PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS DI SMA N 1 STABAT T.P. 2014/2015.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SEMESTER

GENAP PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS DI S MA N 1 ST ABAT T.P . 2014/ 2015

Oleh: Ayu Syahputri

4111121003

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan dan kemampuan kepada penulis sehingga penilitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester Genap Pada Materi Pokok Fluida Dinamis Di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan dan saran – saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si., Bapak Drs. Togi Tampubolon, M.Si., dan Ibu Dr. Eva M. Ginting, M.Si. selaku dosen Penguji yang telah memberikan saran – saran pada penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. J.H.Panggabean, M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph. D. selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika. Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Suyoto, S.Pd., M.Si. selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Stabat, Bapak Drs. Suherman, M.Pd. dan Drs. Syahril selaku Guru Bidang Studi Fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian serta para Guru dan Staf Administrasi


(3)

v

yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, ayahanda tercinta Sutrisno dan ibunda tercinta Yuli Eliyani yang selalu memberikan motivasi, nasehat, semangat, kasih sayang dan doa yang tak pernah henti kepada penulis. Terima kasih juga kepada adinda Olando Pratama dan adinda Nazrah Athiyah serta seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan, bantuan dan doa kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para sahabat tercinta (Ageng, Devi, Emil, Riva, Putri, Lina, Ai, Jenny, Meysi, Dewi, Fitri, Nadia), kepada teman – teman seperjuangan (Khodijah, Ayang, Herman, Hilda), keluarga besar Fisika Dik C 2011 dan keluarga besar Asisten Laboratorium Fisika Umum yang tidak dapat penulis tulis satu persatu, terima kasih telah memberikan arti persahabatan, kebersamaan, dan kekeluargaan selama ini. Terima kasih juga kepada teman – teman kos tersayang (kak Yuyun, kak Syera, Kak Rini, Kak Juma, Nanda, Ami, Nia, Rizka, Lia, Indri, Nisa, Pipin, Rini) dan adik – adik stambuk terkasih (Nisa, Dhani, Rahma, Siti, Tami, Retno, Nur, Fitrah, Nita, Sri, Yuna, Azhari) yang senantiasa membantu dan memberikan semangat serta canda tawa kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca baik yang hanya sebagai bahan bacaan ataupun yang ingin melakukan penelitian lanjutan.

Medan, Juni 2015 Penulis,

Ayu Syahputri NIM. 4111121003


(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SEMESTER

GENAP PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS DI SMA N 1 STABAT T.P. 2014/2015

Ayu Syahputri (NIM 4111121003) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Stabat T.P 2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas sampel. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal yang telah divalidasikan.

Dari data penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 48,33 dengan standar deviasi 10,85 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 47 dengan standar deviasi 11,49. Pada uji normalitas dan homogenitas kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t pretes diperoleh thitung < ttabel = 0,59 < 1,988 maka H0 diterima, berarti kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran discovery learning dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional, diperoleh hasil postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 78,33 dengan standar deviasi 8,24 dan kelas kontrol 74,17 dengan standar deviasi 10,09. Pada uji normalitas dan homogenitas kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t postes diperoleh thitung > ttabel = 2,26 > 1,988 sehingga Ha diterima. Dengan demikian, diperoleh bahwa hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran discovery learning lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida dinamis kelas XI semester genap di SMA N 1 Stabat T.P 2014/2015.


(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Hasil Belajar 8

2.1.3. Model Pembelajaran 9

2.1.3.1.Pengertian Model Pembelajaran 9

2.1.3.2.Ciri – Ciri Model Pembelajaran 9

2.1.3.3.Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran 10 2.1.4. Model Pembelajaran Discovery Learning 10 2.1.4.1.Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning 10

2.1.4.2.Ciri – Ciri Discovery Learning 12

2.1.4.3.Tujuan Pembelajaran Discovery Learning 12 2.1.4.4.Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning 13 2.1.4.5.Sintaks Pembelajaran Model Discovery Learning 14

