Perancangan Interior Baking Center Dengan Konsep Healthy Baking Center.

(1)

ABSTRAK

Makanan adalah suatu kebutuhan yang mutlak. Karena makanan adalah kebutuhan primer dari kehidupan manusia. Dalam penyajiannya, makanan yang dibutuhkan adalah makanan yang sehat dan dengan cara pengolahan yang benar. Namun, saat ini banyak makanan yang disajikan dengan tidak sehat, seperti penggunaan bahan baku, proses pengolahan serta waktu penyimpanan yang lama.

Sebuah retail makanan dan tempat makanan harus dapat memenuhi kebutuhan akan makanan sehat tersebut, baik dalam bahan baku, proses pengolahan dan waktu penyimpanan hingga disajikan kepada konsumen.

Bahan baku yang sehat untuk pengolahan makanan yang ditawarkan adalah bahan baku yang alami dan kaya akan nilai gizi, yaitu gandum dengan proses pemanggangan. Proses penyajian yang unik ditawarkan kepada konsumen, yaitu memberikan konsumen pengalaman untuk mengolah makanannya secara swalayan dan langsung dikonsumsi, sehingga makanan masih fresh.

Konsep interior yang diusung berkaitan erat dengan produk dan konsep penyajian produk yaitu healthy. Ruang display yang bertema natural mendukung erat Healthy Baking Center ini.


(2)

ABSTRACT

Food is an absolute necessity. Because food is a primary need of human life. In its presentation, food that is needed is a healthy diet and proper way of processing. However, now a lot of food served is unhealthy, such as the use of raw materials, processing and storage a long time.

Food retail and places where food can be found should be able to fulfill the needs of these healthy foods, whether raw materials, processing and storage time until presented to the consumer.

Raw materials for the processing of healthy food on offer are a raw material rich in natural and nutritional value is wheat with baking process. Presentation of a unique processes offered to consumers is to give consumers the experience to process food in personally and immediately consumed, so the food is still fresh

Promoted the concept interior is closely related to the product and the concept of presenting the product that is healthy. Space-themed display which naturally supports this closely Healthy Baking Center.


(3)

(4)

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

KATA PENGANTAR...i

ABSTRAK………...iii

DAFTAR ISI………v

DAFTAR GAMBAR………..ix

DAFTAR TABEL...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….1

1.2 Gagasan………4

1.3 Rumusan Masalah………...5

1.4 Perancangan………..5

1.5 Sistematika Penulisan………...6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Baking……….………7


(6)

2.1.1 Pengertian Baking………7

2.1.2 Berbagai Proses Pemanggangan………...8

2.1.3 Sejarah Proses Pemanggangan……….….9

2.2 Standard Industri Makanan yang Memiliki Dapur dan Bakeri yang Harus Dipenuhi ………..…….9

2.2.1 Menurut Fire Department Service………9

2.2.2 Menurut Food Service Department……….11

2.2.3 Klasifikasi Bakery Menurut Jenis Dapur menurut Vermont Health Department……….………17

2.3 Retail dan Display……….……….18

2.4 Gandum……….22

2.5 Studi Banding………26

2.5.1 Kartika Sari ………26

2.5.2 Toko kue Ny. Liem………...………...28

2.5.3 Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung………..30

BAB III ANALISIS 3.1 Deskripsi Proyek……….…….………...…..33

3.2 Analisa Fungsional……….………...…34

3.2.1 Definisi Proyek………...………34

3.2.2 Arahan Pengguna Fasilitas………..………35 Universitas Kristen Maranatha


(7)

3.2.3 Penanggung Jawab Fasilitas………35

3.2.4 Struktur Organisasi dan Job Description………36

3.2.5 Program dan Aktivitas Ruang………...………..37

3.3 Programming 3.3.1 Bubble Diagram………..………40

3.3.2 Zoning Blocking……….42

3.4 Konsep dan Tema………...44

3.4.1 Bagan Pemikiran Konsep………44

3.4.2 Ide Konsep dan Tema……….44

3.4.3 Tema………44

3.5 Ide Implementasi Konsep dan Tema…….……….45

3.5.1 Kajian Desain………..45

3.5.2 Penerapan pada Konsep………..46

3.6 Ajuan Denah dan Analisis Fisik……….53

3.6.1 Ajuan Denah………53

3.6.2 Site Analisis………...………..54

3.6.3 Analisis Fisik………...……56

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR 4.1 Denah General………..……….58


(8)

4.2 Potongan General……….………..61

4.3 Denah Khusus……….…….…..…62

4.3.1 Wheat Pizza Corner………....62

4.3.2 Open Kitchen untuk Wheat Pizza Corner……...………64

4.3.3 Coffee Corner………..………...65

4.3.4 Wheat Bakery……….……….67

4.3.5 Entry Hall………...………...68

4.4 Potongan Denah Khusus………...71

4.4.1 Potongan A……….72

4.4.2 Potongan B……….72

4.4.3 Potongan C1………...72

4.4.4 Potongan C2……….………..73

4.4.5 Potongan C3………...……74

4.4.6 Potongan D1……….………..74

4.4.7 Potongan D2……….………..75

4.4.8 Potongan D3………...………75

4.5 Detail Interior………76

4.5.1 Partisi Entry Hall - Wheat Bakery….……….76

4.5.2 Treatment Colom……….76

4.5.3 Treatment Dinding Wheat Pizza………77


(9)

