Tabel 4.27 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 10…... 82 Tabel 4.28 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 11…... 83 Tabel 4.29 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 12…... 84 Tabel 4.30 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 13…... 85 Tabel 4.31 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 14…... 86 Tabel 4.32 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 15…... 87 Tabel 4.33 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 16…... 88 Tabel 4.34 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 17…... 89 Tabel 4.35 Respon Karyawan Apotik di Bandung terhadap Pernyataan 18…... 90

Tabel 4.36 Model Summary……… 91

Tabel 4.37 ANOVA……… 92


(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik I Grafik Penerimaan Hipotesis……….. 94


(11)

Bab I Pendahuluan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Menurut Peraturan Menteri No.1332/Menkes/SK/X/2002, yang menyatakan bahwa apotik adalah salah satu tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan farmasi kepada masyarakat.

Peraturan perundang-undangan perapotikan di Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan. Dimulai dengan berlakunya Peraturan Pemerintah (PP) No.26 tahun 1965 tentang pengelolaan dan perizinan apotik, kemudian disempurnakan dalam Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1980, beserta petunjuk pelaksanaannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.26 tahun 1981 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.178 tentang ketentuan dan tata cara pengelolaan apotik. Peraturan yang terakhir berlaku sampai sekarang adalah Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002 yang memberikan beberapa keleluasaan kepada apotik untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.

Apotik akan terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Aktivitas apotik pun akan semakin bertambah, sehingga diperlukan alat bantu yang dapat meringankan tugas pemilik apotik yaitu Sistem Pengendalian Intern. Sistem Pengendalian Intern diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan, kehilangan, dan pencurian.


(12)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Dalam persaingan dunia usaha, setiap apotik dituntut untuk memiliki tingkat pelayanan yang tinggi bagi konsumen, salah satunya adalah memenuhi kebutuhan konsumen pada saat diperlukan. Karena itu persediaan bagi suatu apotik merupakan salah satu harta lancar yang memiliki nilai yang cukup penting dan berpengaruh terhadap kelancaran aktivitas operasional apotik. Persediaan barang dagang sangat sensitif terhadap pencurian, keusangan, penurunan harga, dan kerusakan. Oleh karena itu perlu pengawasan dan pengendalian terhadap faktor-faktor pengadaan, penyimpanan, dan pengeluaran persediaan. Resiko yang harus dihadapi apotik terhadap terjadinya pencurian dan kerusakan disebabkan karena :

1) Jenis barang yang cukup banyak.

2) Barang yang diperdagangkan secara fisik bentuknya kecil sehingga mudah terjadinya pencurian.

3) Barang-barang yang tersedia mudah rusak maupun turun kualitasnya. Masalah lain yang menyangkut persediaan antara lain jumlah persediaan itu sendiri. Jumlah persediaan yang terlalu sedikit akan memperlambat aktivitas penjualan barang sehingga akan mempengaruhi pelayanan kepuasan konsumen dalam mencari barang kebutuhannya. Dalam hal ini kepuasan dan kepercayaan konsumen sangat penting dalam menunjang kelangsungan apotik. Persediaan yang terlalu banyak merupakan pemborosan bagi apotik karena biaya modal yang dikeluarkan, biaya penyimpanan, resiko kerusakan akan semakin besar sehingga dapat memperkecil keuntungan yang akan diperoleh apotik.

Pengendalian atas persediaan secara memadai dapat meningkatkan penjualan yang diperoleh perusahaan. Hal ini mungkin dapat terjadi karena kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap apotik yang menyediakan barang sesuai dengan


(13)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha keinginan konsumen. Maka dari itu apotik harus mempunyai prosedur pengendalian intern yang memadai dalam menunjang aktivitas operasional apotik

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian pada 15 apotik dengan memfokuskan pada pendokumentasian mengenai laporan persediaan di 15 apotik. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dan menyajikannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “PERANAN PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BARANG DAGANG DALAM MENGAMANKAN HARTA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA 15 APOTIK DI BANDUNG)”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengidentifikasikan pokok permasalahan yang akan menjadi pembahasan dalam skripsi ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pengendalian intern persediaan barang dagang yang diterapkan pada 15 apotik di Bandung