2.1.5. Model Pembelajaran Konvensional 15

2.1.6. Fluida Dinamis 16

2.1.6.1.Pengertian Fluida Dinamis 16


(6)

vii

2.1.6.3.Hukum Bernoulli 18

2.1.7. Penelitian Terdahulu 26

2.2. Kerangka Konseptual 28

2.3. Hipotesis Penelitian 28

BAB III METODE PENELITIAN 30

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 30

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 30

3.3. Variabel Penelitian 30

3.4. Jenis Dan Desain Penelitian 30

3.4.1. Jenis Penelitian 30

3.4.2. Desain Penelitian 31

3.5. Prosedur Penelitian 31

3.6. Instrumen Penelitian 34

3.6.1. Tes Hasil Belajar 34

3.6.2. Lembar Observasi 35

3.6.3. Validitas Tes 35

3.7. Teknik Pengumpul Data 35

3.8. Teknik Analisis Data 35

3.8.1. Uji Normalitas 36

3.8.2. Uji Homogenitas 37

3.8.3. Uji Hipotesis 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40

4.1. Hasil Penelitian 40

4.1.1. Deskripsi Data Penelitian 40

4.1.2. Pengujian Analisa Data 42

4.1.2.1.Uji Normalitas Data Pretes Dan Postes 42 4.1.2.2.Uji Homogenitas Data Pretes Dan Postes 42

4.1.3. Pengujian Hipotesis 43

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 48

5.1. Kesimpulan 48

5.2. Saran 48

Daftar Pustaka 50


(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Model Discovery Learning 14 Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu Tentang Discovery Learning 26

Tabel 3.1. Desain Penelitian 31

Tabel 3.2. Kisi – Kisi Soal 34

Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 40 Tabel 4.2. Data Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 41 Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Data Pretes Dan Data Postes 42 Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Dan Data Postes 43 Tabel. 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 43 Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji t Postes 44


(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Fluida Yang Mengalir 18

Gambar 2.2. Fluida Yang Keluar Dari Dasar Wadah 19 Gambar 2.3. Fluida Yang Mengalir Pada Pipa 20

Gambar 2.4. Tabung Pitot 21

Gambar 2.5. Penyemprot Parfum 23

Gambar 2.6. Tikus Membuat Lubang Bawah Tanah 24

Gambar 2.7. Sayap Pesawat 25

Gambar 3.1. Diagram Skema Penelitian 33

Gambar 4.1. Diagram Batang Data Pretes 40


(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP 1 52

Lampiran 2. RPP 2 63

Lampiran 3. RPP 3 74

Lampiran 4. LKS 1 87

Lampiran 5. LKS 2 89

Lampiran 6. LKS 3 91

Lampiran 7. Instrumen Hasil Belajar 93

Lampiran 8. Rubrik Penilaian Afektif Dan Psikomotorik 113 Lampiran 9. Rekapitulasi Penilaian Afektif Dan Psikomotorik 116 Lampiran 10. Distribusi Hasil Pretes Dan Postes 118

Lampiran 11. Data Hasil Belajar 126

Lampiran 12. Uji Normalitas 131

Lampiran 13. Uji Homogenitas 134

Lampiran 14. Uji Hipotesis 138

Lampiran 15. Rekapitulasi Penilaian Afektif dan Psikomotorik 144

Lampiran 16. Dokumentasi 150

Lampiran 17. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 155 Lampiran 18. Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 157 Lampiran 19. Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 159


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa (Sagala, 2003: 1).

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam proses kehidupan individu. Peranan pendidikan merupakan salah satu faktor penentu bagi hasil dan produktivitas seseorang. Hal ini berarti kualitas pendidikan merupakan faktor penentu keberhasilan seseorang dalam mencapai kesuksesannya. Tentunya kualitas pendidikan ini tidak terlepas dari peran utama guru yang dituntut untuk mewujudkan hasil belajar yang baik dan membanggakan untuk siswa – siswanya. Untuk menerapkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, pemerintah melakukan perubahan yaitu dengan pergantian Kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya.

Pada Kurikulum 2013, siswa dituntut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 diarahkan untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki peserta didik agar mereka dapat memiliki kompetensi yang diharapkan. Kebijakan pengembangan Kurikulum 2013 diharapkan mampu menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan – tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),


(11)

2

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Hosnan, 2014: 34).