4.6 Detail Furniture……….78

4.6.1 Topping Hut Table………...………..78

4.6.2 Meja Kasir Wheat Bakery………..……79

4.7 Skema Material……….79

BAB V SIMPULAN………80 DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Usulan dan Kajian desain...22 Tabel 2. Skema Material...48 Tabel 3. Tabel Konsep dan

aplikasi...82


(11)

(12)

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fresh Air Suply Instalation...6

Gambar 2.2 Counter Display Kartika Sari...10

Gambar 2.3 Café dan Lounge Kartika Sari...11

Gambar 2.4 Counter Display Ny. Liem...11

Gambar 2.5 Area Kursus Gedung Lama...12

Gambar 2.6 Area Kursus Gedung Baru...12

Gambar 2.7 Restaurant Kitchen...13

Gambar 2.8 Hotel Kitchen 1...13

Gambar 2.9 Hotel Kitchen 2...13

Gambar 2.10 Cake dan Pastry Kitchen...13

Gambar 3.1 Struktur Organisasi...36

Gambar 3.2 Bagan Pemikiran Konsep...44

Gambar 3.3 Bentuk Naturalis 1...47

Gambar 3.4 Bentuk Naturalis 2...48

Gambar 3.5 Sofa Organic Shape...50

Gambar 3.6 Sofa Organic...51

Gambar 3.7 Natural Interior...52

Gambar 3.8 Natural Resto...52

Gambar 3.9 Natural Japanesse Resto...52

Gambar 3.10 Natural Spa...52

Gambar 3.11 Site Plan the Cascade...53

Gambar 3.12 Site Analysis the Cascade...54


(14)

Gambar 4.2 GF Layout Plan...60

Gambar 4.3 1st Floor Plan...60

Gambar 4.4 2nd Floor Plan...61

Gambar 4.5 Potongan General 1...62

Gambar 4.6 Potongan General 2...62

Gambar 4.7 Floor Pattern plan GF...71

Gambar 4.8 Ceiling Plan GF...72

Gambar 4.9 Lay Out Furniture GF...73

Gambar 4.10 Potongan A...74

Gambar 4.11 Potongan B...74

Gambar 4.12 Potongan C1...74

Gambar 4.13 Potongan C2...75

Gambar 4.14 Potongan C3...75

Gambar 4.15 Potongan D1...76

Gambar 4.16 Potongan D2...77

Gambar 4.17 Potongan D3...78

Gambar 4.18 Partisi Enry hall – Wheat Bakery...79

Gambar 4.19 Treatment Kolom...79

Gambar 4.20 Treatment Dinding Wheat Pizza...79

Gambar 4.21 Topping Hut Table...80

Gambar 4.22 Meja kasir Wheat Bakery...81


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer dari kehidupan manusia. Tanpa adanya makanan, manusia tidak mungkin bertahan hidup. Pada zaman primitif, manusia memakan sesuatu yang memang bisa dimakan dan hanya diolah dengan sangat sederhana, namun karena kemajuan zaman, manusia mendapat hasrat untuk mendapat cita rasa yang lebih dari makanan yang disantapnya. Karena itulah, dalam pengolahan makanan, manusia melakukan banyak inovasi, seperti menemukan bumbu, bahan makanan yang baru, maupun cara pengolahannya.

Menurut cara pengolahannya, makanan dibagi atas beberapa jenis, makanan yang melalui proses pengukusan (steam), Pembakaran (grill), pemanggangan (bake),


(16)

perebusan (boil), Penggorengan (fry). Menurut proses pengolahannya tersebut, hasil olahan dari bahan makanan akan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Bahan makanan yang diolah dengan proses pengukusan memiliki kadar lemak jenuh dan kolesterol yang rendah, namun sisi kekurangannya, makanan tersebut akan mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga membuat makanan menjadi lembek, sedangkan makanan yang diolah dengan proses pembakaran, seperti sate, akan memiliki kadar karbon yang cukup tinggi, dan beberapa riset kesehatan menunjukan bahwa dengan kadar karbon yang terlalu tinggi pada makanan akan memicu terjadinya kanker, namun dengan proses pembakaran tersebut, kadar lemak dalam makanan dapat diminimalkan, karena langsung dibakar dengan api. Makanan yang diolah dengan cara digoreng akan terasa renyah dan gurih, sedangkan kadar lemak dalam makanan tersebut akan sangat tinggi, karena proses penggorengan membutuhkan minyak. Makanan yang direbus memiliki kadar lemak jenuh yang sedikit, namun dengan proses perebusan, zat gizi yang terdapat dalam bahan makanan akan larut dalam air rebusan dan terbuang begitu saja juga membuat makanan menjadi lembek karena kadar air yang sangat tinggi terdapat dalam makanan tersebut. Proses pemanggangan akan menghasilkan makanan dengan kadar lemak yang bisa diminimalkan karena melalui proses pemanasan dalam ruang dan kadar karbon yang terkandung dalam makanan tidak akan tinggi. Selain itu juga, zat gizi dalam makanan akan tetap tersimpan dalam bahan makanan tersebut. Karena demikian menguntungkannya, maka penulis mengusung tema baking ini judul dari tugas akhir.