2. Bagaimana peranan pengendalian intern persediaan dalam mengamankan persediaan barang dagang pada 15 apotik di Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan penulis untuk melakukan penelitian di bidang sistem penjualan di beberapa apotik Bandung terutama yang berkaitan dengan peranan pengendalian intern persediaan dalam mengamankan harta perusahaan adalah:

1. Mengetahui peranan pengendalian intern persediaan baranng dagang yang diterapkan pada 15 apotik di Bandung.


(14)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha 2. Mengetahui peranan pengendalian intern persediaan dalam mengamankan

persediaan barang dagang pada 15 apotik di Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya Sistem Pengendalian Intern terhadap persediaan barang dagang dalam mengamankan harta perusahaan. Sesuai dengan maksud dan tujuan penulis dalam penelitian ini, penulis mengharapkan adanya manfaat :

1. Bagi apotik dimana penulis mengadakan penelitian, diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada, untuk menunjang tercapainya aktivitas penjualan yang baik dan maksimal.

2. Bagi penulis sendiri yang melakukan penelitian, diharapkan dapat memberikan manfaat dengan memperluas wawasan dan gambaran mengenai pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap persediaan barang dagangan dalam mengamankan harta perusahaan, baik secara teori dan praktek.

3. Bagi pihak lain, hasil penelitian penulis diharapkan bermanfaat dan menjadi masukan untuk menambah wawasan.


(15)

Bab V Simpulan dan Saran

95 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada beberapa apotik di Bandung mengenai peranan sistem pengendalian intern persediaan barang dagang dalam mengamankan harta perusahaan, penulis menarik simpulan sebagai berikut :

1. Analisis Sistem Pengendalian Persediaan barang dagang pada beberapa apotik di Bandung sudah memadai, hal ini dapat dilihat dari :

1) Apotik melakukan pemisahan tugas antara fungsi penyimpanan, fungsi operasi, fungsi, dan fungsi akuntansi,

2) Otorisasi atas suatu transaksi dan kegiatan operasi dalam apotik sudah berjalan sebagaimana mestinya,

3) Prosedur pencatatan persediaan yang dilakukan dalam apotik sudah memadai. 4) Faktur penjualan dibuat rangkap, tembus, dan beda warna,

Namun ada juga beberapa sistem pengendalian intern yang belum memadai dikarenakan beberapa hal yaitu:

1) Faktur penjualan tidak bernomor urut cetak dan tidak ada otorisasi dari apotekernya,

2) Penetapan batas minimum dan maksimum persediaan digudang belum memadai,


(16)

Bab V Simpulan dan Saran 96

Universitas Kristen Maranatha 3) Beberapa apotik tidak melakukan stock opname secara mendadak, karena

selalu mengikuti rencana yang telah dijadwalkan.

2. Peranan sistem pengendalian intern persediaan barang dagang dalam mengamankan harta perusahaan

Berdasarkan penelitian pada beberapa apotik di Bandung, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern persediaan barang dagang berperan dalam mengamankan harta perusahaan. Hal ini didukung oleh :

1) Angka R-square adalah 0,980

R-Square dapat disebut koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti 98% pengamanan terhadap harta perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel sistem pengendalian internal persediaan barang dagang. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 2% dijelaskan oleh faktor lain.

2) Dari output didapat persamaan regresi Y = 0.167 + 0.952X yang diperoleh dari tabel coefficients (a).

Artinya setiap perubahan 0.952 variabel X, maka variabel Y akan bertambah 0,167. atau dengan kata lain jika tidak ada penambahan X maka tidak ada pengaruh, jika ada penambahan sejumlah X maka akan timbul pengaruh. 3) Dengan membandingkan tingkat signifikansi dengan α, maka diperoleh tingkat

signifikansi 0,000 yang lebih kecil daripada α 0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterimayang berarti Sistem informasi akuntansi penjualan yang diterapkan di perusahaan telah memadai dan dapat meningkatkan aktivitas penjualan.


(17)

Bab V Simpulan dan Saran 97

Universitas Kristen Maranatha 4) Dengan menggunakan uji t diperoleh t hitung 37.011 lebih besar dari t tabel

2.042 dengan signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil daripada α 0,05. Maka H0 ditolak dan H1 diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka saran-saran yang dapat dikemukakan oleh penulis antara lain sebagai berikut :

1) Apotik-apotik sebaiknya membuat dokumen bernomor urut cetak dan otorisasi untuk setiap transaksi.