Fisika pada hakikatnya terdiri atas tiga aspek yaitu produk, proses, dan sikap. Kenyataan yang terjadi di lapangan adalah pengajaran fisika di sekolah lebih menekankan pada aspek produk seperti hukum, teori, dan rumus. Para siswa dituntut untuk menghafal rumus fisika yang sedemikian banyak untuk dapat menyelesaikan soal – soal yang diberikan ketika proses belajar mengajar dilaksanakan. Guru lebih banyak menerangkan dan menjelaskan sedangkan siswa mendengar dan mencatat (Dewi, 2011:1).

Hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti selama mengikuti program pengalaman lapangan terpadu (PPLT) dan observasi yang dilakukan sebelum menentukan judul proposal penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran fisika belum sesuai dengan Kurikulum 2013 yang menuntut siswa berperan aktif. Kenyataan yang terjadi siswa masih pasif dalam proses pembelajaran karena pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru lebih menekankan siswa untuk menghafal rumus fisika agar mampu menyelesaikan soal – soal yang diberikan. Siswa hanya menyerap informasi yang diberikan oleh guru sehingga siswa kurang tertarik dalam pembelajaran fisika dan tidak dapat mengembangkan pengetahuan yang ia miliki. Guru tidak melatih siswa untuk mampu memecahkan masalah dan mencari pengalaman dengan melakukan percobaan/belajar mandiri yang memungkinkan mereka untuk menemukan pengetahuan baru. Hal ini menyebabkan siswa tidak memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah. Sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuannya dan menemukan pengetahuan yang baru melalui proses pembelajaran. Dengan begitu siswa tidak tertarik dan malas mengikuti pelajaran fisika sehingga pengetahuan mereka terkait pelajaran fisika sangat kurang dan berimbas pada hasil belajar mereka yang masih rendah.

Fakta tersebut menunjukkan bahwa pengajaran fisika di sekolah belum menyentuh aspek proses dan sikap. Menurut Rusmiyati dan Yulianto (2009: 1),


(12)

3

mata pelajaran fisika dikembangkan dengan tujuan untuk mengembangkan observasi dan eksperimentasi. Hal ini didasari oleh tujuan pembelajaran sains, yakni mengamati, memahami, dan memanfaatkan gejala – gejala alam yang melibatkan materi (zat) dan energi. Kemampuan observasi dan eksperimentasi ini lebih menekankan pada kemampuan penyelidikan/penemuan yang mempengaruhi aspek proses dan sikap siswa selama pembelajaran. Hal inilah yang menjadi karakteristik dari pelajaran fisika.

Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran fisika di sekolah, maka guru harus menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah sehingga hasil yang didapat siswa tidak sebatas untuk mencapai target dan tujuan pembelajaran saja, terlebih siswa akan mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna dan menemukan sesuatu yang baru.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah meningkatkan keaktifan siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran

yang berpusat pada siswa (student center learning). Dengan aktifnya siswa dalam

proses pembelajaran maka diharapkan pembelajaran lebih bermakna, sehingga siswa jadi lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk terus belajar. Model pembelajaran yang cocok untuk mengatasi masalah terkait kemampuan siswa dalam mengeksplorasi dan memecahkan masalah sehingga siswa menemukan

pengetahuan baru adalah model pembelajaran discovery learning. Model

pembelajaran discovery learning adalah model yang melatih siswa untuk

mengeksplorasi dan memecahkan masalah melalui cara menghimpun informasi,

membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,

mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan – kesimpulan. Model

pembelajaran discovery learning ini terdiri dari rangkaian tahap – tahap kegiatan

yang diorganisasikan sedemikian rupa membentuk suatu kesinambungan sehingga pembelajar dapat menguasai kompetensi – kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Selain itu, model pembelajaran

discovery learning cocok untuk mengembangkan aspek proses dan sikap dalam


(13)

4

dituntut untuk menemukan suatu konsep. Untuk menemukan suatu konsep siswa akan mengalami proses dan menunjukkan sikapnya sehingga karakteristik pelajaran fisika akan terlihat.