Dalam segi kesehatan, saat ini sudah sangat sulit menemukan makanan yang sehat. Mayoritas masyarakat beranggapan makanan yang sehat adalah makanan yang tidak enak rasanya. Namun untuk menangkal pernyataan tersebut, dalam

baking center ini dibuat suatu baking center yang berpegang pada prinsip kesehatan. Tepung yang biasa digunakan untuk sebuah industri makanan yang dikenal sebagai tepung terigu menjadi tepung gandum.

Universitas Kristen Maranatha 2


(17)

Masyarakat cenderung berasumsi makanan dari gandum tidaklah memiliki rasa yang enak. Karena kandungan serat yang tinggi, maka makanan tersebut terasa seperti gabah. Namun dari baking center ini akan disajikan jenis menu makanan yang menyehatkan dan enak rasanya untuk disantap, yaitu dengan inovasi makanan dan cara pengolahannya, diperkenalkanlah produk yang unik dengan bahan dasar gandum.

Ditilik dari segi pasar dan ekonomi, saat ini, banyak retail yang berfokus pada penjualan makanan. Namun, yang banyak ditemukan retail tersebut menjual makanan bukan merupakan makanan yang bersifat fresh from the oven. Padahal konsumen akan sanagat dipuaskan jika makanan yang dibelinya merupakan yang baru selesai diolah bukan kiriman dari pabrik tertentu yang membutuhkan waktu perjalanan dan membuat makanan tersebut menjadi bukan sesuatu yang fresh

lagi.

Selain itu, retail yang telah ada juga hanya bersifat untuk menjual saja. Terkadang pola belanja konsumen tidaklah demikian. Jika suatu rombongan konsumen datang, dan hanya beberapa saja yang memang hanya ingin berbelanja, maka beberapa orang lainnya membutuhkan suatu fasilitas lain, misalnya fasilitas tunggu atau lainnya. Ataupun, adapula konsumen yang langsung ingin menyantap makanan yang dibelinya secara langsung, maka konsumen tersebut membutuhkan fasilitas tempat makan, dan lainnya lagi. Disamping dari penjualan, pada saat ini, beberapa retail makanan melengkapi dirinya dengan fasilitas yang berhubungan dengan cara mengolah makanan, yaitu kursus memasak dan menjual langsung bahan mentah serta peralatan masak yang diperlukan konsumen.


(18)

Dengan mengamati dan mempelajari akan kebutuhan suatu retail tersebut, maka disadari bahwa dibutuhkan suatu fasilitas umum yang menjual barang maupun jasa yang berhubungan dengan makanan ini, terutama pada daerah Bandung yang memiliki banyak retail yang memproduksi dan menjual makanan sebagai oleh-oleh dan setiap harinya diramaikan dengan banyak pembeli. Karena alasan ini pula, penulis mengambil judul ‘Perancangan Baking Center’ sebagai judul untuk tugas akhir dari mata kuliah desain interior. Perancangan akan suatu pusat produksi dan konsumsi makanan dengan proses dipanggang dan dilokasikan di Bandung ini diharapkan memberikan sumbangsih dalam perbaikan dan peningkatan kualitas retail makanan yang sebelumnya telah ada.

1.2 Gagasan

Perancangan baking center ini mangacu pada kebutuhan manusia akan adanya variasi makanan yang baru dan sulitnya menemukan makanan sehat yang memiliki citarasa enak. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dirancanglah sebuah baking center yang memberikan pengalaman baru dalam menyantap makanan yang sehat dengan rasa yang enak.

Pada baking center ini disediakan dapur produksi untuk pemenuhan kualitas produk terbaik yang disajikan untuk konsumen. Produksi utama yang ditawarkan adalah pizza yang berbahan dasar gandum dan dalam proses pembuatanya, konsumen dapat terlibat langsung. Selain itu juga terdapat retail yang berisikan makanan dari produk gandum dengan display yang menarik. Juga terdapat coffee corner untuk para konsumen yang langsung ingin menyantap produk dari baking center ini, restoran untuk bersantap para pengunjung yang menyediakan makanan-makanan berat yang melalui proses pemanggangan dan mayoritas menu makanan berasal dari gandum yang menyehatkan. Selain itu juga disediakan fasilitas kursus memasak atau membuat kue yang dilengkapi dengan fasilitas

Universitas Kristen Maranatha 4


(19)

kursus yang lengkap. Toko buku tentang kulinari, juga dilengkapi dengan retail

yang menjual peralatan dan bahan memasak.

Pengalaman lain yang diberikan pada pengunjung dan konsumen ini adalah konsumen dapat terlibat dalam pembuatan beberapa jenis makanan ataupun dapat melihat langsung proses pembuatannya. Serta pada baking center ini dirancang dengan memberikan aroma pemanggangan pada ruang retail sebagai sesuatu yang unik.