2) Stock opname secara mendadak juga perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan sebenarnya persediaan barang dagang di gudang dengan yang ada di dalam catatan.

3) Perlunya penetapan batas maksimum dan minimum persediaan untuk

menghindari terjadinya penumpukan persediaan yang terlalu banyak atau pun untuk menghindari kehabisan persediaan.


(18)

Daftar Pustaka 98

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2003). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 679/MENKES/SK/X/2003, tentang Izin Kerja Asisten Apoteker. Jakarta: Menkes RI

Anonim. (2003). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.1332/MENKES/SK/X/2002, tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek . Jakarta : Menkes RI.

Baridwan, Zaki. (2000). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Bodnar, George H., dan William S. Hopwood. (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesembilan, Prentice Hall, New Jersey.

Cushing, Barry E., and Marshall B. Romney. (1997). Accounting Information System, 7th Edition. USA.

Cushing Barry E. and Ruchayat Kosasih. (2001). Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan. Erlangga. Jakarta.

Hall, James A. (2001). Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Haryono, Jusup. (2005). Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi 6, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Hollander, Anita S., Erick L. Denna., and J.Owen Cherrington. (2000). Accounting Information System. 2nd Edition, USA.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.


(19)

Daftar Pustaka 99

Universitas Kristen Maranatha Indriantoro, Nur dan Bambang H. Supomo. (2002). Metode Penelitian Bisnis : Untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi 1, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Jogiyanto, HM. (1999). Edisi 2. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: Andy Offset.

La Midjan. (2001). Sistem Informasi Akuntansi I. Edisi Kedelapan, Lingga Jaya, Bandung.

Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Romney, Marshall, B., dan P.J., Steinbart. (2004). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesembilan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiarto. (2002). Pengendalian Internal. www.wikipedia.org/ wiki/ pengendalian internal pada tanggal 2 November 2009.

Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fess. (2005). Pengantar Akuntansi. Edisi 21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Widjajanto, Nugroho. (2001). Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Wilkinson, Joseph W., Michael J. Cerullo., Vasant Raval and Bernard Wong-on Wing. (2000). Accounting Information System : Essential Concept and Aplication. 4th Edition, John Wiley and Sons Inc, New York, USA.


(1)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha

2. Mengetahui peranan pengendalian intern persediaan dalam mengamankan persediaan barang dagang pada 15 apotik di Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya Sistem Pengendalian Intern terhadap persediaan barang dagang dalam mengamankan harta perusahaan. Sesuai dengan maksud dan tujuan penulis dalam penelitian ini, penulis mengharapkan adanya manfaat :

1. Bagi apotik dimana penulis mengadakan penelitian, diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada, untuk menunjang tercapainya aktivitas penjualan yang baik dan maksimal.

2. Bagi penulis sendiri yang melakukan penelitian, diharapkan dapat memberikan manfaat dengan memperluas wawasan dan gambaran mengenai pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap persediaan barang dagangan dalam mengamankan harta perusahaan, baik secara teori dan praktek.

3. Bagi pihak lain, hasil penelitian penulis diharapkan bermanfaat dan menjadi masukan untuk menambah wawasan.


(2)

Bab V Simpulan dan Saran

95 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada beberapa apotik di Bandung mengenai peranan sistem pengendalian intern persediaan barang dagang dalam mengamankan harta perusahaan, penulis menarik simpulan sebagai berikut :

1. Analisis Sistem Pengendalian Persediaan barang dagang pada beberapa apotik di Bandung sudah memadai, hal ini dapat dilihat dari :

1) Apotik melakukan pemisahan tugas antara fungsi penyimpanan, fungsi operasi, fungsi, dan fungsi akuntansi,

2) Otorisasi atas suatu transaksi dan kegiatan operasi dalam apotik sudah berjalan sebagaimana mestinya,

3) Prosedur pencatatan persediaan yang dilakukan dalam apotik sudah memadai. 4) Faktur penjualan dibuat rangkap, tembus, dan beda warna,

Namun ada juga beberapa sistem pengendalian intern yang belum memadai dikarenakan beberapa hal yaitu:

1) Faktur penjualan tidak bernomor urut cetak dan tidak ada otorisasi dari apotekernya,

2) Penetapan batas minimum dan maksimum persediaan digudang belum memadai,


(3)

Bab V Simpulan dan Saran 96

Universitas Kristen Maranatha

3) Beberapa apotik tidak melakukan stock opname secara mendadak, karena selalu mengikuti rencana yang telah dijadwalkan.