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery

Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester Genap Pada

Materi Pokok Fluida Dinamis Di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran fisika di sekolah lebih menekankan pada aspek produk.

2. Siswa kurang tertarik dan malas pada pelajaran fisika, siswa

menganggap pelajaran fisika hanya menghafal rumus.

3. Model pembelajaran yang digunakan guru tidak bervariasi.

4. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fisika.

5. Guru tidak melatih siswa untuk mampu mengeksplorasi dan

memecahkan masalah.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Stabat dan objek yang diteliti

adalah siswa kelas XI semester genap T.P. 2014/2015.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

discovery learning.


(14)

5

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi

pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran

discovery learning di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi

pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015?

3. Adakah pengaruh model pembelajaran discovery learing terhadap hasil

belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada

materi pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran

discovery learning di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada

materi pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning

terhadap hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang model

pembelajaran discovery learning yang dapat digunakan ketika mengajar.

2. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan


(15)

6

1.7. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran discovery learning merupakan suatu model yang

mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri

konsep atau pengetahuan. Fase – fase model pembelajaran discovery

learning yaitu problem statement (pernyataan/identifikasi masalah), stimulation (pemberian rangsangan), data collection (pengumpulan

data), data processing (pengolahan data), verification (pembuktian),

dan generalization (menarik kesimpulan).

2. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang

biasa digunakan oleh guru.

3. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari proses belajar berupa


(16)

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning nilai rata – ratanya sebesar 78,33. Nilai ketuntasan minimal pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Stabat adalah 75,0 berarti nilai rata – rata hasil belajar siswa tergolong tuntas.

2. Hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran konvensional nilai rata

– ratanya sebesar 74,17. Nilai ketuntasan minimal pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Stabat adalah 75,0 berarti nilai rata – rata hasil belajar siswa tergolong belum tuntas.

3. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa thitung>ttabel (2,26 > 1,988). Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berarti, model pembelajaran discovery learning berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Artinya Ha diterima yakni hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran discovery learning lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida dinamis kelas XI semester genap di SMA N 1 Stabat T.P 2014/2015.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan beberapa kendala yang dihadapi. Agar kendala – kendala yang terjadi tidak terulang kembali, sebaiknya para peneliti selanjutnya terlebih dahulu memperhatikan kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini. Sehingga kendala, kelemahan, dan kekurangan dalam penelitian ini tidak terulang


(17)

49

kembali dan dapat diperbaiki oleh para peneliti selanjutnya. Para peneliti yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu model pembelajaran discovery learning, sebaiknya melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan sintaks (langkah – langkah) pada model pembelajaran discovery learning dan menyesuaikan waktu dengan keadaan pada proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning dapat berjalan dengan efisien dan memberikan hasil yang lebih baik lagi dari penelitian yang telah dilakukan.


(18)

50

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R.S. 2011. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Suhu Dan Kalor. Skripsi. FITK, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dimyati., Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah., Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia, Bandung.

Hamiyah, N., Jauhar, M. 2014. Strategi Belajar-Mengajar Di Kelas. Prestasi Pustaka, Jakarta.

Herdian. 2010. Pengaruh Model Discovery Terhadap Kemampuan Analogi Dan Generalisasi Matematis Siswa SMP. Tesis S2. Program Pascasarjana UNS, Surakarta.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Ghalia Indonesia, Bogor. Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Media Persada, Medan.

Jacobsen, D.A., Eggen, P., Kauchak, D. 2009. Methods for Teaching. Terj. Sri Mulyantini Soetjipto. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kanginan, M. 2014. FISIKA untuk SMA Kelas XI. Erlangga, Jakarta.

Putrayasa, I.M., Syahruddin, H., Margunayasa, I.G. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 2: 1

Rahman, R., Samsul M. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Discovery terhadap Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al- Ikhlas Pamaciran


(19)

51

Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Bandung. 3(1): 33-55.

Rusman. 2012. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Rajawali Pers, Jakarta.

Rusmiyati., Yulianto. 2009. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dengan Menerapkan Model Problem Based Instruction. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 5: 75-78.