1.3 Rumusan masalah

• Bagaimanakah merancang sebuah baking center yang unik dan sehat serta

memberikan pengalaman tersendiri kepada konsumen dalam bidang produksinya.

• Bagaimanakah memperkenalkan seni pengolahan makanan secara

pemanggangan kepada mayarakat dan menjadikan suatu keunikan.

• Fasilitas apakah yang menunjang untuk sebuah baking center dan

menjadikannya vocal point dari sebuah baking center yang direlokasikan di Bandung.

• Bagimanakah menciptakan suatu inovasi baru dalam industri makanan

yang berfokus pada kegiatan pemanggangan sebagai kegiatan utamanya dalam segi interior.

1.4 Perancangan

• Merancang sebuah fasilitas umum dengan berbagai fasilitas penunjang di

dalamnya dan kegiatan pembuatan dan penjualan barang dan jasa sebagai fokus utama dari kegiatan baking center ini juga memberikan pengalaman


(20)

yang unik dan berkesan tersendiri bagi pengunjung ataupun konsumen dari baking center ini.

• Dengan perancangan baking center ini diharapkan dapat memberikan

suatu nilai tambah dan cermin untuk memperbaiki bagi kegiatan produksi dan penyediaan produk serta sarana konsumsi bagi retail makanan, terutama pada segi proses yang menghasilkan suatu yang menyehatkan.

• Dengan sebuah baking center yang nyaman dan lengkap dengan fasilitas

yang menunjang serta dengan diperkenalkannya keunikan suatu proses pengolahan, diharapkan konsumen dan pengunjung memiliki kesan dan pengalaman tersendiri.

• Dengan gagasan dan inovasi unik akan suatu perancangan pusat makanan

yang dipanggang akan manambah pemasukan kota Bandung sebagai kota yang memiliki wisata kuliner yang unik.

1.5 Sistematika Penulisan

Pada bab I, dibahas mengenai latar belakang, gagasan, rumusan masalah, tujuan perancangan, serta sistematika penulisan.

Dilanjutkan dengan Bab II yang berisikan landasan teori mengenai dasar-dasar perancangan baking center ini yang berkaitan dengan fasilitas umum dan fasilitas produksi, juga fasilitas konsumsi serta hasil studi banding dengan retail dengan fasilitas yang sama dan telah ada sebelumnya.

Bab III berisi analisis dari data-data yang telah didapatkan pada Bab II. Seperti analisis standar perancangan sebuah baking center dan analisis studi banding yang telah dilakukan. Seperti analisis secar fisik dan analogis program. Analisis

Universitas Kristen Maranatha 6


(21)

fisik meliputi analisis site, lingkungan, dan gedung eksisting. Sedangkan analisis program meliputi fasilitas ruang, kebutuhan ruang, besaran ruang, dan sirkulasi.

Bab IV membahas konsep, tema, serta judul dari perancangan dan penerapannya pada hasil rancangan baking center tersebut yang meliputi implementasi konsep dan tema pada element interior baking center.

Bab V merupakan bab yang berisikan simpulan dan saran bagi perancang yang telah dilakukan.


(22)

BAB IV

PERANCANGAN INTERIOR

4.1 Denah General

Dengan konsep healthy Baking Center yamg diambil oleh penulis, maka dihasilkan desain yang naturalis. Secara umum, desain yang digunakan pada bangunan keseluruhan menggunakan bentuk-bentuk yang naturalis.

Pada lantai basement terdapat ruang karyawan, genset room, dan panel room, juga ruang pompa. Pada lantai groundfloor terdapat wheat pizza corner

dengan open kitchen, coffee corner, dan wheat bakery dengan open kitchen, serta toilet. Pada 1st floor terdapat supermarket peralatan dan bahan, gudang peralatan dan bahan, supermarket back office, area kursus, toko buku, serta


(23)

toilet. Pada 2nd

floor terdapat restoran dan back office serta kantin. Pada 3rd

floor, keseluruhan ruangan disewakan untuk tender / perusahaan lain.

Untuk material yang digunakan pada ruang-ruang general yang telah di desain, pada umumnya dapat dirincikan sebagai berikut:

• Material lantai

Menggunakan material marmer warna tone coklat, seperti dark emperador, light emperador, karnazeika beige, sunny beige marble,

levadia black. Juga homogenus tile. Dibuat juga beberapa pola lantai dengan pola lantai yang menstilasi dari bentuk gandum.

• Material dinding

Dinding sebagian besar di cat dengan warna crème dengan plin 10cm bagian bawah menggunakan kayu borneo dengan lapisan vinyl dark walnut. Pada beberapa bagian dinding digunakan treatmen dengan bata exposed, tempelan pine sliced, dan knotted pine.

• Plafon

Plafon menggunakan material gypsum dengan rangka baja. Plafon di cat dengan cat berwarna senada dinding, yaitu crème.