2. Peranan sistem pengendalian intern persediaan barang dagang dalam mengamankan harta perusahaan

Berdasarkan penelitian pada beberapa apotik di Bandung, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern persediaan barang dagang berperan dalam mengamankan harta perusahaan. Hal ini didukung oleh :

1) Angka R-square adalah 0,980

R-Square dapat disebut koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti 98% pengamanan terhadap harta perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel sistem pengendalian internal persediaan barang dagang. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 2% dijelaskan oleh faktor lain.

2) Dari output didapat persamaan regresi Y = 0.167 + 0.952X yang diperoleh dari tabel coefficients (a).

Artinya setiap perubahan 0.952 variabel X, maka variabel Y akan bertambah 0,167. atau dengan kata lain jika tidak ada penambahan X maka tidak ada pengaruh, jika ada penambahan sejumlah X maka akan timbul pengaruh. 3) Dengan membandingkan tingkat signifikansi dengan α, maka diperoleh tingkat

signifikansi 0,000 yang lebih kecil daripada α 0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterimayang berarti Sistem informasi akuntansi penjualan yang diterapkan di perusahaan telah memadai dan dapat meningkatkan aktivitas penjualan.


(4)

Bab V Simpulan dan Saran 97

Universitas Kristen Maranatha

4) Dengan menggunakan uji t diperoleh t hitung 37.011 lebih besar dari t tabel 2.042 dengan signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil daripada α 0,05. Maka H0 ditolak dan H1 diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka saran-saran yang dapat dikemukakan oleh penulis antara lain sebagai berikut :

1) Apotik-apotik sebaiknya membuat dokumen bernomor urut cetak dan otorisasi untuk setiap transaksi.

2) Stock opname secara mendadak juga perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan sebenarnya persediaan barang dagang di gudang dengan yang ada di dalam catatan.

3) Perlunya penetapan batas maksimum dan minimum persediaan untuk

menghindari terjadinya penumpukan persediaan yang terlalu banyak atau pun untuk menghindari kehabisan persediaan.


(5)

Daftar Pustaka 98

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2003). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 679/MENKES/SK/X/2003, tentang Izin Kerja Asisten Apoteker. Jakarta: Menkes RI

Anonim. (2003). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.1332/MENKES/SK/X/2002, tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek . Jakarta : Menkes RI.

Baridwan, Zaki. (2000). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Bodnar, George H., dan William S. Hopwood. (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesembilan, Prentice Hall, New Jersey.

Cushing, Barry E., and Marshall B. Romney. (1997). Accounting Information System, 7th Edition. USA.

Cushing Barry E. and Ruchayat Kosasih. (2001). Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan. Erlangga. Jakarta.

Hall, James A. (2001). Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Haryono, Jusup. (2005). Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi 6, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Hollander, Anita S., Erick L. Denna., and J.Owen Cherrington. (2000). Accounting Information System. 2nd Edition, USA.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.


(6)

Daftar Pustaka 99

Universitas Kristen Maranatha

Indriantoro, Nur dan Bambang H. Supomo. (2002). Metode Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi 1, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Jogiyanto, HM. (1999). Edisi 2. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: Andy Offset.

La Midjan. (2001). Sistem Informasi Akuntansi I. Edisi Kedelapan, Lingga Jaya, Bandung.

Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Romney, Marshall, B., dan P.J., Steinbart. (2004). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesembilan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiarto. (2002). Pengendalian Internal. www.wikipedia.org/ wiki/ pengendalian internal pada tanggal 2 November 2009.

Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fess. (2005). Pengantar Akuntansi. Edisi 21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Widjajanto, Nugroho. (2001). Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Wilkinson, Joseph W., Michael J. Cerullo., Vasant Raval and Bernard Wong-on Wing. (2000). Accounting Information System : Essential Concept and Aplication. 4th Edition, John Wiley and Sons Inc, New York, USA.