Sagala, S. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Alfabeta, Bandung. Slavin, R E. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Indeks, Jakarta. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito, Bandung.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Sulistyowati, N., Anthonius T., Woro S. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Kimia. Chemistry in Education. 2(1): 49-55.


(1)

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015?

3. Adakah pengaruh model pembelajaran discovery learing terhadap hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang model pembelajaran discovery learning yang dapat digunakan ketika mengajar. 2. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan


(2)

6

1.7. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran discovery learning merupakan suatu model yang mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri konsep atau pengetahuan. Fase – fase model pembelajaran discovery learning yaitu problem statement (pernyataan/identifikasi masalah), stimulation (pemberian rangsangan), data collection (pengumpulan data), data processing (pengolahan data), verification (pembuktian), dan generalization (menarik kesimpulan).

2. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru.

3. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari proses belajar berupa nilai yang menunjukkan hasil yang dicapai.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida

dinamis dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning

nilai rata – ratanya sebesar 78,33. Nilai ketuntasan minimal pelajaran

fisika di SMA Negeri 1 Stabat adalah 75,0 berarti nilai rata – rata hasil

belajar siswa tergolong tuntas.

2. Hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida

dinamis dengan menggunakan model pembelajaran konvensional nilai rata

– ratanya sebesar 74,17. Nilai ketuntasan minimal pelajaran fisika di SMA

Negeri 1 Stabat adalah 75,0 berarti nilai rata – rata hasil belajar siswa

tergolong belum tuntas.

3. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa thitung>ttabel (2,26 > 1,988). Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berarti, model pembelajaran discovery learning berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Artinya

Ha diterima yakni hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran

discovery learning lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida dinamis kelas XI semester genap di SMA N 1 Stabat T.P 2014/2015.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan

beberapa kendala yang dihadapi. Agar kendala – kendala yang terjadi tidak

terulang kembali, sebaiknya para peneliti selanjutnya terlebih dahulu memperhatikan kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini. Sehingga kendala, kelemahan, dan kekurangan dalam penelitian ini tidak terulang


(4)

kembali dan dapat diperbaiki oleh para peneliti selanjutnya. Para peneliti yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu model pembelajaran discovery learning, sebaiknya melaksanakan proses

pembelajaran sesuai dengan sintaks (langkah – langkah) pada model pembelajaran

discovery learning dan menyesuaikan waktu dengan keadaan pada proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning dapat berjalan dengan efisien dan memberikan hasil yang lebih baik lagi dari penelitian yang telah dilakukan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R.S. 2011. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Suhu Dan Kalor. Skripsi. FITK, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dimyati., Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah., Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia, Bandung.

Hamiyah, N., Jauhar, M. 2014. Strategi Belajar-Mengajar Di Kelas. Prestasi Pustaka, Jakarta.

Herdian. 2010. Pengaruh Model Discovery Terhadap Kemampuan Analogi Dan Generalisasi Matematis Siswa SMP. Tesis S2. Program Pascasarjana UNS, Surakarta.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Ghalia Indonesia, Bogor. Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Media Persada, Medan.

Jacobsen, D.A., Eggen, P., Kauchak, D. 2009. Methods for Teaching. Terj. Sri Mulyantini Soetjipto. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kanginan, M. 2014. FISIKA untuk SMA Kelas XI. Erlangga, Jakarta.

Putrayasa, I.M., Syahruddin, H., Margunayasa, I.G. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 2: 1

Rahman, R., Samsul M. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Discovery terhadap Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al- Ikhlas Pamaciran


(6)

Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Bandung. 3(1): 33-55.

Rusman. 2012. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru Edisi Kedua. Rajawali Pers, Jakarta.

Rusmiyati., Yulianto. 2009. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dengan Menerapkan Model Problem Based Instruction. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 5: 75-78.

Sagala, S. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Alfabeta, Bandung. Slavin, R E. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Indeks, Jakarta. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito, Bandung.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Sulistyowati, N., Anthonius T., Woro S. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Kimia. Chemistry in Education. 2(1): 49-55.