(24)

Gambar 4.1 Layout Basement Plan

Sumber : Dok. Pribadi

Gambar 4.2 GF layout plan Sumber : Dok. Pribadi

Gambar 4.3


(25)

1st

floor plan Sumber : dok. Pribadi

Gambar 4.4 2nd

Floor plan Sumber : dok. Pribadi

4.2 Potongan General


(26)

Potongan general 1 Sumber : Dok. Pribadi

Gambar 4.6 Potongan general 2 Sumber : Dok. Pribadi

4.3 Denah Khusus 4.3.1 Wheat Pizza Corner

Wheat pizza corner merupakan vocal point dari keseluruhan denah khusus. karena merupakan vocal point, maka pengaturan denahnya dibuat semenarik mungkin. Namun wheat pizza corner ini diletakkan di paling ujung untuk menghindarkan konsumen yang datang hanya menuju vocal point saja, tetapi pengunjung diharapkan melihat dan mengunjungi bagian lain dari baking center ini. Maka dari pola sirkulasinya, untuk menuju wheat pizza corner ini, haruslah melalui wheat bakery dan coffee corner.

• Pola lantai


(27)

Pola lantai memanfaatkan flow sirkulasi dengan bentukan stilasi dari gandum. Material dari lantai yang digunakan adalah mayoritas marmer, yaitu dark emperador, light emperador, karnazeika beige,

sunny beige marble, dan levadia black.

• Dinding

Material dinding menggunakan bata exposed dan divariasikan dengan treatment dinding tempelan dari susunan pine sliced. Penggunaan material seperti berikut adalah menonjolkan kesan keaslian dan alami. Pada bagian oven pemanggangan pizza, digunakan lempeng stainless

untuk menghindarkan warna hitam tutung dari hasil pembakaran

pizza. Plin bagian bawah menggunakan kayu borneo yang dilapis dengan walnut dark vinyl.

• Plafon

Plafon menggunakan up dan down ceiling. Pada bagian atas daripada pola stilasi gandum, digunakan down ceiling yang sesuai dengan bentukan pola lantai. Pada bagian pinggiran menggunakan juga down ceiling dengan pencahayaan warm light dan bersifat hidden lamp.

Furniture

Furniture yang digunakan sebagian besar menggunakan kayu pinus (yellow pine) dengan finishing transparent coating sehingga kesan alami terasa di dalam wheat bakery corner ini. furniture yang menggunakan kayu pinus ini antara lain adalah kursi dan meja makan.

Terdapat juga Topping Hut, yaitu meja setinggi 120cm dengan banyak pot yang berisikan toping-toping piza di dalamnya. Furniture


(28)

ini juga menggunakan kayu pinus dengan variasi cermin dengan

finishing cutting sticker pada bagian tengah meja. Bagian top table

digunakan black galaxy granite. Pada bagian atas terdapat tempered glass sebagai fungsi sanitasi dari topping hut ini. tempered glass ini berfungsi untuk mencegah kuman dari pernapasan konsumen masuk ke toping yang disajikan.

• Pencahayaan

Pencahayan pada wheat pizza corner menggunakan pencahayaan dengan sebagian besar warm light. Pada bagian atas dari topping hut

menggunakan lampu halogen untuk memberikan penerangan yang lebih terang dan menarik dari topping tersebut. Pada bagian atas setiap meja makan diberikan lampu gantung untuk menambah kesan dramatisasi pada pizza yang disajikan.

• Warna

Pemilihan warna mengambil tone warna natural dari gandum, yaitu coklat. Penggunaan warna merah yang terdapat pada bata exposed

merupakan kesan tersendiri agar tidak terasa terlalu monoton. Selain itu juga pemilihan warna yang hangat seperti demikian dapat meningkatkan selera makan.

4.3.2 Open Kitchen untuk Wheat Pizza Corner

Dapur ini diperuntukkan pembuatan bahan dasar dari roti pizza dan toppingnya.

• Pola lantai


(29)

Lantai dari dapur ini keseluruhannya menggunakan epoxy. Epoxy

direkomendasikan untuk lantai dapur karena bahannya yang tidak berpori dan perawatannya yang mudah. Juga terdapat saluran

drainase untuk memudahkan menjaga kebersihan dari dapur tersebut.

• Dinding

Dinding pada dapur menggunakan cat besi yang berwarna putih. Alas an menggunakan cat besi karena cat besi bersifat licin dan mudah dibersihkan serta penyerappan air yang kecil.

• Plafon

Plafon bersifat datar dan menggunakan cat yang berwarna putih. Pada plafon terdapat exhaust, sprinkler, dan smoke detector.

Furniture

Furniture yang digunakan adalah menggunakan standar sebuah dapur bakery. Furniture tersebut antara lain oven, mixer, meja saji, meja

prepared, area pencucian piring dan meja adonan. Semuanya tidak menggunakan sudut mati.

• Pencahayaan

Penahayaan yang digunakan bersifat general dan keseluruhannya menggunakan lampu TL. Hal ini disesuaikan dengan standard dapur sebagai suatu area kerja dengan ketelitian yang tinggi.


(30)

Warna yang digunakan adalah mayoritas putih. Hal ini juga disesuaikan dengan standard sebuah dapur, yaitu menggunakan warna yang cerah untuk memudahkan dalam perawatan kebersihan dann alasan pemantulan cahaya.

• Sistem sanitasi

Sistem sanitasi menggunakan tempat sampah yang terdapat pada bagian bawah meja persiapan. Tempat sampah tersebut dibuat dengan

system pendinginan untuk memungkinkan menyimpan sampah

organic lebih lama.

4.3.3 Coffee Corner

Coffee corner disediakan untuk konsumen yang tidak ingin makan berat dan hanya menikmati makanan ringan yang dijual pada baking center ini. coffee corner menyediakan kopi sebagai minuman yang sedap dan cocok sebagai teman dari kudapan yang disajikan.

• Pola Lantai

Pola lantai yang digunakan adalah dengan variasi menyusun tile berukuran 33,3x66,6 cm yang bermotifkan kayu, berwatna coklat tua, dengan disusun anyaman horizontal.

• Dinding

Dinding menggunakan wall cover dengan motif bunga rumpun berwarna coklat. Pada bagian dapur kopi digunakan mozaik tile ukuran 2x2cm berwarna variasi tone coklat. Untuk memisahkan area

coffee corner dengan area lainnya, digunakan partisi setinggi 1 m dengan cutting sticker transparan bergambar biji kopi. Pada bagian


(31)

penopangnya menngunakan multiplex dengan lapisan vinyl walnut

dengan variasi list stainless.

• Plafon

Plafon menggunakan system down ceiling dengan system pencahayaan yang bersifat hangat, yaitu menggunakan lampu dengan cahaya warm light.

Furniture

Furniture terdiri dari sofa, kursi santai, meja, bar saji kopi, dapur mini, dan meja perlengkapan. Sofa dilapisi dengan upholstery

berwarna coklat muda berbahan kulit sintetis. Sedangkan kursi santai menggunakan kayu mahoni dengan finishing red transparent coating

dengan upholstery kain berwarna coklat muda kekuningan. Meja menggunakan kayu mahoni yang berbentuk bundar dengan finishing red transparent coating.

Meja bar menggunakan batu candi dengan variasi stainless untuk memberikan kesan modern. Pada bagian top table menggunakan

black galaxy granite. Untuk kitchen set menggunakan kayu mahoni dengan finishing red transparent coating.

• Pencahayaan

Pencahayaan menggunakan pencahayaan yang bersifat warm light

dan menggunakan system hidden lamp. Pencahayaan yang sedemikian rupa bermaksudkan untuk memberikan kesan santai dan nyaman.


(32)

• Warna

Tone warna yang digunakan adalah tone warna coklat. Dipilih warna ini untuk menambah kesan hangat dan santai

4.3.4 Wheat Bakery

Wheat bakery adalah retail yang menjual produk umum makanan yang dibuat dengan proses pemanggangan. Seperti roti, cookies, dan makanan lainnya.

• Pola Lantai

Pola lantai menggunakan pola yang sama dengan pola yang digunakan pada Wheat pizza corner. Hal ini merupakan suatu kesinambuangan antar satu fasilitas dengan fasilitas lainnya.

• Dinding

Dinding dibuat bertekstur kasar dan acak, di cat dengan warna crème dengan bagian plin bawah setinggi 10 cm menggunakan kayu borneo

finishing walnut vinyl. Pada bagian dinding open kitchen

menggunakan knotted pine dengan setiap panelnya berukuran 20cm dengan panjang tergantung dinding. Untuk membatasi open kitchen ini juga menggunakan tempered glass.

Pada bagian belakang meja kasa terdapat partisi yang memisahkan

entry hall dengan wheat bakery. Paertisi tersebut dibuat dari gypsum

dengan treatment multiplex finishing walnut vinyl dan bronze mirror

yang divariasikan dengan sandblast sticker dibentuk gandum.

• Plafon


(33)

Plafon menggunakan system up dan down ceiling. Plafon pada bagian tengah dibuat menyerupai stilasi gandum yang tunggal namun agak panjang dan besar. Pada bagian tengah dibuat down ceiling dengan bentuk gandum yang lebih kecil. Pada bagian sisi ruang dibuat system up ceiling.

Furniture

Furniture yang dibuat menyerupai topping hut agar memiliki kesinambungan. Bahan yang digunakan pun sama dengan bahan

furniture dari topping hut.

Pada meja kassa digunakan material multiplex dengan walnut vinyl

dan pada bagian tengah digunakan bronze mirror dengan variasi

cutting sticker. Top table menggunakan dark emperador marble.

• Pencahayaan

Pencahayaan yang digunakan adalah semi general. Hal ini dengan menggabungkan down light yang cukup terang dan halogen dengan warna pencahayaan yang warm light.

4.3.5 Entry Hall

Entry Hall merupakan pusat informasi dan tempa dimana konsumen masuk untuk yang pertama kali. Kesan ramah ditunjukkan dengan langsungnya konsumen berhadapan dengan Customer service ketika konsumen memasuki ruangan.

• Pola lantai

Dibuat polos dengan penggunaan marmer sunny beige marble yang disusun secara diagonal.


(34)

• Dinding

Dinding sebagian besar merupakan kaca yang membiarkan cahaya matahari masuk ker dalam ruangan. Plin bagian bawah menggunakan kayu borneo finishing dark vinyl dengan tyinggi 10 cm.

• Plafon

Diterapkan plafon up dan down ceiling. Pada bagian pinggiran digunakan down ceiling. Plafon bercatkan warna crème.

Furniture

Furniture yang terdapat pada entry hall ini antara lain meja resepsionis dan beberapa sofa berbentuk gandum. Meja resepsionis pada permukaan dibuat dengan ukiran relief tumbuhan rumpun dari batu kapur. Dan pada top table digunakan Eretria red marble. Dan material penunjang lainnya adalah multiplex. Pada meja resepsionis ini juga terdapat variasi hidden lamp untuk menambah kesan dramatis.

Untuk sofa dibuat berbentuk menyerupai gandum dan tidak menempel pada dinding dimaksudkan agar seluruh bagian sofa dapat digunakan untuk duduk. Sofa menggunakan material coklat muda dengan upholstery bahan suede.

• Pencahayaan


(35)

Pencahayaan pada entry hall pada siang hari menggunakan cahaya alami yang masuk dari jendela mati. Sedangkan pada malam hari digunakan pencahayaan yang bersifat warm light.

Gambar 4. 7

Floor plan GF (denah khusus)


(36)

Gambar 4.8

Ceiling plan GF (denah khusus)

Sumber : dok. Pribadi


(37)

Gambar 4.9

Lay out Furniture GF (denah khusus) Sumber : Dok pribadi

4.4 Potongan Denah Khusus 4.4.1 Potongan A


(38)

Gambar 4.10

Potongan A

Sumber : Dok. Pribadi

Pada potongan A ditampilkan meja kasir dari wheat bakery dan

treatment dinding yang merupakan partisi antara wheat bakery dan

entry hall. 4.4.2 Potongan B

Gambar 4.11

Potongan B

Sumber : Dok. Pribadi

Pada potongan B ditampilakan area makan dari wheat pizza corner, topping hut, dan area tungku serta toilet.

4.4.3 Potongan C 1


(39)

Gambar 4.12 Potongan c 1 Sumber : Dok. Pribadi

Pada potongan c 1 diperlihatkan Chiller room dan area makan pada

wheat pizza corner serta treatment dinding yang menggunakan pine slices.

4.4.3 Potongan C 2

Gambar 4.13 Potongan C 2 Sumber : dok. Pribadi

Pada potongan C 2 ditampilkan area coffee corner dan display dari


(40)

4.4.4 Potongan C3

Gambar 4. 14 Potongan C 3 Sumber : Dok. Pribadi

Pada potongan C 3 diperlihatkan entry hall serta beberapa furniturnya, yaitu meja resepsionis dan sofa berbentuk gandum.

4.4.5 Potongan D 1


(41)

Gambar 4.15 Potongan D 1 Sumber : dok. Pribadi

Pada potongan D 1 terlihat bagian Entry hall. Pada bagian ini terlihat dinding jendela yang cukup besar sebagai sumber pencahayaan alami.

4.4.6 Potongan D 2

Gambar 4.16 Potongan D 2 Sumber : dok pribadi

Pada potongan D 2 terlihat treatment dinding dari bagian open kitchen wheat bakery

yang menggunakan knotted pine


(42)

Gambar 4.17 Potongan D 3 Sumber : Dok. Pribadi

Pada potongan D 3 diperlihatkan area topping hut serta dapur pembuatan bahan dasar pizza serta dry storage.

4.5 Detail Interior

4.5.1 Partisi Entry Hall – Wheat Bakery

Gambar 4.18

Partisi Entry hall – wheat bakery Sumber : Dok Pribadi

Menggunakan material multipleks dengan finishing lapisan walnut dark vinyl serta bronze mirror dengan cutting sticker berbentuk gandum. Pada bagian tengah terdapat panel untuk mencantumkan nama wheat bakery.

Cemin ditempelkan menggunakan pin untuk penempel kaca serta lem yang menempelkan cermin pada multipleks.

4.5.2 Treatment Column


(43)

Gambar 4.19 Treatment kolom Sumber : Dok pribadi

Treatment kolom pada bagian atas yang berwarna abu-abu merupakan

exposed dari finishing semen. Bagian tengah terdapat pembesaran 10 cm. Berisikan lampu di bagian dalamnya terbuat dari multiplex dengan finishing lapisan vinyl dark walnut. yang menyorot ke bawah dan bagian bawah merupakan anyaman rotan

4.5.3 Treatment Dinding Wheat Pizza

Gambar 4. 20

Treatmen dinding Wheat pizza Sumber : Dok. Pribadi

Treatment dinding pada wheat pizza ini menggunakan kayu pinus irisan dengan tebal 3 cm yang berdiameter 20 cm. irisan pinus tersebut di finishing


(44)

dengan transparent coating. Pengaplikasian pada dinding digunakan multipleks. Irisan pinus tersebut ditempelkan pada multipleks dan di skrup dari bagian belakang agar irisan pinus tetap terlihat utuh. Setelah semua tersusun dan terpasangkan, multipleks tersebut di skrup pada dinding di bagian sisi- sisinya menggunakan fisher.

4.6 Furniture

4.6.1 Topping Hut Table

Gambar 4.21 Topping Hut Table Sumber : Dok. Pribadi

Topping hut table ini merupakan bentukan dari pinggiran lengkung gandum. Meja ini berfungsi untuk menyimpan toping-toping pizza,

seperti daging, sayuran, saus, dan buah. Toping tersebut disimpan dalam bejana tanah liat yang telah disediakan. Toping table ini terbuat dari kayu


(45)

pinus dengan pencahayaan pada bagian tengah yang menggunakan cermin dan cutting sticker sand blast. Pada bagian atas terdapat tempered glass sebagai alasan sanitasi.

4.6.2 Meja Kasir Wheat Bakery

Gambar 4.22 Meja Kasir Wheat bakery

Sumber : Dok. Pribadi

Meja kasir ini tebuat dari lempengan kayu pinus dengan mata yang masih ada dan hanya dengan finishing transparent coating, sehingga motif alaminya dapat terlihat. Pada bagian tengah dipasang kaca sandblast dengan cutting sticker bronze mirror

berbentuk lonjong gandum, sehingga cahaya akan keluar dari bentukan gandum kaca sandblast yang tidak terutup cutting sticker. Pada bagian top table digunakan

dark emperador marble agar warna yang dihasilkan senada.

4.7 Skema Material

Tabel 1 . Table skema Material


(46)

(47)

Mozaik tile

Wheat Bakery

Dark emperador

Light emperador

Sunny beige marble

Lavedia black

Karnezeika marble

cat crème

Gypsum tebal 12 mm


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Labensky, Sarah. 2005. On Baking. Pearson education,inc., Upper Saddle River, New Jersey. Leibrock, Cynthia. 2000.Design Details for Health, Willy Series in Healthcare and Senior Living Design. Canada

Sparta,Brush, 1985, Foodservice Sanitation, the Educational Foundation, National restaurant association, United States

www.VermontHealthDepartment.com (Jumat, 12 Februari 2010)


(1)

Gambar 4.19 Treatment kolom Sumber : Dok pribadi

Treatment kolom pada bagian atas yang berwarna abu-abu merupakan

exposed dari finishing semen. Bagian tengah terdapat pembesaran 10 cm. Berisikan lampu di bagian dalamnya terbuat dari multiplex dengan finishing lapisan vinyl dark walnut. yang menyorot ke bawah dan bagian bawah merupakan anyaman rotan

4.5.3 Treatment Dinding Wheat Pizza

Gambar 4. 20

Treatmen dinding Wheat pizza Sumber : Dok. Pribadi

Treatment dinding pada wheat pizza ini menggunakan kayu pinus irisan dengan tebal 3 cm yang berdiameter 20 cm. irisan pinus tersebut di finishing


(2)

dengan transparent coating. Pengaplikasian pada dinding digunakan multipleks. Irisan pinus tersebut ditempelkan pada multipleks dan di skrup dari bagian belakang agar irisan pinus tetap terlihat utuh. Setelah semua tersusun dan terpasangkan, multipleks tersebut di skrup pada dinding di bagian sisi- sisinya menggunakan fisher.

4.6 Furniture

4.6.1 Topping Hut Table

Gambar 4.21 Topping Hut Table Sumber : Dok. Pribadi

Topping hut table ini merupakan bentukan dari pinggiran lengkung gandum. Meja ini berfungsi untuk menyimpan toping-toping pizza,

seperti daging, sayuran, saus, dan buah. Toping tersebut disimpan dalam bejana tanah liat yang telah disediakan. Toping table ini terbuat dari kayu


(3)

pinus dengan pencahayaan pada bagian tengah yang menggunakan cermin dan cutting sticker sand blast. Pada bagian atas terdapat tempered glass sebagai alasan sanitasi.

4.6.2 Meja Kasir Wheat Bakery

Gambar 4.22 Meja Kasir Wheat bakery

Sumber : Dok. Pribadi

Meja kasir ini tebuat dari lempengan kayu pinus dengan mata yang masih ada dan hanya dengan finishing transparent coating, sehingga motif alaminya dapat terlihat. Pada bagian tengah dipasang kaca sandblast dengan cutting sticker bronze mirror

berbentuk lonjong gandum, sehingga cahaya akan keluar dari bentukan gandum kaca sandblast yang tidak terutup cutting sticker. Pada bagian top table digunakan

dark emperador marble agar warna yang dihasilkan senada.

4.7 Skema Material

Tabel 1 . Table skema Material


(4)

(5)

Mozaik tile Wheat Bakery

Dark emperador

Light emperador

Sunny beige marble

Lavedia black

Karnezeika marble

cat crème

Gypsum tebal 12 mm


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Labensky, Sarah. 2005. On Baking. Pearson education,inc., Upper Saddle River, New Jersey. Leibrock, Cynthia. 2000.Design Details for Health, Willy Series in Healthcare and Senior Living Design. Canada

Sparta,Brush, 1985, Foodservice Sanitation, the Educational Foundation, National restaurant association, United States

www.VermontHealthDepartment.com (Jumat, 12 Februari 2010) www.Firedepartment.com (Jumat, 12 Feruari 2010)